Cauda
-
Upload
sania-kamal-balweel -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
Transcript of Cauda
Sindrom Cauda Equina
BAB I PENDAHULUAN
Cauda equina merupakan kumpulan akar saraf intradural pada ujung medulla spinalis.
Cauda merupakan bahasa latin dari ekor, dan equina adalah bahasa latin untuk kuda, sehingga
berarti ekor kuda. Medula spinalis adalah kelanjutan medulla kearah bawah yang dimulai tepat
dibawah foramen magnum dan berakhir pada diskus intervertebralis antara vertebrae lumbalis
pertama dan kedua sebagai struktur yang mengecil yang disebut conus medullaris, terdiri dari
segmen medulla spinalis sakralis. Ini memberi inervasi sensorik ke "saddle area", inervasi
motorik ke sfingter dan inrevasi parasimpatis ke kandung kencing dan usus bagian - dari flexura
lienalis kiri ke rektum. N-raf pada region cauda equina meliputi lumbal bagian bawah yaitu dari
flexura lienalis kiri ke rectum.
Saraf pada region cauda equine meliputi lumbal bagian bawah dan semua akar saraf
sakralis. Nervus splanchnic pelvicus membawa serat parasimpatis preganglionik dari S2-S4
untuk menginervasi musculus detrusor pada kandung kencing. Sebaliknya lower motor neuron
somatic dari S2-S4 menginervasi otot volunter dari sfingter ani eksterna dan sfingter uretra ke
rektum inferior, dan percabangan perineum dari nervus pudendus. Oleh karena itu oleh karena
itu akar saraf region cauda equina membewa sensasi dari ekstremitas bawah, somatom perineum,
dan serta motorik yang keluar ke miotom ekstremitas bawah. Lanjutan dari conus yag tipis,
seperti banang yaitu filum terminale merupakan elemen non neuron dalam region cauda aquina
yang meluas ke bawah menuju coccygeus. Sindrom cauda equina disebabkan oleh hilangnya
fungsi 2 atau lebih akar saraf yang membentuk cauda equina. la didefinisikan sebagai kompleks
gejala yang meliputi low back pain, siatika unilateral atau yang lebih khas bilateral, gangguan
sensoris "saddle", dan kehilangan sensasi motorik dan sensori ekstremitas bawah yang
bervariasi, bersama-sama dengan gangguan kandung kencing, usus dan disfungsi ereksi.
1
Onset gejala sindrom cauda equina dapat akut atau kadang kronis. Hilangnya sensasi
motorik bervariasi dari kelemahan sampai paralysis flaksid (sesuai waktu) tanpa tanda-tanda
gangguan upper motor neuron. Gejala sensoris meliputi "saddle anesthesia" dan berbagai
gangguan sensoris dan ekstremitas bawah dari nervus L3 sampai coccygeus.
2
BAB II ANATOMI
2.1 Columna Vertebralis dan Vertebra Lumbal
Columna vertebralis terbentang dari kranium sampai ujung Os coccygeus dan lupakan
unsur utama kerangka aksial. Columna vertebralis menyokong kepala dan melindungi medulla
spinalis. Terdiri dari 33 vertebra yang teratur dalam 5 area yang berbeda itu 7 vertebra cervicalis,
12 vertebra thorakalis, yang berhubungan dengan costae, 5 tebra lumbalis, 5 vertebra sacral yang
menyatu membentuk sacrum, 4 vertebra koksigeal. lumna vertebralis membentuk saluran untuk
spinal cord. Spinal cord merupakan struktur ag sangat sensitif dan sangat penting karena struktur
ini menghubungkan otak dengan tern saraf perifer.
Gambar 1. Columna Vertebralis
Diantara vertebra terdapat discus intervertebralis yang mempunyai fungsi utama mgabsorbsi
pergerakan yang berat. Vertebra bersama diskus intervertebralis membentuk lumna yang elastis.
Columna vertebralis lumbal terdiri dari 5 buah vertebra lumbal yang rcyangga sebagian besar
berat badan, karena merupakan columna vertebralis yang lasinya di bagian yang lebih bawah dan
strukturnya lebih tebal dibandingkan vertebra tinya. Akan tetapi dengan struktur yang lebih tebal
dalam menyangga sebagian berat ian. tidak menjamin vertebra lumbalis tersebut dapat terhindar
dari kerusakan yang lurnnya terjadi pada daerah ini.
3
2.2 Medulla Spinallis dan Meningen
Medulla spinalis dan meningen terletak di dalam canalis vertebralis merupakan pusat
fleks dan jalur konduksi utama antara tubuh dan otak. Medulla spinalis terlindung oleh vertebra
ligamentum serta otomya dan cairan serebrospinal (CSS). Medulla spinalis berawal sebagai
lanjutan medulla oblongata, bagian kaudal truncus encephali. Pada orang dewasa icdulla spinalis
terbentang dari foramen magnum os occipitale sampai diskus intevertebralis itara vertebra
lumbal I dan vertebral lumbal II, tetapi dapat berakhir pada vertebra thorac ke XII atau vertebra
lumbal III. Dengan demikian medulla spinalis hanya memenpati bagian dua :rtiga kranii canalis
vertebralis.
2.3 Nervus Spinalis dan Cauda Equina
Tiga puluh satu pasang saraf spinal (nervus spinalis) dilepaskan dari medulla analis.
Terdiri dari 8 pasang nervus servicalis, 12 pasang nervus sacralis, 5 pasang nervus lumbalis, dan
1 pasang nervus coccygeus. Masing-masing nervus spinalis hampir langsung tercepah menjadi
sebuah ramus anterior dan ramus posterior. Ramus posterior mempersarafi kulit dan otot-otot
punggung dan ramus anterior mempersarafi extemitas dan bagian batang tubuh lainnya.
Karena medulla spinalis dewasa lebih pendek daripada columna vertebralis, akar-akar
saraf melintas secara progresif. Karena jarak antara segma medulla spinalis dan vertebra yang
sesuai makin bertambah panjang, akar-akar saraf pun bertambah secara progresif kearah ujung
kaudal columna vertebralis. Akar-akar saraf lumbal dan sacral adalah yang terpanjang. akar-akar
saraf ini melintas ke kaudal sampai mencapai foramen invertebrate yang terpanjang. akar-akar
ini melintas ke kaudal sampai mencapai foramen intervertebrale di daerah lumbal dan sacral
untuk keluar dari canalis vertebralis. kumpulan akar-akar saraf spinal di spatium
subarachnoideum kaudal dari ujung medulla spinalis ini disebut cauda equina Ujung kaudal
Klulla spinalis meruncing menjadi conus medullaris. Dari ujung kaudal bagian ini seutas
piamater spinalis yang menyerupai benang yakni filum terminale menurun antara saraf-saraf
cauda equina.
4
BAB III PATOFISIOLOGI
Sindrom cauda equina disebabkan oleh penyempitan apapun pada canalis spinalis yang menekan
akar saraf di bawah level medula spinalis. Beberapa penyebab sindrom cauda equine telah
dilaporkan, meliputi cedera traumatik, herniasi diskus, stenosis spinalis, neoplasma spinal,
schwannoma, ependimoma, kondisi peradangan, kondisi infeksi, dan penyebab iatrogenik.
Trauma
• Kejadian traumatik yang menyebabkan fraktur atau subluksasi dapat
menyebabkan kompresi cauda equina.
• Trauma tembus dapat menyebabkan kerusakan atau kompresi cauda equina.
• Manipulasi spinal yang menyebabkan subluksasi akan mengakibatkan
munculnya sindrom cauda equina.
• Kasus yang jarang berupa fraktur insufisiensi sacral telah dilaporkan
menyebabkan sindrom cauda equina.
Herniasi diskus
• Kejadian sindroma cauda equina yang disebabkan oleh herniasi diskus lumbalis
dilaporkan bervariasi dari 1-15%.
• Sembilan puluh persen herniasi diskus lumbalis terjadi baik pada L4-L5 atau
L5-S1.
• Tujuh puluh persen kasus herniasi diskus yang menyebabkan sindrom cauda
equina terjadi pada pasien dengan riwayat low back pain kronis, dan 30%
berkembang menjadi sindrom cauda equina sebagai gejala pertama herniasi
diskus lumbalis.
• Laki-laki usia dekade 4 dan 5 adalah yang paling rawan terhadap sindrom
cauda equina akibat herniasi diskus.
• Sebagian besar kasus sindrom cauda equina yang disebabkan herniasi diskus
melibatkan partikel besar dari materi diskus yang rusak, mengganggu
setidaknya sepertiga diameter canalis spinalis.
• Pasien dengan stenosis kongenital yang menderita herniasi diskus yang
5
menetap lebih mungkin untuk mengalami sindrom cauda equina yang
disebabkan bahkan oleh herniasi diskus yang ringan dapat secara drastic
membatasi ruang yang tersedia untuk akar saraf.
• Kasus herniasi diskus transdural yang jarang telah dilaporkan menyebabkan
sindrom cauda equina.
Stenosis spinalis
• Penyempitan canalis spinalis dapat disebabkan oleh abnormalitas dalam proses
perkembangan atau degeneratif.
• Kasus spondilolistesis dan Paget's diseaseyang berat dapat menyebabkan
sindrom cauda equina.
Neoplasma
• Sindrom cauda equina dapat disebabkan oleh neoplasma spinal baik primer atau
metastasis, biasanya berasal dari prostat (pada laki-laki).
• Sindrom cauda equina dapat disebabkan oleh neoplasma spinal baik primer atau
metastasis, biasanya berasal dari prostat (pada laki-laki).
• 60 % pasien dengan sindrom cauda equina yang disebabkan neoplasma spinai
mengalami nyeri berat yang dini.
• Temuan terbaru meliputi kelemahan ekstremitas bawah yang disebabkan
oleh keterlibatan ventral root.
• Pasien umumnya mengalami hipotoni dan hiporefleks.
• Hilangnya sensoris dan disfungsi stingier juga umum ditemukan.
Schwannoma
• Schwannoma adalah neoplasma jinak dengan kapsul yang secara structural
identik dengan sinsisium sel Schwann.
• Pertumbuhan ini dapat berasal dari saraf perifer atau simpatis.
• Schwannoma dapat dilihat menggunakan mielografi, tetapi MRI adalah kriteris
standar. Schwannoma bersifat isointense pada image Tl, hyperintense pada
image T2, dan enhanced dengan kontras gadolinium.
6
Ependimoma
• Ependimoma adalah glioma yang berasal dari sel ependim yang relatii
undifferentiated.
• Mereka sering berasal dari canalis sentralis medula spinalis dan cenderung
tersusun secara radial di sekitar pembuluh darah.
• Ependimoma paling umum ditemukan pada pasien yang berusia sekitar 35tahun.
• Mereka dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan peningkatan
kadar protein pada cairan serebrospinalis.
• Temuan pada MRI dapat digunakan untuk membantu dokter dalam
mendiagnosis sindrom cauda equina. Lesi tampak isointense pada Tl-weighted
image, hypointense pada T2-weighted image, dan enhanced dengan kontras
gadolinium.
Kondisi peradangan
• Kondisi peradangan pada medula spinalis yang berlangsung lama, misalnya
Paget's disease dan spondilitis ankilosa, dapat menyebabkan sindrom cauda
equina karena stenosis ataupun fraktur spinal.
Kondisi infeksi
• Kondisi infeksi, misalnya abses epidural, dapat menyebabkan deformitas akar
saraf dan medula spinalis.
• MRI dapat menampilkan penampakan abnormal akar saraf yang tertekan ke
satu sisi sacus duralis.
• Gejala secara umum meliputi nyeri punggung yang berat dan kelemahan
motorik yang berkembang sangat cepat.
Penyebab iatrogenik
• Komplikasi dari instrumentasi spinal telah dilaporkan menyebabkan kasus
sindrom cauda equina, misalnya pedicle screw dan laminar hook yang salah
tempat.
7
• Anestesi spinal yang kontinyu juga telah dihubungkan sebagai penyebab
sindrom cauda equina.
• Injeksi steroid epidural, injeksi lem fibrin, dan penempatan free fat graft
merupakan penyebab yang juga dilaporkan sebagai penyebab sindrom cauda
equina meskipun jarang.
• Beberapa kasus melibatkan penggunaan lidokain hiperbarik 5%. Rekomendasi
yang ada menyebutkan bahwa lidokain hiperbarik tidak dimasukkan dengan
konsentrasi yang lebih dari 2%, dengan dosis total tidak melebihi 60 mg.
8
BAB IV GEJALA KLINIS
Gejala sindrom cauda equina meliputi:
• Low back pain
• Siatika unilateral atau bilateral
• Hipoestesi atau anestesi saddle atau perineal
• Gangguan buang air besar dan buang air kecil
• Kelemahan motorik ekstremitas bawah dan defisit sensorik
• Berkurang atau hilangnya refleks ekstremitas bawah
Low back pain dapat dibagi menjadi nyeri lokal dan radikular.
• Nyeri lokal secara umum merapakan nyeri dalam akibat iritasi jaringan lunak
dan corpus vertebra.
• Nyeri radikular secara umum adalah nyeri yang tajam dan seperti ditusuk-tusuk
akibat kompresi radiks dorsalis. Nyeri radikular berproyeksi dengan distribusi
sesuai dermatom.
Manifestasi buang air kecil pada sindrom cauda equina meliputi:
• Retensi
• Sulitnya memulai miksi
• Berkurangnya sensasi urethra
• Secara khas, manifestasi buang air kecil dimulai dengan retensi urin dan
Kemudian diikuti oleh inkontinensia urin overflow.
Gangguan buang air besar dapat meliputi:
• Inkontinensia
• Konstipasi
• Hilangnya tonus dan sensasi anus
9
BAB V PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan fisik dari cauda equina sindrom meliputi:
• Inspeksi: mencari beberapa manifestasi eksternal dari nyeri, seperti: sikap tubuh
yang abnormal, pemeriksaan sikap tubuh dan gay a berjalan untuk mengetahui
kemungkinan
dari defek dan adanya kelainan pada tulang belakang
• Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan
• Kekuatah tonus dan otot ekstremitas bawah
• Sensoris ekstremitas bawah
• Colok dubur
Nyeri dan defisit dengan keterlibatan akar saraf ditunjukkan dalam tabel berikut:
Akar saraf Nyeri Defisit sensorik Defisit motorik Defisit refleks
L2 Paha bagian anterior medial
Paha bagian atas
Kelemahan slight quadricep; fleksi panggul; aduksi paha
Suprapatella yang sedikit menurun
L3 Paha anterior lateral
Paha bagian bawah
Kelemahan quadricep; ekstensi lutut; aduksi paha
Patella atau suprapatella
L4 Paha posterolateral; tibia anterior
Kaki bagian bawah sebelah medial
Ekstensi lutut dan pedis
Patella
L5 Dorsurn pedis Dorsum pedis Dorsofleksi pedis dan ibu jari kaki
Harmstring
S1-2 Pedis bagian lateral
Pedis bagian lateral
Plantar fleksi pedis dan ibu jari kaki
Achilles
S3-5 Perineum Saddle Sfingter Bulbocavernosus; anus
10
BAB VI PEMERIKSAAN PENUNJANG
Selain riwayat lengkap, pemeriksaan fisik, evaluasi neurologis dan alnalisis laboratorium dasar,
diagnostik workup untuk cauda equina dapat dilihat secara radiologis.
Radiografi
Foto polos harus dilakukan untuk menemukan perubahan destruktif, penyempitan ruang diskus
atau hilangnya alignment spinal.
Myelografi Lumbal
Myelografi tidak lagi dilakuakan secara rutin karena tersedianya MRJ. Myelografi dipilih pada
keadaan tertentu dimana MRI menjadi kontraindikasi (misalnya pasien dengan pacemaker
jantung). Obstruksi aliran kontras pada area kompresi membantu untuk roengkonfirmasi level
kondisi patologis yang dicurigai.
CT-scan dengan atau tanpa kontras
CT-scan sering lebih mudah didapatkan daripada myelografi lumbal. CT-scan memberi detail
tambahan tentang densitas dan integritas tulang yang membantu dalam rencana terapi. khususnya
pada kasus tulang belakang dan mana instrumen untuk stabilisasi dibutuhkan setelah agen yang
mengganggu dihilangkan dari regio cauda equina. CT-scan yang dilakukan setelah myelografi
dapat menunjukkan blok kontras dan memperjelas kondisi patologis lebih baik dari yang
ditunjukkan denagn CT-scan.
MRI
MRI adalah modalitas yang paling membantu untuk diagnosis kelainan medulla spinalis dan
umumnya menjadi tes yang dipilih untuk membantu dokter dalam mendiagnosis siixirom cauda
equina. MRI memberikan gambaran jaringan lunak, termasuk struktur neuron dan keadaan
patologis yang terjadi. Ini kurang membantu dibanding dengan CT-scan dalam mengevalusi
arsitektur tulang dan stabilitas medulla spinalis.
11
Radionuclide scanning
Ini merupakan modalitas yang membantu saat berhadapan dengan osteomyelitis dan infeksi
tulang belakang pada kondisi sindrom cauda equina.
Positron emission tomography scan
Positron emission tomography (PET) dalam hubungannya dengan CT-scan dikatakan sebagai
modalitas yang berguna pada penderta sindrom cauda equina dan keganasan pada tulang
belakang.
12
BAB VII TERAPI
7.1 Terapi Konservatif:
Iskemia akar saraf bertanggung jawab sebagian terhadap nyeri dan berkurangnya kekuatan
motorik yang berhubungan dengan sindrom cauda equina. Hasilnya, terapi vasodilatasi dapat
membantu pada beberapa pasien. Mean arterial blood pressure (MABP) haras dipertahankan
diatas atas 90 mmHg untuk memaksimalkan aliran darah ke medula spinalis dan akar saraf.
Terapi dengan lipoprostaglandin El dan derivatnya telah dilaporkan efektif dalam meningkatkan
aliran darah ke regio cauda equina dan mengurangi gejala nyeri dan kelemahan motorik. Pilihan
terapi ini harus dilakukan untuk pasien dengan stenosis spinal sedang dengan neurogenic
daudication. Tidak ada keuntungan yang telah dilaporkan pada pasien dengan gejala yang lebih
berat atau pasien dengan gejala radikular.
Pilihan terapi medis lain berguna pada pasien-pasien tertentu, tergantung penyebab yang
mendasari sindrom cauda equina. Obat anti inflamasi dan steroid dapat efektif pada pasien
dengan proses inflamasi, termasuk spondilitis ankilosa.
Pasien dengan sindrom cauda equina akibat penyebab infeksius harus mendapat terapi
antitibiotik yang sesuai. Pasien dengan neoplasma spinal harus dievaluasi untuk kecocokan
terhadap terapi kemoterapi dan radioterapi.
Kita haras berhati-hati dalam semua bentuk manajemen medis untuk sindrom cauda equine.
Pasien dengan sindrom cauda equina yang sebenarnya dengan gejala saddle terthesia dan/atau
kelemahan bilateral ekstremitas bawah atau hilangnya kontrol untuk buang air besar dan buang
air kecil harus menjalani terapi medis awal tidak lebih dari 24 jam. Jika tidak ada perbaikan
gejala selama periode tersebut, dekompresi bedah segera adalah hal yang diperlukan untuk
meminimalkan kesempatan terjadinya kerasakan saraf permanen.
13
7.2 Terapi Pembedahan
Pada banyak kasus sindrom cauda equina, dekompresi emergensi pada canalis spinalis
merupakan pilihan terapi yang sesuai. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan pada saraf di
cauda equina dengan menghilangkan agen yang mengkompresi dan memperluas ruang canalis
spinalis. Sindrom cauda equina telah dipikirkan sebagai emergensi bedah dengan dekompresi
bedah yang diperlukan dalam 48 jam setelah onset gejala.
Untuk pasien di mana herniasi diskus merapakan penyebab sindrom cauda equina,
rekomendasikan laminotomi atau laminektomi untuk memungkinkan dekompresi canalis
spinalis. Kemudian, tindakan ini diikuti dengan retraksi dan discectomy.
Banyak laporan klinis dan eksperimental telah menunjukkan data outcome fungsional
berdasarkan timing dekompresi bedah. Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbadaan yang
bermakna dalam perbaikan derajat fungsional sebagai fungsi timing dekompresi bedah. Bahkan
dengan temuan-temuan ini, sebagian besar peneliti merekomendasikan dekompresi bedah
sesegera mungkin setelah onset gejala untuk menawarkan kesempatan terbesar untuk perbaikan
neurologis yang komplit.
• Para peneliti telah mengusahakan untuk mengidentifikasi kriteria khusus yang dapat
membantu dalam memprediksi prosgnosis pasien dengan sindrom cauda equina: Pasien dengan
siatika bilateral telah dilaporkan memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien
dengan nyeri unilateral.
• Pasien dengan anestesia perineum komplit lebih mungkin untuk mengalami paralisis kandung
kencing yang permanen.
• Luasnya defisit sensorik perineum atau saddle telah dilaporkan sebagai prediktor yang
terpenting untuk kesembuhan. Pasien dengan defisit unilateral memiliki prognosis yang lebih
baik daripada pasien dengan defisit bilateral.
• Wanita dan pasien dengan gangguan buang air besar telah dilaporkan memiliki outcome
pasca operasi yang lebih buruk.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Jason C Eck. DO. (2007). "Cauda Equina Syndrome", Available:
http://www.emedicine.com/orthoped/topic 39.htm. Accessed: 2007, Oktober 4
2. Petr Srenk. (2007). "Cauda Equina. Clinical Manifestations. Diagnosis and Prognosis",
Avaiable: http://www.vincorn/Proceedings/prx. Accessed: 2007, Oktober 8
3. Michael. S. Beeson. MD (2007). "Cauda Equina Syndrome", Avaiable:
httpp://www.emedicine.com/EMER G/ topic 85.htm. Accessed: 2007, Oktober 10
4. Anonim. (2005). "Cauda Equina Syndrome" Avaiable: http ://www.neuro
surgerytodey.org/what/patient_e/cauda.asp. Accesed: 2007, Oktober 10
5. Anonim. (2006). "Cauda Equina Sindrome" Avaiable:
http://www.emedicinehealth.com/cauda_equina_syndrome/article_em.htm. Accessed:
2007, Oktober 12
6. Vickie wolfe. (2007). "What is Cauda Equina Syndrome?" Avaiable:
http://www.caudaequina.org/issue/whatisces.htm. Accessed: 2007, Oktober 12
7. Anonim. (2004). "About Cauda Equina Syndrome" Avaiable:
vrtp://www.oldcity.org.uk/cauda equina/about.php. Accessed: 2007, Oktober 15
15