Cement Treated Base (Ctb)

11
CEMENT TREATED BASE LINGKUP PEKERJAAN a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pencampuran, penghamparan dan pemadatan aggregat, semen dan air sehubungan dengan persyaratan dalam spesifikasi ini dan harus sesuai dengan dimensi dan potongan melintang yang tertera dalam gambar serta garis dan kemiringan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas. b) Cement Treated Base harus dibuat dalam satu deretan dari lajur lajur paralel. Sambungan konstruksi memanjang harus dicetak dengan cetakan sementara yang dipasang sesuai ketinggian dan kemiringan yang dipersyaratkan sedemikian sehingga memungkinkan pemadatan dan penyelesaiannya. Cetakan samping harus dibuka sebelum lajur disampingnya dibuat. MATERIAL a) Agregat 1) Agregat yang dipakai dapat dari batu pecah atau kerikil (gravel). Material halus secara alami berasal dari pemecahan agregat sendiri. 2) Material yang berasal dari bongkaran konstruksi perkerasan yang ada, granular base ataupun struktur lainnya harus diaur ulang bila akan digunakan. 3) Pasir dapat dipakai sebagai tambahan untuk dapat memenuhi gradasi yang dipersyaratkan 4) Gravel yang dipecah maupun yang tidak dipecah harus merupakan batuan yang keras, tahan terhadap ausan, memenuhi kualitas, memenuhi gradasi dan tidak mengandung batuan pipih, memanjang, bebas dari kotoran dan material lain yang tidak layak untuk konstruksi. 5) Daur ulang dari konstruksi perkerasan yang ada hanya diijinkan maksimum 25% dari berat total.

description

timbunan

Transcript of Cement Treated Base (Ctb)

Page 1: Cement Treated Base (Ctb)

CEMENT TREATED BASE

LINGKUP PEKERJAAN   a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pencampuran, penghamparan dan       pemadatan aggregat, semen dan air sehubungan dengan persyaratan dalam       spesifikasi ini dan harus sesuai dengan dimensi dan potongan melintang yang       tertera dalam gambar serta garis dan kemiringan yang ditentukan oleh Pemberi       Tugas.   b) Cement Treated Base harus dibuat dalam satu deretan dari lajur lajur paralel.       Sambungan konstruksi memanjang harus dicetak dengan cetakan sementara       yang dipasang sesuai ketinggian dan kemiringan yang dipersyaratkan       sedemikian sehingga memungkinkan pemadatan dan penyelesaiannya.       Cetakan samping harus dibuka sebelum lajur disampingnya dibuat.MATERIAL   a) Agregat        1) Agregat yang dipakai dapat dari batu pecah atau kerikil (gravel). Material            halus secara alami berasal dari pemecahan agregat sendiri.        2) Material yang berasal dari bongkaran konstruksi perkerasan yang ada,            granular base ataupun struktur lainnya harus diaur ulang bila akan            digunakan.        3) Pasir dapat dipakai sebagai tambahan untuk dapat memenuhi gradasi yang            dipersyaratkan        4) Gravel yang dipecah maupun yang tidak dipecah harus merupakan batuan             yang keras, tahan terhadap ausan, memenuhi kualitas, memenuhi gradasi             dan tidak mengandung batuan pipih, memanjang, bebas dari kotoran dan             material lain yang tidak layak untuk konstruksi.        5) Daur ulang dari konstruksi perkerasan yang ada hanya diijinkan maksimum            25% dari berat total.        6) Metoda yang dipakai untuk memproduksi batu pecah harus dapat            menghasilkan produksi yang konsisten. Bila perlu guna memenuhi            persyaratan atau mengeliminasi kelebihan partikel halus, hasil pecahan            disaring dulu.        7) Semua material yang lolos saringan No. 4 hasil dari pemecahan batu,            gravel, atau hasil daur ulang dapat dicampurkan kedalam material base            sepanjang memenuhi persyaratan gradasi.        8) Gradasi harus memenuhi batasan dalam tabel berikut ini apabila diuji            dengan metoda ASTM C 136 dan ASTM C 117 (penyaringan basah)

        9) Gradasi dalam tabel tersebut adalah batasan yang menentukan kelayakan           agregat yang dapat dipakai sebagai sumber material. Gradasi akhir           ditentukan berdasarkan batasan tabel tersebut dan harus merata dari kasar           sampai halus.     10) Bagian dari agregat base, termasuk material yang dicampur yang lolos           saringan No. 40 harus mempunyai Liquid Limit tidak lebih dari 25% dan           Plasicity Index tidak lebih dari 6% apabila diuji dengan metoda ASTM D           423 dan ASTM D 424.     11) Material yang tidak layak seperti lempung, lanau, gypsum, potongan           potongan kayu dan plastik harus dibuang dari agregat base.

Page 2: Cement Treated Base (Ctb)

   b) Semen Portland          Semen Portland yang dipakai harus dari merek yang sudah lazim dipakai di          Indonesia dan memenuhi persyaratan ASTM C 150 untuk semen tipe I.          Dengan peersetujuan Pemberi Tugas semen dengan additive puzzolan          mungkin dapat dipakai dengan syarat kandungan puzzolan tidak lebih dari 30%          berat.   c) Air          Air yang dipakai untuk mencampur dan mengawetkan adukan harus bersih,          tidak mengandung bahan bahan yang dapat mengurangi kualitas seperti          lumpur, minyak, asam, bahan bahan organik, alkali, garam atau kotoran          kotoran lainnya yang merugikan.KADAR SEMEN   a) Sebelum pekerjaan dimulai, harus diadakan tes laboratorium terhadap contoh       agregat, semen dan air untuk menentukan jumlah semen yang diperlukan guna       memenuhi persyaratan.   b) Kadar semen berkisar antara 3% sampai 6% dari berat kering agregat.   c) Spesimen tes dibuat dengan kadar semen berbeda beda dan dipadatkan       sesuai ASTM D 1557 metoda D dan kadar air optimum ditentukan untuk setiap       kadar semen. Sampel yang dipadatkan pada OMC akan ditentukan kuat desaknya       (compressive strength) sesudah 6 hari dan direndam selama 24 jam. Kadar semen           yang akan dipakai adalah kadar semen terhadap berat yang menghasilkan        karakteristik kuat desak laboratorium pada 7 hari tidak kurang dari 4481 kPa,        berdasarkan tes terhadap sekurang kurangnya 6 silinder.       Karakteristik kuat desak ditentukan dengan rumus X6 – 1 x Sd6 dimana       X6 = rata rata dari 6 tes       Sd6 = standar deviasi dari 6 tesMETODA PELAKSANAAN   a) Batasan Cuaca       Cement Treated Base tidak boleh dihampar pada waktu hari hujan.   b) Pekerjaan di Pit dan Quarry       Material diperoleh dari borrow pit, quarry atau daur ulang material yang telah       disetujui. Material harus diambil dan ditangani sedemikian sehingga material       yang didapat seragam dan sesuai dengan yang diharapkan   c) Peralatan         1) Semua peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus             dalam kondisi baik dan harus sudah disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum             pekerjaan dimulai.         2) Kontraktor harus menyediakan air dilokasi dalam jumlah yang cukup untuk             pelaksanaan pekerjaan ini.         3) Peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus mempunyai kapasitas             yang cukup untuk mencampur material/agregat + semen dan air dengan             proporsi sedemikian sehingga dapat dihasilkan cement treated base             course dengan gradasi dan konsistensi sesuai persyaratan   d) Cetakan dan Penghamparan         1) Penghamparan Cement Treated Base dapat dilaksanakan dengan             menggunakan cetakan atau dengan menggunakan alat penghampar tanpa             cetakan samping.         2) Bila menggunakan cetakan kayu atau metal, panjang minimum adalah 3             meter dan harus mempunyai ketebalan sama dengan tebal padat base             course dan dapat menghasilkan alignment yang bagus. Cetakan harus             ditempatkan sesuai dengan garis, elevasi dan kemiringan sesuai gambar

Page 3: Cement Treated Base (Ctb)

             rencana.         3) Agar ketinggian dan kemiringan sesuai persyaratan dan gambar dapat             terpenuhi, lapisan teratas dari cement treated baseharus dihampar dengan             menggunakan mechanical paver.         4) Lapisan dibawah lapisan teratas dapat dihampar dengan menggunakan             motor grader, power shovel atau peralatan yang sejanis.         5) Bila Kontraktor menggunakan alat penghampar, peralatan dan suppy             material harus mampu menghampar dan memadatkan dalam ketebalan            dan kontur yang memenuhi persyaratan.         6) Persiapan Lapisan Bawah Hamparan (Underlying Course)                1) Sebelum cement treated base dihampar, lapisan dibawahnya harus                    disiapkan sesuai yang dipersyaratkan.                2) Lapisan bawah ini harus sudah disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum                    penghamparan dimulai.                3) Pengecekan ketinggian dan kemiringan hamparan dapat dilakukan                    dengan grade stakes, steelpins, atau mal (forms) yang ditempatkan                    berupa lajur lajur sejajar dengan sumbu dari perkerasan (landasan,                    taxiway, jalan dsb), dalam interval sedemikian sehingga memungkinkan                    benang benang dapat direntang daiantara stakes, pins, atau mal                    tersebut                4) Untuk melindungi lapisan bawahnya (underlying course) dan agar                    drainase berfungsi dengan baik, penghamparan CTB harus dimulai dari                    tengah pada perkerasan yang berbentuk punggung (crowned) atau                    pada bagian tertinggi pada perkerasan yang miring kesatu arah.   e) Pencampuran          1) Cement Treated Base harus dicampur di mixing plant sentral, dapat sistem              batching maupun menerus (continous). Perbandingan agregat dan semen              dapat berdasrkan berat ataupun volume.          2) Agregat untuk CTB harus dipisahkan paling tidak dalam dua ukuran dan              setiap ukuran harus disimpan terpisah. Satu tempat berisi agregat yang              tertinggal diatas saringan No. 4 dan tempat satunya lagi berisi agregat yang              lolos saringan No. 4          3) Dalam semua mesin pengaduk proporsi air dapat berdasarkan berat atau              volume. Peralatan pencampur ini harus dilengkapi dengan alat pengukur              sehingga Pemberi Tugas dapat mengecek jumlah air per batch atau debit              aliran pada continous plant. Air tidak boleh dituang sebelum agregat masuk              kedalam mixer.         4) Bagian dalam mixer harus selalu dibersihkan sehingga tidak ada sisa             campuran yang mengeras yang tertinggal didalamnya.         5) Apapun plant yang digunakan, semen harus dituangkan sedemikian             sehingga dapat terdistribusi merata dalam agregat selama pencampuran             (mixing).         6) Pemasukan material kedalam batching plant atau tingkat pemasukan (rate             of feed) dalam continous mixer tidak boleh melebihi kapasitas mixing plant.         7) Waktu mixing dalam continous plant tidak boleh kurang dari 30 detik,              kecuali bila dapat dibuktikan bahwa dengan waktu kurang dari 30 detik              persyaratan kadar semen dan kuat desak dapat dicapai secara konsisten.   f) Penempatan         1) Penggunaan mixer dengan cara penuangan yang diluncurkan (chute)             diijinkan bila dengan cara ini dapat dijamin tidak terjadi segragasi.         2) Pada lapisan bawahnya (underlying course) sudah tidak terdapat alur alur

Page 4: Cement Treated Base (Ctb)

             atau bagian bagian yang lunak. Apabila permukaannya kering maka harus             dibasahi secukupnya akan tetapi tidak boleh sampai menyebabkan lapisan             bawah tersebut menjadi lumpur pada saat campuran akan diletakkan         3) Truk untuk transport campuran base course ini harus dilengkapi dengan              tutup pelindung (protective cover). Kapasitas truk sekurang kurangnya 10              ton.          4) Material base harus dihampar diatas underlying course yang telah              disiapkan dengan ketebalan sedemikian sehingga bila dipadatkan              permukaannya sesuai dengan ketinggian dan dimensi yang dipersyaratkan.          5) CTB harus dibuat secara berlapis lapis dengan ketebalan sesudah              dipadatkan tidak lebih dari 250 mm. Batasan ini dapat diabaikan bila              Kontraktor dapat membuktikan dengan tebal lebih dari 250 mm dapat              dicapai kepadatan yang diminta.          6) Bila pembuatan CTB dilaksanakan secara berlapis lapis, maka permukaan               lapisan terbawah harus dikasarkan dengan garu agar terjadi ikatan yang               kuat dengan lapisan diatasnya. Lapisan kedua dan seterusnya dapat               dihampar dan dipadatkan 24 jam sesudah lapisan terbawah. Sebelum               meletakkan lapisan berikutnya, lapisan yang akan ditumpangi harus               dibasahi secukupnya agar terjadi ikatan yang kuat.          7) Tenggang waktu antara mixing dan penghamparan tidak boleh lebih dari 30               menit.          8) Peralatan untuk menghampar material base harus dapat menghasilkan              lapisan base dengan ketelitian, ketepatan serta keseragaman tebal dan              lebar.   g) Pemadatan          1) Segera sesudah dihampar, material base harus harus dipadatkan dan              tenggang waktu antara penghamparan dan penyelesaian rolling terakhir              tidak boleh lebih dari 45 menit agar dapat dicapai kepadatan optimum.         2) Alat pemadat (roller) harus tersedia dalam jumlah dan kapasitas yang             cukup agar spesifikasi terpenuhi.         3) Rute peralatan pemadatan harus direncana secara seksama untuk             menghindari terjadinya alur alur akibat jejak roda kendaraan atau traktor.         4) Bilamana perlu, sesudah pemadatan material base dirapikan (trimmed)             dengan motor grader sesuai dengan ketinggian yang tertera dalam gambar.         5) Penyelesaian harus sampai permukaan lapisan sesuai dengan gambar             potongan melintang dengan toleransi ± 10 mm diatas atau dibawah             permukaan rencana dan bila diuji dengan batang lurus sepanjang 3 meter             yang diletakkan sejajar atau tegak lurus terhadap sumbu perkerasan, tidak             boleh ada perbedaan tinggi sebesar 6 mm pada setiap titik.        6) Tes kepadatan lapangan harus dilakukan sekurang kurangnya satu kali             untuk setiap 1.000 m luas cement treated base. Kepadatan yang            dipersyaratkan adalah 98% dari kepadatan laboratorium pada OMC.            Kepadatan lapangan ditentukan dengan metoda ASTM D 1556.        7) Semua peralatan dan kendaraan yang menurut pendapat Pemberi Tugas            dapat merusak CTB atau material curing tidak diijinkan melewati base            course yang sudah jadi dalam 24 jam pertama dari waktu curing.   h) Pre-cracking            Pemecahan (precracking) lapisan CTB dimaksudkan untuk menghindari            terjadinya pecah karena susut yang tidak terkendali. Setiap lapisan CTB harus dipecah             (precrack) menjadi kotak-kotak berukuran 3,50 x 3,50 m2.Metoda pemecahan dapat             dipilih dari beberapa metoda berikut: 

Page 5: Cement Treated Base (Ctb)

                 a. Menggergaji setelah CTB mengeras ·                  b. Membuat retakan pada CTB yang belum mengeras dengan menggunakan vibratory plate                      dan pembuat retakan.                 c. Memotong sambungan pada CTB yang belum mengeras dengan menggunakan cutting wheel.                        Apabila Kontraktor memilih membuat retakan pada saat CTB belum mengering, baik            itu dengan vibratory plate maupun dengan cutting wheel, retakan buatan tersebut harus            diisi dengan aspal emulsi untuk menghindarkan retakan tersebut menyambung kembali karena            pekerjaan pemadatan atau sebab lainnya. Aspal yang diisikan harus dicampur dengan air            dengan perbandingan satu bagian aspal dan dua bagian air. Retakan yang dibuat harus            sekurang kurangnya sepertiga tebal dari lapisan.   i) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)           1) Setiap hari pada akhir penghamparan, sambungan konstuksi melintang               (tranverse construction joint) harus dibuat dengan suatu header atau               memotong kembali material yang sudah dipadatkan untuk membentuk               potongan melintang yang vertikal.           2) Permukaan ini harus ditutup dengan tanah basah, material lain yang layak               atau metoda lain yang disetujui.           3) Proteksi terhadap construction joint memungkinkan penempatan,               penghamparan dan pemadatan material base course tanpa merusak               pekerjaan yang dilaksanakan sebelumnya.           4) Bila longitudinal construction joint diperlukan; pada bagian lebar konstruksi,               dapat digunakan cetakan samping atau dibentu dengancara memotong               tegak lurus material yang sudah dipadatkan.           5) Pelaksanaan pemadatan pada tempat tempat yang berdampingan dengan               construction joint harus sedemikian sehingga pamadatan merata pada               seluruh lapisan.           6) Sebelum meletakkan material baru menyambung konstruksi yang sudah               padat, permukaan joint harus dibersihkan dan dibasahi.   j) Proteksi dan Curing           1) Sesudah lapisan cement treated base selsai dilaksanakan sesuai               spesifikasi, maka konstruksi ini harus dilindungi dari pengeringan selama 7               hari dengan cara membasahi dengan air. Bahan yang dapat menahan air               atau karung karung goni dapat digunakan untuk keperluan ini           2) Metoda curing harus segera dimulai dan tidak boleh lebih dari 12 jam               sesudah penyelesaian pekerjaan CTB. Dalam kondisi apaun permukaan               CTB yang baru diletakkan dan dipadatkan tidak boleh menjadi kering.   k) Kuat Desak Lapangan           1) Kontraktor harus mengambil sampel dengan core drill sebanyak 4 buah               untuk setiap 2.000 m2 dari cement treated base yang sudah berumur 7 hari               guna menentukan kuat desaknya. Lokasi core ditentukan oleh Pemberi               Tugas secara acak           2) Kuat desak 7 hari dari 3 sampel harus tidak kurang dari 5 N/mm2               sedangkan satu sampel lainnya tidak kurang dari 3,5 N/mm2 .           3) Bila hasil tes sampel tidak memenuhi persyaratan butir 2 tersebut diatas,               area tersebut harus diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri.

Page 6: Cement Treated Base (Ctb)

               Tambahan sampel mungkin diperlukan untuk menentukan luas area yang               harus diperbaiki.METODA TES DAN SPESIFIKASI       Berikut adalah persyaratan tes dan material           a) Standar Metoda Tes               ASTM C 3 Membuat silinder               ASTM C 39 Compressive Strength Cylinders               ASTM C 42 Field Cores               ASTM C 88 Soundness of Aggregate               ASTM C109 Strength of Cement               ASTM C 117 Wet Sieving               ASTM C 131 L.A. Abration               ASTM C 136 Sieve Analyses               ASTM C 295 Aggregate for Concrete               ASTM D 75 Sampling Aggregate               ASTM D 423 Liquid Limit               ASTM D 424 Plastic Limit               ASTM D 558 Moisture-Density Relation of Soil-Cement Mixture               ASTM D 1556 Density of Soil in Place               ASTM D 1557 Moisture-Density Relation (Method D)           b) Standar Spesifikasi Material               ASTM C 150 Portland Cement               ASTM C 595 Blended Hydraulic Cements               ASTM D 977 Emulsified Asphalt (anionic)               ASTM D 2028 Cutback Asphalt               ASTM D 2397 Emulsified Asphalt (cationic)