CDI - TCI

13
CDI & TCI 1. Sistem Pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition) Capacitor Discharge Ignition (CDI) merupakan sistem pengapian elektronik yang sangat populer digunakan pada sepeda motor saat ini. Sistem pengapian CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik dibanding system pengapian konven-sional (menggunakan platina). Dengan sistem CDI, tegangan pengapian yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga proses pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin sempurna. Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari. Selain itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil pulsa generator) yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang- kadang pulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara terpisah).

Transcript of CDI - TCI

Page 1: CDI - TCI

CDI & TCI

1. Sistem Pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition)

Capacitor Discharge Ignition (CDI) merupakan sistem pengapian elektronik yang sangat populer digunakan pada sepeda motor saat ini. Sistem pengapian CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik dibanding system pengapian konven-sional (menggunakan platina). Dengan sistem CDI, tegangan pengapian yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga proses pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin sempurna.Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari. Selain itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil pulsa generator) yang dipasang dekat flywheel generator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser coil menyatu sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang secara terpisah).

Unit CDI merupakan rangkaian komponen elektronik yang sebagian besar adalah kondensor dan sebuah SCR (Silicon Controller Rectifier). SCR bekerja seperti katup listrik. Sewaktu-waktu katup dapat terbuka dan listrik akan mengalir menuju kumparan primer koil agar pada kumparan sekunder terjadi arus induksi. Dari induksi listrik pada kumparan sekunder tersebut arus listrik diteruskan ke elektroda busi.

Page 2: CDI - TCI

1. MAGNET. a. Magnet Flywheel. - Magnet menyebakan pick up coil dapat membangkitkan listrik.

- Magnet Flywheel dipasang di ujung poros engkol dan ikut berputar pada saat mesin bekerja.

b. Coil. - Coil Pengisian (Charge Coil) Menghasilkan arus listrik untuk pengisian condensor di dalam unit CDI. - Pick Up Coil. Membuat signal untuk memutuskan / mengisi arus di dalam condensor pada unit CDI.

FUNGSI DASAR KOMPONENKOMPONEN

Page 3: CDI - TCI

2. UNIT CDI (Capasitor Discgarge Ignition)

- Persediaan arus listrik untuk lilitan primer di dalam coil pengapian (Ignition Coil).

- Mengatur waktu percikan.

3. COIL PENGAPIAN & BUSI

- Coil Pengapian (Ignition Coil): Berfungsi untuk menghasilkan voltage tinggi.

- Busi (Spark Plug): Berfungsi untuk menghasilkan percikan api.

FUNGSI DASAR KOMPONEN

1. COIL. a. Coil Pengisian (Charge Coil)

- Putaran magnet. - Voltage AC ditimbulkan oleh coil pengisian.

b. Pulser Coil (Pick Up Coil).

- Putaran magnet. - Voltage AC lemah dihasilkan oleh pick up coil.

FUNGSI DASAR KOMPONEN

Page 4: CDI - TCI

2. DIODA. Berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC)

3. CONDENSOR (CAPASITOR). Berfungsi untuk menyimpan arus DC sesaat dan selanjutnya arus dihentikan.

FUNGSI DASAR KOMPONEN

Page 5: CDI - TCI

Cara kerja

Page 6: CDI - TCI

2. TCI (Transistorized Controlled Ignition)

Sistem solid-state transistorized ignition (yang disebut sistem pengapian transistor) yang dikembangkan untuk menghapuskan perlunya pemeliharaan, yang pada akhirnya mengurangi biaya pemeliharaan bagi pemakai.

Page 7: CDI - TCI

Signal Generator

Garis gaya magnet (magnetic flux) dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick-up coil. Celah udara antara rotor dengan pick-up coil berubah-ubah, maka kepadatan garis gaya magnet pada pick-up coil berubah. Perubahan kepadatan garis gaya (flux densiti) ini membangkitkan EMF (tegangan) dalam pick-up coil.Gambar diatas menunjukan posisi signal rotor, perubahan garis gaya yang terjadi & EMF yang dibangkitkan pada pick-up coil.

Signal rotor terus berputar lebih jauh, maka celah udara mengecil, & flux density menjadi besar. Pada posisi (B) perubahan flux (garis gayanya) yang terbesar & dibangkitkan EMF yang dibangkitkan. EMF yang terbesar tidak dibangkitkan pada ssat magnetic flux itu sendiri terkuat seperti pada (A) & (C) tetapi perubahan magnetic flux terbesar pada (B) & (D).

Page 8: CDI - TCI

Igniter

Igniter terdiri dari sebuah dectonator yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal generator, signal amplifer & power transistor, yang melakukan pemutusan arus primer ignation coil pada saat yang tepat sesuai dengan signal yang diperkuat. Pengaturan dwell angel untuk mengoreksi primari signal sesuai dengan bertambahnya putaran mesin distukan didalam igniter.

Beberapa tipe igniter dilengkapi dengan sirkuit pembatas arus(current limiting circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.

PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR

1. Saat mesin mati

Page 9: CDI - TCI

Pada saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ketitik (P). Tegangan pada titik (P) berada di bawah tegangan basis yang diperlukan untuk mengaktifkan transistor melalui pengatur tegangan R1 & R2. Akibatnya Transistor akan tetap OFF selama mesin mati, sehingga tidak ada arus primer yang mengalir pada ignition coil.

2. Saat Mesin Hidup (tegangan positif dihasilkan pada pick-up)

Bila mesin dihidupkan, maka signal rotor pada distributor akan berputar, menghasilkan tegangan AC dalam pick-up coil. Bila tegangan yang dihasilkan positif, tegangan ini ditambahkan dengan tegangan dari baterai (yang dialirkan ke titik (P), untuk menaikan tegangan pada titik (Q) diatas tegangan kerjanya transistor, & transistor ON. Akibatnya arus primer ignition coil mengalir ke transistor dari collector (C) ke emitter (E).

3. Saat Mesin Hidup (tegangan nega tif dihasilkan pada pick-up)

Page 10: CDI - TCI

Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick-up coil adalah negatif, tegangan ini ditambahkan pada tegangan titik (P) sehingga tegangan pada titik (Q) turun dibawah tegangan kerja transistor & transistor OFF. Akibatnya arus primer (primari current) terputus & tegangan tinggi diinduksikan pada kumparan sekunder.

Referensi :

Dalam sistem pengapian transistor yang lain igniter menjaga agar transistor ON, memungkinkan arus primer mengalir selama kunci kontak pada posisi ON meskipun mesin tidak hidup.

Pada igniter tipe ini, arus berhenti mengalir ke transistor base & transistor OFF pada saat mesin distart, & kemudian signal generator membangkitkan tegangan negatif. Akibatnya arus primer ignition coil terputus.