Cinta Fitri Sinetron Terpanjang
-
Upload
ronzzy-kevin -
Category
Documents
-
view
786 -
download
4
description
Transcript of Cinta Fitri Sinetron Terpanjang
FENOMENA CINTA FITRI: SINETRON STRIPPING TERPANJANG?Oleh Atmi Ahsani Yusron, Ilmu Komunikasi, 0906492000
TUGAS AKHIR SEMESTER PENGANTAR MEDIA TELEVISIINDUSTRI KREATIF PENYIARAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS INDONESIA
1
CINTA FITRI
Format : DramaProduksi : MD EntertainmentPenulis : Hilman Hariwijaya (Season 1-3), Lintang Wardani (Season 4-5)Sutradara : H. Encep MasdukiCast : Shireen Sungkar, Teuku Wisnu, Adly Fayruz, Donita, Verlita Evelyn,
Iqbal Pakula, Dinda Kanya Dewi, Shandy Syarief, Ida Kusumah, Irene Librawati, Meidiana Hutomo, Boy Tirayoh, Bemby Putuanda, Anbo Antocheno, dll
Produser : Manoj Punjabi & Dhamoo PunjabiDurasi : 60 menit – 90 menitStation : SCTV (SURYA CITRA TELEVISI)Award s : Pemeran Utama Pria Terfavorit Panasonic Award 2009 (Teuku Wisnu),
Pemeran Utama Wanita Terfavorit Panasonic Award 2009 (Shireen Sungkar), Pemeran Pembantu Pria Terfavorit SCTV Award 2009 (Adly Fayruz), Pemeran Pembantu Wanita Terfavorit SCTV Award 2009 (Dinda Kanya Dewi), Drama Seri Terfavorit Panasonic Award 2009 (Cinta Fitri Season 3), Drama Seri Terfavorit Panasonic Gobel Award ke-13 2010 (Cinta Fitri Season 5).
SEKILAS TENTANG CF
Siapa yang tidak mengenal sinetron Cinta Fitri (CF)? Jika pertanyaan ini diajukan
kepada para pecinta televisi dan sinetron, semua pasti akan berisik dan mulai
mengungkapkan segala argumen dan pendapat tentang sinetron fenomenal yang ditayangkan
oleh stasiun Surya Citra Televisi atau SCTV sejak tahun 2007 tersebut. Kini, sinetron besutan
rumah produksi MD Entertainment tersebut telah memasuki season kelima dengan jumlah
episode melebihi 700 episode hingga hari ini.
Cinta Fitri, sejak awal kemunculannya telah mengambil hati pemirsa dengan jalan
cerita yang menarik walaupun mungkin bisa dikatakan “sangat sinetron” sekali. Sudah bukan
rahasia lagi bahwa sinetron ini merupakan adaptasi dari cerita Drama Korea berjudul Pure
Love 19. Tetapi pada perjalanannya, sinetron yang dibintangi oleh Shireen Sungkar dan
Teuku Wisnu sebagai pemeran utama ini mengalami pengembangan cerita yang sangat luas.
Meskipun belakangan banyak yang berpendapat bahwa cerita CF menjadi semakin dibuat-
buat dan tidak masuk akal, rating dari sinetron Cinta Fitri tetap menduduki peringkat sepuluh
besar hingga saat ini. Mungkin disitulah ciri khas yang menarik penonton Indonesia pada
sinetron ini karena masing-masing karakternya sudah memiliki ciri khas yang sangat kental.
Mengenai perubahan jalan cerita sendiri, kita tidak bisa berpaling dari masalah
pergantian penulis skenario dan ide cerita dari sinetron ini sendiri. Sejak awal season
pertama, ide cerita Cinta Fitri ditulis oleh penulis kenamaan Hilman Hariwijaya yang
terkenal lewat serial LUPUS-nya (walaupun pada beberapa puluh episode awal Hilman
menyamarkan namanya menjadi Sabrina Firdaus berkaitan dengan kontrak eksklusifnya
dengan Indosiar pada saat itu), tetapi setelah berjalan 3 season, Hilman mengundurkan diri
dari rumah produksi MD karena konflik intern sehingga pada permulaan season 4 (season
Ramadhan) ide cerita dan skenario Cinta Fitri sepenuhnya ditulis oleh Lintang Wardani.
Pergantian penulis berarti pergantian pemikiran dan jalan cerita, dan memang terbukti bahwa
setelah satu season berjalan CF ditulis oleh Lintang Wardani, banyak sekali cerita-cerita
dalam tiap episode yang terkesan tidak padu dengan season sebelumnya. Seperti misalnya
pada season Ramadhan (CFsR) diceritakan bahwa Mischa tidak bisa sholat, padahal pada
season 2 (CF-2) Mischa sangat rajin sholat semenjak divonis menderita kanker rahim. Oleh
karena cerita yang nggak nyambung inilah kritikan pedas mengalir melalui berbagai macam
forum di internet khususnya pecinta CF yang menamai diri mereka CFF (Cinta Fitri Fans)
dalam sebuah account grup Facebook. Kritikan mereka jelas membuat penulis sendiri
kelimpungan karena terkadang para fans fanatik memberikan kritikan yang (mungkin) di luar
batas kesabaran penulis sendiri. Sampai pada akhirnya account Facebook penulis CF Season
2
4 dan 5 menutup account-nya sendiri demi menutup diri dari kritikan-kritikan pedas para
fans, atau mungkin karena alasan lain? Tidak ada yang tahu.
REVIEW SINGKAT: 1,2,3,4,5....6?
Seperti kebanyakan sinetron Indonesia yang pernah ditayangkan semua stasiun televisi,
konflik antara pemeran utama protagonis dengan pemeran antagonis biasanya tidak jauh-jauh
dari masalah percintaan yang tidak direstui orang tua, masalah perebutan harta dan
kekuasaan, atau mungkin anak yang tertukar sejak lahir. CF juga mengadopsi beberapa ciri
khas sinetron Indonesia tersebut, hanya saja Hilman Hariwijaya (Season 1-Season 3) dapat
mengemas segala ciri khas sinetron kebanyakan tersebut menjadi sesuatu yang berbeda dan
tidak diduga.
Pada CF-1 (Cinta Fitri Season 1) misalnya, Fitri yang diceritakan baru saja datang ke
kota dari kampungnya bertemu dengan Farrel disebuah acara pengajian calon suami Fitri
yang meninggal sebelum acara pernikahan digelar. Farrel yang temperamen dan Fitri yang
lugu juga polos akhirnya jatuh cinta dan cinta mereka tidak direstui oleh kedua orang tua
Farrel (orang tua Fitri sudah meninggal dan dia sendiri dibesarkan oleh Bu Liknya). Kenapa?
Jelas karena Fitri adalah orang kampung yang miskin dan tidak bisa apa-apa sedangkan
keluarga Farrel Emeraldi Hutama adalah keluarga terpandang yang kaya raya dengan
perusahaan Retro Advertising yang terkenal. Namun Farrel yang tidak bisa menahan perasaan
cintanya pada Fitri bersikeras melawan kedua orang tuanya dan tetap mencintai Fitri.
Perjalanan cinta Farrel dan Fitri sangat unik dan lucu yang sepertinya sangat menggambarkan
Hilman Hariwijaya yang adalah penulis komedi. Tetapi tentu saja, sinetron Indonesia tanpa
adanya air mata dan juga caci maki rasanya tidak seru. CF-1 penuh dengan kesengsaraan
pada pihak Fitri akibat pihak keluarga Farrel, tetapi Fitri berhasil merebut hati kedua orang
tua Farrel dengan segala pengorbanan yang dilakukannya sampai akhirnya mereka berdua
direstui untuk menikah. CF-1 berakhir pada episode 200 dengan ending yang sangat
membuat penasaran yaitu ketika Fitri harus kembali ke Wonogiri untuk dipingit sebelum
akhirnya menikah dengan Farrel dan Fitri kecelakaan lalu jatuh dari sebuah jembatan dan
hanyut di sungai. Ending menyebalkan dan sukses memberikan suspense ini sangat direspon
baik oleh pemirsa yang terbukti dari rating ending CF-1 ini menempati urutan tertinggi.
CF-2 (Cinta Fitri Season 2) bercerita tentang Fitri dan Farrel yang akhirnya membina
rumah tangga setelah akhirnya mereka menikah. Pada awalnya konflik tidak lagi berasal dari
ibu dan ayah Farrel, tetapi kali ini dari Oma Farrel. Hanya saja seiring berjalannya waktu, ibu
Farrel merasa bahwa Fitri merebut kasih sayang Farrel darinya dan ibu Farrel akhirnya
membenci Fitri lagi. Episode awal CF-2 mendapatkan rating tinggi sesuai hasil survei AGB
3
Nielsen Indonesia pada tanggal 2 Maret 2008 (hasil suvei sepuluh kota besar: Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan
Banjarmasin) dengan perolehan TVR 9,7% dan Share 37,0% mengalahkan beberapa sinetron
dari rumah produksi yang sama (AZIZAH, CINTA BUNGA) dan rumah produksi SinemArt
yang ditayangkan RCTI (KASIH). Konflik semakin menajam ketika Mischa mantan kekasih
Farrel yang pada CF-1 diceritakan melakukan pengobatan ke Singapura karena kanker rahim,
ditemukan Fitri menjadi gelandangan di Jakarta dan dibawa ke rumah keluarga Hutama lalu
berniat merebut Farrel dari Fitri dan berpura-pura hamil anak Farrel. CF-2 ditayangkan
perdana 8 Maret 2008 dan berakhir pada episode 169 pada 23 Agustus 2008. Ending CF-2
sendiri benar-benar membuat penasaran karena pada saat itu Fitri diceritakan baru saja hamil
anak Farrel sedangkan Farrel harus ditangkap oleh polisi karena dituduh membunuh Bram
(kakak iparnya) yang ternyata telah merencanakan semua itu dengan Mischa.
CF-3 (Cinta Fitri Season 3) mungkin bisa dikatakan adalah season terbaik dari seluruh
seri CF sejak kemunculan pertamanya. Di sini banyak konflik baru yang diciptakan oleh
Hilman Hariwijaya untuk membuat penasaran para penonton. Mulai dari kehamilan palsu
Mischa yang akhirnya terbongkar, persekongkolan Mischa dengan Bram yang telah diketahui
seluruh pihak keluarga sampai akhirnya Hilman Hariwijaya berhasil membuat twist dengan
menceritakan bahwa Farrel sebenarnya bukanlah anak kandung keluarga Hutama.
Kemunculan Faiz yang ternyata adalah antek-antek Mischa yang sengaja dibuat Mischa
sebagai anak kandung Hutama membuat sinetron ini semakin menyebalkan namun menarik
dan membuat penasaran juga gregetan. Rating CF-3 juga bisa dibilang cemerlang! Sebut saja
pada sebuah episode CF-3 Sabtu, 28 Februari 2009, ketika Pak Hutama menguping
pembicaraan Mischa dan Faiz tentang kejahatan mereka yang meraih rating 7,4%. Dan
episode meninggalnya Pak Hutama pada hari Minggu, 1 Maret 2009, CF-3 mampu membuat
orang-orang yang sebelumnya tidak menonton CF menjadi ikut menikmati CF-3 ini. Episode
tersebut menuai perhatian pemirsa CF-3 dan rating CF-3 pun melambung tinggi dan
menembus angka rating 9,1% dengan share 28,1%. Angka ini merupakan angka yang tinggi
bila dibandingkan dengan seluruh sinetron yang sedang tayang pada tahun 2009 tersebut dan
bahkan jika diperhatian, rating CF-3 ini bisa 2 sampai 3 kali lipat sinetron stripping yang
ditayangkan RCTI pada jam yang sama dan hanya mampu mendapatkan 3%-4% TVR dengan
share 11,1%-14,4%. Dan episode setelah kematian Pak Hutama tersebut, yaitu ketika Fitri
dan Farrel harus kembali ke rumah Pak Hutama karena surat wasiat Hutama setelah
sebelumnya memutuskan untuk pergi karena dia bukan anak kandung Hutama (tayang pada
Rabu, 4 Maret 2009) semakin mengokohkan rating CF-3 hingga tembus 9,8% dan share
4
30,4%. Ending CF-3 tak pelak telah ditunggu-tunggu dan mendapatkan respon yang luar
biasa dari penonton. Episode ke-150 ini memperoleh 12,6% rating dengan share 39,2% dan
diakhiri dengan adegan mengharukan ketika Fitri yang harus melahirkan prematur karena
Mischa menyiksanya ketika dia sendirian di rumah. Farrel yang pada saat itu sedang tidak
ada di rumah secara tiba-tiba kembali dan menemukan Fitri yang mengalami pendarahan
sedang terkunci di kamar mandi. Farrel menemukan Mischa yang sedang bersembunyi di
bawah tempat tidur dan menyiksanya habis-habisan. Suspense dari ending CF-3 yaitu ketika
Fitri sedang berusaha melahirkan anaknya di rumah sakit. Sebuah ending yang pasti membuat
para fans sangat menantikan kelanjutan kisah CF season berikutnya.
CF-4/CFsR (Cinta Fitri Season 4/Cinta Fitri Season Ramadhan) ditayangkan pada
bulan Ramadhan tahun 2009. Episode pertama CFsR ditayangkan pada 20 Juli 2009 dan
berakhir di episode 115 pada 15 Novemver 2009. Judul resmi CF-4 adalah Cinta Fitri Season
Ramadhan (CFsR) dengan jalan cerita yang mulai membosankan dan terkesan dibuat-buat
dan mengada-ada. Fitri akhirnya melahirkan anaknya yang diberi nama Raffa Emeraldi
Hutama sedangkan Mischa dan Faiz masih menguasai rumah Hutama. Kejahatan Mischa
ketika membunuh Pak Hutama terbongkar di season ini dengan ditemukannya rekaman
CCTV kantor yang memerlihatkan kejadian tersebut. Walaupun sebelum rekaman CCTV itu
telah dimodifikasi oleh Mischa untuk melindungi dirinya, tetapi semua kejahatannya
akhirnya terbongkar meskipun masih ada saja alibi yang digunakannya untuk menghindari
pengadilan.
Kisah kejahatan duet Mischa-Faiz berlanjut pada awal CF-5 sampai akhirnya mereka
masuk penjara dan mendapatkan balasan dari semua perbuatan mereka. Meskipun begitu,
cerita ini selanjutnya terasa seperti tidak real dan sangat tidak masuk akal. Seperti misalnya,
bagaimana mungkin Mischa masih bisa diterima di keluarga Hutama setelah semua yang
diperbuatnya selama ini pada keluarga itu. Kelemahan keluarga Hutama inilah yang membuat
penonton mulai meninggalkan sinetron ini. Kebanyakan penonton merasa gregetan dan kesal
dengan kelemahan keluarga tersebut dalam menghadapi Mischa, terlebih bagi Farrel dan
Fitri. Tetapi ternyata hal tersebut tidak berjalan lama. Kritikan para fans dapat dibilang
berperan penting dalam proses penulis episode-episode selanjutnya dari sinetron ini dan hal
tersebut terbukti dengan dilakukannya perbaikan cerita sehingga rating sinetron CF-5 mulai
meningkat. Sampai pada penayangannya minggu ke-3 April 2010, rating CF-5 duduk di
posisi kedua dengan perolehan TVR 5,7% dan share 22,5% dikalahkan oleh Opera Van Java
yang ditayangkan Trans7. Peroleh rating yang tinggi ini tentu saja berkaitan erat dengan plot
yang semakin rumit dan misteri yang semakin tidak terpecahkan di balik semua peristiwa
5
dalam sinetron CF-5. Salah satu adegan penting dalam CF-5 adalah ketika Farrel ditemukan
telah meninggal dunia. Meskipun menurut saya pribadi sebagai penikmat sinetron ini (dan
sinetron produksi MD Entertainment), hal tersebut merupakan trik lama dari produser dan
penulis skenario untuk menarik perhatian penonton. Tetapi memang tidak bisa dipungkiri
bahwa trik ini selalu berhasil. Membunuh peran utama yang menjadi peran penting dalam
sinetron tentu saja akan menarik minat penonton untuk terus mengikuti kisah ini terus
menerus. Tidak hanya CF-5 saja, tetapi juga pada sinetron lain yang mengikuti kesuksesan
CF-3 pada tahun 2009 yaitu Melati Untuk Marvel (M2M) yang diproduksi oleh MD
Enterainment yang tayang satu jam sebelum CF-3. Pada sebuah episode M2M, Marvel
diceritakan meninggal tertabrak truk. Rating sinetron ini yang sempat jeblok dan tidak masuk
10 besar langsung merangkak naik di bawah CF-3. Walaupun pada akhirnya Marvel kembali
muncul dengan menyamar sebagai peran lain.
Saat ini Season 5 dari Cinta Fitri telah melewati episode 100. Ceritanya masih seputar
Mischa yang memanipulasi otak Farrel yang sedang amnesia dan usaha Fitri untuk
mengembalikan ingatan Farrel secara perlahan. Apakah nantinya CF-5 akan dilanjutkan
dengan CF-6 jika konfliknya tidak berakhir? Tidak ada yang tahu. Tetapi saya yakin,
sepanjang kisah ini masih disukai oleh pemirsa dan perolehan ratingnya masih tinggi, maka
masih ada kemungkinan untuk melanjutkannya ke season berikutnya. Seperti yang saya kutip
dari status sebuah account Facebook Fitri Farel Raffa beberapa waktu lalu: “Nikmati saja
kisah ini dengan cerita yang seperti ini, anggap saja untuk mengulur-ulur waktu agar
sinetron ini tidak cepat tamat.” Dan ya, saya setuju dengan pernyataan tersebut. Menurut
saya pribadi, bisa jadi pihak MD dan SCTV memang sengaja membuat sinetron ini terkesan
dipanjang-panjangkan untuk mengulur waktu agar sinetron ini tidak cepat tamat. Hal ini
terihat dari sepuluh episode terakhir misalnya (20 April 2010-31 April 2010) di mana cerita
CF-5 terkesan seperti “jalan di tempat”, tidak ada perkembagan berarti dalam segi cerita atau
bisa dibilang hanya sekedar “nyampah” dan mengejar iklan (karena memang porsi iklan pada
hari-hari tersebut terasa lebih banyak daripada porsi sinetronnya sendiri).
CF bisa dibilang adalah sebuah senjata andalan SCTV untuk meraih rating dan share
pada jam-jam prime time sehingga pemasukan dari iklan bisa bertambah karena sinetron
SCTV tidak akan bangkit jika CF tidak ditayangkan. Kenapa demikian? Kita dapat melihat
bahwa tidak ada sinetron lain selain CF (dan M2M yang ditayangkan secara berurutan dan
ditulis oleh penulis yang sama sebelum akhirnya digantikan oleh penulis baru) yang
ditayangkan SCTV yang mampu melebihi 150 episode. Secara tidak langsung bahwa sinetron
SCTV bangkit karena CF. Kalau tidak ada CF, mungkin saja SCTV akan ditinggalkan karena
6
sinetron SCTV yang lain memiliki cerita yang standar dan kurang menarik perhatian pemirsa
dibandingkan dengan stasiun lain seperti RCTI misalnya. Selain itu, karena CF sudah
menjadi “setan” bagi penikmat sinetron tidak hanya di Indonesia, tetapi juga Singapura dan
Malaysa, karena pengaruhnya sangat besar dan kesan yang ditinggalkanpun begitu
mendalam.
SEKILAS RATING: AGB NIELSEN INDONESIA
AGB Nielsen adalah satu-satunya lembaga survey yang ada di Indonesia bahkan dapat
dikatakan AGB Nielsen adalah lembaga survey terbesar. Metodologi ratingnya sendiri telah
mengacu pada Panduan Global Pengukuran Khalayak Televisi (Global Guidelines for TV
Audience Measurement), yaitu prosedur standar pengukuran rating Nielsen di dunia.
Pengukuran rating dilakukan di sepuluh kota besar di Indonesia seperti yang telah disebutkan
sebelumnya. Penyebaran sampel tiap kota tidak sama, yaitu Jakarta 55%, Surabaya 2-%,
Bandung 5%, DIY 5%, Medan 4%, Semarang 3%, Palembang 3%, Makassar 2%, Denpasar
2% dan Banjarmasin 1%. Angka ini proporsional berdasarkan populasi kepemilikan televisi
di tiap-tiap kota itu. kepemilikan televisi di Jakarta misalnya, 55% dari total 10 kota, maka
jumlah sampel untuk Jakarta adalah 55%.
Survey rating Nielsen menggunakan Peoplemeter yaitu alat yang mampu mengukur
jumlah penonton (selama satu menit atau minimum 17 detik) pada sebuah acara. Alat ini
mampu melacak pilihan frekuensi televisi sampai 999 saluran dan mendeteksi frekuensi,
modulasi gambar, dan modulasi audio-video. Hanya saja peoplemeter tidak
memperhitungkan preferensi (apakah penonton suka atau tidak suka dan tidak juga kualitas
program (apakah suatu acara baik atau buruk). Peoplemeter dilengkapi handset yang telah
terprogram untuk mencatat jati diri setiap keluarga. Jika tombol pada handset ditekan, maka
secara otomatis alat tersebut mengumpulkan data tentang acara apa saja yang disaksikan oleh
anggota keluarga dalam hitungan menit. Hal ini membuat pengisian kuesioner tidak perlu lagi
dilakukan dan dapat mengurangi resiko human error. Pengukuran peoplemeter berlangsung
online dan offline. Pada cara offline, data perilaku menonton direkam pada sebuat harddisk
yang ada dalam slot peoplemeter dan setiap minggu diambil oleh petugas dari Nielsen.
Sedangkan pada cara online, data terkumpul pada saat responden menonton. Cara ini
memanfaatkan koneksi telepon rumah yang langsung terhubung dengan pusat Nielsen.
Namun karena telkom kerap kali melakukan perbaikan pada pukul 2 dini hari di mana
Nielsen melakukan update data, data peringkat di Indonesia baru dapat dikeluarkan secara
mingguan, belum harian.
7
Menurut Irawati Pragtinyo (Direktur Pelaksana AGB Nielsen Media Research),
panjang program televisi ikut mempengaruhi rating. Misalnya sebuah program berduari tiga
puluh menit pada awalnya berating 10%, ketika diperpanjang menjadi enam puluh menit,
ratingnya turun menjadi 8% karena angka pembagi (jumlah khalayak) semakin besar. Selain
itu, kualitas gambar juga mempengaruhi perolehan rating. Jika kualitas gambar buruk,
penonton akan cenderung meninggalkan saluran itu, tak peduli betapa bagusnya program
acara.
RATING CINTA FITRI: THE BEST SOAP-OPERA IN PRIME-TIME?
Jika melihat CF dari segi rating, CF bisa dibilang sebagai sinetron nomor satu di
Indonesia karena telah mampu mencapai jumlah episode yang melebihi 700 dan bertahan
sampai season 5. Hal ini jelas sekali menunjukkan bahwa sinetron Cinta Fitri masih sangat
diminati oleh pada penikmat sinetron Indonesia dan bahkan Singapura dan Malaysia.
Banyaknya peminat inilah yang membuat rating CF tinggi, dan selalu ada pada posisi sepuluh
besar (seringkali tiga besar/lima besar). Rating ini pulalah yang membuat SCTV sepertinya
gencar melakukan promosi untuk sinetronnya itu. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
semakin tinggi rating suatu acara, maka perolehan stasiun televisi melalui iklan yang
dipasang oleh para pengiklan akan semakin banyak. Dengan banyaknya iklan inilah
kehidupan televisi swasta terestrial dapat hidup.
Pada bulan pertama pemutaran Cinta Fitri Season 2 (Maret 2008-April 2008), posisi
rating tertinggi adalah pada episode pertama yaitu pada tanggal 2 Maret 2008 dengan
perolehan TVR 9,7% dan share 37,0%. Posisi terbawah pada periode Maret 2008-April 2008
adalah posisi sepuluh (periode 23 Maret 2008–29 Maret 2008), dengan rata-rata perolehan
mingguan TVR 5,4% dan share 19,6%. Lainnya, CF menduduki tiga kali posisi 8 yaitu pada
16 Maret 2008-21 Maret 2008 (TVR 4,9 dan share 22,0%), 30 Maret 2008-5April 2008 (TVR
5,4% dan share 19,6%), dan 20 April 2008-26 April 2008 (TVR 4,9% dan share 22,6%), dua
kali posisi 6 yaitu pada 9 Maret 2008-15 Maret 2008 (TVR 6,4% dan 25,3%) dan 6 April
2008-12 April 2008 (TVR 5,7% dan share 22,7%), serta satu kali posisi 9 yaitu pada 13 April
2008-19 April 2008 (TVR 4,7% dan share 18,6%). Sedangkan pada bulan-bulan terakhirnya,
CF-2 selalu mendapatkan tempat pada posisi pertama. Pada minggu tanggal 3 Agustus 2008-
9 Agustus 2008 misalnya, CF-2 menduduki peringkat pertama dengan perolehan rating rata-
rata 6,4% dan share 34,7%. Hal tersebut terulang pada minggu berikutnya (10 Agustus 2008-
16 Agustus 2008) dengan perolehan TVR 5,7% dan share 33,8%. Pada minggu terakhir
penayangan Cinta Fitri Season 2, sinetron ini masih mendapatkan peringkat pertama yaitu
dengan perolehan rata-rata mingguan (17 Agustus 2008- 23 Agustus 2008) TVR 5,7% dan
8
share 36,9%. Perolehan rating tertinggi pada minggu terakhir adalah dua episode penutup
pada hari Jumat, 22 Agustus 2008 dan sabtu 23 Agustus 2008 dengan perolehan TVR 7,6%
dan share 40,5% serta TVR 7,8% dan share 40,0%.
Awal yang baik diraih oleh Cinta Fitri Season 3. Pada episode perdananya Rabu, 12
November 2008, sinetron ini berhasil meraih perhatian pemirsa televisi Indonesia dengan
perolehan TVR 6,1% dan share sebesar 24,1%. Angka ini membawa CF-3 duduk pada
peringkat pertama dalam perolehan rating sinetron selama satu minggu. Posisi tertinggi rating
CF-3 pada minggu pertama penayangannya berada pada TVR 6,3% dan share 22,3% (Jumat,
14 November 2008). Pada minggu keduanya, CF-3 harus mengalah pada reality show
Termehek-mehek yang ditayangkan TransTV yang setiap Sabtu dan Minggu selalu
menduduki posisi 1. Pada periode 16 November 2008-22 November 2008, rating rata-rata
mingguan CF-3 berada pada posisi TVR 6,8% dan share 24,4%. Rating tertinggi pada
minggu ini berada pada episode Jumat, 21 November 2008 dengan TVR 7,6% dan share
25,5%. Posisi ketiga CF-3 terhadap Termehek-mehek masih bertahan sampai minggu ke tiga
penayangannya. Minggu ketiga ini, terjadi peningkatan rating rata-rata mingguan CF-3 dari
6,8% menjadi 7,0% dengan share 25,8% (periode 23 November 2008-29 November 2008)
dan rating tertinggi minggu ini yaitu pada episode hari Jumat, 28 November 2008 dengan
perolehan rating 8,2% dan share 29,0%. Perolehan rating gila-gilaan dan menembus dua digit
diraih CF-3 pada 2 episode terakhirnya yang memang sangat ditunggu-tunggu. Apakah
konflik akan berakhir atau justru berlanjut. Pada episode 149, CF-3 memperoleh TVR 11,1%
dengan share sebesar 38,5% dan episode terakhir yang benar-benar fenomenal itu
memperoleh TVR 12,6% dengan share 39,2%.
Seperti pada season-season sebelumnya, episode awal CFsR (Cinta Fitri Season
Ramadhan) tentu saja sudah ditunggu-tunggu para CFF. Hanya saja, kali ini CFsR
mendapatkan saingan berat dari sinetron produksi SinemArt yang berjudul Manohara yang
langsung menduduki peringkat satu pada episode perdananya yang tayang bersamaan dengan
CFsR. CFsR harus puas duduk diposisi kedua (Senin, 20 Juli 2009) setelah Manohara dengan
perolehan rating 7,7% dan share 25,8% (perolehan TVR episode pertama Manohara adalah
8,1% dan share 30,2%). Hal ini tidak terlalu mengherankan, mengingat skandal Manohara
yang sempat mancapai puncak pada saat itu. Saya rasa inilah yang membuat sinetron
Manohara menjadi lebih ditunggu dibandingkan CFsR. Tetapi posisi ini tidak bertahan lama
karena mungkin sinetron Manohara (ditulis oleh Hilman Hariwijaya yang notabenenya adalah
mantan penulis CF) tidak semenarik gosip dan skandal pemainnya sendiri. Episode kedua dan
ketiga CFsR menduduki peringkat pertama pada Selasa, 21 Juli 2009 dengan TVR 6,6% dan
9
share 23,7% dan TVR 6,4% serta share 22,1% pada Rabu, 22 Juli 2009. Episode kedua dan
ketiga memang lebih rendah daripada episode pertama, tetapi tetap dapat membawa CFsR
menjadi nomor satu. Salah satu faktornya adalah karena sinetron Cinta dan Anugerah yang
ditayangkan RCTI dan diproduksi SinemArt (yang juga ditulis oleh Hilman Hariwijaya)
memiliki cerita yang lumayan menarik perhatian dan memiliki jam tayang yang hampir sama
dengan CFsR. Untuk rating mingguan periode 19 Juli 2009 – 25 Juli 2009, CFsR menduduki
peringkat pertama dengan TVR 6,8% dan share 23,0%. Rating tertinggi dalam satu minggu
yaitu episode hari Senin, 20 Juli 2009 dengan TVR 7,7% dan share 25,8%. Pada minggu-
minggu terakhir episode CFsR menduduki peringkat rata-rata mingguan kedua dengan
perolehan rating yang bisa dibilang cukup rendah yaitu 5,8% TVR dan 22,6% share. Rating
tertinggi yaitu dua episode terakhir pada Sabtu, 14 November 2009 dengan TVR 7,7% dan
share 29,6%, dan Minggu, 15 November 2009 dengan TVR 9,2% dan share 32,9%. Memang
ending CFsR tidak segemilang ending CF-3 yang ratingnya menembus dua digit angka.
Tetapi ini cukup membuat MD Entertainment puas dan melanjutkan serial ini ke season
berikutnya.
Perolehan TVR 6,2% dan share 24,6% cukup untuk membawa episode perdana CF-5
(Cinta Fitri Season 5) pada Senin, 11 Januari 2010 duduk di posisi satu. Minggu pertamanya,
perolehan rating CF-5 tidak mengecewakan. Pada episode Jumat, 15 Januari 2010 sampai
dengan Minggu 17 Januari 2010, CF-5 duduk di posisi pertama perolehan rating harian
dengan TVR dan Share berturut-turut 6,5% dan 24,8%, 7,1% dan 25,6%, 6,0% dan 16,5%.
Begitu juga dengan rating mingguan CF-5 periode 11 Januari 2010 sampai dengan 16 Januari
2010, CF-5 duduk di peringkat satu dengan perolehan rata-rata mingguan 6,2% TVR dan
23,2% share. Sampai pada episode sekarang yang sedang tayangpun, CF-5 masih
memperoleh rating tinggi walaupun sesekali dikalahkan oleh rating Opera Van Java yang
ditayangkan oleh Trans7.
Lalu? Bagaimana dengan ending CF-5 sendiri? Akankah mengimbangi ending CF-3
atau bahkan lebih baik? Atau mungkin juga lebih buruk? Lalu, apakah jika nantinya ending
CF-5 masih menggantung, apakah itu berarti sudah ada kepastian untuk melanjutkan CF ke
Season 6? Tidak ada yang tahu. Hanya saja sementara ini kesimpulan yang dapat diambil
adalah, selama masih banyak yang menantikan kelanjutan sinetron ini, selama masih ada
penonton yang menonton dan rating masih tinggi, maka nantinya sinetron ini akan tetap
dilanjutkan. Karena tidak akan ada sinetron fenomenal di SCTV kalau tidak ada Cinta Fitri
dan kemungkinan penonton sinetron SCTV bisa saja pergi jika Cinta Fitri tidak lagi
10
ditayangkan. Ini merupakan suatu keputusan besar yang nantinya harus diambil SCTV
mengingat CF adalah sinetron dengan jumlah fans fanatik yang sangat besar.
CF-6 IS A BIG DECISION!
Jika memang pada akhirnya nanti CF-5 akan berakhir menggantung dan akan berlanjut
ke CF-6, pihak MD Entertainment harus benar-benar memikirkan suatu konsep cerita yang
utuh secara keseluruhan yang tentu saja berbeda dan unik. Tidak mengulang ide-ide cerita
pada season sebelumnya seperti yang terjadi pada season 5 (Mischa pura-pura mogok makan,
kemudian makan sembunyi-sembunyi seperti pada season 3, Fitri yang meminta jaminan jam
tangan Farrel saat Farrel meminjam uang untuk membeli mirip adegan pada season 1, dan
sebagainya) yang pada akhirnya akan membuat penonton merasa tidak perlu menonton
karena sudah bisa menebak ceritanya, dan seterusnya. Melanjutkan CF-5 ke CF-6 merupakan
keputusan yang besar yang akan diambil oleh MD. Paling tidak, kelanjutkan kisah ini
disesuaikan dengan kemampuan penulis mengembangkan ceritanya, bukan hanya
memanfaatkan nama besar CF untuk memperoleh popularitas dan uang serta mengejar rating
dan iklan untuk stasiun televisinya tetapi ceritanya absurd. Karena jika demikian halnya,
sebagai CFF, saya menyarankan sebaiknya memang CF ditamatkan saja sampai dengan
season 5 daripada nantinya harus berlanjut dan ceritanya berlarut-larut dan menjadi kabur dan
tidak ada benang merahnya. Tetapi tentu saja semua itu kembali lagi ke pihak stasiun televisi
sebagai pemilik bisnis. Karena seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bahwa tidak
akan ada sinetron SCTV jika tidak ada CF. Tidak ada CF maka tidak ada rate card mahal
yang memberikan pemasukan besar bagi stasiun televisi (Rate card CF mencapai Rp. 25 juta
per 30 detik dengan jeda iklan selama penayangan 12 menit, berarti ada 24 spot iklan
berdurasi 30 detik selama sinetron ini. Kita asumsikan 70% iklan yang dipasang pada saat
sinetron ditayangkan laku, maka pendapatan kotor CF adalah Rp. 25 juta x 24 spot x 70% =
Rp. 420 juta. Sedangkan profit kotor untuk SCTV sendiri diperkirakan mencapai jumlah Rp.
190 juta jika harga per episode dari sinetron ini adalah Rp. 230 juta). Bukan hanya karena CF
telah memiliki nama besar dan fans fanatik, tetapi juga karena tidak lengkap rasanya jika
tidak ada CF di layar kaca. Akan sulit menemukan sinetron se-addictive CF dan CF bisa
dikatakan sebagai sinetron stripping pertama dengan jumlah episode terpanjang sepanjang
sejarah sinetron stripping Indonesia.
So, CF is the best soap opera ever seperti slogan yang selalu diucapkan Fitri dan Farrel:
East or West, Cinta Fitri-Farel is the best, dan hal tersebut juga tercermin pada dua opening
soundtrack CF sendiri:
11
... Atas nama cinta, hati ini tak mungkin terbagi (untuk menonton sinetron lain selain
CF), sampai nanti jika aku mati (kecuali memang jika CF sudah tamat), cinta ini hanya untuk
engkau (CF)Atas Nama Cinta oleh Rossa yang telah menjadi opening soundtrack CF-1
sampai dengan CF-5.
... Jalan kita masih panjang (sepanjang episode sinetronnya) kuingin kau slalu di sini
(tidak pernah tamat dan terus berlanjut sinetronnya) ... biar cinta kita tumbuh harum mewangi
(cerita semakin hari semakin rumit tetapi tetap banyak yang menonton) dan dunia menjadi
saksinya (dunia menyaksikan CF) ... untuk apa kita membuang-buang waktu dengan kata-
kata perpisahan (untuk apa menamatkan CF kalau memang masih banyak yang
menonton?) ... demi cinta kita aku akan menjaga cinta kita yang telah kita bina (CF dan CFF
tidak akan terpisahkan setelah tiga tahun bersama) ... walau hari terus berganti hari lagi cinta
kita abadi selamanya (se-abadi sinetronnya...)Cinta Kita oleh Shireen Sungkar dan Teuku
Wisnu yang menjadi opening soundtrack CF-5 mulai episode 100 ke atas.
Reference:
- www.lautanindonesia.com/forum - dunia tv - sinetron - rating program televisi (archive from 2007-2010) Rating posted by pitakoke
- www.kapanlagi.com - www.untuksemua.com/forum - cintafitri- www.mdentertainment.net - www.inilah.com - www.facebook.com – Grup Cinta Fitri Fans (Herni Puspita, Yulia Sandra, dkk)- www.facebook.com – Grup Hilman Hariwijaya Fun’s Club (H2FC) Hilman
Hariwijaya, Herni Puspita, Yulia Sandra, Angga Ramadhan, Willy Suhardi, Adie Prayudha, Dedy Mahardika, Christine Kartika Lintardjim.
- www.facebook.com – Account Hilman Hariwijaya (sekarang: Hilman Nessa)- www.multiply.com – WISHolic (CFF from Singapore and Malaysia)- http://id.wikipedia.org – Cinta Fitri- www.sctv.co.id - www.twitter.com account Shireen Sungkar (shireensungkar), Adly Fayruz
(adlyfayrus) Teuku Wisnu (teukuwisnuNAD), Nuri Maulida (nurimaulida), Iqbal Pakula (iqbalpakula), Dinda Kanya Dewi (dindakanya).
- Bahan Kuliah Pengantar Media Televisi by Mila Day (Industri Kreatif Penyiaran 09 Komunikasi UI 2009)
Special Thanks:- Hilman Hariwijaya, Angga Ramadhan, Herni Puspita, Yulia Sandra, Dedy Mahardika,
Adie Prayudha, Willy Suhardi, Christine Kartika Lintardjim (H2FC Family)- Mila Day- IKP KOMUNIKASI UI 2009- SCTV- MD Entertainment.
12