Case Report ruptur uteri case

12
Penanganan dan Perawatan Pasien Fraktur menurut Islam Disusun Oleh : Mochamad Zulfar Aufin NPM : 110 2009 174 Bidang Kepeminatan Trauma Tutor : drg.Nur Erryzona Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas blok elektif Tahun ajaran 2012-2013

description

ruptur uteri

Transcript of Case Report ruptur uteri case

Page 1: Case Report ruptur uteri case

Penanganan dan Perawatan Pasien Fraktur menurut Islam

Disusun Oleh :

Mochamad Zulfar Aufin

NPM : 110 2009 174

Bidang Kepeminatan Trauma

Tutor : drg.Nur Erryzona

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas blok elektif

Tahun ajaran 2012-2013

PUSAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

Page 2: Case Report ruptur uteri case

Abstract

Page 3: Case Report ruptur uteri case

Pendahuluan

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan rudapaksa.trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung ataupun tidak langsung.fraktur tuberositas humerus sering terjadi dan merupakan fraktur tersering ketiga pada orang dewasa yang umunya terjadi pada pasien orang tua dengan prevalensi 90 % berumur 60 tahun atau lebih.insiden bertambah bila terdapat osteoporosis.gejala yg menonjol biasanya rasa nyeri terutama pada saat pergerakan lalu tampak adanya hematoma. Pada fraktur bukan impaksi dan tidak terdapat dislokasi yg mengenai jaringan lunak sekitarnya dapat dilakukan terapi non operatif yaitu reposisi dalam posisi abduksi dan lengan difiksasi dengan gips spika bahu tipe abduksi selama 6 minggu.

Keperawatan islami adalah keperawatan kepada pasien baik dalam tindakan,asuhan keperawatan,sikap,cara merawat pasien yg semuanya berpedoman pada nilai islami tidak menyimpang dari Al-Quran dan As sunnah. Perawat yang profesional yaitu perawat yang sudah sesuai kaidah ilmu yang berlaku pandai,berilmu,dan cerdas sesaui yg tercermin pada firman Allah swt Q.S Almujadalah ayat 11 “niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan orang orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

Seorang hamba terkadang diuji oleh Allah dengan sakit yang menimpanya, sakit tersebut bisa

berupa sakit yang ringan tetapi tidak sedikit pula seorang hamba yang diuji oleh Allah dengan

diberi sakit yang menyebabkan hamba tersebut harus dirawat selama berminggu minggu yang

mungkin menggangu ibadah dan aktifitasnya. Dalam keadaan demikian, kaum muslimin

tidak diwajibkan untuk menlaksanakan seluruh rukun rukun yang dapat menyebabkan tambah

parahnya penyakit yang diderita maka keadaan demikian dikenal dalam istilah rukhsah.

Rukhsah didefinisikan sebagai suatu keringanan bagi manusia mukallaf dalam menentukan

ketentuan Allah swt.pada keadaan tertentu karena ada kesulitan,suatu kebolehan melakukan

pengecualian dari prinsip umum karena kebutuhan.

Presentasi Kasus

Ny.S 47 tahun seorang ibu rumah tangga didiagnosa mengalami fraktur tuberositas humerus dextra.diagnosis ini didapatkan berdasarkan keluhan nyeri pada bahu kanan dan pemeriksaan penunjang foto rontgen yang terilhat terdapat patah pada tuberositas humerus dextra. yang didapat 2 minggu lalu pada saat jatuh dari kamar mandi.karena dikira hanya terkilir biasa maka sang suami Tn.S mengobati Ny,S ke tukang pijat, tetapi setelah 2 minggu tidak ada perbaikan maka dibawa ke UGD Rs.bhakti Yudha. Ny.S datang pada pagi hari ingin meminta langsung dioperasi tetapi harus konsul ke bagian ortopedi namun karena dokter ortopedi bertugas malam hari makan Ny.S disarankan agar kembali lagi pada malam hari.

Oleh dokter UGD dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dan dirujuk ke bagian radiologi untuk melakukan rontgen. Pada anamnesa didapatkan Ny,S pada saat jatuh dengan

Page 4: Case Report ruptur uteri case

badan miring tanpa menahan, sesaat tidak dapat bangun tetapi mengalami kehilangan kesadaran dan tidak ada muntah. Pada saat konsul ke bagian ortopedi disarankan untuk pemasangan gips dan armsling.dan pada lengan atas penderita tidak boleh digerakan selama pengobatan dan tidak boleh terkena air.

Diskusi

Sesuai pandangan dalam islam perlunya keperawatan sesuai islami agar dalam menangani dan merawat pasien dapat sesuai dengan syariah yang diberlakukan pada Al-quran maupun sunah nabi. Karena dengan adanya keperawatan dalam islam ingin dicapainya tujuan utamanya yaitu selain untuk menangani pasien dapat pula sebagai media dakwah dan dapat memposisikan pasien dengan kedudukan sebagaimana mestinya.

Untuk mencapai itu semua perlu adanya prinsip prinsip yang harus dimiliki petugas medis baik dokter maupun perawat itu sendiri yang diantaranya adalah :

a. Profesionalisme

ج�ات� م� د�ر� ع�ل �وا ال �وت �ذ�ين� أ �م و�ال ك �وا م�ن �ذ�ين� آم�ن �ه� ال ف�ع� الل �ر ي�ير! ب �عم�ل�ون� خ� �م�ا ت �ه� ب و�الل

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S : Al-Mujâdilah ayat 11)

Selain itu terdapat pula hadist nabi yang berbunyi :

“siapa saja yang memberi pengobatan padahal ia tidak menguasai ilmunya, maka ia mesti menanggung(nya)” (HR.Ibnu majah,al-dar quthni,abu dawud,al-nasai-dan al-hakim dari amr bin syuaib)

b. Ramah

Prinsip pengobatan pada pasien yakni komunikasi dengan pasien dan keluarga dengan cara :

Good comunication(sifat tabligh) Muka cerah atau berseri Senyum Bersikap menyejukan

Sesuai dengan riwayat hadist “sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak dengan hatimu maka dapat juga kamu menolong mereka dengan muka berseri dan pekerti yang baik“(HR.abu Ya’la)

c. Amanah

Seorang petugas medis haruslah mempunyai rasa tanggung jawab jujur dan dapat dipercaya sesuai dengan firman Allah swt dalam surat An nisa ayat 58 :

Page 5: Case Report ruptur uteri case

”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” (Qs.An nisa ayat 58)

Lalu dalam pelaksanaannya keperawatan menurut islam perlu diperhatikan tentang ketentuan berobat dengan lain jenis,fukaha sepakat membolehkan melihat dan menyentuh pasien karena darurat dengan syarat menutup pandangan diluar yang darurat itu.seperti misalnya yang terdapat pada kasus Ny.S yang mengalami fraktur tuberositas humerus ,maka bila yang merawat adalah seorang dokter pria maka sang dokter hanya berkewajiban untuk melihat bagian yang sakit saja.dan bilamana terdapat bagian tubuh lain yang memang perlu diperiksa diharapkan untuk mendapat izin atau atas sepengetahuan dari si pasien dengan tetap diprioritaskan dilakukan oleh yang sejenis

Sesuai dengan kasus trauma disini,terdapat keringanan pada pasien bilamana tidak dapat melakukan keawajiban atau rukun rukun yang harus dilaksanakan,karena bila tetap memaksaakan akan timbulnya kemudharatan. Keadaan disini disebut dengan rukhsah. Kebolehan tersebut dikarenakan ketidakmampuan melakukannya secara azimah, jika ketidakmampuan itu hilang maka kembali ke hukum semula,dilaksanakan secara azimah

Terdapat berbagai alasan diperbolehkannya dilakukan rukhsah yaitu:

a. Tidak untuk tujuan melakukan kezaliman berbuat dosa atau meringan ringankan sesuatu yang sudah diringankan

b. Untuk sekedar menghilangkan kesulitan dan mengehendaki keringanan sehingga menemukan kelapangan sesudahnya,dalam kondisi ini seseorang boleh memilih dan melakukannya secara azimah, namum pada dasarnya rukhsah boleh dikalukan demi menghindari dari kesulitan seperti dinyatakan dalam sejumlah ayat diantaranya :

“dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (Q.s al-Hajj (22):78)

Juga dalam ayat lain :

Allah mengendaki kemudahan bagimu,dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (Q.s al Baqarah (2) :185)

Page 6: Case Report ruptur uteri case

Dilihat dari bentuk rukhsahnya fukaha membaginya atas tujuh macam,yaitu :

a. Pengguguran

Rukhsah yang diberikan agama adakalanya berbentuk pengguguran kewajiban batasan ini sesuai dengan hukum islam : pengguguran kewajiban disebabkan ketidakmampuan melakukanya.dapat diberlakuan karena syarat wajib tidak terpenuhi atau ada penghalang seperti pengguguran solat karena wanita yang mengalami nifas atau haid.

b. Pengurangan

Misalnya pengurangan kwajiban karena alasan tertentu,karena ada keterbatasan tidak dapat melakukan semua gerakan.mka dilakukannya sebagiannya saja sesuai dengan kadar kemampuannya,sperti karena adanya luka pada anggota tubuh tertentu yang tidak dapat digerakan atau tidak boleh terkena air,maka wudu pun dilakukan pada bagian tubuh yang lain.tidak mampu melakukan gerakan solat karena adanya keterbatasan gerak maka solat dapat dilakukan dalam posisi duduk maupun tidur sesuai dengan kemampuannya.sesuai dengan sabda Nabi:

“Pernah penyakit wasir menimpaku, lalu aku bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang cara shalatnya. Maka beliau shollallahu’alaihi wa sallam menjawab: Shalatlahdengan berdiri, apabila tidak mampu, maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka berbaringlah.” (HR. Bukhari).

ا ع�ه� ا إ�ال و�س� س� ال� ي�ك�ل�ف� الله� ن�ف�“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(QS.al-Baqoroh: 286)

c. Darurat

Ketika tidak ada pilihan lain,jika tidak melakukannya maka akan mengalami

kesulitan,mati atau hampir mati.

d. Pengubahan

Seperti cara shlata bagi orang yang sedang berperang.yang caranya berbeda sma

sekali dengan cara shalat orang biasa.

e. Penggantian

Page 7: Case Report ruptur uteri case

Penggantian bentuk ibadah dalam bentuk lain, seperti saat tidak ada air atau tidak

boleh menggunakan air,wudu diganti dengan tayamum,mengganti solat berdiri

dengan duduk,tidak dapat puasa dengan fidyah.

”Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika berusia lanjut dan

lemah, beliau memasang tiang di tempat shalatnya sebagai sandaran.”

(HR.Abu Dawud dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah ash-Shahihah)

berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits ’Imran bin al-

Husain radliyallahu’anhu:

”Shalatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah dan bila tidak

mampu juga maka berbaringlah.” (HR. Al-Bukhori )

f. Mendahulukan pelaksanaanya

Seperti menjamak taqdim shalat yang belum waktunya di waktu

sebelumnya,menjamak shalat zuhur dan ashar di waktu zuhur,magrib dengan isya

pada waktu magrhib.

“Rasulullah shollallahu’alaihi wa sallam telah menjama’ antara Dzuhur dan

Ashar, Maghrib dan Isya’ di kota Madinah tanpa sebab takut dan hujan.

Abu Kuraib rahimahullah berkata: “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas

radliyallahu’anhu: “Mengapa beliau berbuat demikian?” Beliau

radliyallahu’anhu menjawab: “Agar tidak menyusahkan umatnya. (HR. Muslim)

g. Mengakhirkan pelaksanaanya

Misalnya jamak ta’khir pada waktu shalat yang pertama telah habis waktunya.

Kesimpulan dan Saran

Syariat islam dibebankan kepada umat manusia sesuai dengan kadar dan kemampuan mereka,

islam adalah agama yang mudah ,ringan,dan sesuai dengan fitrah tidak memberati suatu

beban kecuali sesuai dengan kadar kemampuan manusia itu sendiri dan dalam melakukan

keperawatan haruslah sesuai dengan syar’i sebagaimana terlihat dalam kasus ini pasien harus

diperiksa sesuai dengan jenis kelaminnya,walaupun pada kenyataannya susah untuk

melakukan hal tersebut maka dapat pula diperiksa oleh lawan jenis asalkan hanya terbatas

pada apa yang diperiksanya demi kemaslahatan akan penyakitnya.

Page 8: Case Report ruptur uteri case

Perlu diperhatikan juga dalam merawat pasien haruslah mempunya sifat yang baik dalam arti

merawat pasien dengan tulus ikhlas seperti melakukan senyum dan bermuka cerah karena

dengan adanya hal itu akan membuat nyama pasien dan mungkin akan berpengaruh pada

kesehatan pasien maupun lingkungan sekitar nya. Namun untuk hal ini masih harus

digarisbawahi mengingat masih banyak petugas petugas medis yang lupa akan etos kerja yg

dianjurkan dari hadist nabi.

Perlu adanya pelatihan akan cara cara menangani dan merawat pasien sesuai dengan

islam ,karena islam mengajarkan kebaikan,ketaqwaan, dan sesuai dengan fitrah yang berlaku.

Maka setiap insan pribadi haruslah bercermin kepada perilaku nabi Muhammad saw.

Acknowledgement

Penulis ingin berterimakasih kepada Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok,yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan mengumpulkan data untuk laporan ini. Terima kasih kepada dokter jaga UGD dr.Yusrizal dan dr.Nurbaiti sebagai koordinator lapangan yang telah membantu kami mengumupulkan data dan mendampingi kami dalam mewawancarai pasien. Kepada drg.Nur Erryzona yang telah memberikan bimbingan sehingga terlaksananya laporan kasus ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dr.Hj.Susilowati ,Mkes. dr.H.Kamal Anas,SpB. Dan rekan rekan kelompok V kepeminatan sub bab Trauma.

Page 9: Case Report ruptur uteri case

DAFTAR PUSTAKA

1. R.Sjamsuhidajat,Wim de Jong.Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2.Jakarta 2004.EGC.p.840-860.