cerita tentang sahabat

10
Sahabat itu selalu ada kala suka dan duka, begitu kata orang- orang kan? Tapi buatku, sahabat adalah ketika kami diam pun kami saling mengerti apa yang harus dilakukan. Dan saat-saat SMA adalah saat-saat yang sulit dilupakan bagi siapapun, termasuk cewek tomboy sepertiku. Disitulah kisah cinta pertama dimulai. Aku lahir di malam hari di sudut kota, dari rahim seorang ibu muda yang meninggal tidak lama setelah melahirkan. Sosok ibu diganti oleh tetanggaku yang juga teman ayah-ibuku, keluarga itu sama seperti keluargaku. Sarapan, makan siang, makan malam, bermain, mengerjakan tugas sekolah, semua aku lakukan di rumah tetanggaku. Mereka memiliki anak laki-laki tinggi, tampan, pintar, jago olahraga, namanya Dean, usianya hanya beda 3 minggu dariku. Kami adalah sahabat yang seperti saudara kembar, bedanya aku wanita dan dia pria. Bersekolah di sekolah yang sama, kelas yang sama, hanya saja beda tempat duduk karena aku bosan selalu melihat wajahnya. Dia duduk di meja paling belakang sedangkan aku paling depan. Masa SMA adalah masa kau akan menemukan cinta pertama, dan Dean sangat jauh berubah dari saat SMP. Culun, cuek, pendiam, cemen jika didekati cewek. Sekarang dia sudah besar sepertinya, bergaul dengan anak basket dan sepak bola, kadang baseball, tenis, semua olahraga sepertinya dia suka kecuali beladiri. Tapi aku sangat bodoh jika harus olahraga yang benar, karena itu aku mengikuti beladiri Taekwondo di sekolah. Karena ekskul yang berbeda aku tidak tau banyak tentang sepak terjang Dean dengan cewek-cewek di sekolah, tapi aku tau dia sangat terkenal di kelas. Minggu awal sekolah, seorang cewek yang cantik sih bisa dibilang, mendekati Dean dengan agresifnya di kelas, melihat itu teman sebangkuku bertanya “siapa dia? Lo gak cemburu Dean didekati begitu?” “bodo amat, urusannya apa sama gue?” jawabku cuek sambil lanjut membaca komik. “ih itu dia ngerangkul tangan Dean, gila tu cewek berani banget” lapornya sambil melihat ke arah Dean di belakang. Mendengar itu aku pun berbalik badan, aku melihat tajam ke mata Dean yang sedang sok diam dan melihatku. “Jen, belikan aku coffee” kata Dean tiba-tiba, sambil melepaskan

description

kisah sebuah persahabatan yang menyentuh, indah dan memeberi pelajaran.

Transcript of cerita tentang sahabat

Page 1: cerita tentang sahabat

Sahabat itu selalu ada kala suka dan duka, begitu kata orang-orang kan? Tapi buatku, sahabat adalah ketika kami diam pun kami saling mengerti apa yang harus dilakukan. Dan saat-saat SMA adalah saat-saat yang sulit dilupakan bagi siapapun, termasuk cewek tomboy sepertiku. Disitulah kisah cinta pertama dimulai.

Aku lahir di malam hari di sudut kota, dari rahim seorang ibu muda yang meninggal tidak lama setelah melahirkan. Sosok ibu diganti oleh tetanggaku yang juga teman ayah-ibuku, keluarga itu sama seperti keluargaku. Sarapan, makan siang, makan malam, bermain, mengerjakan tugas sekolah, semua aku lakukan di rumah tetanggaku. Mereka memiliki anak laki-laki tinggi, tampan, pintar, jago olahraga, namanya Dean, usianya hanya beda 3 minggu dariku. Kami adalah sahabat yang seperti saudara kembar, bedanya aku wanita dan dia pria. Bersekolah di sekolah yang sama, kelas yang sama, hanya saja beda tempat duduk karena aku bosan selalu melihat wajahnya. Dia duduk di meja paling belakang sedangkan aku paling depan.

Masa SMA adalah masa kau akan menemukan cinta pertama, dan Dean sangat jauh berubah dari saat SMP. Culun, cuek, pendiam, cemen jika didekati cewek. Sekarang dia sudah besar sepertinya, bergaul dengan anak basket dan sepak bola, kadang baseball, tenis, semua olahraga sepertinya dia suka kecuali beladiri. Tapi aku sangat bodoh jika harus olahraga yang benar, karena itu aku mengikuti beladiri Taekwondo di sekolah. Karena ekskul yang berbeda aku tidak tau banyak tentang sepak terjang Dean dengan cewek-cewek di sekolah, tapi aku tau dia sangat terkenal di kelas.

Minggu awal sekolah, seorang cewek yang cantik sih bisa dibilang, mendekati Dean dengan agresifnya di kelas, melihat itu teman sebangkuku bertanya “siapa dia? Lo gak cemburu Dean didekati begitu?”“bodo amat, urusannya apa sama gue?” jawabku cuek sambil lanjut membaca komik.“ih itu dia ngerangkul tangan Dean, gila tu cewek berani banget” lapornya sambil melihat ke arah Dean di belakang. Mendengar itu aku pun berbalik badan, aku melihat tajam ke mata Dean yang sedang sok diam dan melihatku.“Jen, belikan aku coffee” kata Dean tiba-tiba, sambil melepaskan tangan cewek agresif itu dari tangannya dengan pelan.“Beli aja sendiri, emang gue babu lo” jawabku ketus sambil mengangkat bokongku keluar kelas. Ya aku sedang menuju kantin untuk membelikan dia coffee sebenarnya, dan Dean mengikuti dari belakang, tanpa berbicara apapun, kami meninggalkan kelas yang terdiam.

“jijik tau gak liat lo begitu, jangan sok ganteng deh” kataku sambil memberi coffee ke Dean,“gue diem aja kok lo gak liat” jawabnya datar.“bodo” jawabku galak meninggalkan Dean yang sedang minum coffee kesukaannya.“Jen, lo tau Rosa anak kelas sebelah? Menurut lo dia gimana?” tanya Dean sembari kami menuju kelas.“Rosa? Ah. Cantik kok, putih lagi, tapi bego” jawabku meremehkan.“kan gak sebego lu” jawab Dean datar,“bodo amat!” aku pergi menuju mejaku dengan galak.

Page 2: cerita tentang sahabat

Sore ini seperti biasa aku menunggu Dean di gerbang sekolah karena dia yang terakhir mengurus lapangan setelah ekskul bola, tumben dia lama, sudah hampir sejam aku menunggu dia disini kepanasan dan lapar. Oh ada SMS masuk

Pulanglah duluan, hati2.

Sialan lo Dean! Percuma banget nunggu dia sampai kelaparan begini, ini pertama kalinya dia jahat padaku. Wah sungguh terlalu. Aku berjalan cepat sambil bergumam sendiri sepanjang jalan ke arah halte bis, tapi di dalam minimarket di seberang jalan aku lihat Dean bersama cewek. Cewek itu Rosa. Rosa itu yang kami bicarakan pagi tadi. Rasanya perutku mulas hebat, jantungku seperti dipukul kuat sekali, rasanya aku tidak tau jalan pulang lagi. Ini pertama kali aku rasakan sakitnya yang beda dari sakit saat haid, inikah sakit hati?

Esoknya aku berangkat sekolah lebih pagi, aku minta uang lebih pada ayah untuk sarapan dan akan siang di sekolah, aku tidak pergi ke rumah Dean untuk sarapan dan berangkat bersama seperti biasanya. Rasanya aku marah yang teramat sangat dan tidak tau kapan redanya.

“bawa payung nak, sepertinya akan hujan” kata ayah.“gak perlu, hujan juga aku bisa pulang. Aku pergi yah” aku pamit pada ayah.

Sampai di sekolah ternyata akulah yang paling pertama datang, aku bengong dan berfikir, inikah rasanya jadi penjaga sekolah?“heh, lo gak pulang? Kok udah disini aja?” tanya Dean tepat di depan wajahku.“bukan urusan lo” jawabku ketus.“nih mama nyuruh bawain sarapan sama makan siangnya sekalian. Nanti pulang bareng jangan lupa, kata ayahmu ketemu di pemakaman aja.” aku diam tidak menjawab, aku sangat malas melihatnya hari ini. Dan aku terus diam di sepanjang pelajaran, aku memilih makan bekal bersama teman-teman cewek. Gosip pun terdengar, Dean pacaran dengan Rosa. Hatiku semakin berantakan, rasa marah semakin naik ke ubun-ubun.

Ayah benar, satu jam sebelum pulang sekolah hujan turun, deras dan berangin. Aku yang sengaja tidak bawa payung akhirnya menyesal. Hari ini aku harus ke pemakaman ibu, hari ini peringatan kematian ibu ke 18 tahun. Hari ini juga ulang tahunku. Ulang tahun yang selalu diadakan di pemakaman, tanpa lilin dan kue, hanya ucapan yang diselingi tangis rindu dari ayah untuk ibu.“semua bawa payung kan? Jangan pulang hujan-hujanan, besok masih ada sekolah ingat anak-anak” kata guru menggoda kami. Aku menarik nafas panjang, kenapa hari ini terasa sangat lama dan membosankan, terasa sangat jauh bila aku membayangkan naik bis 3 kali untuk sampai ke pemakaman ibu. Ku bawa tas dan kotak makanku, berjalan sendiri dan cepat agar Dean tidak mengikutiku.“kenapa gak bawa payung? Ayahmu kan sudah bilang untuk bawa. Kenapa keras kepala sekali sih” omel Dean. Aku diam jutek tak menjawab, aku biarkan hujan membasahi pakaian dan rambutku, aku berlari ke arah halte bis meninggalkan Dean yang terdiam. Bis datang tepat waktu, aku yang terakhir masuk dan pintu langsung tertutup. Kulihat Dean masih berlari mengejarku di belakang bis, tapi bis sudah pergi cepat. Dia berhenti berlari, terdiam dengan payung hitam yang melindunginya. Hari ini aku lalui ulang tahunku tanpa dia, setelah 17 tahun

Page 3: cerita tentang sahabat

sebelumnya dia selalu bersamaku dan selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan ulang tahun untukku.

Tiba di pemakaman, ayah terlihat heran aku datang sendirian. Aku mendatanginya dan beliau mengomeliku karena aku basah kuyup. Kami berdoa bersama untuk ibu dan aku tanpa sadar berkata “Ibu, aku ingin kuliah di luar kota. Ibu pasti mengijinkan aku iya kan? Dan ayah pasti mau pindah bersamaku kan?” ayahku kaget dan terdiam.“aku berjanji akan selalu mendoakan ibu, dan akan selalu datang di ulangtahunku untuk ibu.” ayahku memelukku erat dan menangis. Aku tau ayahku akan selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Ayah maaf aku egois, tapi aku ingin melupakan Dean.

Aku meminta ayah untuk menginap di rumah saudara kami yang tidak jauh dari tempat pemakaman ibu, aku bolos sekolah besok dan ayah mengijinkan. Aku bilang aku kangen keluarga ibu dan akan kembali sendiri besok sore. Tapi Ayah harus pulang malam ini karena besok harus mengurus toko keluarga yang menjadi sumber pencarian keluarga kami. Malam itu pukul 11 malam aku mendapat SMS.

Pulang jam berapa? Mau kado tidak?

Dikirim oleh Dean. Ku matikan handphoneku dengan cepat.

Saat aku pulang, di kamar di atas meja belajarku, kulihat ada kotak kecil berwarna orange dengan pita coklat di atasnya dan memo kecil di sampingnya. Aku tahu itu pasti Dean.

SELAMAT ULANG TAHUN BROTHER!

Brother. Aku hanya brother. Ku buang kertas itu, lalu kubuka kadoku. Gelang silver dengan satu mutiara di tengahnya, sangat feminim sekali. Menjijikan.

Aku terus diam dan berangkat lebih pagi dari Dean, kami tidak pernah berangkat dan makan bersama lagi. Kecuali jika Dean masih di sekolah, maka aku akan datang ke rumahnya untuk makan bersama keluarganya. Kabar Dean berpacaran menjadi headline di sekolah, Rosa selalu menunggu Dean selesai ekskul untuk pulang bersama dan selalu makan siang di kantin bersama. Teman-teman bertanya kenapa aku tidak pernah bersama Dean lagi, aku hanya diam dan menyuruh mereka berpikir sendiri.

Seminggu lagi kelulusan SMA dan aku masih belum berteman lagi dengan Dean, dia sudah diterima di universitas paling bagus di kota B dan aku juga sudah diterima di universitas di kota C. Kota C sangat jauh dari kampungku, sekitar 4 jam naik bis, aku yakin aku akan lebih malas untuk pulang kampung.

Aku berpikir sepanjang hari, haruskah aku minta maaf karena aku tidak mau berteman dengannya lagi? Atau haruskan aku bilang aku tidak suka jika dia bersama Rosa? Pikiranku kacau dan sulit untuk mengumpulkan nyali untuk menemuinya. Sampai di malam sebelum kelulusan, akhirnya aku bulatkan tekadku untuk minta maaf lebih dulu dan menunggu dia di depan rumahnya. Dia sedang keluar bersama temannya, mungkinkah Rosa?

Page 4: cerita tentang sahabat

Tepat pukul 9 malam, terdengar suara kaki melangkah tak jauh dari depan pintu rumah Dean. Aku yang menunggunya di ruang tamu dan sedang bersiap menyambutnya dengan kalimat yang sudah semalaman kususun, berdiri di belakang pintu.“pulanglah” suara Dean datar.“oke. Dean makasih ya udah nemenin” suara genit cewek yang membuat aku penasaran siapa. Lalu aku mengintip dari balik pintu, itu Rosa! Dengan cepat Dean berbalik badan hendak membuka pintu.“Dean tunggu” JDAR! Rosa mencium Dean. Dadaku aduh dadaku sesak melihat ini. Aku lari menuju pintu belakang untuk kabur, aku gak mau Dean melihatku sedang menunggu dia. Aku kabur dan… menangis. Cinta pertamaku rasanya hambar dan sakit. Dan aku benci Rosa.

Aku lewat pintu belakang untuk pulang ke rumahku, ada ayah yang sedang menonton televisi di dalam.“ayah besok aku duluan ke kota C ya, ada masalah sama kosan yang mau aku tempati”“loh kan besok kelulusanmu, kamu gak datang nak?” tanya ayah kaget.“engga yah, ayah aja ya tolong bawakan ijasahku nanti. Makasih ayah” jawabku cepat dan aku segera berlari ke dalam kamarku di lantai 2.

Besok pagi, aku pergi meninggalkan rumah ini, keluarga Dean, sekolah dan cinta pertamaku. Mungkin benar kata orang, cinta pertama tidak selalu berhasil. Aku ambil gelang pemberian Dean, kutaruh dalam kotaknya lagi dan kubuang dalam tempat sampah sembari menangis.

BERSAMBUNG

Page 5: cerita tentang sahabat

Aku hancur, ku terlukaNamun engkaulah nafaskuKau cintaku, meski akuBukan di benakmu lagiDan ku beruntung sempat memiliki mu*Yovie & Nuno ~ sempat memilikiYah, lagu ini adalah kenang-kenangan dari seorang cowok kocak dan gokil, namanya Arfie. Terakhir kali kami telfonan, dia menyanyikan lagu ini sambil main gitar, yeah.. walaupun rada-rada fales juga suara gitarnya.Dan setelah itu, kami memang tidak ada menghubungi satu sama lain. Nomor handphone dia juga sudah aku hapus dari kontak ku. Mau tidak mau, yah harus mau.

Awal perkenalan kami yah, gara-gara facebook.(kayak lagu dangdut). Arfie ini adalah seorang penyiar di salah satu radio, dan aku suka banget dengarin radio ini. Hingga pada akhirnya aku gabung group radio ini di facebook. Dan setelah bergabung, selang beberapa hari ada seorang cowok inbox aku. Nama akun facebooknya “Arfie Nafizar”. Aku bingung, siapa cowok ini langsung inbox dan rada-rada sok kenal gitu kata-katanya. Dia inbox begini: “hey, kamu anak semester 4 itu ya”Aku reply saja “bukan, kau salah orang”And dia reply again “masa sih, tapi aku yakin deh yang aku lihat di kampus tadi emang kamu”“ha? kapan kakak lihat aku? Eh, ini kak Arfie penyiar radio itu ya”“iya, haruskah aku membentangkan spanduk biar kamu lihat aku di kampus?”“harus dong, jangan lupa di spanduknya di tulis “SLANK” hahahaha”

Yah, begitulah awal perkenalan kami. Dan dia ternyata kakak tingkat ku di kampus. Tiap hari, aku selalu chatting sama dia. Anaknya memang asyik sih, gokil pula. And dia ini penggemar berat Liverpool. sedangkan aku sendiri, pecinta Manchester United. Jadilah kami selalu nyambung kalau ngomongin soal bola. Dan ini semua membuat kami jadi makin akrab. Walau di kampus kami cuma melihat dari jauh saja, karena kelas kita seberangan. Huhu..

Dan, semua ini membuat aku jadi takut. Yah, takut kalau nanti dia suka sama aku. Karena bagaimanapun juga, aku sendiri sudah ada yang punya, dan kekasihku itu sekarang sedang kuliah di luar kota. Aku dan dia menjalani hubungan jarak jauh selama 3 tahun.

Dan kedekatanku dengan Arfie, tentu saja tidak diketahui olehnya. Tapi aku tetap saja was-was, karena kakak dari kekasihku ini satu kelas dengan Arfie di kampus, dan mereka juga berteman akrab.

Dan hal yang aku takuti, akhirnya terjadi juga. Arfie nyatakan perasaannya ke aku. Dan aku? Hah, bodohnya aku ini, kenapa aku juga suka sama Arfie.

Dan akhirnya, Arfie tahu kalau aku sudah punya cowok. Tapi dia tetap sayang, walaupun semenjak dia tahu hal itu, dia sempat nggak ada hubungin aku lagi.

Page 6: cerita tentang sahabat

Dan aku pun berusaha buat lupain dia, tapi ternyata nggak semudah yang di bayangkan. Karena di kampus, tanpa disengaja kami sering bertemu. Dan kadang saling curi pandang lewat jendela kelas masing-masing. Sampai akhirnya, dia kembali kirim sms ke aku

“entah kenapa, dari tadi aku memikirkan kamu terus, maaf”

Semakin sakit rasa hatiku baca pesan singkat dari dia. Dan setelah sms itu, kami jadi komunikasi lagi, dan akrab lagi, walaupun dia tahu, aku ini milik orang lain.

Dan akhirnya, aku kembali berhenti komunikasi dengan dia, semua ku lakukan demi keutuhan cintaku dengan kekasihku. walaupun memang berat untuk melupakan Arfie.

Dan malam itu aku iseng dengar radio. Dan ternyata, Arfie yang lagi siaran, dan di sela cuap-cuapnya itu dia bilang malam itu mau berangkat ke Bandung. Wow, mau ngapain ya dia ke sana? Tanyaku dalam hati. But, siapa gue gitu harus tahu mau ngapain dia ke Bandung. Ya udah, tutup mulut aja deh.

Dan selama 4 hari dia nggak masuk kuliah. Jadi nggak semangat aku, sepi juga nggak ada yang di lihatin di kelas seberang.

Dan bebarapa hari kemudian, saat aku siap-siap ke kampus, aku dapat sms dari Arfie“kamu dimana”“di kampus” jawabku singkat“aku tunggu di gerbang kampus yah, aku mau ketemu sebentar, ada sesuatu yg mau aku kasih ke kamu”Wow banget aku dapat sms dari dia. Aku fikir sudah bisa lupain aku, tapi ternyata malah ngajak ketemuan.

Sampai di kampus, ternyata kelasku sudah ada dosen. Aku sms aja dia“kelasku udah ada dosen nih”And dia reply“ya udah, ntar kalau kamu duluan pulang tunggu aku di gerbang ya, jangan pulang dulu”“oke”

Dan ternyata benar, kelasku duluan pulang. Jadi deh aku nunggu dia di gerbang. Tapi lama-lama bete juga, akhirnya aku pindah tempat deh ke depan kampus.Nggak lama kemudian dia sms“dimana?”“aku di depan kampus”Tidak lama kemudian, dia datang dan memanggil aku. Aku kemudian mendatangi dia“ini buat kamu”. Kata Arfie“apa ini?”“udah ambil aja, aku duluan ya” kata Arfie yang langsung pergi meninggalkan aku.Aku masih saja bengong dengan sesuatu yang ada di tanganku sekarang ini, sambil ngeliatin Arfie yang senyum dari kejauhan.

Page 7: cerita tentang sahabat

Gantungan kunci Manchester United? Oleh-oleh dari Bandung nih?

Aku pun bergegas pulang.Dan setelah pemberian kunci itu lah terakhir kali aku komunikasi dengan dia. Sampai pada akhirnya aku lihat berita di facebook, kalau dia berpacaran dengan seorang cewek yang berasal dari luar pulau. Jujur, sempat jealous juga membaca berita itu, tapi siapa aku sampai harus jealous, harusnya aku senang, karena dia sudah dapat pengganti aku. Dan aku, langsung delete nomor handphone Arfie. Mungkin dia juga begitu.

Dan sejak saat itu, aku fokus dengan hubunganku sendiri. Dan, malapetaka itu akhirnya terjadi juga. Entah dapat berita dari siapa, kekasihku tahu tentang kedekatanku dengan Arfie. Dia marah, sedih dan kecewa denganku. Dan aku, merasa jadi orang paling bodoh sedunia karena sudah menghancurkan kepercayaan kekasihku sendiri. Dan untungnya, kekasihku mau memaafkan ku, dan hubungan kami masih berjalan hingga saat ini.

Aku benar-benar menyesal sudah menyakiti hati seorang pria yang tulus cinta padaku. Dan cinta memang harus memilih, karena hati itu sepasang, hanya ada aku dan kamu, dua, bukan tiga. Aku berharap Arfie juga bisa segera melupakan aku, dan membuang jauh semua kenangan yang pernah terjadi antara aku dan dia.Karena cinta, memang harus memilih