Ciri Bahasa Ilmiah

12
BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH Anang Santoso[1] Sunaryo H.S. Untuk mengawali tulisan, satu hal penting perlu dikemukakan, yakni kaidah “selingkung” dalam tatatulis ilmiah. Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang sifatnya berlaku dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu berbeda dengan departemen lainnya, pemda satu berbeda dengan pemda lainnya, majalah satu berbeda dengan majalah lainnya, jurnal satu berbeda dengan jurnal lainnya. Dengan demikian, apabila kita menyusun karya tulis ilmiah, kita harus mengikuti aturan yang ada di lingkungan yang dimaksud. Tulisan ini tidak membahas aturan dalam “selingkung” itu. Tulisan ini hanya memfokuskan pada aturan yang sifatnya berlaku untuk semua penulisan karya ilmiah. Apa yang harus diperhatikan dalam menggunaan bahasa Indonesia (BI) untuk karya tulis ilmiah? Banyak hal yang harus dikuasai oleh seorang penulis karya ilmiah. Berikut dikemukakan beberapa hal yang harus diperhatilkan. 1. BAHASA INDONESIA YANG DIGUNAKAN ADALAH BI RAGAM TULIS. Ragam ini mengharuskan penggunaan kata yang utuh, terutama kata yang mengandung afiksasi atau pengimbuhan. SESUAI TIDAK SESUAI Bekerja kerja menjual jual tidak nggak atau tak  bukan „kan Memang emang Dalam ragam tulisan peranan tanda baca atau pungtuasi menjadi sangat penting. Perhatikan kalimat (1) dan (2) berikut!

Transcript of Ciri Bahasa Ilmiah

Page 1: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 1/12

BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Anang Santoso[1] 

Sunaryo H.S.

Untuk mengawali tulisan, satu hal penting perlu dikemukakan, yakni kaidah

“selingkung” dalam tatatulis ilmiah. Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang

sifatnya berlaku dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu berbeda dengan

departemen lainnya, pemda satu berbeda dengan pemda lainnya, majalah satu berbeda

dengan majalah lainnya, jurnal satu berbeda dengan jurnal lainnya. Dengan demikian,

apabila kita menyusun karya tulis ilmiah, kita harus mengikuti aturan yang ada di

lingkungan yang dimaksud.

Tulisan ini tidak membahas aturan dalam “selingkung” itu. Tulisan ini hanya

memfokuskan pada aturan yang sifatnya berlaku untuk semua penulisan karya ilmiah.

Apa yang harus diperhatikan dalam menggunaan bahasa Indonesia (BI) untuk 

karya tulis ilmiah? Banyak hal yang harus dikuasai oleh seorang penulis karya ilmiah.

Berikut dikemukakan beberapa hal yang harus diperhatilkan.

1.  BAHASA INDONESIA YANG DIGUNAKAN ADALAH BI RAGAM

TULIS.

Ragam ini mengharuskan penggunaan kata yang utuh, terutama kata yang

mengandung afiksasi atau pengimbuhan.

SESUAI TIDAK SESUAI

Bekerja kerja

menjual jual

tidak nggak atau tak 

 bukan „kan 

Memang emang

Dalam ragam tulisan peranan tanda baca atau pungtuasi menjadi sangat penting.

Perhatikan kalimat (1) dan (2) berikut!

Page 2: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 2/12

(1) Peninggalan Kerajaan Majapahit, yang ada di Probolinggo, sekarang sudah

rusak parah.

(2) Peninggalan Kerajaan Majapahit yang ada di Probolinggo sekarang sudah

rusak parah.

(3) Istri Pak Zaini, yang ada di Blitar, sedang bekerja. — yang ada di Blitar itu

satu-satunya

(4) Istri Pak Zaini yang ada di Blitar sedang bekerja. (yang ada di Malang ikut

PLPG, yang ada di Tulungagung sedang ....3 bulan)

(5)  Feed-back  „balikan‟ 

Dalam kalimat (1), anak kalimat  yang ada di Probolinggo, yang ditulis di

antara dua tanda koma, hanyalah merupakan keterangan tambahan dan tidak 

membatasi frasa peninggalan Kerajaan Mahapahit. Sebaliknya, pada kalimat (2)

anak kalimat yang sama membatasi pengertian  peninggalan Kerajaan

 Mahapahit. 

Implikasinya dari perbedaan ini ialah bahwa dalam kalimat (1) Kerajaan

Majapahit hanya mempunyai satu-satunya peninggalan sejarah dan peninggalan

itu ada di Probolinggo, sedangkan pada kalimat (2) Kerajaan Majapahit

mempunyai lebih dari satu peninggalan sejarah dan salah satu di antara

 peninggalan itu ada di Probolinggo. Perbedaan yang dalam bahasa lisan

dinyatakan dengan menurunkan intonasi pada (1) di atas dalam bahasa tulis

harus diungkapkan dengan jelas sehingga tidak akan timbul salah mengerti.

2.  BAHASA INDONESIA YANG DIGUNAKAN ADALAH BAHASA

INDONESIA YANG FORMAL.

Formal artinya resmi. Bentuk formal berlawanan dengan bentuk yang kolokial

atau bahasa sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam situasi berbahasa yang

formal, misalnya dalam penulisan karya ilmiah. Berikut contoh kata-kata formal

dan tidak formal.

Page 3: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 3/12

FORMAL TIDAK FORMAL

Daripada ketimbang

hanya cuma

 berkata bilang

membuat bikin

 bagi buat/pro/teruntuk 

memberi kasih

Berikut contoh bentukan kata yang formal dan tidak formal.

FORMAL TIDAK FORMAL

mencuci nyuci

ditemukan diketemukan

legalisasi legalisir 

lokalisasi lokalisir 

realisasi realisir 

terbentur kebentur 

tertabrak ketabrak 

 pergelaran pagelaran

metode metoda

mengubah merubah/merobah/mengobah

3.  BAHASA ILMIAH BERTOLAK DARI GAGASAN.

Itu berarti, penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan.

Pilihan kalimatnya lebih cocok kalimat pasif.

ORIENTASI GAGASAN ORIENTASI PENULIS

Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa menumbuhkan

dan membina anak berbakat sangat

Dari uraian tadi penulis dapat

menyimpulkan bahwa

menumbuhkan dan membina anak 

Page 4: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 4/12

 penting. berbakat sangat penting.

Perlu diketahui bahwa pendidikan

di lingkungan keluarga sangat penting

dalam penanaman moral Pancasila

Kita tahu bahwa pendidikan di

lingkungan keluarga sangat penting

dalam penanaman moral Pancasila.

Peneliti mengemukakan xDikemukakan oleh peneliti

Kalimat aktif yang berorientasi pada gagasan dapat digunakan seperti contoh (3)

dan (4) berikut.

3.  Badudu (1985) menyatakan bahwa bahasa ilmiah merupakan suatu laras

(register ) bahasa yang khusus yang memiliki coraknya sendiri.

4.  Perkembangan perekonomian Indonesia pascareformasi berjalan sangat

lambat.

4.  BAHASA ILMIAH BERSIFAT OBJEKTIF.

Syarat ini terkait dengan ciri ketiga. Dengan menempatkan gagasan sebagai

 pangkal tolak, sifat objektif akan terwujud.

OBJEKTIF SUBJEKTIF

Contoh-contoh di atas telah

memberikan bukti besar peranan

orang tua dalam pembentukan

kepribadian anak.

Contoh-contoh di atas telah

memberikan bukti betapa besarnya

 peranan orang tua dalam

 pembentukan kepribadian anak.

Dari paparan tersebut dapat

disimpulkan sebagai berikut.

Dari paparan tersebut kiranya

dapat disimpulkan sebagai berikut.

5.  BAHASA INDONESIA YANG DIGUNAKAN ADALAH BAHASA YANG

LUGAS.

Lugas artinya „apa adanya‟. Bahasa lugas membentuk ketunggalan arti. Dengan

 bahasa yang bermakna apa adanya, salah tafsir dan salah paham terhadap

 paparan ilmiah dapat dihindarkan. Dalam kalimat (5) ditemukan keambiguan

(kemaknagandaan) karena keterangan “yang muda” dapat menerangkan hanya

“wanita” atau “pria dan wanita”. 

Page 5: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 5/12

(5) Pria dan wanita yang muda harus ikut serta.

Kalau prianya tidak harus muda maka kalimat (6) berikut akan lebih jelas.

(6)  Wanita yang muda dan pria harus ikut serta.

6.  KALIMAT YANG DIGUNAKAN DALAM KARYA ILMIAH ADALAH

KALIMAT HEMAT.

Kalimat hemat menghindari penggunaan kata yang berlebihan. Berikut

ditampilkan kalimat hemat dan tidak hemat.

HEMAT TIDAK HEMAT

 Nilai etis tersebut menjadi

 pedoman hidup bagi setiap warga

negara Indonesia.

 Nilai etis tersebut di atas menjadi

 pedoman dan dasar pegangan hidup

 bagi setiap warganegara Indonesia.

Pendidikan agama di sekolah dasar 

tidak akan terlaksana dengan baik 

tanpa dukungan dari orang tua.

Pendidikan agama di sekolah

dasar tidak akan terlaksana dengan

 baik tanpa adanya dukungan dari

orang tua dalam keluarga. 

Obahorok dengan iklhas menerima

dan menghisap cerutu pemberian

kepala suku yang lebih besar, Presiden

RI.

Obahorok dengan ikhlas

menerima dan menghisap rokok  

cerutu pemberian kepala suku yang

lebih besar, Presiden RI.

7.  KALIMAT YANG DIGUNAKAN ADALAH KALIMAT LENGKAP.

Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur-unsur wajibnya hadir dalam kalimat

itu, khususnya subjek dan predikat. Berikut ditampilkan contoh kalimat lengkap

dan tidak lengkap.

LENGKAP TIDAK LENGKAP

Pendidikan memerlukan bahasa

sebagai alat komunikasi antara subjek 

Di dalam pendidikan

memerlukan bahasa sebagai alat

Page 6: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 6/12

didik dengan pendidik. komunikasi antara subjek didik 

dengan pendidik.

Kenakalan anak-anak yang kadang-

kadang merupakan perbuatan kriminal

memerlukan perhatian yang cukup

serius dari alat-alat negara.

Dengan kenakalan anak-anak 

yang kadang-kadang merupakan

 perbuatan kriminal memerlukan

 perhatian yang cukup serius dari

alat-alat negara.

Bahasa Indonesia tidak mengenal

 perubahan kata kerja karena

 perubahan kala dan persona.

Di dalam bahasa Indonesia tidak 

mengenal perubahan kata kerja

karena perubahan kala dan persona.

Di dalam bahasa Indonesia tidak 

dikenal perubahan kata kerja karena

 perubahan kala dan persona.

8.  BAHASA DALAM KARYA TULIS BERSIFAT KONSISTEN.

Konsisten artinya „taat asas‟ atau ajeg . Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca,

dan tanda-tanda lain, serta istilah digunakan sesuai dengan kaidah, itu semua

selanjutna digunakan secara konsisten. Sebagai contoh, apabila pada bagian

awal uraian terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama), pada uraian

selanjutnya digunakan singkatan SMP, bukan SLTP. Kalimat (7) adalah tidak 

konsisten, sedangkan kalimat (8) adalah konsisten.

(7) Perlucutan senjata di wilayah Libanon Selatan itu tidak penting bagi pejuang

Hisbullah. Untuk  mereka, yang penting adalah pencabutan embargo

 persenjataan.

(8) Perlucutan senjata di wilayah Libanon Selatan itu tidak penting bagi pejuang

Hisbullah.  Bagi mereka, yang penting adalah pencabutan embargo

 persenjataan.

Merujuk pada pandangan Suparno (1988) kata tugas “untuk” digunakan untuk 

mengantarkan tujuan dan kata tugas “bagi” digunakan untuk mengantarkan

objek.

Page 7: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 7/12

Papaparan di atas hanyalah sebagaian hal yang harus dipahami oleh

seorang penulis karya ilmiah. Masih banyak aspek lain yang harus dikuasai oleh

 penulis, seperti

(1) cara merujuk atau mengutip dari pelbagai sumber,

(2) cara menuliskan daftar rujukan dan atau daftar pustaka,

(3) cara menulis abstrak,

(4) cara merumuskan masalah dan tujuan,

(5) cara menjabarkan isi,

(6) cara menyusun simpulan, dan sebagainya.

Perlu dipahami bahwa penguasaan berbagai-bagai kaidah penulisan,

termasuk di dalamnya penggunaan bahasa, tidak langsung jadi begitu saja. Para

 penulis memerlukan proses yang panjang untuk menguasainya. Bagi peserta

seminar ini, menurut saya, haruslah menerapkan motto 3M1 — membaca,

membaca, membaca — dan 3M2 — menulis, menulis, menulis. Tanpa aktivitas

membaca, pengetahuan kita akan kering sehingga bekal untuk menulis pun

sangat minim. Demikian juga, menulis perlu dibiasakan dan dilatihkan. Tanpa

 pembiasaan dan pelatihan yang intensif, kemampuan menulis kita sulit

dikembangkan.

a. Ciri-ciri Bahasa Ilmiah 

Bahasa ilmiah merupakan bahasa yang digunakan dalam ragam bahasa resmi.

Bahasa ilmiah digunakan dalam penulisan wacana ilmiah. Menurut Hasan Alwi, dkk.

(1993 : 142), ciri-ciri atau karakteristik bahasa ilmiah yang digunakan dalam wacana

ilmiah adalah :

1. Menggunakan kata atau istilah yang non figurative

2. Manggunakan kalimat-kalimat efektif 

3. Menghindari bentuk persona atau pengakuan dengan tujuan untuk menjaga

objektivitas

4. Mengutamakan keterpaduan dan keruntutan isi.

Suatu wacana ilmiah dikatakan baik apabila memiliki tiga kriteria seperti

tersebut di bawah ini yakni :

Page 8: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 8/12

1. Adanya kohesi atau kesatuan kohesi sebuah wacana dapat dicapai apabila semua kalimat

yang membangun paragraf dalam wacana itu secara bersama-sama menyatakan sebuah

maksud tunggal atau tema tunggal. Dengan kata lain, sebuah wacana dikatakan

memiliki kesatuan jika semua kalimat yang membangun paragraph dalam wacana

tersebut mendukung sebuah pikiran utama. Dengan demikian, setiap paragraf hanya

mengandung sebuah pikiran utama atau satu pokok pikiran. Pikiran utama atau pokok 

 pikiran yang didukung sebuah paragraf biasanya ditempatkan dalam sebuah kalimat

topik atau kalimat pokok.

2. Adanya koherensi atau kepaduan koherensi wacana dapat dilihat dari kepaduan hubungan

antara kalimat-kalimat yang membentuk suatu paragraf. Hubungan antara ide-ide yang

terdapat dalam paragraph baik ide pokok dan ide-ide penjelas hendaknya mudah

ditangkap oleh pembaca. Hal ini dapat dicapai dengan cara mengungkapkan gagasan

secara teratur dan tidak menyimpang dari gagasan utama. Kepaduan sebuah paragraf 

dalam sebuah wacana dapat dilakukan dengan cara mengulang bagian kalimat yang

dianggap penting.

3. Kelengkapan Sebuah wacana dikatakan lengkap apabila terdiri paragraph pembuka,

 paragraph penghubung dan paragraph penutup

http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/28/ciri-ciri-bahasa-ilmiah-383561.html 

DAFTAR RUJUKAN 

Basuki, I.A. 2000. Bahasa Indonesia Artikel Ilmiah. Dalam Saukah, Ali & Waseso, Mulyadi

Guntur ( Eds.),  Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (hlm. 65 — 84). Malang: Penerbit

Universitas Negeri Malang.

Dardjowidjojo, S. 1988. Prinsip dan Format dalam Penulisan Ilmiah.  Majalah Pembinaan

 Bahasa Indonesia, 2(9): hlm. 111 — 134.

Johannes, H. 1983. Gaya Bahasa Keilmuan. Dalam Halim, A. & Lumintaintang, Y.B. ( Eds.),

 Kongres Bahasa Indonesia III  (hlm. 644 — 659). Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Depdikbud.

Page 9: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 9/12

Moeliono, A. Tanpa Tahun. Bahasa yang Efisien dan Efektif dalam Bidang Iptek. Makalah

disampaikan pada Penataran Calon Penerjemah Buku Ajar Perguruan Tinggi, Sub-

Proyek Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Ditjen Dikti, Depdiknas.

Rivai, M.A. 2005.  Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah

 Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suparno. 1998. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah. Makalah disajikan pada

Seminar-Lokakarya Penyuntingan Jurnal Angkatan IV IKIP Malang, tanggal 13 — 16

Januari 1998.

[1] Dr. Anang Santoso, M.Pd. dan Dr. Sunaryo H.S., S.H., M.Hum. adalah dosen Jurusan

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (UM). Makalah

dipresentasikan dalam Seminar Penulisan Karya Ilmiah di Kabupaten Probolinggo,

Jawa Timur, tanggal 10 Agustus 2008.

http://bahasaindonesiayh.blogspot.com/2012/05/bahasa-indonesia-dalam-karya-tulis.html 

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional tentu saja digunakan dalam berbagai betuk 

 jenis penulisan, mulai dari penulisan ilmiah dan non-ilmiah, yang pada kenyataannya

tidak terlepas dari kesalahpahaman dalam penggunaan kalimatnya.

Semestinya sebuah karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat dan

formal dan lugas. Kegiatan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan

kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, dan struktur 

 paragraf yang runtut.

Kesalahan penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah menyebabkan gagasan yang

disampaikan penulis tidak dapat diterima oleh pembaca. Kemungkinan, pemakaian

 bahasa yang salah menyebabkan pemahaman pembaca bertolak belakang dangan

gagasan penulis.

Page 10: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 10/12

A.  Bahasa Tulis ilmiah

Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa

ilmiah, adapun ciri-ciri dari ragam bahasa ilmiah adalah :

1. Kosakata yang digunakan dipilih secara cermat

2. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna

3. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap

4. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu

Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri :

1.  Cendikia

Di dalam bahasa cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan

seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh

 pembaca secara tepat. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian

yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika.

Kecendikiaan juga berhubungan dengan kecermataan memilih kata seperti :

tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat idiomatis.

2.  Lugas

Dengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi

kalimat akan terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak 

mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas).

3.  Jelas

Ketidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.

Dalam kalimat panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab

itu, dalam artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu

 panjang. Kalimat panjang boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam

menyusun kalimat sehingga hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas.

4.  Bertolak dari gagasan

Penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan, tidak pada

 penulis / pelaku.

5.  Formal

Tingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis

kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung

Page 11: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 11/12

menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat

umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah.

Keformalan kalimat dalam artikel ilmiah ditandai oleh :

a)  Kelengkapan unsur wajib(subjek dan Predikat)

 b)  Kebenaran isi

c)  Tampilan esai formal

6.  Obyektif 

Hindari kata-kata yang menunjukan sifat subjektif, seperti :

Dari paparan tersebut kiranya dapat disimpulkan.

7.  Ringkas dan padat

Contoh :

 Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar 

 pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga Negara Indonesia.

8.Konsisten

Contoh :

Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran,

 pengusaha angkutan dihimbau mengoprasikan semua telah disiapkan kendaraan

ekstra.

B. Menggunakan paragraf yang benar 

Banyak ilmuan Indonesia tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif, karena

tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang berhubungan

secara sebab-akibat menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema.

C. Kesalahan umum pemakaian Bahasa Indonesia dalam artikel ilmiah.

 Nyatanya kesalahpahaman pemakaian Bahasa Indonesia terjadi tidak hanya pada

 penulisan non-ilmiah, namun banyak didapatkan pada artikel ilmiah, seperti :

1. Kesalahan penalaran

contoh : Dengan penalaran ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.

2. Kerancuan

contoh :

Memperlebarkan <> Memperlebar.

Dan lain sebagainya <> dan lain-lain / dan sebagainya

Page 12: Ciri Bahasa Ilmiah

7/23/2019 Ciri Bahasa Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/ciri-bahasa-ilmiah 12/12

3.Pemborosan

Contoh :

Data yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan yang ada dalam

 penelitian ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu data utama dan data penunjang.

4.Ketidaklengkapan kalimat

Sebuah kalimat dikatakan lengkap bila setidaknya memiliki pokok dan penjelas

atau subjek dan predikat.

5. Kesalahan kalimat pasif 

D.  Pemilihan kata dan istilah

Seorang terpelajar diharapkan mengguasai kosa kata umum serta seperangkat

 peristilahan dibidang ilmu yang ditekuninya. Perbaikan khazanah kosakata dapat

dicapai dengan jalan banyak membaca dan mempelajari kata-kata yang sulit dengan

 pertolongan kamus (kamus umum atau kamus isatilah).

Kata memiliki medan makna dengan corak, nuansa, dan kekuatan yang berbeda-

 beda, misalnya : Salah, Kurang tepat, tidak benar, keliru, semuanya memiliki

makna yang sama tetapi penggaruh pemakaiannya amat berlainan. Juga misalnya

kata-kata yang bersinonim : ongkos, sewa, upah, belanja, biaya, anggaran.

Contoh lain : kata hutan dapat berfungsi sebagai kata benda (hutan jati), kata

kerja (menghutankan), atau kata sifat (menghutan, ayam hutan).

http://yandhajperdana.wordpress.com/2009/10/28/pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-

karya-tulis-ilmiah/ 

http://ichigonara.blogspot.com/2009/12/pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-

karya.html