CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

11
CIO and CTO Nexus: Memperkuat Organisasi dengan Tatakelola TI Sureerat Saetang, Abrar Haider University of South Australia, School of Computer and Information Science, Adelaide, Australia Selama beberapa tahun terakhir, dunia bisnis mulai lebih fokus pada tata kelola dibandingkan dengan manajemen infrastruktur TI mereka. Hal itu terjadi karena mereka tahu bahwa penerapan, dan pemeliharaan TI adalah pekerjaan strategis yang harus sejalan dengan seluruh kinerja organisasi. Sehingga penting sekali untuk memperhitungkan akibat implementasi, pengembangan, dan pemeliharaan TI yang berkaitan dengan tujuan, proses, SDM, dan teknologi dalam organisasi. Namun dalam praktiknya terjadi ketidakcocokan antara peran CIO dan CTO yang mengakibatkan manajemen yang bias dan kurang baik. Paper ini membahas penemuan dari sebuah studi kasus bahwa Tata kelola TI tidak hanya tentang manajemen TI melainkan juga tentang meningkatkan manajemen operasional dan performa suatu organisasi. I. PENDAHULUAN Berdasarkan pertumbuhan bisnis internasional, banyak perusahaan yang ingin menyaingi perusahaan lain di bidang TI untuk menangkap peluang komersil dan menyelamatkan perusahaan di tengah pasar yang kompetitif. Dalam kacamata bisnis, tata kelola TI merupakan perhatian utama yang selalu jadi bahan pembicaraan bagian keuangan dan manajer TI. Tata kelola TI adalah modul yang mencakup: infrastruktur, arsitektur, permintaan khusus aplikasi TI, struktur organisasi, ukuran, pengalaman dalam hal tata kelola, strategi bisnis dan lain-lain. Dan karena banyaknya hal yang berkaitan, organisasi harus menunjuk orang yang bertanggung jawab dalam bidang TI. Orang tersebut disebut CIO (Chief Information Officer) dan CTO (Chief Technology Officer) yang berkolaborasi dengan pejabat lainnya terutama CEO. Komunikasi antara CEO dengan CIO dan CTO sangat diperlukan untuk mencapai kesepahaman dalam bidang TI. Strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur bisnis, dan infrastruktur TI adalah 4 faktor utama yang harus dikolaborasikan oleh manajer TI dan manajer bisnis demi meningkatkan hubungan yang baik untuk mencapai tujuan bisnis. Penerapan TI yang benar akan lebih cepat mengantarkan organisasi kepada tujuannya. Banyak keuntungan

description

CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

Transcript of CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

Page 1: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

CIO and CTO Nexus: Memperkuat Organisasi dengan Tatakelola TI

Sureerat Saetang, Abrar HaiderUniversity of South Australia, School of Computer and Information Science, Adelaide,

Australia

Selama beberapa tahun terakhir, dunia bisnis mulai lebih fokus pada tata kelola dibandingkan dengan manajemen infrastruktur TI mereka. Hal itu terjadi karena mereka tahu bahwa penerapan, dan pemeliharaan TI adalah pekerjaan strategis yang harus sejalan dengan seluruh kinerja organisasi. Sehingga penting sekali untuk memperhitungkan akibat implementasi, pengembangan, dan pemeliharaan TI yang berkaitan dengan tujuan, proses, SDM, dan teknologi dalam organisasi. Namun dalam praktiknya terjadi ketidakcocokan antara peran CIO dan CTO yang mengakibatkan manajemen yang bias dan kurang baik. Paper ini membahas penemuan dari sebuah studi kasus bahwa Tata kelola TI tidak hanya tentang manajemen TI melainkan juga tentang meningkatkan manajemen operasional dan performa suatu organisasi.

I. PENDAHULUANBerdasarkan pertumbuhan bisnis internasional, banyak perusahaan yang ingin menyaingi

perusahaan lain di bidang TI untuk menangkap peluang komersil dan menyelamatkan perusahaan di tengah pasar yang kompetitif.

Dalam kacamata bisnis, tata kelola TI merupakan perhatian utama yang selalu jadi bahan pembicaraan bagian keuangan dan manajer TI. Tata kelola TI adalah modul yang mencakup: infrastruktur, arsitektur, permintaan khusus aplikasi TI, struktur organisasi, ukuran, pengalaman dalam hal tata kelola, strategi bisnis dan lain-lain. Dan karena banyaknya hal yang berkaitan, organisasi harus menunjuk orang yang bertanggung jawab dalam bidang TI. Orang tersebut disebut CIO (Chief Information Officer) dan CTO (Chief Technology Officer) yang berkolaborasi dengan pejabat lainnya terutama CEO. Komunikasi antara CEO dengan CIO dan CTO sangat diperlukan untuk mencapai kesepahaman dalam bidang TI.

Strategi bisnis, strategi TI, infrastruktur bisnis, dan infrastruktur TI adalah 4 faktor utama yang harus dikolaborasikan oleh manajer TI dan manajer bisnis demi meningkatkan hubungan yang baik untuk mencapai tujuan bisnis. Penerapan TI yang benar akan lebih cepat mengantarkan organisasi kepada tujuannya. Banyak keuntungan pengembangan TI yang dapat mendukung kinerja masing-masing departemen (bagian).

Paper ini akan membahas mengenai peran CIO dan CTO dalam memperkuat tata kelola TI di Bank ABC. Dalam paper ini dibahas bagaimana tata kelola TI sangat mendukung rencana operasional, manajemen, dan performa organisasi. Paper ini juga menganalisa dampak penerapan dan pengelolaan TI yang terkait dengan keputusan menyangkut tujuan, proses, SDM, dan teknologi dalam sebuah organisasi.

II. TINJAUAN LITERATURA. CIO dan CTO

Pada tahun 1990an, banyak organisasi merekrut Chief Thecnology Officer (CTO) sebagai asisten dalam manajemen teknologi informasi. CTO adalah pimpinan tertinggi dalam divisi teknologi. Seorang CTO memegang tiga peran kepemimpinan:

1. Kepemimpinan fungsional2. Kepemimpinan strategis

Page 2: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

3. Kepemimpinan suprafungsionalPosisi dan peran CTO sangat menentukan karena berada bersama barisan komite eksekutif

bersama CEO dan CFO (Chief Financial Officer) dan manajemen teratas lainnya. Kepemimpinan Fungsional fokus pada inovasi, dimana CTO berperan untuk merancang efektifitas investasi TI, sumber TI, dan kemampuan TI. Kepemimpinan strategis fokus untuk menangani kesesuaian strategi TI dan tujuan organisasi bisnis. Sedangkan kepemimpinan suprafungsional menangani pengembangan strategi yang tidak hanya terkait TI tapi juga seluruh fungsi organisasi.

Dengan demikian penting untuk bisa menjalankan peran ketiga jenis kepemimpinan itu untuk mengoptimalkan peran CTO di level top manajemen demi tercapainya tujuan organisasi. Namun demikian sinergisitas antara CIO dan CTO masih perlu perhatian khusus oleh CEO.Berikut ini adalah tanggung jawab CTO dalam area yang lebih besar:

1) Mencari teknologi yang imperatif dan inovatif untuk organisasi2) Meneliti pengembangan bisnis dan teknologi untuk menyaingi rival bisnis3) Ikut menyusun strategi dengan para CEO dan eksekutif4) Menerima, menggunakan, dan membangun pilihan teknologi dalam bidang-bidang yang srategis

maupun pendukung.Oleh karena itu, CTO tidak hanya berperan pada tanggung jawab internal, tetapi juga pada

lingkungan bisnis di luar. Untuk dapat melakukan dua peran tersebut, seorang CTO harus membangun teknologi dalami seluruh bagian di dalam departemen dengan memfokuskan pada isu manajemen teknologi, dan proses inovasi yang terbuka, juga memperhatikan lingkungan bisnis di luar instansinya. CIO dan CEO juga harus dapat bersinergi untuk mencapai tujuan organisasi. CIO memiliki tanggung jawab yang berbeda, yaitu: ikut berpartisipasi dalam membuat rencana bisnis, pembangunan tujuan bisnis, kesatuan top manajemen, dan komunikasi yang rutin dengan CEO sehingga terjadi kesamaan pandangan dalam visi membangun bisnis dan TI-nya.

Seorang CIO harus bisa memilih, menunjukkan, dan mengantarkan TI dalam organisasi sehingga CEO mengerti tentang nilai strategis ketika TI sejalan dengan rencana organisasi. CIO juga harus mampu menyediakan teknologi yang mendukung dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai bagian strategi mencapai tujuan. CIO bertanggung jawab dalam tata kelola TI dalam sistem dan layanan TI, sehingga proyek-proyek tertentu dapat sejalan dengan budget, rencana strategis, dan metode kerja.

B. Tata Kelola TI Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, CIO dituntut untuk dapat mengukur "outcomes" bisnis dengan keadaan sumber daya yang terbatas dan tekanan yang tinggi. Jadi CIO mengadopsi proses yang dinamis untuk memeriksa investasi dan mengevaluasi kinerja sistem TI dalam menerapkan tata kelola TI. Pada dasarnya, tata kelola TI mendefinisikan hubungan dan interaksi antara bisnis dan TI dalam organisasi yang memungkinkan penerapan dan melaksanakan layanan TI untuk mendapatkan mekanisme tata kelola TIyang efektif.Tata kelola TI yang efektif mengintegrasikan tujuan antara bisnis dan TI untuk mendapatkan

praktek-praktek terbaik dalam operasi bisnis. Oleh karena itu, tata kelola TI memberikan dukungan TI yang lebih baik kepada organisasi dalam mencapai tujuan bisnis, mengoptimalkan bisnis di investasi TI, mengelola peluang, mengurangi risiko yang berkaitan dengan TI.

C. Strateg I TI Strategi adalah komponen penting dalam mengimplementasikan tata kelola TI untuk mampu

mendapatkan manfaat dan pemahaman yang lebih baik dalam perubahan dengan mengelola komitmen yang berbeda di organisasi dalam menantang perubahan wajib dan investasi dalam pelatihan stakeholder dan pendidikan. Struktur, proses, orang, pelatihan, dan komitmen akan berhasil, jika Strategi direncanakan secara efektif [68, 69]. Selanjutnya, ada tiga jenis strategi:

Page 3: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

1. Sistem Informasi (IS) Strategi menyangkut penyelarasan kebutuhan bisnis dan TI,2. Informasi Teknologi (TI) strategi berkonsentrasi pada kebijakan teknologi infrastruktur teknis

dan metodologi,3. Informasi Manajemen (IM) strategi berfokus pada TI aspek manajemen dan kontrol.

Demikian juga, strategi organisasi dan integrasi TI dapat mengarahkan organisasi dalam keberhasilan penggunaan TI. Menurut tata kelola TI, CEO dan dewan direksi adalah orang-orang yang mengelola strategi organisasi. Sementara itu, CIO harus mengembangkan strategi TI dengan menyelaraskan tujuan bisnis dan TI, kolaborasi antara CIO dan CEO dapat membangun meningkatkan strategi TI CIO harus lebih memperhatikan dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami inisiatif bisnis. Sementara, CEO harus melihat lebih dekat dan membuka lebih banyak peluang di bidang TI. seringnya komunikasi antara CIO dan CEO dapat membantu mengarah dalam memiliki strategi yang lebih baik berdasarkan tanggung jawab mereka yang dapat membangun lebih efektifnya keselarasan strategis antara bisnis dan TI

D. Infrastruktur T I dan Sumber Daya T I TI dianggap sebagai sumber daya organisasi signifikan yang reseptif dan produktif untuk

memperkuat lingkungan bisnis. Berfokus pada infrastruktur TI, itu adalah komponen kunci yang dapat membantu mengimplementasikan teknologi berhasil [86]. Selain itu, infrastruktur TI adalah struktur primer yang membedakan kinerja praktis organisasi dan Oleh karena itu menjadi fokus utama manajemen TI [83]. itu dibagi menjadi dua daerah yaitu:

1. bidang teknis (hardware, software, aplikasi, jaringan komputer) dan2. orang-bidang TI (pengetahuan TI, kemampuan TI, tenaga kerja TI, layanan TI,Kemampuan TI),

termasuk pribadi dan profesional pengembangan pelatihan keterampilan dan berbagi pengetahuan.

infrastruktur TI memungkinkan menyesuaikan, mengamati, menganalisa dan bekerja sama untuk mendukung proses bisnis dengan mengintegrasikan proyek rekayasa ulang bisnis proses untuk mengarahkan perkembangan fundamental kinerja organisasi. Demikian juga, integrasi antara infrastruktur TI, kemampuan TI, dan tuntutan yang ada persyaratan bisnis dapat mengakibatkan dan mempengaruhi pada kinerja organisasi [95].

III. METODE PENELITIANMakalah ini menggunakan studi kasus tunggal. Sebuah studi kasus diciptakan untuk mengenali

dan memeriksa faktor-faktor yang dapat diterapkan untuk tata kelola TI yang efektif dan kesuksesan implementasi TI. Penelitian yang terlibat dalam analisis yang menggambarkan pada tata kelola TI di bank ABC. laporan Penelitian ini tentang bagaimana Tata kelola TI memberikan kontribusi untuk peningkatan operasional perencanaan / manajemen dan kinerja strategis dari organisasi. Pada akhirnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan temuan dari studi kasus dan menyoroti hubungan CIO dan CTO yang memberdayakan organisasi dengan tata kelola TI.

Oleh karena itu, istilah ditargetkan terdiri dengan kombinasi faktor yang mengandung: (a) CIO dan CTO, (b) tata kelola TI, (c) strategi TI, (d) infrastruktur TI dan sumber daya TI. Selanjutnya, studi kasus penelitian berkonsentrasi pada menekankan pertanyaan 'bagaimana' dan 'mengapa' [105] dengan memilih sebuah organisasi yang sudah memiliki implementasi tata kelola TI. Data telah dikumpulkan dengan menggunakan penggabungan wawancara semi-terstruktur dan observasi dalam pertemuan sebagai tata kelola TI dilaksanakan di bank ABC, bersama dengan,survei kuesioner yang terstruktur.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dipilih untuk mengumpulkan data dari anggota organisasi sebagai organisasi tunggal dan peserta diminta untuk mendiskusikan tindak lanjut dari respon mereka terhadap situasi saat ini dalam hal tata kelola TI dengan pertemuan tatap muka, email dan telepon. Berdasarkan pendekatan kualitatif, makalah ini dengan

Page 4: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

“Critical Incident Technique” (CIT) untuk mendapatkan rincian penjelasan dari responden. Sementara itu, pewawancara memperoleh deskripsi perilaku tertentu mereka sebagai wawasan informasi yang diperlukan dengan mengakui pengaruh dan hasil dari seluruh realitas. Selain itu, temuan dari studi kualitatif digunakan untuk mendukung pendekatan kuantitatif dengan memperkuat kuesioner kuantitatif survei. Data yang dikumpulkan dari survei akan digunakan untuk memvalidasi model penelitian dengan menggunakan “Structural Equation Modelling” (SEM) dan “Partial Least Square” (PLS) untuk menganalisis.

Penelitian di bank ABC di Thailand dilakukan selama dua bulan dengan mewawancarai 8 responden secara tatap muka. Para pemberi informasinya adalah ahli strategi dan spesialis kebijakan teknologi informasi, ahli spesialis pengawas perangkat lunak, kepala strategi dan kebijakan teknologi informasi, kepala pengawas perangkat lunak, ahli spesialis perancangan teknologi informasi, ahli spesialis peraturan dan kebijakan, ahli audit sistem informasi, dan ahli sumber daya teknologi informasi dan spesialist manajemen portofolio.

Berdasarkan hasil analisa data, data yang telah dikumpulkan dari semua wawancara, penelitian ini memberikan seluruh gambaran tentang kutipan ucapan narasumber karena merupakan informasi yang penting didapatkan langsung dari narasumber. Cara ini sangat berpotensi untuk membuat strategi pemetaan jangka panjang (mind mapping strategy) untuk membangun data berkelanjutan. Kemudian, seluruh gambaran dari ucapan informan dan peta pemikiran dianalisis dengan pandangan teoritis. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis within-case. Sebagai tambahan, hasil analisis dengan narasi disajikan di bagian studi kasus dengan temuan dari kuesioner survei yang bersifat kuantitatif.

STUDI KASUSA. Latar belakang Bank ABC

Bank ABC didirikan pada tahun 1945 dan memiliki sekitar 16.000 karyawan dan modal yang terdaftar 30.000 juta Baht (USD 99 juta) dengan nilai pengembalian aset pada semester pertama tahun 2011 yang telah dinilai pada 1,7%. Bank ini telah diurutkan sebagai bank sentral dan sebagai salah satu bank komersial lokal yang besar di Thailand dan telah terdaftar di SET(Bursa Efek Thailand) sejak tahun 1976. Bank ini merupakan satu dari lima bank komersial terbesar di Thailand berdasarkan dari total asset, pinjaman, dan tabungan, dan memiliki pangsa pasar 16%. Selain itu, lebih dari 800 cabang tersebar di seluruh Thailand dan 8 kantor cabang diluar negeri seperti di Amerika Serikat, Hong Kong, Kepulauan Cayman, Cina, dan Jepang. Saat ini, ada lebih dari 7.000 dari mesin teller otomatis (ATM) di seluruh Thailand.

B. Pengelolaan Teknologi Informasi di bank ABCABC selalu mempertimbangkan teknologi yang cocok dengan kebutuhan bisnis di lingkungan

ABC dan juga dapat diterapkan untuk ABC secara benar dan tepat. Oleh karena itu, penerapan TI di ABC dilakukan dengan cara diselidiki, dioperasikan, dan dikendalikan terlebih dahulu oleh departemen arsitektur TI pada Divisi Sistem. Departemen ini bertanggung jawab untuk mempertimbangkan secara hati-hati penggunaan semua jenis aplikasi dan teknologi baru dan stabil di pasar sebelum mengadopsi kedalam ABC. Semua aplikasi dan teknologi yang mapan dan tidak berubah akan diterapkan dan akan digunakan di ABC.

Page 5: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

Gambar 1: Struktur Organisasi TI Bank ABC Gambar 1 menguraikan struktur organisasi TI dari ABC yang menggambarkan operasi terpusat.

Ini terdiri dari 14 Departemen Teknologi Informasi Utama. CIO adalah manager utama pada Divisi Sistem yang bertanggung jawab di departemen ini yangmengeksekusi dan mengendalikan semua fungsi TI yang terkait dengan semua kegiatan usaha di setiap divisi bisnis dan masing-masing departemen bawahannya di seluruh ABC. Jasa Pelaksanaan TI di ABC dibagi menjadi dua bidang tanggung jawab yaitu Badan TI dan divisi TI. Tugas dari Badan TI, adalah mengoperasikan layanan TI dibawah “Departemen perencanaan TI” dalam kaitannya dengan penggunaan TI di tingkat strategis saja. Di sisi lain, Divisi TI berfokus pada operasi TI dan memelihara semua kegiatan TI dan layanan di tingkat divisi bisnis termasuk semua departemen anak perusahaan dan cabang. Oleh karena itu, " Divisi Sistem"adalah divisi TI yang menangani dan memantau semua TI menyangkut dan mengoperasikan semua kegiatan TI dalam hubungannya dengan semua transaksi bisnis. Pembagian sistem terletak dikantor pusat yang memimpin dan mendominasi semua operasi TI secara bersama dan dikerjakan pihak lain dalam kantor pusat dan juga cabang di seluruh Thailand.

Melalui penelitian ini, ini telah menjadi jelas bahwa personil di ABC memiliki pendapat yang berbeda tentang tata kelola TI. di sana ada responden yang percaya bahwa tata kelola TI adalah tentang alokasi hak keputusan dan struktur akuntabilitas mendorong perilaku yang diinginkan dalam penggunaan TI. Lainnya percaya bahwa tata kelola TI adalah pengaturan proses untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal risiko manajemen dan produktivitas dengan memanfaatkan aset TI. Meskipun, tidak pada tingkat yang sama, ada dukungan substansial untuk tata kelola TI sebagai kekuatan yang rencana, bentuk, dan kontrol Kemampuan TI.

Page 6: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

Gambar 2: Persepsi Tata Kelola TI

Sesuai gambar 2, kita diperlihatkan antara persepsi dengan definisi tata kelola TI dari berbagai orang didalam organisasi. Hasilnya, ada responden yang menjawab berlawanan dengan perbedaan persentase yang besar antara bagian yang menjawab tertinggi dengan yang terendah. Berdasarkan hasil keseluruhan, terlihat bahwa manajemen atas tidak menyampaikan alasan yang tepat mengenai tata kelola TI yang mana yang harus dilaksanakan atau direncanakan, itulah sebabnya

Mengapa kita melihat berbagai pendekatan atau persepsi serta ide-ide tentang tata kelola TI dan unsur dari metodologinya didalam organisasi.

C. Penyelarasan Strategis di bank ABCKeselarasan strategis sangat penting dalam pemenuhan atas kinerja dari setiap tim, fungsi,

departemen, divisi , atau organisasi. Hal ini menceritakan tentang pencapaian misi dan tujuan-tujuan bisnis yang mana kunci utamanya adalah untuk mempromosikan kinerja dari organisasi. Ini adalah hal yang positif untuk memiliki ketepatan dan keselarasan strategis yang sesuai. Organisasi pasti akan memiliki arah yang jelas, perjanjian disetujui, visi, nilai, arah strategis,budaya ,posisi pasar yang luar biasa, dinamika proses, dan pengukuran penilaian berkala dimana ada kesenjangan antara target dan hasil dan juga kekurangan dalam perhitungan.

Gambar 3: Penyelarasan TI dengan Bisnis Proses

Dalam hubungannya dengan data pada gambar no. 3, keselarasan TI dan proses bisnis adalah komponen utama didalam meningkatkan masa depan ekonomi diberbagai industri apapun. Seperti yang terlihat di ABC, penyelarasan TI dengan proses bisnis memiliki angka yang lebih tinggi secara normatif, namun keselarasan antara keduanya kurang mengesankan. Senior management executives tidak terlalu dekat melihat untuk menyelaraskan bisnis dan TI secara bersamaan, tetapi mereka fokus dan tertarik memakai teknologi untuk meningkatkan keuntungan secara maksimal dalam jangka waktu yang panjang. Pada manager tingkat atas, mereka harus lebih memperhatikan dan mencari cara pendekatan untuk

menyelaraskan antara bisnis dan TI tersebut agar lebih dekat dan lebih efisien.

D. Manajemen Sumberdaya di bank ABCPengelolaan sumber daya adalah proses yang bertujuan untuk menggunakan sumber daya organisasi secara bijak dan efektif. Ini menjadi menjadi sangat penting untuk mengelola karyawan agar lebih efisien dengan mengijinkan mereka untuk merealisasikan dan menggunakan sumber daya di perusahaan agar lebih efektif. Sumber daya yang dimaksud terdiri dari barang dan peralatan, aplikasi, sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.

Page 7: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

Gambar 4 : Prioritas didalam Kebijakan Tata Kelola TI ( penggunaan efisien dari sumber daya TI )

Karyawan pada level operasional mempertimbangkan untuk menggunakan perusahaan outsourcing yang dinilai lebih membantu dan efektif bagi ABC pada semua tingkatan bisnis. Namun mereka harus mengikuti standar dan petunjuk yang dibuat oleh Departement Pengelolaan Infrastruktur TI di ABC.

Gambar 4, menampilkan pencapaian efisiensi penggunaan sumber data TI dengan memperkenankan karyawannya untuk menunjukkan pandangan mereka tentang prioritas dalam penentuan kebijakan TI.

E. Pengukuran Kinerja di Bank ABCPengukuran kinerja adalah sesuatu yang penting untuk organisasi karena dapat menentukan

cara terbaik untuk memenuhi dan menyelaraskan kinerja dengan strategi bisnis, struktur, dan budaya perusahaan, jenis dan jumlah pengukuran yang digunakan, keseimbangan antara kualitas dan biaya yang digunakan untuk pengukuran, dan cara untuk menjalankan langkah-langkah perbaikan tindakan. Pengukuran kinerja menilai pencapaian kerja kelompok, program, atau upaya organisasi dengan mendefinisikan, memprioritaskan, dan membandingkan informasi yang relevan.

Secara infrastruktur TI, pengukuran kinerja di ABC perlu dicocokkan dengan kebutuhan bisnis ,dan mempertahankan orang di tiap tingkatan manajemen yang berbeda untuk mencapai hasil yang terbaik. Masing-masing departemen memantau risiko mereka sendiri dan memecahkan masalah mereka sendiri dan jarang mendiskusikan masalah ini di dalam pertemuan, kecuali mereka tidak dapat menemukan solusi masalah tersebut secara intenal.

Gambar 5 : Isu tentang Kinerja TI

Seperti yang terlihat pada gambar 5, grafik tersebut menunjukkan bahwa rintangan terbesar dalam ABC adalah dalam hal kegagalan proyek TI untuk memberikan nilai yang diharapkan. Kurangnya perencanaan adalah pilihan yang paling umum. Bahkan, ada tiga pilihan dari peringkat yang hampir sama. Orang-orang tersebut memiliki pendapat yang berbeda-beda.Beberapa orang memilih perubahan manajemen yang tidak efektif

adalah pendapat yang paling mungkin. Dan disisi yang lain, biaya implementasi terlalu tinggi, juga dipilih. Dan kurangnya perencanaan adalah pilihan ketiga yang terpilih pada peringkat yang sama. Dengan demikian, itu menjadi isu utama dengan kinerja TI ABC bahwa manajemen atas harus mempertimbangkan secara mendalam dan perlu melakukan sesuatu dalam rangka untuk menangani masalah ini dan mendapatkan kinerja TI yang lebih baik.

Page 8: CIO and CTO Nexus-Memperkuat Organisasi Dengan Tatakelola TI

V. KesimpulanMakalah ini menyimpulkan tentang pengujian tata kelola TI di Bank ABC yang mendefinisikan

bagaimana tata kelola TI memberikan kontribusi pada peningkatan perencanaan operasional/manajemen dan kinerja strategis organisasi. Makalah ini bertujuan untuk mengusulkan temuan dari studi kasus dan melihat secara lebih mendalam tentang CIO dan CTO Nexus dengan memberdayakan organisasi melalui tata kelola TI. Makalah ini secara signifikan menitikberatkan pada dampak implementasi TI, pengembangan TI dan pemeliharaan dari keputusan TI yang berhubungan dengan tujuan organisasi, proses, Manusia, dan Teknologi pada tingkat strategis. Ini perlu mentargetkan faktor dalam memperhitungkan area CIO dan CTO, tata kelola TI, strategi TI, dan infrastruktur TI serta sumber daya TI dengan mempertimbangkan dan meneliti peran dan keterlibatan mereka masing-masing dalam Tata Kelola TI dibank ABC yang mempengaruhi seluruh organisasi.

Studi kasus ini menggambarkan bahwa faktor-faktor ini dan hubungannya terintegrasi untuk mencapai penerapan, pengoperasian dan pemeliharaan TI yang efektif yang berjalan didalam koridor kegiatan strategis dan harus selaras dengan tujuan keseluruhan organisasi. Makalah ini menunjukkan bahwa cara pandang organisasi terhadap faktor potensi TI didalam pengetahuan tentang TI pada tingkat eksekutif, tanggung-jawab dalam mengintegrasikan antara kemampuan yang optimal, perubahan lingkungan bisnis yang berubah bergeser dari teknologi/operasional ke hal strategis/manajemen dalam mengevaluasi peran CIO dan CTO dalam bekerja dengan manajer tingkat atas lainnya dan sebaliknya, memberdayaan organisasi dengan tata kelola TI dan sinergi kuat diantara peran CIO dan CTO.