Case Luka Bakar Dr Bayu

44
PRESENTASI KASUS LUKA BAKAR DOKTER PEMBIMBING : Dr. Badjuadji, Sp.B DISUSUN OLEH : Yurike Natalie NIM : 030.08.266 KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA 23 JULI – 29 SEPTEMBER 2012

description

luka bakar

Transcript of Case Luka Bakar Dr Bayu

Page 1: Case Luka Bakar Dr Bayu

PRESENTASI KASUS

LUKA BAKAR

DOKTER PEMBIMBING : Dr. Badjuadji, Sp.B

DISUSUN OLEH : Yurike Natalie

NIM : 030.08.266

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA

23 JULI – 29 SEPTEMBER 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

Page 2: Case Luka Bakar Dr Bayu

BAB I

PENDAHULUAN

Luka bakar atau combustio merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.1

Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan sebagai berikut :

1. terdapat kuman dengan patogenitas tinggi.2. terdapat banyak jaringan mati.3. mengeluarkan banyak air, serum dan darah.4. terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkena trauma).5. memerlukan jaringan untuk menutup. 1

Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. .

Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi 2.

Page 3: Case Luka Bakar Dr Bayu

BAB II

STATUS PASIEN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Tiara

Usia : 2 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl Budi Mulia Rt 06 Rw 11

Tanggal Masuk RS : 3 Agustus 2012

ANAMNESIS

Diambil dari autoanamnesis tanggal 3 Agustus 2012

Keluhan Utama : Muka dan kaki terkena kuah bakso

Keluhan Tambahan : -

Riwayat Penyakit Sekarang :

12 jam sebelum masuk rumah sakit, Os terkena kuah bakso pada wajah di bagian pipi

sebelah kanan dan kiri, punggung, paha sebelah kanan dan kiri saat sedang bermain di luar

rumah. Pada saat setelah kejadian Os sadar dan menangis. Lalu orangtua Os membawa ke

puskesmas, di puskesmas luka Os disiran oleh cairan infus dan diberi salep Bioplacenton.

Setelah dari puskesmas, Os dirujuk ke RSUD Koja. Os mengaku tidak ada pandangan kabur,

leher tidak kaku, tidak sesak, tidak batuk, tidak ada nyeri perut

Riwayat Penyakit Dahulu :

Os menyangkal pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Os belum pernah

dirawat di RS sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada riwayat penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi, penyakit saluran

kemih maupun penyakit paru kronis lainnya dalam keluarga.

Riwayat Pengobatan :

Os mengaku tidak sedang mengkonsumsi obat tertentu.

Page 4: Case Luka Bakar Dr Bayu

PEMERIKSAAN FISIK

Primary Survey :

Airway

Pasien dapat berbicara, jelas, mulut pasien bersih dan bebas

Breathing

Bagian dada tidak terdapat jejas, getaran dada sama dan simetris pada perabaan, suara

sonor spontan thorakoabdominal, 28x/menit

Circulation

Denyut arteri karotis terasa, reguler, nadi reguler, equalitas sama kanan dan kiri,

perdarahan di jari kaki kanan

Dissability

Dapat berkomunikasi tanya jawab dengan baik, tidak ada gangguan.

GCS : E4 V5 M6 = 15

Exposure

Terdapat Luka Bakar pada daerah wajah bagian pipi kanan dan kiri, punggung dan

daerah tungkai bagian paha kanan dan kiri

Secondary Survey

Keadaan Umum : tampak sakit berat

Kesadaran : compos mentis

Tanda-tanda vital : Nadi : 124x/menit

Pernapasan : 28x/menit

Suhu : 36°C

Keadaan Gizi : Baik

Edema umum: (-)

Page 5: Case Luka Bakar Dr Bayu

Sianosis: (-)

Dispnoe: (+)

Secondary Survey

Status Generalis :

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

THT : edema mukosa jalan nafas (-)

Jantung : BJ I&II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler, ronki (-/-), mengi (-/-)

Abdomen : bising usus normal; lemas

Ekstremitas : akral dingin

Status lokalis :

•Kepala 1%

•Punggung 1%

•Paha kanan 3%

•Paha kiri 5%

Total 10%

Kedalaman luka derajat II dangkal

Page 6: Case Luka Bakar Dr Bayu

RESUME

Seorang anak 2 tahun datang ke RSUD Koja dengan keluhan tersiram kuah bakso pada

bagian wajah, punggung dan tungkai. Pada saat kejadian Os tidak pingsan. Sebelumnya

pasien sudah pergi ke puskesmas dan dilakukan tindakan disiram air infus dan diberi salep

Bioplasenton. Os menyangkal pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Pada

pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, GCS =15, pasien sesak. Pada status lokalis

didapatkan luka bakar 10 % derajat II dangkal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang yang diperlukan :

Cek darah lengkap

Cek urin lengkap

Cek elektrolit

DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS

Luka Bakar derajat II dangkal et causa kuah bakso

Dasar diagnosis :

Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Kepala 1%, Punggung 1%, Paha kanan 3%, Paha kiri

5%, Total 10% dan kedalaman luka dangkal dengan menggunakan rumus Palmar Surface

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Infus RL 1100 cc/24 jam

Meropenem 2x200mg

Ranitidin 2x1/2 amp

Ketopain 3x1/2 amp

Non Medikamentosa

Diet Bebas

Page 7: Case Luka Bakar Dr Bayu

Rawat Luka :

1. Diberi Salep Burnazin

2. Kasa lembab NaCL

2. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tursinah

Usia : 53 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kali Baru IX No 1 Rt 07 Rw 14

Status : Menikah

Pekerjaan : Pedagang Nasi Uduk

Suku : Jawa

Pendidikan : Sekolah Dasar

Tanggal Masuk RS : 23 Agustus 2012

ANAMNESIS

Diambil dari autoanamnesis tanggal 24 Agustus 2012, jam 15.00 WIB

Keluhan Utama : Muka bagian kiri dan tangan kanan tersiram air panas

Keluhan Tambahan : -

Riwayat Penyakit Sekarang :

9 jam sebelum masuk rumah sakit, Os tiba-tiba kejang-kejang dan pingsan saat

sedang merebus sayur sehingga air rebusan tersebut tertumpah ke arah wajah dan jari kanan

Os. Os mengaku sering mengalami kejang-kejang dan pingsan tersebut apalagi ketika sedang

melamun atau sedang nonton tv. Setelah kejadian, Os langsung pergi ke puskesmas dan

langsung dirujuk ke RSUD Koja. Os juga mengaku setelah kejadian, Os merasa sangat

lemas.Os mengaku tidak ada pandangan kabur, leher tidak kaku, tidak sesak, tidak batuk,

tidak ada nyeri perut. BAK lancar dan belum BAB .

Page 8: Case Luka Bakar Dr Bayu

Riwayat Penyakit Dahulu :

Os pernah mengalami hal yang sama sebelumnya, yaitu terkena minyak panas

dibagian tangan dan jarinya tapi tidak dibawa ke Rumah Sakit. Os memiliki riwayat Epilepsi

(+), hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-). Riwayat sakit asma dan alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada riwayat penyakit epilepsi, jantung, kencing manis, darah tinggi, penyakit

saluran kemih maupun penyakit paru kronis lainnya dalam keluarga.

Riwayat Kebiasaan :

Os tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.

Riwayat Pengobatan :

Os tidak sedang mengkonsumsi obat tertentu

PEMERIKSAAN FISIK

Primary Survey :

Airway

Pasien dapat berbicara, jelas, mulut pasien bersih dan bebas

Breathing

Bagian dada tidak terdapat jejas, getaran dada sama dan simetris pada perabaan, suara

sonor spontan thorakoabdominal, 20x/menit

Circulation

Denyut arteri karotis terasa, reguler, nadi reguler, equalitas sama kanan dan kiri,

perdarahan di jari kaki kanan

Dissability

Dapat berkomunikasi tanya jawab dengan baik, tidak ada gangguan.

GCS : E4 V5 M6 = 15

Page 9: Case Luka Bakar Dr Bayu

Exposure

Terdapat Luka Bakar pada daerah wajah bagian kiri dan daerah jari tangan kanan

Edema umum: (-)

Sianosis: (-)

Dispnoe: (+)

Secondary Survey

Status Generalis :

Mata : Bentuk normal, simetris, pupil bulat dan isokor, conjungtiva anemis (-/-), sklera

ikterik (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak lagsung (+/+).

THT : Edema mukosa jalan nafas (-)

Leher : Bentuk normal , tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid

Jantung : Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi : teraba ictus cordis pada sela iga V, 1 cm medial dari line

midklavikula kiri

Perkusi : Batas kanan : sela iga V linea parasternalis kanan

Batas kiri : sela iga V, 1 cm sebelah medial linea midkalvikula kiri

Batas atas : sela iga II linea parasternalis kiri

Auskultasi : bunyi jantung I-II murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru : Inspeksi : gerak napas kanan dan kiri simetris, retraksi sela iga (-/-), jejas (-)

Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan, nyeri tekan (-/-)

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi: suara nafas vesikuler kanan dan kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : bising usus normal; lemas

Ekstremitas : akral hangat

Page 10: Case Luka Bakar Dr Bayu

Status lokalis :

•Kepala 5%

•Jari Tangan Kanan 1%

Total 6%

Kedalaman luka bakar derajat II dangkal

Page 11: Case Luka Bakar Dr Bayu

LABORATORIUM

Tanggal 23 Agustus 2012, jam 12.25 WIB

Hematologi

Hb : 15,2 (11,2-15,7 g/dl)

Leukosit : 14.200 (3900-10.000/ul)

Hematokrit : 45 (39-45 %)

Trombosit : 259.000 (182.000-369.000/ul)

Fungsi Ginjal

Kreatinin : 0,9 (0,4-0,7)

Ureum : 34 (17-43)

Diabetes

Glukosa Sewaktu : 132 (60-100mg/dL)

Elektrolit

Na : 134 (135-147 mmol/L)

K : 2,96 (3,5-5,0 mmol/L)

Cl : 99 (9,6-108 mmol/L)

RESUME

Seorang wanita, 53 tahun datang ke UGD RSUD KOJA dengan keluhan tersiram air rebusan

ke arah wajah dan jari kanan Os. Os mengaku sering mengalami kejang-kejang dan pingsan

apabila melamun atau sedang nonton tv. 1 jam sebelum masuk rumah sakit, Os pergi ke

puskesmas dan langsung dirujuk ke RSUD Koja. Pasien mempunyai riwayat Epilepsi sejak

18 tahun yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan adanya luka bakar derajat II

dangkal pada wajah dan jari tangan kanan dengan total 6% dengan menggunakan rumus

palmar surface. Dari hasil lab didapatkan leukositosis

Page 12: Case Luka Bakar Dr Bayu

DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS

Luka bakar derajat II dangkal

Dasar diagnosis :

Pada pemeriksaan fisik didapatkan : Kepala 5%, Jari Tangan Kanan 1%, Total 6%,

Kedalaman luka bakar derajat II dangkal dengan menggunakan rumus Palmar

Surface.

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

IVFD Asering 30 tetes/menit

Pelastin 2x1 g

Ketopain 3x1 amp

Metronidazol 3x500 mg

Pantoprazol 3x1 amp

Non Medikamentosa

Diet Bebas

Rawat Luka :

1. Pakai Cutimed Sorbact

2. Kasa Lembab NaCL

BAB III

Page 13: Case Luka Bakar Dr Bayu

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT

Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat 2.

2.1.1 EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

1. Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum : Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum : Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum : Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit 2.

Page 14: Case Luka Bakar Dr Bayu

2.1.2 DERMIS

Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler; tipis : mengandung jaringan ikat jarang. Lapisan retikuler; tebal : terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi . 2

2.1.3 SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber 2.

Page 15: Case Luka Bakar Dr Bayu

Gambar 2.1 Anatomi Kulit

2.2 DEFINISI

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) 1.

2.3 PATOGENESIS 

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.

Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.

Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya diuresis 1

2.4 PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKAR

Luka bakar dibagi menjadi 4 derajat : 4

1. Luka bakar grade IPada derajat ini luka bakar hanya mengenai epidermis. Sifat luka bakar derajat 1

adalah erotema, kerusakan jaringan dan edema minnimum. Keluhan utamanya berupa rasa nyeri (membaik dalam 2-3 hari). Luka bakar derajat ini sembuh dalam 5-10 hari.

Page 16: Case Luka Bakar Dr Bayu

Gambar 2.3. Luka bakar derajat I

2. Luka bakar grade II

Luka bakar derajat II dibagi menjadi 2 yaitu a. Luka bakar derajat II superfisial dan b. Luka bakar derajat II profunda.

IIa. Luka bakar derajat II superfisial. Luka bakar mengenai seluruh epidermis sehingga timbul kemerahan dan lepuh (blister). Komplikasi jarang terjadi dan penyembuhan terjadi dalam 10-14 hari.

Iib. Luka bakar derajat II profunda. Luka bakar ini mnegenai stratum germinatium dan korium, warnanya merah atau merah muda. Penyembuhan terjadi dalam 25-35 hari.

Derajat kehilangan cairan lebih kurang sama dengan luka bakar derajat III. Bila terinfeksi, maka pada penyembuhannya perlu dilakukan tandur alih kulit. Terasa sangat nyeri dan terdapat bula.

Gambar 2.4 . Luka bakar derajat II

3. Luka bakar grade IIISeluruh lapisan kulit mati dan kulit menjadi berwarna coklat, putih, merah atau hitam. Terjadi anastesi, karena terjadi kerusakan pada reseptor rasa nyeri. Pin prick test untuk mngetahui

Page 17: Case Luka Bakar Dr Bayu

rasa nyeri (tes anastesi). Caranya sebuah jarum streil ditusukkan ke daerah luka bakar. Bila tidak terasa nyeri maka tes (+). Eritrosit banyak yang rusak. Tyerjadi edema hebat dan kerusakan permanen

Gambar 2.5 . Luka bakar derajat III

4. Luka Bakar grade IVLuka bakar yang mengenai otot, bahkan hingga tulang.4

2.5 PENILAIAN LUAS LUKA BAKAR

Beberapa cara penentuan derajat luka bakar.

1. Palmar surfaceLuas permukaan pada telapak tangan pasien (termasuk jari-jari)secara kasar adalah 0,8% dari seluruh luas permukaan tubuh. Permukaan telapak tangan dapat digunakan untuk mengukur luka bakar yang kecil (<15%>85% luas permukaan tubuh). Untuk luka bakar dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini tidak akurat.

2. Wallace rule of ninesMerupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur luas luka bakar pada orang dewasa. Tubuh dibagi menjadi area 9%, dan total daerah yang terkena luka bakar dapat dihitung. Tetapi cara ini tidak akurat pada anak-anak.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak. Untuk anak, kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing 20 %, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10 %, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15 % 

Page 18: Case Luka Bakar Dr Bayu

Gambar 2.6 Rule of nine

3. Lund and Bowder chartTabel ini, apabila digunakan dengan benar, merupakan cara yang paling akurat. Tabel ini mengkompensasi variasi bentuk tubuh dengan umur, sehingga dapat memberikan perhitungan luas luka bakar yang akurat pada anak-anak 

Gambar 2.7 Lund and Bowder Chart

2.6 SEBAB – SEBAB LUKA BAKAR Api Luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat memasak) air panas uap panas

Page 19: Case Luka Bakar Dr Bayu

gas panas listrik semburan panas ter 

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Terutama untuk luka bakar yang berat. Lab darah. Hitung jenis. Kimia darah. Analisa gas darah dengan carboxyhemoglobin. Analisis urin. Creatinin Phosphokinase dan myoglobin urin ( Luka bakar akibat listrik). Pemeriksaan factor pembekuan darah ( BT, CT). Radiologi. Foto thoraks : untuk mengetahui apakah ada kerusakan akibat luka bakar inhalasi atau

adanya trauma dan indikasi pemasangan intubasi. CT scan : mengetahui adanya trauma. Tes lain : dengan fiberoptic bronchoscopy untuk pasien dengan luka bakar inhalasi. 

2.8 EFEK DARI LUKA BAKAR

Efek lokal

 Kerusakan jaringan

Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan sel darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Luka bakar menyebabkan rupturnya sel atau nekrosis sel. Sel yang di perifer masih dapat hidup tapi sebagian ada yang rusak. Akibat rusaknya mikrosirkulasi perifer lapisan kolagen akan berubah bentuk dan rusak. Pembuluh kapiler yang mengalami trombosis, padahal pembuluh ini membawa sistem pertahanan tubuh atau antibiotik., permeabilitas kapiler akan meningkat mengakibatkan kebocoran cairan intravaskuler sehingga terjadi oedem. Luka bakar derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami kontraktur. Bila ini terjadi di persendian, fungsi sendi dapat berkurang atau hilang.

 Inflamasi

Reakasi infalamasi yang paling awal terlihat adalah erythema, yang disebabkan karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi pembuluh darah. Makin berat kerusakan jaringan, respon inflamasi yang muncul akan makin lama bertahan. Makrofag akan menghasilkan mediator inflamasi seperti cytokine dan sel fagosit nekrotik. Netrofil dan limfosit akan menghalangi terjadinya infeksi.

Page 20: Case Luka Bakar Dr Bayu

 Infeksi

Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme, biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam. Dalam kondisi yang lebih berat akan muncul bakteriemi atau septikemi yang kemudian akan tejadi penyebaran infeksi ke tempat yang lain. Bakteriemi merupakan penyebab kematian tersering pada luka bakar mulai dari 24 jam pertama sampai pada luka bakar yang sudah sembuh. Streptococcus β-hemolitikus dan pseudomonas memproduksi enzym protease yang dapat mencegah penempelan dari skin graft. Infeksi ringan dan noninvasif ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasive ditandai dengan keropeng yang mula-mula kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-mula sehat menjadi nekrotik, akibatnya luka bakar yang mula-mula derajat dua menjadi derajat tiga. Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis.

Efek regional

 Sirkulasi

Jika terdapat oedem yang luas, maka akan terjadi pembengkakkan, aliran darah dari extremitas dapat mengalami obstruksi. Sirkulasi untuk otot tangan intrinsic dapat terganggu akibat oedem, dapat terjadi nekrosis yang lama kelamaan menjadi kontraktur. Akumulasi cairan interstitial dalam tangan menyebabkan jaringan kolagen menggembung maksimal sehinggga terbentuk posisi “claw” ( metacarpalphalangeal extensi, dan proximal interphalangeal flexi ). Dapat juga terjadi muscle compartement syndrome yang mengenai otot flexor dan extensor extremitas bagian atas maupun bawah.

Efek sistemik

 Kehilangan cairan

Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.

Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat,

Page 21: Case Luka Bakar Dr Bayu

tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.

 Multiple organ failure dan Sepsis

Kegagalan progresif dari ginjal dan hepar di akibatkan karena kehilangan cairan, toxemia karena infeksi, sepsis. Ganguan sirkulasi ke ginjal menyebabkan iskemia ginjal ( tubulus) berlanjut dengan Akut Tubular Necrosis yang akhirnya terjadi gagal ginjal (ARF). Gangguan sirkulasi perifer meneybabkan iskemia otot-otot dengan dampak pemecahan glikoprotein yang meningkatkan produksi Nitric Oxide (NO). NO ini diketau berperan sebagai modulator sepsis. Ganguan sirkulasi ke kulit dan system integum menyebabkan gangauan system imun karena penurunan produksi limfosit dan penurunan fungsi barier kulit. 1

 Luka bakar inhalasi

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas ayang terrisap. Udem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.

Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi mngeikat oksigen. Tanda keracuna ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal.

 Komplikasi sistemik

Stress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat menimbulkan tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama dengan tukak peptic. Kelainan ini disebut tukak Curling. Yang khawatirkan pada tukak curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil sebagai hematemesis dan atau melena.

Fase permulaan luka bakar merupakan fase katabolisme sehingga keseimbangan protein menjadi negatif. Protein dalam tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi, dan infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena itu penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil dan berat badan menurun. 

Page 22: Case Luka Bakar Dr Bayu

2.9 PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR

Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala.

Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem.

Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada luka bakar apapun. 9

Evaluasi awal Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder

Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat luka bakar inhalasi. Biasanya ditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung yang gosong. Luka bakar pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan suara, perubahan status mental. Bila benar terdapat luka bakar inhalasi lakukan intubasi endotracheal, kemudian beri Oksigen melalui mask face atau endotracheal tube.

Luka bakar biasanya berhubungan dengan luka lain, biasanya dari luka tumpul akibat kecelakaan sepeda motor. Evaluasi pada luka bakar harus dikoordinasi dengan evaluasi pada luka-luka yang lain. Meskipun perdarahan dan trauma intrakavitas merupakan prioritas utama dibandingkan luka bakar, perlu dipikirkan untuk meningkatkan jumlah cairan pengganti.

Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama kali untuk menentukan mekanisme dan waktu terjadinya trauma. Untuk membantu mengevaluasi derajat luka bakar karena trauma akibat air mendidih biasanya hanya mengenai sebagian lapisan kulit (partial thickness), sementara luka bakar karena api biasa mengenai seluruh lapisan kulit (full thickness) .

2.10 RESUSITASI CAIRAN

Sebagai bagian dari perawatan awal pasien yang terkena luka bakar, Pemberian cairan intravena yang adekuat harus dilakukan, akses intravena yang adekuat harus ada, terutama pada bagian ekstremitas yang tidak terkena luka bakar.

Adanya luka bakar diberikan cairan resusitasi karena adanya akumulasi cairan edema tidak hanya pada jaringan yang terbakar, tetapi juga seluruh tubuh. Telah diselidiki bahwa

Page 23: Case Luka Bakar Dr Bayu

penyebab permeabilitas cairan ini adalah karena keluarnya sitokin dan beberapa mediator, yang menyebabkan disfungsi dari sel, kebocoran kapiler.

Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema. Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama setelah luka bakar. Prinsip dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Pemberian cairan paling popular adalah dengan Ringer laktat untuk 48 jam setelah terkena luka bakar. Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam.

Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan adalah formula Parkland :

24 jam pertama.Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/%luka bakaro contohnya pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25 %

o membutuhkan cairan : (25) X (80 kg) X (4 ml) = 8000 ml dalam 24 jam pertama

 ½ jumlah cairan 4000 ml diberikan dalam 8 jam

 ½ jumlah cairan sisanya  4000 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya.

Cara lain adalah cara Evans :

l. luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah NaCl / 24 jam

2. luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =jumah plasma / 24 jam

( no 1 dan 2 pengganti cairan yang hilang akibat oedem. Plasma untuk menggantiplasma yang keluar dari pembuluh dan meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi perembesan keluar dan menarik kembali cairan yang telah keluar )

3. 2000 cc Dextrose 5% / 24 jam (untuk mengganti cairan yang hilang akibatpenguapan )

Separuh dari jumlah cairan 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan pada hari pertama. Dan hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus Baxter yaitu :

% x BB x 4 cc

Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama. Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan luka bakar seluas 20 % permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc = 4000 cc yang diberikan hari pertama dan 2000 cc pada hari kedua.9

Page 24: Case Luka Bakar Dr Bayu

Kebutuhan kalori pasien dewasa dengan menggunakan formula Curreri, adalah 25 kcal/kgBB/hari ditambah denga 40 kcal/% luka bakar/hari.

Petunjuk perubahan cairan:

Pemantauan urin output tiap jam Tanda-tanda vital, tekanan vena sentral Kecukupan sirkulasi perifer Tidak adanya asidosis laktat, hipotermi Hematokrit, kadar elektrolit serum, pH dan kadar glukosa

2.11 PENGGANTIAN DARAH

Luka bakar pada kulit menyebabkan terjadinya kehilangan sejumlah sel darah merah sesuai dengan ukuran dan kedalaman luka bakar. Sebagai tambahan terhadap suatu kehancuran yang segera pada sel darah merah yang bersirkulasi melalui kapiler yang terluka, terdapat kehancuran sebagian sel yang mengurangi waktu paruh dari sel darah merah yang tersisa. Karena plasma predominan hilang pada 48 jam pertama setelah terjadinya luka bakar, tetapi relative polisitemia terjadi pertama kali. Oleh sebab itu, pemberian sel darah merah dalam 48 jam pertama tidak dianjurkan, kecuali terdapat kehilangan darah yang banyak dari tempat luka. Setelah proses eksisi luka bakar dimulai, pemberian darah biasanya diperlukan 7

2.12 PERAWATAN LUKA BAKAR

Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan dilakukan perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka. Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh rasa sakit yang minimal.

Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup. Penutupan luka ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak hipotermi. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit

Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar.

Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.

Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami (Xenograft (pig skin) atau Allograft (homograft, cadaver skin) ) atau bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra).

Page 25: Case Luka Bakar Dr Bayu

Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting ). 6,8

2.13 NUTRISI

Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan kualitas yang berbeda dari orang normal karena umumnya penderita luka bakar mengalami keadaan hipermetabolik. Kondisi yang berpengaruh dan dapat memperberat kondisi hipermetabolik yang ada adalah:

Umur, jenis kelamin, status gizi penderita, luas permukaan tubuh, massa bebas lemak. Riwayat penyakit sebelumnya seperti DM, penyakit hepar berat, penyakit ginjal dan

lain-lain. Luas dan derajat luka bakar. Suhu dan kelembaban ruangan ( memepngaruhi kehilangan panas melalui evaporasi). Aktivitas fisik dan fisioterapi. Penggantian balutan. Rasa sakit dan kecemasan. Penggunaan obat-obat tertentu dan pembedahan.

Dalam menentukan kebutuhan kalori basal pasien yang paling ideal adalah dengan mengukur kebutuhan kalori secara langsung menggunakan indirek kalorimetri karena alat ini telah memperhitungkan beberapa faktor seperti BB, jenis kelamin, luas luka bakar, luas permukan tubuh dan adanya infeksi. Untuk menghitung kebutuhan kalori total harus ditambahkan faktor stress sebesar 20-30%. Tapi alat ini jarang tersedia di rumah sakit.

Yang sering di rekomendasikan adalah perhitungan kebutuhan kalori basal dengan formula HARRIS BENEDICK yang melibatkan faktor BB, TB dan Umur. Sedangkan untuk kebutuhan kalori total perlu dilakukan modifikasi formula dengan menambahkan faktor aktifitas fisik dan faktor stress.

Pria : 66,5 + (13,7 X BB) + (5 X TB) – (6.8 X U) X AF X FS

Wanita : 65,6 + (9,6 X BB) + (1,8 X TB)- (4,7 X U) X AF X FS

Perhitungan kebutuhan kalori pada penderita luka bakar perlu perhatian khusus karena kurangnya asupan kalori akan berakibat penyembuhan luka yang lama dan juga meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas. Disisi lain, kelebihan asupan kalori dapat menyebabkan hiperglikemi, perlemakan hati.

Penatalaksanaan nutrisi pada luka bakar dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu : oral, enteral dan parenteral.

Untuk menentukan waktu dimualinya pemberian nutrisi dini pada penderita luka bakar, masih sangat bervariasi, dimulai sejak 4 jam pascatrauma sampai dengan 48 jam pascatrauma.

2.13 KOMPOSISI MAKRONUTRIEN

Page 26: Case Luka Bakar Dr Bayu

Karbohidrat

Konsekuensi pasca luka bakar berat adalah keadaan hiperglikemia. Kadar gula darah yang tinggi pada fase shock akibat dari menurunnya fungsi insulin terhadap peningkatan kadar gula darah. Intoleransi glukosa ini akan tetap bertahan pada fase flow yang sekarang terutama disebabkan resistensi insulin di jaringan dan peningkatan glukoneogenesis. Pada pasien luka bakar berat sangat diperlukan pemantauan terhadap hiperglikemia dan glukosuria. Pemberian insulin kadan dibutuhkan untuk meningkatkan kadar glukosa serum dan memaksimalkan utilisasi glukosa. Anjuran pemberian karbohidrat adalah 60-65% kalori total atau tidak melebihi 4-5mg/kgBB/menit.

Protein

Pasca luka bakar, metabolisme protein akan berubah cepat dimana pada fase akut asam amino akan dijadikan sumber energi. Status protein tubuh dipengaruhi oleh pelepasan nitrogen melalui eksudat luka dan urin, kemampuan hati untuk membentuk protein dan adekuatnya nutrisi. Asam amino merupakan substrat untuk penyembuhan luka. Dalam usaha untuk meningkatkan sintesis protein viseral, menjaga balance nitrogen +, dan meningkatkan mekanisme pertahahan tubuh, maka pada luka bakar berat dianjurkan pemberian protein sebesar 23-25% kalori total dengan perbandingan kalori : nitrogen = 80 : 1 atau 2, 5 - 4 g protein/kgBB. Perlu juga diperhatikan jenis protein yang diberikan, sebaiknya adalah protein bernilai biologis tinggi. Pemberian diet protein tinggi dapat menjadi beban bagi ginjal, oleh karena itu dibutuhkan pemantauan seperti status cairan, kadar ureum, dan kreatinin serum.

Lemak

Pemberian lemak berkontribusi untuk meminimalkan katabolisme protein endogen dengan jalan memenuhi kebutuhan energi. Asam lemak omega-3 khususnya asam ekosapentanoat (EPA) yang dapat diperoleh dari minyak ikan merupakan precursor dari ekosanoid prostaglandin seri 3 (PGE-3) dan leukotrien seri 5. Keduannya berefek antiinflamasi dan meningkatkan sistem imunitas tubuh, demikian pula PGE-3 berperan sebagai vasodilator. Omega-3 akan berkompetisi dan menginhibisi pembentukan PGE-1 dan PGE-2 dari asam linoleat, sehingga omega-3 ini sangat dianjurkan pada pasien luka bakar. Penelitian menunjukan dalam usaha untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, maka pemebrian asam lemak omega-6 dan omega-3 dalam perbandingan yang ideal adalah 2-3 : 1 dan akan berefek mengurangi kondisi imunosupresan pasca luka bakar. Pemberian lemak pasca trauma sebesar 5-15% dari total kalori.

2.14 SUPLEMEN MIKRONUTRIEN

Mikronutrien diperlukan sebagai koenzim dan kofaktor untuk reaksi fisiologis dalam sel, metabolisme makronutrien dan energi. Dengan meningkatnya kebutuhan energi dan protein, kehilangan melalui luka, perubahan metabolisme, absorpsi, eskresi, dan utilisasi maka kebutuhan mikronutrien ini perlu ditingkatkan.

Page 27: Case Luka Bakar Dr Bayu

Vitamin berpotensi untuk sintesis protein, penyembuhan luka, meningkatkan fungsi imunitas dan anti oksidan pada penderita luka bakar dalam kondisi sakit berat dan hipermetabolisme, maka kebutuhan vitamin ini meningkat. Dianjurkan peningkatan suplementasi 50-100 kali RECOMENDET DAILY ALLOWANCE (RDA) untuk vitamin larut air dan vitamin E. Sedangkan dosis aman untuk vitamin larut lemak dan vitamin B6 sampai 10 kali RDA.

Mineral juga memainkan peranan penting dalam penyembuhan luka, fungsi imunitas dan anti oksidan. 1

2.15 EARLY EXICISION AND GRAFTING (E&G)

Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif dan kemudian luka ditutup dengan cangkok kulit (autograft atau allograft ), setelah terjadi penyembuhan, graft akan terkelupas dengan sendirinya. E&G dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka, pada umumnya tiap harinya dilakukan eksisi 20% dari luka bakar kemudian dilanjutkan pada hari berikutnya. Tapi ada juga ahli bedah yang sekaligus melakukan eksisi pada seluruh luka bakar, tapi cara ini memiliki resiko yang lebih besar yaitu : dapat terjadi hipotermi, atau terjadi perdarahan masive akibat eksisi.

Metode ini mempunyai beberapa keuntungan dengan penutupan luka dini, mencegah terjadinya infeksi pada luka bila dibiarkan terlalu lama, mempersingkat durasi sakit dan lama perawatan di rumah sakit, memperingan biaya perawatan di rumah sakit, mencegah komplikasi seperti sepsis dan mengurangi angka mortalitas. Beberapa penelitian membandingkan teknik E&G dengan teknik konvensional, hasilnya tidak ada perbedaan dalam hal kosmetik atau fungsi organ, bahkan lebih baik hasilnya bila dilakukan pada luka bakar yang terdapat pada muka, tangan dan kaki.

Pada luka bakar yang luas (>80% TBSA), akan timbul kesulitan mendapatkan donor kulit. Untuk itu telah dikembangkan metode baru yaitu dengan kultur keratinocyte. Keratinocyte didapat dengan cara biopsi kulit dari kulit pasien sendiri. Tapi kerugian dari metode ini adalah membuthkan waktu yang cukup lama (2-3 minggu) sampai kulit (autograft) yang baru tumbuh dan sering timbul luka parut. Metode ini juga sangat mahal 

2.16 ANTIMIKROBA

Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya barier pertahanan kulit sehingga memudahkan timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka. Bila jumlah kuman sudah mencapai 105 organisme jaringan, kuman tersebut dapat menembus ke dalam jaringan yang lebih dalam kemudian menginvasi ke pembuluh darah dan mengakibatkan infeksi sistemik yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian antimikroba ini dapat secara topikal atau sistemik. Pemberian secara topikal dapat dalam bentuk salep atau cairan untuk merendam. Contoh antibiotik yang sering dipakai :

Salep : Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya untuk luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B, Nysatatin, mupirocin , Mebo.

Page 28: Case Luka Bakar Dr Bayu

MEBO/MEBT (Moist Exposed Burn Ointment / Therapy)

BROAD SPECTRUM OINTMENT

Preparat herbal, mengungakan zat alami tanpa kimiawi

Toxisitas dan efek samping belum pernah ditemukan

Terdiri dari :

1. Komponen Pengobatan :

beta sitosterol, bacailin, berberine Yang mempunyai efek :

Analgesik, anti-inflamasi, anti-infeksi pada luka bakar dan mampu mengurangi pembentukan jaringan parut.

2. Komponen Nutrisi : amino acid, fatty acid dan amylose, yg memberikan nutrisi untuk regenerasi dan perbaikan kulit yg terbakar.

Efek pengobatan :

Menghilangkan nyeri luka bakar. Mencegah perluasan nekrosis pada jaringan yg terluka. Mengeluarkan jaringan nekrotik dengan mencairkkannya. Membuat lingkungan lembab pada luka , yg dibutuhkan selama perbaikan

jaringan kulit tersisa. Kontrol infeksi dengan membuat suasana yg jelek untuk pertumbuhan

kuman.bukan dengan membunuh kuman. Merangsang pertumbuhan PRCs ( potential regenerative cell ) dan stem cell untuk

penyembuhan luka dan mengurangi terbentuknya jaringan parut. Mengurangi kebutuhan untuk skin graft.

Prinsip penanganan   luka bakar   dgn MEBO

Makin cepat diberi MEBO , hasilnya lebih baik ( dalam 4-12 jam setelah kejadian).

Biarkan luka terbuka. Kelembaban yg optimal pada luka dengan MEBO. Pemberian salep harus teratur & terus menerus tiap6-12 jam dibersihkandengan

kain kasa steril jangan dibiarkan kulit terbuka tanpa salep > 2-3 menit untuk mencegah penguapan cairan di kulit dan microvascular menyebabkan thrombosit merusak jaringan dibawahnya yang masih vital.

Pada pemberian jangan sampai kesakitan / berdarah, menimbulkan perlukaan pada jaringan hidup tersisa.

Luka jangan sampai maserasi maupun kering. Tidakboleh menggunakan : desinfektan (apapun) , salineatau air untuk Wound

debridement.

FLOWCHART DARI PENANGANAN LUKA

Page 29: Case Luka Bakar Dr Bayu

• EARLIER PERIOD ( 1 – 6 HARI ) Blister di pungsi , kulitnya dibiarkan utuh. Beri MEBO pd luka setebal 0,5-1 mm. Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6 jam hari ke 3-5 kulit penutup bulla diangkat

• LIQUEFACTION PERIOD ( 6-15 HARI )

Angkat zat cair yg timbul diatas luka

Bersihkan dgn kasa , beri mebo lagi setebal 1 mm

• PREPARATIVE PERIOD ( 10-21 HARI )

Bersihkan luka seperti sebelumnya

Beri MEBO dengan ketebalan 0,5 – 1 mm

Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6 - 8 jam

• REHABILITATION

Bersihkan luka yg sembuh dengan air hangat

Beri MEBO 0,5 mm, 1X-2X /hari

Jangan cuci luka yg sudah sembuh berlebihan

Lindungi luka yg sembuh dari sinar matahari

Catatan : 1. Untuk luka bakar grade 2 superficial :

Pada hari 6-15 : luka sembuh , mebo tetap diberi untuk 2 minggu 2X /hari

2. untuk luka bakar grade 2 deep / grade 3 : Pada hari ke 6 – 15 terjadi pencairan jaringan necrotic

Cairan rendam : 0.5% silver nitrate, 5% mafenide acetate, 0.025% sodium hypochlorite, 0.25% acetic acid 

2.17 KONTROL RASA SAKIT

Rasa sakit merupakan masalah yang signifikan untuk pasien yang mengalami luka bakar untuk melalui masa pengobatan. Pada luka bakar yang mengenai jaringan epidermis akan menghasilkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman. Dengan tidak terdapatnya jaringan epidermis (jaringan pelindung kulit), ujung saraf bebas akan lebih mudah tersensitasi oleh rangsangan. Pada luka bakar derajat II yang dirasakan paling nyeri, sedangkan luka bakar derajat III atau IV yang lebih dalam, sudah tidak dirasakan nyeri atau hanya sedikit sekali. Saat timbul rasa nyeri terjadi peningkatan katekolamin yang mengakibatkan peningkatan

Page 30: Case Luka Bakar Dr Bayu

denyut nadi, tekanan darah dan respirasi, penurunan saturasi oksigen, tangan menjadi berkeringat, flush pada wajah dan dilatasi pupil.

Pasien akan mengalami nyeri terutama saat ganti balut, prosedur operasi, atau saat terapi rehabilitasi. Dalam kontrol rasa sakit digunakan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang digunakan biasanya dari golongan opioid dan NSAID. Preparat anestesi seperti ketamin, N2O (nitrous oxide) digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit seperti saat ganti balut. Dapat juga digunakan obat psikotropik sepeti anxiolitik, tranquilizer dan anti depresan. Penggunaan benzodiazepin dbersama opioid dapat menyebabkan ketergantungan dan mengurangi efek dari opioid. 

2.18 ESCHAROTOMY

Luka bakar grade III yang melingkar pada ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal yang progresif, terutama apabila terjadi edema saat resusitasi cairan, dan saat adanya pengerutan keropeng. Iskemi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada jari-jari tangan dan kaki. Tanda dini iskemi adalah nyeri, kemudian kehilangan daya rasa sampai baal pada ujung-ujung distal. Juga luka bakar menyeluruh pada bagian thorax atau abdomen dapat menyebabkan gangguan respirasi, dan hal ini dapat dihilangkan dengan escharotomy. Dilakukan insisi memanjang yang membuka keropeng sampai penjepitan bebas 

2.19 PERMASALAHAN PASCA LUKA BAKAR

Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah jaringan parut yang dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk sekali sehingga diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan diri.

Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada luka bakar:

 Infeksi dan sepsis

 Oliguria dan anuria

 Oedem paru

 ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome )

 Anemia

 Kontraktur

 Kematian 

2.20 PROGNOSIS

Page 31: Case Luka Bakar Dr Bayu

Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi, dan kecepatan pengobatan medikamentosa. Luka bakar minor dapat sembuh 5-10 hari tanpa adanya jaringan parut. Luka bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan mungkin menimbulkan luka parut. Luka bakar mayor membutuhkan lebih dari 14 hari untuk sembuh dan akan membentuk jaringan parut. Jaringan parut akan membatasi gerakan dan fungsi. Dalam beberapa kasus, pembedahan diperlukan untuk membuang jaringan parut.

BAB III

KESIMPULAN

Page 32: Case Luka Bakar Dr Bayu

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

Luka bakar dibagi menjadi 4 grade dan ada 3 cara penentuan derajat luka bakar yaitu Palmar surface, Wallace rules of nine serta Lund and Bowder Chart.

Luka bakar dapat disebabkan oleh api, luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat memasak), air panas, uap panas, gas panas, listrik, semburan panas dan ter.

Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan darah, radiologi, tes dengan fiberoptic bronchoscopy terutama untuk luka bakar inhalasi.

Penanganan luka bakar dapat secara konservatif seperti resusitasi cairan, penggantian darah, perawatan luka bakar, pemberian antimikroba serta analgetik, perbaikan nutrisi sampai tindakan pembedahan seperti Early Exicision and Grafting (E&G), Escharotomy.

Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat luka bakar, luas permukaan badan yang terkena luka bakar, adanya komplikasi seperti infeksi dan kecepatan pengobatan medikamentosa.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Page 33: Case Luka Bakar Dr Bayu

1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.

EGC. Jakarta. p 66-88.

2. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam :

Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com.

3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia.

p 118-129.

4. Bachsinar B. 1995. Bedah Minor. Hipokrates. Jakarta.

5. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.mayo.clinic.com. Januari 2006.