Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

30
BAB I PENDHULUAN 1.1 Latar Belakang Hingga kini, penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia, dan ditemukan tersebar luas dengan derajad dan berat infeksi yang bervariasi di setiap daerah. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lambat prosesnya. Malaria memiliki beberapa nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan paludisme. Malaria ditemukan hampir diseluruh bagian dunia, terutama di daerah- daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun, kasusnya berjumlah sekitar 300-500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5- 2,7 juta kematian. Di Indonesia, penyakit ini ditemukan terbesar diseluruh kepulauan. Penyakit malaria biasanya menyerang penduduk yang tinggal di daerah endemis atau orang-orang yang bepergian ke daerah yang angka penularannya tinggi. Adapun kegiatan pemberantasan penyakit ini sudah dilakukan sejak lama. 1

Transcript of Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

Page 1: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

BAB I PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hingga kini, penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan yang terjadi di

Indonesia, dan ditemukan tersebar luas dengan derajad dan berat infeksi yang bervariasi

di setiap daerah. Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lambat

prosesnya. Malaria memiliki beberapa nama lain, seperti demam roma, demam rawa,

demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan paludisme. Malaria

ditemukan hampir diseluruh bagian dunia, terutama di daerah-daerah yang beriklim tropis

dan subtropis. Penduduk yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau

41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun, kasusnya berjumlah sekitar 300-500 juta

kasus dan mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian. Di Indonesia, penyakit ini ditemukan

terbesar diseluruh kepulauan.

Penyakit malaria biasanya menyerang penduduk yang tinggal di daerah endemis

atau orang-orang yang bepergian ke daerah yang angka penularannya tinggi. Adapun

kegiatan pemberantasan penyakit ini sudah dilakukan sejak lama. Adanya parasit malaria

yang kebal (resisten) terhadap obat-obatan, menyebabkan bertambahnya kesulitan dalam

usaha pemberantasan penyakit ini.

Berbagai upaya untuk mencegah maupun memberantas penularan penyakit malaria

akan dapat terwujud dengan adanya penanggulangan yang tepat serta kesadaran dari

masyarakat untuk mencegah terjadinya penularan penyakit malaria tersebut.

Berdasarkan pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk menyusun karya ilmiah

mengenai penyakit malaria; pencahan dan pengobatannya agar pembaca dapat memahami

bagaimana penuaran penyakit malaria serta cara pencegahan dan pengobatannya.

1

Page 2: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan : “ Seperti apa penyakit malaria

itu, serta bagaimana upaya pencegahan dan pengobatannya ”

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini disamping untuk melengkapi tugas akhir mata

kuliah bahasa Indonesia, juga bertujuan untuk :

1.3.1 Tujuan umum

Untuk memberikan gambaran secara umum tentang penyakit malaria serta

bagaimana tindakan pencegahan dan pengobatan yang dapat di lakukan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk menambah wawasan dari penulis dan pembaca tentang penyakit malaria

serta tindakan pencegahan dan pegobatannya.

2. Untuk lebih mengerti dan memahami tentang klasifikasi dan gejala dari penyakit

malaria serta pentingnya tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit

tersebut.

2

Page 3: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definsi Penyakit Malaria

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus

plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Plasmodium adalah

parasit yang termasuk vilum protozoa, dan kelas sporozoa. Penyakit ini menyerang manusia,

burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat. Istilah malaria dua kata

dalam bahasa Italia, yaitu mal yang berarti buruk dan area yang berarti udara atau udara

buruk karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk.

Menurut WHO (1981), Malaria disebabkan oleh parasit malaria / Protozoa genus

Plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk

malaria yaitu nyamuk anopheles betina yang ditandai dengan deman, muka nampak pucat

dan pembesaran organ tubuh manusia.

2.2 Jenis – jenis Penyakit Malaria

Penyakit Malaria yang terjadi pada manusia memiliki 4 jenis, dan masing masing

disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Keempat spesies Plasmodium malaria pada

manusia yaitu :

2.2.1 Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan oleh plasmodium vivax dengan

gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi dan

dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi.

2.2.2 Malaria serebral atau disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh plasmodium

falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Penderita

mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak,

bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.

3

Page 4: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2.2.3 Malaria kuartana yang disebabkan Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi

lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya

tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan

terulang lagi tiap tiga hari.

2.2.4 Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat

mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Malaria

Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh berbagai

faktor. Diantaranya :

2.3.1 Parasit malaria

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria yaitu suatu protozoa darah yang

termasuk genus plasmodium.

Gambar 1. Parasit malaria dalam pembuluh darah

Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi seperti

itu disebut infeksi campuran (mixed infeksion). Biasanya, penderita paling banyak

dihinggapi dua jenis parasit malaria, yaitu campuran antara plasmodium falciparum dan

plasmodium vivax atau plasmodium ovale.

Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu siklus hidup

aseksual serta siklus hidup seksual.

4

Page 5: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

a. Fase aseksual

Siklus ini dimulai ketika anopheles betina menggigit manusia dan

memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam aliran darah manusia.

Kemudian dalam waktu 30 menit sampai satu jam sporozoit memasuki sel parenkim

hati dan berkembang baik membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit.

Proses ini disebut fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum masuk ke sel

darah merah. Lama fase ini berbeda untuk setiap spesies plasmodium. Pada akhir fase,

skizon hati pecah dan merozoid keluar lalu masuk dalam aliran darah disebut

spolurasi. Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale, sebagian sporozoid

membentuk hipnozoid dalam hati atau sporozoit yang tidur selama periode tertentu,

sehingga mengakibatkan relaps jangka panjang yaitu kembalinya penyakit setelah

tampak mereda.

Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam darah menyerang sel darah merah

dan membentuk trofosit. Proses ini berlanjut menjadi trofosit-skizon-mezoit. Setelah

dua sampai tiga generasi, merozoit terbentuk lalu sebagian merozoit berubah menjadi

bentuk seksual.

b. Fase seksual

Jika nyamuk anopheles betina menghisap darah manusia yang mengandung parasit

malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk. Bentuk ini mengalami

pematangan menjadi mikrogametosit dan makrogametosit, sehingga terjadilah

pembuahan yang disebut zigot (ookinet). Selanjutnya, ookinet menembus dinding

lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah, ribuan sporozoit di

lepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap di tularkan jika nyamuk

menggigit tubuh manusia.

5

Page 6: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2.3.2 Nyamuk anopheles

Penyakit malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk anopheles

betina. Diseluruh dunia terdapat sekitar 2.000 spesies anopheles, 60 spesies diantaranya

diketahui sebagai penular malaria. Di Indonesia ada sekitar 80 jenis anopheles, 24

spesies diantaranya telah terbukti sebagai penular malaria. Sifat masing-masing spesies

berbeda-beda tergantung berbagai faktor, seperti penyebaran geografis, iklim, dan

tempat peindukannya. Semua nyamuk malaria hidup sesuai dengan kondisi ekologi

setempat.

Nyamuk anopheles hidup didaerah dengan iklim tropis dan subtropis tetapi juga

bisa hidup didaerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan pada daerah

dengan ketinggian lebih dari 2.000-2.500 meter. Tempat perindukannya bervariasi

tergantung dari spesiesnya dan dapat dibagi menjadi tiga kawasan, yaitu pantai,

pedalaman, dan kaki gunung. Biasanya nyamuk anopheles betina menggigit pada malam

hari atau sejak senja hingga subuh. Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5-3 km dari

tempat perindukannya. Jika ada tiupan angin yang kencang, bisa terbawa sejauh 20-30

km. Nyamuk anopheles juga bisa terbawa pesawat terbang atau kapal laut, dan

menyebarkan malaria kedaerah nonendemis. Umur nyamuk anopheles dewasa di alam

bebas belum banyak diketahui, tetapi di laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu.

Nyamuk anopheles mengalami metamorfosis sempurna, telur yang diletakkan

nyamuk betina di atas permukaan air akan menetas menjadi larva, melakukan

pengelupasan kulit sebanyak empat kali, lalu tumbuh menjadi pupa dan menjadi nyamuk

dewasa jantan / betina. Waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sejak telur sampai

menjadi bentuk dewasa bervariasi, antara 2-5 minggu, tergantung spesies, makanan yang

tersedia, dan suhu udara.

6

Page 7: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

Gambar 2. Nyamuk anopheles penyebab malaria

2.3.3 Manusia yang rentan terhadap infeksi malaria

Secara alami, penduduk di suatu daerah endemis malaria ada yang mudah dan ada

yang sukar ternfeksi malaria, meskipun gejala klinisnya ringan. Perpindahan penduduk

dari dan kedaerah endemis malaria hingga kini masih menimbulkan masalah. Sejak dulu,

telah diketahui bahwa wabah penyakit ini sering terjadi di daerah-daerah pemukiman

baru, seperti di daerah perkebunan dan transmigrasi. Hal ini terjadi karena pekerja yang

datang dari daerah lain belum mempunyai kekebalan sehingga rentan terinfeksi.

2.3.4 Lingkungan

Keadaan lingkungan berpengaruh besar terhadap ada tidaknya malaria di suatu

daerah. Adanya danau air payau, genangan air hutan, dan pertambangan di suatu daerah

akan meningkatkan kemungkinan timbulnya penyakit malaria, karena tempat-tempat

tersebut merupakan tempat peridukan nyamuk malaria.

2.3.5 Iklim

Suhu dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam penularan penyakit

malaria. Biasanya, penularan malaria lebih tinggi pada masim hujan di bandingkan

kemarau. Air hujan yang menimbulkan genangan air, merupakan tempat yang ideal

untuk perindukan nyamuk malaria.

7

Page 8: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2.4 Gejala atau Gambaran Klinik Penyakit Malaria

Malaria merupakan penyakit endemis yang menyerang negara-negara dengan penduduk

yang padat. Ada beberapa gejala yang ditimbulkan oleh penyakit malaria yang dipengaruhi

oleh daya tahan tubuh penderita, jenis plasmodium malaria, serta jumlah parasit yang

menginfeksinya. Waktu terjadinya infeksi pertama kali sampai timbulnya gejala penyakit

disebut sebagai masa inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi sampai

ditemukannya parasit malaria di dalam darah disebut periode prapaten. Masa inkubasi

maupun periode prapaten ditentukan oleh jenis plasmodiumnya.

Tabel 1. Periode prapaten dan masa inkubasi plasmodium

Jenis plasmodium Periode prapaten Masa inkubasi

1. Plasmodium vivax

2. Plasmodium palciparum

3. Plasmodium malariae

4. Plasmodium ovale

12,2 hari

11 hari

32,7 hari

12 hari

12-17 hari

9-14 hari

18-40 hari

16-18 hari

Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang

kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam,

menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati

serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin

(Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba

kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak

berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara

masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak

serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur

8

Page 9: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat

menyebabkan kerusakan otak.

Gejala klinik yang paling sering di jumpai pada penderita malaria adalah demam yang

intermiten pada stadium akut, anemia (turunnya kadar hemoglobin dalam darah) dan

pembesaran linpa.

2.4.1 Demam

Sebelum timbul demam, biasanya penderita akan mengeluh lesu, sakit kepala,

nyeri pada tulang dan otot, kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare

ringan dan kadang-kadang merasa dinginpada punggung.

Demam pada penyakit malaria bersifat periodik dan berbeda-beda waktunya,

tergantung dari plasmodium penyebabnya. Siklus demam yang terjadi pada malaria

sesuai dengan berlangsungnya schizogoni eritrositik dari setiap jenis penyakit malaria.

Pada malaria tertiana, demam berlangsung setiap hari ketiga sehingga terjadi siklus

48 jam. Pada malaria quartana demam berlangsung setiap hari keempat (siklus 72

jam). Pada malaria yang disebabkan oleh plasmodium vivax dan plasmodium

malariae dapat terjadi siklus demam 24 jam oleh karena terjadinya pematangan 2

generasi plasmodium vivax dalam waktu 2 hari, atau 3 generasi plasmodium malariae

dalam waktu 3 hari.

Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin, menggigil dan

keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala

ini muncul kembali secara periodik. Jenis malaria paling ringan adalah malaria

tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi

setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu

setelah infeksi).

9

Page 10: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

Demam rimba (jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga

malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab

sebagian besar kematian akibat malaria. Malaria kuartana yang disebabkan oleh

Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria

tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari

setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari.

Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan,

disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.

Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati, beberapa hari

sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan

sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan

demam.

Serangan demam yang khas pada malaria terdiri dari tiga stadium sebagai

berikut :

a. Stadium menggigil

Dimulai dari perasaan kedinginan hingga menggigil. Penderita sering

membungkus badannya dengan selimut atau sarung. Pada saat menggigil,

seluruh tubuhnya bergetar, denyut nadinya cepat, tetapi lemah, bibir dan jari-

jari tangannya biru, serta kulitnya pucat. Pada anak-anak sering disertai dengan

kejang-kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit sampai satu jam yang diikuti

dengan menigkatnya suhu badan.

b. Stadium puncak demam

Penderita yang sebelumnya merasa kedinginan berubah menjadi panas sekali.

Wajah penderita merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, frekuensi

pernapasan meningkat, nadi penuh dan berdenyut keras, sakit kepala yang

10

Page 11: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

semakin hebat, muntah-muntah, kesadaran menurun, sampai timbul kejang

(pada anak-anak). Suhu badan bisa mencapai 410 C. stadium ini berlangsung

selama dua jam atau lebih yang diikuti dengan keadaan berkeringat.

c. Stadium berkeringat

Penderita berkeringat banyak diseluruh tubuhnya, hingga tempat tidurnya

basah. Kemudian suhu badan turun dengan cepat, penderita merasa sangat

lelah, dan sering tertidur. Setelah bangun dari tidurnya, penderita akan merasa

sehat dan dapat melakukan pekerjaan seperti biasa. Padahal, penyakit ini

sebenarya masih bersarang dalam tubuh penderita. Stadium ini berlangsung 2-4

jam.

Serangan demam yang khas ini sering dimulai pada siang hari dan berlangsung

selama 8-12 jam. Lamanya serangan demam berbeda untuk tiap spesies malaria.

2.4.2 Pembesaran limpa

Pembesaran limpa merupakan gejala khas pada malaria kronis atau menahun. Limpa

menjadi bengkak dan tersa nyeri. Limpa membengkak akibat penyumbatan oleh sel-sel

darah merah yang mengandung parasit malaria. Lama-lama konsistensi limpa menjadi

keras karena jaringan ikat pada limpa semakin bertambah. Dengan pengobatan yang baik,

limpa berangsur normal kembali.

2.4.3 anemia

Pada penyakit malaria, anemia atau penurunan kadar hemoglobin darah sampai di

bawah nilai normal disebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan oleh

parasit malaria. Selain itu, anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel darah merah

di sumsum tulang.

Gejala anemia berupa badan yang terasa lemas, pusing, pucat, pengelihatan kabur,

jantung berdebar-debar, dan kurang nafsu makan.

11

Page 12: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi

melalui dua cara yaitu :

1. Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit

malaria.

2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia,

misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui

plasenta ibu yang terinfeksi.

Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal

sebagai berikut :

a. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena :

o Pecahnya eritrosit yang mengandung parasit

o Fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak mengandung parasit

o Akibatnya terjadi anemia dan anoksia jaringan dan hemolisis intravaskuler

b. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag

Pada proses skizoni yang melepaskan endotoksin, makrofag melepaskan berbagai

mediator endotoksin.

c. Pelepasan TNF

Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini

bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemia, ARDS.

d. Sekuetrasi eritrosit

Eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di permukaannya. Knob ini

mengandung antigen malaria yang kemudian akan bereaksi dengan antibodi.

Eritrosit yang terinfeksi akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan

membentuk gumpalan sehingga terjadi bendungan.

12

Page 13: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2.5 Cara atau Tindakan Pencegahan dan Pengobatan

2.5.1 Tindakan pencegahan

Di Indonesia usaha pembasmian penyakit malaria belum mencapai hasil yang

optimal karena beberapa hambatan, yaitu tempat perindukan nyamuk malaria yang

tersebar luas, jumlah penderita yang sangat banyak, serta keterbatasan sumber daya

manusia, infrastruktur, dan biaya. Oleh karena itu, usaha yang paling mungkin dilakukan

adalah usaha-usaha pencegahan dan pemberantsan terhdap penularan parasit.

Tindakan –tindakan yang dapat di lakukan diantaranya adalah :

a. Menghindari gigitan nyamuk malaria

Di daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak, tindakan untuk menghindari

gigitan nyamuk sangat penting. Di daerah pedesaan atau pinggiran kota yang

banyak sawah, rawa-rawa, atau tambak ikan merupakan tempat ideal untuk

peridukan malaria, maka sangat disarankan untuk memakai baju lengan panjang

dan celana panjang saat keluar rumah, terutama pada malam hari. Karena biasanya

nyamuk malaria menggigit pada malam hari. Pada daerah yang endemi malaria,

penduduk disarankan untuk memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi rumah,

serta menggunakan kelambu saat tidur. Masyarakat juga dapat memakai minyak

antinyamuk saat tidur di malam hari untuk mencegah gigitan nyamuk malaria.

b. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa

Untuk membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa, dapat dilakukan tindakan-

tindakan sebagai berikut :

1) Penyemprotan rumah

Sebaiknya, penyemprotan di rumah-rumah di daerah endemis malaria dengan

insektisida dilaksakan dua kali dalam setahun dengan interval waktu enam

bulan.

13

Page 14: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2) Larvacidimg

Merupakan kegiatan penyemprotan rawa-rawa yang potensial sebagai tempat

perindukan nyamuk malaria.

3) Biological control

Merupakan kegiaan penebaran ikan kepala timah (panchax-panchax) dan ikan

guppy atau wader cetul di genangan-genangan air mengalir dan persawahan.

Ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai pemangsa jentik-jentik nyamuk malaria.

c. Mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria

Tempat perindukan nyamuk malaria bermacam-macam, tergantung spsies

nyamuknya. Ada nyamuk malaria yang hidup dikawasan pantai, rawa-rawa, empang,

sawah, tambak ikan, atau hidup di air bersih pegunungan. Di daerah endemis malaria,

yaitu daerah yang langganan terjangkit penyakit malaria, masyarakatnya perlu

menjaga kebersihan lingkungan. Tambak ikan yang kurang terpelihara harus di

bersihkan , parit-parit disepanjang pantai bekas galian yang terisi air payau harus

ditutup, persawahan dengan saluran irigasi airnya harus dipastikan mengalir dengan

lancar, bekas roda yang tergenang air atau bekas jekak kaki hewan pada tanah

berlumpur yang berair harus segera ditutup untuk mengurangi tempat perkembang

biakan larva nyamuk malaria.

d. Pemberian obat pencegahan malaria

Pemberian obat pencegahan (profilaksis) malaria bertujuan untuk mencegah

terjadinya infeksi, serta timbulnya gejala-gejala penyakit malaria. Orang yang akan

berpergian ke daerah-daerah endemis malaria harus minum obat anti malaria

sekurang-kurangnya seminggu sebelum keberangkatannya sampai empat minggu

setelah orang tersebut meninggalkan daerah endemis malaria.

14

Page 15: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

Wanita hamil yang akan bepergian ke daerah endemis malaria harus

diperingatkan tentang resiko yang mengancam kehamilannya. Sebelum bepergian, ibu

hamil disarankan untuk berkonsultasi ke klinik atau rumah sakit dan mendapatkan

obat antimalaria.

Bayi dan anak-anak berusia di bawah empat tahun dan hidup di daerah endemis

malaria harus mendapat obat antimalaria karena tingkat kematian pada bayi/anak

akibat infeksi malaria cukup tinggi.

e. Pemberian vaksin malaria

Pemberian vaksin malaria merupakan tindakan yang diharapkan dapat

membantu mencegah infeksi malaria sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan

angka kematian akibat infeksi malaria. Sampai saat ini, usaha untuk menemukan

vaksin malaria yang baik dan efektif masih berjalan dan dalam tahap penelitian.

2.5.2 Tindakan pengobatan

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian

bayi, anak, dan ibu melahirkan, serta dapat menurunkan produktifitas kerja. Untuk

mengetahui dengan pasti seseorang telah terinfeksi malaria, yaitu dengan menemukan

parasit malaria didalam darahnya melalui pemeriksaan mikroskop.

Pada darah penderita, akan tampak bentuk parasit malaria serta perubahan pada sel-

sel darah merah yang terinfeksi. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada orang yang tinggal

di daerah endemis malaria dalam jangka waktu satu tahun. Dengan melakukan pemeriksaan

darah, jenis plasmodium malaria yang menginfeksi penderita dapat teridentifikasi sehingga

dapat digunakan sebagai dasar dalam pemilihan obat malaria secara tepat.

Ada beberapa obat yang digunakan untuk pengoatan malaria. Berikut penggolongan

obat anti malaria :

1. Skizontisida jaringan primer ( contohnya, proguanil, dan pirimetamin).

15

Page 16: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2. Skizontisida jaringan sekunder ( contohnya, primakuin )

3. Skizontisida darah ( contohnya, kina, klorokuin, dan amodiakuin )

4. Gametosida ( contohnya, primakuin, kina, klorokuin, dan amodiakuin )

5. Sporontosida ( contohnya, primakuin, dan proguanil )

Berikut ini beberapa cara pengobatan malaria :

a. Pengobatan untuk mencegah (profilaksis)

Pemberian obat antimalaria bertujuan untuk mencegah timbulnya infeksi atau

gejala-gejala penyakit malaria.

b. Pengobatan terapeutik (kuratif)

Obat antimalaria digunakan untuk penyembuhan infeksi malaria yang telah ada,

penanggulangan serangan malaria akut, serta pengobatan radikal.

c. Pengobatan untuk mencegah terjadinya penularan

Pengobatan dilakukan untuk mencegah infeksi nyamuk atau mempengaruhi

perkembangan sporogoni pada nyamuk. Dalam rangka pemberantasan nyamuk

malaria pemerintah melakukan cara-cara pengobatan berikut ini :

1) Pengobatan presumtif

Dilakasanakan dengan cara penemuan penderita secara intensif, baik secara

aktif dari rumah ke rumah maupun secara pasif di unit-unit pelayanan

kesehatan yang ada. Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk meringankan

gejala malaria dan mencegah penularan selama penderita menunggu hasil

pemeriksaan laboratorium darah. Kepada penderita malaria diberikan

pengobatan dosis tunggal dengan empat tablet klorokuin ditambah tiga tablet

primakuin.

16

Page 17: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

2) Pengobatan supresif

Pengobatan ini diberikan kepada semua penderita demam di daerah endemis

malaria yang berobat di unit-unit pelayanan kesehatan. Jika penderita tinggaldi

daerah yang diduga plasmodium falciparum-nya telah resisten terhadap

klorokuin, diberikan kombinasi empat tablet klorokuin ditambah tiga tablet

primakuin secara dosis tunggal. Jika penderita tinggal di daerah yang

plasmodium falciparum-nya masih sensitif, hanya diberi empat tablet

klorokuin secara dosis tunggal.

3) Pengobatan radikal

Pengobatan ini diberikan kepada semua penderita demam di daerah

nonendemis dan penderita dari daerah endemis malaria yang akan bepergian

ke daerah nonendemis malaria. Tujuannya, membasmi semua infeksi malaria

dan mencegah timbulnya relaps.

4) Pengobatan massal

Pengobatan massal diberikan kepada suatu kelompok penduduk tertentu di

daerah yang endemis malaria. Sasaran pengobatan bisa seluruh penduduk atau

kelompok penduduk tidak kebal ( seperti bayi, anak balita, ibu

hamil/menyusui, dan pendatang baru dari daerah yang nonendemis).

Pengobatan diberikan dua minggu sekali minimal dua kali. Dosis obat yang

diberikan sama dengan dosis obat pada pengobatan supresif.

17

Page 18: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

Namun terkadang ,banyak kendala untuk segera membawa penderita ke puskesmas

atau rumah sakit disebabkan karena keterbatasan sarana transportasi atau terlalu jauhnya

pusat kesehatan, terutama di desa atau daerah pinggitan kota. Oleh karena itu, usaha awal

yang dapat di lakukan adalah dengan pertolongan pertama pada penderita malaria. Berikut

adalah pertolongan pertama yang dapat diberikan.

1. Berikan air minum sebanyak-banyaknya pada penderita, seperti air susu, air the,

atau air putih masak mencegah kekurangan cairan (dehidrasi) akibat demam

panas.

2. Berikan obat penurun panas contohnya paracetamol atau kompres dengan air

dingin.

Selain itu terdapat beberapa ramuan tradisional yang dapat digunakan untuk

pengobatan malaria, diantaranya:

1. Rebus herba bandotan (Ageratum conyzoides) kering (15-30 gr) dalam dua gelas

air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring airnya, lalu minum sekaligus.

Lakukan dua kali sehari.

2. Ramuan ini khusus untuk demam karena malaria. Sediakan daun jeruk nipis, daun

kendal, daun sembung, masing-masing tiga lembar dan lima lembar daun

prasman. Rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin,

saring dan bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore.

3. Rebus 5-10 gr daun murbei, lalu minum air rebusannya.

4. Rebus herba kering 9-15 g atau herba segar 30-60 g ,dan kucing-kucingan. Setelah

dingin, saring, lalu minum air saringannya.

18

Page 19: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa penyakit malaria masih menjadi masalah

kesehatan yang terjadi di Indonesia hingga kini. Malaria adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh parasit (protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui

gigitan nyamuk anopheles.

Perlu adanya tindakan yang cepat dari masyarakat untuk mengenali gejala yang di

timbulkan oleh penyakit malaria, untuk melakukan tindakan pengobatan yang tepat. Tindakan

penanggulangan malaria saat ini lebih ditekankan pada pemutusan rantai penularan, baik

yang tertuju pada parasit maupun vektor penularannya. Kegiatan-kegiatan pemberantasan

pemberantasan penyakit malaria yang dilakukan berupa menghindari gigitan nyamuk

anopheles, membunuh nyamuk anopheles dewasa dengan insektisida, membunuh larva atau

jentik nyamuk, mengurangi tempat perindukan nyamuk, mengobati penderita malaria serta

pemberian pengobatan pencegahan.

Jika tindakan pemberantasan dan pengobatan penyakit malaria dilakuakan dengan baik,

diharapkan dapat menurunkan angka kematian, angka kesakitan, dan angka infeksi akibat

malaria.

3.2 Saran

Melalui makalah ini disarankan kepada pembaca agar dapat melakukan tindakan-

tindakan yang dihimbau untuk mencegah dan membrantas penularan penyakit malaria. Selain

itu masyarakat, khususnya pembaca hendaknya mengenal gejala-gejala dini dari penyakit

tersebut, agar diperoleh penanganan yang tepat.

19

Page 20: Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Malaria

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, S. 2000. Epidemiologi Malaria. Dalam Harijanto, P.N. Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klisis dan Penanganan. Jakarta: EGC.

Prabowo, Arlan. 2004. Malaria; Mencegah dan Mengatasinya. Jakarta: Puspa Swara, Anggota IKAPI.

Soedarto. 1990. Penyakit-penyakit Infeksi Di Indonesia. Jakarta: Widya Medika.

Di litihat di http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=46. Pada hari rabu, tanggal 1 juni 2011 jam 11.00 WITA.

20