CENTER FOR TROPICAL HORTICULTURE STUDIES 2020

21
SDG’S REPORT CENTER FOR TROPICAL HORTICULTURE STUDIES 2020 PKHT IPB @pkhtipb pkht.ipb.ac.id

Transcript of CENTER FOR TROPICAL HORTICULTURE STUDIES 2020

SDG’S REPORT

CENTER FOR TROPICAL HORTICULTURE STUDIES

2020

PKHT IPB @pkhtipb pkht.ipb.ac.id

Komersialisasi Bawang Merah Varietas Baru untuk Stabilisasi Suplasi Bawang Merah Nasional

• Tujuan khusus dari penelitian adalah meningkatkan ketersediaan

benih bermutu dari varietas unggul baru melalui:

1. Produksi dan diseminasi benih varietas unggul baru dalam

rangka komersialisasi hasil riset,

2. Meningkatkan teknologi budidaya bawang merah ramah

lingkungan dan

3. Mengembangkan model bisnis dan sistem informasi

kelayakan usaha hortikultura bawang merah

• Luaran yang dihasilkan pada tahun pertama adalah telah

tersedianya benih bawang bawang merah bersertifikat sebanyak

47 ton berat basah atau kira-kira 31, 3 ton berat kering (Benih

SS Sakato dan Tajuk). Selain itu, diperoleh tiga marka DNA

penciri varietas untuk bawang merah varietas Tajuk, SS Sakato

dan Bima Brebes; 1 dokumen SOP produksi benih bawang

merah, 1 dokumen model bisnis benih bawang merah dan 1

publikasi pada jurnal nasional terakreditasi

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/02/19/panen-bawang-merah-ss-sakato/https://www.hantaran.co/mengenal-bawang-merah-unggul-solok-yang-butuh-sentuhan-teknologi/

Penelitian

Commercialization of New Varieties of Shallots for Stabilization of National Supply

• The specific goals of this research is to increase the availability

of quality seeds from new variety by :

1. Production and dissemination of new variety quality seeds

2. To improve cultivation technology of eco-friendly shallot

3. To develop Business Model Canvas (BMC) and Information

system of shallot farming feasibility

• Output of this study in the first year is availability at least 47

tons of certified shallot seeds, equal to 31.3 tons dry shallot

(SS Sakato and Tajuk). In the first years also identifed three

DNA markers specific to certain varieties (Tajuk, SS Sakato and

Bima Brebes), 1 document of shallot seeds SOP, 1 BMC

document of shallot seeds, and 1 publication of accredited

national journal.

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/02/19/panen-bawang-merah-ss-sakato/https://www.hantaran.co/mengenal-bawang-merah-unggul-solok-yang-butuh-sentuhan-teknologi/

Research

Peningkatan Ketersediaan Benih Dan Varietas Cabai Rawit Bermutu Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Petani Cabai Di Indonesia

• Kegiatan pengembangan varietas cabai rawit dilakukan untuk

mengatasi permasalahan rendahnya produktivitas dan tingginya

biaya produksi. Permasalahan anomali iklim dapat diatasi dengan

pengembangan varietas cabai rawit berumur panen pendek.

• Varietas-varietas ini diharapkan dapat menjadi substitusi impor serta

meningkatkan nilai tambah cabai rawit yang akan mendukung

peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Tujuan umum

penelitian ini adalah meningkatkan ketersediaan benih dan varietas

cabai rawit bermutu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat petani cabai Indonesia.

• Luaran yang telah dicapai dari kegiatan ini adalah satu varietas

cabai rawit Bonita yang sudah dilepas oleh Mentri Pertanian dengan

SK nomor 343/KPTS/SR.130/D/IV/2021, Benih cabai rawit BONITA

sebanyak 5 kg, satu artikel jurnal pada Jurnal Agronomi Indonesia.

Selain itu telah dilakukan uji keunggulan calon varietas cabai rawit

LOBITA, dan sedang proses uji kebenaran cabai rawit LOBITA.

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/17/peningkatan-ketersediaan-benih-dan-varietas-cabai-rawit-bermutu-untuk-meningkatkan-kesejahteraan-masyarakat-petani-cabai-di-indonesia/

Penelitian

Availability of high quality Cayenne Pepper seeds to Improve chili farmer welfare

• Development of chilli pepper (bird pepper type) varieties was carried

out to solve productivity and production costs problems. Climate

anomalies problem can be solved by developing varieties of short-

lived cayenne peppers.

• These varieties are expected to become import substitutions product

and to increase value added.

• General objective of this study is to increase availability of high

quality seeds of cayenne pepper in order to increase farmer welfare

• Achievements of this study are : Bonita chilli pepper which has

been released by the Minister of Agriculture

(343/KPTS/SR.130/D/IV/2021), 5 kg of BONITA cayenne pepper

seeds, one article in the Agronomy Journal Indonesia. Beside that,

excellence test has been conducted to LOBITA chilli pepper and

validity test is on going process

Research

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/17/peningkatan-ketersediaan-benih-dan-varietas-cabai-rawit-bermutu-untuk-meningkatkan-kesejahteraan-masyarakat-petani-cabai-di-indonesia/

Teknologi Mikroba Intensif untuk Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman Cabai

• Penerapan teknologi mikroba menunjukkan bahwa teknologi

mikroba-intensif secara konsisten dapat meningkatkan

persentase benih berkecambah, meningkatkan keseragaman

perkecambahan benih, meningkatkan pertumbuhan bibit, dan

mengurangi penyakit rebah kecambah. Pengamatan lebih

lanjut di lapangan menunjukkan bahwa teknologi mikroba-

intensif akan meningkatkan tinggi, jumlah cabang, produksi

tanaman, dan bobot buah cabai yang dihasilkan.

• Selain itu, penerapan teknologi mikroba-intensif dapat

menekan penyakit virus, layu, embun tepung, dan bercak

daun cercospora. Pengamatan serangan penyakit di

lapangan menunjukkan bahwa perlakuan mikroba-intensif

memberikan hasil yang lebih baik daripada perlakuan

konvensional menggunakan pestisida sintetis. Oleh karena

itu, penggunaan teknologi mikroba-intensif dapat mengurangi

ketergantungan petani terhadap pestisida sintetis

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2020/12/07/teknologi-mikroba-intensif-untuk-pengendalian-hayati-penyakit-tanaman-cabai/

Penelitian

Intensive Microbial Technology for Biological Control of Chili Plant Diseases

• Microbial technology application shows that microbial-intensive

technology can increase the percentage of germinated seeds,

increase the uniformity of seed germination, increase seedling

growth, and reduce seedling fall disease. Further field observation

showed that microbial-intensive technology would increase the

height, the number of branches, plant production, and weight of

the chili produced.

• In addition, the application of microbial-intensive technology can

suppress viral diseases, wilt, powdery mildew, and Cercospora

leaf spot. Field observation of disease attacks showed that

microbial-intensive treatment gave better results than

conventional treatment using synthetic pesticides. Therefore, the

use of microbial-intensive technology can reduce farmers'

dependence on synthetic pesticides.

Research

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2020/12/07/teknologi-mikroba-intensif-untuk-pengendalian-hayati-penyakit-tanaman-cabai/

Study And Standar Design For Teaching Factory (TEFA)

• Dalam upaya menyempurnakan pelaksanaan kegiatan di TEFA,

maka diperlukan kajian Study and Standard Design for Teaching

Factory (TEFA) dalam Program YESS yang terkait dengan

pelaksanaan komponen 1 Program YESS, yaitu Rural Youth

Transition To Work, dan Sub Komponen 1.1. Linking Education

and Training to Jobs.

• Hasil kajian ini akan menjadi dasar dalam pelaksanaan layanan

TEFA dan fasilitasi yang akan diberikan melalui Program YESS

atau dukungan kegiatan lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk

mendesain rancang bangun/tata kelola TEFA (laboratorium untuk

pengembangan kewirausahaan).

• Adapun manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini adalah

sebagai bahan pertimbangan dalam rangka membangun tata

kelola dan desain Teaching Factory (TEFA) yang mampu

memberikan manfaat untuk pengembangan kewirausahaan

pemuda pertanian pada Polbangtan (Bogor, Malang dan Gowa)

dan SMK-PP Banjarbaru, sehingga berdampak positif pada

mengembangkan ekonomi pedesaan.

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/17/study-and-standar-design-for-teaching-factory-tefa/

Penelitian

Study And Standard Design For Teaching Factory (TEFA)

• In an effort to improve the implementation of activities at TEFA, it

is necessary to study the Study and Standard Design for Teaching

Factory (TEFA) in the YESS Program related to the

implementation of component 1 of the YESS Program, Rural

Youth Transition To Work, and Sub Component 1.1. Linking

Education and Training to Jobs.

• The results of this study will be the basis for the implementation of

TEFA services and facilitation that will be provided through the

YESS Program or other support activities. The aim of this study is

to design management of TEFA (laboratory for entrepreneurship

development).

• Benefits of this study are references and recommendation to

design Teaching Factory (TEFA) governance, which is able to

provide benefits for the development of agricultural youth

entrepreneurship in Polbangtan (Bogor, Malang and Gowa) and

SMK-PP Banjarbaru. positive for developing the rural economy.

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/17/study-and-standar-design-for-teaching-factory-tefa/

Research

Tempe Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata ssp unguiculata Utilasi Kacang-kacangan Lokal

sebagai Sumber Protein Nabati)

• Berbagai jenis kacang-kacangan lokal telah dilakukan analisis morfologi,

metabolit primer dan molekulernya dan diperoleh salah satu kandidat

potensial untuk dijadikan bahan baku olahan tempe, yaitu kacang tunggak

(Vigna unguiculata ssp unguiculata). Kacang tunggak saat ini merupakan

kacang lokal yang kurang dimanfaatkan (underutilize) padahal memiliki

potensi nilai gizi yang tinggi sebagai bahan baku protein nabati.

• Produk tempe kacang tunggak sebelumnya sudah banyak dicoba dan

diproduksi, namun preferensi konsumen yang kurang menyukai aroma,

tekstur dan rasa menjadikan produk ini tidak berkembang. Formulasi dan

teknologi produksi yang baik dapat memperbaiki sifat-sifat tersebut sehingga

dapat menyerupai tempe kacang kedelai.

• Dengan sifat yang mirip dengan tempe kacang kedelai dan harga yang

bersaing maka diharapkan produk ini dapat diterima oleh pasar. Potensi pasar

untuk produk ini sangat luas, menjangkau masyarakat menengah ke bawah

sampai menengah ke atas.

URL : https://tabloidsinartani.com/detail//indeks/pangan/15370-Pakar-IPB-Bahan-Baku-Tempe-Ganti-Kedelai-dengan-Kacang-Tunggak

Penelitian

Kacang Tunggak Tempeh (Local beans utilization as Protein sources by using Vigna Unguiculata

ssp unguiculata )

• Various types of local beans have been analyzed for morphology, primary and

molecular metabolites to obtain one potential candidate for tempeh raw

material. One of them is Kacang Tunggak (Vigna unguiculata ssp unguiculata).

Kacang Tunggak as local beans is high in protein but has not been widely used.

• Previously, Kacang Tunggak Tempeh had been produced, but consumer did not

like the aroma, texture and taste. These make the product is not famous.

• High technology and formulation can improve the taste, texture, and aroma so

that it resembles the same as tempeh. Therefore, kacang tunggak can be used

as raw material for tempeh.

• With the similar characteristic as soybean tempeh, kacang tunggak is expected

to replace soybeans as raw material.

• With competitive prices, this product can be accepted by the various level of

consumers.

Research

URL : https://tabloidsinartani.com/detail//indeks/pangan/15370-Pakar-IPB-Bahan-Baku-Tempe-Ganti-Kedelai-dengan-Kacang-Tunggak

Pedoman Bisnis Cabai

Sebagai upaya untuk mendukung tugas Bank Indonesia dalam pengendalian

inflasi komoditas volatile foods (VF), termasuk komoditas cabai, Bank

Indonesia mengembangkan program klaster untuk mendorong peningkatan

produktivitas dan menjaga sustainabilitas produksi komoditas VF. Sebagai

tindak Ianjut penyusunan Kajian dan Pedoman Model Bisnis Komoditas Cabai

yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 bekeria sama dengan Pusat Kajian

Hortikultura Tropika, LPPM-IPB, Bank Indonesia meIakukan replikasi model

bisnis dimaksud di beberapa klaster binaan KPWDN.

Tasikmalaya.

Pengabdian, Pelatihan &

Pendampingan

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/16/sosialisasi-pedoman-bisnis-cabai-dan-bawang-merah/

SOP of Chili Business Model

To support Bank Indonesia's task in controlling volatile foods (VF) inflation,

including chili, Bank Indonesia has developed a cluster program to encourage

increased productivity and maintain the sustainability of VF commodity

production.

This activity is the follow-up of the preparation of guidelines for the Chili

Commodity Business Model which was carried out in 2019 in collaboration

with the Center for Tropical Horticulture Studies, LPPM-IPB, and Bank

Indonesia. This study replicated business model in Tasikmalaya, West Java

KPWDN clusters.

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/16/sosialisasi-pedoman-bisnis-cabai-dan-bawang-merah/

Service, Training &

Accompaniment

Pedoman Bisnis Bawang Merah

Sebagai upaya untuk mendukung tugas Bank Indonesia dalam pengendalian

inflasi komoditas volatile foods (VF), termasuk komoditas bawang merah,

Bank Indonesia mengembangkan program klaster untuk mendorong

peningkatan produktivitas dan menjaga sustainabilitas produksi komoditas VF.

Sebagai tindak Ianjut penyusunan Kajian dan Pedoman Model Bisnis

Komoditas Bawang Merah yang telah dilaksanakan pada tahun 2019 bekeria

sama dengan Pusat Kajian Hortikultura Tropika, LPPM-IPB, Bank Indonesia

melakukan replikasi model bisnis dimaksud di beberapa klaster binaan

KPWDN.

Nganjuk, Jawa Timur.

Pengabdian, Pelatihan &

Pendampingan

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/16/sosialisasi-pedoman-bisnis-cabai-dan-bawang-merah/

SOP of Shallot Business Model

To support Bank Indonesia's task in controlling volatile foods (VF) inflation,

including chili, Bank Indonesia has developed a cluster program to encourage

increased productivity and maintain the sustainability of VF commodity

production.

This activity is the follow-up of the preparation of guidelines for the Chili

Commodity Business Model which was carried out in 2019 in collaboration

with the Center for Tropical Horticulture Studies, LPPM-IPB, and Bank

Indonesia. This study replicated business model in Nganjuk, East jawa

KPWDN clusters.

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/16/sosialisasi-pedoman-bisnis-cabai-dan-bawang-merah/

Service, Training &

Accompaniment

QR 1 : Praktek Kultur Jaringan Tanaman untuk Keberdayaan Petani #IPB Mengabdi

Kegiatan pelatihan ini merupakan upaya mengembangkan community

based food system. IPB University terus berupaya meng-upgrade

teknologi untuk mendukung kegiatan pertanian yang lebih baik lagi.

Kita akan terus mengupayakan penyelenggarakan kegiatan-kegiatan

yang menambah added value untuk para petani,” ujar Prof Arif Satria.

Kegiatan pelatihan diselenggarakan selama dua hari dan kegiatannya

berupa penyampaian materi. Pemateri yang hadir adalah Dr Awang

Maharijaya, Dr Darda Efendi, Endang Gunawan, SP, MSi dan

Sulaeman Taufik, SBio. Keempat narasumber merupakan tenaga ahli

dari PKHT LPPM IPB University.

Pengabdian, Pelatihan &

Pendampingan

URL : https://lppm.ipb.ac.id/ipb-university-latih-kelompok-tani-cara-budidaya-tanaman-dengan-kultur-jaringan/

QR 1 : Practice of Plant Tissue Culture for Farmer empowerment #IPB Mengabdi

This training is an effort to develop a community based food system.

IPB University continues to strive to upgrade technology to support

better agricultural activities. We will continue to strive to organize

activities that add added value for farmers," said Prof. Arif Satria.

The training were held for two days and the activities were knowledge

transfer. The presenters were Dr. Awang Maharijaya, Dr. Darda

Efendi, Endang Gunawan, SP, MSi and Sulaeman Taufik, SBio. The

four speakers are the experts from PKHT LPPM IPB University.

URL : https://lppm.ipb.ac.id/ipb-university-latih-kelompok-tani-cara-budidaya-tanaman-dengan-kultur-jaringan/

Service, Training &

Accompaniment

Pembinaan Petani Bawang Merah di Kabupaten Solok

Pada 2019 terdapat 9.223 hektare (ha) lahan bawang merah di daerah itu,

di mana 5999 ha di antaranya berada di Kecamatan Lembah Gumanti.

Pusat Kajian Holtikutura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor (IPB)

telah melakukan penelitian, menyeleksi, dan menerapkan bawang lokal

Kabupaten Solok sebagai salah satu prioritas riset nasional. Dari hasil riset

disimpulkan, bahwa terdapat varietas unggulan bawang merah di

kabupaten Solok, yang kemudian diberi nama Bawang Merah Solok

Sumbar Sakato atau disingkat Bawang Merah SS Sakato. Melalui

penangkar benih Kelompok Tani Pawuah Sapakek, dilakukan panen bibit

sumber di Jorong Pakan Sabtu, Nagari Sungai Nanam.

Pengabdian, Pelatihan &

Pendampingan

URL : https://www.hantaran.co/mengenal-bawang-merah-unggul-solok-yang-butuh-sentuhan-teknologi/

Shallot Farmers Development in Solok, West Sumatera

In 2019 there were 9.223 Ha of shallot land which is 5999 Ha is located in

Lembah Gumati. PKHT IPB has conducted research, selection, and applied

local shallot in Solok Regency as one of the national research priorities.

The results of the study, it was concluded that there was a superior variety

of shallot in Solok, which was later named Bawang Merah Solok, West

Sumatra Sakato or abbreviated as SS Sakato. Through the Pawuah

Sapakek Farmer's Group seed breeder, harvesting of source seeds was

carried out in Jorong Pakan Saturday, Nagari Sungai Nanam.

URL : https://www.hantaran.co/mengenal-bawang-merah-unggul-solok-yang-butuh-sentuhan-teknologi/

Service, Training &

Accompaniment

Pembinaan Petani Bawang Merah di Kabupaten Demak

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/18/penyehatan-lahan-bawang-merah-untuk-peningkatan-produksi-umbi-di-kabupaten-demak/

Pengabdian, Pelatihan &

Pendampingan

Lahan pertanian di Pulau Jawa sudah mengalami penurunan kesuburan

tanah, yang dicirikan dengan rendahnya kandungan bahan organik (60%

lahan <1% bahan organik), Analisis tanah di lokasi kegiatan menunjukkan

bahwa kandungan C-organik, P yang tersedia, N, dan K tergolong rendah.

Aplikasi pembenah tanah dan agen hayati pada musim hujan dapat

meningkatkan produktivitas sebesar 33.7% dibandingkan perlakuan

konvensional petani. Rata-rata produktivitas perlakuan pembenah tanah

dengan agen hayati sebesar 12.3 ton/ha, sedangkan perlakuan

konvensional sebesar 9.2 ton/ha.

Analisis usahatani pada perlakuan pembenah tanah dengan agen hayati

dapat menurunkan biaya produksi sebesar 10%, menurunkan BEP sebesar

32.7%, dan meningkatkan keuntungan petani sebesar 138%. Biaya

produksi perlakuan pembenah tanah dengan agen hayati sebesar Rp

87,415,000/ha dengan BEP Rp 7,107/kg. Sedangkan biaya produksi

perlakuan konvensional sebesar Rp 97,208,000/ha dengan BEP Rp

10,566/kg.

Shallot Farmers Development in Demak, East Java

URL : https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2021/06/18/penyehatan-lahan-bawang-merah-untuk-peningkatan-produksi-umbi-di-kabupaten-demak/

Service, Training &

Accompaniment

The agricultural land in Java Island has experienced a decline in soil

fertility, which is characterized by low organic matter content (60% land

<1% organic matter). Soil analysis at the activity site shows that the content

of C-organic, available P, N, and K is classified as low. The application of

soil enhancers and biological agents in the rainy season can increase

productivity by 33.7% compared to conventional treatment by farmers. The

average productivity of soil ameliorant treatment with biological agents was

12.3 tons/ha, while the conventional treatment was 9.2 tons/ha.

Analysis on soil improvement treatment with biological agents can reduce

production costs by 10%, reduce BEP by 32.7%, and increase farmer

profits by 138%. The production cost of soil ameliorant treatment with

biological agents is Rp. 87.415,000/ha with a BEP of Rp. 7,107/kg. While

the production cost of conventional treatment is Rp. 97,208,000/ha with

BEP of Rp. 10,566/kg.