Cara Perhitungan Tonisitas

3
Cara Perhitungan Tonisitas ( Benny Logawa, hal. 8) 1. Metode Penurunan Titik Beku Dengan menggunakan persamaan : W = Jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam 100 ml larutan A = Turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung dengan memperbanyak nilai untuk larutan 1% b/v B = Turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu isotoni Atau jika konsentrasi tidak dinyatakan, a = 0 Keterangan : Tb = turunnya titik beku larutan terhadap pelarut murninya K = turunnya titik beku pelarut dalam MOLAR (konstanta Kryoskopik air = 1,86 yang menunjukkan turunnya titik beku 1 mol zat terlarut dalam 1000g cairan) m = Zat yang ditimbang (g) n = jumlah ion M = berat molekul zat terlarut L = massa pelarut (g) 2. Ekivalensi NaCl Didefinisikan sebagai suatu faktor yang dikonversikan terhadap sejumlah tertentu zat terlarut terhadap jumlah NaCl yang memberikan efek osmotik yang sama. Misalnya ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam borat di dalam larutan memberikan jumlah partikel yang sama dengan 0,55 g NaCl. Metode WELLS : Ket : L = turunnya titik beku MOLAL I = turunnya titik beku akibat zat terlarut (C) C = Konsentrasi molal zat terlarut Oleh karena itu zat aktif dengan tipe ionik yang sama dapat menyebabkan turunnya titik beku molal yang sama besar, maka Wells mengatasinya dengan menggolongkan zat-zat tersebut menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah ion yang dihasilkan. Lihat tabel III di Repetitorium Teknologi Sediaan Steril, hal. 15.

description

tonisitas, perhitungan, jenis, metode

Transcript of Cara Perhitungan Tonisitas

Cara Perhitungan Tonisitas ( Benny Logawa, hal. 8)

1. Metode Penurunan Titik BekuDengan menggunakan persamaan :W = Jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam 100 ml larutanA = Turunnya titik beku air akibat zat terlarut, dihitung dengan memperbanyak nilai untuk larutan 1% b/vB = Turunnya titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan pembantu isotoniAtau jika konsentrasi tidak dinyatakan, a = 0

Keterangan :Tb = turunnya titik beku larutan terhadap pelarut murninyaK = turunnya titik beku pelarut dalam MOLAR (konstanta Kryoskopik air = 1,86 yang menunjukkan turunnya titik beku 1 mol zat terlarut dalam 1000g cairan)m = Zat yang ditimbang (g)n = jumlah ionM = berat molekul zat terlarutL = massa pelarut (g)

2. Ekivalensi NaClDidefinisikan sebagai suatu faktor yang dikonversikan terhadap sejumlah tertentu zat terlarut terhadap jumlah NaCl yang memberikan efek osmotik yang sama. Misalnya ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam borat di dalam larutan memberikan jumlah partikel yang sama dengan 0,55 g NaCl.Metode WELLS :Ket :L = turunnya titik beku MOLALI = turunnya titik beku akibat zat terlarut (C)C = Konsentrasi molal zat terlarutOleh karena itu zat aktif dengan tipe ionik yang sama dapat menyebabkan turunnya titik beku molal yang sama besar, maka Wells mengatasinya dengan menggolongkan zat-zat tersebut menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah ion yang dihasilkan. Lihat tabel III di Repetitorium Teknologi Sediaan Steril, hal. 15.

Metode lain :E = ekivalensi NaClL = turunnya titik beku molalM = berat molekul zat.

3. Metode Liso(Diktat Kuliah Steril hal 166, Lachman parenteral hal 209)Tf dipustaka maka bisa digunakan metode ini untuk mencarinya.Bila tidak ada data E dan

Keterangan :E = ekivalensi NaClLiso = harga tetapan; non elektrolit =1,86 ; elektrolit lemah =2 ; uni- univalen =3,4M = berat molekul zat.

Tf = Liso x Berat x 1000Rumus : BM x V

Keterangan :Tf = penurunan titik bekuLiso = harga tetapan; non elektrolit =1,86 ; elektrolit lemah =2 ; uni- univalen =3,4BM = berat molekulV = volume larutan dlm mlBerat = dalam gram zat terlarut

Daftar Liso(Lachman Parenteral hal 211)

Tipe zat Liso ContohNon elektrolit 1.9 sucrosaWeak elektrolit 2.0 phenobarbitalDivalent elektrolit 2.0 Zink sulfatUnivalent elektrolit 3.4 NaClUni-Divalen elektrolit 4.3 Na sulfatDi-Univalen elektrolit 4.8 Kalsium kloridaUni-trivalen elektrolit 5.2 Na-fosfatTri-univalen elektrolit 6.0 Alumunium klorida