cetak sip.doc

download cetak sip.doc

of 6

Transcript of cetak sip.doc

Sumber-Sumber Nyeri Dada

Sumber nyeri mungkin timbul dari keragaman dari sumber-sumber yang potensial:

dinding dada termasuk tulang-tulang rusuk, otot-otot, dan kulit;

punggung termasuk tulang belakang (spine), syaraf-syaraf, dan otot-otot punggung;

paru, pleura (lapisan dari paru) atau trachea;

jantung termasuk pericardium (kantong yang mengelilingi jantung);

aorta;

esophagus;

diafragma, otot yang rata yang memisahkan rongga-rongga dada dan perut;

nyeri yang dirujuk dari organ-organ perut seperti lambung, kantong empedu, dan pankreas.

Sementara setiap sumber dari nyeri dada mungkin mempunyai presentasi yang klasik dari tanda-tanda dan gejala-gejala, ada tumpang tindih yang signifikan diantara gejala-gejala dari setiap kondisi, dan gejala-gejala mungkin juga dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan ras (bangsa).

Penyebab-Penyebab Nyeri Dada

Nyeri dapat disebabkan oleh hampir setiap struktur dalam dada. Organ-organ yang berbeda dapat menghasilkan tipe-tipe nyeri yang berbeda namun sayangnya nyerinya tidak spesifik pada setiap penyebab. Setiap dari penyebab-penyebab berikut dijelaskan secara mendetil dalam artikel ini:

Tulang-Tulang Rusuk Yang Patah atau Memar

Pleuritis Atau Pleurisy

Pneumothorax

Shingles

Pneumonia

Pulmonary Embolus

Angina

Serangan Jantung (Myocardial Infarction)

Pericarditis

Aorta dan Aortic Dissection

Esophagus Dan Reflux Esophagitis

Nyeri Perut Yang Dirujuk Menurutnya hampir sepertiga pasien serangan jantung tidak merasakan nyeri dada. Tapi gejala sebenarnya sudah dirasakan jauh sebelumnya yakni nyeri yang hilang timbul dalam 5 menit atau tidak menetap dan seringnya diabaikan banyak orang. Nyeri dada yang timbul tenggalam itu biasanya berlangsung singkat, tidak sampai 20 menit.

Kapan nyeri dada itu dikategorikan sebagai gejala serangan jantung yang serius? Gejala yang khas pada serangan jantung (angina) adalah:1. Dada sesak, berat atau seperti diperas.Kondisi ini digambarkan banyak penderitanya seperti membawa beban yang berat di dada atau seperti dada diikat ketat. Sensasi ini biasanya terasa di sisi kiri dada atas. Tetapi kadang juga sulit menentukan lokasi yang tepat.

2. Sesak napas3. Berkeringat, mual dan merasa cemas4. Rasa sakit di leher, lengan kiri dan rahang, di belakang perut, salah satu bahu atau di kedua bahu.5. Merasa lemah dan denyut jantung cepat atau tidak teratur.

Kondisi itu bisa muncul walau orang sedang istirahat. Gejala itu juga bisa timbul saat sedang atau sehabis olahraga, stres atau sehabis makan besar yang hanya ada satu jalan segera bawa ke unit darurat rumah sakit terdekat.

Selain nyeri dada serangan jantung, seperti dikutip WebMD, nyeri dada juga pertanda dari masalah atau penyakit lain seperti gangguan pencernaan (maag) atau salah otot.Nyeri dada yang bukan serangan jantung adalah: 1. Nyeri pada otot atau tulang dada.Kondisi ini sering terjadi ketika aktivitas seseorang meningkat atau orang menambah jadwal olahraganya.

2. Nyeri dada ketika batukKondisi ini terjadi karena ada infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus.

3. Nyeri di rusukJika terjadi sebelum muncul ruam-ruam merah bisa jadi itu pertanda penyakit herpes zoster.

4. Tulang rusuk patahAdanya tulang rusuk yang patah membuat orang merasakan nyeri dada terutama ketika batuk atau mengambil napas dalam-dalam.

5. Gangguan pencernaan Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung yang naik ke kerongkongan.Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit di bawah tulang dada, rasa mulas.

6. Masalah paru-paru pneumothoraxKondisi ini menyebabkan nyeri dada yang amat dalam dan sesak napas yang ekstrem.

7. Bekuan darah di paru-paru (emboli)Kondisi ini menyebabkan nyeri dada yang amat dalam dan sesak napas yang ekstrem.

8. Kanker paru-paruKanker paru-paru juga menyebabkan nyeri dada terutama jika sel-sel kanker telah menyebar ke tulang rusuk.

9. Penyakit tulang belakangPenyakit ini juga menimbulkan rasa nyeri di dada jika saraf di tulang belakang terjepit.

SEDIKIT TIPS Ada banyak faktor yang memicu munculnya rasa nyeri di dada. Oleh karena itu, untuk mengatasi rasa nyeri dada perlu diselidiki faktor penyebabnya terlebih dahulu. Pada umumnya, gangguan nyeri alat visceral (nyeri karena organ tubuh) tidak terlalu sakit. Misalnya sakit pun, tidak sampai menyiksa penderita. Sakit ini biasanya seperti ada beban berat yang menekan rongga dadanya dan juga terasa enek. Gejala seperti ini biasanya akan berangsur-angsur menghilang dengan melakukan beberapa gerakan ringan, misalnya duduk dan istirahat dengan tenang.

Adapun rasa nyeri kardial adalah rasa sakit pada dada yang memerlukan beberapa pengobatan spesifik sesuai dengan penyebab gejala yang jelas. Untuk kasus ini, cara meredakan dapat diawati seperti saat meredakan nyeri visceral. Namun, jika tidak kunjung hilang, lakukan beberapa cara berikut ini:

Di rumah sakit, penderita nyeri dada akan menjaiani pemeriksaan fisik, laboratories, dan foto rontgen. jika dibutuhkan, juga akan dilakukan elektrokardiografi dan ekokardiografi. Setelah diperoleh kepastian adanya penyempitan pembuluh koroner, maka dilakukan angiograft. Bisa juga dipilih pemeriksaan kombinasi ekokardiografi dan tes uji latih y-ang disebut stress echocardiography Cara ini dapat memvisualisasikan segmen dinding jantung yang diduga mengalami gangguan pasokan oksigen.

ISDNIsosorbide Dinitrate (clinicalpharmacology)Deskripsi:Isosorbide dinitrate adalah jenis vasodilator. Obat ini mengendurkan pembuluh darah, meningkatkan persediaan darah dan oksigen ke jantung. Obat ini digunakan untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina.

Indikasi:Untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina

Dosis:2-10 mg/jam infus IV setelah dilusi

Dosis maksimum: 20 mg/jam IV

Efek Samping:Pemberian IV (khususnya jika diberikan dengan terlalu cepat); Bisa menyebabkan efek CV (hipotensi akut, kegelisahan retosternal, bergejolak, tachycardia); Efek GI (mual dan muntah-muntah, sakit pada bagian perut); EfekCNS (sakit kepala, kepeningan, ketakutan, kegelisahan, kejang otot, syncope); Efek lainnya (diaphoresis); pemberian yang diperpanjang telah dihubungkan dengan methemoglobinemia.

Nama generik : Isosorbid Dinitrat, tablet sublingual 5 mg, 10 mg

2. Nama dagang

Cedocard, tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg

Cedocard Retard, tablet lmb 20 mg

Farsorbid, tablet sub 5 mg, 10 mg

Isoket, tablet 5 mg, 10 mg

Isoket Retard, tablet lmb 20 mg, 40 mg; cairan injeksi 1 mg/ml; aerosol 25 mg/ml; krim 100 mg/g

Isomack Retard, kapsul 20 mg

Isomack Spray, buccal spray 13,9 mg/ml

Td Spray Iso Mack, spray transdermal 96,7 mg/ml

Vascardin, tablet 5 mg, 10 mg

Indikasi Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri

Kontra-indikasi Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.

Dosis dan Aturan pakai Sublingual : 5-10 mg

Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg

Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan

Efek sampingSakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop, pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.

Penatalaksanaan Angina PektorisAda dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :

Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan kuantitas hidup

Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian meningkatkan kualitas hidup.

Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian oksigen (dengan meningkatkan aliran darah koroner) dan menurunkan kebutuhan oksigen (dengan mengurangi kerja jantung).

XIII. Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia.

1. Penyekat BetaObat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.

2. Nitrat dan NitritMerupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 12 jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.

3. Kalsium Antagonisobat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

1. Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut

1. Terapi antiplatelet, obatnya adalah aspirin diberikan pada penderita PJK baik akut atau kronik, kecuali ada kontra indikasi, maka penderita dapat diberikan tiiclopidin atau clopidogrel.

2. Terapi Antitrombolitik, obatnya adalah heparin dan warfarin. Penggunaan antitrombolitik dosis rendah akan menurunkan resiko terjadinya ischemia pada penderita dengan factor resiko .

3. Terapi penurunan kolesterol, simvastatin akan menurunkan LDL ( low density lipoprotein ) sehingga memperbaiki fungsi endotel pada daerah atheroskelerosis maka aliran darah di arteria koronaria lebih baik.

2. Revaskularisasi MiokardAngina pectoris dapat menetap sampai bertahun-tahun dalam bentuk serangan ringan yang stabil. Namun bila menjadi tidak stabil maka dianggap serius, episode nyeri dada menjadi lebih sering dan berat, terjadi tanpa penyebab yang jelas. Bila gejala tidak dapat dikontrol dengan terapi farmakologis yang memadai, maka tindakan invasive seperti PTCA (angioplasty coroner transluminal percutan) harus dipikirkan untuk memperbaiki sirkulasi koronaria.

1. Terapi Non FarmakologisAda berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembulu darah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.

Pemeriksaan PenunjangSetiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina harus dilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderita dengan angina pectoris. Depresi atau elevasi segmen ST menguatkan kemungkinan adanya angina dan menunjukkan suatu ischemia pada beban kerja yang rendah. Foto thoraks pada penderita angina pectoris biasanya normal. Foto thoraks lebih sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat infark miokard atau penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari jantung. Manfaat pemeriksaan foto thorak secara rutin pada penderita angina masih dipertanyakan. Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah baku. Dari segi biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan dengan tes echo. Untuk mendapatkan informasi yang optimal, protocol harus disesuaikan untuk masing-masing penderita agar dapat mencapai setidaknya 6 menit. Selama EKG, frekwensi, tekanan darah harus dimonitor dengan baik dan direkam pada tiap tingkatan dan juga pada saat abnormallitas segmen ST. metode yang dipakai pada uji beban yaitu dengan menggunakan treadmill dan sepeda statis. Interpretasi EKG uji latih beban yang paling penting adalah adanya depresi dan elevasi segmen ST lebih dari 1 mm. Biasanya uji latih beban dihentikan bila mencapai 85% dari denyut jantung maksimal berdasarkan umur, namun perlu diperhatikan adanya variabilitas yang besar dari denyut jantung maksimal pada tiap individu. Indikasi absolute untuk menghentikan uji beban adalah penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg dari tekanan darah awal meskipun beban latihan naik jika diikuti tanda ischemia yang lain : angina sedang sampai berat , ataxia yang meningkat, kesadaran menurun, tanda-tanda penurunan perfusi seperti sianosis. Pada penderita yang tidak bisa di diagnosa dengan uji latih beban berdasarkan EKG, maka dilakukan uji latih beban dengan pencitraan. Isotop yang biasa digunakan adalah thalium-210. Tes uji latih ekokardiografi dianalisa berdasarkan penilaian penebalan miokard pada saat uji latih dibandingkan dengan saat istirahat. Gambaran ekokardiografi yang mendukung adanya ischemia miokard adalah : penurunan gerakan dinding pada 1 atau lebih segmen ventrikel kiri, berkurangnya ketebalan dinding saat sistol atau lebih segmen pada saat uji latih beban, hiperkinesia kompensasi pada segmen dinding yang berkaitan atau yang tidak ischemia. Tindakan untuk angiografi koroner diagnostic secara langsung pada penderita dengan nyeri dada yang diduga karena ischemia miokard, dapat dilakukan jika ada kontra indikasi untuk test non invasive.

ASPILET

merupakan salah satu nama obat paten dari Aspirin. Aspirin termasuk dalam kategori obat non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID). NSAID memiliki efek anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik, serta dapat menghambat agregasi trombosit.

Mekanisme kerja dari obat ini adalah terkait dengan penghambatan aktivitas COX-1, yang berperan untuk metabolisme enzim utama dari asam arakidonat yang merupakan prekursor prostaglandin yang memainkan peran utama dalam patogenesis peradangan, nyeri dan demam.

Pengurangan prostaglandin (terutama E1) di pusat termoregulasi menyebabkan penurunan suhu tubuh akibat perluasan pembuluh darah pada kulit dan sekresi keringat meningkat. Efek analgesik yang baik karena memiliki efek sentral (pusat) dan perifer (tepi).

Mengurangi agregasi trombosit, adhesi platelet dan pembentukan trombus melalui penekanan sintesis tromboksan A2 dalam trombosit. Mengurangi risiko infark miokard pada stenocardia yang tidak stabil.

Obat ini efektif untuk pencegahan primer penyakit kardiovaskular dan pencegahan sekunder infark miokard.

Obat ini dapat meningkatkan aktivitas fibrinolitik dan mengurangi plasma konsentrasi vitamin K dalam faktor-faktor koagulasi (II, VII, IX, X). Meningkatkan tingkat komplikasi perdarahan dalam pelaksanaan prosedur bedah.

Blokade COX-1 dalam mukosa lambung dapat menyebabkan penghambatan prostaglandin gastroprotektif, yang dapat menyebabkan ulserasi pada membran mukosa.

Komposisi

Mengandung acetylsalicylic acid

Indikasi

1. Rheumatoid arthritis2. Demam selama penyakit menular dan inflamasi3. Untuk mengatasi nyeri4. Neuralgia5. Mialgia6. Sakit kepala7. Pencegahan penyakit berbasis trombosis dan emboli8. Pencegahan primer dan sekunder infark miokard

Kontraindikasi

1. Pasien yang sensitif dengan aspirin2. Asma3. Tukak lambung4. Perdarahan subkutan5. Hemofilia6. Trombositopenia7. Pasien dengan terapi antikoagulan

Dosis

Untuk dosis melalui mulut (per oral) tergantung dari indikasi penggunaannya, misalnya:

1. Untuk antipiretik (penurun demam) dan analgesik (pereda nyeri)Dewasa: 3 x 500-1000 mg/hari

2. Pencegahan primer dan sekunder infark miokard1 x 40-325 mg/hari (biasanya 160 mg)

3. Sebagai inhibitor agregasi trombosit300-325 mg/hari

Efek samping

1. Sistem pencernaan:Mual, muntah, anoreksia, nyeri epigastrium, diare, luka erosif dan ulseratif.

2. Sistem saraf pusat:Penggunaan jangka panjang mungkin dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan reversibel, tinnitus, meningitis aseptik.

3. Sistem Hemopoietik:Trombositopenia dan anemia, namun jarang terjadi.

4. Sistem pembekuan darah:Perpanjangan waktu perdarahan.

5. Sistem urine:Dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan disfungsi ginjal, gagal ginjal akut, sindrom nefrotik, namun jarang terjadi.

6. Reaksi alergi:Ruam kulit, edema, bronkospasme, "aspirin triad" (kombinasi dari asma bronkial, poliposis hidung kambuhan, sinus paranasal, intoleransi asam asetilsalisilat, dan obat-obatan seri pirazolonic).

7. Efek samping lain:Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan sindrom Reye dan pada penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan gejala gagal jantung kronis.Clopidogrel adalah obat golongan antiagregasi trombosit atau antiplatelet yang bekerja secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di platelet, yang sekaligus dapat menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi oleh ADP, yang dapat menimbulkan penghambatan terhadap agregasi platelet.

Indikasi:Untuk menghambat pembentukan bekuan di pembuluh darah sehingga dapat mencegah terjadinya serangan jantung dan stroke yang diakibatkan dari penyumbatan pembuluh darah.

Dosis:Melalui mulut (per oral).300 mg dan diikuti dengan 75 mgDiminum sehari 1 kali.

Efek Samping:1. Efek GI (N/V, gangguan pencernaan, gastritis, diare dan konstipasi).

2. Efek Hematologis (perdarahan GI, perdarahan intrakranial, memar, purpura, epistaksis, hematoma, hematuria).

3. Dermatologis (ruam dan gatal-gatal).

Instruksi Khusus:1. Penggunaan obat secara bersamaan harus dihindari (misalnya, omeprazole, esomeprazole, cimetidine, fluconazole, ketoconazole, voriconazole, etravine, felbamate, fluoxetine, fluvoxamine & ticlodipine). Memisahkan waktu pemberian obat tidak mengurangi kesempatan obat tersebut untuk berinteraksi.

2. Perhatian:

3. Pasien yang mungkin dalam resiko peningkatan perdarahan dari cedera, pembedahan, atau kondisi patologis lainnya.

4. Pasien dengan penyakit hati atau gagal ginjal yang mempengaruhi perdarahan diatheses.

5. Penggabungan penggunaan obat dengan Warfarin, Heparin, thrombolytics, NSAIDs dan obat lainnya yang meningkatkan risiko perdara

1. EKG (Elektrokardiogram)Kemungkinan besar, dokter akan melakukan pemeriksaan yang dapat menunjukkan aktivitas melalui Elektrokardiogram dan memantau gejala- gejala yang ada.EKG ini dapat merekam impuls elektrik jantung. Sehingga dapat diketahui apakah otot jantung telah menerima supplay oksigen yang cukup atau kekurangan oksigen (iskemia). Selain itu, EKG ini juga dapat digunakan untuk menentukan atau mengetahui ritme jantung.

2. Arteriografi KoronerMerupakan satu- satunya teknik yang memungkinkan untuk melihat penyempitan pada koroner. Suatu kateter dimasukkan lewat arteri femoralis ataupun brakialis dan diteruskan ke aorta ke dalam muara arteri koronaria kanan dan kiri. Media kontras radio grafik kemudian disuntikkan dan cineroentgenogram akan memperlihatkan kontur arteri serta daerah penyempitan. Kateter ini kemudian didorong lewat katup aorta untuk masuk ke ventrikel kiri dan disuntikkan lebih banyak media kontras untuk menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi ventrikel kiri. Bila ada stenosis aorta, maka derajat keparahannya akan dapat dinilai, demikian juga kita dapat mengetahui penyakit arteri koroner lain.

PENGOBATAN

1. PencegahanAspirin dengan dosis yang rendah, misalnya Angettes 75 yang dapat mengurangi kecenderungan dari sel darah merah dan membantu pencegahan pembentukan maupun pengaturan trombosit.

2. Terapi

A. Glyseril trinitratGTN yang diletakkan di bawah lidah atau obat semprot dapat mengendurkan arteri pada jantung dan dapat mengurangi serangan Angina.

B. NitratGerakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi serangan angina. Dapat berupa tablet atau potongan obat, dan itu sangat efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala. Tetapi setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang terjadi.

Nitrat ada 4 macam, yaitu:

1. NitrogliserinMerupakan obat yang paling utama. Nitrat efektif pada angina dengan cara menurunkan konsumsi oksigen miokardium lewat penurunan tekanan darah dan tekanan intrakardiak. Nitrogliserin ini diserap dari mukosa pipi dan dapat meredakan angina dalam 2- 4 menit.

2. Isosorbid dinitrat (sorbitrat)Diberikan dengan jumlah dosis 10- 20 mg tiap 2- 4 jam. Merupakan suatu sediaan nitrat kerja lama yang dapat membantu mencegah angina, meski mempunyai efek yang berbeda- beda. Obat ini lebih jarang menimbulkan nyeri kepala dibandingkan dengan nitrogliserin3. Nitrat transdermalDiserap melalui kulit dan dapat digunakan sebagai pasta yang dioleskan pada dinding dada.4. Perheksilin maleatDengan besar dosis 100 mg per oral tiap 12 jam, lalu ditingkatkan hingga 200mg tiap 12 jam. Sehingga dapat mengurangi denyut jantung saat beraktivitas. Merupakan obat yang sangat toksik, dan sering menimbulkan efek samping (pusing, tremor, ataksia dan gangguan usus). Pada pemakaian kronik dapat mengakibatkan efek samping berupa neurologik, metabolic dan hepatic.

C. Penghambat BetaMemberikan efek pada hormon sehingga nadi akan berdenyut secara pelan dan tekanan darah menjadi rendah. Hal itu akan dapat membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dan memperbaiki supplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan.

D. Antagonis KalsiumFungsinya secara umum adalah untuk mengurangi tekanan pada otot arteri koronari.Antagonis kalsium terdiri atas beberapa jenis, antara lain:1. Verapamil (cordilox)Dengan dosis 40- 120 mg per oral tiap 8 jam. Merupakan obat dari antagonis kalsium yang adapat melebarkan pembuluh darah koroner dengan cara menghambat efek kontriksi kalsium pada otot polos.Verapamil ini sangat bermanfaat pada penderita angina saat sedang istirahat, khususnya angina tak stabil.2. Nifedipin (adalat)Dengan dosis 10- 20 mg per oral tiap 8 jam. Nifedipin ini dapat menyebabkan pembengkakan lutut. Obat ini tidak memiliki kerja antiaritmik. Bermanfaat pada angina Prinzmental dan angina yang disertai hipertensi. Efek samping dari pemakaian nifedipin ini adalah nyeri kepala, flushing (semu merah), pusing dan peningkatan angina yang bersifat paradoksal.