Case Report Veruka

20
Case Report Veruka Oleh: M. Zaldy Rasyid Putra 1110313061 Harsya Luthfi Anshari 1110313052 Preseptor: dr. Ennesta Asri, Sp.KK BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG 2015

description

Case Report Veruka

Transcript of Case Report Veruka

Page 1: Case Report Veruka

Case Report

Veruka

Oleh:

M. Zaldy Rasyid Putra 1110313061

Harsya Luthfi Anshari 1110313052

Preseptor:

dr. Ennesta Asri, Sp.KK

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG

2015

Page 2: Case Report Veruka

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pendahuluan

Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai di kalangan

masyarakat. Kutil ini terutama terdapat pada anak tetapi juga terdapat pada dewasa

dan orang tua. Tempat predileksi veruka terutama di ekstremitas baqgian ekstensor

tetapi penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.

Kutil memiliki bentuk bulat, berwarna abu-abu, ukuran dapat lentikular atau plakat

jika lesi berkonfluensi dan permukaan kasar atau licin. Auto inokulasi dapat terjadi

setelah penggoresan (Fenomena Koebner).1

1.2 Definisi

Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus

tipe tertentu. Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orang

yang terinfeksi. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh

pasien yang sama dengan cara autoinokulasi.1

Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas

spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan

histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis.

Perubahan seluler yang disebut koilocytosis merupakan karakteristik infeksi HPV.1

1.3 Epidemiologi

Kutil tersebar luas pada populasi di seluruh dunia. Penurunan fungsi

penghalang epitel, oleh trauma (termasuk lecet ringan), maserasi atau keduanya,

sebagai predisposisi untuk inokulasi virus, dan umumnya diasumsikan sebagai cara

masuknya infeksi paling tidak pada lapisan keratin kulit. Veruka Vulgaris

diperkirakan mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak

diketahui. Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat juga

Page 3: Case Report Veruka

terlihat di antara pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras

apapun, kutil umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit putih

daripada orang kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita memiliki rasio 1:1 dan dapat

terjadi pada semua usia. Peningkatan kejadian di antara anak usia sekolah, dan

puncak pada 12-16 tahun.9, 11

Umumnya prevalensi sangat bervariasi antara kelompok umur, populasi dan

periode waktu. Dua studi besar mengenai populasi menemukan tingkat prevalensi

masing-masing 0-84% dan 12-9%. Tingkat prevalensi tertinggi adalah pada anak-

anak dan dewasa muda. Studi pada populasi sekolah telah menunjukkan tingkat

prevalensi 12% pada anak usia 4-6 tahun dan 24% pada 16-18 tahun. Insiden usia

spesifik kutil non-genital berbeda dari kutil genital yang jarang terjadi pada anak.3, 12

1.4 Etiologi

Virus HPV tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus DNA,

dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear. Ada 120 jenis tipe papilomavirus

yang dapat menginfeksi manusia.1, 3

Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan

terbanyak oleh HPV tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak dapat

dibiakkan pada kultur jaringan. Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga

sulit untuk mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang panjang dan

infeksi subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang

dewasa.4

Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi

epitel. Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif. Masa

inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun. Jenis-jenis kutil

dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.

Virus ditransmisikan secara langsung (orang ke orang) maupun secara tidak langsung.

Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV bergantung pada imunitas seluler, karena jika

imunitas seluler menurun, kejadian kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada

risiko yang lebih tinggi menjadi ganas.10

Page 4: Case Report Veruka

1.5 Patofisiologi

Infeksi HPV melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel masuk

melalui defek pada epitel. Setelah terjadi inokulasi HPV, veruka biasanya muncul

dalam 2 sampai 9 bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi

subklinis yang relatif panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari

virus infeksius. Permukaan kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan dan

memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan perkembangan

kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru diakibatkan

paparan atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang menyakinkan

untuk diseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan

sering kali terlihat pada jari- jari yang berdekatan dan di region anogenital.5

HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak

virus seperti virus herpes simpleks. Oleh karena itu, virus tidak memiliki selubung

lipoprotein yang menyebabkan kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh

kondisi lingkungan seperti pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol.

HVP memiliki kebutuhan yang tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat

diferensiasi tertentu. Hal ini menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian

mengalami keratinisasi dan akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem

imun. Lesi ini bisa sporadik, rekuren, atau persisten.5

1.6 Klasifikasi

Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:4

1. Veruka vulgaris

2. Veruka plana juvenilis

3. Veruka plantaris

4. Veruka akuminatum

Page 5: Case Report Veruka

1.7 Gejala klinis

Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka

bisa tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal.

Sebagian besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh.

Veruka pada kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.5

1.7.1 Veruka vulgaris

Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa dan

orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun

demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan

hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau

berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat,

kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm.

Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan ( fenomena kobner ).4

Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak-anak

kutil dalam jumlah yang banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai

penyakit yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang

terdapat di daerah muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak

lurus pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut sebagai verukosa

filiformis. Kutil tersebut tumbuh keras dan biasanya memiliki permukaan yang kasar.

5

1.7.2 Veruka plana juvenilis

Kutil ini besarnya miliar atau lentikular, berbentuk papul datar berdiameter 1-

3 mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak

kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher, dorsum manus dan

pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat fenomena kobner dan termasuk

penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat

Page 6: Case Report Veruka

banyak. Terutama terdapat pada anak dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan

pada orang tua.8

1.7.3 Veruka plantaris

Kutil ini terdapat di telapak kaki terutama di daerah yang mengalami tekanan.

Bentuknya berupa cincin yang keras dengan di tengahnya agak lunak dan berwarna

kekuning-kuningan. Tidak seperti mata ikan atau kapalan, kutil cenderung berdarah

dengan adanya titik-titik perdarahan jika permukaannya dipotong. Permukaannya

licin karena gesekan dan menimbulkan rasa nyeri pada waktu berjalan atau pada saat

berdiri, yang disebabkan oleh penekanan oleh massa yang terdapat di daerah tengah

cincin. Kutil juga bisa terbentuk di punggung kaki atau di jari-jari kaki, dimana kutil

biasanya lebih menonjol. Kutil biasanya diliputi oleh kulit yang menebal dan

berbentuk datar akibat tekanan saat berjalan. Oleh karena itu, kutil pada telapak kaki

cenderung bersifat keras dan datar, dengan permukaan yang kasar dan berbatas

tegas.7

Beberapa veruka yang bersatu dapat menimbulkan gambaran seperti mosaik.

Kutil mosaik merupakan kelompokan kutil-kutil kecil di telapak tangan atau telapak

kaki yang bergabung bersama.6

1.7.4 Veruka akuminatum

Kutil bisa terbentuk pada penis, anus, vulva, vagina, dan leher rahim. Kutil

bisa datar dan halus, atau bisa juga tidak teratur dan berbenjol-benjol, seringkali

seperti bunga kol kecil. Virusnya ditularkan melalui hubungan seksual.3

1.8 Diagnosis

Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat

periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah

inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah

kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak

disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama

Page 7: Case Report Veruka

kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan

histologi dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan diagnosis tersebut.3

Infeksi yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) ini terbatas pada

epitel dan tidak menyebabkan gangguan sistemik. Veruka vulgaris sering menyerang

anak usia sekolah, prevalensinya sekitar 10-20 %. Veruka vulgaris jarang terjadi pada

bayi dan anak usia dini, peningkatan kejadian diantara anak usia sekolah, dan

puncaknya pada usia 12-16 tahun.3

Pemeriksaan fisik

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan veruka

vulgaris biasanya didapatkan papul berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya

lentikular atau apabila berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verikurosa).

Veruka vulgaris dapat timbul di berbagai bagian tubuh terutama di kaki dan tangan.

Apabila dilakukan goresan, akan timbul inokulasi di sepanjang goresan atau disebut

juga dengan fenomena koebner.4

Dikenal pula induk kutil yang pada suatu saat akan menimbulkan anak kutil

dalam jumlah banyak. Ada pendapat yang menggolongkan sebagai penyakit yang

dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Varian veruka vulgaris yang terdapat di

daerah wajah dan kulit kepala berbentuk seperti penonjolan yang tegak lurus pada

permukaan kulit, dan permukaannya verukosa, disebut juga sebagai verukosa

filiformis.4

Menurut sifat progresinya, wujud kelainan kulit pada veruka vulgaris adalah

mula-mula papul kecil seukuran kepala jarum, warna kulit seperti biasa, jernih,

kemudian tumbuh menonjol, permukaan papilar berwarna lebih gelap dan

hiperkeratotik.4

1.9 Diagnosis Banding

Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang

biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit

yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan

Page 8: Case Report Veruka

pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu

untuk membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis

seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus epidermal, moluskum kontangiosum atau

karsinoma.5

1.10 Histopatologi

Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik

melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam

papiloma. Veruka terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,

hiperkeratosis, dan parakeratosis.13

Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil.

Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis.

Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil

dan kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut

dapat terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikel-

partikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan

tidak memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat

banyak, menunjukkan sumber lesi virus.3

Page 9: Case Report Veruka

Gambar :

(A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik.

(B) Epidermal hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular

yang jelas dan koilocytes.

(C) Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan proliferasi

basaloid dan keratinosit.

(D) Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.

1.11 Tatalaksana Umum

Tatalaksana umum yang perlu diberitahukan pada pasien adalah

- Untuk mencegah penyebaran virus, jangan menyikat, menyisir, atau mencukur

daerah yang berkutil. Jika hendak menyentuh kutil, cucilah tangan dengan

baik segera setelahnya.

- Pisahkan alat-alat yang digunakan khusus untuk daerah kutil, sehingga kutil

tidak menyebar ke daerah lainnya.

- Jangan mencabut atau mencungkil kutil, karena bisa menyebarkan virus.

Tutupi kutil dengan plester untuk menghalangi keinginan untuk mencabutnya.

Page 10: Case Report Veruka

- Jagalah tangan tetap kering, karena kutil lebih sulit untuk dikendalikan pada

lingkungan yang lembab.

- Gunakan handuk bersih di sarana umum (misalnya di tempat olahraga), dan

selalu memakai alas kaki di kamar mandi atau kamar ganti umum.6

1.12 Tatalaksana Khusus

Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam masa

1 atau 2 tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah

antara lain bedah beku N2 cair (cryoteraphy), bedah skalpel, bedah listrik, dan bedah

laser. Cara non bedah adalah pemberian bahan kaustik misalnya AgNO3 25%, asam

triklorasetat, dan bahan lain misalnya kantaridin dan fenol likuifaktum. Bahan

kaustik, misalnya larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50% dan fenol

likuifaktum.14

Pemberian larutan AgNO3 25%, larutan dioleskan pada kutil satu kali sehari

dengan menggunakan stick dan didiamkan selama dua menit.2

1.13 Prognosis

Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.

Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3

bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi

memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak

pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis

virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil.5

Page 11: Case Report Veruka

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama :Tn. AR

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Siswa SMP

Alamat : Gadut

Page 12: Case Report Veruka

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku : Melayu

Negeri Asal : Indonesia

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki, berusia 13 tahun dating ke poliklinik kulit dan

kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 3 September 2015, dengan:

Keluhan Utama

Timbul kutil di kedua tangan dan kaki sejak 3 tahun yang lalu tidak gatal dan

tidak nyeri.

Riwayat Penyakit Sekarang

Awalnya timbul 1 kutil di telapak kaki kanan bagian tengah, lalu dicabut oleh

pasien sendiri menggunakan gunting kuku, beberapa hari setelah itu muncul 3

kutil baru di telapak kaki kanan.

Pasien mencoba mengobati kutil dengan daun sadah dan kutil mengering dan

mengecil, setelah itu pasien mengoleskan albothyl tetapi kutil tidak

menghilang dan semakin bertambah di kaki kanan dan muncul di kaki kiri.

Sejak 2 tahun yang lalu kutil juga muncul di lengan kanan dan jari telunjuk

tangan kanan, kemudian kutil muncul di tangan kiri sejak 2 hari yang lalu.

Pasien tidak mengeluh adanya rasa nyeri, gatal dan pedih.

Pasien mengganti kaus kaki sekolah setiap 2 kali seminggu.

Pasien mencuci sepatunya sekali 2 minggu.

Page 13: Case Report Veruka

Pasien bermain bola 2 kali seminggu tanpa menggunakan alas kaki atau

sepatu.

Pola makan pasien kurang teratur.

Pasien kurang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.

Mandi kadang sekali sehari.

Pasien mengaku tiga tahun yang lalu 5 orang teman sekolahnya juga

mengalami hal yang sama.

Bentuk kaki dan gaya berjalan pasien normal.

Tidak ada riwayat memakai sepatu yang terlampau sempit.

Riayat kutil di tempat lain tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.

Riwayat Pengobatan

Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya.

Riwayat Keluarga/Atopi

Terdapat riwayat tumbuh kutil pada adik pasien seperti pasien.

Adik pasien memotong kutil tersebut dengan gunting kuku dan disertai

keluarnya butiran seperti nasi.

Sejak saat itu kutil tidak pernah muncul lagi pada adik pasien.

Tidak ada riwayat bersin-bersin di pagi hari.

Tidak ada riwayat asma.

Tidak ada riwayat mata merah dan berair.

Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Page 14: Case Report Veruka

Keadaan umum : Tidak tampak sakit.

Kesadaran umum : Komposmentis Kooperatif.

Tekanan darah : Diharapkan dalam batas normal.

Nadi : Diharapkan dalam batas normal.

Nafas : Diharapkan dalam batas normal.

Suhu : Diharapkan dalam batas normal.

Berat badan : 43 kg

Tinggi badan : 150 cm

IMT : 19,11 kg/m2

Status Gizi : Baik.

Status Dermatologikus

Lokasi : Telapak kaki kanan dan kiri, lengan dan jari telunjuk kanan

dan telapak tangan kiri.

Distribusi : Bilateral terlokalisir.

Bentuk : Tidak khas.

Susunan : Konfluens dan diskret.

Batas : Tegas.

Ukuran : Miliar sampai Numular.

Efloresensi : Papul dengan permukaan kasar disertai likenifikasi dan papul

Page 15: Case Report Veruka

dan plak dengan permukaan licin disertai likenifikasi.

DIAGNOSIS KERJA

Veruka plantaris et vulgaris

DIAGNOSIS BANDING

Kalus, Klavus, dan Moluskum Kontagiosum.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ANJURAN

Pemeriksaaan histopatologi melalui biopsi kulit dan ditemukan gambaran

papilomatosis, akantosis dan hiperkeratosis.

RESUME

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang

dengan keluhan timbul kutil di kedua tangan dan kaki sejak 3 tahun yang lalu, tidak

gatal dan tidak nyeri. Awalnya timbul satu kutil di telapak kaki kanan bagian tengah

kemudian kutil bertambah dan menyebar ke kaki kiri dan kedua tangan. Riwayat

hygiene kurang baik dan pola makan kurang teratur.

Status dermatologikus ditemukan lesi di telapak kaki kanan dan kiri, lengan

dan jari telunjuk kanan dan telapak tangan kiri dengan distribusi bilateral terlokalisir,

bentuk tidak khas, susunan konfluens dan diskret, batas tegas, ukuran, miliar sampai

nummular dengan efloresensi papul dengan permukaan kasar disertai likenifikasi dan

papul dan plak dengan permukaan licin disertai likenifikasi.

Page 16: Case Report Veruka

DIAGNOSIS

Veruka plantaris et vulgaris.

PENATALAKSANAAN

UMUM

Edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar kutil tidak

menyebar ke daerah kulit yang sehat.

Jangan menyikat, menjepit, mencukur, menggaruk atau menggunting kutil.

Perbaiki pola makan dan kebersihan diri.

Hindari kontak langsung dengan teman yang memiliki keluhan yang sama.

KHUSUS

Pemberian larutan AgNO3 25% 1x sehari, max. 6x per hari pada lesi di kedua

tangan dan kaki kiri.

Bedah skalpel pada lesi di kaki kanan.

PROGNOSIS

Quo Ad Sanam : Bonam.

Quo Ad Vitam : Bonam.

Quo Ad Kosmetikum : Dubia Ad Bonam.

Quo Ad Functionam : Bonam.

Page 17: Case Report Veruka

BAB III

DISKUSI

Veruka adalah suatu keadaan hiperplasi epidermis yang disebabkan oleh

infeksi human papilloma virus tipe tertentu seperti tipe 1,2 dan 4. Human papilloma

virus (HPV) adalah virus DNA yang mampu menginfeksi manusia terutama pada

keratinosit dan membrane mukosa. Veruka merupakan penyakit kulit yang

menimbulkan gejala klinis berupa papul atau plak dengan permukaan kasar atau halus

serta dapat nyeri jika mengalami penekanan dan biasanya terjadi setelah ada kontak

langsung dengan penderita.

Page 18: Case Report Veruka

Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki berumur 13 tahun dating ke

poliklinik kulit dan kelamin RSUP. Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 3 September

2015 dengan diagnosis veruka plantaris et vulgaris.

Infeksi HPV pada pasien bersifat klinis dan menyebabkan kelainan kulit

berupa papul dan plak dengan permukaan kasar dan halus disertai penebalan tanpa

rasa gatal dan nyeri. Lesi pada kaki kanan adalah yang paling luas karena merupakan

lokasi awal infeksi. Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik, dari anamnesis diketahui bahwa muncul kutil sejak 3 tahun yang

lalu yang kemudian menyebar ke kaki kiri dan kedua tangan dan tidak terasa nyeri

dan gatal. Pasien mengaku ada beberapa temannya yang juga memiliki keluhan yang

sama. Pola makan pasien kurang teratur dan pasien juga kurang memperhatikan

hygiene kakinya.

Pemeriksaan status dermatologikus ditemukan lesi di telapak kaki kanan dan

kiri, lengan dan jari telunjuk kanan dan telapak tangan kiri dengan distribusi bilateral

terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan konfluens dan diskret, batas tegas, ukuran,

miliar sampai nummular dengan efloresensi papul dengan permukaan kasar disertai

likenifikasi dan papul dan plak dengan permukaan licin disertai likenifikasi.

Pada pasien dilakukan pemeriksaan histopatologi melalui biopsi. kulit untuk

memastikan diagnosis. Hasil yang positif akan menunjukkan gambaran

papilomatosis, akantosis dan hiperkeratosis pada sediaan biopsi.

Pasien diberikan tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum pada

pasien ini berupa Edukasi kepada pasien untuk mengurangi kontak dengan kutil agar

kutil tidak menyebar ke daerah kulit yang sehat, jangan menyikat, menjepit,

mencukur, menggaruk atau menggunting kutil, perbaiki pola makan dan kebersihan

diri, hindari kontak langsung dengan teman yang memiliki keluhan yang sama.

Tatalaksana khusus yang diberikan berupa pemberian larutan AgNO3 pada lesi di

kedua tangan dan kaki kiri dan bedah skalpel pada lesi di kaki kanan.

Prognosis pada pasien ini adalah quo ada sanam bonam, quo ad vitam bonam,

quo ad kosmetikum dubia ad bonam, quo ad functionam bonam.

Page 19: Case Report Veruka

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuandha Adni, Hamzah Mochtar, Aisah Siti, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. http://www.nhs.uk/Medicine-Guides/Pages/MedicineOverview.aspx?medicine=Silver%20nitrate//. Diakses, 5 September 2015

3. Androphy EJ, Lowy DR. 2008. Warts in Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Ed 7th Ed Vol 2. USA:Mc Graw Hill Companies. Hal 1914-1922

4. Handoko RP, 2010. Penyakit Virus. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 6. Jakarta:FKUI:110-118.

5. D, James G.Warts, 2013. Merck Manual Home Health Handbook.

Page 20: Case Report Veruka

6. L, Norman, 2012. Warts : 10 Answer to Frequently Asekd Questions. Web MD.

7. Mayo Clinic. Common Warts. 2012. Diakses, 5 September 2015 8. Klaus Wolff, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond, 2007. Fitzpatrick’s

Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology: McGraw-Hill’s Access Medicine.

9. Senefeit P.D. Non-genital warts (online), 2011. Available from www.medscape.com

10. G. Fabbrocini, S. Cacciapuoti, G. Monfrecola, 2009.Human Papillomavirus Infection in Child in The Open Dermatology Journal Vol. 3. Bentham Open. p.111-116.

11. A.Alba, M.Cararach, C. Rodriguez, 2009.The Human Papilloma Virus (HPV) in Human Pathology: Description, Pathogenesis, Oncogenic Role, Epidemiology and Detection Techniques in The Open Dermatology Journal, Vol. 3. Bentham Open. p. 90-102.

12. Sam Gibbs, 2003. Local Treatment for Cutaneous Warts in Evidence-based Dermatology edited by Hywel Williams,Michael Bigby, Thomas Diepgen, Andrew Herxheimer, Luigi Naldi, Berthold Rzany. BMJ Books: London p.423-430.

13. Gayle S. Westhoven, 2001.Papillomatosis, Atrophy and Alterations of the Granular Layer in Dermatopathology edited by Ramon L. Sanchez, Sharon S. Raimer. Landes Bioscience: Georgetown, Texas. p. 20-28.