Cerpen Kena Deh !!!

18
CERITA PENDEK ILMU PERNYATAAN KENA DEH !!! Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ketuntasan Mata Kuliah Ilmu Pernyataan Tahun Akademik 2012 Disusun Oleh 1. Adjis Ibrahim 4. Kuswantoro Hadi 2. Fahreza Sutadiredja 5. Setyo Laksono 3. Imam Eka Saputro 6. Triono Aji FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

description

Ilmu Pernyataan - Psikologi

Transcript of Cerpen Kena Deh !!!

CERITA PENDEK ILMU PERNYATAANKENA DEH !!!Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ketuntasan Mata Kuliah Ilmu PernyataanTahun Akademik 2012

Disusun Oleh

1. Adjis Ibrahim4. Kuswantoro Hadi2. Fahreza Sutadiredja5. Setyo Laksono3. Imam Eka Saputro6. Triono Aji

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANICIMAHI2012KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, karena hanya dengan rahmat-NYA lah kami dapat menyusun cerpen ini.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan kritikan dan saran yang membangun terhadap materi dalam menyajikan cerpen ini. Kami menyadari dengan adanya masukan dari Bapak/Ibu, cerpen ini dapat lebih lengkap dan lebih layak sebagai bahan cerpen untuk Universitas Jenderal Achmad Yani khususnya di Fakultas Psikologi.Kami menyadari pada cerpen ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi penyempurnaan cerpen ini. Akhirnya, semoga cerpen ini bisa turut andil dan bermanfaat dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.Wabillahi taufik wal hidayah.Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cimahi, 31 Desember 2012

Penulis

KENA DEH !!!Karya : Kelompok.

Ceng ceng ceng ceng ceng.

"Horeeeee...", teriak anak-anak saat mendengar suara lonceng tanda sekolah usai yang dipukul oleh Pak Setyo yang bertugas di SMAN 1 Cimahi.

"Nah, anak-anak, jangan lupa besok kalian harus membawa Tugas Fisika yang telah diberikan kemarin", kata Pak Hadi, guru fisika kelas XII IPA di SMA tersebut..

" Bagi mereka yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, akan Bapak beri hukuman hormat di depan tiang bendera". Ujar bapak guru dengan memberikan tatapan sinis ke arah Aji dan Imam.

"Ya, Paaaak", teriak anak-anak dengan serempak.

Dua anak keluar ruangan kelas dengan ekspresi kesal.

"Semua ini gara-gara Pak Reza", kata Aji dengan menaikan cuping hidungnya serta menurunkan mulut.

"Kalau saja Pak Reza tidak pensiun minggu lalu, Pak Hadi tidak akan mungkin menggantikannya untuk mengajar kita", ujarnya.

" Dan pasti juga kita tidak akan sering mendapat Tugas seperti ini", sahut Imam lalu tertawa hehehehe.

"Mentang-mentang baru lulus dari STKIP Siliwangi, seenaknya saja dia menyuruh kita untuk mengerjakan Tugas fisika yang sangat sulit seperti ini".

"Ya begitulah namanya juga guru baru yang berlagak, Kuswantoro Hadi.", sahut Aji lagi tak mau kalah dengan Imam.

"Tapi tenang saja Mam, kita jalankan saja rencana kita seperti biasanya. Siapa ya kira-kira korban berikutnya yang akan kita jadikan sasaran?"

Belum sempat Imam menjawabnya, terdengar langkah kecil adjis mendekati mereka.

"Hai Aji, hai Imam, apa kabarnya nih? Eh, sorry banget ya, aku terburu-buru nih harus segera pulang ke rumah".

Aji dan Imam berpandangan penuh keheranan.

"Tidak biasanya tuh si Adjis menyapa kita", bisik Imam.

"Iya, biasanya dia malah selalu menghindar kalau kita dekati", kata Aji dengan berbisik juga. kemudian mereka berdua bertatapan mata dan tersenyum. Imam mengangguk melihat pandangan mata Aji yang meminta persetujuan.

"Eh Adjis, jangan pergi dulu. Ke sini sebentar dong, kita kan sedang ada perlu sama kamu", kata Aji.

"Iya kan Mam?".

"Iya", kata Imam sambil memegang tangan Adjis.

"Kita mau minta tolong seperti biasa deh, untuk besok pagi".

Adjis menghentikan langkahnya dan membalikkan kepalanya.

"Maksudmu TUGAS fisika besok?", tanya Adjis.

"Iya, seperti biasanya, kamu kerjakan TUGAS tersebut. Lalu setelah selesai, kami akan mencontohnya", ujar Aji.

Dengan gerak-gerik si Adjis yang ragu-ragu, II si Imam dengan cepat memegang kerah Adjis dan memelototkan matanya.

"Awas, jangan coba-coba menolak ya. Sudah lama kamu tidak mengerjakan TUGAS untuk kami. Jadi sekarang giliranmu". Dengan nada tinggi Imam berkata.

"Tapi..... tapi, soal fisikanya kan sulit, aku juga tidak dapat mengerjakannya", kata Adjis dengan posisi bahu yang dijatuhkan ke depan.

"Tidak dapat mengerjakan?", ujar Aji.

"Iya betul, kan soalnya kan sulit", ujar Adjis.

"Tidak mungkin", bentak Aji sambil mengepalkan tangannnya

"TUGAS fisika kali ini memang sulit sekali", ujar Adjis.

"Pokoknya kamu kerjakan dengan betul siang ini, nanti malam kami berdua ke rumahmu untuk menyalinnya", ancam Imam.

Adjis berpikir sejenak, kemudian katanya "Aha, aku punya ide. Bagaimana kalau kita minta bantuan seseorang yang ahli di bidangnya. Kebetulan Om ku yang dari Bandung sedang ada di sini, jadi kita bisa minta tolong dia untuk mengerjakan TUGAS".

Aji dan Imam saling berpandangan, mereka memperlihatkan kesan ragu-ragu.

"Tenang deh, aku jamin Om Sut pasti dapat mengerjakan soal fisika sesulit apapun. Dia kan kuliahnya di universitas ternama di Bandung", ujar Adjis dengan meyakinkan mereka.

Aji dan Imam berkata bersamaan, "OK, kami akan ke rumahmu jam 07.00 malam ini".

"Okay bos, aku pulang dulu ya", kata Adjis sambil berlari meninggalkan mereka sambil tertawa di dalam dirinya.

Malamnya, sekitar pukul 07.00, Aji dan Imam bersepeda berboncengan sambil membawa tas mereka. Sesampainya di rumah Adjis, sebelum Imam mengetuk pintu, Adjis sudah keluar rumah sambil berkata.

"Ayo langsung masuk saja, Om Sut masih mandi, tapi sebentar lagi juga selesai kok".

Imam dan Aji tampak bingung. Kedua anak ini memang terkenal sebagai anak termalas di kelas XII IPA 1. Mereka tidak pernah mau belajar dengan sungguh-sungguh. Jika ada TUGAS, mereka memaksa murid-murid lain untuk mengerjakannya dan kemudian mereka tinggal mencontoh bahkan menconteknya. Sudah beberapa kali mereka memaksa Adjis untuk mengerjakan TUGAS mereka, namun baru kali ini Adjis tampak bersemangat untuk membantu menyelesaikan TUGAS yang mereka berikan.

Kemudian, mereka bertiga masuk ke ruang tengah, menaruh buku di atas meja, dan duduk di atas kursi dengan rileks.

Kemudian imam pun berbisik-bisik pada aji.

"Betul nih, Om mu itu dapat mengerjakan TUGAS fisika yang sulit itu", tanya Imam pada Adjis.

Adjis dengan tegas menjawab, "Pasti deh bisa, TUGAS yang paling sulitpun Om Sut dapat mengerjakannya. Dia kan jago fisika.", ujar Adjis dengan posisi tangan mengepal ke depan.

"Soalnya, kalau kita tidak dapat mengerjakannya, besok pasti kita akan mendapat hukuman dari Pak Agung", kata Aji yang menjadi tenang dengan menghembuskan nafas panjang sambil menurunknan bahunya..

Seseorang masuk ke dalam ruang tengah.

"Perkenalkan, ini Om Sut, ahli fisika dari Bandung", ujar Adjis sambil mengiringi kedatangan Om nya itu.

"Hai, apa kabar Imam dan Aji", sapa Om nya itu.Merasa tidak asing dengan suara tersebut, Aji dan Imam terkejut mendengarnya. Terlebih ketika mereka melihat wajah Om nya itu di bawah sinar lampu ruang tengah.

"Pak....... Pak Reza", kata mereka dengan posisi bahu ditekan ke depan.

"Iya, perkenalkan namaku adalah Fahreza Sutadiredja. Baru saja lulus dari pendidikan Fisika di STKIP Siliwangi Cimahi".

"Lho, jadi kepanjangan dari Sut itu adalah Sutadiredja", imam dan aji tak habis pikir sambil padangan yang kebingungan.

"Bapak dengar dari Adjis, keponakan saya, kalian memintanya untuk mengerjakan TUGAS yang Bapak berikan kemarin ya".

Imam dan Aji tidak menjawabnya, mulut mereka terasa terkunci.

"Bapak dengar juga dari teman-teman kalian, kalian suka memaksa mereka untuk mengerjakan TUGAS lalu kalian mencontoh dan menconteknya, betulkah begitu?", tanya Pak Reza dengan berwibawa.

"Bet...betul Pak", kata Aji dan Imam. Tak mampu mereka untuk berbohong dan menyangkal pertanyaan guru mereka sendiri.

"Apakah kalian tidak tahu bahwa perbuatan itu tidak baik. Tujuan Bapak memberi kalian TUGAS adalah agar kalian dapat berlatih mengerjakan soal dengan baik. Dengan demikian kalian akan dapat dengan mudah memahami materi pelajaran yang Bapak sampaikan". Pak Reza menatap kedua anak yang dengan takutnya menundukkan kepala.

"TUGAS yang Bapak berikan bukanlah soal yang tidak mungkin kalian kerjakan. Sebagai seorang guru, Bapak selalu memberikan beban yang sesuai dengan kemampuan kalian. Andaikata kalian mau berusaha, tentu kalian dapat mengerjakannya sendiri tanpa meminta bantuan dari murid-murid yang lain. Adjis pun mampu mengerjakannya. Dia hanya Bapak suruh untuk mendekati kalian dan berpura-pura tidak dapat mengerjakannya".Aji dan Imam saling berpandangan. "Jadi, Adjis...".

"Betul, Adjis hanya bersandiwara agar kalian terpancing kemari".

"Pantas saja. Tadi siang Adjis mendekati kami. Itu kan aneh sekali.

Biasanya kalau ada TUGAS, murid-murid lain selalu menghindar", ujar Aji pada Imam.

Pak Reza tertawa terbahak-bahak dan berkata "Kalian jangan menyalahkan Adjis. Dia bahkan telah berjasa membawa kalian kemari sehingga Bapak dapat menasehati kalian. Yang Bapak harapkan adalah kalian berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan kalian tersebut. Mau kan, Imam, Aji?"

"Mau Pak", jawab Imam dan Aji serentak dan tegas.

"Kami berdua berjanji untuk tidak memaksa murid lain untuk mengerjakan TUGAS kami. Kami berjanji tidak akan mencontek TUGAS lagi. Dan kami berjanji akan rajin belajar dan mengerjakan TUGAS sendiri".

"Sebetulnya kalian boleh saja bertanya kepada orang lain jika kalian kesulitan dalam mengerjakan TUGAS. Namun itu hanya dilakukan setelah kalian berusaha dengan sungguh-sungguh, dan bertanyapun hanya sekadarnya saja, tidak semua sampai ke akar-akarnya. Bapak yakin kalian akan berhasil memperoleh tugas serta prestasi apabila kalian bersungguh-sungguh dan mau berusaha keras, tidak berbuat curang, serta jangan lupa berdoa", ujar Pak Reza.

"Ya Siap Pak Guru".

"Baiklah, sekarang kalian bertiga bersama-sama mengerjakan TUGAS kalian. Ingat, hukuman hormat di depan tiang bendera bagi yang tidak mengerjakan TUGAS".

"Siap Pak...ha..ha..ha"

Pecah tawa bercerai-berai dari ketiga anak itu. Pak Reza pun tersenyum dan merasa puas, dia telah berhasil mengubah sikap anak-anak itu kali ini.

Dari yang asalnya pemalas, akhirnya mereka sekarang sudah mulai terbiasa mengerjakan tugasnya sendiri tanpa meminta bantuan dari murid-murid lain.1. Ujar bapak guru dengan memberikan tatapan sinis ke arah Aji dan Imam. Peryataan : Disini bapak guru menyatakan pandangan lurus dengan mata terlindungi dimana terlihat dari pandangan tatapan matanya yang mencurigai dan tidak menyenangkan karena terasa dingin, meenusuk, dan kejam.

2. Kata Aji dengan menaikan cuping hidungnya serta menurunkan mulut.Pernyataan : Hal ini menunjukan adanya suatu perasaan tidak senang dan adanya penghayatan emosi . (Menaikan Cuping Hidung).

3. Sahut Imam lalu tertawa hehehehe.Pernyataan : Seperti halnya i maka bunyi e terjadi dalam mulut. Bedanya suara he he he tidak ditujukan pada dunia luar, terdengar tidak simpatik, tak menyenangkan, terkesan seperti merusak kegembiraan, ada kesan menghina. (Tertawa He He He)

4. Terdengar langkah kecil adjis mendekati mereka. (berjalan dengan takt).Pernyataan muncul jika ada tujuan. Misalnya kita berjalan tanpa tujuan (ritme) tapi dikejauhan terlihat teman yang kita cari, maka cara berjalan berbah menjadi takt. Demikan pula apabila saat berjalan-jalan, tiba-tiba berpikir sesutau maka cara kita berjalan berubah karena munculnya kemauan. Suatu gangguan dalam berjalan, misalnya berjalan-jalan tertahan atau tersandung sehingga hampir terjatuh. Pda ganagguan semacam ini ada dorongan yang berlawanan, akhirnya ada pertentangan, kebimbangan.

5. Aji dan Imam berpandangan penuh keheranan.Pernyataan pandangan lurus dalam situasi berhadapan mata yang menandakan adanya minat disini aji dan imam terlihat tak ada yang disembunyikan saling mempercayai dan terbuka sehingga dia menginginkan orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan

6. Melihat pandangan mata Aji yang meminta persetujuan.Pernyataan seperrti ini termasuk ke dalam Varian erotik. Pernyataan disini dapat diartikan sebagai saling membenamkan pandangan kedalam kontak yang diadakan. Ini merupakan pernyataan adanya saling pengertian.

7. Membalikkan kepalanya.Memutar kepala sehingga menghadap penuh, ada kesediaan untuk bertindak.

8. Dengan gerak-gerik si Adjis yang ragu-ragutanpa tujuan (ritme).Pernyataan : Berganti-ganti mengangkat dan menurunan bahu, terlihat seperti orang yang ragu-ragu. (Gerakan bahu proses motoris)

9. Si Imam dengan cepat memegang kerah Adjis dan memelototkan matanya. Pernyataan : Mata terbuka lebar teratur, apabila kita menegur seseorang dengan mata, wajah terlihat serius, hanya mata bermain. Ini merupakan tanda mata lebar, tak ada yang tersembunyi dapat melihat segalanya. (Mata Terbuka Lebar Teratur)

10. Adjis dengan posisi bahu yang dijatuhkan ke depan.Pernyataan :

11. bentak Aji sambil mengepalkan tangannnyaPernyataan :

12. Aha, aku punya idePernyataan : Disini adanya gerakan tangan yang bermain dengan gerakan ritmis dimana saat itu adjis mempunyai ide dan dapat menguasai keadaan dan mencurahkan perhatian seperlunya. ()

13. Aji dan Imam saling berpandangan, mereka memperlihatkan kesan ragu-ragu.Pernyataan :

14. sambil tertawa di dalam dirinya.Pernyataan : Tertawa disini ada maksud untuk mengejek dan tak menyenangkan. (Tertawa He He He)

15. duduk di atas kursi dengan rileks.Pernyataan ini menunjukan jika seseorang merasa yakin, merasa aman, dan mempunyai kepercayaan terhadap lingkungan sekitar sambil menikmati keadaan itu dengan melemaskan urat-urat terutama melemaskan tungkai. (Cara Duduk Tenang)

16. Adjis dengan posisi tangan mengepal ke depan.Pernyataan : Menutup tangan menjadi mengepal berarti bawha ada gerakan ke dalam, yaitu adanya peningkatan ketegangan. Disini berarti ada proses kemauan di dalamnya. Mengepalkan tangan berarti mengumpulkan dan memperkuat konsenterasi. (Tangan Mengepal ke Depan)

17. kata Aji yang menjadi tenang dengan menghembuskan nafas panjang sambil menurunkan bahunya.Jadi pernyataan ini menunjukan adanya perasaan yang bebas dan yakin akan dirinya sendiri. (Menurunkan Bahu)

18. kata mereka dengan posisi bahu ditekan ke depan.Pernyataan : Disini aji dan imam merasa terkejut dan heran ( Bahu di Tekan ke Depan)

19. "Lho, jadi kepanjangan dari Sut itu adalah Sutadiredja",Pernyataan : Adanya kerut-kerut di dahi dengan kulit dahi terangkat dan mata terbuka semaksimal mungkin menunjukan mimik takut dan terkejut. (Kerut Horizontal)

20. tertawa terbahak-bahakPernyataan : Tertawa ini terjadi dalam mulut yang terbuka lebar sehingga ada gerakan keluar, tertawa terbahakbahak. Tertawa jenis ini memberikan suatu kesan terbuka, bebas, berani, dan menjadi satu dengan lingkungan. (Tertawa Ha Ha Ha)

21. "Mau Pak", jawab Imam dan Aji serentak dan tegas.Pernyataan : Secara biologis dapat dikatakan bahwa kita memberikan kesempatan pada diri kita agar dapat menerima rangsangan tanpa gangguatn. Dengan sikap demikian maka ada orientasi atau suatu kesediaan untuk menghadapi dunia luar. (Menegakan Kepala)

22. ...ha..ha..ha"Orang dengan tertawa tipe piknis ini menunjukan bahwa orang tersebut yang penuh humor akan tertawa dengan seluruh tubuhnya. Pada orang ini seluruh tubuhnya bergerak dalam suatau irama yang bebas.(Tertawa Tipe Piknis)

PENUTUP

Demikian cerpen yang dapat kami buat. Jika terdapat kekurangan kami mohon maaf. Kami menyadari pada cerpen ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan dari para pembaca demi penyempurnaan cerpen ini. Akhirnya, semoga cerpen ini bisa turut andil dan bermanfaat dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.Wabillahi taufik wal hidayah.Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cimahi, 31 Desember 2012

Penulis

DAFTAR PUSTAKA

Hanna Widjaja, Diktat Ilmu Pernyataan, Bandung: Universitas Padjadjaran, 2000.