Case Ulkus Kornea & Hipopion

30
7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 1/30 1 STATUS PASIEN I. IDENTITAS Nama : Ny. S Umur : 61 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Petani Alamat : Poko Sidorejo Ponjong II. ANAMNESIS Dilakukan Autoanamnesis dan alloanamnesis Keluhan Utama : Mata kanan terasa kabur sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit Keluhan tambahan: Mata terasa merah, pegel, berair dan bagian tengah mata menjadi putih Riwayat Penyakit Sekarang: 3 minggu SMRS, os mengeluh pandangan pada mata kanannya terasa kabur. Kabur yang dirasakan terjadi secara mendadak setelah terkena gabah padi ketika os bekerja. Sewaktu terkena gabah padi, mata os terasa sakit sekali sehingga tidak dapat membuka mata. Selain itu, air mata keluar terus menerus terutama pada mata kanan. Setelah kejadian, os segera dibawa ke bidan yang praktek di daerah tempat tinggal os. Os diberi obat tetes mata dari bidan, os tidak tahu obat tetes mata apa yang diberikan ketika ditanya. Beberapa hari SMRS, pandangan mata kanan os masih kabur dan os mengeluh bagian tengah matanya menjadi putih. Menurut os, pada awalnya bagian putih yang terdapat pada bagian matanya hanya keliatan kecil tetapi semakin hari semakin bertambah besar. Selain itu, mata os masih merah dan air mata masih sering keluar dari mata kanan os. Os sekali lagi berobat ke tempat praktek dokter. Os diberi obat tetes mata dan obat pil, os tidak tahu obat apa yang diberi ketika ditanya dan os diberi surat pengantar dari dokter yang praktek untuk dirujuk ke RS Mata Yap.

description

Case Ulkus Kornea & Hipopion

Transcript of Case Ulkus Kornea & Hipopion

Page 1: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 1/30

1

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS Nama : Ny. SUmur : 61 tahun

Jenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamPekerjaan : PetaniAlamat : Poko Sidorejo Ponjong

II. ANAMNESISDilakukan Autoanamnesis dan alloanamnesis

Keluhan Utama :Mata kanan terasa kabur sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit

Keluhan tambahan:Mata terasa merah, pegel, berair dan bagian tengah mata menjadi putih

Riwayat Penyakit Sekarang: 3 minggu SMRS, os mengeluh pandangan pada mata kanannya terasa kabur.

Kabur yang dirasakan terjadi secara mendadak setelah terkena gabah padi ketika os

bekerja. Sewaktu terkena gabah padi, mata os terasa sakit sekali sehingga tidak dapat

membuka mata. Selain itu, air mata keluar terus menerus terutama pada mata kanan.

Setelah kejadian, os segera dibawa ke bidan yang praktek di daerah tempat tinggal os. Os

diberi obat tetes mata dari bidan, os tidak tahu obat tetes mata apa yang diberikan ketika

ditanya.

Beberapa hari SMRS, pandangan mata kanan os masih kabur dan os mengeluh

bagian tengah matanya menjadi putih. Menurut os, pada awalnya bagian putih yang

terdapat pada bagian matanya hanya keliatan kecil tetapi semakin hari semakin

bertambah besar. Selain itu, mata os masih merah dan air mata masih sering keluar dari

mata kanan os. Os sekali lagi berobat ke tempat praktek dokter. Os diberi obat tetes mata

dan obat pil, os tidak tahu obat apa yang diberi ketika ditanya dan os diberi surat

pengantar dari dokter yang praktek untuk dirujuk ke RS Mata Yap.

Page 2: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 2/30

2

Pada hari os MSRS, keluhan pada mata kananya masih belum membaik. Mata os

masih merah, terasa pegel dan keluar air mata terus. Setelah diperiksa oleh dokter, os

disarankan untuk dirawat di rumah sakit untuk tindakan pengobatan yang selanjutnya.

Pada saat ini, os sudah dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Keluhan seperti

mata terasa pegel dan mata berair masih ada tetapi sudah berkurang.

Riwayat Penyakit Dahulu

a. Umum

- Hipertensi (-)

- DM (-)

- Asma (-)

- Maag (-) - Alergi obat (-)

b. Mata

- Riwayat penggunaan kaca mata (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:

- Tidak ada penyakit serupa sebelumnya di keluarga

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital : Tekanan Darah : 130/80mmHg

Nadi : 85 kali/menit

Respirasi : 20 kali/menit

Suhu : 36,5°C

Kepala : Normocephali, rambut hitam distribusi merata

Mulut : Higiene cukup

THT : MAE lapang, deviasi septum hidung (-),T 1-T1 tenang tidak

hiperemis

Page 3: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 3/30

3

Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-) gallop (-)

Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-) wheezing (-/-)

Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, tidak sianosis atau edema

B. STATUS OFTALMOLOGIKUS

KETERANGAN OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)

1. VISUS

Tajam Penglihatan 1/60 6/24 FAxis Visus - -Koreksi - -Addisi - -Distansia Pupil - -Kacamata Lama - -

2. KEDUDUKAN BOLA MATAEksoftalmos - -Enoftalmos - -Deviasi - -Gerakan Bola Mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah

3. SUPERSILIAWarna Hitam HitamSimetris Simetris Simetris

4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR Edema - -

Nyeri tekan - -Ektropion - -Entropion - -Blefarospasme - -Trikiasis - -

Sikatriks - -Fissura palpebra - -Ptosis - -Hordeolum - -Kalazion - -

Page 4: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 4/30

4

5. KONJUNGTIVA TARSALIS SUPERIOR DAN INFERIOR Hiperemis - -Folikel - -Papil - -Sikatriks - -

Anemis - -Kemosis - -

6. KONJUNGTIVA BULBISekret + -Injeksi Konjungtiva + -Injeksi Siliar + -InjeksiSubkonjungtiva

- -

Pterigium - -Pinguekula - -

Nevus Pigmentosus - -Kista Dermoid - -

7. SISTEM LAKRIMALISPunctum Lakrimalis Terbuka TerbukaTes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

8. SKLERAWarna Putih kemerahan PutihIkterik - -

Nyeri Tekan - -

9. KORNEAKejernihan Keruh JernihPermukaan Terdapat ulkus ø 3 mm LicinUkuran 12 mm 12 mmSensibilitas Baik Baik Infiltrat + -Keratik Presipitat - -

Sikatriks - -Ulkus + -Perforasi - -Arkus Senilis - -Edema + -Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 5: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 5/30

5

10. BILIK MATA DEPANKedalaman Sulit dinilai NormalKejernihan Keruh JernihHifema - -Hipopion + -

Efek Tyndall - -

11. IRISWarna Sulit dinilai Coklat kehitamanKripte + +Sinekia - -Koloboma - -

12. PUPILLetak Di tengah Di tengah

Bentuk Sulit dinilai BulatUkuran Sulit dinilai 3 mmRefleks CahayaLangsung

Sulit dinilai Positif

Refleks Cahaya Tak Langsung

Sulit dinilai Positif

13. LENSAKejernihan Sulit dinilai JernihLetak Di tengah Di tengahShadow Test Sulit dinilai Negatif

14. BADAN KACAKejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

15. FUNDUS OKULIBatas Tidak dilakukan Tidak dilakukanWarna Tidak dilakukan Tidak dilakukanEkskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukanRasio Arteri : Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukanMakula Lutea Tidak dilakukan Tidak dilakukanRetina Tidak dilakukan Tidak dilakukanEksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukanPerdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukanSikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukanAblasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 6: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 6/30

6

16. PALPASI Nyeri Tekan + -Massa Tumor - -Tensi Okuli Normal per palpasi Normal per palpasiTonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

17. LAPANG PANDANGTes Konfrontasi Tidak sama

dengan pemeriksaSama dengan pemeriksa

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Lab rutin(26/3/2012)

Sel darah merah : 4.78 x 10 6/mm 3 Leukosit : 7800/mm 3 Hb : 12.5 g/dLHt : 41.3 %Trombosit : 218.000MCV : 87 um3MCH : 26.2 L pgMCHC : 30.3 L g/dlRDW :13.3%MPV : 6.7 L um3PDW : 14.9 %

2. WBC Flags: G1DIFF:%LYM : 9.3 L% #LYM: 0.7 L 10 3/mm 3 %MON : 6.0 % #MON: 0.4 10 3/mm 3

%GRA : 84.7 H% #GRA: 6.7 10 3/mm 3

V. RESUME

Wanita, 61 tahun datang ke RS Mata Yap dengan keluhan mata kanan kabur sejak 3 minggu yang lalu. Selain itu, mata os terasa pegel, sering keluar air mata, merah danterdapat bagian mata yang menjadi putih. Sebelum ini, os suda berobat dua kali ke dokter dan telah mendapat pengobatan. Os tidak tahu obat yang diberikan ketika ditanya.Terdapat riwayat trauma dan kemasukan benda asing pada mata kanan os yaitu terkenagabah padi. Pada pemerikasaan visus didapat pada mata kanan 1/60 dan visus mata kiri6/24. Konjungtiva bulbi kanan terdapat sekret jernih mengalir keluar dengan injeksi

Page 7: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 7/30

7

konjungtiva dan perikorneal. Kornea keruh dan terdapat ulkus sebesar kira-kira 3mmdengan terdapat infiltrat dan edem kornea.COA terdapat hipopion memenuhi bilik matadepan dan tidak jernih. Pada palpasi okuli sinistra didapatkan nyeri tekan.

VI. DIAGNOSIS KERJAa. Okuli Dextra (OD):

Ulkus kornea bakterialis cum hipopion

b. Okuli Sinistra (OS):Astigmat hipermetrop simpleks

VII. DIAGNOSIS BANDINGUlkus kornea virusUlkus kornea fungi

VIII. PENATALAKSANAAN

Medika mentosa

1. Analsik 2x1 tab peroral

2. Glaucon 3x1/2 tab peroral

3. Ciprofloxaxin 2x500mg tab peroral

4. Aspar K 1x1 tab peroral

5. Pemberian sikloplegik : SA 1% 4 kali per hari.

6. LFX tetes 6x per hari OD

7. Sodium diclofenac tetes 2x1 OD

Non medika mentosa

1. Rawat inap

2. Irigasi dengan betadin

3. Operasi TMA

IX. PROGNOSISOKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)

Ad Vitam : Bonam BonamAd Fungsionam : Dubia ad bonam BonamAd Sanationam : Bonam Bonam

Page 8: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 8/30

8

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHALUAN

Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat

supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel

sampai stroma. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk

mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi berupa descematokel, perforasi,

endoftalmitis, bahkan kebutaan.Ulkus kornea termasuk kasus kegawat daruratan pada penyakit

mata. Dimana mata terancam akan kehilangan fungsi penglihatan atau terjadi kebutaan bila tidak

dilakukan tindakan ataupun pengobatan secepatnya. Hal ini dapat diakibatkan oleh penyakit atau

kelainan mata dan trauma mata.Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namunhanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. Sehingga

penatalaksanaan yang tepat akan dapat mengurangi komplikasi yang dapat ditimbulkan. 1,2

ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA

Kornea merupakan dinding depan bola mata, berupa jaringan transparan dan

avaskular.Bentuk kornea agak elips dengan diameter horizontal 12,6mm dan diameter vertikal

11,7 mm. Jari-jari kelengkungan depan 7,84 mm dan jari-jari kelengkungan belakang 7 mm tebalkornea pusat 0,6 mm dan tebal bagian tepi 1 mm. Kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda-

beda: lapisan epitel (yang bersambung dengan epitel konjungtiva bulbaris), lapisan Bowman,

stroma, membran Descement, dan lapisan endotel. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus

kornea.

Kornea memiliki indeks refraksi 1,37. Kornea memberikan kontribusi 74 % atau setara

dengan 43,25 dioptri (D) dari total 58,60 kekuatan dioptri mata manusia. Kornea juga merupakan

sumber astigmatisme pada sistem optik.Dalam nutrisinya, kornea bergantung pada difusi glukosa

dari aqueus humor dan oksigen yang berdifusi melalui lapisan air mata.Sebagai tambahan,

kornea perifer disuplai oksigen dari sirkulasi limbus.Kornea adalah salah satu organ tubuh yang

memiliki densitas ujung-ujung saraf terbanyak dan sensitifitasnya adalah 100 kali jika

dibandingkan dengan konjungtiva. 1

Page 9: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 9/30

9

Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar kedalam:

Gambar 1 : Lapisan kornea dari luar ke dalam 5

Kornea dalam bahasa latin “cornum” artinya seperti tanduk, merupakan selaput bening

mata, bagian dari mata yang bersifat tembus cahaya, merupakan lapis dari jaringan yang

menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas : 2,3,4

1. Epitel

Terdiri dari sel epitel squamos yang bertingkat, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk

yang saling tumpang tindih; sel poligonal dan sel gepeng. Tebal lapisan epitel kira-kira 5 %

(0,05 mm) dari total seluruh lapisan kornea. Epitel dan film air mata merupakan lapisan

permukaan dari media penglihatan. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini

terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng,

sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di sampingnya

melalui desmosom dan makula okluden. Ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan

glukosa melalui barrier.Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya.

Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Sedangkan epitel berasal dari

ektoderm permukaan.Epitel memiliki daya regenerasi.

Page 10: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 10/30

10

2. Membran bowman

Membran yang jernih dan aselular, Terletak di bawah membran basal dari epitel. Merupakan

lapisan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari epitel bagian

depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. Stroma

Lapisan ini mencakup sekitar 90% dari ketebalan kornea.Merupakan lapisan tengah pada

kornea. Bagian ini terdiri atas lamel fibril-fibril kolagen dengan lebar sekitar 1 µm yang

saling menjalin yang hampir mencakup seluruh diameter kornea, pada permukaan terlihat

anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serta kolagen ini bercabang, terbentuknya

kembali serat kolagen memakan waktu lama, dan kadang sampai 15 bulan.

4. Membran Descemet

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea yang dihasilkan

oleh endotel. Bersifat sangat elastis dan jernih yang tampak amorf pada pemeriksaan

mikroskop elektron, membran ini berkembang terus seumur hidup dan mempunyai tebal + 40

m.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, terdiri atas satu lapis sel berbentuk heksagonal, tebal antara 20-40

m melekat erat pada membran descemet melalui taut.Endotel dari kornea ini dibasahi oleh

aqueous humor. Lapisan endotel berbeda dengan lapisan epitel karena tidak mempunyai daya

regenerasi, sebaliknya endotel mengkompensasi sel-sel yang mati dengan mengurangi

kepadatan seluruh endotel dan memberikan dampak pada regulasi cairan, jika endotel tidak

lagi dapat menjaga keseimbangan cairan yang tepat akibat gangguan sistem pompa endotel,

stroma bengkak karena kelebihan cairan (edema kornea) dan kemudian hilangnya

transparansi (kekeruhan) akan terjadi. Permeabilitas dari kornea ditentukan oleh epitel dan

endotel yang merupakan membrane semipermeabel, kedua lapisan ini mempertahankan

Page 11: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 11/30

11

kejernihan daripada kornea, jika terdapat kerusakan pada lapisan ini maka akan terjadi edema

kornea dan kekeruhan pada kornea. 2,3,5

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus,

saraf nasosiliar, saraf ke V, saraf siliar longus yang berjalan suprakoroid, masuk ke dalam

stroma kornea, menembus membran Bowman melepas selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel

dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan.Sensasi dingin oleh Bulbus Krause ditemukan pada

daerah limbus. 1,2,5

FISIOLOGI KORNEA

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas cahaya

menuju retina.Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya yang uniform, avaskuler dan

deturgesensi.Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea, dipertahankan oleh

“pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Dalam

mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau

fisis pada endotel berdampak jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel-sel

endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada

epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan meghilang bila sel-sel

epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkanhipertonisitas ringan lapisan air mata tersebut, yang mungkin merupakan faktor lain dalam

menarik air dari stroma kornea superfisial dan membantu mempertahankan keadaan

dehidrasi. 2,3,7

Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik.Substansi larut-lemak dapat melalui epitel

utuh dan substansi larut-air dapat melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat melalui

kornea, obat harus larut-lemak dan larut-air sekaligus. 2,3,7 . Epitel adalah sawar yang efisien

terhadap masuknya mikroorganisme kedalam kornea. Namun sekali kornea ini cedera, stromayang avaskular dan membran bowman mudah terkena infeksi oleh berbagai macam organisme,

seperti bakteri, virus, amuba, dan jamur. 2,3,4

Page 12: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 12/30

12

ULKUS KORNEA

DEFINISI

Ulkus Kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat

supuratif disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel

sampai stroma.Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian

jaringan kornea.Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat uuntuk

mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel, perforasi,

endoftalmitis. 5

ETIOLOGI

Penyakit kornea adalah penyakit mata yang serius karena menyebabkan gangguan tajam

penglihatan, bahkan dapat menyebabkan kebutaan.Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.Ulkus biasanya terbentuk akibat infeksi oleh

bakteri (misalnya stafilokokus, pseudomonas, atau pneumokokus), jamur virus (misalnya herpes)

atau protozoa akantamuba.Selain itu ulkus kornea disebabkan reaksi toksik, degenerasi, alergi

dan penyakit kolagen vaskuler.Kekurangan vitamin A atau protein, mata kering (karena kelopak

mata tidak menutup secara sempurna dan melembabkan kornea).Faktor resiko terbentuknya

antara lain adalah cedera mata, ada benda asing di mata, dan iritasi akibat lensa kontak. 1,5

PATOFISIOLOGI

Bila pertahanan normal pada mata seperti epitel kornea mengalami gangguan,

resiko terjadinya infeksi sangat tinggi. Penyebab yang mungkin seperti trauma langsung pada

kornea, penyakit alis mata yang kronis, abnormalitas tear film yang mengganggu keseimbangan

permukaan bola mata dan trauma hipoksia akibat pemakaian lensa kontak. 2,4

Koloni bakteri patologi pada lapisan kornea bersifat antigen dan akan melepaskan enzim

dan toksin. Hal ini akan mengaktifkan reaksi antigen antibodi yang mengawali proses inflamasi.

Sel-sel PMN pada kornea akan membentuk infiltrat. PMN berfungsi memfagosit bakteri. Lapisan

kolagen stroma dihancurkan oleh bakteri dan enzim leukosit dan proses degradasi berlanjut

meliputi nekrosis dan penipisan. Karena penipisan lapisan ini, dapat terjadi perforasi

menyebabkan endoftalmitis.Bila kornea telah sembuh, dapat timbul jaringan sikatrik yang

menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Bakteri gram positif lebih banyak menjadi penyebab

Page 13: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 13/30

13

infeksi bakterialis di dunia bagian selatan. Psaeudomonas aeruginosa paling banyak ditemukan

pada ulkus kornea dan keratitis karena lensa kontak. 5

Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya kolagenase

yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal ada 2 bentuk tukak pada kornea, yaitu

sentral dan marginal/perifer.Tukak kornea sentral disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan

virus. Sedangkan perifer umumnya disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun, dan

infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya disebabkan oleh kuman Stafilokok aureus, H.

influenza, dan M. lacunata.

KLASIFIKASI

Ulkus Kornea Sentral

Ulkus kornea sentral dapat disebabkan oleh pseudomonas, streptococcus, pneumonia,virus, jamur, dan alergi. Pengobatan ulkus kornea secara umum adalah dengan pemberian

antibiotika yang sesuai dan sikloplegik. Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah

penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia.Kebanyakan gangguan

penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini

dan diobati secara memadai.Ulserasi supuratif sentral dahulu hanya disebabkan oleh S

pneumonia.Tetapi akhir-akhir ini sebagai akibat luasnya penggunaan obat-obat sistemik dan

lokal (sekurang-kurangnya di negara-negara maju), bakteri, fungi, dan virus opurtunistik

cenderung lebih banyak menjadi penyebab ulkus kornea daripada S pneumonia. 1-5

Ulkus Kornea Perifer

Ulkus Dan Infiltrat Marginal

Kebanyakan ulkus kornea marginal bersifat jinak namun sangat sakit.Ulkus ini timbul

akibat konjungtivitis bakteri akut atau menahun khususnya blefarokonjungtivitis

stafilokokus.Ulkus timbul akibat sensitisasi terhadap produk bakteri, antibodi dari pembuluh

limbus bereaksi dengan antigen yang telah berdifusi melalui epitel kornea.Infiltrat dan ulkus

marginal mulai berupa infiltrat linier atau lonjong terpisah dari limbus oleh interval bening dan

hanya pada akhirnya menjadi ulkus dan mengalami vaskularisasi. Proses ini sembuh sendiri

umumnya setelah 7 sampai 10 hari. Terapi terhadap blefaritis umumnya dapat mengatasi

masalah ini, untuk beberapa kasus diperlukan kortikosteroid topikal untuk mempersingkat

Page 14: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 14/30

14

perjalanan penyakit dan mengurangi gejala.Sebelum mamekai kortikosteroid perlu dibedakan

keadaan ini yang dulunya dikenal sebagai ulserasi kornea catarrhal dari keratitis marginal.

Klasifikasi Berdasarkan Organisme Penyebabnya

Ulkus Kornea Bakterialis

Ulkus kornea yang khas biasanya terjadi pada orang dewasa yang bekerja di bidang

konstruksi, industri, atau pertanian yang memungkinkan terjadinya cedera mata.Terjadinya ulkus

biasanya karena benda asing yang masuk ke mata, atau karena erosi epitel kornea.Dengan

adanya defek epitel, dapat terjadi ulkus kornea yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen

yang terdapat pada konjungtiva atau di dalam kantong lakrimal. Banyak jenis ulkus kornea

bakteri mirip satu sama lain dan hanya bervariasi dalam beratnya penyakit. Ini terutama berlaku

untuk ulkus yang disebabkan bakteri oportunitik (misalnya Streptococcus alfa-hemolyticus,Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Nocardia, dan M fortuitum-chelonei), yang

menimbulkan ulkus indolen yang cenderung menyebar perlahan dan superficial.

Ulkus sentral yang disebabkan Streptococcus beta-hemolyticus tidak memiliki ciri

khas.Stroma kornea disekitarnya sering menunjukkan infiltrat dan sembab, dan biasanya terdapat

hipopion yang berukuran sedang.Kerokan memperlihatkan kokus gram (+) dalam bentuk

rantai.Obat-obat yang disarankan untuk pengobatan adalah Cefazolin, Penisillin G, Vancomysin

dan Ceftazidime.Ulkus kornea sentral yang disebabkan Staphylococcus aureus, Staphylococcus

epidermidis, dan Streptococcus alfa-hemolyticus kini lebih sering dijumpai daripada sebelumnya,

banyak diantaranya pada kornea yang telah terbiasa terkena kortikosteroid topikal. Ulkusnya

sering indolen namun dapat disertai hipopion dan sedikit infiltrat pada kornea sekitar. Ulkus ini

sering superficial, dan dasar ulkus teraba padat saat dilakukan kerokan.Kerokan mengandung

kokus gram (+) satu-satu, berpasangan, atau dalam bentuk rantai.Keratopati kristalina infeksiosa

telah ditemukan pada pasien yang menggunakan kortikosteroid topikal jangka panjang, penyebab

umumnya adalah Streptococcus alfa-hemolyticus.

Ulkus Kornea Fungi

Ulkus kornea fungi, yang pernah banyak dijumpai pada pekerja pertanian, kini makin

banyak diantara penduduk perkotaan, dengan dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan

mata.Sebelum era kortikosteroid, ulkus kornea fungi hanya timbul bila stroma kornea kemasukan

Page 15: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 15/30

15

sangat banyak mikroorganisme.Mata yang belum terpengaruhi kortikosteroid masih dapat

mengatasi masukkan mikroorganisme sedikit-sedikit.Ulkus fungi itu indolen, dengan infiltrate

kelabu, sering dengan hipopion, peradangan nyata pada bola mata, ulserasi superficial, dan lesi-

lesi satelit (umumnya infiltrat, di tempat-tempat yang jauh dari daerah utama laserasi). Lesi

utama merupakan plak endotel dengan tepian tidak teratur dibawah lesi kornea utama, disertai

dengan reaksi kamera anterior yang hebat dan abses kornea.

Kebanyakan ulkus fungi disebabkan organisme oportunistik seperti Candida, Fusarium,

Aspergillus, Penicillium, Cephalosporium, dan lain-lain.Tidak ada ciri khas yang membedakan

macam-macam ulkus fungi ini.Kerokan dari ulkus kornea fungi, kecuali yang disebabkan

Candida umumnya mengandung unsur-unsur hifa; kerokan dari ulkus Candida umumnya

mengandung pseudohifa atau bentuk ragi, yang menampakkan kuncup-kuncup khas.

Ulkus Kornea Virus

Keratitis Herpes Simpleks

Keratitis herpes simpleks ada dua bentuk yaitu primer dan rekurens.Keratitis ini adalah

penyebab ulkus kornea paling umum dan penyebab kebutaan kornea paling umum di Amerika.

Bentuk epitelialnya adalah padanan dari herpes labialis yang memiliki ciri-ciri imunologik dan

patologik sama juga perjalanan penyakitnya. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa perjalanan

klinik keratitis dapat berlangsung lama karena stroma kurang vaskuler sehingga menghambat

migrasi limfosit dan makrofag ke tempat lesi. Penyakit stroma dan endotel tadinya diduga

hanyalah respons imunologik terhadap partikel virus atau perubahan seluler akibat virus, namun

sekarang makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa infeksi virus aktif dapat timbul di dalam

stroma dan mungkin juga sel-sel endotel selain di jaringan lain dalam segmen anterior seperti iris

dan endotel trabekel. Kortikosteroid topikal dapat mengendalikan respons peradangan yang

merusak namun memberi peluang terjadinya replikasi virus.Jadi setiap kali menggunakan

kortikosteroid topikal harus ditambahkan obat anti virus.

Keratitis Virus Varicella-Zoster

Infeksi virus varicella-zoster (VZV) terjadi dalam dua bentuk yaitu primer (varicella) dan

rekurens (zoster).Manifestasi pada mata jarang terjadi pada varicella namun sering pada zoster

oftalmik.Berbeda dari keratitis HVS rekurens yang umumnya hanya mengenai epitel, keratitis

Page 16: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 16/30

16

VZV mengenai stroma dan uvea anterior pada awalnya.Lesi epitelnya keruh dan amorf kecuali

kadang-kadang ada pseudodendritlinier yang sedikit mirip dendrit pada keratitis HSV.Kekeruhan

stroma disebabkan oleh edema dan sedikit infiltrat sel yang awalnya hanya subepitel.Kehilangan

sensasi kornea selalu merupakan ciri mencolok dan sering berlangsung berbulan-bulan setelah

lesi kornea tampak sembuh.Acyclovir intravena dan oral telah dipakai dengan hasil baik untuk

mengobati herpes zoster oftalmik.Kortikosteroidtopikal mungkin diperlukan untuk mengobati

untuk mengobati keratitis berat, uveitis dan glaukoma sekunder. 2,4

Ulkus Mooren

Penyebab ulkus mooren belum diketahui namun diduga autoimun.Ulkus ini termasuk

ulkus marginal.Pada 60-80 kasus unilateral dan ditandai ekstravasi limbus dan kornea perifer

yang sakit dan progresif dan sering berakibat kerusakan mata. Ulkus mooren paling seringterdapat pada usia tua namun agaknya tidak berhubungan dengan penyakit sistemik yang sering

diderita orang tua. Ulkus ini tidak responsif terhadap antibiotik maupun

kortikosteroid.Belakangan ini telah dilakukan eksisi konjungtiva limbus melalui bedah dalam

usaha untuk menghilangkan substansi perangsang.Keratoplasi tektonik lamelar telah dipakai

dengan hasil baik pada kasus tertentu.Terapi imunosupresif sistemik ada manfaatnya untuk

penyakit yang telah lanjut.

DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

klinis dengan menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium. Anamnesis pasien penting

pada penyakit kornea, sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi,

adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes

simplek yang sering kambuh.Hendaknya pula ditanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh

pasien seperti kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, virusterutama keratitis herpes simplek. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit sistemik

seperti diabetes, AIDS, keganasan, selain oleh terapi imunosupresi khusus. 1

Gejala klinis pada ulkus kornea secara umum dapat berupa :

Page 17: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 17/30

17

- Eritema kelopak mata dan konjungtiva

- Sekret mukopurulen

- Merasa ada benda asing di mata

- Pandangan kabur

- Bintik putih pd kornea pd lokasi ulkus

- Mata berair

- Silau

- Nyeri

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gejala obyektif berupa adanya injeksi siliar, kornea

edema, terdapat infiltrat, hilangnya jaringan kornea. Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang

disertai dengan hipopion.

Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan diagnostik seperti :

Ketajaman penglihatan

Tes air mata

Pemeriksaan slit-lamp

Respon reflek pupil

Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi. Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH) 1,2

Pada ulkus kornea disebabkan oleh jamur dilakukan :

1. Pemeriksaan kerokan kornea

Pemeriksaan kerokan kornea sebaiknya dengan menggunakan spatula kimura yaitu dari

dasar dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan pewarnaan KOH, Gram, Giemsa

atau KOH + Tinta India, dengan angka keberhasilan masing-masing 20-30%, 50-60%, 60-75%

dan 80%.

2. Biopsi Jaringan kornea

Diwarnai dengan Periodic acid schiff atau Methenamine Silver.

Page 18: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 18/30

18

3. Nomarski differential interference contrast microscope

Untuk melihat morfologi jamur dari kerokan kornea (metode Nomarski) 6

Gambar 5: Tes menggunakan slitlamp5

Gambar 6: Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi, tampak ulkus kornea (warna fluoresens

kehijauan) setelah disinari sinar biru menunjukkan hasil positif (+) 5

PENATALAKSANAAN

Pengobatan pada ulkus korne bertujuan untuk menghalangi hidupnya bakteri dengan

antibiotik dan mengurangi reaksi radang dengan steroid.Ulkus korne adalah keadaan darurat

yang harus segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada

kornea.Pengobatan pada ulkus tergantung kepada penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang

mengandung antibiotik, antivirus atau anti jamur.Untuk mengurangi peradangan bisa diberikan

tetes mata kortikosteroid. 2-5

Page 19: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 19/30

19

Yang harus diperhatikan dalam terapi ulkus kornea adalah bahwa ulkus kornea tidak

boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga berfungsi sebagai inkubator, selain itu

debridement juga sangat membantu dalam keberhasilan penyembuhan. Pengobatan ulkus

dihentikan bila sudah terjadi epitelisasi dan mata terlihat tengan kecuali bila penyebabnya

pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1-2 minggu.Pada ulkus kornea dilakukan

keratoplasti atau pembedahan apabila dengan terapi medikamentosa tidak sembuh, terjadi

jaringan parut yang menganggu penglihatan, penurunan visus yang menganggu pekerjaan

penderita, kelainan kornea yang tidak disertai kelainan ambliopia.

Terapi ulkus kornea secara umum

Tujuan pengobatan ulkus kornea secara umum adalah untuk mencegah berkembangnya bakteri

dan mengurangi reaksi radang.

1. Benda asing dan bahan yang merangsang harus lekas dihilangkan. Erosi kornea yang

sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.

2. Pemberian sikloplegika

Sikloplegika yang sering digunakan adalah sulfas atropin karena bekerjannya lama 1-2 minggu.

Efek kerja atropin adalah sebagai berikut :

Sedatif, menghilangkan rasa sakit

Dekongestif, menurunkan tanda radang

Menyebabkan paralise m.siliaris dan m.konstriktor pupil. Dengan lumpuhnya

m.siliaris mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata dalam keadaan

istirahat. Dengan lumpuhnya m.konstriktor pupil, terjadi midriasis, sehingga

sinekia posterior yang telah terjadi dapat dilepaskan dan dicegah pembentukan

sinekia posterior yang baru.

Page 20: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 20/30

20

3. Antibiotik

Antibiotik yang diberi harus sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas

dapat diberikan sebagai salep, tetes, atau suntikan subkonjungtiva.

4. Bedah (keratoplasti)

Indikasi keratoplasti

Dengan pengobatan tidak sembuh

Terjadinya jaringan parut yang menganggu penglihatan terutama apabila letak

sentral

Kedalaman ulkus telah mengancam terjadinya perforasiAda dua jenis keratoplasti yaitu:

1. Keratoplasti penetrans, berarti penggantian kornea seutuhnya. Donor lebih muda

lebih disukai untuk keratoplasti penetrans; terdapat hubungan langsung antara umur

dengan kesehatan dan jumlah sel endotel. Karena sel endotel sangat cepat mati, mata

hendaknya diambil segerea setelah donor meninggal dan segera dibekukan. Mata utuh

harus dimanfaatkan dalam 48 jam. Media penyimpan modern memungkinkan

penyimpanan lebih lam. Tudung korneo sklera yang disimpan dalam media nutrien

boleh dipakai sampai 6 hari setelah donor meninggal dan pengawetan dalam media

biakan jaringan dapat tahan sampai 6 minggu.

2. Keratoplasti lamelar, berarti penggantian sebagian dari ketebalan kornea. Untuk

korneoplasti lamelar kornea itu dapat dibekukan, didehidrasi, atau disimpan dalam

lemari es selama beberapa minggu; sel endotel tidak penting untuk prosedur ini. 5

Page 21: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 21/30

21

Terapi mengikut etiologi

Ulkus kornea karena bakteri

Penatalaksanaan ulkus kornea bakteri menggunakan antibiotik. Keputusan pemberianantibiotik awal harus didasarkan pada :

1. Gambaran klinik berat ringannya ulkus kornea bakteri pada pemeriksaan awal

2. Enterpretasi dari hasil pulasan gram

3. Efektivitas dan keamanan antibiotik

Pada kasus ulkus kornea bakteri terdapat 2 prinsip terapi antibiotik yaitu :

1. Kombinasi antibiotik berspektrum luas, fortified secara intensif tanpa memperhatikan hasil

pulasan (shoot gun therapy)

2. Antibiotik tunggal spesifik berpedoman pada hasil pemeriksaan mikrobiologi. Cara ini

diindikasikan untuk ulkus kornea bakteri ringan dan pemeriksaan pulasan gram hanya

ditemukan satu jenis bakteri.

Pengobatan awal dinilai setelah 24-48 jam.

Tabel 1. Evaluasi klinis pengobatan ulkus kornea bakteri

Tanda Perbaikan Perburukan

Ukuran defek epitel

Infiltrasi stroma

- Batas

- dalam

- ukuran

Reaksi sel darah putih pada

stroma

Tidak berubah/mengecil

Menurun

Lebih jelas

Tidak berubah

Tidak berubah/mengecil

Menurun/terlokalisasi

Meluas

Meningkat

Kurang jelas

Lebih dalam

Lebih luas

Meningkat

Page 22: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 22/30

22

Reaksi pada bilik mata

depan

Menurun Meningkat

Terapi awal dilanjutkan jika respon klinik terhadap pengobatan membaik

walaupun pada hasil uji resistensi menunjukkan bakteri resisten. Untuk merubah

pengobatan awal perlu dipertimbangkan respon klinik terhadap pengobatan awal, hasil

kultur, dan hasil uji resistensi. Jenis antibiotik dapat diubah jika secara klinis terjadi

perburukan dan hasil uji resistensi menunjukkan organisme resisten. 5

Obat-obatan penunjang :

1. Sikloplegi

2. Kortikosteroid

3. Inhibitor enzim

4. Lensa kontak lunak

5. Antioksidan

Tidak terdapat kesepakatan waktu dihentikannya atau dikuranginya pemberian

antibiotik pada ulkus kornea bakteri. Keberhasilan eradikasi kuman tergantung pada

jenis bakteri, lamanya infeksi, beratnya supurasi dan faktor-faktor lain.Tanda yang memperlihatkan perbaikan adalah :

1. Reepitelisasi

2. Infiltrat seluler yang berkurang

3. Stroma supurasi menjadi kasa

4. Edema pada perbatasan antara ulkus dengan stroma berkurang 5

Ulkus kornea karena jamur

Untuk penatalaksanaan jamur pada kornea pengobatan didasarkan pada jenis dari jamur.

1. Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya : berikan topikal Amphotericin B 0,25

mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole.

Page 23: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 23/30

23

2. Jenis jamur telah diidentifikasi

a. Jamur berfilamen : topikal Amphotericin B, Thiomerosal, Natamycin, Imidazle.

b. Ragi (yeast) : Amphotericin B, Natamycin, Imidazole

c. Golongan Actinomyces yang sebenarnya bukan jamur sejati : Golongan sulfa,

berbagai jenis antibiotik.

Pemberian Amphotericin B subkonjungtival hanya untuk usaha terakhir .Steroid

topikal adalah kontraindikasi, terutama pada saat terapi awal.Diberikan juga obat

siklopegik (atropin) guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis anterior.

Terapi bedah dilakukan membantu medikamentosa yaitu :

1. Debridement

2. Flap konjungtiva, partial atau total

3. Keratoplasti tembus

Penyembuhan lama dan anti jamur topikal masih diperlukan paling kurang

3 minggu setelah epitelisasi sempurna terjadi

Penanganan yang tidak akurat sering terjadi perforasi kornea dan diakhiri

dengan eviserasi. 5

PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi kepada ahli

mata setiap ada keluhan pada mata.Sering kali luka yang tampak kecil pada kornea dapat

mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat buruk bagi mata.

- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata

- Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup sempurna,

gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah

- Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan merawat lensatersebut. 4

Page 24: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 24/30

24

KOMPLIKASI

Gambar 7: Perforasi ulkus kornea

Pengobatan ulkus yang tidak adekuat dan terlambat dapat menimbulkan komplikasi

yaitu :

Terbentuk jaringan parut kornea sehingga dapat menurunan visus mata

Perforasi kornea

Iritis dan ridosiklitis

Descematokel

Glaukoma sekunder

Endoftalmitis atau panoftalmitis

Katarak 5

Penanganan Komplikasi

Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan, berikan sulfas atropin,

antibiotik dan balut yang kuat.Segera masuk ke tempat tidur dan jangan melakukan gerakan-

gerakan.

Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka padanya dilakukan :

Iridektomi dari iris yang prolaps

Iris direposisi

Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjunctiva

Beri sulfas atropin dan salep antibiotik

Balut yang kuat

Page 25: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 25/30

25

Bila terjadinya prolaps iris telah berlangsung lama, obati seperti ulkus biasa, tetapi prolaps

irisnya dibiarkan saja sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens.Antibiotik diberikan

juga secara sistemik. 5

HIPOPION

DEFINISI

Hipopion adalah pus steril yang terdapat pada bilik mata depan. Hipopion dapat terlihat

sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan karena adanya

gravitasi. Komposisi dari pus biasanya steril, hanya terdiri dari lekosit tanpa adanya

mikroorganisme patogen, seperti bakteri, jamur maupun virus, karena hipopion adalah reaksi

inflamasi terhadap toxin dari mikroorganisme patogen, dan bukan mikroorganisme itu

sendiri. 1,2,5

Gambar 8 :ulkus kornea cum hipopion 5

PATOFISIOLOGI

Radang iris dan badan siliar menyebabkan penurunan permeabilitas dari blood-aqueous

barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous,

sehingga memberikan gambaran hipopion.Adanya pus di bilik mata depan biasanya memberikan

Page 26: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 26/30

26

gambaran lapisan putih. Hipopion yang berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh infeksi

Pseudomonas. Sedangkan hipopion yang berwarna kekuningan bisanya disebabkan oleh jamur.

Karena pus bersifat lebih berat dari cairan aqueous, maka pus akan mengendap di bagian bawah

bilik mata depan. Kuantitas dari hipopion biasanya berhubungan dengan virulensi dari organisme

penyebab dan daya tahan dari jaringan yang terinfeksi. Beberapa organisme menghasilkan pus

lebih banyak dan lebih cepat. Diantaranya Pneumokokus, Pseudomonas, Streptokokus pyogenes

dan Gonokokus.Hipopion pada ulkus fungal biasanya dapat terinfeksi karena jamur dapat

menembus membran Descemet. Bakteri memproduksi hipopion lebih cepat dari jamur

sedangkan infeksi virus tidak menyebabkan hipopion. Apabila ditemukan hipopion pada infeksivirus, biasanya disebabkan adanya infeksi sekunder oleh bakteri. 4

ETIOLOGI

Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu semua penyakit yang

berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan terjadinya hipopion.Hipopion dapat

timbul setelah operasi atau trauma disebabkan karena adalanya infeksi. Misalnya pada keratitis

dan ulkus kornea. Bakteria, jamur, amoba maupun herpes simplex dapat menyebabkan terjadinya

hipopion. Bakteri patogen yang umumnya ditemukan adalah Streptococcus dan Staphylococcus.

Hipopion karena infeksi jamur jarang ditemukan.

Penyebab-penyebab hipopion terjadi :

Ulkus Kornea. Apabila terjadi peradangan hebat tapi belum terjadi perforasi dari ulkus, maka

toksin dari peradangan kornea dapat sampai ke iris dan badan siliar, dengan melalui membran

Descemet, endotel kornea ke cairan bilik mata depan. Dengan demikian iris dan badan siliar

Page 27: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 27/30

27

mengalami peradangan dan timbulah kekeruhan di cairan bilik mata depan disusul dengan

terbentuknya hipopion.

Uveitis Anterior. Peradangan dari iris dan badan siliar. menyebabkan penurunan permeabilitas

dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam

cairan aqueous.

Rifabutin. Merupakan terapi profilaksis untuk Mycobacterium avium complex pada penderita

dengan HIV. Uveitis merupakan efek samping yang dapat terjadi pada pemakaian Rifabutin.

Trauma. Corpus alienum, toxic lens syndrome, post operasi.1,2

MANIFESTASI KLINIS

Gejala subyektif

Rasa sakit, iritasi, gatal dan fotofobia pada mata yang terinfeksi. Beberapa mengalami penurunan

visus atau lapang pandang, tergantung dari beratnya penyakit utama yang diderita.

Gejala obyektif

Biasanya ditemukan aqueous cell and flare, eksudat fibrinous, sinekia posterior dan keratitis

presipitat. 2,3

DIAGNOSA

Hipopion dapat dideteksi berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan menggunakan slit

lamp. Pada anamnesa, ditanyakan adanya riwayat infeksi, pemakaian lensa kontak, trauma,

pemakaian obat serta riwayat operasi.Pada pemeriksaan dengan slit lamp, ditemukan lapisan

berwarna putih pada bagian inferior dari bilik mata depan. Jarang sekali hipopion ini ditemukan

Page 28: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 28/30

28

pada bagian lain dari bilik mata depan.Hipopion biasanya dinilai berdasarkan tingginya, diukur

dari dasar bilik mata depan dengan satuan milimeter. Atau bisa juga dengan hitungan kasar,

misalnya. ringan, moderat, setengah bilik mata depan dan seluruh mata depan. Cara terbaik

untuk menilai hipopion adalah dengan terlebih dahulu meminta pasien duduk beberapa saat

supaya hipopion dapat mengendap sempurna. Selanjutnya pasien diminta melihat ke bawah dan

sinar diarahkan dari bagian atas-depan iris. 1,4

KOMPLIKASI

Struktur dari hipopion yang mengandung fibrin, merupakan reaksi tubuh terhada

inflamasi. Tetapi fibrin-fibrin ini dapat menyebabkan terjadinya perlengketan antara iris dan

lensa (sinekia posterior) Bila seluruh pinggir iris melekat pada lensa disebut seklusio pupil,

sehingga cairan dari cop tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke coa, iris terdorong ke depan,

disebut iris bombe dan menyebabkan sudut coa sempit sehingga timbul glaukoma sekunder .

Peradangan di badan silier dapat juga menyebabkan kekeruhan dalam badan kaca oleh sel-sel

radang, yang tampak sebagai kekeruhan seperti debu. Peradangan ini menyebabkan metabolisme

lensa terganggu dan dapat menimbulkan kekeruhan lensa, hingga terjadi katarak .Pada kasus

yang sudah lanjut, kekeruhan badan kaca pun mengalami jaringan organisasi dan tampak sebagai

membrana yang terdiri dari jaringan ikat dengan neovaskularisasi yang berasal dari sistem retina,

disebut retinitis proliferans.Bila membrana ini mengkerut, dapat menarik retina sehingga robek

dan cairan badan kaca melalui robekan itu masuk ke dalam celah retina potensial dan

mengakibatkan ablasi retina .3,4

Page 29: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 29/30

29

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan hipopion tergantung dari ringan atau beratnya penyakit. Sel darah putih

biasanya akan di reabsorpsi. Tetapi bila hipopion memberikan gambaran yang berat, maka bisa

dilakukan drainase atau parasentesis hipopion.Terapi yang lebih spesifik biasanya tergantung

dari penyakit utama yang menyebabkan hipopion. Apabila terjadi inflamasi, dapat diberikan

kortikosteroid. Anti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid, dengan dosis

sebagai berikut:

Dewasa :Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1 %.

Bila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau periokuler :

dexamethasone phosphate 4 mg (1 ml)

prednisolone succinate 25 mg (1 ml)

triamcinolone acetonide 4 mg (1 ml)

methylprednisolone acetate 20 mg

Sikloplegik dapat diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dengan memobilisasi

iris, mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior ( sinekia posterior ),

yang akan mengarahkan terjadinya iris bombe dan peningkatan tekanan intraocular,

menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya protein leakage (flare) yang

lebih jauh. Agent cycloplegics yang biasa dipergunakan adalah atropine 0,5%, 1%, 2%,

homatropine 2%, 5%, Scopolamine 0,25%, dan cyclopentolate 0,5%, 1%, dan 2%.

Page 30: Case Ulkus Kornea & Hipopion

7/18/2019 Case Ulkus Kornea & Hipopion

http://slidepdf.com/reader/full/case-ulkus-kornea-hipopion 30/30

Apabila hipopion yang terjadi masif dan berat dapat diberi terapi pencegahan glaucoma

sekunder : asetazolamid 250 mg, 3x/hari. Selanjutnya dapat dilakukan parasentesis

hipopion.Parasentesis hipopion dilakukan pada hipopion yang masif, disertai keadaan

umum yang tidak baik dan terancam glaukoma sekunder. 5

PENUTUP

Ulkus kornea merupakan hilangnya atau diskontinuitas permukaan kornea akibat

kematian jaringan kornea.Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama

kebutaan dan ganguan penglihatan di seluruh dunia terutamanya jika ulkus kornea terletak

sentral dan bukan perifer.Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya biladiagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. 2,4

DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono, Hernowo AT, Sasongko AB. Anatomi mata dan fisiologi penglihatan. Dalam: Ilmu

Kesehatan Mata, Suhardjo, Hartono. FK UGM;2007.hal.3-1,48-1

2. American Academy of Opthalmology. External Disease and Cornea.Section 11. San

Fransisco: MD Association, 2005-2006

3. Ilyas HS. Tajam penglihatan dan kelainan refraksi penglihatan warna; dalam Ilmu penyakit

mata. FKUI;Jakarta:Edisi ketiga. 2007.hal.159-8

4. Ilyas HS. Tajam penglihatan dan kelainan refraksi; dalam Penuntun Ilmu Penyakit Mata.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta. Thun 2007; hal 1-18.

5. Humanity First, Serving Mankind. Eye structure. Diunduh dari :

http://medicinembbs.com/2010/11/eye-structures.html pada 4 April 2011.