catatan penting 37

15
LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN CUCI TANGAN DI SD Negeri 1 dan 2 Desa Ciliang KKNM UNPAD 2010 LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN CUCI TANGAN DI SD Negeri 1 dan 2 Desa Ciliang KKNM UNPAD 2010 A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kerusakan Gigi seperti gigi berlubang, gigi yang tanggal sebelum waktunya, dan berbagai jenis penyakit gigi dan mulut lainnya dapat terjadi jika kita tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Begitu juga kita dapat memiliki tubuh yang sehat jika kita senantiasa membiasakan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan agar dapat terhindar dari infeksi kuman penyakit yang berasal dari tangan kita. Mengingat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan tubuh kita bila diterapkan sejak usia dini, inilah yang menjadi latar belakang kami untuk membuat program Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Cuci Tangan yang ditujukan pada anak-anak yang bersekolah di SD N 1 dan 2 Ciliang. 2. Tujuan Tujuan dari Kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi serta pengajaran pada anak- anak SD di desa Ciliang mulai dari kelas 1-6 agar mereka dapat menjaga kesehatan giginya dari usia dini. Dari Kegiatan Penyuluhan ini diharapkan mereka terbiasa membangun kebiasaan yang baik untuk menjaga kesehatan gigi dan tubuh dari usia dini sampai dewasa nantinya, sehingga diharapkan melalui program ini dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desa Ciliang. 3. Manfaat Manfaat dari kegiatan ini adalah Anak-anak Sekolah Dasar mendapatkan wawasan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut juga pentingnya kegiatan mencuci tangan sebelum makan. Selain itu manfaat yang dirasakan juga adalah terciptanya kebiasaan menjaga kesehatan sejak usia dini sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan mmasyarakat di desa Ciliang. 4. Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari pada hari Senin, 19 Juli 2010 yang berlangsung di SD N 1 Ciliang yang berlokasi di dusun Golempang dan Selasa 20 Juli 2010 di SD N 2 Ciliang yang berlokasi di dusun Pasir Limus. Agar kegiatan yang dilakukan ini dapat berjalan efektif sesuai dengan jumlah murid dan juga materi yang disampaikan, maka teknis untuk kegiatan ini adalah penyuluhan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama penyuluhan untuk SD kelas 1-3 dan tahap kedua untuk penyuluhan SD kelas 4-6, dimana materi yang diberikan pun lebih lengkap dan kompleks. Hal itu dilakukan di SD N 1 Ciliang mengingat jumlah keseluruhan siswa/I dari kelas 1-

description

catatn

Transcript of catatan penting 37

Page 1: catatan penting 37

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN CUCI TANGAN DI SD Negeri 1 dan 2 Desa Ciliang KKNM UNPAD 2010

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN CUCI TANGAN DI SD

Negeri 1 dan 2 Desa Ciliang KKNM UNPAD 2010

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Kerusakan Gigi seperti gigi berlubang, gigi yang tanggal sebelum waktunya, dan berbagai jenis

penyakit gigi dan mulut lainnya dapat terjadi jika kita tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak

dini. Begitu juga kita dapat memiliki tubuh yang sehat jika kita senantiasa membiasakan kebiasaan

mencuci tangan sebelum makan agar dapat terhindar dari infeksi kuman penyakit yang berasal dari

tangan kita. Mengingat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan tubuh kita bila diterapkan sejak

usia dini, inilah yang menjadi latar belakang kami untuk membuat program Penyuluhan Kesehatan Gigi

dan Cuci Tangan yang ditujukan pada anak-anak yang bersekolah di SD N 1 dan 2 Ciliang.

2. Tujuan

Tujuan dari Kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi serta pengajaran pada anak-anak SD di

desa Ciliang mulai dari kelas 1-6 agar mereka dapat menjaga kesehatan giginya dari usia dini. Dari

Kegiatan Penyuluhan ini diharapkan mereka terbiasa membangun kebiasaan yang baik untuk menjaga

kesehatan gigi dan tubuh dari usia dini sampai dewasa nantinya, sehingga diharapkan melalui

program ini dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di desa Ciliang.

3. Manfaat

Manfaat dari kegiatan ini adalah Anak-anak Sekolah Dasar mendapatkan wawasan tentang pentingnya

menjaga kesehatan gigi dan mulut juga pentingnya kegiatan mencuci tangan sebelum makan. Selain

itu manfaat yang dirasakan juga adalah terciptanya kebiasaan menjaga kesehatan sejak usia dini

sehingga akan meningkatkan derajat kesehatan mmasyarakat di desa Ciliang.

4. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari pada hari Senin, 19 Juli 2010 yang berlangsung di SD N 1 Ciliang

yang berlokasi di dusun Golempang dan Selasa 20 Juli 2010 di SD N 2 Ciliang yang berlokasi di dusun

Pasir Limus.

Agar kegiatan yang dilakukan ini dapat berjalan efektif sesuai dengan jumlah murid dan juga materi

yang disampaikan, maka teknis untuk kegiatan ini adalah penyuluhan dibagi dalam dua tahap. Tahap

pertama penyuluhan untuk SD kelas 1-3 dan tahap kedua untuk penyuluhan SD kelas 4-6, dimana

materi yang diberikan pun lebih lengkap dan kompleks. Hal itu dilakukan di SD N 1 Ciliang mengingat

jumlah keseluruhan siswa/I dari kelas 1-6 yang dimiliki SD tersebut adalah sekitar 150 anak. Lain

halnya dengan SD N 2 Ciliang yang jumlah muridnya hanya 50-an, maka penyuluhan hanya dilakukan

sekali saja.

Adapun susunan kegiatan penyuluhan dikemas semenarik mungkin sehingga dapat menarik minat dari

anak-anak SD yang dijadikan sebagai sasaran program. Kegiatan Penyuluhan dibagi dalam 2 sesi. Sesi

Page 2: catatan penting 37

pertama adalah penyuluhan Kesehatan Gigi yang dikemas dalam slide dimana lebih banyak

menggunakan gambar dan animasi. Selanjutnya dilakukan peragaan (Simulasi) menggunakan telur

bebek yang sebelumnya telah direndam dengan air kopi terlebih dahulu sehingga berwarna coklat,

setelah itu diminta salah seorang anak untuk maju ke depan dan menyikat telur yang berwarna coklat

tadi dengan sikat gigi dan odol sehingga menjadi putih kembali. Setelah itu dilanjutkan dengan

peragaan cara menyikat gigi yang benar dengan menggunakan Model Gigi. Selanjutnya kegiatan

dilanjutkan dengan hiburan seperti menyanyi bersama lagu-lagu yang bertemakan kesehatan disertai

games berupa pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan. Bagi siswa yang

berhasil menjawab dengan benar maka akan diberikan hadiah berupa buku tulis, bolpen, ataupun

pensil. Bagi siswa-siswi yang tidak mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan, tetap

diberikan hadiah berupa pembatas buku  berbentuk gigi yang telah disiapkan oleh tim KKNM

sebelumnya. Akhirnya, kegiatan pun  diakhiri dengan kegiatan sikat gigi dan cuci tangan massal,

sehingga peserta dapat langsung mempraktekan materi serta peragaan yang sudah diberikan

sebelumnya. Kegiatan ditutup dengan penyerahkan sekaligus pemasangan poster berisi ajakan sikat

gigi sebanyak 3 kali sehari yang dibuat oleh tim KKNM Unpad 2010 kepada masing-masing Sekolah.

B. Rundown Kegiatan

Adapun Susunan acara Program Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Cuci Tangan yang dilangsungkan di

SD N 1 dan 2 Ciliang adalah sebagai berikut :

Rundown Kegiatan SD N 1 Ciliang

Kelas 1-3

Waktu Kegiatan Durasi Keterangan

07.00-08.00

Sudah sampai di SD + Persiapan Ruangan

1 jam Siapkan OHP, ambil air, dll

08.00-08.30

Penyuluhan Kesehatan Gigi Kelas 1-3 SD

30 menit Oleh Wita dan Fatin

08.30-08.40

Penyuluhan Cuci Tangan Kelas 1-3 SD

10 menit Oleh Ashley

08.40-09.10

Games + Hiburan 30 menit Oleh Oki, Citra, Annisa

09.10-09.40

Sikat Gigi Bareng 30 menit Oleh Teman2 Di Luar Ruangan

Keterangan :

Kegiatan Sikat Gigi dan Cuci Tangan Massal tetap dilangsungkan oleh tim di luar ruangan, sedangkan

tim di dalam Ruangan tetap melanjutkan Penyuluhan untuk kelas 4-6 SD.

Kelas 4-6

09.15-09.50

Penyuluhan Kesehatan Gigi 30 menit Oleh Wita dan Fathin

09.50-10.00

Penyuluhan cuci Tangan 10 menit Oleh Ashley

10.00- Games+ Hiburan 30 menit Oleh Oki, Citra, Adit

Page 3: catatan penting 37

10.3010.30-11.00

Sikat Gigi Bareng 30 menit Oleh Teman-teman di Luar Ruangan

11.00 Penyerahan Poster Gigi kepada Sekolah

- Oleh Tim Penyuluhan

Rundown Kegiatan SD N 2 Ciliang

SD N 2 Ciliang

Kelas 1-6

Waktu Kegiatan Durasi Keterangan07.00-08.00

Sudah sampai di SD + Persiapan Ruangan

1 jam Silahturahmi ke Guru-Guru, Siapin OHP, kursi

08.00-08.30

Penyuluhan Kesehatan Gigi 30 menit Oleh Wita dan Fatin

08.30-08.40

Penyuluhan Cuci Tangan 10 menit Oleh Ashley

08.40-09.10

Games + Hiburan 30 menit Oleh Oki, Citra, Adit

09.10-09.40

Sikat Gigi Bareng 30 menit Oleh Teman-teman Di Luar Ruangan

09.40-10.00

Penyerahan Poster Gigi ke Sekolah - Oleh Tim Penyuluhan

C. Job Desk :

Pembagian Tugas dibagi menjadi dua tim, yaitu yang bertugas di dalam Ruangan dan di luar Ruangan.

Tim dalam ruangan berjumlah 8 orang bertugas untuk menyampaikan penyuluhan, sedangkan Tim

Luar Ruangan berjumlah 9 orang bertugas untuk mempersiapkan  dan mengatur jalannya kegiatan

Sikat Gigi dan Cuci Tangan bersama agar tetap rapih dan kondusif. Berikut pembagian Jobdesk :

Tim Dalam Ruangan :

1. Yoswita Damayanti           :    Ketua Pelaksana Program sekaligus Tim Penyuluh

2. Fatin Nadhira                       :   Tim Penyuluh

3. Ashley Evans                        :    Tim penyuluhan

4. Oki Resti                                  :    Games dan Hiburan

5.Citra R. Amalia                     :    Games dan Hiburan

6.Anisa                                         :    Games dan Hiburan

7.Dian Perdana                         :    Time Keeper

Page 4: catatan penting 37

8.Lukman Cassindi                  :    Dokumentasi

Tim Luar Ruangan :

9.    Felix Sihombing                :    Mempersiapkan ember+ air

10.  Anggi Yuliandus               :    Mempersiapkan ember+ air

11.  Aditya Rahman                 :    Mempersiapkan ember+ air

12.  Eka Heri Haryadi              :   Time Keeper

13.  Muhamad Al-Farisi          :    Dokumentasi

14.  Ibnu Faizal Dante              :    Pemimpin Acara untuk Sikat Gigi dan cuci tangan

15.  Liya Dahliawati                  :    Pemimpin acara untuk sikat gigi dan cuci tangan

16.  Antokowulan N.                :    Membagi Odol, Sabun cuci tangan, dan Tissue

17.  Aldhila Arnis                      :    Membagi Odol, Sabun cuci tangan, dan Tissue

D. Hasil Program :

Program ini berlangsung lancar sesuai dengan rancangan Program dan berakhir tepat waktu.

Keberhasilan program ini juga dapat dilihat dari antusiasme siswa-siswa SD ketika mengikuti

penyuluhan dan ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan saat games maupun saat

mempraktekan kegiatan sikat gigi dan cuci tangan di lapangan.

E. Kendala

Kekurangan dari kegiatan ini adalah sulitnya mengatur ke-kondusifan anak-anak baik pada saat

penyuluhan maupun pada saat sikat gigi bersama. Selain itu karena keterbatasan dana, kami tidak

dapat menyiapkan sikat gigi untuk semua siswa. Kami hanya dapat membelikan beberapa buah sikat

gigi saja (11 buah) pada anak-anak yang lupa membawa sikat gigi ke sekolah. Akibatnya ada

beberapa anak yang tidak bisa mengikuti sikat gigi bersama karena tidak tersedianya sikat gigi.

Secara umum partisipasi siswa maupun elemen guru dalam acara ini sangat baik.

Kendala lain dalam  pelaksanaan program  ini adalah terbatasnya peralatan yang kami miliki yang

berdampak pada terbatasnya efektivitas system yang kami gunakan,misalnya saja pada pengadaan

pipa untuk mengalirkan air yang akhirnya kami ganti dengan pemakaian ember yang berdampak pada

panjangnya antrian siswa.

Berikut Dokumentasi Kegiatan Program Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Cuci Tangan :

Page 5: catatan penting 37

Suasana Penyuluhan di SD N 1 Ciliang

Antusiasme siswa-i ketika menjawab pertanyaan sewaktu penyuluhan

Suasana sikat gigi bersama

Page 6: catatan penting 37

Suasana Cuci Tangan bersama

Tim KKNM Unpad sewaktu Menyerahkan Poster kepada Pihak Sekolah

Page 7: catatan penting 37

Kenang-kenangan Pembatas Buku berbentuk gigi dari Tim KKN

Page 8: catatan penting 37

Tim Penyuluh (Fatin, Ashley, Wita) dan poster yang di berikan kepada Pihak Sekolah

This entry was posted on Wednesday, August 11th, 2010 at 4:06 pm and is filed under Program KKNM Unpad

2010. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response,

or trackback from your own site.

Kebersihan gigi dan tangan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, karena segala aktifitas yang kita lakukan semuanya bersumber dari kesehatan gigi dan tangan kita. Kalau kita sehat, kita dapat melakukan berbagai hal yang kita inginkan, tapi kalau kita sakit, ruang gerak kita sangat terbatas karena kondisi tubuh kita dalam kondisi yang tidak baik sehingga sakit yang kita rasakan membuat kita lebih memilih

Page 9: catatan penting 37

untuk istirahat daripada melakukan aktivitas.Kondisi kesehatan gigi dan tangan anak-anak yang ada di SD I Semarapura  Tengah Kelurahan Semarapura Tengah. Siswa dalam hal ini ditekankan bahwa setelah melaksanakan aktifitas rutin di sekolah diharapkan untuk selalu melakukan cuci tangan sebelum memakan sesuatu hal ini disampaikan agar kesehatan bias dijaga dengan baik.Berdasarkan hal ini, maka pada tanggal 3 Mei 2012 kami dari UPT. Puskesmas Klungkung II melaksanakan kegiatan “ Cuci Tangan dan Gosok Gigi Untuk Anak TK” untuk mensosialisasikan cara gosok gigi dan cuci tangan yang benar, hal ini dilaksanakan dalam rangka persiapan lomba dokter kecil. Hal ini dilakukan agar anak-anak lebih mengerti dan memahami akan penting nya mencuci tangan dan menggosok gigi. Kegiatan  Gosok gigi dan cuci tangan ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang bertugas untuk melakukan agenda ini . Kegiatan ini dilakukan dengan mempraktekan cara menggosok gigi yang baik dan benar serta mempraktekan cara mencuci tangan

yang baik dan benar.Setelah melaksanakan kegiatan ini, anak-anak SD 1 Semarapura Tangah dan para guru sangat merespon baik dengan kegiatan yang dilakukan oleh Tim Kesehatan dari UPT. Puskesmas Klungkung II ini karena dapat mengingatkan dan menyadarkan mereka akan pentingnya kesehatan demi kesejahteraan mereka. Dan yang terpenting adalah bisa bersosialisasi dengan siswa sehingga lebih mendekatkan hubungan puskesmas klungkung II dengan warga sekitar. Dan kita sangat senang bisa melihat anak-anak tertawa ria bermain air sambil gosok gigi dan cuci tangan.

Jakarta, 19 Juli 2010Tentang Rumah Sehat 

I. Pengertian Rumah Sehat

Setiap manusia, di manapun berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara

Page 10: catatan penting 37

anggota keluarga, serta sebagai tempat berlindung dan menyimpan barang berharga. Selain itu, rumah juga merupakan status lambang sosial. (Azwar, 1996; Mukono, 2000).

Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Karena itu, pengadaan perumahan merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar perumahan adalah isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan sarana terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial. (Krieger and Higgins, 2002).

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang digunakan sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.

II. Kriteria Rumah Sehat

II.1. Menurut Winslow dan APHA

Permukiman sehat dirumuskan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara permanen. Berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi (bersantai) dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit.

Rumusan yang dikeluarkan oleh American Public Health Association (APHA), syarat rumah sehat harus memenuhi kriteria sebagai berikut

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis. Antara lain, pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 

2. Memenuhi kebutuhan psikologis. Antara lain, privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah. 

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah, yaitu dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan, baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

II.2. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999

Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal adalah sebagai berikut:

a. Bahan bahan bangunan Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain:

Debu total kurang dari 150 mg per meter persegi; Asbestos kurang dari 0,5 serat per kubik, per 24 jam; Timbal (Pb) kurang dari 300 mg per kg bahan; Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme

patogen.

Page 11: catatan penting 37

b. Komponen dan penataan ruangan

Lantai kedap air dan mudah dibersihkan; Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan; Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan; Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir; Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya; Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

c. Pencahayaan Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

d. Kualitas udara

Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 oC; Kelembaban udara, antara 40 – 70 %; Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam; Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni; Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam; Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.

e. VentilasiLuas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

f. Vektor penyakitTidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

g. Penyediaan air

Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per orang setiap hari; Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut

Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

h. Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah; 

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

i. Kepadatan hunianLuas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

II.3. Menurut Ditjen Cipta Karya, 1997

Komponen yang harus dimiliki rumah sehat adalah:

1. Pondasi yang kuat guna meneruskan beban bangunan ke tanah dasar, memberi kestabilan bangunan, dan merupakan konstruksi penghubung antara bagunan dengan tanah; 

2. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat terbuat dari papan atau anyaman bambu; 

3. Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar matahari dengan luas minimum 10% luas lantai;

Page 12: catatan penting 37

4. Dinding rumah kedap air yang berfungsi untuk mendukung atau menyangga atap, menahan angin dan air hujan, melindungi dari panas dan debu dari luar, serta menjaga kerahasiaan (privacy) penghuninya; 

5. Langit-langit untuk menahan dan menyerap panas terik matahari, minimum 2,4 m dari lantai, bisa dari bahan papan, anyaman bambu, tripleks atau gipsum;

6. Atap rumah yang berfungsi sebagai penahan panas sinar matahari serta melindungi masuknya debu, angin dan air hujan. 

III. Perlunya Pencahayaan dan Pertukaran Udara Dalam Rumah

III.1. Pencahayaan

a. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka. Cahaya matahari berguna untuk penerangan dan juga dapat mengurangi kelembaban ruang, mengusir nyamuk, membunuh kuman penyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata dan lain-lain.

Kebutuhan standar minimum cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk berbagai keperluan menurut WHO dimana salah satunya adalah untuk kamar keluarga dan tidur dalam rumah adalah 60 – 120 Lux.

Guna memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke timur dan luas jendela yang baik minimal mempunyai luas 10-20% dari luas lantai.

b. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan yang baik dan memenuhi standar dapat dipengaruhi oleh:

Cara pemasangan sumber cahaya pada dinding atau langit- langit Konstruksi sumber cahaya dalam ornamen yang dipergunakan Luas dan bentuk ruangan Penyebaran sinar dari sumber cahaya

III.2. Ventilasi (Pertukaran Udara)

Ventilasi digunakan untuk pergantian udara. Udara perlu diganti agar mendapat kesegaran badan. Selain itu agar kuman-kuman penyakit dalam udara, seperti bakteri dan virus, dapat keluar dari ruangan, sehingga tidak menjadi penyakit. Orang-orang yang batuk dan bersin-bersin mengeluarkan udara yang penuh dengan kuman-kuman penyakit, yang dapat menginfeksi udara di sekelilingnya. Penyakit-penyakit menular yang penularannya dengan perantara udara, antara lain TBC, bronchitis, pneumonia, dan lain-lain.

Page 13: catatan penting 37

Hawa segar diperlukan dalam rumah guna mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Umumnya temperatur kamar 220C – 300C sudah cukup segar. Guna memperoleh kenyamanan udara seperti dimaksud di atas diperlukan adanya ventilasi yang baik.

Membuat sistem ventilasi harus dipikirkan masak-masak, jangan sampai orang-orang yang ada di dalam rumah menjadi kedinginan dan sakit. Pembuatan lubang-lubang ventilasi dan jendela harus serasi dengan luas kamar dan sesuai dengan iklim di tempat itu. Di daerah yang berhawa dingin dan banyak angin. Jangan membuat lubang-lubang ventilasi yang lebar. Cukup yang kecil-kecil saja.

Tetapi di daerah yang berhawa panas dan tidak banyak angin, lubang ventilasi dapat dibuat agak lebih besar.

Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya, di antaranya:

1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% dikali luas lantai ruangan. Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit. 

2. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain. 

3. Aliran udara diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya almari, dinding sekat dan lain-lain.

IV. Bagaimana Tingkat Kelembaban Dapat Mempengaruhi Kesehatan Kita?

IV.1. Pengertian Kelembaban

Kelembaban mengacu pada jumlah partikel air (dengan kata lain, uap air) yang ada di udara. Udara memiliki kapasitas tertentu untuk menahan partikel-partikel air yang sering bervariasi dengan suhu sekitarnya. Saat cuaca berawan, musim panas atau hujan, akan ada kelembaban yang tinggi di udara. Anda juga mungkin merasa berkeringat dan lebih panas daripada biasanya, sebagai uap air di udara telah mencapai tingkat kejenuhan. Demikian pula, ketika suhu turun selama musim dingin, udara menjadi kering. Tingkat kelembaban rendah juga dapat terjadi di tempat-tempat yang sangat panas dimana tidak ada hujan selama berbulan-bulan.

Page 14: catatan penting 37

IV.2.a. Pengaruh Tingkat Kelembaban Tinggi

Jika tingkat kelembaban relatif yang tinggi baik karena kondisi eksternal, seperti suhu udara terbuka atau faktor manusia, udara akan membawa lebih banyak uap air yang dapat mengakibatkan kondisi seperti embun pada permukaan yang dingin, menyebabkan kelembaban di sekitar kita.

Sebagai kumpulan air yang terbentuk pada dinding, jendela dan pintu, permukaan ini mengundang berkembang-biaknya jamur dan lumut yang menjadi sumber berbagai masalah kesehatan kita.

Jamur, bersama dengan tungau dan debu sering menyebabkan masalah pernapasan seperti asma, alergi dan batuk. Mikroorganisme tersebut juga dapat tumbuh di pakaian dalam kondisi basah. 

Seperti udara sekitarnya yang kaya dengan uap air, tubuh anda mungkin keringat mengucur deras dan anda mungkin mengalami kegerahan bahkan selama cuaca berawan. 

Kelembaban juga dapat menyebabkan dinding kertas atau lukisan menjadi lepek, atau bahkan menyebabkan dinding plester yang baru dikerjakan mengalami retak. 

Tingkat kelembaban tinggi di rumah kita dapat menyebabkan pintu kayu atau jendela memuai atau melebar sehingga tidak sesuai dengan ukuran kusen.

IV.2.b. Pengaruh Tingkat Kelembaban Rendah

Ketika kelembaban turun di bawah tingkat kenyamanan, anda mungkin akan mengalami udara kering dan juga mungkin merasakan dingin yang tidak menyenangkan selama musim dingin. Seperti udara lembab yang sangat tinggi, udara kering juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang terkait seperti kulit kering, bibir pecah-pecah, dan lain-lain. Ketika Anda bernafas dalam udara dingin dan sangat kering, anda juga mungkin mengalami kesulitan bernafas atau mendapatkan sakit tenggorokan selama pagi dan malam hari di saat musim angin.

Tidak seperti tingkat kelembaban tinggi, udara kering tidak berpengaruh begitu banyak pada alat-alat rumah tangga. Akan tetapi furnitur seperti pintu, jendela biasanya menciut akibat kekeringan ekstrim udara di sekitarnya.

Singkatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kelembaban di rumah Anda adalah sebagai berikut:

Kondisi cuaca dan tingkat suhu di luar rumah Anda.  Bagaimana bangunan tersebut dilindungi dari

kelembaban, dan lain-lain, serta kebocoran.  Anda sehari-hari aktivitas seperti mandi, pengukusan,

pengeringan pakaian basah dan lain-lain

V. Penutup

Rumah sebagai bangunan, yang tidak hanya sebagai tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga, tentu sangat dirindukan oleh banyak keluarga agar dapat menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat beraktifitas secara produktif, nyaman, dan sehat. Tulisan ini yang diambil dari berbagai sumber, mudah-mudahan dapat menginspirasi bagi pembaca yang akan membangun maupun yang sudah memiliki rumah dan juga bagi pelaku pemberdayaan masyarakat, sehingga warga yang tidak mempunyai pengetahuan rumah sehat dapat terbantukan. (diambil dari berbagai sumber oleh Wirawan Kristianto, TA Safeguard Lingkungan, KMP PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)