Chapter I Dampak Kehilangan Gigi
-
Upload
tikahestiana -
Category
Documents
-
view
21 -
download
4
description
Transcript of Chapter I Dampak Kehilangan Gigi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, trauma dan
atrisi yang berat. Sebagian besar penelitian menyatakan bahwa karies dan penyakit
periodontal merupakan penyebab utama terjadinya kehilangan gigi. Okoisor (1977)
menyatakan bahwa faktor penyakit seperti karies dan penyakit periodontal yang
menyebabkan kehilangan gigi berhubungan dengan meningkatnya usia. Beberapa
penelitian sebelumnya menyatakan faktor bukan penyakit seperti faktor sosio –
demografi, perilaku dan gaya hidup juga berpengaruh terhadap kehilangan gigi.1 Faktor
sosio – demografi seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat
penghasilan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi jumlah kehilangan gigi –
geligi.2-3 Tahapan usia dewasa menurut Erikson dibagi atas dewasa muda berusia 20 – 39
tahun, dewasa pertengahan berusia 40 – 59 tahun dan dewasa tua berusia 60 tahun ke
atas.4 Meningkatnya usia sering dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang
semakin tinggi.5 Marcus dkk (1996) menyatakan bahwa prevalensi kehilangan gigi tidak
berkaitan dengan jenis kelamin.1 Lain halnya dengan Hoover dan McDermount (1989)
dan Prabhu dkk (2009) menyatakan kehilangan gigi sebagian paling tinggi dialami oleh
perempuan dibandingkan laki – laki, sedangkan kehilangan seluruh gigi paling tinggi
dijumpai pada laki – laki dibandingkan perempuan.3 Esan dkk (2004) mengatakan
apabila tingkat pendidikan dan penghasilan rendah maka memungkinkan terjadinya
kehilangan gigi akan lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan
dan penghasilan tinggi, hal ini disebabkan dengan pendidikan dan penghasilan tinggi,
seseorang mengetahui serta rutin melakukan perawatan gigi dan mulut ke dokter gigi.1
Pola kehilangan gigi adalah struktur kehilangan gigi yang diklasifikasikan atas
kehilangan gigi sebagian berdasarkan Klasifikasi Kennedy dan kehilangan seluruh gigi.1
Kehilangan gigi sebagian terjadi lebih banyak pada dewasa muda, agar tercapai fungsi
maksimal gigi – geligi, usia dewasa harus mempunyai paling sedikit 21 gigi di dalam
rongga mulut. Pada tahun 2004 dan 2006, diadakan penelitian di Washington dan
didapati 5% dewasa umur 35 – 44 tahun serta 38% populasi berumur 65 tahun keatas
mengalami kehilangan 6 elemen gigi atau lebih.5 Kehilangan seluruh gigi terjadi lebih
banyak pada usia lanjut. Menurut BRFSS (Behavioral Risk Factor Surveillance System)
pada usia 65 tahun, kehilangan seluruh gigi mengalami penurunan dari tahun 1999 yaitu
22% sampai tahun 2006 yaitu sekitar 15%.5 Perbandingan prevalensi kehilangan gigi –
geligi berdasarkan Health Promotion Survey dari tahun 1990 sampai 2003 mengalami
penurunan. Pada tahun 1990, populasi usia 65 tahun keatas yang mengalami kehilangan
seluruh gigi sebesar 48%. Pada tahun 2003, populasi usia 65 tahun keatas yang
mengalami kehilangan seluruh gigi sebesar 30%.6
Kehilangan gigi memiliki hubungan dengan gigitiruan, gigitiruan bertujuan
untuk mengembalikan fungsi dan estetis yang hilang pada kehilangan gigi sebagian atau
seluruhnya sehingga akan memperbaiki kualitas hidup.7 Gigitiruan dapat dibagi atas dua
jenis, yaitu gigitiruan lepasan dan gigitiruan cekat. Gigitiruan lepasan terdiri atas
gigitiruan penuh (GTP) dan gigitiruan sebagian lepasan (GTSL). Gigitiruan cekat (GTC)
adalah gigitiruan jembatan.8 Pemilihan jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh seorang
pasien disesuaikan dengan jumlah elemen gigi yang hilang, kondisi jaringan pendukung
gigitiruan, lokasi gigi yang hilang, usia pasien, kesehatan sistemik pasien, keinginan dan
kebutuhan pasien.8-9 Hasil penelitian Ariyani (2006) pada masyarakat Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru, GTP banyak digunakan pada kelompok umur 55 – 64 tahun dan
>64 tahun dan mulai dijumpai pada kelompok umur 35 – 44 tahun. GTC banyak dijumpai
pada kelompok umur 13 – 24 tahun sampai dengan 45 – 54 tahun.10
Kehilangan gigi – geligi dapat menimbulkan berbagai dampak, yaitu dampak
fungsional, sistemik dan emosional.11-13 Dampak fungsional yaitu berkurangnya
kemampuan mengunyah, menggigit serta berbicara.12 Dampak sistemik berupa penyakit
sistemik seperti defisiensi nutrisi, osteoporosis dan penyakit kardiovaskular, akibat status
kesehatan gigi – geligi yang buruk dan perubahan pola konsumsi.14-15 Dampak emosional
kehilangan gigi – geligi menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri sehingga dapat
mengakibatkan keterbatasan aktivitas.13
Fakultas Kedokteran Gigi USU telah bekerjasama dengan PT. Unilever Indonesia
TBK dengan menjadikan Desa Ujung Rambung sebagai Desa Binaan Pepsodent – FKG
USU. Salah satu tujuannya adalah membangun kepercayaan dan pengakuan masyarakat
terhadap hasil – hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat sehingga dapat
mendorong dan memotivasi masyarakat Desa Binaan untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut.
Desa ujung rambung adalah desa yang berada di Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini berada dalam lokasi perkebunan PTPN IV Kebun
Adolina yang berlokasi ± 40 km dari Medan dan tidak jauh dari kota Perbaungan dengan
komiditi karet dan kelapa sawit. Berdasarkan data penduduk dari Kantor Kelurahan
Kepala Desa tahun 2009, jumlah penduduk Desa Binaan Ujung Rambung yaitu 3.012
jiwa dengan rincian umur 20 – 39 tahun yaitu 631 jiwa, 40 – 59 tahun yaitu 445, ≥ 60
tahun yaitu 196 jiwa dan umur 0 – 19 tahun 1740 jiwa.16 Sarana pendidikan yang terdapat
di desa ini adalah 2 SD/MI Negeri, 1 SD/MI swasta dan 1 SLTP/MTS swasta. Mata
pencaharian masyarakat desa ini adalah di sektor pertanian, sektor
perkebunan/perdagangan, industri kecil dan sedang dan sektor jasa. Sarana kesehatan
seperti Praktek dokter, Posyandu, Polindes, praktek dokter gigi tidak terdapat di desa ini.
Walaupun dari data dilaporkan terdapat satu unit puskesmas pembantu, tetapi
berdasarkan laporan kepala desa tidak terdapat puskesmas pembantu di desa ini.17
Penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa FKG USU di Desa Binaan
Ujung Rambung masih sedikit yaitu berasal dari Departemen Konservasi dan Pedodonsia
yang meneliti mengenai pola karies dan status gizi akibat karies. Sehubungan belum
adanya penelitian tentang pola kehilangan gigi dan kebutuhan jenis gigitiruan di
Departemen Prostodonsia yang dilakukan di Desa Binaan Ujung Rambung, maka peneliti
merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pola kehilangan gigi dan kebutuhan
jenis gigitiruan masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010.
1.2 Permasalahan
Pola kehilangan gigi bervariasi pada setiap individu sehingga kebutuhan jenis
pemakaian gigitiruan menjadi bervariasi, hal ini dapat terjadi pada masyarakat Desa
Binaan Ujung Rambung. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian mengenai pola kehilangan gigi berdasarkan karakteristik umur, jenis
kelamin dan tingkat pendidikan yang terdapat pada masyarakat Desa Binaan Ujung
Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010,
sehingga selanjutnya dapat ditentukan kebutuhan jenis gigitiruan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik masyarakat yang mengalami kehilangan gigi di Desa
Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
2. Bagaimana pola kehilangan gigi berdasarkan umur masyarakat di Desa
Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
3. Bagaimana pola kehilangan gigi berdasarkan jenis kelamin masyarakat di
Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
4. Bagaimana pola kehilangan gigi berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat
di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
5. Bagaimana jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Desa Binaan
Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
1.4 Hipotesis
Ada hubungan yang signifikan antara pola kehilangan gigi dengan karakteristik
masyarakat Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang
Bedagai Januari – Februari 2010.
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang mengalami kehilangan gigi
di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
2. Untuk mengetahui pola kehilangan gigi berdasarkan umur masyarakat di
Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
3. Untuk mengetahui pola kehilangan gigi berdasarkan jenis kelamin masyarakat
di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Januari – Februari 2010
4. Untuk mengetahui pola kehilangan gigi berdasarkan tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
Serdang Bedagai Januari – Februari 2010
5. Untuk mengetahui jenis gigitiruan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Desa
Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari –
Februari 2010
1.6 Manfaat Penelitian
1. Memperoleh data-data mengenai pola kehilangan gigi berdasarkan
karakteristik umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan serta jenis gigitiruan yang
dibutuhkan berdasarkan pola kehilangan gigi masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung
Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010
2. Data – data yang diperoleh mengenai pola kehilangan gigi dan jenis gigitiruan
yang dibutuhkan masyarakat di Desa Binaan Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai Januari – Februari 2010, dapat sebagai referensi bagi
Departemen Prostodonsia FKG USU untuk mengetahui dan mendapatkan informasi jenis
gigitiruan yang dibutuhkan masyarakat di daerah tersebut
3. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut