Cara Penyusunan Skripsi

42
CARA PENYUSUNAN SKRIPSI & PTK Beranda PTK SKRIPSI PUSAT INFORMASI BSE MODEL PEMBELAJARAN Sabtu, 24 Maret 2012 PTK TUGAS PAK TATANG TARYANA PGSD STKIP SUBANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya (Ki Hajar Dewantara : 1889 – 1959). Dalam Kamus Bahasa Indonesia, (1991:232) tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Transcript of Cara Penyusunan Skripsi

Page 1: Cara Penyusunan Skripsi

CARA PENYUSUNAN SKRIPSI & PTK Beranda

PTK SKRIPSI PUSAT INFORMASI BSE MODEL PEMBELAJARAN

Sabtu, 24 Maret 2012

PTK TUGAS PAK TATANG TARYANA PGSD STKIP SUBANG

BAB IPENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter,

kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan

masyarakatnya (Ki Hajar Dewantara : 1889 – 1959). Dalam Kamus Bahasa Indonesia,

(1991:232) tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini

mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan

memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,

tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,

bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Page 2: Cara Penyusunan Skripsi

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian, pendidikan seharusnya memberikan sebuah pengalaman

yang membawa dampak perubahan positif baik lahir maupun batin melalui serangkaian

kegiatan yang disesuaikan dengan tingkatan usia dengan mengedepankan proses

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar merupakan hal yang

sangat penting untuk dipelajari siswa karena Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berhubungan dengan cara penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan konsep dan keterampilan.Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik utuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi. Keterampilan proses IPA memilki

peran penting dalam perkembangan sikap ilmiah, dan intelektual pesrta didik. Melalui

keterampilan proses siswa dapat membiasakan diri bersikap dan bekerja secara ilmiah

yang pada akhirnya akan terbiasa dapat memecahkan permasalahan secara ilmiah.

Belajar IPA mutlak harus dilakukan peserta didik sejak dini, untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan, berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kerja ilmiah,

bersikap ilmiah dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut

diperlukan, agar peserta didik dapat memilki kemampuan meneliti, memperoleh,

mengelola, memanfaatkan informasi dan teknologi untuk bertahan hidup pada

keadaanyang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Page 3: Cara Penyusunan Skripsi

Kenyataan dilapangan khususnya di SDN Sukapura III pada pembelajaran IPA

kelas IV, proses pembelajaran belum maksimal sesuai dengan harapan kurikulum.

Kondisi yang terjadi pada proses pembelajaran IPA antara lain :

1.    Konsentrasi siswa rendah

2.    Sebagian besar siswa tidak berani mengajukan pertanyaan,

3.    Hasil belajar siswa rendah

Kondisi tersebut terjadi akibat dari peran guru dalam pembelajaran masih

bersifat konvensional, aktifitas pembelajaran masih didominasi baca, duduk, catat,

hapal. Akibatnya hasil belajar sebagian peserta didik kelas IV dalam pembelajaran IPA

belum dapat mendeskripsikan panca indera dan fungsinya sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Berdasarkan permasalahan diatas, saya mencoba menerapkan Model

pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) / Pembelajaran Berdasarkan Masalah

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dikelas IV SDN

Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.

B.   Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ditemukan beberapa masalah,

yaitu :

1.    Konsentrasi siswa rendah

2.    Sebagian besar siswa tidak berani mengajukan pertanyaan,

3.    Hasil belajar siswa rendah

C.   Batasan Masalah

Page 4: Cara Penyusunan Skripsi

Dengan teridentifikasi permasalahan tersebut di atas maka perbaikan

pembelajaran akan kami fokuskan pada permasalahan yaitu hasil belajar siswa rendah

D.   Rumusan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka saya merumuskan masalah

sebagai berikut :

1.    Bagaimanakah penerapan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) /

Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat meningkatkan konsentrasi siswa pada mata

pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten

Karawang?

2.    Apakah penerapan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) /

Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat meningkatkan siswa untuk berani bertanya

pada mata pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta

Kabupaten Karawang?

3.    Apakah penerapan Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) /

Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA dikelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten

Karawang?

E.   Tujuan dan Manfaat

1.    Tujuan

a.    Meningkatkan kemampuan guru merencanakan pembelajaran penerapan pendekatan

keterampilan proses untuk meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan struktur

panca indera dengan fungsinya.

Page 5: Cara Penyusunan Skripsi

b.    Meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan struktur panca indera dengan

fungsinya melalui penetapan pendekatan keterampilan proses.

c.    Meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan struktur panca indera dengan

fungsinya melalui penerapan pendekatan keterampilan proses.

F.    Manfaat Penelitian Pembelajaran

1.    Bagi Guru

a.    Manfaat penelitian ini bagi guru adalah menambah wawasan berpikir dan bertindak

dalam mengatasi kesulitan menanamkan pemahaman, pengertian dan sikap terhadap

siswa yang menemukan kesulitan dalam belajar

b.    Memperbaiki kinerja yang dianggap kurang optimal

c.    Merfleksi diri dalam peningkatan kinerja atas kelebihan dan kekurangan dalam

pengelolaan pembelajaran

2.    Bagi Siswa

a.    Manfaat penelitian ini bagi siswa menambah wawasan berpikir, untuk meningkatkan

kemampuan.

b.    Meningkatkan pola kerja sama, berkomunikasi secara ilmiah, meningkatkan kreativitas

berfikir.

c.    Terbiasa menemukan pemecahan masalah secara sederhana dalam kehidupan sehari-

hari.

3.    Bagi Sekolah

Manfaat bagi lembaga adalah sekolah dasar selain sebagai lembaga pendidikan

juga merupakan lembaga penelitian yang senantiasa terus menerus melakukan

inovasi/mengadakan perubahan kearah yang lebih dari hasil penelitian.

Page 6: Cara Penyusunan Skripsi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.   Hasil Belajar

Hasil belajar adalah adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajaranya (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

1.    Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar,

minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor

fisik dan psikis.

2.    Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas

pengajaran.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah Suatu

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut

mengalami aktivitas belajar.

B.   Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) menurut

Jhon Dewey (dalam Sudjana 2001:19) adalah Interaksi antara stimulus dengan

respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dengan lingkungan. Lingkungan

memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf

dan otak berfungsi menafsirkan bantuan itu dengan efektif sehingga yang dihadapi

dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahan masalahnya dengan baik.

Page 7: Cara Penyusunan Skripsi

Problem-based instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan

paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan

pemecahan masalah otentik (Arends et al., 2001). Dalam pemerolehan informasi dan

pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana

mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah,

mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi

mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam

pemecahan masalah.

Peranan guru sebagai pembimbing dan negosiator. Peran-peran tersebut dapat

ditampilkan secara lisan selama proses pendefinisian dan pengklarifikasian masalah.

Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah lembaran kerja siswa, bahan

ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, artikel, jurnal, kliping, peralatan

demonstrasi atau eksperimen yang sesuai, model analogi, meja dan kursi yang mudah

dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.

Kelebihan:

a.    Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar

diserapnya dengan baik.

b.    Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.

c.    Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

Kekurangan:

a.    Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.

b.    Membutuhkan banyak waktu dan dana.

c.    Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

Page 8: Cara Penyusunan Skripsi

Adapun langkah-langkah dalam Model Problem Based Introduction (PBI) adalah

sebagai berikut :

a.    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pmecahan masalah yang dipilih

b.    Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll)

c.    Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,

pemecahan masalah

d.    Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai dengan

laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

e.    Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap pendidikan

mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

C.   Kerangka Berfikir

Hasil belajar adalah Suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh

siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar bisa meningkat

apabila menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem based

instruction).

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem based instruction) adalah

model pembelajaran yang memfokuskan proses/kegiatan pembelajaran berdasarkan

pengalaman langsung dengan masalah melalui keterlibatan siswa.

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut diatas, diduga Model Pembelajaran

berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar

Page 9: Cara Penyusunan Skripsi

siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta

Kabupaten Karawang.

D.   Hipotesis Tindakan

Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA dikelas IV apabila menggunakan

model Pembelajaran berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) diduga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, karena Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(Pbi) mendahulukan prinsip belajar aktif, menyenangkan dan akan menggali

kemampuan siswa melalui pengalaman langsung dalam memecahkan permasalahan

yang ada. Sehingga Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Pbi) akan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV di SDN Sukapura III

Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.   Setting Penelitian

1.    Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012, karena pada bulan tersebut

sesuai dengan materi yang diteliti.

2.    Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta

kabupaten Karawang.

B.   Subjek Penelitian

Page 10: Cara Penyusunan Skripsi

Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas

IV yang berjumlah 28 orang siswa terdiri dari 13 orang siswa laki – laki dan 15 orang

siswa perempuan. Data siswa yang diambil berupa tes hasil belajar, keaktifan siswa

dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

C.   Sumber Data

Sumber data yang diambil adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sukapura III

Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.

D.   Teknik dan alat pengumpulan data

1.    Teknik pengumpulan data

Teknik yang dilaksanakan dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara :

-       Tes

-       Observasi

2.    Alat pengumpulan data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :

-       lembaran kerja siswa

-       bahan ajar

-       panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru

-       artikel

-       kliping

-       peralatan demonstrasi atau eksperimen yang sesuai

E.   Validitas Data

Page 11: Cara Penyusunan Skripsi

1.    Untuk memperoleh data dari hasil belajar siswa yang absah (valid) proses

mpembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode penelitian, diskusi kelompok

dan tanya jawab dengan menitik beratkan pada kreatifitas siswa dalam pemecahan

sebuah masalah.

2.    Untuk memperoleh data yang valid diperlukan adanya instrument test yang memuat

soal untuk mengukur penguasaan siswa dalam mendeskripsikan struktur panca indera

dengan fungsinya.

F.    Analisis Data

1.    Hasil belajar siswa dianalisa dengan analisa Deskriptif Komperatif yaitu dengan

membandingkan nilai test antar siklus dengan indikator kinerja.

2.    Hasil observasi dianalisa dengan analisis Deskriptif.

G.   Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini indikator kinerja berupa nilai rata - rata naik dari 60,25 menjadi

70,00.

H.   Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui tiga siklus secara berkelanjutan.

Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi untuk

mengetahui efektifitas tindakan. 

BAB IV

HAIL PENELITIAN

Page 12: Cara Penyusunan Skripsi

Selanjutnya pada bab ini, peneliti akan membahas enam permasalahan pokok

yaitu A mambahas gambaran umum SD sasaran meliputi : (1) faktor peserta didik; (2)

factor pendidik (3) faktor sumber balajar ; (4) faktor fasilitas ; (5) factor media

pembelajaran (6) sikap kepala sekolah dan guru bagian B, kondisi awal pembalajaran

C, membahas pelaksanaan tindakan pertama dan kedua. Sedangkan D, membahas

hasil penelitian dan persepsi siswa terhadap penerapan metode diskusi dalam

pembelajaran

A.   Gambaran Umum SDN Sukapura III Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang

1.    Faktor peserta dididk

Gambaran umum karakteristik siswa dipokuskan kepada tiga hal yaitu: jenis

kelamin,l kondisi siswa berdasrkan kecerdasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti

pelejaran . ketiga hal di atas mempunyai kerkaitan dalam mencapi suatu keberhasilan

pembelajaran

Jumlah peseta didik kelas IV SDN Sukapura III adalah 32 orang, terdiri dari 19

siswa laki-laki 15 siswa perempuan dapat dilihat pada tabel berikut :

Keadaan siswa kelas V SDN Sukapura III

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Ket

1 Laki-laki 19 44%

2 perempuan 15 56%

jumlah 34 100%

Tabel 1.1 Keadaan siswa kelas V SDN Sukapura III

Kondisi siswa berdasarkan kecerdasan atau peringkat

Page 13: Cara Penyusunan Skripsi

No Kelompok Jumlah Prosentase Ket

1 Pandai 10 %

2 sedang 10 %

3 kurang 14 %

jumlah 34 100%

Tabel 1.2 Kondisi siswa berdasarkan kecerdasan atau peringkat

Keadaan siswa menurut tabel di atas menunjukan bahwa kondisi siswa sangat

jauh dari harapan atau kondisi ideal dalam pencapaian kumulatif fassing grade

keberhasialan belajar. Dari pesrta didik itu terdapat 14 siswa (40%) yang tergolong

lambat atau kurang.

Kondisi siwa dalam keseriusan dalam mengikutu pelajaran:

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase Ket

1 Serius 10

2 Tidak serius 24

jumlah 34 100%

Tabel 1.3 Kondisi siwa dalam keseriusan dalam mengikutu pelajaran

Berdasarkan pengamatan penelitian di hasilkan 22 siswa (71%) tidak mengikuti

pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hal ini di sebabkan oleh (1) tidak dapat

berkonsentrasi penuh dalam menerima pelajaran (2) mencari perhatian guru dan teman

(3) masih sering bermain dan ngobrol (4) kadang kala sering di ganggu teman nya (5)

Page 14: Cara Penyusunan Skripsi

menganggap enteng pelajran. Faktor lain mungkin karena guru kuranng menguasai

sepenuhnya materi sehingga terpaku kepada buku latihan dalam pengetesan soal-soal

sehingga pola pikir anak cenderung parsial dan tidak berkembang.

Keterlibatan dan aktivitas peserta didik masih kurang terbina dengan baik,seperti

masih banyak peserta didik yang ribut, menjawab asal bunyi, menjawab pertanyaan

secara serentak namun semauanya masih dapat di arahkan dengan nasehat dan

contoh serta pengertian guru. secara umum peserta didik dapat memanfaatkan waktu

belajar dengan baik mesipun terkadang ribut, tetapi masih dalam batas yang wajar.

2.    Faktor Pendidik

Guru kelas VI dalam hal ini juga berperan sebagai peneliti, selain sebagai guru

kelas yang berlatar belakang SMA (2000) dan D2 PGSD (2003) dan S1 PGSD UPI

Bandung (2009) peneliti mulai mengajar tahun 2000 sampai sekarang. Selama

bertugas peneliti mengaplikasikan semua pengalaman dan keilmuan yang di peroleh di

bangku kuliah termasuk penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran IPA

dengan alasan seperti yang sudah di jelaskan pada bab-bab sebelumnya.

Dengan demikian peneliti sekaligus guru kelas dapat memahami apa yang terjadi

dalam pembelajaran IPA khususnya kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal

dan penerapan IPA.

Pengajaran melalui metoda demontrasi mengiring siswa ke arah pemahaman

yang sebenernya, dengan membawa siswa ke suatu medan yang sebernarnya

mungkin siswa dapat menemukan pemacahan dan berdampak pada penguasaan

masalah atau materi. Dengan penerapan metode demontrasi dapat terhindar dari

Page 15: Cara Penyusunan Skripsi

pemahaman dangkal dan verbalisme, sebaikbnya siswa dapat belajar penuh antusias

dan menyenangi pelajaran IPA sehingga tidak terasa membosankan.

3.    Faktor Sumber Belajar

Keterbatasan sumber belajar terutama buku yang sering digunakan adalah buku

IPA SD karangan Asy’ari,dkk, yang diterbitkan oleh PT Erlangga,Surati dan Eko

Setiawan S, penerbit departemen pendidikan Nasional dan LKS sanggih. Buku tersebut

di ajukan untuk dimiliki oleh setiap peserta didik dengan maksud untuk memudahkan

dalam pemberian tugas. Sedangkan buku-buku lain juga di jadikan tambahan dalam

mengembangkan materi pembelajaran.

Peneliti sekaligus guru kelas menyadari bahwa penggunaan sumber belajar

berkaitan dengan kontens, masih sangat terbatas. Mengingat pada umumnya buku-

buku tersebut tidak membuat soal-soal yang mengandung masalah, sehingga guru

kelas harus mencari sendiri dari kumpulan soal atau menyun sendiri yang sesuai

dengan kurikulum yang berlaku. Hal ini merupakan kendala yang perlu dicarikan jalan

keluarnya.

4.    Faktor Fasiltas Sekolah

Pada umumnya fasilitas yang tersedia untuk berlangsungnya proses

pembelajarandalam kondisi sekarang dengan jumlah siswa yang semakin meningkat

sudah kurang ,memadai untuk proses pembelajaran yang ideal

SDN Sukapura III berada di perumahan sandang dengan local tujuh local kelas

yang seharus nya lebih dari sepuluh local kelas karena SDN Rawamerta memiliki dua

belas rombongan belajar, dengan kurangnya gedung menjadikan proses pembelajaran

Page 16: Cara Penyusunan Skripsi

di SDN Sukapura III kurarang optimal sebagai mana layak pembelajarannya dalam arti

sebernaya

5.    Faktor Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang tersedia dalam pembelajran IPA kelas sasaran

penelitian sangat terbatas, bahkan belum ada media secara khusus dapat menunjanng

proses pembelajaran, terutama yang bersangkutan dengan pembelajaran IPA. Dengan

kenyataan ini peneliti sebagai guru kelas berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

menyampaikan materi dengan harapan hasil baik, dengan salah satu jalan mencoba

menerapkan metode demontrasi sebagai solusi dalam pengkajian mpermasalahan

pembalajaran di atas.

6.    Sikap Kepala Sekolah dan Guru

Sikap pihak sekolah hal ini kepala sekolah dan rekan guru sangat mendukung

pelaksanaan penelitian ini. Mereka proaktif dalam membatu dan memfasilitasi mulai

dari tahap perencanaan sampai pada tahap akhir penelitian. Disamping itu penelitian ini

disarankan banyak membantu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, studi

komperatif, memberi motifasi kepada guru untuk melanjutkan studi, pendidikan dan

pelatihan yang ada kaitannya mutu pembelajaran di SDN SukapuraIII Kecamatan

Rawamerta Kabupaten Karawang.

B.   Kondisi Awal Pembelajaran

Dalam hasil belajar siswa pada kondisi awal pembelajaran IPA tentang organ

tubuh manusia dilaksanakan pada :

NO NAMA SISWA NILAI KET1 Aang Kunaevi 40 Data awal

Tingkat 2 Agung Firmansyah 603 Angraeni 60

Page 17: Cara Penyusunan Skripsi

keberhasilan

Nilai 60-100

16/34x100

4 Bambang Pamungkas 505 Bima Sakti 606 Citra Sulistia 707 Dini Aminarti 308 Doni Kusuma 509 Endah Pertiwi 8010 Eti Suharti 7011 Euis Kartika 3012 Fatimah 5013 Fachrul 5014 Fitria safitri 6015 Gayus tambalan 7016 Gilang galing 8017 Gugun gunawan 6018 Hasanudin 6019 Hilda hasanah 5020 Ina sintia 5021 Ira lesmana 7022 Ismail 10023 Jajang 5024 Jejen 3025 Karwan 5026 Leni yani 5027 Lukman Ependi 5028 Markus horison 6029 Maman abdul 5030 Olivia 5031 Sarah samita 4032 Siti khodizah 7033 Royadi 6034 Vermansyah 50

JUMLAH 1910RATA-RATA 56,2

Tabel 2.1 Nama dan nilai siwa 1

hasil pemerolehan di atas menunjukan betapa rendahnya kemampuan siswa

dalam menerima materi pelajaran IPA pada Khususnya dan materi lain pada

umumnya . berdasarkan hasil analisis pada tehadap jawaban siswa dapat di simpulkan

sebagai berikut

1.    Siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran

Page 18: Cara Penyusunan Skripsi

2.    Siswa malu bertanaya dalam memahami materi

Dari hasil tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya focus

utama kurang berhasil siswa dalam belajar adalah kurang keterkaitan siswa dalam

belajar IPA. Oleh karena itu penulis menerapkan metode demontrasi dengan harapan

dapat meningkatkan minat kretivitas siswa dalam pembelajaran IPA.

C. Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran IPA

1.    Pelaksanaan Siklus Kesatu

a.    Perencanaan

Kegiatan perencaan diawali dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1)

merumuskan tujuan; 2) menentukan konsep yang akan di gunakan 3) Membagi

kelompok.

1)    Perumusan masalah atau tujuan yang hendak di capai

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini, yaitu (1) menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyampaikan bahan pembelajaran,

(3) menyampaikan media pembelajaran yang diperlukan yang berupa contoh patung

manusia, (4) menyampaikan instrumen penelitian yang di perlukan untuk melakukan

penelitian tindakan kelas.instrumen penelitian yang yang perlu disiapkan yaitu

kuesioner untuk siswa sebelum pelaksanaan penelitian , lembar observasi guru oleh

kolabulator,daftar pertanyaan wawancara untuk siswa serta kuesiner untuk siswa

setelah peleksaan pembelajaran pada siklus 1. Instrumen pengambilan data yang

berupa rencana pelaksanna pembelajran(RPP) sudah tersedia dengan baik. Instrumen

lain yang berupa media pembelajran untuk mempermudah pemehaman siswa terhadap

materi pembelajara yang disampaikan guru sudah tersedia. Selain itu lembar observasi

Page 19: Cara Penyusunan Skripsi

hasil kerja siswa, pedoman penilaian, kesesuaian penilaian dengan unsur yang dinialai

dan dokumentasi semua sudah tersedia dan siap dimaanfaatkan oleh guru sesuai

dengan kebutuhan yang diperlukan. Guru diharapkan memperoleh data secara optimal

dengan menggunakan instrumen tersebut.

b.    Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus pertama dilaksanakan hari rabu, tanggal 11

februari 2012 . pembelajran dimulai dengan mengajak siswa bernyanyi dan mengajak

apresisai dan memberiakna pertanyaan yang mengarah pada organ tubuh manusia

yang berdasarkan pengalam siswa , yaitu guru mempertanyakan : bagai mana ciri

tubuh yang sehat.? Apa yang harus dilakuan agar tubuh kita sehat ? apa akibat dari

tubuh yang tidak sehat ? dari pertanyaan tersebut banyak antusias siswa yang

menjawab dan ada juga yang bingung untuk memberiakan jawabannya. Seterusnya

siswa diberiakn kesempatan untuk bertanya dan memberikan tanggapan. Setelah itu

siswa diberikan tugas secra kelompok untuk menentukan konsep atau masalah yang

akan dipecahkan oleh siswa secara kelompok. Pembetukan kelompok ditentukan

dengan jumlah siswa setiap kelompok terdiri 8 orang, siswa laki-laki dan peremuan

disatukan jadi dari jumlah 34 orang terbentuk 4 kelompok, setiap kelompok diberikan

kesempatan menetukan mana kelompoknya dengan di undi terlabih dahulu, nama

kelompok di beri nama sesuai dengan organ tubuh yang ada dalam materi, masing-

masing kelompok di beri LKS sebagai acuan pemecahan masalah. Siswa melakukan

diskusi kelompok. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

c.    Obsrevasi

Page 20: Cara Penyusunan Skripsi

Observasi yang dilakukan terdiri dari dua hal yaitu observasi kegiantan guru

dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan oleh teman sejawat secra

kolaboratif, dan observasi kegiatan siswa yang dilakan guru sebagai peneliti. Observsi

dilaksanakan dengan berpedoman terhadap lembar observasi yang telah disiapkan

sebelumnya.

Observasi atau pengamatan di arahkan kepada upaya mengetahui sejauh mana

fartisifasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA dan penerapan tentang teori

yang sudah di dapatnya.

Sedangkan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan dilaksanakan penilaian atau evaluasi pada saat proses dan pada akhir

pembelajaran berupa penilaian hasil kerja kelompok dan menjawab item-item soal post

test (terlampir).

d.    Repleksi Siklus Pertama

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajran siklus pertama,

pelaksanaan kerja kelompok dan penerapan metode diskusi belum dapat berjalan

secara optimal. Hal ini terlihat dalam pengerjaan Lember Kerja Siswa (LKS) Masih ada

kelompok yang bekerja secara individual, ada yang pasif dan ada yang ,main-main. Hal

ini menunjukan belum tentram rasa keingintahuan atau antusiasme siwa dan belum

tentramnya sifat kerja sama antar anggota kelompok.

Sedangkan dari hasil analisis evakuasi akhir pada siklus pertama menunjukan

bahwa pemahaman siswa tentang apa yang harus dilakukan di tempat observasi. Hal

ini di sebabkan siswa kurangserius dalam mengikuti pembelajaran.

Nilai hasil belajar siwa siklus pertama

Page 21: Cara Penyusunan Skripsi

NO NAMA SISWA NILAI KET1 Aang Kunaevi 70 Data awal

Tingkat

keberhasilan

Nilai 60-100

16/34x100

2 Agung Firmansyah 1003 Angraeni 804 Bambang Pamungkas 755 Bima Sakti 806 Citra Sulistia 807 Dini Aminarti 708 Doni Kusuma 909 Endah Pertiwi 100

10 Eti Suharti 8011 Euis Kartika 8012 Fatimah 8013 Fachrul 7014 Fitria safitri 8015 Gayus tambalan 10016 Gilang galing 10017 Gugun gunawan 9018 Hasanudin 9019 Hilda hasanah 7020 Ina sintia 8021 Ira lesmana 9022 Ismail 10023 Jajang 8024 Jejen 7025 Karwan 8026 Leni yani 9027 Lukman Ependi 7028 Markus horison 8029 Maman abdul 8030 Olivia 7531 Sarah samita 8032 Siti khodizah 10033 Royadi 8034 Vermansyah 85

JUMLAH 2825RATA-RATA 83,088

Tabel 2.2 Nama dan nilai siwa siklus pertama

Obsrvasi kegiatan guru dalam siklus kesatu

Page 22: Cara Penyusunan Skripsi

N

0KEGIATAN 4 3 2 1

1 Apresiasi v

2 Penjelasn materi v

3 Penjelasan metode v

4 Teknik pembeajaran v

5 Pengelolaan kelas v

6 Pemberian pertanyaan atau kuis v

7 Kemampuan melakukan evalusi v

8 Melakukan penghargaan individu v

9 Menentukan nilai individu v

10Menyimpulkan meteri

pembelajaran v

11 Menutup pembelajran v

Tabel 3.1 Obsrvasi kegiatan guru dalam siklus kesatu

Peningkatan mencapai 77,27 %

e.    Saran perbaikan siklus pertama

Mengacu pada hasil temuan pada siklus pertama ini, langkah selanjutnya adalah

melakukan revisi untuk meminimalisir kekurangan-kekurangan yang ada. Oleh karena

itu revisi yang harus dilakukan pada siklus kedua antara lain : (1) menjelas tugas yang

harus dilakukan siswa ketika melakukan diskusi (2) mengarahkan siswa dalam

pelaksanaan penggunaan LKS dalam kegiatan pemecahan masalah (3) memberikan

pengertian kepada siswa tentang makna belajar secara kelompok (4) memberikan

Page 23: Cara Penyusunan Skripsi

arahan tentang pentingnya kerja kelompok dan mengadakan perbaikan dalam

pembentukan kelompok.

1.    Pelaksanaan siklus kedua

A.   Perencanaan

Dalam tahap perencaan siklus kedua di awali dengan merumuskan beberapa

permasalahan dan mengubah anggota kolompok. Berdasarkan hasil analisis, refleksi

dan perbaikan pembelajaran di siklus kesatu yang harus diperhatikan oleh siswa antara

lain :

1.    Memahami bagai mana cara menjaga tubuh agar organ tubuh tetap sehat

2.    Mengidentifikasi ciri tubuh yang sehat dan ciri yang tidak sehat

3.    Mengarahkan siswa dalam pelaksanaan diskusi

4.    Memberikan arahan tentang pentingnya meneliti

5.    Memahami penerapan teori yang didapat dalam kehidupan yang sebenarnya

B.   Pelaksaan tindakan siklus kedua

Pelaksaan siklus kedua dilaksanakan hari kamis tanggal 20 januari tahun 2012.

Tahap pelaksaan siklus kedua ini sama seperti siklus sebelumnya mengajak siswa

untuk bernyanyi namun tidak hanya dengan menyanyi tapi juyga dengan gerakan atau

senam dan dilanjutkan dengan apresiasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan

seperti : bagai mana cara menjaga tubuh yang sehat ? apakah kalian tahu apa arti

kerjasama? Apa saja manfaat dari kerjasama ? dari pertanyaan tersebut siswa

antusias menjawab dan ada juga yang kebingungan untuk melanturkan pertanyaan.

Dan selanjutnya siswa di berikan kesempatan untuk bertanya selanjutnya guru

menjelaskan kompetensi yang harus di capai siswa dalam pembelajaran tentang

Page 24: Cara Penyusunan Skripsi

kerjasama. Siswa di bagi kelompok menjadi 4 orang dalam satu kelompok dan setiap

kelompok di bagi tugas untuk melakukan kegiatan kerjasama atau gotong royong sperti

kelompok 1. Membersihkan ruang kelas tiga kelompok, 2. Membersihkan halaman

dapan kelas tiga,, kelompok 3 halaman sekolah dan kelompok 4. Membersihkan

halaman kantin sekolah. Setelah melakukan kerja sama siswa mendiskusikan manfaat

kerja sama.

C.   Observasi

Observasi atau pengamatan pada pelaksanaan siklus kedua ini seperti pada

siklus sebelumnya dilaksanakan secara kolaboratif antara guru atau peneliti dan

observer yang terdiri atas dua orang. Pengamatan ini diarahkan peneliti dan subjek

penelitian. Hasilnya dinyatakan bahwa peneliti telah melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Selain itu berusaha menciptakan suasan

apembelajaran yang kondusif.

Sedangkan pengamatan terhadap subjek penelitian dinyatakan bahwa peserta

didik sudah menempatkan antusiasme dan motivasi yang tinggi. Hal ini tampak dari

keberanian untuk bertanya dan mengemukakan pendapat baik terhapap guru maupun

siswa lainnya.

Sedangkan untuk mengetahui tinggkat pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan diadakan penilaian atau evaluasi pada saat proses dan pada akhir

pembelajaran berupa penilaian hasil kerja kelompok dan jawaban item-item post test

(terlampir). Pada evaluasi ini siswa serius dalam mengerjakaan soal-soal yang di

berikan.

D.   Refleksi Siklus Kedua

Page 25: Cara Penyusunan Skripsi

Berdasarkan hasil analisis pekerjaan siswa pada siklus kedua ini, pada

umumnya hasil belajar yang di peroleh siswa menunjukan adanya peningkatan yang

cukup signifikan. Hal ini dapat kita bandingkan dari skor post test pada siklus kesatu,

sedangkan post test kedua.

Hasil prestasi siswa tersebut menurut batas lurus atau passing grade yang

peneliti tetapkan sudah sesuai dengan harapan dan mencapai target batasan

keberhasilan. Untuk lebih jelasnya hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus kedua

dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.ini:

NO NAMA SISWANILA

IKET

1 Aang Kunaevi 40 Data awal

Tingkat keberhasilan

Nilai 60-100

16/34x100

2 Agung Firmansyah 703 Angraeni 804 Bambang Pamungkas 705 Bima Sakti 806 Citra Sulistia 807 Dini Aminarti 408 Doni Kusuma 809 Endah Pertiwi 100

10 Eti Suharti 9011 Euis Kartika 7012 Fatimah 7013 Fachrul 7014 Fitria safitri 8015 Gayus tambalan 9016 Gilang galing 10017 Gugun gunawan 9018 Hasanudin 8019 Hilda hasanah 5020 Ina sintia 7021 Ira lesmana 9022 Ismail 10023 Jajang 8024 Jejen 5025 Karwan 7026 Leni yani 80

Page 26: Cara Penyusunan Skripsi

27 Lukman Ependi 5028 Markus horison 7029 Maman abdul 7030 Olivia 5031 Sarah samita 5032 Siti khodizah 9033 Royadi 7034 Vermansyah 80

JUMLAH 2510RATA-RATA 73,8Tabel 2.3 Nama dan nilai siwa siklus II

Observasi kegiatan Guru Dalam Siklus Kedua

N

0KEGIATAN 4 3 2 1

1 Apresiasi  v

2  Penjelasn materi v

3  Penjelasan metode  v

4  Teknik pembeajaran v 

5  Pengelolaan kelas v 

6 Pemberian pertanyaan atau

kuis v

7 Kemampuan melakukan

evalusiv

8 Melakukan penghargaan

individu v

9  Menentukan nilai individu v 

10 Menyimpulkan meteri

pembelajaran v 

Page 27: Cara Penyusunan Skripsi

11  Menutup pembelajran  v

Tabel 3.2 Obsrvasi kegiatan guru dalam siklus kedua

Peningkatan proses belajar dilihat dari kegiatan guru mencapai 90,9%

Hasil observasi kegiatan siswa setiap kelompok pada siklus kedua

N

OKelompok ket

1 2 3 4 5 6 7

1 I B B C B B B B

2 II B B B B B B C

3 III B B B B B B B

4 IV B B B B C B B

Tabel 4.1 Hasil observasi kegiatan siswa setiap kelompok pada siklus kedua

E.   Saran Perbaikan Siklus Kedua

Kemampuan siswa dalam menganalisis suatu permasalahan melalui

A.   Pembahasan Hasil Penelitian Secara Keseluruhan dan Respon Siswa

1.    Pembahasaan Hasil Penelitian Secara Keseluruhan

Dalam penelitian ini pelaksanaan siklus tindakan di batasi sampai siklus kedua,

hal ini didasarkan atas pemerolehan hasil belajar siswa yang sudah relatif baik. Hasil

rangkaian tindakan kesatu sampai kedua menunjukan bahwa penerapan metode

diskusi terhadap pembelajaran IPA dapat meningkatkan kualitas proses, pemahaman

dan hasil belajar IPA.

Aplikasi metode demontrasi ternyata mampu melatih siswa dapat bekerja

mandiri, selain itu dapat memberikan informasi secara utuh. Siswa dapat

Page 28: Cara Penyusunan Skripsi

menghubungkan antra teori yang diperoleh sebelumnya dengan kenyataan atau

penerapan teori. Ini berarti siswa mamapu mengetahui bagaimana kaitan antra konsep

teori dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui metode demontrasi guru dapat mendidik siswanya sehingga mereka

menyadari ternyata pelajaran IPA menyenangkan dan dapat berguna bagi kehidupan

sehar-hari. Selain itu dengan penerapan metode demontrasi dapat memberikan tingkat

pemahaman dan meningkatkan konsep yang cukup lama, karena mereka menerima

konsep secara langsung dan memecahkan sendiri. Sesuai dengan tahap jiwa siswa

yang masih senang bemain, kegiatan yang mengandung unsur permainan ini senang

tiasa menarik siswa karena merupakan suatu hal yang baru, tidak membosankan

berbeda dengan pembalajaran yang selalu dilakukan di dalam kelas yang terkesan

membosankan.

Tidak saja penanaman konsep yang dapat terjadi, namun hal-hal lainpun yang

positif dapat tumbuh, misalnya bagaimana bekerja sama dalam kelompok, yang tidak

mementingkan diri sendiri, bergaul dengan sesama teman, bergotong royong dalam

hubungan social dan bagaimana belajar memecahkan masalah bersama-sama dalam

kelompok.

Siswa akan terlatih pula bagaimana menghargai pendapat teman, dan

bagaimana mengemukakan pendapatannya sendiri. Hal ini dapat terjadi karena dalam

kegiatan observasi dan gotong royong terjadi kegiatan demontrasi, saat siswa

menyelesaikan tugas atau LKS yang diberikan guru pada tiap-tiap kelompok.

Melalui dua siklus tindakan yaitu siklus kesatu dan siklus kedua keterlibatan

siswa secara fisik, emosional dan sosial dalam proses pembelajaran baik secara

Page 29: Cara Penyusunan Skripsi

klasiskal maupun individual terus mengalami peningkatan. Ini berdasarkan hasil

pengamatan secara langsung oleh peneliti bekerjasama dengan rekan-rekan observer,

maka untuk itu penilaian proses setiap siklus dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut

ini :

Hasil Proses Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Secara Kumulatif Kegiatan Pada Setiap Siklus

No Aspek Yang DinilaiTindakan

KetSiklus I Siklus II

1 Aktivitas Beryanya K B

2 Keberanian Menjawab Pertanyaan K B

3 Tanggung jawab K C

4 Kerjasama dalam Kelompok K B

5 Antusiasme K B

6 Mengembangkan sikap toleransi K C

Tabel 5.1 hasil proses pengamatan

Pembalejaran IPA dengan metode demontrasi dapat meningkatkan minat dan

hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari pelaksanaan tindakan yaitu dari mulai siklus

kasatu sampai siklus kedua. Untuk lebih jelas dapat di lihat dari tabel berikut ini :

Tindakan Materi PembelajaranNilai Rata-

rata

Peningkata

n

Siklus I

Memelihara Kesehatan

Tubuh73,8 9,28

Siklus II Kerjasama / Goyong 83,08

Page 30: Cara Penyusunan Skripsi

Royong

Tabel 6.1 peningkatan hasil belajar

Selaian itu peningkatan hasil belajar juga ditandai dengan semakin minimnya

populasi siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 keatas mengalami peningkatan

yang cukup berarti. Berdasarkan batas lulus atau passing grade yang di tetapkan

peneliti dari kedua pembagian tadi dapat dilihat diagram batang berikut ini :

Tabel 8.1 peningkatan diagram batang

2.    Respon siswa terhadap model pembelajaran berdasarkan masalah (Pbi) dalam

pembelajaran IPA

Untuk mengetahui sejauh mana tanggapan siswa terhadap penerapan metode

demontrasi, maka peneliti mengadakan polling/jajak pendapat melalui angket yang

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No Pertanyaan Jawabah/pendapat siswa

1 bagai mana pendapatmu

materi yang sudah

a.    Mudah (65%)

b.    Biasa-biasa saja (18%)

Page 31: Cara Penyusunan Skripsi

disampaikan dengan Metode

Demontrasi?

c.    Sangat sukar (3%)

d.    Gampang tapi susah (14%)

2  Bagaimana pendapatmu

pembelajaran dengan Metode

Demontrasii

a.    Sangat senang (95%)

b.    Biasa-biasa saja (3%)

c.    Tidak senang (2%)

d.    Sangat tidak suka (0%)

3  Dengan Metode Demontrasi

apa yang kamu rasakan

a.    Semakin sulit (2%)

b.    Semakin mudah (93%)

c.    Semakin bingung (3%)

d.    Membosankan (2%)

4 Bagaimana sikap toleransi di

anatra rekan atau sekelompok

ketika melakukan tugas

kelompok

a.    Slaing menghormati (77%)

b.    Acuh tak acuh (3%)

c.    Bercanda (15%)

d.    Biasa saja (5%) 

Tabel 7.1 tanggapan penerapan metode demontrasi

Dari hasil jajak di atas dapat peneliti simpulkan bahwa perencanaan Metode

Demontrasi terhadap pembelajaran IPA pada prinsipnya siswa sangat tertarik.