Chapter II 3
Transcript of Chapter II 3
5
BAB II
PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK
2.1 Umum
Pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar
generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik
tiga fasa. Energi mekanik yang diperlukan untuk memutar generator sinkron
didapat dari mesin penggerak generator atau biasa disebut penggerak mula (
prime mover ). Mesin penggerak generator yang banyak digunakan dalam
praktik, yaitu : mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas. Mesin-mesin
penggerak generator ini mendapat energi dari proses pembakaran bahan bakar (
mesin-mesin termal ) atau pun air terjun ( turbin air ).
Jadi, sesungguhnya mesin penggerak generator melakukan konversi energi
primer menjadi energi mekanik penggerak generator. Proses konversi energi
primer menjadi energi mekanik menimbulkan “produk” sampingan berupa
limbah dan kebisingan yang perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah
lingkungan.
Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya penyediaan tenaga listrik yang
terbesar adalah biaya pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab
itu, berbagai teknik untuk menekan biaya bahan bakar terus berkembang, baik
dari segi unit pembangkit secara individu maupun dari segi operasi sistem tenaga
listrik secara terpadu.
Pusat Listrik adalah tempat di mana proses pembangkitan tenaga listrik
dilakukan. Mengingat proses pembangkitan tenaga listrik merupakan proses
konversi energi primer ( bahan bakar atau potensi tenaga air ) menjadi energi
mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini diubah
Universitas Sumatera Utara
6
menjadi energi listrik oleh generator, maka dalam pusat listrik umumnya
terdapat:
a. Instalasi Energi Primer, yaitu instalasi bahan bakar atau instalasi tenaga air.
b. Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai
pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator. Mesin
penggerak generator ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin
diesel, turbin gas, atau turbin air.
c. Instalasi Pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi
mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar.
d. Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari:
Instalasi Tegangan Tinggi, yaitu instalasi yang menyalurkan energi listrik
yang dibangkitkan generator.
Instalasi Tegangan Rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu dan instalasi
penerangan.
Instalasi Arus Searah, yaitu instalasi yang terdiri dari baterai aki beserta
pengisinya dan jaringan arus searah yang terutama digunakan untuk
proteksi, kontrol, dan telekomunikasi.
2.2 Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Sebagaimana telah diuraikan diatas, proses pembangkitan tenaga listrik pada
prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi energi mekanik
penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini dikonversi oleh
generator menjadi tenaga listrik. Proses yang demikian ini menimbulkan
masalah-masalah sebagai berikut:
a. Penyediaan Energi Primer
Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan
bahan bakar meliputi: pengadaan, transportasi, dan penyimpanannya,
terutama yang memerlukan perhatian terhadap resiko kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
7
b. Penyediaan Air Pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat listrik termal seperti
PLTU dan PLTD. PLTG tidak memerlukan air pendingin yang banyak.
c. Masalah Limbah
PLTU batu bara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dan asap
yang mengandung gas SO2, CO2, dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah
bahan kimia dari ketel uap.
d. Masalah Kebisingan
Pusat listrik termal menimbulkan suara keras yang merupakan kebisingan
bagi masyarakat yang tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga
agar tidak melampaui standar yang berlaku.
e. Operasi
Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu biaya
penyediaan tenaga listrik sebagian besar untuk operasi pusat listrik,
khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena itu, perlu dilakukan
operasi pusat listrik yang seefisien mungkin. Jika pusat listrik beroperasi
dalam sistem interkoneksi ( yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan
pusat-pusat listrik lain melalui saluran transmisi ), maka pusat listrik ini harus
mengikuti pola operasi sistem interkoneksi.
f. Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :
Mempertahankan efisiensi
Mempertahankan keandalan
Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah :
Bagian-bagian yang bergeser, seperti: bantalan, cincin pengisap ( piston
ring ), dan engsel-engsel.
Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda,
seperti: penukar panas ( heat exchanger ) dan ketel uap.
Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
Universitas Sumatera Utara
8
g. Gangguan dan Kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga ( PMT )
membuka ( trip ) di luar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan
pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah peristiwa hubung
singkat yang penyebabnya kebanyakan petir dan tanaman. Gangguan dapat
juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang
disebabkan petir ) yang terjadi berkali-kali akhirnya dapat mengakibatkan alat
( misalnya transformator ) menjadi rusak.
h. Pengembangan Pembangkitan
Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam
sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena
beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak unit
pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi.
Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan
unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan
menambah unit pembagkit dalam gedung pusat listrik yang telah ada tersebut.
Tetapi jika tidak ada lagi kemungkinan memperluas gedung pusat listrik yang
ada, maka harus dibangun pusat listrik yang baru. Pengembangan
pembangkitan khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus
memperhatikan masalah gangguan dan kerusakan, juga harus memperhatikan
masalah saluran transmisi dalam sistem.
i. Perkembagan Teknologi Pembangkitan
Perkembangan teknologi pembangkitan umumnya mengarah pada
perbaikan efisiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan
penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat lunak
( software ) seperti pengembangan model-model matematika untuk optimasi.
2.3 Mutu Tenaga Listrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya bagi keperluan industri, maka mutu tenaga listrik juga menjadi
tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
Universitas Sumatera Utara
9
Mutu tenaga listrik ini meliputi :
a. Kontinuitas penyediaan; apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun.
b. Nilai tegangan; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan.
c. Nilai frekuensi; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan.
d. Kedip tegangan; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima oleh
pemakai tenaga listrik
e. Kandungan harmonisa; apakah jumlahnya masih dalam batas-batas yang
dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap
2.4.1 Proses Konversi Energi
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik
adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara
( padat ), minyak ( cair ), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan
kombinasi beberapa macam bahan bakar.
Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU
adalah konversi energi primer menjadi energi panas ( kalor ). Hal ini
dilakukan dalam ruang bakar dari ketel uap PLTU. Energi panas ini kemudian
dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap
yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Uap dari drum ketel dialirkan ke
turbin uap. Dalam turbin uap, energi ( enthalpy ) uap dikonversikan menjadi
energi mekanis penggerak generator, dan akhirnya energi mekanik dari turbin
uap ini dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator.
2.4.2 Siklus Energi Mesin Tenaga
Energi sebagai suatu arus panas dapat berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil, radiasi surya, atau reaksi nuklir. Pemanasan atau pendinginan
ruangan dan berbagai proses industri mempergunakan energi dalam jumlah
yang besar. Energi berupa panas dapat dikonversikan menjadi energi
mekanikal yang menggerakkan sebuah piston atau memutar sebuah generator,
sehingga menjadi “kerja”. Pusat-pusat tenaga listrik mengubah energi panas
menjadi energi mekanikal dan energi listrik melalui suatu siklus konversi
Universitas Sumatera Utara
10
energi. Kerja atau energi yang bermanfaat, yang diperoleh dari suatu arus
energi akan tergantung dari jumlah panas, pola suhu dan lingkungan atau
suhu penerima panas yang tersedia. Suatu siklus panas menerima sejumlah
energi panas pada suatu suhu tertentu, dan mengubah sebagian energi panas
itu menjadi kerja atau energi bermanfaat, dan “membuang” atau meneruskan
yang selebihnya kepada lingkungan atau penerima panas itu sebagai “energi
kerugian” pada suhu yang lebih rendah.
Gambar 2.1a memperlihatkan suatu siklus panas yang umum pada
koordinat-koordinat suhu dan entropi. Luas 1-2-b-a merupakan jumlah energi
panas pada suhu T1 yang diterima oleh medium kerja pada suhu T2. Luas 1-
2-3-4 merupakan energi yang “bermanfaat”. Siklus ini dikenal sebagai siklus
Carnot. Siklus Carnot ini merupakan suatu siklus “ideal”. Namun dalam
kenyataannya siklus sistem turbin uap menyimpang dari siklus ideal antara
lain karena ada berapa faktor, yaitu:
1. Kerugian dalam pipa fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan kerugian
kalor ke atmosfer sekitarnya. Dengan demikian tekanan dan temperatur
uap masuk turbin menjadi lebih rendah daripada keadaan yang ideal.
2. Di dalam ketel uap juga terdapat kerugian tekanan. Dengan demikian air
masuk ke dalam ketel uap harus bertekanan lebih tinggi daripada tekanan
uap yang harus dihasikan.
3. Kerugian energi di dalam turbin karena adanya gesekan antara fluida kerja
dan bagian dari turbin.
4. Kerugian di kondensor relatif kecil, sehingga mengakibatkan perpindahan
kalor lebih banyak daripada keadaan ideal.
Efisiensi termal mesin menurut siklus Carnot ini adalah sebesar:
η -
dimana:
T1 = Suhu sumber energi ( K ), dan
T2 = Suhu penerima energi ( K ).
Universitas Sumatera Utara
11
( a ) ( b )
Gambar 2.1. Siklus Panas Carnot. ( a ) Siklus Panas Ideal Carnot
( b ) Siklus Panas Realistik Carnot
Siklus energi sebagaimana terjadi dalam keadaan yang nyata sehari-
hari dilukiskan oleh Gambar 2.1b. Suhu T1 bukanlah merupakan besaran yang
konstan sebagaimana dilukiskan oleh Gambar 2.1, melainkan merupakan
lengkung 1-2 yang tidak rata. Sedangkan suhu T2 naik dari 3-4 menjadi 3’-4’,
dan jumlah “energi terbuang” adalah sesuai dengan luas 3’-4’-a-b, yang lebih
besar dari luas 3-4-a-b.
Dalam suatu siklus energi, perlu berbagai faktor dipertimbangkan,
misalnya jenis sumber energi yang dipakai untuk proses pembakaran, reaksi
nuklir, atau radiasi surya. Penting juga diperhatikan bahan siklus yang
dimanfaatkan, yaitu uap atau gas. Juga mesin yang dimanfaatkan untuk
proses ini, misalnya boiler uap, atau motor diesel. Serta juga medium, atau
penerima panas dengan suhu yang terendah.
2.4.3 Siklus Tenaga Uap
Siklus Rankine atau siklus tenaga uap merupakan siklus teoritis
paling sederhana yang mempergunakan uap sebagai medium kerja
sebagaimana dipergunakan pada sebuah pusat listrik tenaga uap. Gambar 2.2a
Universitas Sumatera Utara
12
memperlihatkan skema dari Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) yang terdiri
atas komponen-komponen terpenting yaitu : boiler, turbin uap, dan kondensor.
Jumlah energi masuk sebagai bahan bakar melalui boiler adalah Em,
sedangkan energi efektif yang tersedia pada poros turbin adalah energi kerja
Ek. Energi yang terbuang melalui kondensor adalah sebesar Eb. Dengan
menganggap semua kerugian lainya adalah Eb, maka dapat dikatakan bahwa
berlaku :
Em = Ek + Eb
Sedangkan untuk efisiensi kerja dapat ditulis :
-
Dalam Gambar 2.2b, yang merupakan suatu diagram suhu entropi
bagi konstelasi menurut Gambar 2.2a, luas 1-2-3-4 merupakan energai
keluaran Ek, sedangkan luas a-b-3-4 merupakan energi terbuang Eb. Luas
wilayah a-b-2-1 mewakili jumlah energi masukan Em. Meningkatkan daya
guna siklus ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan kondensor.
Secara ideal tekanan kondenser yang terendah dapat dicapai adalah tekanan
jenuh sesuai dengan suhu terendah dari air pendingin atau udara yang dipakai
sebagai penerima. Dalam diagram suhu-entropi hal ini berarti menutunkan
garis suhu 4-3. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan air pendingin
pada kondensor yang mempunyai suhu yang lebih rendah. Akan tetapi hal ini
sangat terbatas, karena air pendingin yang dapat dipakai hanyalah apa yang
tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau yang ada.
Universitas Sumatera Utara
13
Gambar 2.2. Siklus Tenaga Uap: (a) Skema Pusat Listrik Tenaga Uap;
(b) Siklus Rankine.
2.4.4 Siklus Pemanasan Ulang
Peningkatan efisiensi dapat pula dicapai dengan mempergunakan
proses pemanasan ulang. Proses pemanasan ulang ini terlihat pada gambar
2.3.a. Turbin uap tebagi dua bagian, yaitu bagian Tekanan Tinggi (TT) dan
bagian Tekanan Rendah (TR). Uap yang telah dipakai pada taraf pertama
meninggalkan bagian TT pada titik 3 dan dialirkan kembali ke boiler untuk
pemanasan ulang, kemudian dimasukkan kembali ke turbin pada titik 4 dan
dipakai oleh bagian TR turbin uap tersebut.
Luas 1-2-3-4-5-6 dari gambar 2.3b yang “mewakili” jumlah energi
yang dimanfaatkan, dengan demikian menjadi lebih besar, dan daya guna atau
efisiensi termal dari pusat tenaga listrik menjadi lebih besar pula. Untuk
mesin-mesin yang lebih besar, pemanasan ulang dapat dilakukan hingga dua
kali, dan turbin uap terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian Tekanan Tinggi
(TT), Tekanan Menengah (TM), dan Tekanan Rendah (TR).
Keuntungan dari pemanasan kembali adalah untuk menghindari
terjadinya korosi dan pengikisan, peningkatan kualiltas uap, peningkatan
efisiensi sudu dan nosel, efisiensi panas, dan daya keluaran. Tetapi biaya
yang diperlukan untuk pemanasan kembali lebih besar dibandingkan dengan
keuntungan yang didapat dari peningkatan efisiensi panas, disamping itu
pemeliharaan menjadi lebih banyak.
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 2.3. PLTU dengan Proses Pemanasan Ulang
2.4.5 Siklus Regeneratif
Dalam apa yang dinamakan siklus regeneratif sebagian dari energi
yang berada di dalam rangkaian panas dipertahankan beredar dalam
rangkaian itu. Hal demikian dilakukan dengan misalnya memanaskan air
yang keluar dari kondensor dengan uap yang “dipinjam” dari turbin, sebelum
dimasukkan ke boiler sebagaimana terlihat dalam gambar 2.4a. Lengkung
suhu entropi menjadi sebagaimana tampak pada Gambar 2.4b.
Universitas Sumatera Utara
15
Gambar 2.4. PLTU dengan Siklus Regeneratif
2.5 Komponen-Komponen Utama PLTU
Struktur dan komponen-komponen utama sebuah pusat listrik tenaga uap
( PLTU ) terlihat pada Gambar 2.6. Sebuah boiler bekerja sebagai tungku,
memindahkan panas berasal dari bahan bakar kepada barisan pipa air yang
mengelilingi api. Air harus berada senantiasa dalam keadaan mengalir walaupun
dilakukan dengan pompa.
Sebuah drum berisi air dan uap bertekanan dan suhu tinggi menghasilkan uap
yang diperlukan turbin. Drum itu juga menerima air pengisi yang diterima dari
kondensor. Uap mengalir ke turbin tekanan tinggi setelah melewati superheater
guna meningkatkan suhu kira-kira 200OC. Dengan demikian uap juga menjadi
kering dan efisiensi seluruh PLTU meningkat.
Turbin tekanan tinggi merubah energi termal menjadi energi mekanikal
dengan mengembangnya uap yang melewati sudu-sudu turbin. Uap dengan
demikian menurun baik tekanan maupun suhunya. Agar meningkatkan efisiensi
termal dan menghindari terjadinya kondensasi terlampau dini, uap dilewatkan
sebuah pemanas ulang yang juga terdiri atas barisan-baarisan pipa yang
dipanaskan.
Universitas Sumatera Utara
16
Uap yang meninggalkan pemanas ulang dialirkan ke turbin tekanan
menengah. Turbin ini ukurannya lebih besar dari turbin tekanan tinggi, karena
dengan menurunnya tekanan uap volume menjadi naik. Uap kemudian dialirkan
ke turbin tekanan rendah, yang memiliki ukuran yang lebih besar. Uap lalu
dialirkan ke dalam kondensor.
Uap terpakai yang memasuki kondensor didinginkan oleh air pendingin,
sehingga terjadi kondensasi. Air pendingin biasanya berasal dari laut, sungai
atau danau terdekat. Proses kondensai uap menyebabkan terjadinya pakem yang
diperlukan guna meningkatkan efisiensi turbin. Air hangat yang meninggalkan
kondensor dipompakan ke sebuah pemanas awal sebelum dikembalikan ke drum
boiler. Pemanas awal memperoleh panas dari uap yang diambil dari turbin
tekanan tinggi. Menurut beberapa studi yang dilakukan, hal demikian
meningkatkan efisiensi keseluruhan PLTU.
Bahan bakar yang dipakai biasanya terdiri atas batu bara, minyak bakar, atau
gas bumi. Sebelum dimasukkan ke pembakar boiler, batu bara digiling terlebih
dahulu. Demikian juga minyak bakar perlu dipanaskan, sebelum dapat dialirkan
ke pembakar boiler. Sebuah kipas mengatur masuknya udara ke dalam boiler
dalam jumlah besar sebagaimana diperlukan guna pembakaran. Dan sebuah
kipas lain mengatur agar semua gas buang melewati berbagai alat pembersih
sebelum dialirkan ke cerobong dan dilepas ke udara bebas. Generator listrik
terpasang pada poros sama dengan ketiga turbin.
Selain komponen-komponen utama yang disebutkan diatas, sebuah PLTU
masih memiliki ratusan lagi komponen dan alat lain guna menjalankan seluruh
sistem, seperti katup uap, pembersih air, pompa minyak pelumas, dan lain
sebagainya. Kemudian perlu juga disebut sistem air pendingin, yang terdiri atas
tempat air masuk dan kembali ke laut, sungai atau danau. Kemungkinan adanya
menara pendingin. Kemudian instalasi untuk membuat air bersih bagi boiler.
Dan bilamana pendinginan generator dilakukan dengan hidrogen, terdapat pula
sebuah instalasi hidrogen. Sebuah PLTU batu bara juga perlu memiliki sebuah
fasilitas untuk penerimaan batu bara dari kereta api atau dari laut/sungai serta
Universitas Sumatera Utara
17
sebuah halaman batu bara dengan fasilitas penggilingan. Banyak PLTU batu
bara juga dilengkapi dengan fasilitas untuk memanfaatkan abu terbangnya guna
dibuat batu bata untuk bangunan atau jalanan. Dan tidak kalah penting perlu
adanya fasilitas untuk mengurangi pencemaran. Agar partikel-partikel tidak
dibuang ke udara melalui cerobong, digunakan presipitator elektrostatik
( electrostatic presipitator ). Dan untuk mengurangi emisi belerang digunakan
peralatan desulfuralisasi gas buang ( fluegas desulfurization, FGD). Sulfur sering
terdapat pada batu bara. Untuk mengurangi masalah ini dikembangkan apa yang
dinamakan teknologi batu bara bersih ( clean coal technology ).
Universitas Sumatera Utara
18
Keterangan :
1. Boiler
2. Drum
3. Turbin Tekanan Tinggi
4. Turbin Tekanan Menengah
5. Turbin Tekanan Rendah
6. Kondensor
7. Pemanas Awal
8. Pembakaran Bahan Bakar
9. Kipas Udara Masuk
10. Kipas Gas Buang
11. Generator
P Pompa Q2 Superhiter
Q1 Pipa-pia Boiler Q3 Pemanas Ulang
Gambar 2.6. Komponen-komponen Utama PLTU
Universitas Sumatera Utara
19
2.5.1 Boiler / Ketel Uap
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke
air sampai terbentuk air panas atau uap ( steam ). Air panas atau steam pada
tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas
ke suatu proses.
Syarat-syarat ketel uap yang ideal, yaitu :
Memiliki konstruksi yang sederhana, mempunyai kinerja yang bagus,
dan terbuat dari bahan yang memerlukan biaya pemeliharaan yang
rendah.
Memiliki konstruksi yang mudah untuk keperluan ekspansi.
Memiliki sistem sirkulasi air dan uap air yang bagus.
Memiliki efisiensi yang tinggi dalam hal combustion dan heat transfer.
Memiliki respon cepat terhadap beban seketika dan beban lebih.
Memiliki kemudahan untuk pembersihan dan perbaikan.
Memiliki tingkat keselamatan yang tinggi.
Pada umumnya ketel uap diperlukan pada semua industri / perusahaan
yang memerlukan pemanasan di dalam produksinya atau menggunakan
tenaga uap untuk menjalankan mesin-mesinya. Ketel uap dipakai juga di
rumah-rumah sakit untuk memasak, memanasi suatu bejana, tempat
pencucian dan digunakan untuk penggerak mesin-mesin yang harus berputar
cepat ( turbin uap ) dan suatu mesin yang memerlukan suatu tenaga dorong
yang sangat kuat ( mesin uap ), kapal-kapal laut hingga masa kini masih
banyak menggunakan tenaga uap sebagai penggeraknya.
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan,
berkurang terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya
permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan
untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan
bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler. Neraca
panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat
atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam
Universitas Sumatera Utara
20
menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target
area permasalahan untuk tindakan perbaikan. Proses pembakaran dalam
boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi. Diagram ini
menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan
bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi
aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi
yang dikandung dalam aliran masing-masing.
Gambar 2.7. Diagram Neraca Energi Boiler
2.5.1.1 Perpindahan Panas Pada Ketel Uap
Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara,
yang berupa api (yang menyala) dan gas asap (yang tidak menyala)
dipindahkan kepada air, uap ataupun udara, melalui bidang yang dipanaskan
atau heating surface, pada suatu instalasi ketel uap, dengan tiga cara:
a. Dengan cara pancaran atau radiasi,
b. Dengan cara aliran atau konveksi,
c- Dengan cara perambatan atau konduksi.
a. Perpindahan panas secara pancaran atau radiasi.
Universitas Sumatera Utara
21
Pemindahan panas secara pancaran atau radiasi adalah perpindahan
panas antara suatu benda ke benda yang lain dengan jalan melalui
gelombang- gelombang elektro-magnetis tanpa tergantung kepada ada
atau tidaknya media atau zat diantara benda yang menerima pancaran
panas tersebut.
Pemindahan panas secara pancaran dapat dibayangkan berlangsung
melalui media berupa Aether yaitu suatu jenis materi bayangan tanpa
bobot, yang mengisi seluruh sela-sela ruangan di antara molekul-molekul
dari suatu zat tertentu, ataupun di dalam ruang hampa sekalipun. Molekul-
molekul api yang merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan udara
akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan elektro-magnetis
terhadap Aether tersebut.
Sebagian dari panas atau energi yang timbul dari hasil pembakaran
tersebut, diserahkan kepada aether, dan yang akan menyerahkannya lebih
lanjut melalui gelombang-gelombang elektro-magnetik kepada benda atau
bidang yang akan dipanasi ( dinding ketel, dinding tungku, lorong api,
pipa-pipa ketel dan sebagainya ).
Penyerahan panas dari api atau gas asap melalui aether kepada bidang
yang akan dipanasi tersebut melalui gelombang-gelombang elektro-
magnetik yang lintasannya lurus seperti halnya lintasan sinar.
Apabila lintasan penyerahan panas melalui gelombang-gelombang
elektro-magnetis dari aether tersebut tertutup atau terhalang oleh benda
lain, maka bidang yang akan dipanasi tadi tidak akan menerima panas
secara pancaran, atau terhalang penyerahan panas secara pancarannya.
Dengan demikian: bidang yang akan dipanasi hanya dapat menerima
perpindahanpanas secara pancaran bila benda / bidang tersebut dapat
melihat api tersebut. Dan bila sesuatu benda / bidang terhalang
penglihatannya oleh api, maka bidang / benda tersebut tidak akan
memperoleh panas secara pancaran.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Perpindahan panas secara aliran atau konveksi.
Perpindahan panas secara aliran atau konveksi adalah perpindahan
panas yang dilakukan oleh molekul-molekul suatu fluida ( cair ataupun
gas ). Molekul-molekul fluida tersebut dalam gerakannya melayang-layang
kesana kemari membawa sejumlah panas. Pada saat molekul fluida
tersebut menyentuh dinding ketel makan panasnya dibagikan sebagian,
dan selebihnya dibawa pergi. Bila gerakan dari molekul-molekul yang
melayang-layang kesana kemari tersebut disebabkan karena perbedaan
temperatur di dalam fluida itu sendiri, maka perpindahan panasnya disebut
konveksi bebas atau konveksi alamiah. Bila gerakan molekul-molekul
tersebut sebagai akibat dari kekuatan mekanis ( karena dipompa atau
karena dihembus dengan kipas ) maka perpindahan panasnya disebut
konveksi paksa.
Dalam gerakannya, molekul-molekul tersebut tidak perlu melalui
lintasan yang lurus untuk mencapai dinding ketel atau bidang yang
dipanasi.
c. Perpindahan panas secara perambatan atau konduksi.
Perpindahan panas secara perambatan atau konduksi adalah
perambatan panas dari satu bagian benda padat ke bagian lain dari benda
padat yang sama, atau dari benda padat yang satu ke benda padat yang lain
karena terjadinya persinggungan fisik ( kontak fisik atau menempel ),
tanpa terjadinya perpindahan molekul-molekul dari benda padat itu sendiri.
Di dalam dinding ketel tersebut, panas akan dirambatkan oleh
molekul-molekul dinding ketel sebelah luar yang berbatasan dengan api,
menuju molekul-molekul dinidnig ketel sebelah dalam yang berbatasan
dengan air, uap ataupun udara. Perambatan panas melalui benda padat
menempuh jarak yang terpendek.
Universitas Sumatera Utara
23
2.5.1.2 Klasifikasi Ketel Uap
Ketel uap merupakan suatu pesawat konversi energi yang
mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas. Energi
panas ini akan dimanfaatkan untuk proses pendidihan ( boiling ) air menjadi
uap air. Uap air yang terbentuk masih bersifat jenuh sehingga perlu ada
pemanasan lanjut untuk menghasilkan uap superpanas yang akan mempunyai
sifat-sifat seperti gas sempurna. Uap superpanas tersebut digunakan untuk
menggerakkan sudu-sudu turbin uap sebagai penggerak mula (prime mover).
Berdasarkan pemakaiannya, ketel dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel stasioner ( stasionary boiler ) atau ketel tetap. Yang termasuk
dalam ketel ini adalah ketel-ketel yang didudukkan di atas fondasi
yang tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri
dan lain-lain.
b. Ketel mobil ( mobile boiler ) ketel pindah Ketel ini merupakan jenis
ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-pindah (mobile),
seperti boiler lokomotif, loko mobil dan ketel panjang serta yang
lain termasuk ketel kapal ( marine boiler ).
Berdasarkan letak dapur ( furnace position ), diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel dengan sistem pembakaran di dalam ( internal fire steam
boiler ), dalam hal ini dapur berada pada bagian dalam ketel.
Kebanyakan digunakan dalam ketel pipa api.
b. Ketel dengan system pembakaran di luar ( outernally fire steam
boiler ), dalam hal ini dapur berada di luar ketel dan sering
digunakan pada ketel pipa air.
Menurut jumlah lorong ( boiler tube ), dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel dengan lorong tunggal ( single tube steam boiler ). Pada jenis
ini hanya terdapat satu lubang saja, apakah itu merupakan lubang
api maupun lubang air.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Ketel dengan lorong ganda ( multi tube steam boiler ) Contoh dari
ketel ini adalah ketel scotch dan multi water tube boiler ( ketel B
dan W )
Tergantung pada poros tutup drum (shell), ketel ini diklaisfikasikan:
a. Ketel tegak ( vertical steam boiler ), seperti ketel Cochcram, ketel
Clarkson dan sebagainya.
b. Ketel mendatar ( horizontal steam boiler ), seperti ketel Cornish,
Lancashire, scoth dan lain sebagainya.
Menurut bentuk dan letak pipa, diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan lekuk-lekuk ( straight, bent,
and sinous tubuler heating )
b. Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak ( horizontal,
incliened or vertical tubeler heating surface )
Menurut sistem peredaran air ketel ( water circulation ), dibedakan
menjadi:
a. Ketel dengan peredaran alami ( natural circulation steam boiler )
Pada ketel ini, peredaran air dalam ketel terjadi secara alami, yaitu
air yang ringan naik sedang air yang berat turun sehingga terjadi
aliran konveksi alami. Ketel yang beroperasi secara aliran alami
adalah ketel Lanchasire, Babcock dan Wilcox, dan lain-lain.
b. Ketel dengan peredaran paksa ( force circulation steam boiler ).
Pada ketel dengan aliran paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah
pompa sentrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor. Ketel
aliran paksa dipakai pada ketel-ketel yang bertekanan tinggi seperti
La-Mont Boiler, Benson Boiler, Luffer Boiler, dan Velcan Boiler.
Tergantung dari sumber panasnya ( heat surface ) untuk pembuatan
uap, ketel jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel uap dengan bahan bakar alami
b. Ketel uap dengan bahan bakar buatan
c. Ketel uap dengan dapur listrik
d. Ketel uap dengan energi nuklir
Universitas Sumatera Utara
25
Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
a. Fire Tube Boiler. Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-
pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi
steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam
yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang.
Sebagai pedoman fire tube boilers mampu menghasilkan uap
sebesar 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube
boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya.
b. Water Tube Boiler. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk
pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern
dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam,
dengan tekanan sangat tinggi. Karakteristik water tube boilers
sebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu
untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Kurang toleran terhadap
kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
c. Paket Boiler. Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai
paket yang lengkap. Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas
menghasilkan penguapan yang lebih cepat. Banyaknya jumlah pipa
yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas
konvektif yang baik.
d. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed ( CFB ). Pembakaran
dengan fluidized bed ( CFB ) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti
dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
26
banyak keuntungan – rancangan boiler yang kompak, fleksibel
terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan
berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara,
sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed
memiliki kisaran kapasitas bahan bakar yang digunakan antara 0.5
T/jam sampai lebih dari 100 T/jam.
e. Atmospheric Fluidized Bed Combustion ( AFBC ) Boiler.
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah
Atmospheric Fluidized Bed Combustion ( AFBC ) Boiler. Alat ini
hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang ditambah
dengan sebuah fluidized bed combustor.
f. Pressurized Fluidized Bed Combustion ( PFBC ) Boiler. Pada tipe
Pressurized Fluidized bed Combustion ( PFBC ), sebuah
kompresor memasok udara Forced Draft ( FD ), dan pembakarnya
merupakan tangki bertekanan. Sistim PFBC dapat digunakan untuk
pembangkitan kogenerasi ( uap dan listrik ) atau pembangkit tenaga
dengan siklus gabungan / combined cycle. Operasi combined cycle
( turbin gas & turbin uap ) meningkatkan efisiensi konversi
keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.
g. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers
( CFBC ). Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada
boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih
dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi
karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan
ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu
tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah
penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada
pembangkit steam AFBC.
Universitas Sumatera Utara
27
h. Stoker Fired Boilers. Diklasifikasikan menurut metode
pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate nya.
2.5.2 Turbin Uap
Turbin uap adalah pesawat dengan aliran tetap ( steady-flow )
machine. Turbin uap mendapat energi uap yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi yang berekspansi melalui sudu-sudu turbin, dimana uap melalui nosel
diekspansikan ke sudu-sudu turbin dengan penuruna tekanan yang drastis
sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap. Energi kinetik uap yang
keluar dari nosel diberikan pada sudu-sudu turbin. Akibatnya, poros turbin
berputar dan menghasilkan tenaga.
Turbin uap modern pertama kali dikembangkan oleh Sir Charles
Parsons pada tahun 1884. Pada perkembangannya, turbin uap ini mampu
menggantikan peranan dari kerja mesin uap piston torak. Hal ini disebabkan
karena turbin uap memiliki kelebihan berupa efisiensi termal yang besar dan
perbandingan berat dengan daya yang dihasilkan yang cukup tinggi. Pada
prosesnya turbin uap menghasilkan gerakan rotasi, sehingga hal ini sangat
cocok digunakan untuk menggerakkan generator listrik. Pada saat ini, banyak
pembangkit listrik di seluruh dunia telah menggunakan turbin uap.
2.5.2.1 Klasifikasi Turbin Uap
Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda-
beda, tergantung dari konstruksi, panas jatuh yang dihasilkan, keadaan mula-
mula dan akhir dari uap, penggunaan dalam industri serta jumlah tingkat yang
ada padanya.
Sesuai dengan jumlah tingkat
a. Turbin uap dengan satu tingkat tekanan dengan satu atau beberapa
tingkat kecepatan, biasanya menghasilkan tenaga kecil. Banyak
digunakan pada kompresor sentrifugal, blower dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Turbin uap dengan bebrapa tingkat tekanan, turbin ini dibuat
dengan beberapa macam variasi dari kapasitas besar sampai
kapasitas kecil.
Sesuai dengan aliran uap
a. Turbin aksial yaitu suatu turbin dimana uap masuk ke sudu jalan
dengan poros turbin.
b. Turbin radial yaitu dimana suatu aliran uap masuk ke sudu jalan
tegak lurus terhadap poros turbin. Biasanya beberapa turbin satu
atau lebih dengan tingkat tekanan rendah dibuat secara aksial.
Sesuai dengan jumlah silinder
a. Turbin dengan satu silinder.
b. Turbin dengan dua silinder.
c. Turbin dengan tiga silinder dan lain-lain.
Sesuai dengan pengaturan cara masuknya uap
a. Turbin dengan pengatur katub (throttle), uap baru masuk ke sudu
jalan di atur oleh satu atau beberapa katub.
b. Turbin dengan pengatur pipa pemancar, dimana uap baru masuk
melalui dua atau beberapa alat pengatur yang dipasang secara
berderet-deret.
c. Turbin dengan pengatru terusan, dimana setelah uap baru masuk ke
sudu jalan di teruskan ke sudu yang lain, bahkan sampai beberpa
tingkat berikutnya.
Sesuai dengan prinssip kerja dari uap
a. Turbin aksi, dimana energy potensial uap direubah menjadui tenaga
kinetis di dalam sudu tetap dan sudu jalan ernerggi kinetic di ubah
menjadi energy mekanik.
b. Turbin reaksi aksial, pengembangan uap dilakukan di dalam sudu
tetap dan sudu jalan, keduanya diletakkan dan sama luasnya.
c. Turbin reaksi radial tanpa beberapa sudu antar tetap.
d. Turbin reaksi radial yang mempunyai sudu antar tetap.
Sesuai dengan proses panas jatuh
Universitas Sumatera Utara
29
a. Condensing turbin dengan generator, pada turbin ini tekanan uap
yang kurang dari satu atrmosfer dimasukan ke dalam kondensor.
Disamping itu uapa juga dikeluarakan dari tingkat perantara untuk
pemanasan air penambah. Turbin dengan kapasitas yang kecil pada
perencanaan mulanya sering tidak mempunyai regenerator panas.
b. Condensing turbin dengan satu atau dua tingkat penurunan
perantara pada tekanan spesifik untuk keperluan pemanasan dan
industri.
c. Turbin tekanan akhir atau back pressure turbin, dimana
pengeluaran uap dipakai untuk tujuan industri dan pemanasan.
d. Topping turbin, turbin ini seperti tipe pressure back turbine dengan
perbedaaan bahwa pengeluaran uap dari turbin ini juga digunakan
dalam medium dan turbin dengan tekanan rendah.
e. Turbin tekanan rendah ( tekanan pengeluaran rendah ), dimana
pengeluaran uap dari mesin uap torak, hammer uap, press uap
dipakai untuk menggerakkan generator.
f. Mix pressure turbine ( turbine dengan tekanan campuran ), dengan
dua atau tiga tingkat tekanan, dengan mengganti uap yang keluar
padanya dengan uap baru pada tingkat perantara.
Sesuai dengan kondisi tekanan uap yang masuk pada turbin
a. Turbin tekanan rendah.
b. Turbin tekanan menengah.
c. Turbin tekanan tinggi.
d. Turbin tekanan sangat tinggi.
e. Turbin dengan tekanan super.
Sesuai penggunaan dalam industri
a. Turbin stasioner dengan kecepatan konstan, untuk penggerak
altenator.
b. Turbin stasioner dengan variasi kecepatan untuk menggerakkan
turbo blewer, pompa dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
30
c. Turbin non-stasioner dengan variasi kecepatan, biasanya dipakai
pada kalap, lokomotif dan lain-lain.
Sesuai dengan prinsip kerjanya
a. Turbin Impulse ( Aksi )
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana
berrotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu
pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk
dan sudut keluar.
Turbin satu tahap.
Turbin impuls gabungan.
Turbin impuls gabungan kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya
terjadi pada sudu diam / nosel.
- Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan
tekanan rata.
b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya
terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu
bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel
bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya
berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di nosel dan sudu
gerak.
- Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut
tekanan bertingkat.
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 2.8. Turbin Impuls ( Aksi ) vs Turbin Reaksi
2.5.3 Kondensor
Kondensor merupakan peralatan untuk mengembunkan kembali uap
yang telah dimanfaatkan untuk memutar turbin uap. Hal ini diperlukan untuk
menghemat sumber air yng ada di sekitarnya serta menjamin kemurnian air
yang digunakan dalam sistem turbin uap agar tidak terjadi pengendapan
maupun kotoran-kotoran yang dapat merusak. Sebagai pendingin kondensor
biasanya menggunakan air dingin seperti air sungai, laut atau air tanah yang
sudah diproses melalui water treatment terlebih dahulu. Air yang dihasilkan
dinamakan air suling atau kondensat.
Kondensor terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube
inilah air pendingin dari laut dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas
menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sebelum
masuk kedalam kondensor, air laut biasanya melewati debris filter yang
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air
laut.
Cara kerja kondensor yaitu pompa menghisap air dari sumber air lalu
dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan uap bekas. Uap bekas yang
berubah menjadi air kembali dialirkan ke boiler. Kemampuan kondensor
Universitas Sumatera Utara
32
tergantung dari kemampuannya menyerap panas latent penguapan dari uap
buang turbin. Kondensor tersebut menjadi berkurang akibat dari laju
perpindahan panas antara air pendingin dengan uap buang turbin terhambat
oleh kotoran atau kerak.
Secara umum, terdapat 2 jenis kondensor yaitu : direct-contact
condenser dan surface condenser. Seperti namanya, direct-contact condenser
mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung dengan air
pendingin. Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa
kasus khusus, seperti : ketika digunakan menara pendingin, pada pembangkit
listrik tenaga panas bumi, dan pada pembangkit liastrik yang menggunakan
perbedaan temperatur air laut. Surface condenser merupakan jenis yang
paling banyak digunakan di pembangkit listrik. Jenis ini merupakan heat
exchanger tipe shell and tube, dimana mekanisme perpindahan panas
utamanya adalah kondensasi saturated steam pada sisi luar tube dan
pemanasan secara konveksi paksa dari circulating water di dalam tube.
2.5.4 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu
cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi
hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat
berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Zat
cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas, serta fluida
lainnya yang tak mampu mampat. Industri-industri banyak. menggunakan
pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses
produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa
digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air
yang akan diuapkan di boiler
Pompa juga merupakan alat mesin konversi energi, tetapi mesin ini
banyak diaplikasikan sebagai alat bantu proses konversi. Sebagai contoh
Universitas Sumatera Utara
33
pompa banyak dipakai sebagai alat sirkulasi air pada instalasi pembangkit
tenaga uap. Pompa bekerja dengan penggerak dari luar. Jadi mesin ini adalah
pengguna energi.
Pompa Secara umum pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu pompa kerja positif ( positive displacement pump ) dan pompa kerja
dinamis ( non positive displacement pump ).
Pada pompa kerja positif kenaikan tekanan cairan di dalam pompa
disebabkan oleh pengecilan volume ruangan yang ditempati cairan tersebut.
Adanya elemen yang bergerak dalam ruangan tersebut menyebabkan volume
ruangan akan membesar atau mengecil sesuai dengan gerakan elemen
tersebut. Secara umum pompa kerja positif diklasifikasikan menjadi Pompa
Reciprocating dan Pompa Rotari.
Pada pompa kerja dinamis energi penggerak dari luar diberikan
kepada poros yang kemudian digunakan untuk menggerakkan baling-baling
yang disebut impeler. Impeler memutar cairan yang masuk ke dalam pompa
sehingga mengakibatkan energi tekanan dan energi kinetik cairan bertambah.
Cairan akan terlempar ke luar akibat gaya sentrifugal yang ditimbulkan
gerakan impeler. Yang termasuk jenis pompa ini adalah pompa sentrifugal.
2.6 Siklus Uap dan Air
Gambar 2.9 menggambarkan siklus uap dan air yang berlangsung dalam
PLTU, yang dayanya relatif besar, di atas 200 MW. Untuk PLTU ukuran ini,
PLTU umumnya memiliki pemanas ulang dan pemanas awal serta mempunyai
tiga turbin yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah, dan turbin
tekanan rendah. Siklus yang digambarkan oleh Gambar 2.9 telah disederhanakan,
yaitu bagian yang menggambarkan sirkuit pengolahan air untuk suplisi
dihilangkan untuk penyederhanaan. Suplisi air ini diperlukan karena adanya
kebocoran uap pada sambungan-sambungan pipa uap dan adanya blow down air
dari drum ketel.
Air dipompakan ke dalam drum dan selanjutnya mengalir ke pipa-pipa air
yang merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Ke dalam ruang
Universitas Sumatera Utara
34
bakar ketel disemprotkan bahan bakar dan udara pembakaran. Bahan bakar yang
dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran
dalam ruang bakar. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah
energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas ( kalori ).
Energi panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air
ketel melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi.
Untuk setiap macam bahan bakar, komposisi perpindahan panas berbeda.
misalnya bahan bakar minyak paling banyak memindahkan kalori hasil
pembakarannya melalui radiasi dibandingkan bahan bakar lainnya. Untuk
melaksanakan pembakaran diperlukan oksigen yang diambil dari udara. Oleh
karena itu, diperlukan pasokan udara yang cukup ke dalam ruang bakar. Untuk
keperluan memasok udara ke ruang bakar, ada kipas ( ventilator ) tekan dan
kipas isap yang dipasang masing-masing pada ujung masuk udara ke ruang
bakar dan pada ujung keluar udara dari ruang bakar.
Gas hasil pembakaran dalam ruang bakar setelah diberi "kesempatan"
memindahkan energi panasnya ke air yang ada di dalam pipa air ketel, dialirkan
melalui saluran pembuangan gas buang untuk selanjutnya dibuang ke udara
melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini masih mengandung banyak
energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat dipindahkan ke air yang
ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang masih mempunyai suhu di atas 400oC
ini dimanfaatkan untuk memanasi.
2.6.1 Pemanas Lanjut ( Super Heater )
Di dalam pemanas lanjut, mengalir uap dari drum ketel yang menuju
ke turbin uap tekanan tinggi. Uap yang mengalir dalam pemanas lanjut ini
mengalami kenaikan suhu sehingga uap air ini semakin kering, oleh karena
adanya gas buang di sekeliling pemanas lanjut.
2.6.2 Pemanas Lanjut ( Reheater )
Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin tekanan tinggi,
sebelum menuju turbin tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa
Universitas Sumatera Utara
35
yang dikelilingi oleh gas buang. Di sini uap akan mengalami kenaikan suhu
yang serupa dengan pemanas lanjut.
2.6.3 Economizer
Gas asap setelah meniggalkan superheater maupun reheater,
temperaturnya masih cukup tinggi sekitar 500oC hingga 800
oC, sehingga akan
merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung
dibuang lewat cerobong. Gas asap yang masih panas ini dapat dimanfaatkan
untuk memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel,
sehingga air telah dalam keadaan panas, sekitar 30oC sampai 50
oC dibawah
temperatur mendidihnya.
Air yang telah dalam keadaan panas pada saat masuk ke dalam drum
ketel membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum,
dinding ketel tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet. Dengan
demikian, biaya perawatan atau biaya maintenance nya menjadi lebih murah.
Lain halnya bila air dalarn keadaan dingin masuk ke dalam drum tersebut,
dinding drum akan mengerut dan mudah pecah atau bocor, sehingga biaya
perawatannya mahal.
Keuntungan kedua ialah dengan memanfaatkan gas asap yang masih
mempunyai temperatur yang tinggi tersebut untuk memanasi air sebelum
masuk ke dalam drum ketel, berarti akan memperbesar efisiensi dari ketel uap,
karena dapat memperkecil kerugian panas yang diderita oleh ketel.
Keuntungan berikutnya ialah dengan air yang telah dalam keadaan
panas masuk ke dalam drum ketel tersebut, untuk menguapkannya di dalarn
tungku hanya sedikit saja dibutuhkan panas, sehingga dengan demikian untuk
menguapkan air di dalam tungku hanya dibutuhkan sedikit bahan bakar,
sehingga pemakaian bahan bakamya lebih hemat atau dengan kata lain, biaya
operasinya menjadi lebih ekonomis.
Keuntungan keempat ialah, bila air telah dalam keadaan panas
memasuki drum ketel, maka untuk menguapkannya hanya dibutuhkan panas
yang sedikit di dalam penguap, sehingga luas bidang yang dipanaskan atau
Universitas Sumatera Utara
36
heating surface dari penguap atau evaporator menjadi lebih sedikit, akibatnya
ukuran-ukuran tungku menjadi lebih kecil, oleh karena itu harga tungku
menjadi lebih murah atau secara keseluruhannya harga ketel atau harga
investasinya menjadi lebih murah, sekalipun harus dipasang alat untuk
memanaskan air terlebih dahulu sebelum masuk drum ketel.
2.6.4 Pemanas Udara
Udara yang akan dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan
untuk membakar bahan bakar terlebih dahulu dialirkan melalui pemanas
udara agar mendapat pemanasan oleh gas buang sehingga suhu udara
pembakaran naik yang selanjutnya akan mempertinggi suhu nyala
pembakaran.
Dengan menempatkan alat-alat tersebut di atas dalam saluran gas
buang. maka energi panas yang masih terkandung dalam gas buang dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebelum melalui pemanas udara, gas buang
diharapkan masih nrempunyai suhu di atas suhu pengembunan asam sulfat
H2SO4, yaitu sekitar 1800C. Hal ini perlu untuk menghindari terjadinya
pengembunan asam sulfat di pemanas udara. Apabila hal ini terjadi, maka akan
terjadi korosi pada pemanas udara dan pemanas udara tersebut akan menjadi
rusak (keropos).
Energi panas yang timbul dalam ruang pembakaran sebagai hasil
pembakaran. Setelah dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa air ketel,
akan menaikkan suhu air dan menghasilkan uap. Uap ini dikumpulkan dalam
drum ketel. Uap yang terkumpul dalam drum ketel mempunyai tekanan dan suhu
yang tinggi di mana bisa mencapai sekitar 100 kg/cm2 dan 530"C. Energi uap
yang tersimpan dalam drum ketel dapat digunakan untuk mendorong atau
memanasi sesuatu ( uap ini mengandung enthalpy ). Drum ketel berisi air di
bagian bawah dan uap yang mengandung enthalpy di bagian atas.
Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap, dan dalam turbin uap,
energi ( enthalphy ) dari uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak
Universitas Sumatera Utara
37
generator. Turbin pada PLTU besar, di atas 150 MW, umumnya terdiri dari 3
kelompok, yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah, dan turbin
tekanan rendah. Uap dari drum ketel mula-mula dialirkan ke turbin tekanan
tinggi dengan terlebih dahulu melalui pemanas lanjut agar uapnya menjadi
kering. Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap dialirkan ke pemanas ulang
untuk menerima energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik. Dari
pemanas ulang, uap dialirkan ke turbin tekanan menengah.
Keluar dari turbin tekanan menengah, uap langsung dialirkan ke
turbin tekanan rendah. Turbin tekanan rendah umumnya merupakan turbin
dengan aliran uap ganda dengan arah aliran yang berlawanan untuk mengurangi
gaya aksial turbin.
Dari turbin tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk
diembunkan. Kondensor memerlukan air pendingin untuk mengembunkan uap
yang keluar dari turbin tekanan rendah. Oleh karena itu, banyak PLTU dibangun
di pantai, karena dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin kondensor
dalam jumlah yang besar. Di lain pihak, penggunaan air laut sebagai air
pendingin menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :
a. Material yang dialiri air laut harus material anti korosi ( tahan air laut ).
b. Binatang laut ikut masuk dan berkembang biak dalam saluran air pendingin
yang memerlukan pembersihan secara periodik.
c. Selain binatang laut, kotoran air laut juga ikut masuk dan akan menyumbat
pipa-pipa kondensor sehingga diperlukan pembersihan pipa kondensor
secara periodik.
d. Ada resiko air laut masuk ke dalam sirkuit uap. Hal ini berbahaya bagi
sudu-sudu turbin uap. Oleh karena itu, harus dicegah.
Setelah air diembunkan dalam kondensor, air kemudian dipompa ke
tangki pengolah air. Dalam tangki pengolah air, ada penambahan air untuk
mengkompensasi kehilangan air yang terjadi karena kebocoran. Dalam tangki
pengolah air, air diolah agar memenuhi mutu yang diinginkan untuk air ketel.
Mutu air ketel antara lain menyangkut kandungan NaCl, Cl, O2, dan derajat
Universitas Sumatera Utara
38
keasaman ( pH ). Dari tangki pengolah air, air dipompa kembali ke ketel, tetapi
terlebih dahulu melalui economizer. Dalam economizer, air mengambil energi
panas dari gas buang sehingga suhunya naik, kemudian baru mengalir ke ketel
uap.
2.7 Masalah Operasi
Untuk menstart PLTU dari keadaan dingin sampai operasi dengan beban
penuh, dibutuhkan waktu antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi
dihentikan, tetapi uapnya dijaga agar tetap panas dalam drum ketel dengan cara
tetap menyalakan api secukupnya untuk menjaga suhu dan tekanan uap ada di
sekitar nilai operasi ( yaitu sekitar 5000C dan sekitar 100 kg/cm
2 ) maka untuk
mengoperasikannya kembali sampai beban penuh diperlukan waktu kira-kira 1
jam. Waktu yang lama untuk mengoperasikan PLTU tersebut di atas terutama
diperlukan untuk menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk operasi
( biasanya dinyatakan dalam ton per jam ). Selain waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan uap yang cukup untuk operasi, juga perlu diperhatikan masalah
pemuaian bagian-bagian turbin. Sebelum distart, suhu turbin adalah sama
dengan suhu ruangan, yaitu sekitar 300C. Pada waktu start, dialirkan uap dengan
suhu sekitar 5000C. Hal ini harus dilakukan secara bertahap agar jangan sampai
terjadi pemuaian yang berlebihan dan tidak merata. Pemuaian yang berlebihan
dapat menimbulkan tegangan mekanis ( mechanical stress ) yang berlebihan,
sedangkan pemuaian yang tidak merata dapat menyebabkan bagian yang
bergerak ( berputar ) bergesekan dengan bagian yang diam, misalnya antara
sudu-sudu jalan turbin dengan sudu-sudu tetap yang menempel pada rumah
turbin.
Apabila turbin sedang berbeban penuh kemudian terjadi gangguan yang
menyebabkan pemutus tenaga ( PMT ) generator yang digerakkan turbin trip,
maka turbin kehilangan beban secara mendadak. Hal ini menyebabkan putaran
turbin akan naik secara mendadak dan apabila hal ini tidak dihentikan, maka
akan merusak bagian-bagian yang berputar pada turbin maupun pada generator,
seperti: bantalan, sudu jalan turbin, dan kumparan arus searah yang ada pada
Universitas Sumatera Utara
39
rotor generator. Untuk mencegah hal ini, aliran uap ke turbin harus dihentikan,
yaitu dengan cara menutup katup uap turbin. Pemberhentian aliran uap ke turbin
dengan menutup katup uap turbin secara mendadak menyebabkan uap
mengumpul dalam drum ketel sehingga tekanan uap dalam drum ketel naik
dengan cepat dan akhirnya menyebabkan katup pengaman pada drum membuka
dan uap dibuang ke udara. Bisa juga sebagian dari uap di by pass ke kondensor.
Dengan cara by pass ini tidak terlalu banyak uap yang hilang sehingga sewaktu
turbin akan dioperasikan kembali banyak waktu dapat dihemat untuk start.
Tetapi sistem by pass memerlukan biaya investasi tambahan karena kondensor
harus tahan suhu tinggi dan tekanan tinggi dari hasil by pass.
Dari uraian di atas tampak bahwa perubahan beban secara mendadak
memerlukan pula langkah pengurangan produksi uap secara mendadak agar
tidak terlalu banyak uap yang harus dibuang ke udara. Langkah pengurangan
produksi ini dilakukan dengan mematikan nyala api dalam ruang bakar ketel dan
mengurangi pengisian air ketel. Masalahnya di sini bahwa walaupun nyala api
dalam ruang bakar padam, masih cukup banyak panas yang tertinggal dalam
ruang bakar untuk menghasilkan uap sehingga pompa pengisi ketel harus tetap
mengisi air ke dalam ketel untuk mencegah penurunan level air dalam drum
yang tidak dikehendaki.
Mengingat masalah-masalah tersebut di atas yang menyangkut masalah
proses produksi uap dan masalah-masalah pemuaian yang terjadi dalam turbin,
sebaiknya PLTU tidak dioperasikan dengan persentase perubahan-perubahan
beban yang besar.
2.8 Pemeliharaan
Bagian-bagian PLTU yang memerlukan pemeliharaan secara periodik adalah
bagian-bagian yang berhubungan dengan gas buang dan dengan air pendingin,
yaitu pipa-pipu air ketel uap dan pipa-pipa air pendingin termasuk pipa-pipa
kondensor. Pipa-pipa ini semua memerlukan pembersihan secara periodik.
Pada pipa air ketel umurnnya banyak abu yang menempel dan perlu
dibersihkan agar proses perpindahan panas dari ruang bakar ke air melalui
Universitas Sumatera Utara
40
dinding pipa tidak terhambat. Walaupun telah ada soot blower yang dapat
digunakan untuk menyemprotkan air pembersih pada pipa air ketel, tetapi tidak
semua bagian pipa air ketel uap dapat dijangkau oleh air pembersih soot blower
ini sehingga diperlukan kesempatan untuk pembersihan bagian yang tidak
terjangkau oleh soot blower tersebut.
Saluran air pendingin, terutama jika menggunakan air laut, umumnya
ditempeli binatang laut yang berkembang biak dan juga ditempeli kotoran air
laut sehirigga luas penampang efektif dari saluran tersebut menurun. Untuk
mengurangi binatang laut ini ada chlorination-plant yang menyuntikkan gas klor
ke dalam air pendingin ( air laut ) ini. Oleh karena itu, secara periodik saluran
air pendingin ( baik yang berupa saluran terbuka maupun pipa ) perlu secara
periodik dibersihkan. Pipa kondensor yang juga dilalui air pendingin, dan karena
penampangnya kecil, pipa ini juga memerlukan pembersihan yang lebih sering
daripada bagian saluran air pendingin yang lain. Namun pembersihan pipa air
kondensor tidak memerlukan penghentian operasi dari unit pembangkit yang
bersangkutan, hanya memerlukan penurunan beban karena pipa kondensor
dapat dibersihkan secara bertahap.
Pipa kondensor PLTU yang digunakan ada yang terbuat dari tembaga dan ada
yang terbuat dari titanium. Daya hantar panas tembaga lebih baik daripada
titanium, tetapi kekuatan mekanisnya tidak sebaik titanium. Oleh karena itu,
pada unit PLTU yang besar, misalnya pada unit 400 MW, digunakan pipa
titanium karena diperlukan pipa yang panjang. Karena daya hantar panas
titanium tidak sebaik daya hantar panas tembaga, maka soal kebersihan dinding
pipa titanium lebih memerlukan perhatian daripada pipa tembaga. Itulah
sebabnya, pada penggunaan pipa titanium dilengkapi dengan bola-bola
pembersih.
Sambungan pipa kondensor dengan dindingnya merupakan bagian yang
rawan terhadap kebocoran. Apabila terjadi kebocoran, maka air laut yang
mengandung NaCl masuk ke dalam sirkuit air ketel dan sangat berbahaya bagi
ketel uap dan ketel turbin. Tingkat kebocoran ini dapat dilihat dari daya hantar
Universitas Sumatera Utara
41
listrik air ketel. Apabila daya hantar listrik ini tinggi, hal ini berarti tingkat
kebocoran kondensor tinggi.
Semua peralatan yang ada dalam saluran gas buang perlu dibersihkan secara
periodik, yaitu pemanas lanjut, pemanas ulang, economizer, dan pemanas udara.
Bagian-bagian PLTU lain yang rawan kerusakan dan perlu
perhatian/pengecekan periodik adalah bagian-bagian yang bergesek satu sama
lain, seperti bantalan dan roda gigi ; bagian-bagian yang mempertemukan dua
zat yang suhunya berbeda, misalnya kondensor dan penukar panas ; kotak-kotak
saluran listrik dan sakelar-sakelar.
Karena sebagian besar dari pekerjaan pemeliharaan tersebut di atas
memerlukan penghentian operasi unit yang bersangkutan apabila dilaksanakan,
maka pekerjaan-pekerjaan tersebut dilakukan sekaligus sewaktu unit menjalani
overhaul yang dilakukan secara periodik yakni sekali dalam 10.000 jam operasi
untuk waktu kira-kira 3 minggu. Dibandingkan dengan ketel uap, turbin uap
tidak banyak memerlukan pemeliharaan asal saja kualitas uap terjaga dengan
baik. Oleh karena itu, pemeriksaan turbin uap dapat dilakukan dalam setiap
20.000 jam operasi.
2.9 Penyimpanan Bahan Bakar
Karena banyaknya bahan bakar yang ditimbun di PLTU, maka perlu
perhatian khusus mengenai pengelolaan penimbunan bahan bakar agar tidak
terjadi kebakaran. Seharusnya di sekeliling tangki BBM dibangun bak pengaman
yang berupa dinding tembok. Volume bak pengaman ini harus sama dengan
volume tangki sehingga kalau terjadi kebocoran besar, BBM ini tidak mengalir
ke mana-mana karena semuanya tertampung oleh bak pengaman tersebut.
Pada penimbunan batubara, harus dilakukan pembalikan serta penyiraman
batubara agar tidak terjadi penyalaan sendiri.
Pada penimbunan bahan bakar minyak ( BBM ), harus dicegah terjadinya
kebocoran yang dapat mengalirkan BBM tersebut ke bagian instalasi yang
bersuhu tinggi sehingga dapat terjadi kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
42
Pada penggunaan gas sebagai bahan bakar, pendeteksian kebocoran bah.an
bakar gas ( BBG ) lebih sulit dibandingkan dengan kebocoran bahan bakar
minyak ( BBM ). Oleh karena itu, penggunaan gas, alat-alat pendeteksian
kebocoran harus dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Pengawasan kebocoran gas hidrogen yang digunakan sebagai bahan
pendingin generator serupa dengan pengawasan kebocoran BBG, mengingat gas
hidrogen juga mudah terbakar.
Karena resiko terjadinya kebakaran pada PLTU besar, maka harus ada
instalasi pemadam kebakaran yang memadai dan personil perlu dilatih secara
periodik untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran.
2.10 Water Treatment
Water Treatment atau proses penjernihan air merujuk ke sejumlah proses
yang dijalankan untuk membuat air layak untuk penggunaan akhir tertentu. Ini
mencakup penggunaan seperti air minum, proses industri, medis dan
penggunaan lainnya. Tujuan semua proses penjernihan air adalah
menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air
menjadi layak untuk penggunaan akhirnya. Dalam proses penjernihan air,
digunakan bahan-bahan kimia seperti HCl, NaOH, Resin, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara