Chapter I_2

15
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang  produk yang akan digunakan. Informasi tentang produk dapat dip eroleh melalui beberapa sumber, antara l ain sumber personal (kel uarga, teman, tetangga, ken alan), sumber kom ersial (iklan, tenaga penjual, dealer, kemasan, displai), sumber publik (media massa, organisasi rating konsumen), dan sumber percobaan (meneliti, menggunakan produk). Dalam sebuah kemasan terdapat informasi mengenai bentuk fisik produk, label dan sisipan (instruksi detail dan informasi keamanan untuk produk yang komplek atau berbahaya yang terkandung dalam obat atau mainan) yang dapat digunakan konsumen untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai suatu produk t ertentu yang ingin digunakannya. Label merupakan bagian dari kemasan dan mengandung suatu informasi tentang  produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label konsumen dapat menemukan informasi mengenai nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah yang  bersangk uta n; tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa, klaim nutrisi terutama untuk produk kesehatan, petunjuk penggunaan, dan keterangan lain untuk kondisi spesial dan cara  pengg unaa n, serta keterangan tentang halal. Jumlah Umat Islam sekarang ini sangat besar dan tersebar di seluruh dunia. Indonesia, adalah negara yang memiliki jumlah Umat Islam yang terbesar dari pada negara-negara lain di dunia. Populasi yang demikian besar dari Umat Islam memb uat Umat Islam menjadi pasar y ang demikian potensial untuk dimasuki. Hal ini tentu ak an menjadi fenomena yang patut diperhatikan oleh para pemasar khususnya di Indonesia dalam rangka meningkatkan penjualan produk mereka. Universitas Sumatera Utara

Transcript of Chapter I_2

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 1/15

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang

produk yang akan digunakan. Informasi tentang produk dapat diperoleh melalui beberapa

sumber, antara lain sumber personal (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial

(iklan, tenaga penjual, dealer, kemasan, displai), sumber publik (media massa, organisasi

rating konsumen), dan sumber percobaan (meneliti, menggunakan produk). Dalam sebuah

kemasan terdapat informasi mengenai bentuk fisik produk, label dan sisipan (instruksi detail

dan informasi keamanan untuk produk yang komplek atau berbahaya yang terkandung dalam

obat atau mainan) yang dapat digunakan konsumen untuk memperoleh informasi yang lebih

mendalam mengenai suatu produk tertentu yang ingin digunakannya.

Label merupakan bagian dari kemasan dan mengandung suatu informasi tentang

produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label konsumen dapat menemukan informasi

mengenai nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan

alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah yang

bersangkutan; tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa, klaim nutrisi terutama untuk produk 

kesehatan, petunjuk penggunaan, dan keterangan lain untuk kondisi spesial dan cara

penggunaan, serta keterangan tentang halal.

Jumlah Umat Islam sekarang ini sangat besar dan tersebar di seluruh dunia.

Indonesia, adalah negara yang memiliki jumlah Umat Islam yang terbesar dari pada

negara-negara lain di dunia. Populasi yang demikian besar dari Umat Islam membuat

Umat Islam menjadi pasar yang demikian potensial untuk dimasuki. Hal ini tentu akan

menjadi fenomena yang patut diperhatikan oleh para pemasar khususnya di Indonesia

dalam rangka meningkatkan penjualan produk mereka.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 2/15

 

Pemahaman yang semakin baik tentang agama makin membuat Umat Islam menjadi

semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi. Khusus di Indonesia, Umat

Islam dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-

produk yang dikonsumsi oleh Umat Islam di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga

Pengawasan dan Peredaran Obat dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-

MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara

memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut

dapat memberi label halal pada produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan

kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh

ajaran agama Islam, atau produk tersebut telah menjadi kategori produk halal dan tidak 

mengandung unsur haram dan dapat dikonsumsi secara aman oleh Umat Islam.

Produk-produk yang mendapat pertimbangan utama dalam proses pemilihannya

berdasarkan ketentuan Syariat yang menjadi tolok ukur untuk 

Umat Islam adalah produk-produk makanan dan minuman. Ketidakinginan

masyarakat Muslim untuk mengkonsumsi produk-produk haram akan meningkatkan

keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses pemilihan produk (high involvement ). Dengan

begitu akan ada produk yang dipilih untuk dikonsumsi dan produk yang disisihkan akibat

adanya proses pemilihan tersebut. Proses pemilihannya sendiri akan menjadikan

kehalalan sebagai parameter utamanya. Ketentuan ini membuat keterbatasan pada produk-

produk makanan untuk memasuki pasar umat Muslim. Tabel 1.1 menunjukkan produk-

produk makanan dalam kemasan kategori snack  yang telah diberi label halal oleh

LPPOM-MUI:

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 3/15

 

 

Tabel 1.1

Snack Berlabel Halal MUI

NO  MEREK SNACK  

1  ABC Mie Remes Pelangi rasa Burger,Spaghetti, Pop Corn, Krim

Bawang Amerika

2 Anak Mas, Krip-Krip, You & Mie

3  Calbee Megumi snack Udang Rasa Lada Hitam, Rumput Laut,

Original, Sweet Potato Pellet

4 Cheese snack, Serena, Snack Chocolate, Crackers, Orange

5 Chippy Snek, Guritoz Snek Jagung

6  Chitato, Cheetos, Teny Net, Jetz Sweet, Salty, Sauce, Chiki Potato,

Tradia Crackers

7 Mie Snack 

8 Mie Snack Kremezz Rasa Ayam Panggang & Jagung Bakar

9 Monde Pola Snack 

10 Nissin Golden Horn Keju

11 Oishi Pinottsu, Potatos, Pillows Crackers, Cheese Barrel

12 Peppitas Snek Rasa Keju Pedas, Rasa Dendeng Pedas

13 Piattos Snek Kentang Rasa BBQ, Keju, Sapi Panggang

14  Royco Soupy Snax Corn a'Licious, Crazy O'Loda, LemonyShrimp,Soto Delight, Spicy Beef, yummy Mushroom

15 Sea Crunch Snek 

16 Snek Kentang rasa Keju, BBQ, Kentang Asli

17 Spuds Salt & Pepper (Potato Chips)

18 Cho-Cho Wafer Stick Cokelat, Radja & Ratu, Cho-Cho Ole

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 4/15

 

 Znez rasa (Ayam, Chilli BBQ, Jagung Bakar, Keju)

19  Choco Bis, Bella Chocolate, Cho Cho Wafer Stick Peanut, ChocCho Black & white (Balls), Choc Meises

20  Choco Wafer, Eterna, rocky, Cho-cho, Bella Wafer, Bella Meses

21 Corn Cripspy, Rice Crispy, Brown Rice Crispy

22 Hola Hole, Mailit

23  Krupuk Noodle, Tenny Net Rasa Ayam, Cheetos Corn, Chiki Stick,Yoyo, Lays, Chiki Balls

Sumber: www.halalmui.org. 

Chitato merupakan salah satu jenis makanan ringan dalam kemasan yang telah sangat

dikenal di Indonesia cukup lama hingga sekarang ini. Chitato baru saja melakukan re

launch atau berganti kemasan dengan bentuk kemasan yang baru yang lebih menarik.

Chitato juga melakukan pembaharuan dalam hal rasa, antara lain rasa sapi panggang, rasa

asli, rasa keju supreme, rasa ayam bumbu, dan rasa sapi bumbu bakar. Dalam hal ini

chitato harus memperhatikan proses pembuatan produknya agar terhindar dari hal-hal

yang dapat menyebabkan produknya menjadi tidak halal. Oleh karena dengan rasa baru

yang dimiliki chitato yaitu

menggunakan ayam dan sapi akan sangat riskan terhadap risiko ketidak halalan produk,

terkait dengan proses penyembelihan hewan tersebut serta zat-zat lain yang dapat

menyebabkan produknya menjadi tidak halal.

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FH UMSU) yang

mayoritas mahasiswanya beragama Islam dapat menjadi perwakilan dari komunitas

Muslim yang menjadi konsumen produk tersebut. Mahasiswa adalah komunitas kritis yang

bila ditinjau dari sisi informasi yang diperoleh dan kemampuannya untuk mencerna

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 5/15

 

informasi adalah komunitas yang bisa memilah-milah produk-produk yang mereka

konsumsi berdasarkan informasi yang mereka peroleh.

Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai

bagaimana pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu

produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu akan dilakukan

penelitian dengan menjadikan mahasiswa FH UMSU sebagai studied population, karena

mahasiswa FH UMSU dapat memahami tentang hukum yang berlaku mengenai labelisasi

halal.

Penulis memberikan judul pada penelitian ini adalah “Pengaruh Labelisasi Halal

terhadap Keputusan Pembelian Produk Makanan dalam Kemasan (snack merek Chitato)

Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Sumatera Utara”.

B.  Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1.  Apakah labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Chitato

pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara?

2.  Bagaimana tanggapan Umat Islam yaitu mahasiswa di Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mengenai labelisasi halal pada

produk makanan dalam kemasan yang beredar di pasar?

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 6/15

 

C.  Kerangka Konseptual

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling

mendasar. Dengan kata lain merupakan faktor yang paling utama dalam perilaku

pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Menurut Wallendorf dan Reilly dalam

Setiadi(2003:333) kebudayaan adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan

secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu.

Masih menurut Setiadi (2003:338) simbol-simbol kebudayaan dapat berupa sesuatu yang

tidak kasat mata (seperti : sikap, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, dan agama) atau sesuatu

yang kasat mata (peralatan, perumahan, produk, hasil seni).

Berdasarkan uraian tersebut, maka di buat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Setiadi (2003)

D.  Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis

penelitian ini adalah : “Labelisasi halal memiliki pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian produk makanan dalam kemasan pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara”.

Labelisasi Halal

(X)

Keputusan

Pembelian (Y)

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 7/15

 

E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.  Tujuan Penelitian

a.  Mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk 

makanan dalam kemasan pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

b.  Mengetahui pengaruh labelisasi halal produk makanan dalam kemasan dalam

benak mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2.  Manfaat Penelitian

a.  Bagi Perusahaan

Manfaat bagi perusahaan adalah mengetahui tanggapan konsumen mengenai

labelisasi halal pada produknya dan mengetahui bagaimana pengaruh labelisasi

halal terhadap keputusan pembelian konsumen. Informasi tersebut diharapkan

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam usaha melabelisasikan

produknya dengan label halal dimasa yang akan datang

b.  Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi semua

pihak yang berminat terhadap bidang manajemen pemasaran terutama yang berkaitan

dengan retailing, perilaku konsumen, dan komunikasi pemasaran serta dapat

menambah wawasan dan pengetahuan menyusun dalam bidang manajemen

pemasaran, yaitu yang berkaitan dengan retailing, perilaku konsumen, dan

komunikasi pemasaran, khususnya mengenai pengaruh labelisasi halal terhadap

keputusan pembelian konsumen

c.  Bagi Penulis

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 8/15

 

Menambah khasanah pengetahuan penulis mengenai manajemen pemasaran,

khususnya mengenai perilaku konsumen.

F.  Metode Penelitian

1.  Batasan Operasional

Yang akan diteliti adalah labelisasi halal sebagai variabel bebas atau

independen (variable X), serta keputusan konsumen sebagai variabel terikat (variabel

Y).

2.  Definisi Operasional Variabel

a.  Variabel Bebas (X)

Labelisasi Halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan

produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk 

halal. Dengan indikator sebagai berikut:

1)  Proses Pembuatan

2)  Bahan baku utama

3)  Bahan pembantu

4)  Efek 

Diukur dengan Skala Likert , dengan skor 1-5. Dimana semakin tinggi angka

skor menunjukkan semakin yakin konsumen tentang kehalalan produk.

b.  Variabel Terikat (Y)

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen untuk membeli suatu produk 

makanan kemasan berdasarkan ada atau tidaknya label halal pada kemasan produk 

tersebut. Indikatornya adalah:

1)  Tingkat keyakinan

2)  Kepercayaan

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 9/15

 

3)  Minat

4)  pengenalan

5)  Kualitas produk 

Di ukur dengan Skala Likert , dengan skor 1-5. Dimana semakin tinggi angka skor

menunjukkan semakin yakin konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Adapun definisi operasional variabelnya juga dapat dilihat lebih jelas pada Tabel

1.2 :

Tabel 1.2

Operasionalisasi Variabel

3.  Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert  yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator

variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2007:86).

Variabel Definisi Variabel Indikator VariabelSkala

Ukur

Labelisasi

Halal

(Var X)

Adalah pencantuman

tulisan atau pernyataan

halal pada kemasan produk 

untuk menunjukkan bahwa

produk yang dimaksudberstatus sebagai produk 

halal.

1.  Proses pembuatan

2.  Bahan baku utama

3.  Bahan pembantu

4.  Efek 

Skala

 Likert  

Keputusan

Pembelian(Var Y)

keputusan konsumen

untuk membeli suatuproduk makanan kemasan

berdasarkan ada atautidaknya label halal pada

kemasan produk tersebut.

1.  Tingkat keyakinan2.  Kepercayaan

3.  Minat4.  pengenalan

5.  Kualitas produk 

Skala

 Likert  

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 10/15

 

Tabel 1.3

Instrumen Skala Likert

Sumber: (Sugiyono,2007:86)

4.  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Fakulltas Hukum Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Kapten Muchtar Basri No.3 Medan. Waktu

penelitian akan dilakukan pada bulan Juni 2010 sampai dengan Juli 2010.

5.  Populasi dan Sampel

a.  Populasi 

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara yang beragama Islam angkatan 2005/2006

sampai dengan 2009/2010 yang pernah mengkonsumsi Chitato.

b.  Sampel 

Jawaban Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 11/15

 

Oleh karena jumlah populasi tidak diketahui maka pengambilan jumlah

sampel dilakukan dengan menggunakan rumus (Supramono, 2003:62):

Dimana :

n = Jumlah Sampel

Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α 

Bila α = 0,05 Z = 1,96

Bila α = 0,01 Z = 1,67

p = estimasi proporsi populasi

q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir.

Dengan demikian jumlah sampel adalah:

n = 195,92= 196 orang. 

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan accidental

sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di tempat penelitian dapat

digunakan sebagai sampel bila dipandang orang tersebut cocok sebagai data

(Ginting dan Situmorang, 2008:141).

(Zα)2(p)(q)

n = 

(1.96)2(0,85)(0,15)

0 052 

n = 

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 12/15

 

6.  Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua kelompok,

yaitu : 

a.  Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dan hasil

kuesioner yang disebarkan kepada responden.

b.  Data Sekunder, yaitu data yan telah ada dan tersusun secara sistematis serta

merupakan hasil penelitan atau rangkuman dari dokumen-dokumen perusahaan

serta literature lain seperti buku, majalah, surat kabar, makalah, dan situs web.

7.  Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian, maka digunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

a.  Teknik wawancara (interview), yaitu dengan bertanya jawab atau wawancara

langsung kepada konsumen produk yang menjadi objek penelitian.

b.  Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data primer yang dlakukan melalui

penyebaran kuesioner kepad sejumlah sampel responden yang dianggap mewakili

seluruh populasi.

c.  Penelitian kepustakaan (library reseach)

Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengumpulan bahan-bahan

melalui buku-buku bacaan, catatan kuliah, literatur lainnya yang berhubungan dengan

topik penulisan ini. Tujuan penelitian kepustakaan ini adalah untuk memperoleh data

teoritis untuk membangun landasan teori yang kuat untuk mendukung penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 13/15

 

8.  Uji Validitas dan Reabilitas

a.  Uji Validitas 

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin

di ukur. Uji validitas untuk mengukur ketepatan alat ukur melakukan tugas mencapai

sasarannya.

Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah sebagai berikut:

1)  Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

2)  Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

b.  Uji Reabilitas 

Merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur

objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2007:105). Uji

reabilitas akan menunjukkan konsistensi jawaban responden dari pertanyaan yang

terdapat pada kuesioner. Pertanyaan yang telah valid ditentukan reabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut:

1)  Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut

reliabel.

2)  Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan tersebut

tidak reliabel.

Uji validitas dan reabilitas akan dilaksanakan pada 30 orang Mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Islam Sumatera Utara yang beralamat di Jl.Sisingamangaraja.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 14/15

 

9.  Metode Analisis Data

a.  Metode Analisis Deskriptif 

Metode analisis deskriptif yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan,

mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginterpretasikan data sehingga memberi

gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiyono,2007:110)

b.  Regresi Linear Sederhana

Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dimana jumlah variabel bebas da

variabel terikat tidak lebih dari satu. Peneliti menggunakan program SPSS 15.0 untuk 

mendapatkan hasil yang terarah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian konsumen (variable dependen)

a= konstanta

b= Koefisien regresi sederhana

X= Labelisasi Halal

c.  Uji Asumsi Klasik  

Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana maka terlebih dahulu perlu

dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model regresi linier sederhana

layak digunakan atau tidak. Beberapa persyaratan asumsi klasik harus dipenuhi:

1.  Uji Normalitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel

dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.

Universitas Sumatera Utara

5/11/2018 Chapter I_2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-i2-55a232e26ca91 15/15

 

2.  Heteroskedastisitas

Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan atau

perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paing baik apabila tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d.  Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien determinasi (R2) semakin

besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y

dimana 0<R2<1. Sebaliknya jika R

2semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat

dikatakan bahwa bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel

terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Universitas Sumatera Utara