Case Report - Rhinosinusitis
description
Transcript of Case Report - Rhinosinusitis
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT THT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
DOKTER PEMBIMBING: Dr. Yuswandi Affandi Sp.THT
Dr. Tantri Kurniawati Sp.THT-KL, MKes
RUMAH SAKIT: RS BAYUKARTA, KARAWANG
I IDENTITAS
Nama : Ny. E
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tanjung Pura, Karawang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
II ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal : 19 September 2012
Pukul : 17.30 WIB
Keluhan Utama : Hidung tersumbat
Keluhan Tambahan : Pilek, bersin berulang, batuk berdahak berwarna putih,
nyeri di kedua pipi dan nyeri kepala
1
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang perempuan, berusia 45 tahun datang ke poliklinik THT RS dengan keluhan
hidung tersumbat di kedua belah hidung yang sudah dirasakan sejak 2 tahun sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan timbul akibat pilek yang hilang timbul dan bersin yang berulang.
Keluhan tersebut disertai dengan keluarnya cairan dari kedua hidung. Cairan yang keluar
berwarna putih, encer dan berbau. Keluhan tersebut telah berlangsung selama 2 tahun tanpa
pengobatan. Keluhan kurangnya kemampuan penghidu berkurang selama 3 bulan. Selain itu,
pasien mengeluh nyeri dan terasa berat di kedua belah pipi terutama pada saat pasien sujud
ketika solat. Keluhan tambahan yang dirasakan oleh pasien adalah batuk yang berdahak
barwarna putih, terasa menganjal di tenggorokan dan nyeri pada kepala. Terkadang pasien
bernafas melalui mulut karena pasien sukar bernafas melalui hidung. Bila cairan yang keluar
dari hidung bertambah, pasien merasa sesak nafas sehingga pasien beristirahat untuk
mengatur nafas. terdapat kesulitan memulai tidur. Pasien mengaku mulutnya berbau tetapi
pasien tidak mengeluh adanya sakit gigi.
Pasien menyangkal adanya demam, nyeri telinga, telinga berdenging, mual, muntah,
suara serak dan gangguan menelan. Karena keluhan tidak berkurang, maka pasien pergi
berobat ke poliklinik THT.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini. Pasien tidak menderita
darah tinggi dan penyakit jantung. Pasien menyangkal adanya asma, maag dan kencing
manis.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama seperti pasien. Riwayat
kencing manis, penyakit jantung, asma dan keganasan disangkal.
RIWAYAT PENGOBATAN
2
Pasien tidak pernah berobat ke pengobatan alternatif atau dokter. Pasien tidak
mengkonsumsi obat-obatan untuk saat ini.
RIWAYAT ALERGI
Pasien mengatakan dia tidak mengetahui adakah pasien mempunyai riwayat alergi
atau tidak. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi makanan atau alergi terhadap obat-
obatan. Serta tidak terdapat riwayat asma.
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak ada kebiasaan merokok, minum minuman alcohol dan mengkonsumsi
obat-obatan terlarang.
III STATUS GENERALIS
TANDA VITAL
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,6 °C
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
KEPALA
Mata
Konjungtiva : Tidak anemis -/-
3
Sklera : Tidak ikterik -/-
Pupil : Isokor
Refleks pupil : Langsung +/+, tidak langsung +/+
Telinga
Hidung
Rongga Mulut Lihat status THT
Tenggorokan
Maksilo fasial
Leher
THORAKS
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris, tidak
ada retraksi sela iga.
Palpasi : Vocal fremitus simetris pada kedua hemitoraks.
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi : Suara nafas vesikular, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Tampak pulsasi ictus cordis pada 1 cm medial di garis
midklavikula kiri setinggi sela iga V.
Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis pada 1 cm medial di garis
midklavikula kiri setinnggi sela iga V.
Perkusi : Batas kanan : Sela iga V linea sternalis kanan.
Batas kiri : Sela iga V, 1cm sebelah medial linea
midklavikula kiri.
Aukultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
4
ABDOMEN
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada lesi, tidak ada sikatrik.
Palpasi : NT / : (-)
Ascites : (-)
Hepar : Tidak teraba membesar
Lien : Tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskutasi : Bising usus (+) normal, 13 x/menit
EKSTREMITAS
Refleks fisiologis : + +
+ +
Refleks patologis : - -
- -
Oedem : - -
- -
Motorik : 5 5
5 5
Parese : - -
- -
5
STATUS THT
TELINGA
Aurikular
Dekstra SinistraInspeksi
Bentuk Normotia NormotiaBesar Simetris, normal Simetris, normalFistel (-) (-)Sikatrik (-) (-)
Palpasi
Benjolan (-) (-)
Pre-aurikularDekstra Sinistra
Inspeksi
Fistel (-) (-)Sikatriks (-) (-)
Palpasi
Nyeri tekan tragus (-) (-)Benjolan (-) (-)PerkusiNyeri ketok (-) (-)
6
RetroaurikularDekstra Sinistra
Inspeksi
Kulit Normal, tidak hiperemis Normal, tidak hiperemisFistel (-) (-)Sikatriks (-) (-)Abses (-) (-)Massa (-) (-)Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)Benjolan (-) (-)PerkusiNyeri ketok (-) (-)Mastoid (-) (-)
Canalis Acusticus Eksternus
Dekstra SinistraInspeksi
Kulit Normal, tidak hiperemis Normal, tidak hiperemisSerumen (-) (-)Sekret (-) (-)Granulasi (-) (-)Mukosa Tidak hiperemis Tidak hiperemisOedem (-) (-)Jar. Granulasi (-) (-)Benda asing (-) (-)
7
Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Perkusi
Nyeri ketok (-) (-)
Membran TimpaniDekstra Sinistra
Refleks cahaya
(+), pada jam lima
(+), pada jam tujuh
Perforasi (-) (-)Kolesteatom (-) (-)Granulasi (-) (-)Hiperemis (-) (-)
TES PENDENGARAN
Dextra Sinistra
Tes Berbisik : tidak dapat dilakukan karena keterbatasan ruangan
Tes Penala
Tes Rinne : tidak dapat dilakukan karena keterbatasan ruangan
Tes Weber : tidak dapat dilakukan karena keterbatasan ruangan
Tes Schwabach : tidak dapat dilakukan karena keterbatasan ruangan
8
HIDUNG Dekstra Sinistra
Hidung Luar
Inspeksi Bentuk Simetris Simetris Deformitas (-) (-) Oedem (-) (-) Massa (-) (-) Perdarahan (-) (-)Palpasi Nyeri tekan (-) (-) Krepitasi (-) (-)
Rhinoskopi Anterior
Dekstra Sinistra
Mukosa Tidak Hiperemis Tidak Hiperemis
Septum Nasi Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi
Konka Inferior Hipertrofi Hipertrofi
Sekret (+), jernih, encer (+). Jernih, encer
Passase udara (+) (+)
Massa (-) (-)
Perdarahan (-) (-)
Rhinoskopi Posterior
Koana Tidak dapat dinilai
Adenoid Tidak dapat dinilai
Orificium Tuba
Torus Tubarius Tidak dapat dinilai
Fossa Rossenmuller Tidak dapat dinilai
Post nasal drip Positif
TRANSILUMINASI
Dekstra Sinistra
Tidak dilakukan Sinus Frontalis Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Sinus Maksillaris Tidak dilakukan
9
RONGGA MULUT
Oral Hygine : Buruk, halitosis +
Mukosa Bucogingiva : Tidak hiperemis, ulkus -
Gigi
Karang gigi : ( + )
Karies Gigi : ( - )
Fraktur : ( - )
Palatum : hiperemis ( - ), massa ( - )
TENGGOROKAN
Tonsil
Dekstra Sinistra
Ukuran : T1 T1
Hiperemis : (-) (-)
Kripta : tidak melebar tidak melebar
Detritus : (-) (-)
Perlekatan : (-) (-)
Lidah
Bentuk : Normoglosia
Warna : Tidak hiperemis
Gerakan : (+), Normal
Parese : (-)
Massa : (-)
10
Orofaring
Dinding Faring Posterior : tidak hiperemis
Granula : (-)
Post Nasal drip : (-)
Uvula : tidak hiperemis, berada di garis median
Arcus Faring : Tidak hiperemis, Oedema (-)
Refleks muntah : (+)
LARINGOSKOPI INDIREK
Tonsila lingualis : Tidak dapat dinilai
Valekula : Tidak dapat dinilai
Plika ariepiglotis : Tidak dapat dinilai
Epiglotis : Tidak dapat dinilai
True vocal cord : Tidak dapat dinilai
False vocal cord : Tidak dapat dinilai
Aritenoid : Tidak dapat dinilai
Oesophagus : Tidak dapat dinilai
Trakea : Tidak dapat dinilai
11
MAKSILO FASIALDekstra Sinistra
Inspeksi
Bentuk Simetris SimetrisParase N VII (-) (-)Racoon eyes (-) (-)Massa (-) (-)
Palpasi
Krepitasi (-) (-)Nyeri Tekan (-) (-)Parestesi (-) (-)Benjolan (-) (-)Maloklusi (-) (-)
LEHER
InspeksiKGB Oedema Hematom Luka
Submental -/- -/- -/- -/-Submandibula -/- -/- -/- -/-Upper jugulare -/- -/- -/- -/-Mid jugulare -/- -/- -/- -/-Lower jugulare -/- -/- -/- -/-Supra clavicula -/- -/- -/- -/-Trigonum Superior
-/- -/- -/- -/-
PalpasiMassa KGB
Submental -/- -/-Submandibula -/- -/-Upper Jugulare -/- -/-Mid jugulare -/- -/-Lower jugulare -/- -/-Supra clavicula -/- -/-Trigonum Superior
-/- -/-
12
IV . RESUME
Seorang perempuan, berusia 45 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat di
kedua belah hidung yang sudah dirasakan sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
timbul akibat pilek yang hilang timbul dan bersin yang berulang. Keluhan tersebut disertai
dengan keluarnya cairan dari kedua hidung berwarna putih, encer dan berbau. Keluhan
kurangnya kemampuan penghidu berkurang selama 3 bulan. Pasien juga mengeluh nyeri dan
terasa berat di kedua belah pipi terutama pada saat pasien sujud ketika solat. Keluhan
tambahan yang dirasakan adalah batuk yang berdahak barwarna putih, terasa menganjal di
tenggorokan dan nyeri pada kepala. Pasien mengaku mulutnya berbau tetapi pasien tidak
mengeluh adanya sakit gigi. Pada pemeriksaan fisik, TD 12/80 mmHg, Nadi 68x/menit, RR
20x/menit, suhu 36,60C. Pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan adanya hipertrofi konka
inferior di kedua hidung, keluar cairan jernih, encer dan berbau di kedua hidung serta pada
pemeriksaan rhinoskopi posterior di dapatkan adanya post nasal drip.
V. DIAGNOSIS KERJA
Rhinosinusitis kronik et causa suspek alergi
VI. DIAGNOSIS BANDING
Rhinosinusitis kronik et causa suspek dentogen
Rhinosinusitis kronik et causa suspek jamur
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Transluminasi
Pemeriksaan mikrobiologi dan tes resistensi
Pemeriksaan darah tepi
Foto rontgen posisi Waters
Skin prick test
CT Scan sinus
13
VIII. PENATALAKSANAAN
Non-medika mentosa : Hindari kontak allergen.
Habiskan antibiotik
Hindari berenang.
Jaga hygine gigi.
Medika mentosa : Paracetamol 500 mg 3 x 1 tablet
Ampisilin 500 mg 3 x 1 tablet
Metronidazol
Pseudoefedrin HCL 0.5-1%
Ambroxol 75 mg 3 x1 tablet
Nasal spray NaCl
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad fuctionam : Ad bonam
Quo ad sanasionam : Ad bonam
IX. SARAN DAN USULAN
1. Pasien diminta kontrol ke poliklinik THT setelah 7 hari.
2. Jika terdapat indikasi maka dilakukan tindakan operasi (Antroscopy Wash Out).
14