CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2013.pdf

145
1 LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KAB.TUBAN NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL: 2014 AGUSTUS009AA PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN 1) Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan pemerintah disusun untuk tujuan umum dan tujuan khusus. Laporan Keuangan bertujuan umum karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini yang dimaksud pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak-pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman serta pemerintah. Adapun laporan keuangan pemerintah daerah meliputi Laporan Realisasi anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun juga untuk menyajikan informasi yangbermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan membuatkeputusan, baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik antara lain : a) Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan perode berjalan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran. b) Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah mendanai seluruh kegiatannya serta hasil-hasil yang telah dicapai. d) Menyediakan informasi mengenai perubahan realisasi keuangan apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode anggaran. Untuk menghindari kesalahpahaman, Laporan Keuangan harus disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Oleh karena itu, Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat memuat aspek-aspek yang memadai dan lengkap agar menjadi suatu sumber informasi yang sangat relevan bagi pengambilan keputusan bagi pengguna umum. Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan ini menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan yang memadai antara lain: a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi; b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro; c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target; d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya; e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; g) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

Transcript of CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2013.pdf

  • 1

    LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KAB.TUBAN NOMOR : TAHUN 2014 TANGGAL: 2014 AGUSTUS009AA

    PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

    CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    TAHUN ANGGARAN 2013

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 PENDAHULUAN

    1) Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

    Laporan keuangan pemerintah disusun untuk tujuan umum dan tujuan khusus. Laporan

    Keuangan bertujuan umum karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

    pengguna akan informasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini yang dimaksud

    pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak-pihak yang

    memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman serta pemerintah. Adapun

    laporan keuangan pemerintah daerah meliputi Laporan Realisasi anggaran, Neraca, Laporan

    Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

    Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun juga untuk menyajikan informasi

    yangbermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas sumber daya yang

    dipercayakan kepadanya dan membuatkeputusan, baik keputusan ekonomi, sosial, maupun

    politik antara lain :

    a) Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan perode berjalan cukup untuk membiayai

    seluruh pengeluaran.

    b) Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya

    telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

    c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan

    Satuan Kerja Perangkat Daerah mendanai seluruh kegiatannya serta hasil-hasil yang telah dicapai.

    d) Menyediakan informasi mengenai perubahan realisasi keuangan apakah mengalami kenaikan atau

    penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode anggaran.

    Untuk menghindari kesalahpahaman, Laporan Keuangan harus disertai dengan Catatan atas

    Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan

    Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Catatan atas Laporan

    Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam

    laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Oleh karena itu, Catatan atas Laporan

    Keuangan harus dapat memuat aspek-aspek yang memadai dan lengkap agar menjadi suatu sumber

    informasi yang sangat relevan bagi pengambilan keputusan bagi pengguna umum.

    Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan ini menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos

    laporan keuangan yang memadai antara lain:

    a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

    b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

    c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan, berikut kendala dan hambatan yang

    dihadapi dalam pencapaian target;

    d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang

    dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

    e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan

    f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan

    dalam lembar muka laporan keuangan;

    g) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak

    disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

  • 2

    1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan.

    a) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam

    Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2

    Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

    b) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3312)

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3569);

    c) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

    dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

    d) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    e) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

    f) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

    g) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4421);

    h) Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

    kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    i) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

    dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    j) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5049);

    k) Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5234);

    l) Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

    Keuangan dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4023);

    m) Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4027);

    n) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan

    Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

    o) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan

    Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4416) sebagaimana telah diubah ketiga

    kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik

    Indonesia 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

    p) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5340);

    q) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4503) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

  • 3

    2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran

    NegaraRepublik Indonesia Nomor 5165);

    r) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4574);

    s) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4575);

    t) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun

    2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5155);

    u) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

    v) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4578);

    w) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

    Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

    165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

    x) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

    Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia 4614);

    y) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

    Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4693);

    z) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

    aa) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif

    Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

    Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

    bb) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar akuntansi Pemerintahan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5165);

    cc) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);

    dd) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

    ee) Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2007 tentang Tunjangan Tenaga Kependidikan;

    ff) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

    Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

    Tahun 2011;

    gg) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

    Dana Alokasi Khusus di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 59 tahun 2010);

    hh) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013;

    ii) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

    Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah

    diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012;

    jj) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 06 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

    Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2007 Seri E Nomor 21);

    kk) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 04 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 1);

  • 4

    ll) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 05 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah

    Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri B Nomor 1);

    mm) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 06 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Mendirikan

    Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 2);

    nn) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 07 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Gangguan

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 3);

    oo) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 08 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Pelelangan

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 4);

    pp) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 09 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Usaha Perikanan

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 5);

    qq) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan

    Olahraga (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 6);

    rr) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 7);

    ss) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 12 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Parkir di

    Tepi Jalan Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 Seri C Nomor 8);

    tt) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 18 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Daerah

    kepada Pihak Ketiga (Lembaran Daeah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri A Nomor 02);

    uu) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 1);

    vv) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 02 Tahun 2012 tentang Retribusi Terminal (Lembaran

    Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 2);

    ww) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 03 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Trayek (Lembaran

    Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 3);

    xx) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 05 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan

    Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 5);

    yy) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 06 Tahun 2012 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau

    Penyedotan Kakus (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 6);

    zz) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 07 Tahun 2012 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan

    Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 7);

    aaa) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 08 Tahun 2012 tentang Retribusi Rumah Potong Hewan

    (Lembaran Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2012 Seri C Nomor 8);

    bbb) Peraturan Bupati Tuban Nomor 31 Tahun 2009 tentang Pedoman Kapitalisasi Aset Tetap

    Pemerintah Kabupaten Tuban;

    ccc) Peraturan Bupati Tuban Nomor 27 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Bupati Tuban Nomor

    31 Tahun 2011 tentang Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dan Penghapusan Piutang Daerah.

    ddd) Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 12.Tahun 2013 tentang PerubahanAnggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013;

    eee) Peraturan Bupati Tuban Nomor37.Tahun 2013 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013.

    1.2.1. SistematikaPenulisan Atas Catatan Laporan Keuangan.

    Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan 2013 disajikan dengan sistematika sebagai berikut

    :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Memuat informasi tentang: Maksud dan tujuan penyusunan laporankeuangan,

    Landasan hukum penyusunan laporan keuangan danSistematika penulisan

    catatan atas laporan keuangan

    BAB II : EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN

    TARGET KINERJA APBD

    Memuat informasi tentang: Ekonomi makro, Kebijakan keuangan dan

    Pencapaian target kinerja APBD

  • 5

    BAB III : IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

    Memuat informasi tentang: Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerjakeuangan

    dalam pencapaiantarget yang telah ditetapkan

    BAB IV : KEBIJAKAN AKUNTANSI

    Memuat informasi tentang: Entitas pelaporan keuangan daerah, Basisakuntansi

    yang mendasari penyusunan laporan keuangan, Basispengukuran yang mendasari

    penyusunan laporan keuangan, Penerapankebijakan akuntansi berkaitan dengan

    ketentuan yang ada dalamStandar Akuntansi Pemerintahan

    BAB V : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

    Memuat informasi tentang: Rincian dan penjelasan masing-masing

    pospospelaporan keuangan, Pengungkapan atas pos-pos aset dankewajiban yang

    timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual ataspendapatan danbelanja serta

    rekonsiliasinya dengan penerapan basiskas, untuk entitas pelaporan yang

    menggunakan basis akrual

    BAB VI : PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN PPKD

    Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalambagian

    manapun dari Laporan Keuangan

    BAB VII : PENUTUP

    Memuat uraian penutup Catatan atas Laporan Keuangan.

  • 6

    BAB II

    EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET

    KINERJA APBD

    2.1 GAMBARAN UMUM DAERAH

    a) KONDISI GEOGRAFIS DAERAH

    (1) Letak Geografis

    Secara administratif Kabupaten Tuban termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur

    yang berada di pantai utara Pulau Jawa, dengan koordinat 111o 30 sampai dengan 112o 35

    Bujur Timur dan 6o 40 sampai dengan 7o 18 Lintang Selatan. Beberapa wilayah yang

    berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban adalah :

    - Laut Jawa di sebelah utara.

    - Kabupaten Lamongan di sebelah timur.

    - Kabupaten Bojonegoro di sebelah selatan, dan

    - Kabupaten Rembang dan Blora (Provinsi Jawa Tengah) berada disebelah barat.

    Jarak dari ibukota Propinsi Jawa Timur sekitar 103 km ke arah barat.

    Luas wilayah Kabupaten Tuban yang berupa daratan seluas 183.994.562 Ha yang

    terbagi menjadi 20 kecamatan, 311 desa dan 17 kelurahan. Memiliki pantai sepanjang 65 km

    yang membentang dari arah timur sampai barat yaitu dari Kecamatan Palang sampai Kecamatan

    Bancar. Sedangkan luas wilayah lautan seluas 22.608 km2.

    Daerah administratif Kabupaten Tuban terbagi dalam Kecamatan Plumpang, Widang,

    Singgahan, Rengel, Soko, Senori, Bangilan, Bancar, Parengan, Merakurak, Palang, Jatirogo,

    Jenu, Tuban, Tambakboyo, Montong, Semanding, Kenduruan, Kerek dan Grabagan.

    Gambar 2.1 Peta Kabupaten Tuban - Propinsi Timur

  • 7

    Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Tuban- Propinsi Jawa Timur

    (2) Geologi

    Secara geologi Kabupaten Tuban termasuk dalam cekungan Jawa Timur utara yang

    memanjang pada arah barat timur mulai dari Semarang sampai Surabaya. Sebagaian besar

    Kabupaten Tuban termasuk dalam Zona Rembang yang didominasi endapan yang umumnya berupa

    batuan karbonat dan perbukitan kapur.

    Dilihat dari susunan litologi, Kabupaten Tuban tersusun dari batuan sedimen yang kaya akan

    sumberdaya alam berupa bahan tambang galian mineral bukan logam dan batuan diantaranya : pasir

    silica, clay, ball clay, phospat, dolomit dan trass serta golongan A berupa minyak bumi.

    Secara geologi terdapat 3 (tiga) jenis tanah yang dominan di Kabupaten Tuban yaitu :

    - Mediteran merah kuning berasal dari endapan batu kapur di daerah bukit sampai gunung, terdapat

    di Kecamatan Semanding, Montong, Kerek, Palang, Jenu, Sebagian Tambakboyo, Widang,

    Plumpang dan Merakurak.

    - Aluvial berasal dari endapan di daerah daratan dan cekungan, terdapat di kecamatan Tambakboyo,

    Bancar, Tuban, Palang, Rengel, Soko, Parengan, Singgahan, Senori dan Bangilan.

    - Grumosol, berasal dari endapan batuan didaerah bergelombang, terdapat di kecamatan Bancar,

    Jatirogo dan Senori.

    Gambar 2. 3 Peta Geologi Kabupaten Tuban

  • 8

    (3) Topografi

    Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban berkisar antara 5 - 182 meter diatas permukaan

    laut (dpl). Bagian utara berupa dataran rendah dengan ketinggian 0 15 meter diatas permukaan laut,

    bagian selatan dan tengah juga merupakan dataran rendah dengan ketinggian 5 500 meter. Daerah

    yang berketinggian 0 25 m dpl terdapat disekitar pantai dan sepanjang Bengawan Solo, sedangkan

    daerah yang berketinggian diatas 100 meter dpl terdapat di Kecamatan Kenduruan, Montong,

    Parengan dan Grabagan.

    Gambar 2.4 Peta Ketinggian Kabupaten Tuban

    (4) Iklim

    Kabupaten Tuban merupakan kawasan yang beriklim kering dengan variasi agak kering sampai

    dengan sangat kering meliputi areal seluas 174.298,06 Ha (94,73%) dari luas wilayah Tuban,

    sedangkan sisanya kurang lebih 9.696,51 Ha (5,27%) merupakan Kawasan yang cukup basah.

    Akibat letak astronomisnya, wilayah Kabupaten Tuban termasuk dalam iklim tropis. Sedangkan

    akibat letak geografisnya, memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau,

    dengan curah hujan kategori sedang. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Pebruari sebesar

    292,88 mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 1,24 mm.

    b) KONDISI DEMOGRAFIS

    Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tuban tahun 2013 sekitar 2,50% dengan jumlah

    penduduk sejumlah 1.288.975 jiwa berdasarkan hasil registrasi pada tanggal 31 Desember 2013.

    Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan atau disebut rasio jenis kelamin (sex ratio)

    tercatat 100,02. Angka tersebut menjelaskan bahwa di Kabupaten Tuban pada tahun 2012 jumlah

    penduduk laki-laki hampir sama dengan jumlah penduduk perempuan.

    Berdasarkan kelompok umur, Komposisi penduduk Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut

    :Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten Tuban per kecamatan adalah sebagai berikut:

  • 9

    Grafik 2.1

    Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

    Berdasarkan Hasil Regristasi 31 Desember 2013

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tuban

    Jika dilihat dari komposisi penduduk Kabupaten Tuban, diketahui bahwa penduduk

    Kabupaten Tuban didominasi oleh penduduk usia muda atau dewasa, yakni mengelompok pada usia

    15-49 tahun. Namun jika diamati pada piramida penduduk, penduduk berusia di bawah 15 tahun masih

    terlihat membesar, terutama pada kelompok usia 5-14 tahun, yang lebih besar dibandingkan dengan

    penduduk yang berusia 0-4. Hal tersebut menunjukkan jumlah angkatan kerja yang besar.

    Fenomena ini merupakan indikasi bahwa penanganan kesehatan oleh Pemerintah Kabupaten

    Tuban pada anak balita semakin baik, sehingga tingkat kematian pada anak balita menjadi lebih rendah

    serta tingkat kelahiran relatif tinggi. Disamping itu angka harapan hidup penduduk perempuan lebih

    tinggi dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

    c) KONDISI EKONOMI

    1) Potensi Unggulan Daerah

    Kabupaten Tuban merupakan daerah yang memiliki keanekaragaman sumberdaya alam

    dengan topografi dan struktur tanah yang beraneka ragam, sehingga memberikan peluang bagi

    Kabupaten Tuban untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi unggulan guna

    meningkatkan perekonomian yang sangat diperlukan dalampelaksanaan otonomi daerah. Melalui

    pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak, efisien dan efektif akan berdampak

    pada optimalnya kontribusi sumberdaya alam bagi perekonomian masyarakat dan dunia usaha

    serta bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Kabupaten Tuban memiliki potensi

    unggulan yang memungkinkan untuk dikembangkan diantaranya :

    (1) Potensi Pertambangan

    Kabupaten Tuban kaya akan potensi bahan galian mineral bukan logam dan batuan dengan

    jenis yang bervariasi meliputi : batu kapur, pasir kwarsa, dolomit, phosphat, clay, pasir silika

    dan kalsium. Potensi bahan mineral bukan logam dan batuan tersebut banyak dimanfaatkan

    oleh pelaku industri diantaranya PT. Semen Indonesia dan PT. Holcim sehingga mampu

    memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah.

    Adapun potensi bahan galian Golongan C tersebut diantaranya :

    (a) Batu Gamping (CaCO3), merupakan bahan galian industri utama yang potensial dengan

    cadangan yang cukup besar. Tersebar di beberapa kecamatan meliputi Tambakboyo,

    Bangilan, Merakurak, Palang dan Kenduruan. Kegunaan batu gamping ini yang utama

    Laki-laki (jiwa) Laki-laki (jiwa)

    70.000 60.00050.000 40.000 30.000 20.000 10.000

  • 10

    adalah sebagai bahan baku semen portland, pemurnian baja, industri kertas, bahan

    bangunan, cat dan lain-lain.

    (b) Batu Pasir/Pasir, potensi sumberdaya alam berupa batu pasir/pasir tersebar di beberapa

    Kecamatan meliputi : Jatirogo, Bancar, Montong dan Tambakboyo.

    (c) Batu lempung/lempung, batu lempung/lempung yang layak tambang di wilayah

    Kabupaten Tuban tersebar di Kecamatan Jatirogo, Bancar, Kerek, Merakurak, Parengan,

    Palang, Montong dan Widang.

    Lempung merupakan hasil rombakan batuan yang lebih tua dengan butiran halus dengan

    kandungan pengotor yang bervariasi dan tersusun dari mineral kaolit dengan derajat

    plastisitas tinggi, kegunaannya diantaranya sebagai bahan baku industri keramik, batu

    merah, genting dan lain-lain.

    (d) Dolomit, merupakan ikutan batu gamping karena peresapan unsur magnesium dari air laut

    ke batu gamping yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri pengisi cat,

    plastik, kertas dan pembuat semen soral. Potensinya terdapat Kecamatan Palang, Widang,

    Semanding dan Rengel.

    (e) Pasir Kwarsa, merupakan kandungan batu granit dan fieldsparlic yang dapat digunakan

    sebagai bahan baku pembuatan keramik, gelas, kaca, semen, piring dan industri kimia

    lainya yang terdapat di Kecamatan Jatirogo dan Tambakboyo.

    (f) Phospat, material ikutan batu gamping yang dapat digunakan langsung terutama untuk

    industri pupuk, tersebar di Kecamatan Merakurak, Rengel, Palang dan Widang.

    Selain bahan mineral bukan logam dan batuan, dataran Kabupaten Tuban juga menyimpan

    kandungan Bahan Galian Golongan A diantaranya gas dan minyak bumi. Kegiatan ekplorasi

    dan eksploitasi telah dilaksanakan oleh Job Petrochina dan Pertamina EP Cepu.

    (2) Potensi Pertanian

    Meskipun sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban merupakan lahan kering, akan tetapi

    dengan berbagai upaya pembangunan infrastruktur irigasi baik teknis, setengah teknis maupun

    non teknis, lahan pertanian tersebut dapat dioptimalkan pemanfaatannya untuk berbagai jenis

    produk unggulan diantaranya :

    (a) Padi, Kabupaten Tuban menjadi salah satu penyangga lumbung pangan nasional di Jawa

    timur dengan produksi yang rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan cukup

    signifikan dengan jumlah produksi 530.154 ton atau dengan nilai produksi sebesar

    2.120,62 milyar rupiah pada tahun 2013. Jumlah tersebut melebihi kebutuhan pangan beras

    penduduk Kebupaten Tuban sehingga terjadi surplus yang dapat memberikan konstribusi

    terhadap peningkatan ketersediaan pangan nasional.

    (b) Kacang Tanah, merupakan potensi yang cukup besar di Kabupaten Tuban dengan luas

    areal tanam yang mencapai rata-rata 29.455 Ha setiap tahunnya dengan total produksi

    sebesar 51.988 tonatau dengan nilai produksi sebesar 504,28 milyar rupiah pada tahun

    2013. Keunggulan Kacang Tuban diantaranya rasanya yang renyah dan gurih dengan

    kandungan minyak yang tinggi dan tahan didaerah alkalis.

    (c) Jagung, dengan luas areal tanam pada tahun 2013 mencapai 100.341 Ha. dengan jumlah

    produksi 450.780 ton atau dengan nilai produksi sebesar 1.307,27 milyar rupiah.

    (3) Potensi Perikanan dan Kelautan

    Wilayah pantai Kabupaten Tuban yang membujur sepanjang 65 km dari arah barat di

    kecamatan Bancar sampai ke timur di kecamatan Palang merupakan modal yang cukup besar

    bagi jalannya roda perekonomian masyarakat nelayan di Kecamatan Palang, Tuban, Jenu,

    Tambakboyo dan Bancar.

    Berbagai jenis hasil olahan perikanan laut yang diproduksi di Kabupaten Tuban mempunyai

    nilai ekonomis tinggi diantaranya : ikan teri, ikan asin, trasi, rajungan dan tepung ikan.

    Produksinya banyak di ekspor ke negara Jepang, sedangkan sentra usahanya banyak dijumpai

    di Kecamatan Palang, Jenu, Tambakboyo dan Bancar. Budidaya perikanan darat lainnya yang

  • 11

    banyak berkembang di Kabupaten Tuban adalah budidaya tambak, kolam dan keramba.

    Adapun Jenis ikan yang banyak dibudidayakan adalah ikan bandeng dan lele.

    Disamping itu di sepanjang pantai merupakan kawasan pengembangan budidaya tambak

    udang.

    (4) Potensi Pariwisata

    Potensi pariwisata yang menonjol dan mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian

    masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tuban diantaranya adalah :

    (a) Pemandian Bektiharjo

    Pemandian Bektiharjo berada di Desa Bektiharjo Kecamatan Semanding berjarak 5 km

    selatan Kota Tuban. Ciri khas Kolam Pemandian Bektiharjo adalah adanya sumber mata

    air alami dengan debit air yang cukup besar, suasana kawasan wisata yang sejuk sekaligus

    dihuni satwa kera. Disamping dimanfaatkan sebagai kawasan obyek wisata, sumber mata

    air tersebut juga dimanfaatkan untuk mensuplai kebutuhan air bersih serta mengairi lahan

    pertanian di wilayah Kecamatan Semanding.

    (b) Goa Akbar

    Goa Akbar terletak di Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding berada di sebelah

    selatan Kota Tuban. Goa Akbar menjadi salah satu obyek wisata andalan karena

    mempunyai pesona keindahan ruangan-ruangan dalam goa yang terhubung oleh lorong-

    lorong panjang dengan relief batu-batu alam, dengan stalagtit dan stalagmit yang beraneka

    ragam memberikan pesona keindahan yang menawan ditunjang dengan adanya sungai

    bawah tanah yang mengalir jernih menambah keindahannya.

    (c) Goa Ngerong

    Goa Ngerong terletak di Desa Rengel Kecamatan Rengel berjarak 35 km di sebelah

    selatan pusat kota Tuban. Daya tarik wisata Goa Ngerong karena memiliki sungai bawah

    tanah yang mengalir dari dalam goa. Ciri khas lainnya adalah di kawasan Goa Ngerong

    menjadi habitat alami ribuan ikan dan kelelawar yang bergelayutan di dalam dan di mulut

    goa.

    (d) Obyek Makam Sunan Bonang dan Ibrahim Asmoro Qondi

    Makam Sunan Bonang berlokasi di pusat kota tepatnya di Kelurahan Kutorejo di sebelah

    barat aloon-aloon Kota Tuban. Sunan Bonang merupakan salah satu Wali sembilan

    penyebar agama Islam di Jawa yang makamnya setiap hari banyak diziarahi pengunjung

    dari berbagai daerah.

    Disamping makam sunan Bonang terdapat juga tempat wisata religi lainya yaitu makam

    Ibrahim Asmoroqondi. Ibrahim Asmoroqondi merupakan Ayah dari Sunan Ampel,

    lokasinya terletak di Desa Gesikharjo Kecamatan Palang + 5 km kearah timur kota Tuban.

    (e) Obyek Wisata Pantai

    Kabupaten Tuban juga memiliki obyek wisata pantai dengan panorama laut dan sunrise

    yang indah serta dapat digunakan bersantai dengan keluarga di sore hari sambil bermain di

    pinggir laut mencari kerang. Obyek wisata pantai tersebut terdapat di Pantai Panyuran di

    Kecamatan Palang dan Pantai Sowan di Kecamatan Tambakboyo.

    Berbagai potensi pariwisata di Kabupaten Tuban telah didukung oleh berbagai sarana dan

    prasarana fasilitas umum penunjang kepariwisataan yang selalu dibenahi dan dikembangkan,

    sehingga memberikan daya tarik dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke

    Kabupaten Tuban. Disamping itu di berbagai tempat obyek wisata juga telah dimanfaatkan

    sebagai tempat pemasaran produk unggulan Kabupaten Tuban seperti hasil kerajinan industri

    kecil batik Tuban, tenun gedog, makanan khas Tuban maupun souvenir lainnya.

    Sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan lainnya adalah tersedianya berbagai

    akomodasi pendukung diantaranya hotel berbintang, hotel kelas melati sampai losmen

  • 12

    sederhana yang ditunjang restoran dan rumah makan yang menyediakan berbagai masakan

    kuliner khas kota Tuban dengan cita rasa tersendiri.

    2) Perkembangan Industri

    Kabupaten Tuban memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka peningkatan

    perekonomian daerah, diantaranya adalah letaknya yang strategis di jalur arteri SurabayaJakarta,

    memiliki akses ke perairan Laut Jawa, memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah.

    Berbagai potensi tersebut diharapkan dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi

    pengembangan usahanya di Kabupaten Tuban. Pada gilirannyamampu menjadii pendorong

    peningkatan perekonomian masyarakat dengan terciptanya lapangan kerja dan terserapnya tenaga

    kerja baik dalam kegiatan industri itu sendiri maupun di berbagai sektor penunjang lainnya seperti

    perdagangan, transportasi, jasa, konstruksi dan berbagai sektor lainya. Bagi perekonomian daerah

    peningkatan kegiatan industri dan investasi memberikan konstribusi bagi pertumbuhan

    perekonomian daerah sebagaimana terangkum dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

    sedangkan bagi keuangan kaerah dapat memberikan kontribusi berupa pajak dan retribusi daerah.

    Guna memfasilitasi perkembangan dunia usaha dan investasi, Kabupaten Tuban telah menyediakan

    sarana lahan Kawasan Industri dalam seluas . 12.832 Ha yang terdiri dari :

    Kawasan peruntukan industri besar

    Kawasan peruntukan industri menengah

    Kawasan peruntukan industri kecil mikro

    Adapun rencana kawasan peruntukan industri di Kabupaten Tuban, meliputi wilayah :

    (a) Kawasan peruntukan industri besar, yaitu di wilayah :

    Kecamatan Tambakboyo

    Kecamatan Kerek

    Kecamatan Merakurak

    Kecamatan Jenu

    Kecamatan Soko

    (b) Kawasan peruntuk industri menengah, yaitu di wilayah :

    Kecamatan Bancar

    Kecamatan Grabagan

    Kecamatan Widang

    Kecamatan Semanding

    Kecamatan Plumpang

    Kecamatan Rengel

    Kecamatan Jatirogo

    Kecamatan Palang

    (c) Kawasan peruntukan industri kecil mikro terdiri atas industri rumah tangga yang tersebar di

    seluruh wilayah Kabupaten Tuban.

    Penjelasan atas kawasan industri di Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut :

    (1) Industri Besar

    Beberapa Industri besar yang ada di Kabupaten Tuban antara lain :

    PT. Semen Indonesia Tbk. terletak di Desa Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten

    Tuban, berdiri sejak tanggal 7 Agustus 1957 di Gresik merupakan BUMN pertama yang

    menjual sahamnya ke publik.

    PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama ( PT. TPPI) terletak di Desa Tasikharjo dan

    Remen di Kecamatan Jenu. Industri ini merupakan industri Olefins dan Aromatik yang

    menghasilkan produk ethylene, ortho-xylene, paraxylene dan bahan kimia lainnya.

    PT. Inti Kalsium Indonesia, berada di Desa Wadung Kecamatan Jenu yang bergerak di

    bidang industri pengolahan kalsium.

    PT. Gasuma Federal Indonesia, berada di Desa Bangunrejo Kecamatan Soko yang bergerak

    dibidang pengolahan gas flare.

    PT. Holcim Indonesia, merupakan industri semen yang berdiri di Kecamatan Tambakboyo.

    Dengan memanfaatkan potensi-potensi alam yaitu bahan baku batu kapur yang tersedia di

    wilayah industri tersebut.

  • 13

    PT. Pertamina, TTU BBM, berada di Kecamatan Jenu, pembangunan Terminal Transit

    Utama BBM yang akan mensuplai kebutuhan BBM nasional.

    (2) Industri Kecil

    Sentra-sentra industri kecil tersebar di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Tuban.

    Beberapa jenis komoditas yang dihasilkan oleh sentra-sentra industri kecil antara lain :

    - Sentra Industri Kecil Batik Tulis dan Tenun Gedog

    Sentra industri ini banyak berkembang di Kecamatan Kerek, Tuban, Jenu, Merakurak,

    Semanding dan Palang. Kerajinan batik dan tenun gedog yang memiliki ciri khas batik

    pesisiran di Kabupaten Tuban memiliki banyak sekali motif asli Tuban yang sebagian sudah

    dihakpatenkan. Pemasaran batik tulis dan tenun gedog di obyek-obyek wisata di Kabupaten

    Tuban maupun ke berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Sektor usaha industri kecil

    khususnya sektor industri batik gedog telah menorehkan bukti keberhasilannya di even tingkat

    Nasional karena pada tahun 2010 batik gedog di kecamatan kerek mendapat anugerah Piagam

    Penghargaan Tingkat Nasional dari Presiden Republik Indonesia.

    - Sentra Kerajinan Meubel Jati

    Kerajinan meubel berbahan baku kayu jati berkembang di hampir semua wilayah di

    Kabupaten Tuban, dikarenakan Kabupeten Tuban dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati

    yang cukup besar. Sentra kerajinan meubel jati dan gembol tunggak jati berada di Kecamatan

    Jatirogo, Montong, Kenduruan dan Bangilan. Jenis kerajinan yang dihasilkan berupa beraneka

    macam perabot rumah tangga, maupun berupa souvenir ukiran dan bubut.

    - Sentra Kerajinan Gerabah

    Sentra kerajinan gerabah atau yang dikenal dengan tembikar terdapat di Kecamatan Rengel,

    Tuban dan Bangilan. Berkat pembinaan dan pelatihan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban,

    produk kerajinan gerabah Tuban tidak kalah kualitasnya dibandingkan produk sejenis dari

    daerah lain. Berbagai jenis gerabah yang dihasilkan dipasarkan di Kabupaten Tuban maupun

    ke daerah-daerah tujuan wisata lain di Indonesia.

    - Sentra Kerajinan Anyaman Bambu

    Sentra kerajinan anyaman bambu berkembang di Kecamatan Merakurak dan Soko.

    - Kerajinan Sangkar Burung

    Sentra pengrajin sangkar burung berada di Kecamatan Soko, dengan jenis produksi sangkar

    burung perkutut dan burung kicauan, Prospek pasar yang cukup besar baik untuk memenuhi

    permintaan pasar lokal maupun dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.

    - Industri kecil jagung goreng dan aneka keripik.

    Sentra home industri jagung goreng (marning) dan aneka keripik berkembang di Kecamatan

    Jatirogo. Oleh-oleh khas Jatirogo ini memiliki keunggulan rasanya yang gurih dan renyah.

    Pemasaran camilan ini selain di wilayah Kabupaten Tuban juga ke daerah-daerah lain di Jawa

    Timur. Keripik gayam adalah salah satu produk unggulan khas Kabupaten Tuban yang tidak

    didapati di daerah lain. Daerah yang menjadi sentra penghasil gayam adalah Kecamatan

    Merakurak.

    2) Pertumbuhan Ekonomi/Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    Kondisi perekonomian Kabupaten Tuban pada tahun 2013 secara umum menunjukkan suatu

    peningkatan dibanding keadaan pada tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya beberapa kebijakan

    pemerintah yang lebih mengedepankan pada perekonomian rakyat, diantaranya sektor Usaha Mikro

    Kecil Menengah (UMKM) mendapat perhatian yang lebih. Kebijakan pemberian pinjaman lunak

    dengan tingkat suku bunga kredit yang rendah bagi pengusaha mikro, kecil dan menengah (UKM)

    tersebut. Program pemerintah lainnya seperti PNPM Mandiri, juga berperan dalam menstabilkan daya

    beli masyarakat berpenghasilan rendah sehingga kondisi perekonomian di tahun 2013tetap stabil.

  • 14

    Namun demikian harus tetap diwaspadai kecenderungan kenaikan harga minyak dunia dan

    ancaman krisis global serta turunnya nilai rupiah dengan meningkatkan kemandirian perekonomian

    masyarakat dan terus menggali potensi ekonomi yang ada di wilayah Kabupaten Tuban.

    (1) Struktur Ekonomi Kabupaten Tuban

    Kondisi ekonomi suatu daerah secara umum dapat dilihat dari angka Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB), investasi, inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan bidang

    ekonomi.

    Angka PDRB merupakan gambaran mengenai nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-

    unit produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu, sehingga perkembangan nilai PDRB

    merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan pada suatu daerah.

    Gambaran besaran angka PDRB Kabupaten Tuban selama tahun 2012 dan tahun 2013

    adalah sebagaimana tabel berikut :

    Tabel 2.1

    Perkembangan Nilai Agregat PDRB selama Tahun 2012 2013 (Juta Rupiah)

    No Uraian 2012*) 2013**) Pertumbuhan (%)

    I. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

    1. PDRB ADHB (Juta RP.) 24.050.412,30 27.537.373,30 14,75

    2. Pendapatan Regional (Juta Rp) 20.833.027,93 23.156.360,06 11,15

    3. Pendapatan Regional Perkapita ADHB (Rp) 18.522.247,85 20.487.104,66 10,61

    II. Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

    1. PDRB ADHK (Juta Rp.) 9.636.933,44 10.324.322,57 7,13

    2. Pendapatan Regional (Juta Rp) 8.793.443,35 9.343.938,42 6,26

    3. Pendapatan Regional Perkapita ADHK (Rp) 7.818.082,80 8.271.859,97 5,80

    III Penduduk pertengahan tahun 1.130.290 1.130.290 0,49

    Sumber : BPS Kabupaten Tuban

    Catatan : *) Angka diperbaiki **) Angka Sementara

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa angka PDRB, baik ADHB maupun ADHK, dari

    tahun 2012 ke tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan, untuk PDRB ADHB dari

    24.050.412,30 juta rupiah pada tahun 2012 meningkat 14,75% mejadi 27.537.373,30juta

    rupiah pada tahun 2013. Sedangkan PDRB ADHK dari 9.636.933,44 juta rupiah pada tahun

    2012 meningkat 7,13% menjadi 10.324.322,57 juta rupiah di tahun 2013.

    Untuk mengetahui peranan ekonomi sektoral PDRB selama tahun 2012 dan 2013

    dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :

    Tabel 2.2

    Peranan Ekonomi Sektoral dalam PDRB Kabupaten Tuban ADHB Tahun 2012 2013 (%)

    No Sektor 2012*) 2013**) Pertumbuhan

    (%)

    1 Pertanian 26,70 25,36 (5.02)

    2 Pertambangan dan Penggalian 18,72 19,79 5.72

    3 Industri Pengolahan 22,60 22,37 (1.02)

    4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,11 3,15 1.29

    5 Konstruksi 0,54 0,58 7.41

    6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,43 16,77 2.07

    7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,05 2,09 1.95

    8 Keuangan, Real Estate & Jasa

    Perusahaan

    5,16 5,24

    1.55

    9 Jasa-Jasa 4,68 4,64 (0.85)

    PDRB dengan Migas 100 100 0

    Sumber : BPS Kabupaten Tuban Catatan : *) Angka diperbaiki **) Angka Sementara

  • 15

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa peranan ekonomi sektoral dalam pembentukan

    angka PDRB menunjukkan keadaan yang beragam, terdapat beberapa sektor yang

    mengalami peningkatan namun terdapat pula beberapa sektor yang mengalami penurunan.

    Dua sektor ekonomi yang tetap memberikan sumbangan peranan paling besar

    dalam pembentukan angka PDRB adalah sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan

    masing-masing sebesar 26,70% dan 22,60% pada tahun 2012 serta 25,36% dan 22,37% pada

    tahun 2012, walaupun kedua sektor tersebut mengalami penurunan peranan dalam

    pembentukan PDRB bersama sektor jasa-jasa.

    Sektor ekonomi yang mengalami peningkatan peranan terbesar dalam

    pembentukan PDRB adalah sektor konstruksi yaitu pada tahun 2012 sebesar 0,54%

    kemudian meningkat menjadi 0,58% pada tahun 2013 atau sebesar 7,41%. Hal ini

    menunjukkan bahwa pembangunan di sektor konstruksi masih merupakan bagian terbesar

    kebijakan dalam peningkatan infrastruktur guna mendongkrak perekonomian daerah.

    Peningkatan peran sektor Pertambangan dan Penggalian memberikan indikasi

    bahwa sektor ini masih tetap menjadi primadona dalam peningkatan produksi yang secara

    potensi Kabupaten Tuban memiliki sumberdaya alam galian yang sangat besar.

    Selain peningkatan terdapat pula beberapa sektor yang mengalami penurunan

    peran dalam pembentukan angka PDRB.Dua sektor yang mengalami penurunan peranan

    pada Tahun 2013 adalah sektor Industri Pengolahan dan sektor Jasa-jasa. Penurunan di

    sektor Industri Pengolahan sebesar 1,02% dan 0,85% di sektor Jasa-jasa. Penurunan peran

    ini bukan berarti dua sektor tersebut mengalami penurunan secara kuantitas akan tetapi lebih

    kepada keterbandingan terhadap peningkatan pada sektor-sektor lainnya.

    (a) Pertumbuhan Ekonomi

    Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB

    merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya, yang mana apabila

    sebuah sektor mempunyai kontribusi yang besar dan sektor tersebut mempunyai tingkat

    pertumbuhan yang tinggi maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif dari pertumbuhan

    ekonomi secara total.

    Secara umum perekonomian Kabupaten Tuban pada tahun 2013 mengalami

    pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2012 yakni dari 6,27

    menjadi 7,13 pada tahun 2013. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional,

    laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban lebih tinggi dibandingkan dengan laju

    pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 6,68%.

    Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dari masing-masing sektor pada tahun

    2012-2013 terlihat sebagaimana tabel berikut :

    Tabel 2.3

    Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tuban

    Berdasarkan PDRB Tahun 2012 2013 (%)

    No. Sektor 2012*) 2013**) Pertumbuhan

    (%)

    1 Pertanian 4,21 1,76 (58.19)

    2 Pertambangan dan Penggalian 3,62 13,29 267.13

    3 Industri Pengolahan 6,64 6,05 (8.89)

    4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 8,89 8,38 (5.74)

    5 Konstruksi 15,15 15,35 1.32

    6 Perdag, Hotel dan Restoran 10,31 9,34 (9.41)

    7 Pengangkutan dan Komunikasi 9,97 9,19 (7.82)

    8 Keuangan, Real Estate & Jasa

    Perusahaan

    9,30 8,70

    (6.45)

    9 Jasa-Jasa 6,26 6,23 (0.48)

    Laju Pertumbuhan ekonomi 6,27 7,13 13.72

    Sumber : BPS Kabupaten Tuban

    Catatan : *) Angka diperbaiki **) Angka Sementara

  • 16

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tuban yang

    diukur dari PDRB pada tahun 2013 akibat kondisi yang cukup stabil pertumbuhan

    perekonomian di Kabupaten Tuban secara umum dari seluruh sektor ekonomi bergerak

    cukup melambat sehingga hanya mampu mencapai angka 3,11%, hal ini dikarenakan

    beberapa tahun sebelumnya perekonomian di Kabupaten Tuban cukup mengalami

    pertumbuhan yang sangat signifikan, sehingga pada suatu saat akan mengalami suatu

    kondisi perekonomian yang cukup stabil, namun pada tahun 2012 kondisi perekonomian

    kembali menunjukkan peningkatan, hingga pertumbuhan ekonominya mencapai angka

    7,30%.

    Pertumbuhan ekonomi ini tak terlepas dari peran masing-masing sektor

    pendukungnya yang mana dari ke 9 (sembilan) sektor yang ada, sektor pertanian

    menunjukkan penurunan pertumbuhan yang cukup besar yakni -34,58% dari tahun 2011.

    Hal ini disebabkan antara lain karena semakin berkurangnya lahan pertanian produktif,

    disamping itu cuaca yang panas dengan kemarau yang lebih panjang dan curah hujan yang

    rendah sehingga membuat petani kesulitan mendapatkan air terutama untuk pertanian sawah

    tadah hujan. Sektor lain yang juga mengalami penurunan yaitu Sektor Keuangan, Persewaan

    dan Jasa Persahaan walaupun penurunan pertumbuhannya sangat kecil jika dibandingkan

    dengan tahun 2011.

    Disamping penurunan pertumbuhan, seluruh sektor ekonomi selain sektor

    pertanian dan sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Persahaan tetap mengalami peningkatan

    pertumbuhan. Sektor-sektor ekonomi yang mengalami peningkatan pertumbuhan 3 terbesar

    yaitu sektor kontruksi, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor pengangkutan dan

    komunikasi dengan peningkatan pertumbuhan berturut-turut sebesar 16,05%, 13,32% dan

    12,27%.

    (b) Tingkat Perkembangan Harga

    Untuk mengetahui tingkat perkembangan harga secara umum dari PDRB dapat

    dilihat dari perubahan Indeks Harga Implisit, yang menunjukkan kenaikan dan penurunan

    harga barang dan jasa. Peningkatan Indeks Harga Implisit menunjukkan kenaikan harga

    barang dan jasa, sebaliknya dengan penurunan Indeks Harga Implisit menunjukkan

    penurunan harga barang dan jasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan Indeks Harga

    Implisit tersebut sebenarnya adalah inflasi yang didapatkan dari PDRB yang komponennya

    meliputi seluruh barang dan jasa yang ada dalam suatu perekonomian.

    Perkembangan tingkat inflasi di Kabupaten Tuban, berdasarkan PDRB selama

    tahun 2012 dan tahun 2013dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :

    Tabel 2.4

    Perkembangan Tingkat Inflasi/Deflasi Kabupaten Tuban

    Berdasarkan PDRB Tahun 2012 - 2013 (%)

    No Sektor 2012*) 2013**) Prtumbuhan

    (%)

    1 Pertanian 10,34 9,50 -8,12

    2 Pertambangan dan Penggalian 1,86 5,51 196,24

    3 Industri Pengolahan 5,10 6,07 19,02

    4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,90 7,09 273,16

    5 Konstruksi 4,64 7,24 56,03

    6 Perdag, Hotel dan Restoran 3,68 6,49 76,36

    7 Pengangkutan dan Komunikasi 3,59 8,69 142,06

    8 Keu, Persewaan dan Jasa Persh, 5,63 7,70 36,77

    9 Jasa-Jasa 3,33 3,50 5,11

    PDRB 5,60 6,88 22,86

    Sumber : BPS Kabupaten Tuban Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

  • 17

    Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat inflasi di Kabupaten Tuban pada tahun

    2013 dimana sebagai dampak kenaikan harga BBM, Listrik dan Gas, seluruh sektor

    ekonomi mengalami inflasi yang besar. Demikian juga apabila dibandingkan dengan tingkat

    inflasi pada tahun 2013 kecuali sektor pertanian yang mengalamipenurunan pertumbuhan

    inflasi, seluruh sektor mengalami kenaikan pertumbuhan inflasi yang besar.

    Apabila disandingkan antara tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka

    7,13% pada tahun 2013 dengan tingkat inflasi sebesar 6,88%, maka didapatkan tingkat

    pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Tuban hanya

    sebesar 0,25%. Selebihnya dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai pada tahun

    2013 tersebut terserap untuk mengeliminir dampak terjadinya tingkat inflasi harga-harga

    barang.

    (c) Indeks Pembangunan Manusia

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan seberapa besar tingkat

    pembangunan SDM yang telah dilaksanakan dan pencapaian keberhasilan yang dapat diraih.

    Pembangunan SDM di Kabupaten Tuban dari tahun ke tahun semakin membaik ditunjukkan

    dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan berbagai indikator SDM

    dalam MDGs. IPM meningkat dari 69,18% pada tahun 2012 menjadi 69,51% pada tahun

    2013. Pembangunan pendidikan dan kesehatan menempati posisi penting dalam

    pembangunan yang diupayakan melalui peningkatan kualitas dan akses terhadap layanan

    pendidikan dan kesehatan. Dalam rangka mewujudkan keadilan yang lebih merata, perhatian

    khusus terus diberikan kepada masyarakat berpendapatan rendah dalam memperoleh

    pelayanan pendidikan dan kesehatan.

    Melalui Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, anak-anak berusia 7

    15 tahun diberi kesempatan yang luas untuk menempuh pendidikan dasar dan dilanjutkan

    dengan perintisan dan penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun.

    Demikian pula masyarakat yang tidak mampu diberi kemudahan untuk memperoleh

    pelayanan kesehatan melalui berbagai program terutama melalui program pelayanan

    pengobatan gratis di Puskesmas dan RSUD Dr. R. Koesma bagi masyarakat miskin.

    (d) Tingkat Pengangguran Terbuka

    Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Tuban dari waktu ke waktu

    mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penghitungan Dinas Sosial

    dan Tenaga Kerja, Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2012 tingkat pengangguran

    terbuka sebesar 3,51%,pada tahun 2013 telah meningkat menjadi 4,33%. Pengangguran

    terbuka (open unemployment) adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 tahun ke

    atas) yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari

    pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan yang sudah punya

    pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja

    (jobless). Penurunan tingkat pengangguran ini selaras dengan tingkat pertumbuhan ekonomi

    yang semakin meningkat dan bertambahnya lapangan kerja sebagai dampak positif

    meningkatnya volume penanaman modal di Kabupaten Tuban.

    (e) Tingkat Kemiskinan

    Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Tuban pada tahun 2012 menurut data BPS

    adalah sebesar 18,78%. Pada Tahun 2013 persentase jumlah rumah tangga miskin

    menunjukkan angka 18,00%. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa upaya upaya

    pembangunan bertujuan untuk meningkatkan akses pada pelayanan dasar seperti pangan,

    pendidikan, dan kesehatan yang ditunjang dengan program-program pemberdayaan

    masyarakat telah menunjukkan hasil sesuai yang diharapkan oleh seluruh stakeholder di

    Kabupaten Tuban.

  • 18

    2.2. VISI DAN MISI

    a) V I S I

    Sebagaimana Peraturan Bupati Nomor 20 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tuban Tahun 2011 - 2016, Visi Pemerintah Kabuapaten

    Tuban untuk Tahun 2011 2016 adalah :

    Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tuban Yang Lebih Maju, Religius, Sejahtera dan

    Bermartabat dalam Tata Pemerintahan yang Kreatif dan Bersih .

    Pada visi tersebut terdapat 6 kata kunci yaitu lebih maju, religius, sejahtera, bermartabat,

    kreatif, bersih dengan penjabaran sebagai berikut :

    (1) Lebih Maju, ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan hasil-

    hasil pembangunan yang ditandai dengan semakin meningkatnya indeks pembangunan

    manusia.

    (2) Religius, yaitu kondisi masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai-nilai agama dalam

    kehidupan sehari-hari dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia yang berdampak terhadap keamanan, ketertiban

    dan produktivitas tinggi.

    (3) Sejahtera, adalah keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan minimalnya meliputi

    sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan dalam situasi lingkungan yang aman dan

    damai

    (4) Bermartabat, mengandung arti bahwa masyarakat di dalam kehidupannya telah dapat

    menghargai dan menghormati sistem nilai yang berlaku dan sekaligus menjadi landasan moral

    bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    (5) Kreatif, yaitu suatu keadaan yang mampu memanfaatkan peluang dan tantangan,

    mengembangkan inovasi, kreatifitas dalam optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam serta

    percepatan pembangunan secara berkelanjutan.

    (6) Bersih, sebagai perwujudan tata pemerintahan yang transparan, akuntabilitas dan mampu

    memberikan satisfied public services (layanan publik yang memuaskan) guna meningkatkan

    pelayanan publik yang cepat, tepat dan pasti.

    2. M I S I

    Guna mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan Misi Pemerintah Kabupaten Tuban. Misi

    Pemerintah Kabupaten Tuban untuk Tahun 2011 2016 adalah :

    (1) Meningkatan kualitas Sumber Daya Manusia secara berkeadilan.

    (2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas kesejahteraan sosial.

    (3) Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing global berbasis pertanian,

    perdagangan, industri, pariwisata serta jasa secara berkelanjutan.

    (4) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam semua aspek kehidupan.

    (5) Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha serta

    menumbuhkan wira usaha baru.

    (6) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang berdaya guna, optimalisasi

    pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup serta konsistensi perencanaan tata ruang yang

    berkelanjutan.

    (7) Meningkatkan kemandirian generasi muda, perempuan dan kesetaraan gender serta

    perlindungan anak.

    (8) Merevitalisasi proses Desentralisasi dan Otonomi Daerah melalui reformasi birokrasi dan

    penguatan otonomi desa demi terciptanya tata pemerintahan yang bersih, inovatif, kreatif dan

    efisien berbasis pelayanan publik.

    (9) Meningkatkan kualitas demokrasi yang bermartabat dan bermoral sebagai bentuk perwujudan

    pelaksanaan Hak Azasi Manusia (HAM).

    2.3. KEBIJAKAN KEUANGAN

    Kebijakan keuangan merupakan bagian unsur yang amat penting di dalam pelaksanaan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah baik aspek kebijakan pendapatan, kebijakan belanja dan kebijakan

    pembiayaan daerah, sehingga diharapkan kebijakan-kebijakan tersebut dapat memberikan pelayanan

  • 19

    yang baik dan optimal kepada masyarakat sebagai wujud tanggung jawab Pemerintah Daerah untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    a) Kebijakan Pendapatan

    Pendapatan daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai

    kekayaan bersih, meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah dalam satu

    tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah dikelompokan atas

    pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

    Kebijakan umum Anggaran dibidang Pendapatan Daerah pada Perubahan APBD Tahun

    Anggaran 2013 tetap diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah sesuai potensi dan

    kewenangan yang ada berdasarkan ketentuan peraturan Undang Undang yang berlaku dengan tetap

    mengedepankan pertimbangan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.

    Optimalisasi pengelolaan pendapatan daerah dilakukan dengan mensinergikan intensifikasi

    dan ekstensifikasi sumber sumber pendapatan daerah, sehingga dari sektor Pendapatan Asli

    Daerah Kebijakan Umum dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 masih tetap diarahkan

    pada :

    - Optimalisasi peningkatan pendapatan daerah;

    - Intensifikasi pemungutan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD);

    - Upaya penggalian potensi sumber-sumber pendapatan baru melalui pendataan ulang

    terhadap sumber-sumber pendapatan, menerbitkan peraturan daerah baru serta mereview

    peraturan daerah yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan sehingga diharapkan dapat

    meningkatkan potensi pendapatan daerahsesuai yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 28

    Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

    - Mengupayakan meningkatkan pendapatan dari Dana Perimbangan, melalui koordinasi dan

    konsultasi dengan Pemerintah Pusat maupun Propinsi berkaitan dengan Perhitungan Dana

    Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) serta Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

    (BHPBP).

    - Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

    - Pelaksanaan Penegakan Hukum (Law Enforcement) terhadap penunggak Pajak;

    - Peningkatan pengelolaan aset daerah yang dapat menambah PAD;

    - Ekstensifikasi kegiatan pendataan obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan;

    - Peningkatan intensitas pengawasan untuk memperkecil tingkat kebocoran penggunaan anggaran,

    baik pengawasan melekat yang dilakukan oleh atasan langsung maupun pengawasan fungsional

    yang dilakukan Inspektorat Daerah.

    Untuk Kebijakan peningkatan Pendapatan dari Dana Perimbangan masih terus

    meningkatkan intensitas koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

    Provinsi dalam rangka penghitungan Bagi Hasil Pajak, Bukan Pajak dan Dana Perimbangan yang

    lain.

    b) Kebijakan Belanja Daerah.

    Belanja daerah disusun berdasarkan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan

    secara adil dan merata, agar relatif dapat dinikmati oleh masyarakat, khususnya dalam pemberian

    pelayanan umum.

    Sebagaimana diatur dalam pasal 22 ayat (1) huruf b PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor

    13 Tahun 2006 yang diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

    2011, Belanja Daerah adalah Kewajiban Pemerintah Daerah dalam satu tahun Anggaran dan tidak

    diperoleh pembayarannya kembali ke Daerah. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai

    pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Belanja

    Daerah untuk penyelenggaraan Urusan Wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan

    kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan Pelayanan Dasar,

    Pendidikan, Kesehatan, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum yang layak serta mengembangkan Sistem

    Jaminan Sosial.

  • 20

    Belanja Daerah menurut Kelompok Belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja

    Langsung, dengan rincian :

    Belanja Tidak Langsung, menurut jenisnya terdiri :

    - Belanja Pegawai;

    - Bunga;

    - Subsidi;

    - Hibah;

    - Bantuan Sosial;

    - Belanja Bagi Hasil;

    - Bantuan Keuangan: dan

    - Belanja Tidak Terduga.

    Belanja Langsung, menurut jenisnya terdiri dari :

    - Belanja Pegawai;

    - Belanja Barang dan Jasa; dan

    - Belanja Modal.

    Belanja Langsung merupakan Belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan

    pelaksanaan program dan kegiatan, guna melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing

    SKPD.

    Seperti yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tuban

    Tahun Anggaran 2013 yang menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran

    2013, maka dalam penyusunan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 pengalokasian belanja daerah

    dilaksanakan dengan tetap memperhatikan skala prioritas dengan menfokuskan pada program

    program dan kegiatan yang mengarah pada kebutuhan masyarakat dan pelayanan publik.

    Memperhatikan kondisi peningkatan kebutuhan pembangunan daerah, jika tidak diikuti

    dengan peningkatan perolehan pendapatan daerah maka akan sulit mendorong naiknya tingkat belanja

    daerah yang semakin meningkat setiap tahun.

    Dengan memperhatikan potensi pendapatan dan kondisi kebutuhan belanja tersebut maka

    jumlah anggaran belanja daerah pada masing masing satuan kerja, berupa program dan kegiatan

    ditentukan dengan tersedianya dana. Disamping itu dalam mengalokasikan belanja daerah sesuai

    prinsip efisien dan efektif, Pemerintah Daerah juga mengutamakan pada aspek sinkronisasi program

    dan kegiatan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

    Berdasarkan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Tahun Anggaran 2013, maka

    Kebijakan Perubahan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 diarahkan pada :

    - Penyesuaian target Pendapatan Daerah dengan realisasi Pendapatan Tahun berjalan;

    - Mengalokasikan Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD sesuai PMK

    Nomor 42/PMK.07/2013 dan PMK Nomor 101/PMK.07/2013;

    - Mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai dengan petunjuk teknis Tahun Anggaran

    2013;

    - Mengalokasikan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2013 sesuai

    dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 60 Tahun 2013;

    - Mengalokasikan kembali Sisa Bantuan Keuangan, DBHCHT dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

    Tahun Anggaran 2012 sesuai dengan Petunjuk Teknis;

    - Adanya penambahan kegiatan yang didanai dari Bantuan Keuangan Pemerintah Propinsi Jawa

    Timur sesuai Surat Gubernur Jawa Timur Nomor : 903/10865/202/1012;

    - Pemenuhan Belanja Langsung sesuai tahapan yang tertuang dalam RKPD Tahun Anggaran 2013;

    - Penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan yang terjadi dalam pelaksanaan APBD Tahun

    2013 sampai dengan Semester I, serta memanfaatkan SiLPA Tahun Anggaran 2012 yang masih

    dapat dimanfaatkan;

  • 21

    - Pemenuhan prioritaskebutuhan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah guna membiayai

    program dan kegiatan yang tertuang pada Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

    Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013;

    - Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Anggaran;

    - Prioritas terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Penggunaan Anggaran.

    Sesuai dengan Kebijakan Umum Perubahan Belanja Daerah, Prioritas dan Plafon Perubahan

    Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 diarahkan pada :

    - Adanya tambahan Pendapatan Asli Daerah sesuai potensi setelah ditetapkannya Peraturan Daerah

    tentang Pajak dan Retribusi Daerah;

    - Memenuhi Kebutuhan Belanja Tidak Langsung khususnya Belanja Pegawai;

    - Pergeseran dan penambahan terhadap Program/Kegiatan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah

    sesuai dengan perkembangan dan skala prioritas;

    - Adanya peningkatan terhadap pencapaian target kinerja Program/Kegiatan yang harus

    dilaksanakan oleh SKPD berdasarkan prioritas daerah;

    - Melanjutkan penyelesaian pembiayaan terhadap program/kegiatan yang masuk DPAL tahun

    anggaran sebelumnya;

    - Adanya pergeseran dan penyesuaian terhadap Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar,

    Bidang Pendidikan Menengah dan Bidang Pertanian sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan

    Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2013;

    - Adanya kegiatan baru sesuai yang tertuang dalam KUPA, PPAS Perubahan APBD Tahun 2013.

    c) Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah

    Pembiayan daerah adalah semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk

    memanfaatkan surplus serta penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan

    diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

    berikutnya. Pembiayan daerah terdiri atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

    Pada dasarnya dalam bagian pembiayaan tidak terdapat adanya permasalahan utama, karena

    terjadinya defisit anggaran berupa selisih kurang antara pendapatan dan belanja salah satunya dapat

    ditutup.

    Surplus Pembiayaan netto yang merupakan selisih lebih antara penerimaan pembiayaan dan

    pengeluaran pembiayaan daerah harus dapat digunakan untuk menutup defisit anggaran.

    Kebijakan Umum Perubahan Pembiayaan diarahkan untuk :

    - Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 Penerimaan Pembiayaan diarahkan untuk

    menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi Belanja

    Daerah dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013;

    - Pembentukan Dana Cadangan sekaligus pembahasan Raperdanya untuk pengadaan tanah jalan

    lingkar dan pembangunan gedung paviliyun RSUD dr. R.Koesma, sesuai pasal 63 Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

    2.4. Pencapaian Target Kinerja APBD

    Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Tuban

    bersama dengan DPRD menetapkan nota kesepakatan tentang Kebijakan Umum APBD Kabupaten

    Tuban tahun 2013 dan selanjutnya dijabarkan dalam PPAS/PPA.

    Kebijakan Umum APBD Kabupaten Tuban tahun 2013sebagai dasar penyusunan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah. Penyusunan anggaran pendapatan daerah tersebut dengan

    memperhatikan :

    - Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dapat dicapai

    untuk setiap sumber pendapatan.

  • 22

    - Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersediannya penerimaan

    dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau

    tidak mencukupi kridit anggarannya.

    - Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dimasukkan dalam APBD dan melalui rekening Kas

    Umum Daerah.

    Sedangkan dalam penyusunan AnggaranBelanja Pemerintah Kabupaten Tuban telah berupaya

    mengalokasikan anggaran secara adil dan merata agar seluruh masyarakat tanpa diskriminasi,

    khususnya dalam pelayanan kepada masyarakat, karena itu penganggaran belanja daerah dengan

    memperhatikan :

    - Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, indikator kinerja yang ingin

    dicapai.

    - Penetapan prioritas kegiatan dan memperhitungkan beban kerja, serta standar harga yang

    rasional.

    - Sinkronisasi dengan berbagai kebijakan pemerintah.

    Penyusunan Angggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun tersebut secara periodik dapat

    diharapkan mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

    Tabel-tabel berikut ini menggambarkan Pencapaian Target Kinerja Pemerintah Kabupaten

    Tuban Tahun anggaran 2013 sebagai berikut :

    TABEL 2.5

    ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH

    PER SKPD DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

    TAHUN ANGGARAN 2013

    SKPD ANGGARAN REALISASI KURANG/(LEBIH) %

    Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga

    113.763.257,47 159.074.634,27 45.311.376,80 139,83

    Dinas Kesehatan 6.969.959.889,30 8.459.481.005,87 1.489.521.116,57 121,37

    RSUD Dr. R. Koesma 48.333.348.255,63 42.023.742.792,45 (6.309.605.463,18) 86,95

    Dinas Pekerjaan Umum 4.771.295.943,66 6.245.380.728,25 1.474.084.784,59 130,89

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    172.158,03 232.128,38 59.970,35 134,83

    Dinas Perhubungan 1.652.553.851,37 1.757.814.573,60 105.260.722,23 106,37

    Badan Lingkungan Hidup 459.229.565,41 890.459.261,55 431.229.696,14 193,90

    Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

    187.282.985,23 551.243.048,24 363.960.063,01 294,34

    Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja 216.399.281,55 216.860.646,36 461.364,81 100,21

    Dinas Perekonomian dan Pariwisata 5.787.695.079,05 5.863.492.629,56 75.797.550,51 101,31

    Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

    28.202,36 445.040,51 416.838,15 1.578,03

    Satuan Polisi Pamong Praja 4.413,25 21.614,16 17.200,91 489,76

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah

    0,00 36.538,74 36.538,74 0,00

    Sekretariat Daerah 1.601.515.922,07 1.667.812.638,88 66.296.716,81 104,14

    Sekretariat DPRD 831.542,86 2.613.585,19 1.782.042,33 314,31

    Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    1.415.408.867.566,15 1.457.695.878.388,31 42.287.010.822,16 102,99

    Badan Kepegawaian Daerah 49.368,30 126.848,97 77.480,67 256,94

    Inspektorat 0,00 2.559.393,80 2.559.393,80 0,00

    Kecamatan Tuban 477,09 30.844,30 30.367,21 6.465,09

    Kecamatan Merakurak 0,00 3.864,32 3.864,32 0,00

    Kecamatan Semanding 0,00 7.992,16 7.992,16 0,00

    Kecamatan Palang 1.982.000,00 1.987.072,64 5.072,64 100,26

    Kecamatan Jenu 118,61 5.028,99 4.910,38 4.239,94

    Kecamatan Bancar 0,00 4.090,70 4.090,70 0,00

    Kecamatan Jatirogo 0,00 4.193,18 4.193,18 0,00

    Kecamatan Bangilan 0,00 4.832,68 4.832,68 0,00

    Kecamatan Grabagan 0,00 2.685,90 2.685,90 0,00

    Kecamatan Senori 0,00 4.785,56 4.785,56 0,00

  • 23

    Kecamatan Kenduruan 0,00 5.138,54 5.138,54 0,00

    Kecamatan Montong 102,59 2.253,50 2.150,91 2.196,61

    Kecamatan Kerek 2.031.090,00 2.035.488,62 4.398,62 100,22

    Kecamatan Tambakboyo 0,00 1.772,36 1.772,36 0,00

    Kecamatan Singgahan 0,00 2.095,81 2.095,81 0,00

    Kecamatan Parengan 0,00 2.822,74 2.822,74 0,00

    Kecamatan Soko 0,00 4.972,65 4.972,65 0,00

    Kecamatan Rengel 400.000,00 0,00 (400.000,00)

    -

    Kecamatan Plumpang 0,00 3.310,05 3.310,05 0,00

    Kecamatan Widang 0,00 2.424,64 2.424,64 0,00

    Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah Desa, dan Keluarga Berencana

    33.388,56 101.370,89 67.982,33 303,61

    Kantor Perpustakaan, Kearsipan, dan Dokumentasi

    25.583,51 54.402,43 28.818,92 212,65

    Dinas Pertanian 91.856.315,47 96.118.228,69 4.261.913,22 104,64

    Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

    232.333.049,71 231.993.228,91 (339.820,80) 99,85

    Dinas Pertambangan dan Energi 12.369,48 39.229,07 26.859,59 317,14

    Dinas Perikanan dan Kelautan 132.592.047,00 146.456.254,14 13.864.207,14 110,46

    JUMLAH 1.485.964.263.823,71 1.526.016.153.880,56 40.051.890.056,85 102,70

    Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa target pendapatan sebesar

    Rp1.485.964.263.823,71 terealisir sebesar Rp1.526.016.153.880,56 melebihi dari target sebesar

    Rp40.051.890.056,85 atau 102,70%, dengan demikianpencapaian target pendapatan daerah telah berhasil

    karenaperencanaan anggaran pendapatan yang merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat

    dicapai untuk setiap sumber pendapatan telah dapat dicapai.

    Pendapatan daerah melalui intensifikasi pemungutan, penggalian potensi sumber pendapatan, dilakukan

    pengawasan untuk memperkecil adanya kebocoran dan meningkatkan koordinasi baik dengan pemerintah

    propinsi maupun dengan tingkat pusat sebagaimana kebijakan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam

    Kebijakan Umum Pendapatan Daerah dapat dilaksanakan, sehingga target minimal dapat dicapai.

    Namun demikian juga masih terdapat adanya realisasi pendapatan di SKPD yang tidak ada anggaran,

    pendapatan tersebut merupakan penerimaan Jasa Giro Kas di Bendahara Pengeluaran yang sebelumnya tidak

    direncanakan antara lain :

    TABEL 2.6

    PENDAPATAN PER SKPD

    YANG TIDAK ADA ANGGARANNYA TA. 2013

    SKPD ANGGARAN REALISASI

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah 0,00 36.538,74

    Inspektorat 0,00 2.559.393,80

    Kecamatan Merakurak 0,00 3.864,32

    Kecamatan Semanding 0,00 7.992,16

    Kecamatan Bancar 0,00 4.090,70

    Kecamatan Jatirogo 0,00 4.193,18

    Kecamatan Bangilan 0,00 4.832,68

    Kecamatan Grabagan 0,00 2.685,90

    Kecamatan Senori 0,00 4.785,56

    Kecamatan Kenduruan 0,00 5.138,54

    Kecamatan Tambakboyo 0,00 1.772,36

    Kecamatan Singgahan 0,00 2.095,81

    Kecamatan Parengan 0,00 2.822,74

    Kecamatan Soko 0,00 4.972,65

    Kecamatan Plumpang 0,00 3.310,05

    Kecamatan Widang 0,00 2.424,64

    JUMLAH

    2.650.913,83

  • 24

    Faktor-faktor yang menghambat proses pelaksanaan pendapatan daerah Pemerintah

    Kabupaten Tuban pada Tahun Anggaran 2013 antara lain :

    - Keterbatasan tenaga/personil dalam mengelola Pajak Bumi dan Bangunan P2 yang pada Tahun

    Anggaran 2013 ini merupakan tahun pertama Pajak Bumi dan Bangunan P2 dikelola langsung oleh

    Pemerintah Kabupaten Tuban.

    - Masih terdapat tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan P2 yang cukup tinggi sebesar

    Rp7.695.828.095,00 sebagian besar merupakan tunggakantahun 2002-2012 karena pengalihan dari

    Kantor Pajak Pratama Tuban ke Pemerintah Kabupaten Tuban.

    - Belum tertibnya proses pengalihan hak atas tanah dan bangunan, terutama yang lewat notaris,

    sehingga nama yang tercantum pada SPPT dengan pemilik yang sah berbeda dan wajib pajak yang

    tercantum pada SPPT tidak mau membayar karena merasa tanah dan bangunan tersebut telah dijual.

    - Tingkat kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi yang masih rendah dalam melakukan penyetoran

    langsung ke Rekening Kas Umum Daerah.

    - Keterbatasan pemahaman peraturan perundang-undangan tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

    - Belum adanya juru sita, sehingga pelaksanaan penagihan mentok/berhenti sampai dengan surat

    peringatan/tidak ada tindak lanjut penyitaan dan lelang.

    Dalam mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi, serta untuk tetap menjaga

    konsistensi dalam pemenuhan target penerimaan yang telah ditetapkan, maka dilakukan beberapa upaya

    sebagai berikut :

    - Optimalisasi tenaga/personil dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Pangunan P2.

    - Peningkatan pengawasan terhadap wajib pajak dan retribusi agar pencapaianpendapatan lebih

    optimal.

    - Meningkatkan koordinasi dengan para notaris dengan harapan setiap ada proses pengalihan hak agar

    Pihak Desa, Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten Tuban mendapatkan informasi.

    - Perlu dilakukan pendekatan secara konsisten baik melalui sosialisasi maupundialog kepada wajib

    pajak dan retribusi untuk meningkatkan kesadaranmasyarakat akan pentingnya pajak dan retribusi.

    - Penggalian sumber PAD yang baru perlu dioptimalkan untuk meningkatkancapaian pendapatan di

    masa yang akan datang, namun tetap mempertimbangkan peraturan perundang-undangan dan tingkat

    perekonomian masyarakat.

    - Memberikan pelatihan-pelatihan, pendidikan kepada personil khususnya yang terkait pengelolaan

    Pajak dan Retribusi Daerah.

    - Penerapan sanksi yang tegas terhadap wajib pajak dan wajib retribusi yangmelanggar peraturan,

    meliputi pengenaan denda pada wajib pajak atauretribusi yang tidak dan atau terlambat membayar

    kewajibannya.

    TABEL 2.7

    ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA DAERAH

    PER SKPD DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN

    TAHUN ANGGARAN 2013

    SKPD ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG) %

    Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga

    717.263.024.213,00 678.316.390.016,00 (38.946.634.197,00) 94,57

    Dinas Kesehatan 87.646.347.209,00 83.702.447.529,00 (3.943.899.680,00) 95,50

    RSUD Dr. R. Koesma 78.678.414.677,00 68.416.261.736,63 (10.262.152.940,37) 86,96

    Dinas Pekerjaan Umum 251.928.494.925,00 238.713.105.233,00 (13.215.389.692,00) 94,75

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    8.644.285.691,00 8.210.538.054,00 (433.747.637,00) 94,98

    Dinas Perhubungan 9.557.595.937,00 9.181.989.348,00 (375.606.589,00) 96,07

    Badan Lingkungan Hidup 3.927.207.986,00 3.500.754.004,00 (426.453.982,00) 89,14

    Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

    10.423.284.754,00 9.342.065.033,00 (1.081.219.721,00) 89,63

    Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja 8.872.003.276,00 8.323.622.016,00 (548.381.260,00) 93,82

    Dinas Perekonomian dan Pariwisata 31.908.208.306,35 30.877.302.007,00 (1.030.906.299,35) 96,77

    Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

    5.962.586.350,00 5.526.200.555,36 (436.385.794,64) 92,68

    Satuan Polisi Pamong Praja 4.513.363.220,00 3.952.141.995,00 (561.221.225,00) 87,57

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2.462.516.878,00 1.671.597.307,00 (790.919.571,00) 67,88

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

    9.532.711.216,00 9.198.754.446,00 (333.956.770,00) 96,50

  • 25

    Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 769.271.890,00 760.322.177,00 (8.949.713,00) 98,84

    Sekretariat Daerah 51.880.987.766,00 46.065.487.832,00 (5.815.499.934,00) 88,79

    Sekretariat DPRD 29.714.312.443,00 23.571.861.554,44 (6.142.450.888,56) 79,33

    Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    158.265.748.489,70 139.512.359.568,69 (18.753.388.921,01) 88,15

    Badan Kepegawaian Daerah 6.707.344.477,00 5.803.527.415,00 (903.817.062,00) 86,52

    Inspektorat 4.128.801.502,00 3.665.206.585,00 (463.594.917,00) 88,77

    Kecamatan Tuban 9.382.986.436,00 9.036.282.754,00 (346.703.682,00) 96,30

    Kecamatan Merakurak 1.741.381.650,00 1.605.559.135,00 (135.822.515,00) 92,20

    Kecamatan Semanding 3.321.103.990,00 3.088.031.174,00 (233.072.816,00) 92,98

    Kecamatan Palang 2.495.727.236,00 2.313.613.721,00 (182.113.515,00) 92,70

    Kecamatan Jenu 1.889.067.674,00 1.767.140.713,00 (121.926.961,00) 93,55

    Kecamatan Bancar 1.710.857.024,00 1.585.237.552,00 (125.619.472,00) 92,66

    Kecamatan Jatirogo 1.943.074.634,00 1.798.953.291,00 (144.121.343,00) 92,58

    Kecamatan Bangilan 1.450.006.770,00 1.368.537.636,00 (81.469.134,00) 94,38

    Kecamatan Grabagan 1.420.485.706,00 1.343.976.766,00 (76.508.940,00) 94,61

    Kecamatan Senori 1.688.943.419,00 1.559.934.765,00 (129.008.654,00) 92,36

    Kecamatan Kenduruan 1.522.954.100,00 1.384.175.719,00 (138.778.381,00) 90,89

    Kecamatan Montong 1.411.680.054,00 1.316.095.870,00 (95.584.184,00) 93,23

    Kecamatan Kerek 1.630.346.715,00 1.508.963.800,00 (121.382.915,00) 92,55

    Kecamatan Tambakboyo 1.701.503.077,00 1.590.317.940,00 (111.185.137,00) 93,47

    Kecamatan Singgahan 1.506.349.890,00 1.383.537.578,00 (122.812.312,00) 91,85

    Kecamatan Parengan 1.806.490.823,00 1.692.636.388,00 (113.854.435,00) 93,70

    Kecamatan Soko 1.877.302.847,00 1.761.128.171,00 (116.174.676,00) 93,81

    Kecamatan Rengel 1.709.983.241,00 1.589.642.767,00 (120.340.474,00) 92,96

    Kecamatan Plumpang 1.973.713.419,00 1.833.698.121,00 (140.015.298,00) 92,91

    Kecamatan Widang 1.738.357.343,00 1.630.203.153,00 (108.154.190,00) 93,78

    Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah Desa, dan Keluarga Berencana

    15.746.916.360,00 15.092.009.982,00 (654.906.378,00) 95,84

    Kantor Perpustakaan, Kearsipan, dan Dokumentasi

    3.869.262.223,00 3.679.700.406,00 (189.561.817,00) 95,10

    Dinas Pertanian 27.941.417.657,00 22.057.890.863,00 (5.883.526.794,00) 78,94

    Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

    14.157.079.589,00 13.585.563.901,00 (571.515.688,00) 95,96

    Dinas Pertambangan dan Energi 4.459.696.646,00 4.227.816.725,00 (231.879.921,00) 94,80

    Dinas Perikanan dan Kelautan 13.494.617.263,00 11.715.357.609,00 (1.779.259.654,00) 86,82

    JUMLAH 1.606.377.816.992,05 1.489.827.940.912,12 (116.549.876.079,93) 92,74

    Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan tingkat kinerja Belanja Daerah di seluruh

    SKPD dapat dinyatakan cukup baik hal ini digambarkan dari realisasi program dan Kegiatan tersebut

    tidak adayang melebihi plafon anggaran dan dilaksanakan secara efisien, efektif, hemat digunakan

    sesuai dengan anggarannya serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan,

    sasaran hasil dan manfaat yang dituangkan pada Rencana Kerja dan Anggaran dapat dicapai.Namun

    demikian pada tahun anggaran yang akan datang tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    - SKPD masih perlu mencermati lagi proses penganggaran, agar sesuai dengan tujuan, sasaran yang

    diharapkan, tidakterjadi double anggaran sehingga seluruh kegiatan yang telahdirencanakan dapat

    direalisasikan secara optimal baik secara fisikmaupun realisasi keuangan.

    - Perlu perencanaan pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik, sehingga ditahun mendatang tidak terjadi

    lagi penyerapan anggaran yangmenumpuk di akhir tahun bahkan tidak terdapat pekerjaan-pekerjaan

    yangtidak dapat diselesaikan sampai tahun anggaran berakhir.

    - Perlu adanya sinkronisasi antara kemajuan fisik pekerjaan dengan realisasi keuangan, dan dilakukan

    upaya dikarenakan kurang tertibnya administrasikeuangan baik oleh SKPD maupun pihak ketiga

    pemenang lelang dapat menghambat penyerapan anggaran.

    - Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang sumber dananya dibiayai dari Pemerintah Pusat maupun

    Propinsi agar lebih diperhatikan karena pelaksanaan pekerjaantersebut berpengaruh pada

    persyaratan-persyaratan penerimaan dana yang ditetapkan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

    Provinsi yang mengalokasikan.

    Sedangkan untuk dapat melihat target kinerja berdasarkan urusan baik Pendapatan, Belanja

    Tak Langsung dan Belanja Langsung sebagaimana tabel berikut :

  • 26

    TABEL 2.8

    RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT

    URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI

    TAHUN ANGGARAN 2013

    URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/(KURANG) %

    1 2 3 4 5

    PENDAPATAN 1.485.964.263.823,71 1.526.016.153.880,56 40.051.890.056,85 102,70

    Urusan Wajib 1.485.507.470.042,05 1.525.541.546.939,75 40.034.076.897,70 102,69

    Pendidikan 113.763.257,47 159.074.634,27 45.311.376,80 139,83

    Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga

    113.763.257,47 159.074.634,27 45.311.376,80 139,83

    Kesehatan 55.303.308.144,93 50.483.223.798,32 (4.820.084.346,61) 91,28

    Dinas Kesehatan 6.969.959.889,30 8.459.481.005,87 1.489.521.116,57 121,37

    RSUD Dr. R. Koesma 48.333.348.255,63 42.023.742.792,45 (6.309.605.463,18) 86,95

    Pekerjaan Umum 4.771.295.943,66 6.245.380.728,25 1.474.084.784,59 130,89

    Dinas Pekerjaan Umum 4.771.295.943,66 6.245.380.728,25 1.474.084.784,59 130,89

    Perencanaan Pembangunan 172.158,03 232.128,38 59.970,35 134,83

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    172.158,03 232.128,38 59.970,35 134,83

    Perhubungan 1.652.553.851,37 1.757.814.573,60 105.260.722,23 106,37

    Dinas Perhubungan 1.652.553.851,37 1.757.814.573,60 105.260.722,23 106,37

    Lingkungan Hidup 459.229.565,41 890.459.261,55 431.229.696,14 193,90

    Badan Lingkungan Hidup 459.229.565,41 890.459.261,55 431.229.696,14 193,90

    Kependudukan dan Catatan Sipil 187.282.985,23 551.243.048,24 363.960.063,01 294,34

    Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

    187.282.985,23 551.243.048,24 363.960.063,01 294,34

    Sosial 216.399.281,55 216.860.646,36 461.364,81 100,21

    Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja 216.399.281,55 216.860.646,36 461.364,81 100,21

    Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 5.787.695.079,05 5.863.492.629,56 75.797.550,51 101,31

    Dinas Perekonomian dan Pariwisata 5.787.695.079,05 5.863.492.629,56 75.797.550,51 101,31

    Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

    32.615,61 503.193,41 470.577,80 1.542,80

    Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

    28.202,36 445.040,51 416.838,15 1.578,03

    Satuan Polisi Pamong Praja 4.413,25 21.614,16 17.200,91 489,76

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah

    0,00 36.538,74 36.538,74 0,00

    Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

    1.417.015.678.187,67 1.459.373.106.524,49 42.357.428.336,82 102,99

    Sekretariat Daerah 1.601.515.922,07 1.667.812.638,88 66.296.716,81 104,14

    Sekretariat DPRD 831.542,86 2.613.585,19 1.782.042,33 314,31

    Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

    1.415.408.867.566,15 1.457.695.878.388,31 42.287.010.822,16 102,99

    Badan Kepegawaian Daerah 49.368,30 126.848,97 77.480,67 256,94

    Inspektorat 0,00 2.559.393,80 2.559.393,80 0,00

    Kecamatan Tuban 477,09 30.844,30 30.367,21 6.465,09

    Kecamatan Merakurak 0,00 3.864,32 3.864,32 0,00

    Kecamatan Semanding 0,00