Chapter II (1)
-
Upload
arum-titania-hardianti -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
Transcript of Chapter II (1)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Yoghurt
Yoghurt adalah minuman sehat yang terbuat dari fermentasi susu sapi. Istilah
yoghurt berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt diartikan
sebagai bahan makanan yang berasal dari susu sapi dengan bentuk menyerupai
bubur atau es krim yang rasanya asam (Shurtleff dan Aoyagi, 2007).Yoghurt
dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, yang dapat menguraikan gula susu
(laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat inilah yang menyebabkan
yoghurt berasa asam. Aroma yang spesifik dari yoghurt terdiri dari komponen
komponen karbonil dengan diacetil dan acetaldehid yang dominan (Belitz dan
Grosch, 1987). Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt
berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang lanjut usia atau
yang alergi terhadap susu. Sejumlah ahli menyatakan beberapa manfaat dapat
diperoleh dari yoghurt, jika dikonsumsi secara teratur, yaitu :
1. Dapat menghasilkan zat zat gizi yang diperlukan oleh hati sehingga berguna
untuk mencegah penyakit kanker (Chang et al., 2005).
2. Membantu proses pencernaan di dalam tubuh ( Ooi et al., 2010).
3. Memiliki gizi yang lebih tinggi dibanding dengan susu segar dan kandungan
lemaknya juga lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang
menjalani diet rendah kalor ( Zemel et al., 2004)
4. Membantu proses penyembuhan lambung yang luka (Rudriquez et al.,
2010).
5. Menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Akalin et al., 1997).
6. Mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti diarhe, radang usus dan
intoleransi laktosa (Chang et al., 2005; Nsofor dan Maduoko, 1992).
Universitas Sumatera Utara
7. Mengurangi resiko penyakit jantung (Cavalini et al., 2009).
8. Menurunkan resiko darah tinggi (Yamamoto dan Takano, 1999).
9. Mencegah osteoporosis, karena yoghurt mengandung Ca dan vitamin
(Carrol, 1991).
2.2. Soyghurt Dan Manfaatnya
Soyghurt merupakan salah satu bentuk yoghurt yang terbuat dari susu kedelai
yang diasamkan melalui proses fermentasi dengan menggunakan campuran
bakteri pembentuk asam yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus (Irkin dan Eren, 2008). Kedelai memiliki kemampuan antioksidan
yang lebih besar dalam mencegah oksidasi lemak, bila dibandingkan dengan
casein susu. Fermentasi pada pembuatan susu kedelai dapat meningkatkan nilai
gizi pada susu kedelai. Selain itu, kedelai dapat juga dibuat untuk bermacam
macam makanan yang difermentasi seperti kecap, tempe, nugget kedelai, dan
semua makanan tersebut merupakan makanan buatan di Negara Asia (Hui et al.,
2005). Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan dan hanya
sebagian kecil yang dikonsumsi secara langsung.
Hasil fermentasi susu kedelai tidak mengandung laktosa maupun kolesterol
sehingga sangat baik untuk kesehatan. Selain itu pada fermentasi susu kedelai
terdapat senyawa antikolesterolemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
non fermentasi (Akalin, 1997). Konsumsi soyghurt juga bermanfaat bagi
keseimbangan ekosistem pada saluran intestinal dengan meningkatkan populasi
probiotik dan menurunkan populasi bakteri patogen (Cheng et al., 2005). Salah
satu kandungan kedelai yang memiliki banyak manfaat adalah isoflavon yang
berperan dalam perbaikan profil lipid serum, perlindungan LDL terhadap oksidasi
dan meningkatkan aktivitas beberapa enzim antioksidan pada hati (Wei et al.,
1993). Komponen lainnya seperti saponin dan soy protein juga memiliki efek
sebagai antioksidan. Soyghurt dapat menurunkan kolesterol total dan akumulasi
trigliserida hati pada proses stress oksidatif. Penelitian Cavalin et al. (2005) juga
menunjukkan bahwa pemberian soyghurt pada hewan percobaan dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kadar HDL serta mencegah peningkatan autoantibodi terhadap
LDL.
Nilai gizi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi, seperti yang
ditampilkan pada Tabel 2.1 ( Koswara, 2006), oleh karena itu dapat difermentasi
menjadi youghurt kedelai atau soyghurt dan sangat baik digunakan sebagai
pengganti susu sapi bagi anak-anak yang menderita intoleransi laktosa (Nsofor
dan Maduoko 1992; Chang et al., 2005). Laktosa susu sapi akan lolos ke usus
besar dan akan dicerna oleh jasad renik yang ada disana. Akibatnya orang yang
tidak toleran terhadap laktosa akan menderita diare tiap kali meminum susu sapi
Tabel 2.1. Komposisi Susu Kedelai Cair dan Susu Sapi (Koswara, 2006)
Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B1 niasin,
piridoksin dan golongan vitamin B lainnya yang tinggi. Vitamin lain yang
jumlahnya cukup banyak adalah Vitamin E dan K. Kedelai banyak mengandung
Ca, F sedangkan Fe terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit. Kedelai juga
mengandung banyak zat gizi seperti isoflavon, saponin, asam pitat, pytosterol
dan asam fenolik (Anderson and Wolf, 1995). Namun demikian, pemanfaatan
susu kedelai terbatas karena cita rasa yang kurang disenangi (langu). Keterbatasan
susu kedelai tersebut dapat dikurangi melalui proses fermentasi susu kedelai
(Buono et al., 1990 ), menjadi yoghurt kedelai yang dikenal dengan istilah
soyghurt. Susu kedelai dan soyghurt seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.1
Universitas Sumatera Utara
( A ) ( B ) ( C )
Gambar 2. 1. Susu Kedelai (A) ; Soyghurt Plain (B), dan Soyghurt (C),
(http://www.google.com)
Susu fermentasi adalah produk susu yang diperoleh dari fermentasi susu
melalui penambahan mikroorganisme yang sesuai dan mengakibatkan penurunan
pH dengan atau tanpa kogulasi (Abdulbasset dan Djamila, 2008). Soyghurt
merupakan produk fermentasi susu kedelai dengan menggunakan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus yang telah umum
dipakai dalam proses pembuatan youghurt dan merupakan spesies mikroba yang
essensial dan aktif dalam hubungan simbiotik ( Cuenca et al., 2011; Irkin dan
Eren, 2008).
Susu kedelai dikonsumsi karena manfaatnya, mengandung isoflavon (Wood,
2002), antioksidan alami, tidak mengandung laktosa sehingga dapat dikonsumsi
oleh orang yang tidak tahan terhadap susu sapi dan baik untuk penderita penyakit
diabetes, kanker, penyakit ginjal (Chang et al., 2005) juga mengurangi resiko
penyakit jantung (Cavalini et al., 2009). Susu kedelai yang dibuat dengan cara
yang tidak baik, akan mengandung senyawa-senyawa anti gizi dan senyawa
penyebab off-flavor (menyimpan cita rasa dan aroma pada produk olah kedelai )
yang berasal dari bahan bakunya yaitu kedelai. Senyawa-senyawa anti gizi
tersebut diantaranya adalah antitrypsin, hemaglutinin, asam fitat dan oligosakarida
penyebab fletulensi (timbulnya gas dalam perut sehingga perut menjadi
kembung).
Universitas Sumatera Utara
Susu fermentasi sangat umum di Timur Tengah dan di Negara-negara Eropa
Timur (Shurtleff dan Aoyagi, 2007). Susu kedelai yang difermentasi memilki
banyak keuntungan daripada susu kedelai yang tidak difermentasi. Fermentasi
dapat mengurangi perut kembung, menghancurkan pathogen yang tidak
diinginkan, meningkatkan produk rasa dan mengurangi rasa langu (Shurtleff dan
Aoyagi, 2007). Permintaan konsumen untuk kenyamanan, dikombinasikan dengan
diet sehat dan lebih menyukai bahan alami, menyebabkan pertumbuhan di pasar
minuman fungsional (Kurana, 2007). Kecendrungan saat ini dan kebutuhan
konsumen yang terus berubah menyebabkan peluang yang besar terhadap
perubahan dan perkembangan pada susu fermentasi.
Kajian dan bukti klinis terus meningkat untuk menguatkan persepsi
konsumen tentang kesehatan dari susu fermentasi. Seluruh dunia usaha telah
dibuka untuk mengembangkan susu fermentasi yang berisi sumber makanan
tertentu seperti kedelai dan mengkonsumsinya dalam bentuk yang lebih enak.
Hasil fermentasi susu kedelai tidak mengandung laktosa maupun kolesterol
sehingga sangat baik untuk kesehatan. Selain itu pada fermentasi susu kedelai
terdapat senyawa antikolesterolemia yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
non fermentasi (Akalin, 1997).
Konsumsi soyghurt juga bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem pada
saluran intestinal dengan meningkatkan populasi probiotik dan menurunkan
populasi bakteri patogen (Cheng et al., 2005). Salah satu kandungan kedelai yang
memiliki banyak manfaat adalah isoflavon yang berperan dalam perbaikan profil
lipid serum, perlindungan LDL terhadap oksidasi dan menigkatkan aktivitas
beberapa enzim antioksidan pada hati (Wei et al., 1993). Komponen lainnya
seperti saponin dan soy protein juga memiliki efek sebagai antioksidan. Soyghurt
dapat menurunkan kolesterol total dan akumulasi trigliserida hati pada proses
stress oksidatif. Penelitian Cavalin et al. (2005) juga menunjukkan bahwa
pemberian soyghurt pada hewan percobaan dapat meningkatkan kadar HDL serta
mencegah peningkatan autoantibody terhadap LDL.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat secara fisiologi dikelompokkan sebagai bakteri gram positif.
berbentuk kokus atau batang yang tidak berspora dengan asam laktat sebagai
produk utama fermentasi karbohidrat. Secara tradisional, bakteri asam laktat
terdiri dari empat genus yaitu Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan
Streptococcus. Saat ini beberapa genus baru telah disarankan untuk dimasukkan
ke dalam kelompok bakteri asam laktat untuk revisi taksonomi baru. Hal ini
disebabkan adanya beberapa pertimbangan dalam beberapa sifat fisiologi,
perbedaan dan persamaan dalam produk metabolit (Yang, 2000). Perbedaan
karakteristik bakteri asam laktat dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Diferensial Karakteristik Bakteri Asam Laktat Berdasarkan
Morfologi dan Fsiologi (Todar, 2011) Ciri Lactobacillus Enterococcus Lactococcus Leuconostoc Pediococcus Streptococcus Morfologi batang coccus coccus coccus coccus di
tetrad coccus
CO 2 dari * glukosa
± - - + - -
Pertumbuhan pada 10 ° C ± + + + ± - pada 45 ° C ± + - - ± ± dalam NaCl 6,5%
± + - ± ± -
pada pH 4,4 ± + ± ± + - pada pH 9,6 - + - - - - Asam laktat konfigurasi
D, L, DL L L D L, DL L
Keterangan : + = reaksi positif; - = reaksi negatif; ± = variasi antara spesies. * = tes pada homofermentatif atau heterofermentatif glukosa: - homofermentasi; +
heterofermentasi; D = asam laktat type D; L = asam laktat type L
Bakteri asam laktat adalah salah satu kelompok paling penting dari
mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi makanan, dan berkontribusi
pada rasa dan tekstur produk fermentasi serta menghambat bakteri pembusukan
makanan dengan memproduksi zat penghambat pertumbuhan dari sejumlah besar
asam laktat. Sebagai agen bakteri asam laktat fermentasi terlibat dalam pembuatan
yoghurt, keju, mentega, sosis, acar mentimun dan sauerkraut, namun beberapa
spesies merusak daging, bir dan anggur (Todar, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram-positif yang tidak
membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan
asam laktat. Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus bakteri yang
termasuk BAL. Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan
adalah Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus,
Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc, Oenococcus, Pediococcus,
Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weissella (Salminen et al.,
2004). Contoh produk makanan yang dibuat menggunakan bantuan BAL adalah
yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan produk fermentasi lainnya
(Nur, 2005).
Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran
bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampak
positif bagi kesehatan manusia. Sebagian bakteri asam laktat berpotensi
memberikan dampak positif bagi kesehatan dan nutrisi manusia, beberapa di
antaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada
usus, meningkatkan digesti (pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe
kanker, dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah. Sebagian
keuntungan tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama
pengolahan makanan, sedangkan sebagian lainnya hasil dari pertumbuhan
beberapa BAL di dalam saluran usus saat mencerna makanan yang mengandung
BAL sendiri (Gilliland, 1990).
Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan
memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Salah satu contoh bakteriosin yang
dikenal luas adalah nisin, diproduksi oleh Lactobacillus lactis ssp. lactis. Nisin
dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium,
Staphylococcus, dan Listeria. Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat
bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak makanan
ataupun membayakan kesehatan manusia, sehingga keamanan makanan lebih
terjamin (Walstra dan Geurts., 2005).
Universitas Sumatera Utara
Antimikroba lain selain bakteriosin, yang dapat diproduksi oleh BAL adalah
hidrogen peroksida, asam organik, reuterin, dan diasetil. Senyawa-senyawa
tersebut juga berfungsi untuk memperpanjang masa simpan dan meningkatkan
keamanan produk pangan. BAL menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) untuk
melindungi selnya terhadap keracunan oksigen. Namun, H2O2 dapat bereaksi
dengan senyawa lain (contohnya tiosianat endogen dalam susu mentah) hingga
menghasilkan senyawa penghambat mikroorganisme lain. Mekanisme ini disebut
sebagai sistem antimikroba laktoperoksidase (Taylor, 2004).
Asam laktat dan asam organik lain yang dihasilkan BAL dapat memberikan
efek bakterisidal untuk bakteri lain karena pH lingkungan menjadi 3-4,5. Pada
kondisi pH tersebut, BAL tetap dapat hidup sedangkan bakteri lain, termasuk
bakteri pembusuk makanan yang merugikan akan mati (Rostini, 2007). Reuterin
adalah senyawa antimikrobial efektif untuk melawan berbagai jenis bakteri
(bersifat spektrum luas) yang diproduksi oleh Lactobacillus reuteri selama
pertumbuhan anaerobik karena keberadaan gliserol. Diaseteil adalah senyawa
yang menentukan rasa dan aroma mentega, serta aktif melawan bakteri gram
negatif, khamir dan kapang.
Sebagian BAL dapat mengurangi jumlah bakteri patogen secara efektif pada
hewan ternak, contohnya bakteri jahat E. coli O:157 dan Salmonella. Di samping
itu, BAL juga dikonsumsi manusia dan hewan sebagai bakteri probiotik, yaitu
bakteri bakteri yang dimakan untuk meningkatkan kesehatan atau nutrisi tubuh.
Beberapa spesies BAL merupakan probiotik yang baik karena dapat bertahan
melewati pH lambung yang rendah dan menempel atau melakukan kolonisasi
usus. Akibatnya, bakteri jahat di usus akan berkurang karena kalah bersaing
dengan BAL (Taylor, 2004).
Menurut Sharpe dan Holt (1984) bahwa katakteristik untuk meyakinkan
genus bakteri asam laktat, adalah dengan pewarnaan Gram, uji katalase dan uji
fermentasi karbohidrat. Umumnya bakteri asam laktat bersifat gram positif,
katalase negatif dan mampu memfermentasi karbohidrat yang dibutuhkan untuk
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhannya seperti glukosa yang akan dikonversi menjadi asam laktat
(homofermentatif), karbondioksida, etanol dan asam asetat (heterofermentatif).
Asam yang diproduksi dari karbohidrat dapat terjadi baik di bawah kondisi aerob
maupun anaerob. Pola fermentasi karbohidrat spesies homofermentatif dari genus
Lactobacillus dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Pola Fermentasi Karbohidrat Spesies Homofermentatif Obligat dari Genus Lactobacillus ( Mitsuoka, 1989 ).
Spesies Gal Glu Lac Man Suk L. delbrueckii subsp. delbrueckii - + - + + L. delbrueckii subsp. lactis ± + + + + L. delbrueckii subsp. bulgaricus ± + + - - L. acidophilus + + + + + L. helveticus + + + ± - Keterangan : Gal = galaktosa; Glu = glukosa; Lac = laktosa; Man = mannosa Suk = sukrosa; + =
90 % atau lebih strain positif; ± = 11-89 % strain positif; - = 90 % atau lebih strain negatif.
2.4. Lactobacillus bulgaricus
Sistematika lactobacillus bulgaricus menurut Weiss et al. (1984) dalam
The Freedictionary (2007) dapat digolongkan sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Lactobacillales
Famili : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Species : Lactobacillus delbrueckii
Sub-species : Lactobacillus delbrueckii subspecies bulgaricus
Universitas Sumatera Utara
Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri asam laktat yang sering
digunakan sebagai starter pada pembuatan yoghurt. Lactobacillus bulgaricus
termasuk golongan gram positif, berbentuk batang, berukuran 0,5-0,8 x 2-9 μm,
bakteri fakultatif anaerob, dan tidak berspora (Holt et al., 1994). Bakteri
Lactobacillus bulgaricus tergolong bakteri mesofilik dengan kisaran suhu
optimum 35-45⁰C, pH 4-5,5, tidak tumbuh pada pH di atas 6. Bakteri ini
tergolong homofermentatif karena hanya mampu menghasilkan asam laktat pada
produk utama dari fermentasi glukosa. Fermentasi gula pentose oleh Lactobacillus
bulgaricusus akan menghasilkan asam laktat dan asam asetat. Kelompok bakteri
Lactobacillus bulgaricus memiliki enzim adolase, heksosa isomerase, dan sedikit
fosfoketolase, sehingga jalur metabolisme yang dipakai oleh kelompok bakteri ini
yaitu jalur Embden Meyerhoff Parnas (EMP) yang menghasilkan dua molekul
asam piruvat. Asam piruvat yang terbentuk dari jalur EMP bertindak sebagai
penerima hydrogen sehingga reduksi asam piruvat oleh NADH menghasilkan dua
asam laktat (Fardiaz, 1992), dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
2 CH3COCOOH + 2 NADH 2 CH3COHCOOH + 2 NAD+
Asam piruvat Asam laktat
Asam laktat ini akan meningkatkan keasaman air susu hingga mencapai titik
isoelektrik protein. Pada titik inilah terjadi perubahan kelarutan (solubility)
protein menjadi tidak larut (insolubility) melalui tahap proteolitik pada air susu
sapi. Keuntungan lain Lactobacillus bulgaricus menghasilkan enzim yang
mengubah glukosa atau laktosa selain membentuk asam laktat, disamping itu
aktivitas enzim proteolitiknya lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri asam
laktat lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dari fermentasi oleh bakteri ini
memiliki cita rasa dan nilai gizi yang tinggi(Soeharsono, 2010)
Universitas Sumatera Utara
Jalur fermentasi bakteri asam laktat homofermentatif dan heterofermentatif seperti
yang ditampilkan pada Gambar 2.2.
( A ) ( B )
Gambar 2. 2. Fermentasi Bakteri Asam Laktat Jalur Homofermentatif (A) dan Jalur Heterofermentatif (B) (Fardiaz, 1992).
Universitas Sumatera Utara
2.5. Streptococcus thermophillus
Sistematika Streptococcus thermophillus menurut Weiss et al. (1984) dalam The
Freedictionary (2007) dapat digolongkan sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Division : Firmicutes
Class : Cocci
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : Streptococcus salivarus
Sub-species : Streptococcus salivarus subspecies thermophillus
Streptococcus thermophillus adalah bakteri asam laktat dan sebagai starter
untuk pembuatan yoghurt, berbentuk bulat dan membentuk rantai. Bakteri ini
tergolong homofermentatif yaitu bakteri yang dalam proses fermentasinya
menghasilkan lebih dari 85% asam laktat, sedangkan suhu optimum
pertumbuhannya 37-42 ⁰C, dengan pH optimum 6,5, tidak tumbuh pada 10 ⁰C
tidak tahan pada konsentrasi garam. (Helferich dan Westhoff, 1980).
Pembentukan asam laktat dari laktosa digunakan sebagai sumber energi dan
karbon selama pertumbuhan bakteri dalam proses fermentasi sehingga pH akan
turun. Turunnya pH sangat berpengaruh terhadap kasein sebagai bagian protein
yang terbanyak dalam air susu, yang menyebabkan kasein ini tidak stabil dan
terkoagulasi (Helferich dan Westhoff, 1980).
2.6 Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik
Konsep probiotik sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu, namun baru awal
abad ke 19 dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchinikoff seorang ilmuan Rusia
yang bekerja di Institute Pasteur Paris dan membuat hipotesa tentang pentingnya
Universitas Sumatera Utara
Lactobacillus bagi kesehatan manusia (Karna et al., 2007). Metchinikoff
menemukan bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi yoghurt
tetap sehat dalam usia lanjut (Heller, 2001).
Probiotik diartikan sebagai makanan atau minuman yang mengandung
mikroorganisme yang diharapkan begitu masuk kedalam tubuh akan dapat
berguna dan meningkatkan kesehatan tubuh (Ooi et al., 2010; Lee dan Salminen
2009), sedang prebioitik adalah bahan makanan yang nondigestible yang secara
efektif merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan dalam
saluran pencernaan (Ooi et al., 2010). Prebiotik yang banyak dikenal dan
digunakan adalah oligosakarida kedelai (Chow, 2002) yang terdiri dari rafinosa
dan stakiosa, frukto oligosakarida, inulin, laktulosa dan laktosukrosa.
Bakteri asam laktat banyak digunakan terutama dalam produk susu dan
industri ternak. Secara luas digunakan untuk fermentasi yang menghasilkan
produk pangan yang bertujuan selain mengawetkan makanan mentah seperti susu,
buah, sayuran atau daging (Savadogo et al., 2006; Daeschel, 1989) juga
mempunyai efek terapeutik (Goorama dan Bullerman, 1995).
Probiotik yang banyak digunakan pada saat ini ialah Streptococcus
thermopillus dan Lactobacillus bulgaricus. Probiotik yang efektif adalah bakteri
yang mempunyai karakteristik: (1) Bakteri tersebut dapat dipreparasi sebagai
viable product dan dibuat dalam skala industri, (2) Harus tetap stabil dan viable
dalam jangka panjang, baik dalam penyimpanan maupun dilapangan, (3) Harus
bertahan dalam saluran pencernaan khususnya dalam usus dan tidak diharuskan
tumbuh dalam usus halus, (4) Harus bermanfaat bagi inang atau induk semang
(Fuller, 1992). Bentuk morfologi BAL dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Universitas Sumatera Utara
A B
Gambar 2. 3. Bakteri Lactobacillus bulgaricus (A), P : 288x216 pixels (http://www.magma.Ca/~ pavel/science/Foods&bact.htm. dan Bakteri Streptococcus thermophillus (B), P : 272x257 pixels (http://www.activa.co.id/lifelyle.php?id=33)
Bakteri asam laktat secara umum banyak digunakan dalam industri
fermentasi, kini dimanfaatkan dalam bidang kesehatan sebagai bakteri probiotik.
Salah satu genus yang menjadi anggota bakteri asam laktat adalah Lactobacillus.
Dilaporkan bahwa bakteri ini dapat menurunkan pH intestine dan menurunkan
pertumbuhan yang cepat dari E. coli. Amanullah et al. (2009 ) dan Gunawan
(2003), melaporkan bahwa bakteri probiotik mempunyai efek menguntungkan
kesehatan inangnya apabila dikonsumsi dalam keadaan hidup dan tetap hidup
dalam saluran pencernaan.
Bakteri asam laktat dalam yoghurt/soyghurt mempunyai berbagai manfaat
diantaranya sebagai probiotik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab
penyakit saluran pencernaan, karena bakteri tersebut memproduksi senyawa anti
mikroba antara lain bakteriosin, hidrogenperoksia ,diacetyl dan berbagai antibiotik
(Hoover, 2002). Bakteri pembentuk asam laktat yang menghasilkan sejumlah
komponen antimicrobial difokuskan pada bakteriosin dan pemanfaatannya.
Bakteriosin adalah toksin yang menyerupai protein yang disekresikan oleh bakteri
untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain. Sejumlah bakteriosin dari bakteri
asam laktat yang erat hubungannya dengan pangan telah diidentifikasi,
diantaranya adalah nisin, diplococcin, acidophilin, bulgarican, lactacin dan
plantaricin.
Universitas Sumatera Utara
Diasetil, acetaldehid berfungsi menambah aroma dan flavour pada susu
fermentasi, memberi efek anti microbial, sedangkan hydrogen peroksida dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen seperti Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aerogenosa, disamping itu dapat juga memperpanjang
daya simpan susu segar ataupun hasil pemrosesan susu. Bakteri asam laktat atau
bakteri yang digunakan untuk starter dalam pembuatan yoghurt/soyghurt adalah
kelompok bakteri yang dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat. Bakteri ini
dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu golongan bakteri homofermentatif
dan bakteri heterofermentatif (Soeharsono, 2010).
Upaya untuk menghasilkan produk yoghurt atau soyghurt berkualitas,
diantaranya melakukan kombinasi dua macam atau lebih yang digunakan sebagai
starter. Lactobacillus bulgaricus adalah salah satu bakteri asam laktat yang
digunakan sebagai starter kultur untuk susu fermentasi (Malaka dan Laga, 2005).
Kombinasi antara mikroba berbentuk batang yaitu Lactobacillus bulgaricus dapat
mencapai kadar asam 1,5-2% dan yang berbentuk kokus yaitu Streptococcus
thermopillus hanya mencapai kadar asam 0,8-1,0% (Soeharsono, 2010).
Manfaat probiotik dicapai jika terjadi perlekatan mikroorganisme pada sel
mukosa usus. Probiotik dari makanan belum banyak dibuktikan bisa melekat
dimukosa usus. Untuk mendapatkan manfaat dari probiotik, dilakukan usaha
mengkonsumsi secara terus menerus yang salah satunya adalah soyghurt yang
mengandung probiotik handal. Untuk meningkatkan jumlah bakteri non pathogen
di dalam usus, terutama dibagian kolon yang kaya akan bakteri pathogen, perlu
dilakukan penggabungan probiotik dan prebiotik yang merupakan nutrisi yang
sesuai bagi kehidupan mikroba non pathogen dan tidak cocok untuk kehidupan
bakteri pathogen.
Chang et al. (2005) melaporkan bahwa asupan susu kedelai fermentasi
meningkatkan ekosistem saluran usus dengan meningkatkan jumlah probiotik
(Farinde et al., 2010). Kombinasi probiotik dengan prebiotik disebut sinbiotik
(Gibson dan Roberfroid 1995) Menurut laporan sebelumnya, soyghurt dapat
Universitas Sumatera Utara
dianggap sebagai produk sinbiotik (Chang et al., 2005). Kombinasi ini diyakini
akan bersifat sinergestik yang positif. Prebiotik akan membantu probiotik
melewati saluran pencernaan bagian atas, khususnya kondisi asam kuat pada
lambung. Dengan demikian prebiotik dengan cepat akan meningkatkan populasi
mikroba yang menguntungkan di dalam kolon. Juga kombinasi ini akan
meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik oleh karena substrat yang
spesifik telah tersedia untuk fermentasi sehingga tubuh mendapat manfaat yang
lebih sempurna (Borneo, 2010).
2.7. Kolesterol
Kolesterol adalah suatu jenis sterol (Zoosterol) yang banyak dijumpai pada
jaringan hewan, kuning telur, dan air susu, dan merupakan zat yang berguna untuk
menjalankan fungsi tubuh. Pada produk tersebut, kolesterol terdapat dalam
bentuk bebas dan teresterifikasi dengan asam lemak. Rumus molekul kolesterol
adalah C27H46O dengan berat molekul 386,64 dan perbandingan C:H:O adalah
83,87% : 11,99% : 4,14% (Robert dkk., 2003). Struktur molekul kolesterol dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Rumus Bangun Kolesterol
Kolesterol berasal dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu,
karbohidrat dari tepung dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Lemak yang
dimakan terdiri atas lemak jenuh dan lemak tak jenuh yang masing-masing
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan tubuh. Selain berguna untuk proses metabolisme, kolesterol berguna
untuk membungkus jaringan syaraf (mielin), melapisi selaput sel, dan pelarut
vitamin. Pada anak-anak kolesterol dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan
otaknya. Kolesterol hanya diperoleh dari makanan yang terdapat pada hewan,
seperti otak, daging dan kulit ayam (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2002).
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL,
HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah
satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi
yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang
memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi,
sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam
tubuh.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon
steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri
oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena
asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai
makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan
tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang
disebut aterosklerosis (Lee dan Salminen, 2009) yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya
penyakit jantung dan stroke.
Kolesterol diangkut oleh lipoprotein dari hati dan disebut LDL (Low
Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukannya,
termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang
disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam
(cairan) empedu (Pierre et al., 2000).
LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan
mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat
menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah (Richard dan
Fagoros, 2010). Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena
dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk
HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak
lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
Selama dalam peredaran darah, ada kecenderungan kolesterol menempel
pada dinding pembuluh darah sehingga mempersempit pembuluh tersebut. Proses
ini terjadi karena sifat dari LDL (low density lipoprotein) yang sangat arterogenik.
Kondisi demikian akan membuat aliran darah menjadi tidak lancar dan lemak
terlarut dalam darah semakin tidak mencukupi proses metabolisme sehingga
mengganggu keseimbangan kebutuhan oksigen dan penyediaan oksigen, padahal
metabolisme tubuh sepenuhnya membutuhkan oksigen (aerobik). Bila yang terjadi
merupakan metabolisme anaerobik maka akan terjadi penumpukan asam laktat
sehingga seseorang akan merasa nyeri hebat dibalik tulang dada. Peristiwa ini
disebut kejang jantung atau angina pectoris (Mursito, 2002).
Peningkatan kadar lipid dalam darah meliputi kolesterol dan trigliserida
merupakan unsur utama. Kadar kolesterol diatas 220 mg/dl bagi umur 40-49
tahun, ibarat sudah lampu kuning untuk faktor risiko. Hiperkolesterolemia
berkaitan erat dengan low density lipoprotein (LDL) dan HDL (high density
lipoprotein) dalam pembentukan aterosklerosis. Pada usia 30-49 tahun, bila kadar
kolesterol mencapai 260 mg/dl, kemungkinan menjadi penderita aterosklerosis 3-
5 kali bila dibandingkan dengan kadar kolesterol yang 220 mg/dl (Sitepoe, 1992)
Universitas Sumatera Utara
2.8. Jenis Kolesterol
Lemak di dalam darah terdiri atas beberapa jenis, yakni kolesterol, trigliserida,
fosfolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lipoprotein yang
terbagi menjadi 4 bagian kilomikron, yakni very low density lipoprotein (VLDL),
intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high
density lipoprotein (HDL). Dari kelimanya yang penting untuk diketahui adalah
LDL dan HDL (Wiryowidagdo, 2002).
1. Low density lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein yang mengangkut
kolesterol terbesar untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan
pembuluh nadi. LDL sering disebut kolesterol jahat karena efeknya
arterogenik (mudah melekat pada dinding pembuluh darah), sehingga dapat
menyebabkan penumpukan lemak dan penyempitan pembuluh darah
(arteroclerosis). Kadar LDL di dalam darah sangat tergantung dari lemak
yang masuk. Semakin tinggi/banyak lemak yang masuk, semakin
menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan lemak jenuh
yang tidak mudah larut.
2. High density lipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang mengandung
Apo A, yang memiliki efek anti-arterogenik, sehingga disebut kolesterol
baik. Fungsi utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam
endotel dan mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh
lewat empedu. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer menjadi
berkurang.
2.9. Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit
Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lemak jenuh dan
kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah
penyakit kanker, termasuk kanker payudara dan kanker usus besar (colon). Untuk
itu, kita dianjurkan untuk mengurangi konsumsi zat-zat ini. Kolesterol dan lemak
Universitas Sumatera Utara
berhubungan erat dengan timbulnya aterosklerosis, endapan lemak dan garam-
garam lain dalam dinding pembuluh nadi (arteri) sehingga pembuluh darah
menjadi kaku (sklerosis), yang mengakibatkan menurunnya aliran darah pada
bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis menyerang arteri
koronaria yang menyalurkan darah ke dalam otot jantung maka jantung
kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pectoris atau infark jantung,
yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan
benar (Uripi, 2002).
Kenaikan kadar kolesterol di dalam darah tidak dapat disanggah lagi
merupakan faktor risiko dalam pembentukan penyakit jantung koroner. Hal ini
dibuktikan oleh para ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam darah,
menurunkan pula risiko pembentukan aterosklerosis penyebab penyakit jantung
koroner. Kolesterol sendiri tidak dapat dipisahkan dari lipoprotein dan lipida
lainnya sebagai faktor aterogenik. Sebab, dalam sirkulasi kolesterol berikatan
dengan lipoprotein (Sitepoe, 1992). Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam
tubuh , maka sebaiknya secara berkala dapat dilakukan test pemeriksaan kadar
kolesterol darah, dimana pemeriksaan ini akan memberi data perkiraan kadar
kolesterol yang beredar dalam sirkulasi darah sehingga dapat dilakukan tindakan
preventif untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung, stoke, dan penyakit lain yang berhubungan dengan aliran darah.
Ada beberapa cara untuk menurunkan kadar kolestrol di dalam darah
(Metriscommunity, diakses tanggal 16 Oktober 2011), antara lain : (1) Berolah
raga secara teratur, (2) Menurunkan berat badan agar tetap seimbang dan
proporsional, (3) Menghindari minuman bersoda, beralkohol dan jangan merokok,
(4) Mengurangi karbohidrat dan asupan makanan dengan kadar lemak jenuh yang
tinggi, (5) Memperbanyak mengkonsumsi sayur sayuran dan buah buahan yang
mengandung fitosterol, karena fitosterol mengandung kadar serat yang tinggi dan
dapat menghambat penyerapan kolesterol pada usus, (6) Hanya mengkonsumsi
susu skim, keju, krim asam dan yoghurt yang rendah lemak, (7) mengurangi
Universitas Sumatera Utara
konsumsi daging yang berlemak, (8) Menghindari makanan yang diolah dengan
cara menggoreng.
2.10. Bahan Pangan Penurun Kolesterol
Manusia dapat menurunkan kadar kolesterol dengan mengatur bahan makanan
pilihan, di mana makanan yang dikonsumsi tidak melebihi ambang 30% dari
jumlah total kalori yang berasal dari lemak, dan untuk lebih amannya lebih baik
mengkonsumsi makanan dengan kadar asam lemak jenuh kurang dari 7%.
(Metriscommunity, diakses tanggal 16 Oktober 2011). Berikut ini adalah pilihan
makanan yang dapat menurunkan kolesterol secara cepat.
1. Gandum
Gandum berhasiat untuk menurunkan kolesterol karena bahan makanan ini
kaya akan kandungan serat yang larut (Lane, 2009).
2. Buncis
Sayuran ini merupakan salah satu sumber serat yang mudah larut dan
melancarkan system pencernaan.
3. Wortel
Wortel merupakan sumber makanan serat, , jika dikonsumsi disaat sarapan
dapat menurunkan kolesterol hingga 11% (Hudson, 1999).
4. Minyak zaitun
Minyak zaitun mengandung asam lemak tak jenuh yang berfungsi
membantu mengatur kadar kolesterol ( Health Science and Technology,
2011). Mu’minah (2007), melaporkan bahwa ekstrak etanol daun
handeuleum dapat menurunkan kadar kolesterol LDL serum darah tikus
secara nyata dari 35,4 mg/dl menjadi 24,4 mg/dl (31%), total lipid dari 564
Universitas Sumatera Utara
mg/dl menjadi 483 mg/dl (14%), dan menurunkan kadar HDL secara tidak
nyata dari 52,4 mg/dl menjadi 49,8 mg/dl (9%).
5. Kedelai
Bahan makanan ini merupakan bahan makanan yang kaya akan serat, dan
dapat dikonsumsi secara langsung ataupun dalam bentuk olahan misalnya
tempe, tahu, susu kedelai dll. Kedelai secara alami mempunyai kemampuan
dalam menurunkan kolesterol, hal ini telah dibuktikan oleh beberapa
peneliti pada manusia dan hewan percobaan (Carrol, 1991; Potter, 1995;
Akalin et al., 1997; Cavalini, et al., 2009), menduga bahwa salah satu
mekanisme penurunan kolesterol dari kedelai adalah penghambatan
penyerapan kolesterol oleh komponen bioaktif yang terdapat dalam kedelai
seperti saponin, isoflavon dan peptide.
Upaya penanggulangan hiperkolesterolemia dapat juga dilakukan dengan
mengkonsumsi serat. Serat yang larut dalam air memiliki sifat yang dapat
menurunkan kolesterol total dan LDL. Sebuah studi menunjukkan komponen serat
banyak terkandung dalam buah buahan dan sayur sayuran yang dapat menurunkan
kadar kolesterol dalam darah (Wolthuis et al., 1980). Salah satu komponen dari
serat (fiber) yang larut adalah pektin (Fernandez et al., 1994; Almatsier, 2002).
Pektin dikenal sebagai anti kolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang
merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol, makin banyak asam empedu yang
berikatan dengan pektin dan terbuang keluar dari tubuh, maka semakin besar
penurunan kadar kolesterol (Wolthuis, 1980), dan pektin banyak ditemukan
dalam kulit buah buahan. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti yang
mengunakan percobaan dengan hewan uji yang diberi pektin buah buahan dalam
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Wolthuis et al. (1980), melaporkan
bahwa pektin kulit jeruk dapat menurunkan kolesterol sebesar 7% , Fernandez
(1994) membuktikan pengaruh yang paling significant dalam menurunkan kadar
kolesterol hati hewan uji adalah pada hewan yang diberi pektin kulit jeruk dengan
konsentrasi 0,25%, dengan penurunan kadar kolesterol sebesar 12,5%.
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga halnya dengan penelitian yang dilaporkan oleh Soesilawaty
(2008), yang membandingkan efektifitas penurunan kadar kolesterol pada hewan
uji (tikus) yang diberi pektin kulit jeruk bali dan kulit pisang ambon. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pektin kulit jeruk bali dengan
konsentrasi 10%, dapat menurunkan kadar kolesterol hewan uji sebesar 27.8%,
dan pemberian pektin kulit pisang ambon dengan konsentrasi 20% , dapat
menurunkan kadar kolesterol sebesar 9,9%. Selain daripada itu, tumbuh tumbuhan
(jenis daun daunan) juga berpotensi menurunkan kadar kolesterol dan lipid dalam
darah tikus putih seperti yang dilaporkan oleh Juheni (2002) yang menyatakan
bahwa herba seledri dapat menurunkan kadar kolesterol sebesar 2% pada tikus
yang diberi diet tinggi kolesterol dan lemak.
2.11. Potensi Soyghurt Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol
Kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan salah satu penyebab penyakit
jantung koroner. Hal tersebut dapat terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas
normal dan dapat berkembang menjadi ateroklerosis pada pembuluh arteri berupa
penyempitan pembuluh darah terutama jantung ,otak dan ginjal (Hardiningsih dan
Nurhidayat , 2006). Banyak uji klinis menunjukkan bahwa peningkatan asupan
kedelai memiliki efek menguntungkan pada kolesterol darah.
Konsumsi probiotik seperti bakteri asam laktat adalah metoda alami yang
potensial untuk mengobati dan mencegah hiperkolesterolemia (Portugal et al.,
2006). Lactobacillus bulgaricus adalah salah satu bakteri asam laktat yang
digunakan sebagai starter kultur untuk susu fermentasi, yang berpotensi sebagai
anti kolesterol yang diduga karena adanya EPS (eksopolisakarida) yang
diproduksinya (Pigeon et al., 2002). Mekanisme penurunan kolesterol ini terjadi
karena bakteri asam laktat yang ada dalam soyghurt dapat mendegradasi
kolesterol menjadi coprostanol yang merupakan zat yang tidak dapat diserap oleh
usus. Sisa kolesterol dikeluarkan bersama feses. Sebuah laporan mengenai hal ini
Universitas Sumatera Utara
memaparkan bahwa penurunan kolesterol oleh bakteri Lactobacillus dapat
mencapai kisaran 27-38% (Poerwosoedamo dan Sediaoetama, 1977).
Menurut Brown dan Goldstein (1991) beberapa mikroba dapat
memproduksi senyawa yang dapat menghambat sistem kolesterol,
mengimobilisasi atau mereduksinya, diantaranya adalah bakteri asam laktat yang
secara umum banyak digunakan dalam industri fermentasi kini dimanfaatkan
dalam bidang kesehatan sebagai probiotik. Salah satu genus yang menjadi anggota
bakteri asam laktat adalah Lactobacillus, yang dapat berperan sebagai bakteri
penurun kolesterol, dilaporkan oleh Darnel et al. (1986 ) dan Girinda (1993).
Lactobacillus bulgaricus mampu mengikat kolesterol yang terdapat pada aliran
darah, kemudian dibawa ke usus halus untuk dibuang bersama feses (Hardiningsih
dan Nurhidayat, 2006)
Mekanisme reduksi kolesterol dapat dijelaskan oleh lima mekanisme (Beena
dan Prasad, 1997). (1) Produk fermentasi bakteri asam laktat menghambat sintesa
enzim kolesterol, (2) Bakteri memfasilitasi penghapusan kolesterol dalam tinja,
(3) Bakteri menghambat penyerapan kolesterol kembali ke tubuh dengan
mengikat kolesterol, (4) Bakteri mengganggu daur ulang garam empedu (produk
metabolism kolesterol) dan (5) Asimilasi asam laktat.
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi
kolesterol dalam darah. Beberapa studi mengindikasikan bahwa Lactobacillus
yang dipindahkan dari medis laboratorium (in vitro) mempunyai potensi untuk
menurunkan kolesterol dalam darah (Gilliland dan Speek, 1997). Cavalini et al.
(2009) melaporkan bahwa yoghurt kedelai dapat digunakan sebagai alternatif cara
mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler dengan menurunkan kolesterol total.
Temuan juga menyarankan bahwa suplemen isoflavon dapat meningkatkan efek
anti atheroklerotik dari yoghurt kedelai.
The Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa 25 gram
protein kedelai sehari, sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol
dapat mengurangi resiko penyakit jantung (Gray, 2010). Penelitian tentang
Universitas Sumatera Utara
pengaruh dari kedelai terhadap kolesterol darah telah dilakukan sejak tahun 1940-
an hingga kini dan menunjukkan hasil yang bervariasi (Fajriah, 2009).
Penelitian Osami et al. (2000) menunjukkan bahwa susu kedelai yang
mengandung 6,9 gram protein kedelai telah jelas menurunkan total kolesterol
dalam serum dan berguna untuk meningkatkan kesehatan. Penelitian dilakukan
terhadap 84 orang (50 laki laki, 34 perempuan, rata rata usia 46 tahun). Uji
kelompok diberikan 200 ml susu kedelai yang mengandung protein kedelai 6,9
gram selama 12 minggu.
Seorang illmuan gizi yang disebut Kim Young di Universitan Massachusetts
telah melakukan penelitian yang luas dalam makanan yang mengandung kedelai.
Kim telah mengidentifikasi isoflavon yang merupakan senyawa bioaktif yang
dapat menurunkan resiko penyakit jantung (Brian et al., 2003). Penelitian dari
Rosell et al. (2004). menunjukkan bahwa makanan kedelai yang cukup sebagai
bagian dari makanan sehari-hari , berhubungan dengan konsentrasi kolesterol
darah. Ini mungkin disebabkan oleh efek biologis kedelai dan sebagian karena
komposisi keseluruhan diet dengan kandungan kedelai yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara