Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

14
1 Catatan Super Koass BAB I PENDAHULUAN Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan. Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan psikis ibu, dan hal ini dapat memicu perasaan tertekan (stres). Banyak ibu baru melahirkan mengalami depresi pasca persalinan atau lebih dikenal sebagai baby blues syndrome. Baby blues syndrome atau sering disebut juga dengan istilah maternity blues atau post partum blues adalah gangguan emosi ringan yang biasanya terjadi dalam kurun waktu 2 minggu atau 14 hari setelah ibu melahirkan. Istilah blues ini mengacu pada arti “ keadaan tertekan”. Sesuai dengan arti katanya, maka tanda-tanda dari sindrom ini adalah adanya gejala-gejala gangguan emosi seperti menangis, sering merasa cemas, tidak percaya diri, sulit beristirahat dengan tenang dan mood yang sering berubah- ubah. Sindrom ini di alami oleh hampir sekitar 15-85 % ibu pasca melahirkan. Baby blue syndrome perlu dibedakan dengan postpartum depression, dimana pada postpartum depression gejalanya lebih berat dan sering serta onsetnya lebih dari 2 minggu 1,2,3 Banyak faktor yang bisa menyebabkan baby blue syndrome, yaitu : faktor dari ibu, bayi yang di lahirkan dan lingkungan sekitar. Kelelahan saat melahirkan, kesulitan menyusui, trauma melahirkan dan depresi saat mengandung dan canggung mengurus bayi adalah beberapa contoh faktor yang berasal dari ibu. Faktor kesulitan menyusui dan canggung menggurus bayi biasanya terjadi pada kelahiran pertama, hal ini dikarenakan sang ibu belum terbiasa dan berpengalaman mengurus bayi. Bahkan ada beberapa ibu yang takut menyentuh bayinya karena melihat bayinya sangat kecil dan rapuh. Faktor hormon juga berpengaruh dalam terjadinya sindrom ini, dimana perubahan keseimbangan hormon akibat melahirkan membuat ketidak-seimbangan emosi dari sang ibu. Kondisi dari bayi yang baru lahir merupakan faktor yang berasal dari sang bayi, contohnya saja : bayi lahir dengan berat badan rendah atau bayi lahir

description

Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome

Transcript of Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

Page 1: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

1 Catatan Super Koass

BAB I

PENDAHULUAN

Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan.

Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan

psikis ibu, dan hal ini dapat memicu perasaan tertekan (stres). Banyak ibu baru

melahirkan mengalami depresi pasca persalinan atau lebih dikenal sebagai baby blues

syndrome.

Baby blues syndrome atau sering disebut juga dengan istilah maternity blues atau post

partum blues adalah gangguan emosi ringan yang biasanya terjadi dalam kurun waktu

2 minggu atau 14 hari setelah ibu melahirkan. Istilah blues ini mengacu pada arti “

keadaan tertekan”. Sesuai dengan arti katanya, maka tanda-tanda dari sindrom ini

adalah adanya gejala-gejala gangguan emosi seperti menangis, sering merasa cemas,

tidak percaya diri, sulit beristirahat dengan tenang dan mood yang sering berubah-

ubah. Sindrom ini di alami oleh hampir sekitar 15-85 % ibu pasca melahirkan. Baby

blue syndrome perlu dibedakan dengan postpartum depression, dimana pada

postpartum depression gejalanya lebih berat dan sering serta onsetnya lebih dari 2

minggu1,2,3

Banyak faktor yang bisa menyebabkan baby blue syndrome, yaitu : faktor dari ibu,

bayi yang di lahirkan dan lingkungan sekitar. Kelelahan saat melahirkan, kesulitan

menyusui, trauma melahirkan dan depresi saat mengandung dan canggung mengurus

bayi adalah beberapa contoh faktor yang berasal dari ibu. Faktor kesulitan menyusui

dan canggung menggurus bayi biasanya terjadi pada kelahiran pertama, hal ini

dikarenakan sang ibu belum terbiasa dan berpengalaman mengurus bayi. Bahkan ada

beberapa ibu yang takut menyentuh bayinya karena melihat bayinya sangat kecil dan

rapuh. Faktor hormon juga berpengaruh dalam terjadinya sindrom ini, dimana

perubahan keseimbangan hormon akibat melahirkan membuat ketidak-seimbangan

emosi dari sang ibu. Kondisi dari bayi yang baru lahir merupakan faktor yang berasal

dari sang bayi, contohnya saja : bayi lahir dengan berat badan rendah atau bayi lahir

Page 2: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

2 Catatan Super Koass

dengan kondisi yang tidak normal. Faktor dari lingkungan dapat berasal dari mertua,

tetangga bahkan suami atau ayah bayi sendiri.4

Meskipun gejalanya cukup ringan bila dibandingkan dengan postpartum depression,

bukan berarti sindrom ini bisa di abaikan begitu saja. Penanganan yang bisa

dilakukan antara lain : istirahat yang cukup, berolahraga teratur, mengkonsumsi

makanan yang bergizi, dan yang paling penting adalah melakukan relaksasi agar

emosi tetap terjaga. Hypnotherapy juga sangat efektif untuk menjaga kestabilan

emosional. Dukungan moral dari keluarga dan lingkungan akan membantu

mempercepat pemulihan akibat baby blue syndrome ini.

Page 3: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

3 Catatan Super Koass

BAB II

ISI

2.1 Epidemiologi

Baby blues sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis referensi

di literatur kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca-salin yang

disebut sebagai “milk fever” karena gejala disforia tersebut muncul bersamaan

dengan laktasi. Dewasa ini, baby blue syndrome atau sering juga disebut maternity

blues atau post-partum blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek

ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan, dan ditandai

dengan gejala-gejala seperti : reaksi depresi /sedih/disforia, menangis , mudah

tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri

sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Gejala-gejala ini mulai muncul

setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa

jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian,

bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.

Baby blues ini dikategorikan sebagai sindrom gangguan mental yang ringan oleh

sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksana

sebagaimana seharusnya, akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak

menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang

mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi

keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-salin, yang mempunyai

dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan dengan suami

dan perkembangan anaknya.

Dalam dekade terakhir ini, banyak peneliti dan klinisi yang memberi perhatian

khusus pada gejala psikologis yang menyertai seorang wanita pasca salin, dan telah

melaporkan beberapa angka kejadian dan berbagai faktor yang diduga mempunyai

kaitan dengan gejala-gejala tersebut. Berbagai studi mengenai baby blue syndrome di

luar negeri melaporkan angka kejadian yang cukup tinggi dan sangat bervariasi antara

Page 4: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

4 Catatan Super Koass

26-85%, yang kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan populasi dan

kriteria diagnosis yang digunakan. Untuk di Indonesia dari penelitian Wratsangka

pada tahun 1996 di RS Hasan Sadikin Bandung, ditemukan 33% wanita pasca

persalinan mengalami baby blue syndrome. Hasil penelitian di berbagai tempat yang

ditelaah Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM menunjukkan, paling sedikit

terdapat 26%.5

2.2 Etiologi

Penelitian menunjukkan penyebab baby blue syndrome adalah faktor hormonal yang

akan mempengaruhi keadaan kimiawi otak . Itu merupakan proses biologis dan bukan

merupakan kesalahan seorang ibu atau bergantung pada kepribadian yang lemah.

Baby blue syndrome terjadi 50-80 % pada ibu baru. Kondisi ini ditunjukan dengan

peningkatan respon emosi. Ibu baru akan menunjukan mood yang gampang berubah ,

mudah menangis, gelisah, irritabilitas, kesulitan tidur dan merasa tidak sehat. Lebih

dari 50 % dari ibu yang mengalami depresi sebelumnya setelah melahirkan anak akan

menjadi depresi kembali pada kelahiran berikutnya. Wanita akan lebih rentan apabila

pada saat hamil mereka sudah mengalami depresi atau memiliki gejala mood

premenstruasi sebelum hamil. Apabila wanita tersebut mengalami depresi selama

hidupnya, resiko untuk berkembang menjadi postpartum depression juga akan

meningkat dari 10 sampai 25 % begitu pula dengan wanita yang mengidap penyakit

bipolar (manic-depressive-illness) akan menempatkan wanita pada peningkatan

resiko untuk mengalami postpartum depression.

Ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal cenderung 3,64 kali

berpeluang lebih besar mengalami baby blues dibandingkan dengan ibu yang

melahirkan bayi dengan berat badan normal.

Ketidakseimbangan hormonal. Jumlah hormon wanita seperti estrogen dan

progesteron meningkat secara tajam pada saat kehamilan. Pada minggu-minggu

setelah melahirkan, jumlah hormon estrogen dan progesteron lebih menurun dari

jumlah sebelum kehamilan. Fluktuasi tiba-tiba pada tingkat hormonal ini

Page 5: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

5 Catatan Super Koass

berhubungan dengan gejala dari depresi yang dialami seorang ibu baru. Wanita lebih

rentan pada ketidakseimbangan hormonal dari pria. Itu disebabkan terjadinya reaksi

kimia antara hormon dan otak yang meningkatkan resiko terjadinya baby blue

syndrome.

Hormon Thyroid. Kelenjar thyroid berukuran kecil dan terletak di leher. Beberapa

wanita mengalami penurunan hormon thyroid setelah melahirkan. Rendahnya hormon

thyroid akan menyebabkan gejala depresi, irritabilitas, berkurangnya minat pada

aktivitas biasa, kelemahan dan peningkatan berat badan. Akan tetapi tidak semua

wanita mengalami baby blue syndrome akibat ketidakseimbangan hormon thyroid.

Perubahan gaya hidup. Ibu baru mengalami banyak perubahan gaya hidup, dan

beberapa diantaranya akan berkontribusi dalam terjadinya baby blue syndrome.

Lingkungan yang meningkatkan resiko gejala baby blue syndrome antara lain :

Perubahan jadwal sehari-hari akibat bayi yang baru lahir

Kepikiran pada berat badan dan bentuk tubuh setelah hamil

Kelelahan dan kurang tidur setelah melahirkan anak

Sedikitnya dukungan dalam merawat bayi

Khawatir akan kemampuan untuk menjadi ibu yang baik

depresi

Yang perlu diperhatikan sementara perubahan gaya hidup meningkatkan resiko

menjadi depresi pada beberapa wanita, lainnya dapat mengatasi perubahan tersebut

tanpa mengalami.6,7

2.3 Patofisiologi

Baby blues bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor biologis dan faktor

emosi. Ketika bayi lahir, terjadi perubahan level hormon yang sangat mendadak pada

ibu. Hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) secara mendadak mengalami

penurunan 72 jam setelah melahirkan dan juga disertai penurunan kadar hormon yang

dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan mudah lelah, penurunan mood, dan

perasaan tertekan serta di lain sisi terjadi peningkatan dari hormon menyusui.

Page 6: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

6 Catatan Super Koass

Perubahan hormon yang cepat inilah bisa mencetuskan terjadinya baby blue

syndrome. Level neurosteroid berasal dari hormon progesteron yang mengalami

fluktuasi selama siklus menstruasi dan memuncak saat kehamilan. Hormon sex yang

dinamakan neurosteroid berikatan dengan beberapa tipe reseptor termasuk reseptor

GABAA untuk memodulasi eksitabilitas dari sel otak. Kekurangan delta subunit

reseptor GABAA pada wanita menunjukkan sikap depresi dan gangguan cemas

setelah melahirkan. Pemberian antidepresan saat kehamilan akan berefek panjang

pada sistem serotonin dan berpengaruh pada sensitivitas reseptor GABAA. Sebagian

besar ibu tidak siap untuk untuk menghadapi kelahiran bayinya, mereka juga sangat

khawatir bayi mereka yang terkena penyakit jaundice dan kesulitan makan yang

merupakan memiliki masalah kesehatan yang umum bagi bayi. Selain itu, ibu yang

pertama kali memiliki bayi merasa tidak sanggup merawat bayinya seorang diri

dirumah baik itu dari segi kasih sayang maupun dari segi finansial. Baby blue

syndrome juga sangat mungkin terjadi oleh para ibu yang pernah mengalami trauma

melahirkan atau mengalami kejadian yang sangat menyedihkan selama

mengandung.6,7

2.3 Gambaran Klinis

Baby blue syndrome ditandai perasaan sedih, seperti menangis, perasaan kesepian atu

menolak bayi, cemas, bingung, lelah, merasa gagal dan tidak bisa tidur.

Baby blue syndrome relatif ringan dan biasanya berlangsung 2 minggu. Perbedaan

dengan Post partum Depression adalah pada frekuensi, intensitas dan lamanya durasi

gejala. Dalam Post partum Depression, gejala yang lebih sering, lebih intens dan

lebih lama.

Beberapa Gejala Kasus Baby blue syndrome 1-4

:

1. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan menangis tanpa

sebab

2. Mudah kesal, gampang tersinggung dan tidak sabaran

3. Tidak memiliki tenaga atau sedikit saja

Page 7: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

7 Catatan Super Koass

4. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga

5. Menjadi tidak tertarik dengan bayi anda atau menjadi terlalu memperhatikan

dan kuatir terhadap bayinya

6. Tidak percaya diri

7. Sulit beristirahat dengan tenang bias juga tidur lebih lama

8. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan

9. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan

10. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya

Gambar 1.1 Contoh ibu yang mengalami baby blue syndrome

2.4 Diagnosis

Baby Blues Syndrome adalah tekanan atau stress yang dialami oleh seorang wanita

pasca melahirkan karena penderita beranggapan bahwa kehadiran bayi akan

mengganggu atau merusak suatu hal dalam hidupnya seperti

karier,kecantikan/penampilan dan aktifitas rutin yang dianggap penting dalam

hidupnya. Penderita baby blue syndrome kebanyakan adalah kalangan wanita karier,

Page 8: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

8 Catatan Super Koass

artis, model dan wanita modern tetapi syndrom ini tidak menutup kemungkinan

menyerang pada wanita muda (pernikahan dini) dan semua wanita pasca melahirkan.

Perubahan sikap yang negatif dengan kondisi emosional yang kurang terkontrol

seperti sering marah, cepat tersinggung, dan menjauh dari bayi yang baru dilahirkan,

susah tidur dan tiba-tiba sering menangis. Apabila ini tidak segera ditangani

berdampak negatif terhadap kesehatan jiwa penderita. Sindrom ini umumnya terjadi

dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk sekitar hari

ketiga atau empat setelah persalinan.

Seseorang terdiagnosis baby blue syndrome apabila terlihat secara psikologis

kejiwaannya seperti di bawah ini.

Perasaan cemas, khawatir ataupun was was yang berlebihan, sedih, murung,

dan sering menangis tanpa ada sebab (tidak jelas penyebabnya).

Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala dalam beberapa kasus sering

migrain.

Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus anak.

Adanya perasaan putus asa

Jika pasien mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi pasien mengalami Post

partum Depression. Apabila gejala diatas tidak disadari dan lama kelamaan tekanan

atau stres yang dirasakan semakin kuat atau semakin besar maka penderita akan

mengalami depresi pasca melahirkan yang berat. Jika telah mengalami hal ini maka

diperlukan penanganan secara berkala, gejala dari depresi tersebut adalah :

Kelelahan yang berkepanjangan, susah tidur, dan insomnia.

Hilangnya perasaan bahagia dan minat untuk melakukan hal-hal yang

menyenangkan.

Tidak memperhatikan diri sendiri dan menarik diri dari keluarga dan teman.

Tidak memperhatikan atau bahkan perhatian yang berlebihan pada anak.

Perasaan takut telah menyakiti anak.

Tidak tertarik pada seks.

Page 9: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

9 Catatan Super Koass

Perasaan berubah-ubah dengan ekstrim, terganggu proses berpikir dan

konsentrasi.

Kesulitan dalam membuat keputusan sederhana.8

Berikut adalah perbedaan gejala klinis dari Baby blue syndrome, Postpartum

Deppression dan Postpartum Psychotic

Baby Blue Syndrome Postpartum Deppression Postpartum Psychotic

Terjadi pada 30-75% ibu

melahirkan

Gangguan suasana hati

& pikiran (Mood)

Munculnya rasa sedih

Murung, gelisah, tidak

nyaman

Kebingungan yang

subjektif

Menjadi mudah/sering

menangis

Kadang sulit tidur

Terjadi 3-5 hari setelah

melahirkan

Berlangsung selama

beberapa hari sampai

beberapa minggu

Tanpa pemicu khusus

Tidak dipengaruhi

kondisi sosial budaya

dan tingkat ekonomi

Terjadi pada 10-15% ibu

melahirkan

Gangguan suasana hati

& pikiran, dengan

perasaan tertekan yang

merata

Mudah/sering menangis

Hampir selalu sulit tidur

Terjadi antara 3-6 bulan

setelah melahirkan,

biasanya 12 minggu

Berlangsung selama

beberapa bulan, bila

tidak mendapatkan

perawatan bisa mencapai

beberapa tahun

Pemicu utama terjadi

bila tidak mendapatkan

dukungan dari suami

dan/atau anggota

keluarga

Terjadi pada 0,1-0,2%

ibu melahirkan

Depresi dengan

gangguan mood

Khayalan yang kacau

(bayi cacat/ meninggal,

mengingkari kelahiran,

menganggap dirinya

belum menikah,

perawan, terus menerus

meragukan keyakinan

diri, mudah terpengaruh,

memberontak)

Mengeluh letih, tidak

bisa tidur, gelisah,

menangis, emosi tidak

terkendali, curiga,

bingung, bukan dirinya

sendiri, kata-kata

menyakitkan, obsesi

pada kesehatan bayi.

Mengeluh tidak bisa

Page 10: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

10 Catatan Super Koass

Bisa terjadi pada orang

yang tidak pernah dan

berasal dari anggota

keluarganya yang tidak

pernah mengalami

penyimpangan mood

Tidak berpikir ingin

bunuh diri

Jarang ada yang berpikir

ingin menyakiti sang

bayi

Hampir tidak pernah

merasa bersalah dan

tidak berdaya.

Bisa kembali normal

dengan sendirinya bila

dukungan dan bantuan

anggota keluarga lain

bisa membuat sang ibu

baru tersebut tenang

Sangat dipengaruhi

kondisi sosial budaya

dan tingkat ekonomi

Sangat erat hubungannya

dengan pengalaman

penyimpangan mood

yang pernah/sedang

dialami. Bisa terjadi

pada ibu yang anggota

keluarga lainnya pernah

mengalami

penyimpangan mood.

Kadang berpikir ingin

bunuh diri.

Sering berpikir ingin

menyakiti sang bayi

Sering merasa berlebihan

merasa bersalah dan

tidak berdaya

Perlu mendapatkan

bantuan dan treatment

berdiri, tidak bisa

berjalan/bergerak

Terjadi beberapa hari,

rata-rata 2-3 minggu

setelah kelahiran, hampir

selalu dalam kurun 8

minggu

50% berasal dari

keluarga yang pernah

mengalami

penyimpangan mood

Ingin bunuh diri atau

membunuh sang bayi.

Bisa merasa ada suara-

suara yang menyuruhnya

bunuh diri atau

membunuh sang bayi

Dari populasi penderita,

5% bunuh diri, 4 %

membunuh bayinya, 67%

mengalami kejadian

kedua kali penyimpangan

emosional (affective

disorder) sepanjang

tahun

Proses kelahiran menjadi

salah satu ketegangan

yang berkembang

menjadi penyimpangan

Page 11: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

11 Catatan Super Koass

mood yang hebat

Harus mendapatkan

bantuan, pengawasan dan

treatment

Tabel 2.1 Perbedaan Gejala Kinis dari Baby Blue Syndrome, Postpartum Deppression

dan Postpartum Psychotic 1

Berikut adalah perbedaan antara baby blues syndrome dengan post partum

depression.

Karakteristik Baby Blues Syndrome Post Patum Depression

Insiden 30-75% pada ibu yang

melahirkan

10-15% pada ibu yang

melahirkan

Onset 3-5 hari setelah

melahirkan

3-6 bulan setelah

melahirkan

Durasi

Hari sampai minggu

Minggu sampai bulanan

jika tidak mendapat

perawatan

Stressor yang berhubungan Tidak ada hubungan

Ada terutama kurang nya

dukungan

Pengaruh Sosial dan

Budaya Tidak ada hubungan Ada hubungan yang kuat

Riwayat Mood Disorder Tidak ada hubungan Ada hubungan yang kuat

Riwayat Keluarga Mood

Disorder Tidak ada hubungan Ada beberapa hubungan

Rasa Sedih ya ya

Mood Lability

ya

Sering pada awalnya

kemudian depresi secara

bertahap

Page 12: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

12 Catatan Super Koass

Anhedonia Tidak Sering

Gangguan Tidur Kadang-kadang Sering

Keinginan untuk Bunuh

Diri Tidak ada Kadang-kadang

Keinginan untuk Menyakiti

Bayi Jarang Sering

Adanya Perasaan bersalah

dan ketidakmampuan

Tidak ada dan jika ada

biasanya ringan Sering dan biasanya berat

Tabel 2.2 Perbedaan antara Baby Blues Syndrome dengan Post Partum Depression 8

Page 13: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

13 Catatan Super Koass

BAB III

PENUTUP

3.1 Ringkasan

Baby blues syndrome atau sering disebut juga dengan istilah maternity blues atau post

partum blues adalah gangguan emosi ringan yang biasanya terjadi dalam kurun waktu

2 minggu atau 14 hari setelah ibu melahirkan. Banyak faktor yang bisa menyebabkan

baby blue syndrome, yaitu : dari ibu, bayi yang di lahirkan dan lingkungan sekitar.

Ketidakseimbangan hormonal, hormon thyroid, perubahan gaya hidup juga

dilaporkan sebagai faktor yang menyebabkan baby blue syndrome.

Baby blues ditandai perasaan sedih, seperti menangis, perasaan kesepian atu menolak

bayi, cemas, bingung, lelah, merasa gagal dan tidak bisa tidur.

Baby blues relatif ringan dan biasanya berlangsung 2 minggu. Perbedaan dengan

syndrome of postpartum distress adalah pada frekuensi, intensitas dan lamanya durasi

gejala. Dalam postpartum depression, gejala yang lebih sering, lebih intens dan lebih

lama.

Seseorang terdiagnosis Baby Blues Syndrome apabila terlihat secara psikologis

kejiwaannya seperti di bawah ini.

Perasaan cemas, khawatir ataupun was was yang berlebihan, sedih, murung,

dan sering menangis tanpa ada sebab (tidak jelas penyebabnya).

Seringkali merasa kelelahan dan sakit kepala dalam beberapa kasus sering

migrain.

Perasaan ketidakmampuan, misalnya dalam mengurus anak.

Adanya perasaan putus asa

Jika pasien mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi pasien mengalami Post

partum Depression. Apabila gejala diatas tidak disadari dan lama kelamaan tekanan

atau stres yang dirasakan semakin kuat atau semakin besar maka penderita akan

mengalami depresi pasca melahirkan yang berat.

Page 14: Catatan koass Tinjauan Pustaka Baby Blue syndrome.pdf

14 Catatan Super Koass

Meskipun gejalanya cukup ringan bila dibandingkan dengan postpartum depression,

bukan berarti sindrom ini bisa di abaikan begitu saja. Penanganan yang bisa

dilakukan antara lain : istirahat yang cukup, berolahraga teratur, mengkonsumsi

makanan yang bergizi, dan yang paling penting adalah melakukan relaksasi agar

emosi tetap terjaga.