Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

10
1 Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam Setelah mempelajari berbagai aspek manajemen, dan meneilti serta mencatat prinsip-prinsip manajemen menurut ajaran islam, akan kita temukan beberapa prinsip yang menonj yang secara teags tidak terdapat di dalam prinsip manajemen yang kita kenal selama ini. Prinsip-prinsip yang menonjol itu merupakan ciri khas manajemen islam yang patut diangkat ke sidang ilmiah dan seharusnya dijadikan pedoman praktek oleh para pemimpin dan para manajer muslim pada perusahaan ataupun lembaga milik kaum muslim. Ciri-ciri manajemen islam adalah sebagai berikut: 1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah). 2. Manajemen terbuka. 3. Manajemen yang demokratis. 4. Manajemen berdasarkan ilmiah. 5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (ta’awun). 6. Manjemen berdasarkan perdamaian. Demikianlah ada enam prinsip manajemen yang menonjol yang seharusnya kita praktekkan. Berikut akan dijelaskan satu persatu secara ringkas. 1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah).

Transcript of Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

Page 1: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

1

Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

Setelah mempelajari berbagai aspek manajemen, dan meneilti serta

mencatat prinsip-prinsip manajemen menurut ajaran islam, akan kita temukan

beberapa prinsip yang menonj yang secara teags tidak terdapat di dalam prinsip

manajemen yang kita kenal selama ini.

Prinsip-prinsip yang menonjol itu merupakan ciri khas manajemen islam

yang patut diangkat ke sidang ilmiah dan seharusnya dijadikan pedoman praktek

oleh para pemimpin dan para manajer muslim pada perusahaan ataupun lembaga

milik kaum muslim.

Ciri-ciri manajemen islam adalah sebagai berikut:

1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah).

2. Manajemen terbuka.

3. Manajemen yang demokratis.

4. Manajemen berdasarkan ilmiah.

5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (ta’awun).

6. Manjemen berdasarkan perdamaian.

Demikianlah ada enam prinsip manajemen yang menonjol yang seharusnya

kita praktekkan. Berikut akan dijelaskan satu persatu secara ringkas.

1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah).

Setiap muslim di mana pun dia berada harus mempunyai akhlaj yang luhur

(akhlakul karimah). Al-Qur’an dan Hadis menjadi dasar dan sumber akhlak yang

mulia. Oleh karena akhlakyang mulia membedakan antara rang Islam dan bukan

Islam, maka tidak ada pilihan lain bagi setiap pemimpin atau seorang manajer

Islam wajib mempunyai, menghargai, mempraktekkan akhlak ini. Perusahaan atau

lembaga masyarakat milik muslim harus dikelola berdasarkan prinsip akhlak yang

luhur.

Page 2: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

2

Degan demikian, agama islam adalah akhlakul karimah, dan benar-benar

autoritatif, karena agama ini adalah agama akhir zaman untuk seluruh umat

manusia berdasarkan fitrah. Universal berarti sesuai dengan kebutuhan umat

manusia dalam semua keadaan dan sepanjang zaman.

Oleh karena itu para calon pemimpin dan manajer harus diambil dari orang

yang mempunyai akhlak luhur dan juga harus berpedoman kepada akhlakul

karimah.

2. Manajemen terbuka.

Fungsi dan tugas pemimpin atau manajer adalah memegang amanat

karena dia bukan mengurus atau mengelola harta benda miliknya sendiri, akan

tetapi harta benda milik orang lain yaitu harta pemegang saham atau rakyat. Oleh

karena itu, ia harus mengelolanya dengan baik, secara sehat, dan jujur. Dengan

kata lain, ia harusmengelolanya menurut sistem manajemen terbuka.

Jika seoran pemimpin atau manajer menerapkan sistem manajemen

terbuka maka trpenuhilah tugasnya kepada Allah terutama mengenai zakat kepada

pemerintah, mengenai pajak dan kepada pemegang modal mengenai rugi laba

yang sebernya. Sehubungan dengan hal ini apabila dia sebagai pejabat

pemerintah yang memikul amanat Allah dan rakyat harus bertanggung jawab

kepada Allah dan rakyat.

Dengan demikan, manajemen terbuka seharusnya diterapkan oleh

pemimpin atau manajer dan bersedia untuk diminta keterangan mengenai

pengelolaanya. Jika perlu setiap waktu ia bersedia untuk diperiksa baik

pembukuan, kas asset yang ada dan kebijakan (policy) yang diambilnya.

Firman Allah,

Page 3: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

3

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya”. (Surah (4) An-Nisaa:58)

Karena itu, kewajiban untuk menunaikan amanat memerlukan manajemen

terbuka karena manajemen terbuka itu wajib dilakukan.

3. Manajemen yang demokratis.

Sebagai akibat dari penerapan manajemen terbuka, pegelolaan sesuatu

badan harus pula di jalankan secara demokratis. Manajemen demokratis artinya

semua harus dimusyawarahkan bersama semua peserta, partisipan dan

pemegang saham. Mereka harus dapat diberi hak untuk menyampaikan

pendapatnya. Ini adalah ciri khas Islam berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Firman Allah,

Artinya: “Urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka”. (Surah

(42) Asy-Syuura:38)

Firman Allah,

Artinya: “Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan”. (Surah (3) Ali-Imran:159)

Akibat dari penerpan sistem manajemen secara demokratis menimbulkan

suatu pengawasan sosial (social control), yang harus disalurkan dan diberi hak

untuk menggunakannya. Islam sangat menghargai pengawasan sosial ini.

4. Manajemen berdasarkan ilmiah.

Page 4: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

4

Seorang pemimpin atau manaker wajib mempunyai ilmu menurut bidang

tempatnya bertugas karena tanpa ilmu dia tidak akan berhasil dengan baik.

Didalam Al-Qur’an ada contohnya yaitu kasus Nabi Yusuf yang melamar untuk

menjadi Menteri Perbendaharaan Kerajaan Mesir, seperti dalam ayat berikut,

Artinya: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang

yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (Surah (12) Yusuf:55)

Seorang pemimpin atau manajer haruslah pengurus yang berpengatahuan

seperti yang dimaksud ayat di atas. Kemudian Allah dengan tegas memerintahkan,

Artinya: “Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang

orang-orang yang benar”. (Surah (6) Al-An’am:143)

Jadi semua pemimpin atau manajer haruslah orang yang berilmu

pengetahuan karena dia yang merencanakan atau menurus dan mengelola setiap

fungsi manajemen. Menurut ajaran Islam kepengurusan haruslah diselenggarakan

secara ilmiah.

Masyarakat yang dikelola dengan sistem demokratis dan dengan

keterbukaan harus disertai pula dengan manajemen yang ilmiah. Makin banyak

ilmuwan yang berakhlak dan berbobot makin baik pengawasan karena mereka

akan membeerikan masukan yang berbobot ilmiah pula, sehingga terciptalah

masyarakat yang sehat dan bersih. Inilah inti masyarakat baik dan diridhai Allah

(baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).

5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (ta’awun).

Page 5: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

5

Masyarakat Islam berdasarkan tolong-menolong (ta’awun), seperti tersebut

di dalam firman Allah yang berikut,

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (surah (5) Al-

Maaidah:2)

Dengan firman ini Allah menunjukkan konsepsi masyarakat menurut Islam,

yaitu suatu masyarakat yang bertolong-tolongan dalam semua perbuatan baik

bersifat ekonomis, politis, sosial budaya serta pertahanan. Jadi konsep ini

mendekati jonsepsi koperasi yang kita kenal sekarang yang muncul di Eropa abad

ke-18. Bedanya jika konsepsi koperasi keluar dari dapur individualisme sebagai

salah satu produk revolusi industrimaka konsepsi tolong-menolong (ta’awun)

adalah konsepsi Illahi yang bernafaskan kemanusiaan sesuai dengan fitrah

manusia dan berlandaskan kasih sayang antar manusia.

Konsepsi tolong-menolong (ta’awun) ini menunjukkan bahwa manusia

dijadikan sebagai makhluk sosial karena mereka ditakdirkan Allah menjadi khalif-

Nya di muka bumi. Dilihat dari proses ini maka ta’awun adalah suatu sunnatullah

yang diberikan oleh Allah sebagai fitrah manusia. Dengan demikian, konsepsi

ta’awun lebih tinggi nilainya dari pada konssepsi koperasi dan lebih luas pula

jangkauannya.

Oleh karena itu, pelaksanaan konsepsi ini adalah untuk mendapatkan ridha

Allah karena ta’awun bukan saja faedah bagi diri sendiri tetapi juga mendapatkan

pahala dari Allah, seperti di dalam firman Allah berikut,

Page 6: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

6

Artinya: “Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh

bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa'at yang buruk,

niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya”. (surah (4) An-Nisaa:85)

Firman Allah,

Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik

(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan

pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah

menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu

dikembalikan”. (Surah (2) Al-Baqarah:245)

Semua yang telah dicapai dalam bidang ekonomi tersebut adalah berka

konsepsi ta’awun memberikan sumbangan yang besar dan berharga di dalam

penyelenggaraan manajemen. Manajemen menurut visi Islam haruslah ditegakkan

atas dasar bertolong-tolongan dengan ikhlas.

6. Manjemen berdasarkan perdamaian.

Sebagai konsepsi yang menjadi ciri khas Islam dlam penyelenggaraan

manajemen adalah berdasarkan perdamaian.

Firman Allah,

Page 7: Ciri-ciri Manajemen Menurut Ajaran Islam

7

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam perdamian”.

(Surah (2) Al-Baqarah:208)

Allah memerintahkan umat Islam melalui firman tersebut untuk senantiasa

beusaha menciptakan perdamaian dalam hubungan manusia. Jadi perdamaian di

dalam badan usaha maupun perdamaian di masyarakat. Oleh karena itu

pengaturan hubungan antar manusia di dalam proses manajemen haruslah

berdasarkan perdamaian.

Perbedaan fungsi dan kedudukan sosial tidak boleh menimbulkan

antagonistis dan kontradiktif, tetapi hal itu adalah akibat pembagian kerja yang

merupakan rahmat Tuhan, sehingga fungsi pemimpin adalah pemersatu. Persatun

diperlukan agar dapat bekerja sama dan tolong-menolong antara komponen

tenaga kerja, modal dan manajemen.

Adanya golongan pemilik modal di satu pihak dan golongan pekerja di pihak

lain, serta diikat oleh golongan yang mempunyai kemampuan manajemen akan

menjadi sesuatu kekuatan produktif bagi kelangsungan hidup manusia.

Firman Allah,

Artinya: “Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)”. (Surah (4) An-Nisaa:128)

Setiap pertentangan atau permusuhan harus diselesaikan dengan damai.

Semua usaha untuk mencapai perdamaian itu harus ditempuh sepanjang tidak

bertentangan dengan hukum dan akhlak.