Chapter II(3)
-
Upload
kaka-silmi -
Category
Documents
-
view
22 -
download
2
description
Transcript of Chapter II(3)
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang
gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air cukup banyak.
Pohon ini banyak ditanam sebagi pohon buah-buahan. Namun, sering tumbuh
liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut.
Jambu bji berbunga sepanjang tahun. Sekarang tanaman ini sudah menyebar
luas ke seluruh dunia, terutama di daerah tropis. Diperkirakan terdapat sekitar
150 spesies Psidium yang menyebar ke daerah tropis dan berhawa sejuk
(Hapsoh dan Hasanah, 2011).
2.1.1. Nama daerah
Sumatera: glima breueh (Aceh), galiman (Batak Karo), masiambu
(Nias), biawas, jambu krutuk, jambu krikil, jambu biji, jambu klutuk (Melayu).
Jawa: jambu klutuk (Sunda), hambu bhender (Madura). Sotong (Bali), guawa
(Flores), goihawas (Sika). Sulawesi: gayawas (Manado), dambu (Gorontalo),
jambu paratugala (Makasar). Maluku: luhu hatu (Ambon), gayawa (Ternate,
Halmahera) (Hapsoh dan Hasanah, 2011).
2.1.2. Morfologi tumbuhan jambu biji
Tumbuhan jambu biji termasuk jenis perdu atau pohon kecil, tinggi 2-
10 m, percabangan banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin,
mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek,
letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan atas daun tua licin.
Universitas Sumatera Utara
-
Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal
membulat, tepi rata agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6-14
cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Buah tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak
daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya berbentuk bulat sampai
bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah
yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu.
Biji banyak mengumpul di tengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning
kecokelatan (Hapsoh dan Hasanah, 2011).
2.1.3. Kandungan kimia daun jambu biji
Daun mengandung tannin, minyak atsiri (eugenol), minyak lemak,
dammar, zat samak, triterpenoid, asam malat (Dalimartha, 2004).
Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagaisenyawa polipenol yang
mempunyai berat molekultinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan
guguslainnya (seperti karboksil) sehingga dapatmembentuk kompleks dengan
protein (Danarto, dkk., 2011).
Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang
terkonjugasi pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya
gugus (OH) sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna
coklat (Wijaya, dkk., 2011). Tanin merupakan senyawa yang dapat larut
dalamair, gliserol, alkohol, dan hidroalkohol, tetapi tidaklarut dalam petroleum
eter, benzene dan eter(Sax dan Lewis, 1989). Struktur dan kelas tanin dapat
dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
Base Unit:
Gallic acid
Flavone
Phloroglucinol
Class: Hydrolyzable tannins Non-Hydrolyzable or condensed tannins
Phlorotannins
2.1.4. Kegunaan tumbuhan jambu biji
Daun jambu biji berkhasiat astringen (pengelat), antidiare, antiradang,
penghenti perdarahan (homeostatis) dan peluruh haid. Buah berkhasiat
antioksidan karena kandungan beta karoten dan vitamin C yang tinggi
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh (Hapsoh dan Hasanah, 2011).
2.1.5. Zat warna daun jambu biji
Hasil ekstraksi dan karakterisasi zat warna alami dari daun jambu biji
(Psidium Guajava L.) menunjukkan bahwa daunnya mengandung antosianin
seperti cyanidin-3-sophoroside dan cyanidin-3-glucoside serta mengandung
flavan-3,4-diols yang tergolong senyawa tanin berupa pigmen kuning
sampai coklat. Senyawa tersebut berperan penting pada pewarnaan daun
jambu biji (Dewi, dkk., 2013). Flavan-3,4-diol mempunyai struktur kimia
sebagai barikut:
Gambar 2.1. Struktur dan kelas tanin (Haslam, 1989).
Universitas Sumatera Utara
-
Gambar 2.2. Struktur kimia flavan-3,4-diol
2.2 Uraian Bahan
2.2.1. Pirogalol
Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.3
berikut:
Gambar 2.3. Pirogalol (Sweetman,2009).
Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat
molekul 126, 1
Suhu lebur : 133oC (Ditjen POM, 1995).
Pirogalol bersifat sebagai reduktor (mudah teroksidasi). Dalam bentuk
larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya
dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, pirogalol
berfungsi sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna
logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat
menempel lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum
Universitas Sumatera Utara
-
dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan
batas kadar 5% (Ditjen POM, 1985).
2.2.2. Tembaga (II) sulfat
Tembaga (II) sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan
sebagai pewarna pada rambut.
Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan
dengan berat molekul 249,68 (Ditjen POM, 1995).
Kelarutan : 1 g larut dalam 3 ml air; dalam 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500
ml alkohol; 1 g dalam 3 ml gliserol (Sweetman, 2009).
Tembaga (II) sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan
warna coklat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah
menjadi tembaga oksida (Bariqina dan Ideawati, 2001). Tembaga (II) sulfat
termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa
logam umumnya tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan
langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang
dikehendaki (Ditjen POM, 1985).
2.2.3. Xanthan gum
Xanthan gum adalah gom hasil fermentasi karbohidrat oleh
Xanthomonas campestris yang dimurnikan. Merupakan garam natrium, kalium,
atau kalsium dari suatu polisakarida dengan bobot molekul besar yang
mengandung D-glukosa, manosa, dan asam glukoronat. Berupa serbuk putih
atau putih kekuningan, larut dalam air dan memberikan viskositas yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
-
dalam larutan. Xanthan gum juga mengandung tidak kurang dari 1,5% asam
piruvat (Sweetman, 2009).
Xanthan gum banyak digunakan dalam formulasi sediaan oral dan
topikal, kosmetik, dan makanan sebagai bahan pensuspensi serta bahan
pengemulsi. Gom ini tidak toksik, dapat tercampurkan dengan banyak bahan
farmaseutikal, dan memiliki stabilitas serta viskositas yang baik pada rentang
pH dan temperatur yang luas (Rowe, dkk., 2009).
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat
larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Hasil ekstraksi disebut dengan ekstrak, yaitu sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan. Simplisia yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak adalah
bahan alamiah yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM, 2000).
A. Perkolasi
Perkolasi adalah salah satu metode ekstraksi yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat
yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator. Serbuk simplisia yang akan
diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana perkolator, tetapi
dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari. Setelah
maserasi, massa dimasukkan ke dalam perkolator. Pemindahan dilakukan
Universitas Sumatera Utara
-
sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan, kemudian cairan penyari
dituangkan perlahan-lahan hingga di atas permukaan massa masih terdapat
selapis cairan penyari. Setelah massa didiamkan selama 24 jam dalam
perkolator, keran dibuka dan diatur kecepatan menetes 1 ml tiap menit. Untuk
menentukan akhir perkolasi dapat dilakukan dengan cara organoleptis seperti
rasa, bau, dan warna (Ditjen POM, 1986).
2.4 Rambut
Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang memberikan
kehangatan, perlindungan dan keindahan. Rambut juga terdapat di seluruh
tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki dan bibir (Rostamailis, dkk., 2008).
2.4.1. Anatomi rambut
Rambut berupa batang-batang tanduk yang tertanam secara miring di
dalam kantung (folikel) rambut. Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-
bagian rambut yang terdiri dari tiga bagian sebagai berikut (Bariqina dan
Ideawati, 2001):
a. Ujung rambut
Pada rambut yang baru tumbuh serta sama sekali belum/tidak pernah
dipotong mempunyai ujung rambut yang runcing.
b. Batang rambut
Batang rambut adalah bagian rambut yang terdapat di atas permukaan kulit
berupa benang-benang halus yang terdiri dari zat tanduk atau keratin.
Batang rambut dapat dibedakan menjadi tiga lapisan yang tersusun teratur
seperti di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
-
1) Selaput rambut (Kutikula)
Kutikula adalah lapisan yang paling luar dari rambut yang terdiri atas sel-
sel tanduk yang gepeng atau pipih dan tersusun seperti sisik ikan. Bagian
bawah menutupi bagian di atasnya. Kutikula berfungsi untuk membuat
rambut dapat ditarik memanjang dan bila dilepaskan akan kembali pada
posisi semula; melindungi bagian dalam dari batang rambut; rambut
dapat dikeriting dan dicat karena cairan obat keriting/cat rambut dapat
meresap dalam korteks rambut.
2) Kulit rambut (Korteks)
Kulit rambut terdiri atas sel-sel tanduk yang membentuk kumparan,
tersusun secara memanjang, dan mengandung melanin. Granul-granul
pigmen yang terdapat pada korteks ini akan memberikan warna pada
rambut. Selsel tanduk terdiri atas serabut-serabut keratin yang tersusun
memanjang. Tiap serabut terbentuk oleh molekul-molekul keratin
seperti tali dalam bentuk spiral.
3) Sumsum rambut (Medula)
Medula terletak pada lapisan paling dalam dari batang rambut yang
dibentuk oleh zat tanduk yang tersusun sangat renggang dan membentuk
semacam jala/anyaman sehingga terdapat rongga-rongga yang berisi
udara.
c. Akar Rambut
Akar rambut adalah bagian rambut yang tertanam di dalam kulit. Bagian-
bagian dari akar rambut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
1) Kantong rambut (folikel)
Folikel merupakansuatu saluran yang menyerupai tabung dan berfungsi
untuk melindung akar rambut, mulaidari permukaan kulit sampai di
bagian terbawah umbi rambut. Jika bentuk folikel lurus maka rambut
juga lurus. Jika bentuk folikel agak melengkung maka rambut agak
berombak, sedangkan jika bentuk folikel sangat melengkung maka
rambut akan keriting.
2) Papil rambut
Papil rambut adalah bulatan kecil yang bentuknya melengkung, terletak
di bagian terbawah dari folikel rambut dan menjorok masuk ke dalam
umbi rambut. Papil rambut bertugas membuat atau memproduksi
bermacam-macam zat yang diperlukan untuk pertumbuhan rambut.
Misalnya sel-sel tunas rambut, zat protein yang membentuk keratin, zat
makanan untuk rambut, zat melanosit yang membentuk melanin.
3) Umbi rambut (matriks)
Umbi rambut adalah ujung akar rambut terbawah yang melebar. Struktur
bagian akar rambut ini berbeda dengan struktur batang dan akar rambut
diatasnya. Sel-sel akar rambut bewarna keputih-putihan dan masih
lembek. Pertumbuhan rambut terjadi karena sel-sel umbi rambut
bertambah banyak secara mitosis. Pada umbi rambut melekat otot
penegak rambut yang menyebabkan rambut halus berdiri bila ada suatu
rangsangan dari luar tubuh.
Universitas Sumatera Utara
-
2.4.2. Pertumbuhan rambut
Rambut dapat tumbuh dan bertambah panjang. Hal ini disebabkan
karena sel-sel daerah matrix/umbi rambut secara terus menerus membelah.
Rambut mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah
panjang lalu rontok dan kemudian terjadi pergantian rambut baru. Inilah yang
dinamakan siklus pertumbuhan rambut (Rostamailis, dkk., 2008).
Pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase (Tranggono
dan Latifah, 2007), yaitu:
1. Fase anagen (fase pertumbuhan)
Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus
membentuk sel rambut secara mitosis. Fase anagenberlangsung 2-5 tahun.
2. Fase katagen (fase istirahat)
Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu. Selama fase istirahat, rambut
berhenti tumbuh, umbi rambut mengkerut dan menjauhkan diri dari papil
rambut, membentuk bonggol rambut, tetapi rambut belum rontok.
3. Fase telogen (fase kerontokan)
Fase ini berlangsung lebih kurang 100 hari. Ketika rambut baru sudah cukup
panjang dan akan keluar dari kulit, rambut lama akan terdesak dan rontok.
Pada akhir fase ini, folikel rambut beralih ke fase anagen secara spontan.
2.4.3. Jenis rambut
Jenis rambut berhubungan dengan derajat keaktifan kelenjar lemak
yang terdapat di samping akar rambut. Beberapa jenis rambut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
-
a. Rambut normal
Kelenjar palit/lemak bekerja dengan normal, akan menghasilkan
sebum/minyak yang melumasi rambut dan kulit kepala dengan normal.
Rambut akan kelihatan bagus dan segar, tidak lengket dan kusam, serta
tumbuhnya sehat sehingga memudahkan penataan dan perawatannya.
b. Rambut kering
Rambut kering terjadi karena keadaan kelenjar palit atau lemak bekerja
kurang aktif sehingga hasil palit atau minyak kurang dari keadaan normal
yang mengakibatkan kulit kepala dan rambut menjadi kering. Rambut
kering kelihatan kusam, pudar, agak kemerahan, dan kadang-kadang
pertumbuhannya tipis serta ujungnya berbelah. Bila diraba dengan jari,
terasa gemerisik, rapuh, mudah putus, dan susuh diatur.
c. Rambut berminyak
Pada rambut berminyak, kelenjar palit atau lemak bekerja terlalu giat dan
aktif sehingga menghasilkan minyak atau sebum yang berlebihan.
Akibatnya rambut menjadi basah/lembab. Rambut berminyak kelihatan
mengkilat, tebal, dan lengket. Biasanya, rambut berminyak tumbuh subur
dan lebat serta bila diraba terasa basah dan lekas kotor (Bariqina dan
Ideawati, 2001).
2.5 Pewarnaan Rambut
Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan
dalam tatarias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan
warna rambut asalnya atau warna lain (Ditjen POM, 1985).
Universitas Sumatera Utara
-
2.5.1. Pewarnaan berdasarkan daya lekat zat warna
2.5.1.1. Pewarna rambut temporer
Pewarna rambut temporer bertahan pada rambut untuk waktu yang
singkat, hanya sampai pada pencucian berikutnya. Pewarna ini melapisi
kutikula rambut tetapi tidak berpenetrasi ke dalam korteks rambut karena
molekul-molekulnya terlalu besar (Dalton, 1985).
Jenis sediaan pewarna rambut yang digunakan untuk pewarnaan rambut
temporer meliputi bilasan warna, sampo warna termasuk juga kombinasinya
dengan bilasan warna, krayon rambut, dan semprot pewarnaan rambut (Ditjen
POM, 1985). Bahan pewarna jenis ini adalah pewarna yang mempunyai
molekul besar sehingga tidak mampu masuk ke dalam batang rambut dan
mudah terlepas, misalnya asam pirogalat dan asam tartrat serta beberapa zat
warna azoic, azinic, indigoid, triphenilmetan dan derivat antrakinon.
2.5.1.2. Pewarna rambut semipermanen
Pewarna rambut semipermanen adalah pewarna rambut yang memiliki
daya lekat tidak terlalu lama, daya lekatnya ada yang 4-6 minggu, ada juga 6-8
minggu. Bahan pewarna ini dapat berasal dari alami (indigo) atau zat warna
sintetik golongan nitro (senyawa amino dan nitro aromatik). Pewarnaan rambut
ini masih dapat tahan terhadap keramas, tetapi jika berulang dikeramas, zat
warnanya akan luntur juga (Ditjen POM, 1985).
Tujuan pemberian pewarna semipermanen selain untuk menyegarkan
warna rambut yang kusam, dapat pula digunakan saat pewarnaan permanen
untuk mempertahankan kemilau rambut. Oleh sebab itu, rambut putih yang
Universitas Sumatera Utara
-
dicat hitam dengan jenis zat yang bersifat semipermanen ini secara perlahan-
lahan, setelah 4-6 minggu, akan menguning kecoklatan dan akhirnya rambut
akan kembali menjadi putih atau putih kekuningan (Bariqina dan Ideawati,
2001).
2.5.1.3. Pewarna rambut permanen
Pewarna rambut permanen berpenetrasi ke dalam kutikula dan
terdeposit pada korteks rambut (Dalton, 1985). Pewarna rambut jenis ini
memiliki daya lekat yang jauh lebih lama sehingga tidak luntur karena keramas
dengan sampo dan dapat bertahan 3-4 bulan (Ditjen POM, 1985).
Pewarna rambut permanen terdapat dalam berbagai bentuk dan macam,
seperti krim, jelli, dan cairan. Bahan pewarna ini meliputi campuran zat warna
nabati dengan zat warna senyawa logam, zat warna derivat fenol seperti
pirogalol, dan zat warna amino seperti orto atau para diaminobenzen,
aminohidroksibenzen, dan meta disubstitusi fenilendiamin. Pewarna ini
berguna untuk menutupi warna rambut putih, rambut beruban, serta rambut
dengan warna asli untuk mendapatkan warna-warna yang mendekati warna asli
menurut selera atau zaman (Bariqina dan Ideawati, 2001).
Susunan rambut atau berbagai macam tebal rambut akan mempengaruhi
daya penyerapan cat. Pada umumnya, rambut halus lebih cepat dan lebih
mudah menyerap cat dibanding rambut kasar dan tebal. Keadaan rambut yang
kurang sehat, misalnya kutikula terbuka, akan cepat menyerap cat warna dalam
jumlah yang lebih besar sehingga mengakibatkan warna tidak merata. Jenis
rambut dengan kutikula yang sangat padat atau rapat dapat menolak peresapan
Universitas Sumatera Utara
-
pewarna secara cepat sehingga memerlukan waktu olah yang lebih lama
(Bariqina dan Ideawati, 2001).
Di dalam proses pewarnaan rambut, yang perlu diperhatikan adalah
jangan langsung mengeramasi rambut yang baru saja diberi warna karena dapat
mengakibatkan berkurangnya kemilau rambut dan bahkan dapat
menghilangkan warna rambut tersebut. Penggunaan sampo dan coditioner jenis
tertentu sangat baik untuk rambut yang telah diwarnai (Bariqina dan Ideawati,
2001).
2.5.2. Berdasarkan proses sistem pewarnaan
Berdasarkan proses sistem pewarnaan, pewarna rambut dibagi 2
golongan:
2.5.2.1. Pewarna rambut langsung
Sediaan pewarna rambut langsung telah menggunakan zat warna,
sehingga dapat langsung digunakan dalam pewarnaan rambut tanpa terlebih
dahulu harus dibangkitkan dengan pembangkit warna, pewarna rambut
langsung terdiri dari:
1. Pewarna rambut langsung dengan zat warna alam
2. Pewarna rambut langsung dengan zat warna sintetik
Zat warna alam meliputi bahan warna nabati, ekstrak, sari komponen
warna bahan nabati. Sedangkan zat warna sintetik berdasarkan pola warna
komponen warna bahan nabati.
Universitas Sumatera Utara
-
2.5.2.2. Pewarna rambut tidak langsung
Pewarna rambut tidak langsung disajikan dalam dua komponen yaitu
masing-masing berisi komponen zat warna dan komponen pembangkit warna.
Pewarna rambut tidak langsung terdiri dari:
1. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna senyawa logam
2. Pewarna rambut tidak langsung dengan zat warna oksidatif.
Dalam hal ini peranan pewarna rambut ditentukan oleh jenis senyawa
logam dan jenis pembangkit warnanya. Jenis senyawa logam yang digunakan
misalnya tembaga (II) sulfat, zat pembangkitnya misalnya pirogalol (Ditjen
POM, 1985).
2.6 Uji Iritasi
Sebagian besar zat yang terkandung dalam pewarna rambut merupakan
iritan kulit, reaksi iritasi ini dapat terjadi secara spontan atau tidak spontan
tergantung dari jenis zat dan kadar yang dilekatkan. Banyak produk kosmetik
yang dapat menyebabkan gangguan kulit yang bersifat iritasi ataupun alergi.
Uji keamanan yang dilakukan pada kosmetika meliputi dua aspek, yakni uji
keamanan sebagai bahan dan uji keamanan untuk produk kosmetika sebelum
diedarkan. Uji keamanan produk kosmetika dilakukan pada panel manusia
untuk menetapkan apakah produk kosmetika itu memberikan efek toksik atau
tidak (Ditjen POM, 1985).
Zat yang pertama kali digunakan sebagai bahan untuk produksi
kosmetika harus dikaji dan diuji efektivitas dan keamanannya. Prosedur dan
tata cara pengkajian dan pengujiannya dilakukan sama seperti halnya pada obat
Universitas Sumatera Utara
-
dan makanan. Adanya analogi dalam prosedur dan tata cara yang harus
dilakukan dalam uji keamanan, maka zat yang sudah digunakan dalam obat dan
makanan, dapat dianggap telah dilakukan uji keamanan sehingga dapat
digunakan dalam produksi kosmetika (Ditjen POM, 1985).
Untuk mencegah terjadinya reaksi iritasi terhadap produk pewarna
rambut, perlu dilakukan uji iritasi terhadap sukarelawan. Uji iritasi ini dapat
dilakukan dengan mengoleskan sediaan pewarna rambut pada lengan bawah
bagian dalam atau bagian belakang telinga dan dibiarkan selama 24 jam untuk
kemudian diamati apakah terjadi reaksi iritasi (Scott, dkk., 1976).
Universitas Sumatera Utara