Chapter II_Op Amp.pdf
-
Upload
aizaul-amiri -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of Chapter II_Op Amp.pdf
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 IC LM 324 ( Op-Amp )
Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu komponen elektronika berupa sirkuit terintegrasi (integrated
circuit atau IC) yang terdiri atas bagian differensial amplifier, common emiter
amplifier dan bagian push-pull amplifier. Bagian output Op-amp ini biasanya
dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative feedback) karena nilai gain-nya
yang tinggi.
Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah karena komponen ini
memiliki penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar, (Zin >>)
dan Impedansi Output yang kecil (Zout <<). Selain dari itu, kemampuan interval
frekuensi dari komponen ini sangat lebar.
Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau penguat biasa (non-
Inverting Amplifier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang,
integrasi, dan diferensiasi), dll. Jenis Op-amp yang populer dipakai adalah chip 741.
Penguat operasional adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas.
Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki
penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional
Universitas Sumatera Utara
6
memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V)
dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground).
Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:
2.1.1 Karakteristik Ideal Penguat Operasional
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena
beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi
masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut
ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
a Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = - ∞
b. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOf = 0
c. Hambatan masukan (input resistance) RI = ∞
d. Hambatan keluaran (output resistance) RO
e.Lebar pita (band width) BW = ∞
= 0
Universitas Sumatera Utara
7
f. Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
g. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis,yang tidak mungkin dapat
dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk
membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati
kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal
dari Op Amp.
2.1.1.1 Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah
penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik
(feedback) yang diterapkan padanya seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Secara
ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = v0 / Vin = - ∞
AVOL = V0 / (V1 – V2) = - ∞
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan
tegangan masukan Vin. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut
sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang
perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar
daripada tegangan masukan Vin. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara
5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Universitas Sumatera Utara
8
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu
yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
2.1.2 Tegangan Ofset Keluaran
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOf adalah nilai tegangan
keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan
Vin = 0. Secara ideal, nilai VOf = 0 Volt. Op Amp yang dapat memenuhi nilai
tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan
ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan
ofset VOf biasanya bernilai sedikit di atas 0 Volt. Apalagi tidak digunakan umpan
balik maka nilai VOf akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan kejenuhan
(saturasi) pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapkan tegangan
koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vin = 0,
tegangan keluaran VO
Hambatan masukan (input resistance) R
juga = 0.
2.1.3 Hambatan Masukan
i dari Op Amp adalah besar
hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op
Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, nilai hambatan masukan
Op Amp adalah antara 5 kΩ hingga 20 MΩ, tergantung pada tipe Op Amp. Nilai
ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan
Universitas Sumatera Utara
9
balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan
masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang
diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat
tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan
hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu
besar.
2.1.4 Hambatan Keluaran
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya
hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal.
Secara ideal nilai hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabila hal ini
tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran
(RL
), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat
diharapkan. Dalam kondisi praktis nilai hambatan keluaran Op Amp adalah antara
beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan
diterapkannya umpan balik, maka nilai hambatan keluaran akan menurun hingga
mendekati kondisi ideal.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.5 Lebar Pita
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu
dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari nilai tegangan
maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp
memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari
kenyataan.
Sebagian besar Op Amp serba guna memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan
biasanya diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada
juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa
MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat
mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.
2.1.6 Waktu Tanggapan
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan
oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal nilaai waktu
respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat
masukan berubah.Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp
memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op
Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate.
Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan
tersebut umumnya disertai dengan overshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi
tunak ( steady state). Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.7 Implementasi Penguat Operasional
Rangkaian yang akan dijelaskan dan dianalisa dalam tulisan ini akan
menggunakan penguat operasional yang bekerja sebagai komparator dan sekaligus
bekerja sebagai penguat. Berikut ini adalah konfigurasi Op Amp yang bekerja
sebagai penguat:
Gambar di atas adalah gambar sebuah penguat non inverting. Penguat
tersebut dinamakan penguat noninverting karena masukan dari penguat tersebut
adalah masukan noninverting dari Op Amp. Sinyal keluaran penguat jenis ini sefasa
dengan sinyal keluarannya. Adapun besar penguatan dari penguat ini dapat dihitung
dengan rumus:
AV = (R1+R=2)/R1
AV = 1 + R2 / R1
Sehingga :
VO =1+(R2/R11) Vin
Universitas Sumatera Utara
12
Selain penguat noninverting, terdapat pula konfigurasi penguat inverting.
Dari penamaannya, maka dapat diketahui bahwa sinyal masukan dari penguat jenis
ini,diterapkan pada masukan inverting dari Op Amp, yaitu masukan dengan tanda
“−“. Sinyal masukan dari pengaut inverting berbeda fasa sebesar 1800 dengan sinyal
keluarannya. Jadi jika ada masukan positif, maka keluarannya adalah negatif.
Berikut ini adalah skema dari penguat inverting:
Penguatan dari penguat di atas dapat dihitung dengan rumus:
AV = − R2 / R1
Sehingga:
VO = −( R2 /R1 )V
i
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.8 Sensor Cahaya menggunakan LM 324 Sebagai Op-Amp
Gambar 2.4: Sensor Cahaya
Rangkaian ini digunakan untuk mendeteksi permukaan gelap atau terang.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan prinsip bahwa permukaan yang terang
cenderung untuk memantulkan cahaya lebih banyak. LED akan memancarkan
cahaya secara terus menerus. Jika mengenai permukaan yang gelap maka cahaya
yang dipantulkan akan sedikit sehingga picu basis transistor kecil dan arus kolektor-
pun menjadi kecil. Akibatnya tegangan kolektor-emitor menjadi besar. Sebaliknya
jika mengenai permukaan yang terang maka cahaya yang dipantulkan akan banyak,
sehingga picu basis transistor besar dan arus kolektor-pun menjadi besar. Akibatnya
tegangan kolektor-emitor menjadi kecil. Untuk memperoleh hasil yang level
tegangannya sesuai dengan level digital maka perlu digunakan komparator dengan
IC op-amp LM324 atau LM741. Sensor yang digunakan bukan hanya fototransistor,
LDR-pun dapat digunakan
Universitas Sumatera Utara
14
Selanjutnya,dengan IC op-amp kita dapat membuat robot sederhana. Suatu
komparator yang disusun dari IC Op-Amp, yang berfungsi membandingkan dua
input dapat digunakan sebagai kendali penggerak robot penjejak lampu senter. Input
dari komparator yang berupa perubahan tegangan akibat dari perubahan nilai
resistansi pada LDR sebagai sensor pada robot akan di bandingkan dengan tegangan
pembanding input komparator yang disusun oleh resistor yang tersusun seri sebagai
pembagi tegangan. Tegangan hasil perbandingan dua input akan dikuatkan oleh
rangkaian penguat transistor kemudian diumpan ke relay. Relay ini digunakan untuk
mengendalikan motor. Jadi kita dapat membuat suatu robot sederhana yang pada
saat kita beri sinar dengan lampu senter, robot akan bergerak mengejar sumber
cahaya.
2.2 Motor
Untuk mengendalikan arah putaran motor digunakan metode bridge-H dari
kombinasi transistor, jadi dengan metode demikian arus yang mengalir kemotor
polaritasnya dapat diatur dengan memberikan logika ke transistor Q1 sampai Q4.
Pengaturannya seperti tabel kebenaran disamping gambar 2.5. Kondisi high untuk
semua input tidak diijinkan sebab akan mengakibatkan semua transistor aktif dan
akan merusakkan transistor karena secara otomatis arus dari kolektor Q1 dan Q2
langsung mengalir ke Q2 san Q3 sehingga arus sangat besar tanpa melalui beban
motor DC.
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 2.5 Ilustrasi Pengendalian Motor didalam IC Driver Motor
2.3 Solar Sel
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
menjadi listrik. Mereka disebut surya atas matahari atau "sol" karena matahari
merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali
disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel
surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi
matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang
berlawanan. Jumlah penggunaan panel surya di porsi pemroduksian listrik dunia
sangat kecil, disebabkan oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan
bakar fosil bahkan dapat lebih tinggi sepuluh kali lipat, tergantung keadaan. Mereka
telah menjadi rutin dalam beberapa aplikasi yang terbatas seperti, menjalankan
"buoy" atau alat di gurun dan daerah terpencil lainnya, dan dalam eksperimen
lainnya mereka telah digunakan untuk memberikan tenaga untuk mobil balap.
Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi
sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule pertahun.
Universitas Sumatera Utara
16
Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh
dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1% saja permukaan bumi
dengan alat solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi
kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Perkembangan yang pesat dari industri
sel surya (solar sel) di mana pada tahun 2004 telah menyentuh level 1000 MW
membuat banyak kalangan semakin melirik sumber energi masa depan yang sangat
menjanjikan ini.
Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai
partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang
tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan sebagai
partikel yang disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh
Einstein pada tahun 1905.Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan
panjang gelombang frekuensi photon V dirumuskan dengan persamaan:
E = λh.c/v
Dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) dan c adalah kecepatan cahaya
dalam vakum (3.00 x 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon
dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang
gelombang dan frekuensi tertentu . Bila menggunakan sebuah alat semikonduktor
yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n,
cahaya yang datang akan mampu diubah menjadi energi listrik.
Universitas Sumatera Utara
17
2.4 LDR
Sebuah light dependent resistor ( LDR ) terdiri dari sebuah piringan bahan
semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Dalam gelap atau
dibawah cahaya yang redup,bahan piringan hanya mengandung elektron bebas
dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit elektron bebas untuk
mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti bahwa,bahan bersifat sebagai konduktor
yang buruk untuk arus listrik. Dengan kata lain,nilai hambatan bahan sangat tinggi.
Di bawah cahaya yang cukup terang,lebih banyak elektron dapat melepaskan
diri dari atom-atom semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak elektron bebas yang
dapat mengalirkan muatan listrik. Dalam hal ini, bahan bersifat sebagai konduktor
yang baik. Hambatan listrik bahan adalah rendah. Semakin terang cahaya yang
mengenai bahan,semakin banyak elektron bebas yang tersedia,dan semakin rendah
pula hambatan listrik bahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
18
II.5 Transistor
Transistor
Gambar 2.6 Berbagai macam Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal
atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (Bipolar Junction Transistor atau BJT) atau
tegangan inputnya (Field Effect Transistor atau FET) , memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki tiga terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang disalah satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui dua
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.
Universitas Sumatera Utara
19
Cara kerja transistor
Untuk menggunakan sebuah BJT,kita harus menyambungkannya sedemikian
rupa sehingga :
1. Terminal emitor BJT adalah terminal dengan polaritas paling negatif.
2. Terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitornya.
3. Terminal basis lebih positif 0,7 V ( atau sedikit lebih besar dari nilai ini )
daripada terminal emitornya.
Dengan kondisi-kondisi ini kita dapat mengetahui bahwa :
1. Arus yang relatif kecil mengalir menuju basis.
2. Arus dengan nilai yang jauh lebih besar mengalir menuju kolektor
3. Arus basis dan arus kolektor mengalir keluar dari transistor melalui emitor.
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah
yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor
Gambar 2.7 Simbol tipe transistor
Keterangan :
C = kolektor
E = emiter
B = basis
C
B
E
C
B
E
NPN PNP
Universitas Sumatera Utara
20
2.6 Dioda
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu
arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N.
Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe
N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi
N. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap
menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap
untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi
tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan
serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi
hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini
disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik,
maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Sebalikya jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias
negatif (reverse bias). Maka dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih
besar dari sisi P,sehingga tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole
dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole maupun elektron masing-masing
tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin
besar dan menghalangi terjadinya arus.
Universitas Sumatera Utara
21
2.7 Resistor
Resistor komponen pasif elektronika adalah berfungsi untuk membatasi arus
listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi dua yaitu :
Fixed Resistor dan Variable resistor. Pada umumnya resistor terbuat dari karbon
film atau metal film, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material
yang lain.
Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan
seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang
sangat kecil. Bahan–bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti
karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron
dan disebut sebagai insulator.
II.7.1 Fixed Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe
resistor yang umum adalah berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki
tembaga dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang
kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa
mengukur besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar pabrik
yang dikeluarkan oleh ELA (Electronic Industries Association).
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.8 Resistor karbon
Tabel 2.1 Gelang Resistor
WARNA GELANG I GELANG II GELANG III GELANG
IV
Hitam 0 0 1 -
Coklat 1 1 10 -
Merah 2 2 100 -
Jingga 3 3 1000 -
Kuning 4 4 10000 -
Hijau 5 5 100000 -
Biru 6 6 1000000 -
Ungu 7 7 10000000 -
Abu-abu 8 8 100000000 -
Putih 9 9 1000000000 -
Emas - - 0,1 5%
Perak - - 0,01 10%
Tanpa Warna - - - 20%
Universitas Sumatera Utara
23
Resitansi dapat dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang
toleransi berwarna coklat, emas, atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini
berada pada bahan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih
menonjol, sedangkan warna gelang yang keempat agak sedikit ke dalam. Dengan
demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resitor tersebut.
Kalau kita telah dapat menentukan mana gelang pertama maka selanjutnya adalah
membaca nilai resistansinya.
Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi
kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan
seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah
faktor pengalinya.
II.7.2 Variable Resistor
Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat dua tipe. Untuk tipe pertama
dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan dengan
mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll.
Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini biasanya
hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari semi-fixed resistor
adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine tune circuit, dll. Ada
beberapa model pengaturan nilai Variable resistor, yang sering digunakan adalah
dengan caranya terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model variable
resistor yang harus diputar berkali – kali untuk mendapatkan semua nilai resistor.
Model ini dinamakan “Potentiometers” atau “Trimmer Potentiometers”.
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2.9 Potensiometer
Pada gambar di atas untuk bentuk tiga biasanya digunakan untuk volume
kontrol. Bentuk yang ke 2 merupakan semi fixed resistor dan biasanya di pasang
pada PCB (Printed Circuit Board). Sedangkan bentuk 1 dpotentiometers. Ada tiga
tipe didalam perubahan nilai dari resistor variabel, perubahan tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.10 Grafik Perubahan nilai pada potensiometer
Universitas Sumatera Utara
25
Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya perubahan nilai
resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah atau lebih nilai
perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok dengan karakteristik
telinga manusia. Karena telinga sangat peka ketika membedakan suara dengan
volume yang lemah, tetapi tidak terlalu sensitif untuk membedakan perubahan suara
yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut sebagai “Audio Taper” potensiometer.
Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier dan cocok digunakan untuk
Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in circuit, dll. Sedangkan
untuk tipe C perubahan resistansinya kebalikan dati tipe A.
2.8 Transformator
Transformator adalah suatu alat elektronik yang memindahkan energi dari
satu sirkuit elektronik ke sirkuit lainnya melalui pasangan magnet. Biasanya dipakai
untuk mengubah tegangan listrik dari tinggi ke rendah dan berarti juga mengubah
arus listrik dari rendah ke tinggi. Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga
ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan
atau proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung
di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan hambatan di
sisi netral 20 kV nya.
2.9 Kapasitor
Kondensator (kapasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalam medan listrik , dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Satuan ini
ditemukan oleh Michael Faraday .Kondensator kini juga dikenal sebagai
Universitas Sumatera Utara
26
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan
berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau
kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Universitas Sumatera Utara