Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

54
PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN SKRIPSI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN BAB I PENDAHULUAN Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Binawan Jakarta yang akan menyelesaikan studinya pada jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diwajiban untuk menulis skripsi yang berkaitan dengan K3. Penulisan skripsi ini akan mendapatkan bobot setara dengan 6 SKS, sehingga penulisan skripsi ini akan sangat penting dalam menentukan nilai akhir dari mahasiswa. Agar dapat mempertahankan bobot ilmiah dari skripsi ini, maka diperlukan suatu panduan yang bersifat teknis dalam penulisan dan sekaligus dalam proses ujian skripsi. Panduan ini berisi garis besar tentang tata cara penulisan dan persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Binawan sebelum penulisan skripsi dimulai. Karena penulisan skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan dalam semester terakhir, maka penulisan skripsi ini akan menentukan apakah seorang mahasiswa STIKes Binawan berhak mendapatkan ijazah atau tidak, karena skripsi tidak dapat diganti dengan mata pelajaran yang lain. 1. Beberapa pengertian yang harus dipahami Untuk menghindari penafsiran yang berbeda beberapa pengertian atau istilah dibawah ini harus dipahami dengan baik : 1.1. Skripsi adalah karya tulis ilmiah sebagai hasil suatu penelitian literatur, lapangan, analisis data penelitian terdahulu, dan penelitian hukum normatif yang dilakukan oleh mahasiswa. 1.2. Pembimbing skrispsi adalah dosen yang telah memenuhi syarat akademik dan administrasi, dengan

Transcript of Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Page 1: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN SKRIPSI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN

BAB IPENDAHULUAN

Setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Binawan Jakarta yang akan menyelesaikan studinya pada jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diwajiban untuk menulis skripsi yang berkaitan dengan K3. Penulisan skripsi ini akan mendapatkan bobot setara dengan 6 SKS, sehingga penulisan skripsi ini akan sangat penting dalam menentukan nilai akhir dari mahasiswa.

Agar dapat mempertahankan bobot ilmiah dari skripsi ini, maka diperlukan suatu panduan yang bersifat teknis dalam penulisan dan sekaligus dalam proses ujian skripsi.

Panduan ini berisi garis besar tentang tata cara penulisan dan persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Binawan sebelum penulisan skripsi dimulai.

Karena penulisan skripsi ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan dalam semester terakhir, maka penulisan skripsi ini akan menentukan apakah seorang mahasiswa STIKes Binawan berhak mendapatkan ijazah atau tidak, karena skripsi tidak dapat diganti dengan mata pelajaran yang lain.

1. Beberapa pengertian yang harus dipahamiUntuk menghindari penafsiran yang berbeda beberapa pengertian atau istilah

dibawah ini harus dipahami dengan baik :1.1. Skripsi adalah karya tulis ilmiah sebagai hasil suatu penelitian literatur,

lapangan, analisis data penelitian terdahulu, dan penelitian hukum normatif yang dilakukan oleh mahasiswa.

1.2. Pembimbing skrispsi adalah dosen yang telah memenuhi syarat akademik dan administrasi, dengan keputusan Rektor dan diangkat untuk melakukan bimbingan skripsi.

1.3. Pembimbingan adalah proses akademik yang melibatkan dosen pembimbing akademik dan lapangan serta mahasiswa yang dibimbing guna menghasilkan karya tulis ilmiah sebagai syarat bagi mahasiswa STIKes, Binawan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan di bidang K3 (SST-K3)

1.4. Penguji adalah 3 (tiga) orang dosen (1 pembimbing sebagai ketua, dosen K3 internal, dosen K3 eksternal), yang melakukan pengujian terhadap kualitas skripsi yang ditulis oleh mahasiswa.

1.5. Ujian adalah evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa atas penguasaan subtansi skripsi yang ditulisnya.

2. Landasan Hukum Penulisan skripsi mempunyai 2 manfaat yaitu:2.1. manfaat teroritis yang dapat menyumbangkan pemikiran terhadap kemajuan

dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya serta agama.

Page 2: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

2.2. manfaat praktis yaitu dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam bidang K3.

Penulisan skripsi ini adalah sesuai dengan landasan hukum yang berlaku di perguruan tinggi Indonesia pada umumnya yaitu :

PP. Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi SK. Mendikbud, tentang Kurikulum Nasional Keputusan Rektor STIKES, Binawan tentang Kurikulum Operasional

3. Bobot SkripsiSesuai dengan kurikulum yang berlaku di program sti K3 STIKes Binawan, maka bobot skripsi dihitung berdasarkan nilai satuan kredit semester yang setara dengan

6 SKS.

Page 3: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

BAB IIPANDUAN DAN TATA CARA

PENGAJUAN PENULISAN DAN UJIAN SKRIPSI

Agar penulisan dan ujian skripsi dapat berjalan dengan baik, maka STIKes Binawan telah membuat prosedur yang dapat digunakan sebagai panduan dan tata cara pengajuan dan ujian skripsi sebagai berikut :

1. Persyaratan Dan Pengajuan Penulisan Skripsi1.1. Persyaratan Penulisan Skripsi

Mahasiswa STIKes, Binawan Jakarta yang diperbolehkan menulis skripsi adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :1.1.1. Telah terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang berjalan1.1.2. Telah mengumpulkan Kredit sekurang-kurangnya 140 SKS untuk

program A atau 60 untuk program B.1.1.3. Lulus mata kuliah Metode Penelitian dan Statistik dengan nilai

minimal C.1.2. Pengajuan Rencana Penulisan Skripsi

Mahasiswa yang akan menyusun skripsi harus mengajukan permohonan kepada ketua Jurusan atau dosen yang ditunjuk untuk mendapatkan bimbingan dengan menujukkan Kartu Rencana Studi (KRS) yang berisi pendaftaran skripsi pada semester yang sedang berjalan. Disertai proposal skripsi yang telah diketahui oleh pembimbing akademik.

2. Prosedur Penulisan Dan Ujian Skripsi Mahasiswa yang akan melakukan penulisan dan ujian skripsi harus mengikuti

proesedur berikut ini :2.1. Prosedur Penulisan Skripsi

Prosedur penulisan skripsi yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa sebagai berikut :2.1.1. Pengajuan Proposal Skripsi

Proposal skripsi diajukan kepada Ketua Jurusan dengan diketahui oleh Dosen Pembimbing Akademik.

2.1.2. Pengusulan Pembimbing SkripsiKetua Jurusan menetapkan Pembimbing Skripsi dengan memperhati kan materi Proposal Skripsi.

2.1.3. Penunjukan Pembimbing Skripsi Bila disetujui Rektor akan menunjuk Pembimbing skripsi sesuai usulan ketua Jurusan, bila tidak dapat menggantinya.

2.1.4. Seminar Proposal Skripsi Proposal skripsi perlu diseminarkan secara terbuka kepada dosen dan mahasiswa dengan dihadiri oleh pembimbing.sebagai ketua sidang. Seminar ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari peserta seminar sehingga layak untuk ditulis lebih lanjut sebagai skripsi.

2.1.5. Penulisan SkripsiPenulisan Skripsi baru dapat dimulai setelah proposal diseminarkan

2.1.6. Pembimbing.

Page 4: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

2.1.6.1. Tugas Pembimbing, 2.1.6.1.1. Menyediakan waktu dan memberikan bimbingan selama

proses penulisan skripsi berlangsung2.1.6.1.2. Mengarahkan dan membantu mahasiswa bimbingan dalam

memperdalam telaah kepustakaan dan pemanfaatan data.2.1.6.1.3. Memberikan pengarahan dalam melakukan penelitian di

lapangan dan atau perpustakaan serta pemanfaatan data2.1.6.1.4. Memberikan bimbingan teknis penulisan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku2.1.6.1.5. Memberikan arahan dan / masukan kepada mahasiswa

bimbingannya dalam materi skripsinya.

2.1.6.2. Pergantian Pembimbing Pergantian pembimbing dimungkinkan apabila terjadi hal-hal

sebagai berikut :2.1.6.2.1. Pembimbing tidak bersedia menjadi pembimbing

berdasarkan surat rujukan atau kesediaan 2.1.6.2.2. Apabila sejak konsultasi pertama setelah penetapan

pembimbing, kemudian pembimbing tidak dapat melanjutkan bimbingannya, maka Ketua Program Studi atas permohonan mahasiswa dapat menunjukan pembimbing pengganti.

2.1.6.2.3. Proses bimbingan tidak berjalan secara efektif atau tidak kesesuaian pendapat antara mahasiswa dengan pembimbing

2.1.7. Pembimbingan Setiap mahasiswa yang telah mendapatkan surat penunjuk dari Ketua

Program Studi akan diberikan buku Bimbingan Skripsi yang berfungsi untuk :

2.1.7.1. Sebagai alat komunikasi antara mahasiswa dengan pembimbing

2.1.7.2. Sebagai alat pemantau bagi pembimbing mengenai kemajuan proses penulisan skripsi.

Untuk lebih jelas dapat dilihat bagan 1

Page 5: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Bagan 1

PROSEDUR PENULISAN SKRIPSIUNIVESITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

(1)

PENGAJUANPROPOSALSKRIPSIKEPADAKETUAJURUSAN

(2)

PENGUSULAN PEMBIMBINGSKRIPSIOLEHKETUAJURUSAN

(3)

SURAT PENUGASANKETUA JURUSAN

(4)

SEMINAR PROPOSALSKRIPSI

(5)

PENULISANSKRIPSI

Page 6: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

2. Prosedur Ujian Skripsi

Mahasiswa yang akan mengetahui ujian skripsi harus mengetahui prosedur berikut ini :a. Syarat Ujian Skripsi Mahasiswa diperkenalkan untuk mengikuti ujian skripsi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Syarat Akademik a). Telah menyelesaikan semua mata kuliah dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2.00 b). Menyerahkan skripsi sebayak 4 (empat) eksemplar yang telah disetujui dan ditandatangani oleh pembimbing dan ditandatangani pula oleh ketua Jurusan / Bagian terkait c). Mengumpulkan buku bimbingan skripsi / kartu bimbingan / kartu konsultasi sebagai bukti telah memenuhi proses bimbingan d). Melakukan pendaftaran ujian skripsi pada masing-masing Fakultas / Jurusan

2) Syarat Administratif, yaitu : a). Menyerahkan foto copy Ijazah SMU/ segerajat yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang b). Menyerahkan foto copy bukti pembayaran ujian skripsi c). Menyerahkan foto copy KTM ( Kartu Tanda Mahasiswa) dan/ bukti registrasi semester berjalan d). Pas foto hitam terbaru ukuran 4x6 sebayak 3 (tiga) lembar dan ukuran 3x4 sebayak 4 (empat) lembar (laki-laki pakaian sipil lengkap, wanita pakaian kebaya dan sanggul) e). Foto copy surat rekomendasi/ persetujuan pindahan/ aktif kembali dari pejabat yang berwenang (bagi mahasiswa pindahan/ aktif kembali)

Untuk lebih jelas dapat melihat bagan 2

Page 7: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Bagan 2

PROSEDUR UJIAN SKRIPSISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN, BINAWAN

(1)PERMOHOANAPENDAFTARANUJIAN SKRIPSI

(3)PENILAIANUJIAN SKRIPSI

(4)HASIL UJIANSKRIPSI

UJIANULANG

TIDAKLULUS

(2)PELAKSANAANUJIAN SKRIPSI

LULUSDENGANSYARAT

PERBAIKA

LULUSTANPA SYARAT

(6)YUDISIUM(7)

PENJILITANSKRIPSI

(8)PENYERAHANSKRIPSI

Page 8: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

b. Pendaftaran UjianPendaftaran ujian dapat diajukan oleh mahasiawa dengan mengisi formulir pada fakultas / jurusan masing-masing

c. Pelaksanaan UjianUjian skripsi dilaksanakan di Fakultas dan / Jurusan dalam bentuk majelis ( sidang ujian) pada waktu yang telah ditentukan

d. Penilaian Ujian Nilai ujian skripsi diperoleh dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu nilai ( antara 0- 100), bobot nilai (1 s/d 3),dan mutu sebagai hasil perkalian antara nilai dan bobot.

Tabel : 1Contoh nilai mahasiswa peserta ujian dengan memperhatikan materi penilaian

Materi Penilaian Nilai

0 - 100Bobot Mutu

( nilai x bobot )1. Penyajian Lisan 75 2 752. Sistematika penulisan 80 1 803. Isi tulisan 75 3 2254. Originalitas 75 1 1505. Tanya jawab dan atau unjuk kerja

75 3 225

Total mutu 10 755Nilai Akhir 755 = 75.5

------10

Page 9: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Seorang penguji memberi nilai kepada mahasiswa seperti yang terlihat dalam tabel : 1 di atas. Nilai akhir dari penguji adalah 755/10 = 75,5. Setelah nilai dari masing-masing penguji terkumpul, kedua sidang (ketua tim penguji) menghitung nilai rata-rata. Selanjutnya angka rata-rata ini yang dilaporkan ke Sub. Bagian akademik fakultas untuk di administrasikan sebagai nilai skripsi mahasiswa yang bersangkutan. Kategori batas nilai dengan bobot adalah sebagai berikut :80 – 100 = A = diberi bobot 468 – 79,99 = B = diberi bobot 356 - 67,99 = C = diberi bobot 245 - 55,99 = D = diberi bobot 0

Dalam memberikan penilaian, penguji akan memperhatikan materi penilaian sebagai berikut :

1. Penyajian Lisana. Ketentuan dan kemampuan mahasiswa dalam mengunakan batas waktu yang diberikan (15-20 menit ), untuk menyajikan intisari penulisan dengan jelas dan ringkas.b. Kemampuan menjelaskan dengan bahasa yang baik dan uraian yang sistematisc. Efektivitas penggunaan alat bantu komunikasi/ penyajian

2. Sistematika Penulisan a. Kesinambungan antar alinea, antar Bab dalam susunan atau uratan tulisanb. Terjadi atau tidaknya pengulangan yang tidak perluc. Susunan bahasa, penggunaanya istilah asing dan keajengan istilahd. Tata cara pengetikan dan format skripsie. Cara penulisan daftar pustaka dan rujukan

3. Isi Tulisan a. kejelasan dan kepadatan pengungkapan isib. Relevansi teori, konsep dan bahan terhadap permasalahan yang dikemukakan, ketetapan penggunaan cara pengumpulan dat, analisis dan pembahasan premasalahan yang dihadapi, penarikan kesimpulan serta ketetapan saran- saran yang diajukanc. cara penyajian tabel, gambar dan data pada umumnya

4. OriginalitasMasalah yang diteliti adalah masalah yang baru, aktual sesuai dengan bidang studinya

5. Tanya Jawab 2.1.7.2.1.1.1. Kemampuan menjawab secara sistematis, jelas

dan masuk akal dalam kaitanya dengan pertanyaan yang diajukan2.1.7.2.1.1.2. Penuasaan mahasiswa dalam pengetahuan yang

ada hubungan denagan skripsinya

e. Hasil Ujian

Sebelumnya hasil ujian diberitahukan, mahasiswa diminta untuk meninggalkan ruangan sementara, agar tim penguji mempunyai kesempatan untuk bersidang.

Page 10: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Hasil ujianya akan diberikan kepada mahasiswa setelah penguji selesai bersidang dengan cara memanggil kembali mahasiswa masuk ke ruangan sidang. Ketua sidang akan memberitahukan hasil ujian tersebut dan selanjutnya langsung menutup sidang ujian. Sidang ujian skripsi didokumentasikan dalam bentuk berita acara yang ditanda tangani oleh ketua sidang. Hasil ujian skripsi ditentukan dalam tiga kategori yaitu, lulus tanpa syarat, lulus dengan syarat dan tidak lulus.

1. Lulus tanpa syarat, mahasiswa dengan hasil ujian skripsi yang dinyatakan lulus tanpa syarat dapat secara langsung mencetak dan menjilid skripsi untuk diserahkan kepada secretariat Fakultas atau Jurusan / Bagian selambat-lambatnya 1(satu) bulan setelah tanggal ujian

2. lulus dengan syara, Apabila tim penguji memutuskan hasil ujian dengan memperbaiki skripsi, maka mahasiswa wajib memperbaiki skripsinya sesuai dengan usulan- usulan dan koreksi yang diberikan pada saat ujian. Pemimpin sidang akan memberikan catatan perbaikan skripsi yang sebelumnya sudah disepakati oleh tim penguji.sebelum dilakukan penjilidan,hasil perbaikan skripsi terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pembimbing untuk mendapatkan persetujuan.setelah disetujui, maka skripsi dapat digandakan untuk dijilid.waktu untuk memperbaiki, mencetak, menjilid skripsi hingga menyerahkanya ke perpustakaan tidak lebih dari 2 (dua) bulan sejak selesai ujian

3. Tidak lulus, Bila hasil ujian teryata mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka kepadanya akan diberikan kesempatan ujian ulang sebanyak 2 (dua) kali.

f. Yudisium Yudisium merupakan pengesahan penyelesaian studi mahasiswa STIKES, Binawan Jakarta. Sidang yudisium dihadiri oleh ketua Jurusan / Bagian yang ada di program studi. Sidang yudisium dilakukan setelah diketahui hasil ujian skripsi dan mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus. Hasil sidang yudisium dilaporkan kepada Rektor untuk dimintakan surat keputusan sebagai darar pembuatan ijazah bagi mahasiswa yang bersangkutan. Mahasisiwa yang telah dinyatakan menyelesaikan studi dan telah memperoleh SK Yudisium dari Rektor, berhak menyandang gelar sarjana sesuai disiplin masing-masing dengan gelar sesuai ketentuan yang berlaku.

g. Penjilidan Skripsi Skripsi baru dapat dijilid apabila telah diperbaiki sesuai dengan koreksi yang diberikan dari hasil ujian skripsi dengan persetujuan Pembimbing Skripsi

h. Peyerahan SkripsiSkripsi yang telah dijilid, ditandatangani oleh Pembimbing Skripsi dan ditandasahkan oleh Dekan, kemudian wajib diserahkan kepada Jurusan / Bagian, minimal 3 eksemplar ( satu eksempelar untuk Jurusan / Bagian, satu eksempelar untuk Perpustakaan STIKES, Binawan)

Page 11: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

i. Sanksi 1. Mahasiswa yang dinyatakan lulus tanpa syarta namun tidak

menyerahkan skripsi yang telah dijilid selambat-lambatnya 1(satu) bulan setelah dinyatakan lulus tidak akan diberikan ijazah

2. Mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan syarat, apabila tidak menyelesaikan perbaikan sesuai waktu yang telah ditentukan, akan dilakukan ujian selambat-lambatnya 2 minggu sejak waktu yang diberikan untuk perbaikan habis

3. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus, apabila dalam 4 minggu sejak ujian pertama belum dilakukan 3 bulan kemudian. Dan apabila 3 bulan juga dilakukan ujian maka mahasiswa tersebut diminta untuk menyusun skripsi yang baru.

Page 12: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

BAB III

FORMAT DAN PENATAAN SKRIPSI

A. Kertas dan pengetikan

1. KertasKertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis, berat 80 gr, dengan ukuran kwarto (21 x 28 cm)

2. Pengetikan Sekripsi diketik memakai computer dengan menggunakan program pengelola kata(missal: Microsoft word atau word perfect) dengan pilihan huruf “ Times New Roman “ berukuran (font) : a. naskah : 12 b. judul bab : 14 c. judul skripsi : 14 – 16 ( tergantung panjang pendeknya judul )judul bab dan judul skripsi diketik tebal (bold)

Pengetikan sekripsi dilakukan pada ssat sisi halaman saja (tidak timbale balik) Jarak ketikan adalah 2 spasi (kecuali untuk abstrak jarak pengetikan 1 spasi), dengan batas pengetikan 4 cm dari tepi kiri 2,5 cm dari tepi kanan 2,5 cm dari tepi bawah dan 3 cm dari tepi atas. Setiap bab dimulai pada halaman baru. Judul bab diketik pada batas atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf besar, tanpa di beri garis bawah ataau pembubuhan titik di akhir kalimat. Kalimat pertama dimulai 2,5 cm ditambah dua spasi dari tepi atas kertas (2 spasi adalah jarak antara nomor halaman dan kalimat pertama) Awal alinea diketik 1 ”tab” dari batas huruf pertama sub-judul ataupun anak sub-judul.

3. Jarak baris Jarak antara judul bab dan awal naskah 4 spasi. Jarak antara akhir naskah dengan sub-judul maupun antara sub-judul dan anak sub-judul adalah 4 spasi. Sedangkan jarak antara sub-judul awal naskah berikutnya,serta jarak antara alinea sama dengan jarak baris, yaitu 2 spasi

4. Penomoran halaman Bagian pendahuluan/ persiapan skripsi (preliminaries) diberi momor halaman dengan angka Romawi kecil, sedangkan bagian naskah/ isi dan bagian akhir skripsi dengan angka Arab. Nomor halaman diletakan di sebelah angka arab. Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali untuk halaman awal pada setiap bab di bagian bawah naskah.

5. Pemberian tanda bagian skripsi

Page 13: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Penomoran atau pemberian tanda pada judul su-bab atau anak sub-bab harus konsisten. Yakni dengan gabungan abjad dan angka arab, seperti contoh berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN A 1

a

1)

a)

(1)

(a)

2.2. Penetapaan Skripsi

Keseluruhan skripsi dibagi dalam 3 bagian utama, yaitu :

1. Bagian Awal Bagian ini mencakup :

a. Halaman sampul dengan judul skripsi, sampul dengan bahan dari karton

b. Halaman judulc. Abstrak dibuat dalam Bahas Indonesia dan diajukan dalam

bahasa Arabd. Halaman persetujuane. Halaman pensesahan telah diuji oleh panitia siding ujian

skripsif. Halaman persembahan ( bila penulis minginginkan)g. Kata pengantarh. Daftar isii. Daftar tabel, daftar gambar / skema, daftar istilah / singkatan

(Glossary) yang dipakai di dalam skripsi dan daftar lampiran.

Page 14: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

2. Bagian utama Bagian ini merupakan inti dari suatu skripsi, yang dapat disampaikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, tergantung dari jenis sekripsinya. Secara garis besar skripsi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :a.skripsi yang pada dasarnya merupakan laporan penelitianb. skripsi ynag pada dasarnya merupakan laporan kegiatan ilmiah untuk mengembangkan suatu model atau prototipe mengenai suatu hal tertentu. Apabila skripsi tersebut merupakan laporan penelitian, maka bagian ini harus menjelaskan berbagai hal yang penting dari suatu penelitian, yaitu penjelasan mengapa peneliti itu dilaksanakan serta apa tujuanya. Selanjutnya menguraikan tentang kajiann kepustakaan yang relevan dengan topik penelitian. Disamping itu juguamemuai pemikiran dasar penelitian dan bagaimana penelitian dilakuan terakhir memuat hasil penelitian serta pembahasan dan kesimpulan dan saran yang diajukan peneliti berdasarn kesimpulan.

Apabila skripsi tersebut merupakan laporan kegiatan ilmia untuk menghasilkan suatu model atau prototipe, maka bagian ini harus menjelaskan mengapa kegiatan tersebut dilksanakan serta apa tujuanya. Selanjutnya menguraikan tentang kepustakaan yang relevan dengan topik kegiatan. Disamping itu, juga memuat pemikiran dasa kegiatan dan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Terakhir memuat hasil kegiatan, pembahasan, kesimpulan dan saran yang diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan.Secara rinci, untuk skripsi yang berdasarkan penelitian lapangan struk skripsinya sebagai berikut ;

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang MasalahB. Identifikasi, pembatasan dan rumus masalahC. Tujuan penelitian ( Tujuan umum dan Tujuan khusus)D. Manfaat Penelitian

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka B. Kerangka KonsepC. Hipotesis (bila ada) atau (pernyataan penelitian)

Bab III. METODOLOGI PENELITIANUraian yang perlu disampaikan dalam bab ini agak berbeda antara skripsi yang berdasarkan penelitian kuantitatif dengan skripsi yang berdasarkan penelitian kualifitatif, walaupun pada dasarnya sama.Selain itu juga ada model atau prototipe dalam hal ini dapat dibedaka menjadi 2 tipe:

A. Model Penelitian Kualitatif atau Kuantitatif terdiri dari :1. Tempat dan Waktu Penelitian

Page 15: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

2. Rancangan Penelitian3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel4. Populasi dan sample (Teknik Samping) untuk

penelitian kuantitaif atau sumber informasi untuk penelitian kualitatif

5. Pengukuran dan pengamatan Variabel penelitian6. Pengumpulan data (Teknisi pengumulan data)7. Teknik Analisa Data

B. Skripsi yang pada dasarnya melaporkan kegiatan

Khusus Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian pada Bab ini, menjadi bahan dan Metode pengembangan model atau protipe, maka dalam bab ini duiuraikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kerangka dasar pengembangan model2. Langkah-langkah kegiatan3. Pengukuran dan pengamatan variabel4. Pengumpulan data/informasi5. Teknik analisis data/informasi

Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan seperti berikut ini :

A. Deskripsi dataB. Pengujiaan hipotesisC. Penafsiran dan pembahasan temuan hasil penelitian

Bab V. Kesimpulan dan saran A. KesimpulanB. Saran – saran

3. Bagian Akhir Bagian ini mencakup : Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat hidup penulis

Page 16: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

C. Deskripsi Bagian Awal

1. Sampul Skripsi

Warna sampul skripsi disesuaikan dengan warna dasar atribut masing-masing Program Studi : Keperawatan : Kuning Fisioterapi : Orange K3 : Unggu Dengan bahan karton tebal, dilapisi linen dan selubumng plastik transparan. Huruf-huruf pada sampul dicetak dengan tinta cetak warna hitam atau kuning emas, dengan susunan, lambang STIKES, Binawan, Judul skripsi secara lengkap, naman penulisan didahului kata oleh dan nomor pokok mahasiswa. Diikuti Keterangan spesifikasi khusus ” skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ................. (sesuai peraturan) tulisan STIKES, Binawan, program studi dan tahun pembuatanya diletakkan di bawah, semua huruf dicetak dengan huruf besar, dengan huruf judul utama yang lebih menonjol.

Komposisi huruf dan letak masing-masing bagian diatur agar simetris, serasi dan rapi diatur sedemikian rupa sehingga berbentuk terpesium terbalik. Apabila memungkinkan ada punggutan halaman sampul dicetak nama penulisan nomor pokok(dibawah nama),diikiuti, judul dan lambang STIKES, Bainawan, Jakarta dan tahun, dicetak searah dengan skripsi sehingga kalau skripsi ditegakkan maka lambang tersebut akan juga teggak lurus(contoh susunan halaman sampul terlampir)

2. Halaman judul Halaman judul sama dengan halaman sampul, dicetak pada kertas HVS putih dengan tinta cetak warna hitam. Seperti halnya halaman sampul, halaman ini juga dicetak dengan komposisi huruf dan letak masing-masing bagian secara simetris, lihat contoh halaman sampul.

3. Abstrak Abstrak atau ringkasan merupakan ringkasan atau ulasan singkat isi skripsi, tanpa tambahan penafsiran, kritik maupun tanggapan penulis. Setiap skripsi harus mempunyai abstrak yang membekali pembaca dengan inti tulisan yang bersangkutan, yang mencakup : a. Masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya, b. Metode yang digunakan,c. Hasil yang diperoleh, d. kesimpulan dan kegunaan. Abstrak ditulis dalam bahas Indonesia dan diajukan juga dalam bahasa Inggris, khususnya untuk Fakultas Agama Islam dianjurkan untuk Fakultas Agama Islam dianjurkan juga dengan bahas Arab. Abstrak ditempatkan

Page 17: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

pada halaman setelah halaman judul, menggunakan kalimat aktif baik abstrak berbahasa Indonesia, Inggris ataupun Arab, maksimal 2 halaman (lihat lampiran)

4. Halaman persetujuan dan pengesahan

a. Halaman persetujuan Pembimbing, seperti berikut ini:

” Skripsi ini telah disetujui, dan diperiksa oleh Pemimpin untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji (lihat contoh terlampir)

b. Halaman pengesahan Tim Penguji

Halaman ini berisi tentang pengesahan dari panitia penguji bahwa skripsi sudah diuji (lihat contoh terlampir).

5. Halaman persembahan (bila penulis menginginkan) Halaman ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin mempersembahkan karyanya kepada orang tertentu atau diisi dengan kata-kata mutiara, cuplikan doa, semboyan atau moto yang ingin dikemukakan penulis, diletakkan setelah halaman judul.

6. Halaman kata pengantar

Pada umumnya halaman ini memuat ucapan terima kasih penulis kepada pihak-pihak tertentu yang telah membantunya selama penulisan ataupun pendidikan. Judul KATA PENGANTAR diketik simertis tanpa garis bawah dan titik di akhir kalimat. Pada akhir teks di sebelah kanan bawah dicantumkan tanggal penulisan dan kata ” Penulis,” maksimal 2 halaman dengan jarak ketikan 1,5 spasi

7. Halaman daftar isi Semua judul bab, judul sub-sub disusun secara vertikal dalam suatu daftar. Semua judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan sub-sub, anak sub-sub dan rincianya hanya huruf besar, sedangkan sub-sub, anak sub-sub dan rincianya hanya huruf awal yang diketik dengan huruf besar.

Page 18: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

ABSTRAK, HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING, HALAMAN PENGESAHAN, HALAMAN PERSEMBAHAN, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR ( KALAU ADA), DAFTAR LAMPIRAN.

Pada Daftar Isi dimaksudkan halaman-halaman ABSTRAK, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN, DAFTAR LAMPIRAN (bila ada lampiran dapat dibuat daftar lampiran tersendiri atau menyatu dengan table / gambar), dalam angka Romawi kecil, diikuti dengan rincian Bab-bab bagian utama Skripsi,dan diakhiri dengan DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN.

8. Halaman daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran

Daftar ini memberikan petunjuk kepada pembaca agar dapat dengan cepat mengetahui table, gambar, singkatan serta lampiran apa saja yang terdapat dalam skripsi tersebut berikut letak halamanya. Penomoran table dan ditulis dengan angka Arab diambil dari nomor 1 sampai terakhir contoh table 1. Bila table atau gambar diambil atau dikutip dari sumber lain harus dicntumkan sumber aslinya di bawah table atau gambar diambil atau dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumber aslinya di bawah table atau gambar yang bersangkutan.

D. Deskripsi Bagian Utama

Dalam bagian ini tercantum teks yang secara ilmiah memaparkan penelitian, pengembangan model atau prototype yang dilakukan serta hasil-hasil yang diperoleh dari penelitain tersebut. Penyajian lugas dan sitematis, menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah tata bahasa yang berlaku. Pengindonesiaan istilah mengikuti Pedoman Umum Pembentukan Istilah, sedangkan ragam bahasa baku mengikuti Kamus Umum Bahasa Indonesia.

1. Pendahuluan Dalam bab PENDAHULUAN, yang merupakan BAB 1 skripsi, dikemukakan dengan singkat dan jelas : a. Latar belakang masalah, b. Identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah, c. Tujuan penelitian, d. Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh serta penelitan / analisis dilakukan untuk skripsi, berdasarkan laporan kegiatan ilmiah atau pengembangan suatu model.

2. Tinjauan Pustaka

Page 19: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Dalam bab Tinjauan Pustaka, yang merupakan BAB II skripsi, diulas berbagai publikasi resmi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau direncanakan modelnya, mencakup antar lain : aspek masalah yang diteliti, pendekatan pemecahan masalah yang digunakan dan / model kerangka konsep yang dipakai. Pengulasan berbagai publikasi yang dapat mengarah kepada analisa seperti di atas dapat dilakukan bila minimal diulas( sebagai suatu perkiraan kasar ) 10 buku utama ( text-book ) ditambah artikel dari jurnal-jurnal yang terkait dengan topik penelitian. Setelah menjelaskan berbagai pendekatan dengan kelebihan masing-masing, bagian bab ini juga menjelaskan tentang pendekatan mana yang akan dipakai untuk penelitian ini beserta alasan-alasanya. Pendekatan yang akan dipakai tersebut dijadikan sebagai kerangka konsep dan dijelaskan secara rinci.3. Kerangka Konsep Kerangka Konsep, dijelaskan secara rinci pendekatan pemecahan masalah dan / model yang digunakan dalam penelitian ini. Yang terdiri dari : a. Visualisai hubungan berbagai konsep dan / model matematis dengan penjelasanya; b. Penjelasan secara rinci berbagai konsep dalam berbagai model, dan c. Hubungan antar berbagai konsep dan / variabel dalam model pemecahan masalah yang juga dijelaskan secara rinci.

4. Hipotesis Hipotesis adalah gabungan dari hipo yang artinya di bawah dan tesis yang artinya kebenaran. Jadi kata Hipotersis artinya di bawah kebenaran atau kebenaran yang belum tentu benar dan baru dapat dikatakan benar setelah diberi bukti-bukti.Untuk penelitian dengan dua atau lebih variable, hipotesis merupakan dugaan tentang kebenaran mengenai hubungan dua variable atau lebih.

Hubungan antar Variabel dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :a. Hubungan yang sifatnya sejajar, tidak timbale balikb. Hubungan yang sifatnya sejajar, timbal balikc. Hubungan yang menunjukan pada sebab akibat tetapi

tidak timbale balik.

5. Metode Untuk skripsi menggunakan penelitian kualitatif dalam bab Metode Penelitian, yang meruoakan BAB III, dijelaskan beberapa hak pokok, yaitu (a). Tempat dan waktu penelitian, (b). Desain penelitian yang digunakan; (c). Variabel dan definisi operasional dari variabel, (d). Populasi, sampel dan unit analisa, serta cara pengambilan dan perlakuan sampel; (e). Pengukuran dan cara pengamatan variabel dan / konsep yang diukur; (f) langkah-langkah dan teknik pengumpulan data penelitian di lapangan, dan (g). Teknik analisa data yang dipakai. Semuanya dijelaskan secara cermat dan jelas.

Page 20: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Untuk skripsi beradarkan laporan kegiatan ilmiah untuk menghasilkan suatu model atau prototipe, maka bagian ini perlu secara lengkap dijelaskan / diuraikan mengenai : a). Kerangka daras pengembangan model, b). Bagaimana langkah-langkah kegiatan dilaksanakan, c). Cara pengumpulan dan pengamatan variabel, d). Langkah-langkah pengumpulan data atau informasi yang diperlukan serta, e). teknik analisa data atau informasi yang didapat sehingga pembaca dapat mengerti bahwa yang dilaksanakan bukanlah penelitian kualitatif.

6. Hasil dan Pembahasan Bagian ini merupakan BAB IV skripsi, ynag memaparkan hasil penelitian secara obyektif, Untuk analisa dilakukan secara bertahap dari distribusir frekuensi, kemudian analisis bivariat. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan membaca dan menterjemahkan hasil penelitian di atas secara obyektif dan belum menampilkan pendapatan / subyektivitas peneliti. Untuk analisa data kuantitatif, analisis dilakukan dengan menuliskan hasil penemuan lapangan secara sistematis topik demi topik. Pembuktian data hasil lapangan dapat diperoleh dari wawancara, observasi, angket dan lain-lain, dari penelitian lapangan dan / penelitian kepustakaan perlu ditekankan. Untuk pembuatan model dan hasil kegiatan lapangan pada bagian ini dapat dipaparkan bagaimana model tersebut dapat dioperasikan. Pembahasan hasil penelitian secara menyalurh, dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian tersebut dengan teori atau hasil penelitian terdahulu seperti yang dituliskan dalam tinjauan pustaka. Penekanan pada mekanisme ”compare” (apa yang sama) dan ”contrast” (apa yang berbeda) dari hal di atas amat ditekankan. Terakhir, pada pembahasan inilah mahasiswa diharuskan untuk mengutarakan bagaimana pendapatnya tentang masalah tersebut, setelah melakukan perbandingan antara apa yang ditemukan di lapangan dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Kemampuan mengutarakan analisis dalam perspektif keilmuan menurut visi mahasiswa, amat dipentingkan dalam bab ini.

7. Kesimpulan dan Saran

Merupakan BAB V skripsi, yang memuat kesimpulan hasil penelitian secara sistematis yang berkaitan dengan upaya menjawab hipotesis dan / tujuan penelitian. Pada akhir bab ini dikemukakan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan maupun model / prototipe yang dihasilkan. Saran-saran tersebut dapat berupa bentuk kebijakan dan upaya

Page 21: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

praktis pemecahan masalah yang dihadapi, serta bahan atau aspek yang dapat diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat seoperasional mungkin sehingga bermanfaat bagi mereka yang menerima tersebut.

D. Deskripsi bagian Akhir

Bagian ini merupakan bagian akhir skripsi yang tidak ditandai oleh judul BAB, namun penomoran halamanya melanjutkan nonor halaman sebelumnya. Bagian ini memuat beberapa hal, yaitu : Daftar Pustaka, Lampiran, dan Riwayat Hidup.

1. Pembahasan

Penyusunan Daftar Pustaka dapat dilihat pada Bab IV Buku Pedoman ini.

2. Lampiran Bagian ini diawali halaman kosong yang ditandai kata Lampiran ditengah halaman.Dalam Lampiran disajikan kererangan-keterangan yang dianggap penting untuk skripsi. Nomor lampiran dinyatakan dengan angka Arab dan diketik seperti nomor pada halaman yang lain.

3. Riwayat Hidup Dalam riwayat hidup penulis, selain namna, tempat dan tanggal lahir, juga dicantumkan riwayat pendidikan dan pekerjaan penulis. Oleh karena skripsi merupakan karya tulis ilmiah, maka dalam daftar riwayat hidup ini hanya dicantumkan hal-hal yang perlu diketahui serta berkaitan dengan bidang pekerjaan dan pendidikan penulis, namun tidak dilarang untuk mencantumkan prestasi dalam bidang lain ( olah raga, seniu dan lain-lain ). Contoh terlampir.

Page 22: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

BAB IV

BAHASA DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH

A. Penggunaan Bahasa

Bahasa ilmiah sangat penting digunakan untuk meningkatkan kualitas tulisan ilmiiah, selain untuk keseragaman bagi skripsi mahasiswa dan melatih mahasiswa menulis dengan kaedah bahasa yang baik dan benar, juga melatih para pembaca untuk mendapatkan bacaan yang baik dan benar dari segi penunturan bahasa secara ilmiah. Oleh karena itu beberapa petunjuk berikut ini penting diperhatikan oleh para mahasiswa yang akan menyusun skriposi, dan oleh segenap pihak yang ingin menulis tulisan ilmiah secara baik.

1. Penulisan Huruf

a. Huruf besar atau huruf capital

1) Huruf besar atau huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk, Kita harus bekerja. Persiapan seminar itu belum rampung.

2) Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Diana bertanya,” Kapan kita ke sana ? ”. Dekan menasehatkan, ”Belajarlah, Nak!”. Besok pagi, ”kata Rektor, ” Amin Rais akan datang.”3) Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya : Allah SWT, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen, Hindu, Allah akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba-Nya, Bimbinglah hamba-Mu ya Allah, ke jalan yang Engkau beri rahmat.4) Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang

Misalnya : Mahaputra Hasri Ainun Habibie, Sultan Iskandar Muda, Haji Suroif, Imam Syafii, Nabi Ibrahim. Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya : Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi haji.

5). Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi , atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Try Sutisno, Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Profesor Rusli Ramli, Laksamana Muda Udara Husen Sasteranegara, Sekretaris Jenderal Departemen pertanian, Gubernur Irian Jaya.Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya : Siapakah

Page 23: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

gubernur yang baru dilantik itu ? Kemarin Brigadir Jenderal Syafri dilantik menjadi mayor jenderal.6). Dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya : Agus Suradika, Sri Mulyani Soegiono, Endang Sjamsudin, Amin Tohari, Kahar Maranjaya, Fadillah Izahari, Ahmad Gunawan, Masyithoh, Chairunnisa.7). Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahas. Misalnya : bangsa Indonesia, suku Sunda, bahas Inggris. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangas, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: Mengindonesiakan kata asing, ia selalu keinggris-inggrisan.8). Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah. Misalnya : tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan September, bulan Maulid, hari Jumat, hari Lebaran, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang dipakai sebagai nama. Misalnya : Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.9). Dipakia sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya Asia Tenggara, Boyolali, Bulit Barisan, Danau Toba, Gunung Semeru, Jalan Ciputat Raya, Kali Ciliwung, Lembah Baliem, Penggunugan Jayawijaya, Selat Lombok, Terusan Suez.Huruf kapital tidak dipakia sebagai huruf istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Misalnya : berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebeangi selat, pergi ke arah tenggara.Juga tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya : garam inggris, gula jawa, asinan bogor, pisang ambon, dodol garut, madu sumbawa, soto betawi.10). Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama, lembaga pemerintah dan ketenegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya : Perserikatan Bangas – Bangsa, Yayasan Ilmu- Ilmu sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Politik.11). Dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali “ di, ke, dari, dan, yang, untuk “ yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya : Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma, ia menyelesaikan tugas makalah ” Sistem Informasi Manajemen ”.12). Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya : DR (dokter), M.A. (master of arts), S.E. (sarjana ekonomi), Drs. (doktorandus), Tn. (tuan), Ny. (nyonya), Sdr. (saudara).13). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya : Sudahkah anda tahu ?. Surat Anda telah kami terima.

b. Huruf miring (italic)1). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya : majalah Bahas dan Kesusatraan, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Republik.2). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya : Dia bukan ditipu, tetapi menipu. Sekarang ini yang penting adalah sembako. Janganlah berbuat lempar batu sembunyi tangan.

Page 24: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

3). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaanya. Misalnya : Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana. Dalam era reformasi ini hendaknya jangan terlulang politik devide et impera. Weltanschaung antara lain diterjemahkan menjadi ’pandangan dunia’. Tetapi kalimat ” Negara itu mengalami empat kudeta,” Kata kudeta tidak dicetak miring karena sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

2. Penulisan Kata

a. Kata dasarKata dasar adalah kata yang belum mendapatkan imbauan ( awalan, akhiran atau sisipan) ditulis merupakan suatu kesatuan, misalnya: ibu, percaya, tahu, buku, itu, sangat, tebal.

b. Kata turunan1. Imbauan ( awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata

dasarnya. Misalnya : bergeletar, dikelola, penetapan, mempermainkan.

2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya : bertepuk tangan, garis bawahi, menanak sungai, sebarluasakan.

3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya : menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipat gandakan, penghancur leburan.

4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: antarkota, introspeksi, mahasiswa, mancanegara, multilateral, Pancasila, paripurna, poligami, prasangka.Kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya : Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

c. Kata Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya : anak-anak, undang-undang, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-madir, ramah-tamah, centang-perenang, porak-poranda, tanggung-langgang, berjalan-jalan.

d. Gabungan Kata 1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : duta besar, kambing hitam, meja tulis, orang tua, rumah sakit, simpang empat

Page 25: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya : alat pandang-dengar, anak isteri saya, buku sejarah baru, mesin-hitung tasngan, ibu-bapak kami, orang-tua muda. 3. Gabungkan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya : bismillah, acapkali, adakalanya, alhamdulillah, akhirukalam, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa, dukacita, halalbilal, hulubalang, kacamata, manakala, matahari, olahraga, padahal, peribahasa, radioaktif, saputangan, saptamarga, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silatturahmi, sukacita, sukarela, wassalam.

e. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya : Apa yang kumiliki boleh kuambil. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

f. Kata depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada. Misalnya : Kain itu terletak di dalam lemari. Di mana Wahyuni sekarang ? Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.

3. Pemenggalan Kata Dalam suatu naskah, untuk efisiensi dan estetika sehingga terlihat adanya rata-kiri-kanan pada suatu tulisan, pemenggalan kata tidaklah terelakan. Pemenggalan kata ini harus menurut kaidah yang baku dalam bahasa indonesia, dimana kata-kata nya tersusun dari suku-suku kata. Program pengolahan kata yang digunakan saat ini menggunakan kaidah bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesian. Untuk itu penulis harus melakukan editing dalam pemenggalan kata yang otomatis dilakukan komputer. Pemeggalan dilakukan dengan memberi tanda hubung(-) yang menyambungkan suku-suku kata yang terpisah oleh perantian baris. Cara-cara pemenggalan kata yang dilakukan adalah:a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan dintara kedua huruf vokal, misalnya : ma-in, sa-ir, bu -ang, bi-ar. Akan tetapi huruf diftong, ai,au, dan oi tidak pernah dipengal, sehingga kata-kata seperti : pandai, saudara, harimau, amboi bila dipengal adalah ; pan-dai, sau-da-ra, ha-ri-mau, am-boi.b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan ( kh, ng, ny, dan sy), di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan, Misalnya : ka-rang, de-ngan, ka-wan, ba-pak, ka-win, mu-ta-khir, ha-nyut.

Page 26: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungkan konsonan tidak pernah diceraikan. Misalyan : man-di, ang-kuh, cu-plik, bang-kit, makh-luk.d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya : in-fra, ul-tra, beng-kok, in-stru-men, bang-kit, ikh-las.e. Imbauan dan sisipan termasuk yang mengalami perubahan bentuk, pada pergantian baris dapat dipenggal seperti : minum-an, per-tanya-an, me-rantau, mem-bantu, duduk-lah, sekali-pun, te-lun-juk, si-nam-bung.f. Suku kata yang berupa satu vokal tidak dapat ditempatkan pada ujung atau pangkal baris. Misalnya : tidak ditulis i-tu atau ma-u tetapi harus itu atau mau.

4. Penulisan Angka Cara menulis angka adalah sebagai berikut : a. Untuk angka yang diikuti satuan, waktu, tanggal, persentase ditulis dengan

angka misal 2 m,3 kg.Pukul 11.35, 12 Mei, 45 %.b. Dengan penggunaan komputer tanda desimal ditulis dengan tanda

titik(.).Ribuan dan kelipatannya dituliskan dengan meluangkan satu ketukan. Misalnya 3 000,7 000 000. Dalam pengetikannya nilai tersebut harus berada dalam satu baris, tidak boleh misalnya ditulis 1 000 dan 000 dalam barisan selanjutnya.

c. Secara umum banyak digit yang digunakan dalam naskah adalah lebih satu dari jumlah digit pengamatan yang diukur. Misal kalau pengukuran kita dapat mengamati sampai satu desimal, maka dalam penulisan dan pengolahan digunakan 2 desimal. Akan tetapi kalau dalam bahasan atau kesimpulan dan diperhatikan ketelitiannya dapat berlaku sebaiknya atau menggunakan satuan lain. Misalnya dalam menulis rataan hasil per petak yang diukur dengan satuan gram (tanpa desimal) ditulis 4 532.6 # 350.4 g lebih baik ditulis sebagai 4 53 # 0.35 kg akan tetapi kalau ternyata pengamatannya lebih teliti sehingga bukan 350.4 g yang diperoleh tetapi 3.504 g maka ditulis sebagai 4 532.6 # 3.5 g bukannya 4 532.600 # 3.504 g.

B. Cara Mengacu dan Menulis Daftar Pustaka Tinjauan pustaka merupakan pengembangan apa yang telah disampaikan dalam pendahuluan. Sehingga pustaka yang dikutip hanya yang berkiatan erat dan mendukung mengapa penelitian dilakukan. Hal ini penting agar pembaca tidak memerlukan tulisan lain untuk dapat memahami penelitian yang dilakukan, akan tetapi pembaca juga tidak disuguhi tulisan yang bertele-tele tidak berhubungan dengan topik yang sedang diteliti. Urutan tulisan dalam Tinjauan Pustaka harus sistimatik dan logis, mengikuti suatu pola pemikiran dalam pendahuluan. Satu peganagan dalam penulisan bab Tinjuan Pustaka ini adalah usaha untuk menjelaskan kata-kata kunci yang terdapat dalam judul tulisan secara sistematis.

Bab Tinjauan Pustaka juga dimaksudkan untuk menujukan perkembangan Ilmu dan Teknologi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakuan. Sehingga

Page 27: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

diisni harus diusahakan menggunakan pustaka terbaru sedapat mungkin. Pengertian terbaru disini adalah sesuai dengan perkembangan ilmu tersebut. Jumlah pustaka yang banyak atau terbitan tahun terakhir,bukan merupakan jamianan mutu penelitian yang baik, apabila tidak dilandasi dengan penguasaan pengetahuan dasar yang cukup tentang bidang yang diteliti. Itu sebabnya penelitaian bagi mahasiswa sering diiringi dengan kewajibaan mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian tersebut walaupun tidak tercantum dalam Kartu Rencana Studi-nya, atau kalau tidak, diimbangi dengan memberikan sejumlah buku acuan yang harus dipelajari.

Terdapat beberapa cara dalam mengutip suatu tulisan : yaitu1. Sistem mengutip berurutan2. Sistem alfabet-nomor3. Sistem nama dan tahun4. Catatan kaki

1. Sistem mengutip berurutan Dengan cara ini pustaka diberi nomor sesuai dengan urutannya muncul dalam tubuh tulisan. Pencantuman nomor dilakukan diakhir kalimat dari pernyataan yang dikutip. Dalam skripsi, pembimbing kerepotan untuk memeriksa naskahnya karena harus membelok balik untuk mengetahui arti nomor yang ditulis. Walaupun penerbit cara ini cukup hemat.Contoh : Ditemukan adamya pengarahan interaksi genotipa dan lingkungan pada jumlah buah tanaman tomat (1), lebar daun (2) dan tinggi tanaman (3)

2. Sistem Alfabet- Nomor Dengan cara ini nomor pustaka diuraikan sesuai dengan urutan alfabet nama penulisan yang tulisanya dikutip. Pencantuman nomor dalam naskah juga dilakukan di akhir kalimat pernyataan yang dikutip. Kerepotan pembimbing sama dengan sistim mengutip berurutan.Contoh :Ditemukan adanya pegaruh inetraksi genotipa dan lingkungan pada jumlah buah tanaman tomat (19), lebar daun (3) dan tinggi tanaman (8)

3. Sistem Nama dan Tahun Dengan cara ini pustaka disusun secara alfabetis tanpa nomor urut. Dalam tubuh tulisan untuk setiap kutipan yang dimaksudkan dituliskan nama dan tahun penulisanya. Dengan cara ini pembaca diberitahukan dalam pernyataan yang tertulis siapa yang menyampaikan dan kapan.Contoh : Naomi (1996) menemukan adanya pengaruh interaksi genotipa dan lingkungan pada jumlah buah tanaman tomat atau ditulis : Ditemukan adanya pengaruh interaksi genotipa dan lingkungan pada jumlah buah tanaman tomat (Naomi,1996).Dalam pengutipan sebaiknya menggunakan pustaka yang asli, yang dapat ditempatkan di awal atau di ahhir suatu kalimat. Penempatan beberapa pustaka dalam satu paragaraf harus dilakukan secara hati-hati sehingga jelas

Page 28: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

terlihat kutipan yang dimaksud berasal dari mana. Hal ini dapat dilakuakan dengan menggunakan kata penghubung ataupun urutan logis tahun penelitian. Kutipan pustaka dalam pustaka (mengutip suatu tulisan yang dikutip dari tulisan lain) misalnya Panjaitan (1973) dalam Mansur (1980), sebaliknya dihindari. Kesan yang terungkap dalam tulisan seperti ini adalah malas mencari tulisan aslinya. Sedangkan disisi lain ada kemungkinan penulis terdahulu yang membuat kutipan salah dalam membuat interpretasi, disisi lain pengutip yang kemudian, tidak mengetahui hubungan dan kondisi bagaimana pernyataan yang dikutip tadi terjadi.Sehingga sesuai atau tidaknya dengan kondisi penelitian penulisan yang kemudian, tidaklah diketahui. Dengan cara ini naskah menjadi lebih tebal dibanding dua cara yang pertama, akan tetapi mahasiswa dilatih untuk dapat dengan jelas membedakan kepemilikan suatu pernyataan dan mana pernyataan milik mahasiswa itu sendiri. Cara ini bagi penerbit akan makan tempat lebih besar dari dua cara diatas.

4. Penggunaan Catatan Kaki Penggunaan catatan kaki dilakukan bila penulis merasa perlu mengacu pada suatu sumber informasi yang bila dimaksudkan kedalam naskah akan mengganggu alur pembahasan. Hal ini adalah bila penulis hendak membuat ulasan tambahan untuk menjelaskan pembahasan dalam naskah tanpa menggunakan pokok fikiran dalam naskah. Untuk menyebutakan sumber informasi yang tidak dipulikasikan juga dibuat catatan kaki. Dalam teknik notasi ilmiah dengan menggunakan catatan kaki terdapat dua variasi yaitu :

a. catatan kaki dicantumkan / ditulis dalam halaman yang samab. Catatan kaki seluruhnya dikelompokan dan dicantumkan pada akhir

sebuah bab.Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip dengan mempergunakan angka Arab yang diketik naik setenah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 (satu) sampai habis pada tiap bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab baru dimulai lagi dengan angka / nomor 1 (satu) dan seterusnya. Satu kalimat mungkin terdiri dari beberapa kutipan. Dalam keadaan seperti ini maka catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip sebelum tand baca penutup.

Satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tada catatan kami diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat, misalnya :Larrabee mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan sedangkan Richter melihat ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan.Sekiranya kalimat di atas disusun menjadi tiga buah kalimat yang masing-masing mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan kaki ditulis sesudah tanda baca penutup, sehingga menjadi sebagai berikut :Larrabee mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan. Sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode-metode. Pendapat lain dikemukakan Conant mengedenifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan.

Page 29: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbernya secara lengkap dan tersurat dalam catatan kaki dengan menggunakan huruf miring (italic) atau memberi garis bawah pada judul buku / karangan dimaksud mislnya sebagai berikut : Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge (Boston Hougthon Mifflin, 1994),p.4 atau Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge (Boston : Hougthor Mifflin,1994),p.4 Maurice N. Richter, Jr, Science and an Cultural Process ( Cambridge : Schenkman,1972),p.15 James B. Contant, Science and Common Sense (New Haven : Yale University Press, 1961),p.25

Catatan kaki ditulis dengan satu spasi dan dimulai langsung dari pinggir kertas, atau dapt juga dimulai setelah beberapa ketukan tik dari pinggir kertas,asalkan dilakukan secara konsisten.

Nama pengarang yang jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al (et alii : dan lain-lain) misalnya:William S. Sahakian dan Mabel L. Sahakian, Realms of Filosophy (Cambridge : Schekman,1965).Raphl M. Blake, Curt J. Ducasse dan Edward H. Madeen.Theories of Scientifik Method (Seattle : The University of Washington Press, 1996).Sukarno et al, dasar-dasar Pendidikan Science (Jakarta : Bharata,1973).

Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halaman dengan singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman umpamanya dari halaman 1 sampai dengan halaman 5 maka ditulis pp 1-5 atau hh 1-5. Kadang-kadang halaman juga disingkat dengan hlm : (halaman). Jika nama pengarngnya tidak ada maka langsung saja dituliskan nama bukunya atau dituliskan Anon (Anonymous) di depan nama buku tersebut. Sebuah buku yang diterjemahkan harus ditulis baik pengarang maupun penterjemah buku tersebut sedangkan sebuah kumpulan karangan cukup disebutkan nama editornya seperti contoh berikut : Anon. Rencana Strategi Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1976) B.E.F. Schumacher, Keluar dari Kemelut, terjemahan Mochtar Pabottinggi (Jakarta : LP3ES,1981) James R. Newman (ed), What is Scince ? ( New York : Simon and Schsuster,1955)Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam karangan atau dismpaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut :

Page 30: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Karlian, “ Sebuah Tanggapan : Hipotesa dan Setengah Ilmuwan “ , Kompas, 12 Desember 1981, P.4. Like Wilarjo, “ Tanggung Jawab Sosial Ilmuan, ‘ Pustaka, Tahun iii No. 3, April 1979, pp. 11-14. M. Sastrapratedja, Perkembangan Ilmu dan Teknologi disampaikan dalam kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI, Jakarta, 15-19 September 1981. B. Suprapto’ ”Aturan Permainan dan Ilmu-ilmu Alam” Ilmu dalam Perspektif, ed. Jujun S. Suriasumantri (Jakarta Gramedia, 1978),pp.129-133.

Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan pemakaian notasi op.cit. (opere citato : dalam karya yang telah dikutip), loc.cit (loco citato :dalam tempat yang telah dikutip) dan ibid (Ibeden : dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid, seperti dalam contoh berikut : Ibid, p. 131 Artinya ada pengulangan kutipan dari karangan B. Suprapto seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 13 meskipun nomor halaman yang berbeda. Sekirtanya pengulangan kutipan M. Sastrapratedja dalam catatan kaki nomor 12 terhalang oleh karanagan B. Suprapto maka tidak mempergunakan ibid, melainkan loc.cit seperti contoh dibawah ini :

M. Sastraatedja, loc.cit.

Ulangan dengan halaman yang berbeda dan telah diselang oleh Ulangan dengan mempergunakan op.cit :

Wilardjo, op.cit. p.12

Sekiranya dalam kutipan dipergunakan seorang pengarang yang menulis beberapa karangan maka untuk tidak membingungkan sebagai penggantinya loc.cit atau op.cit. dituliskan judul karanganya. Bila judul karangan itu panjang maka dapat dilakukan penyingkatan selama mampu menunjukan identifikasi judul karangan yang lengkap seperti :

Larrabee, Reliable Konwlodge, p.6

Kadang-kadang ada keinginan mengutip sebuah pernyataan yang telah dikutip dalam karangan yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu dituliskan sebagai berikut :

Robert K. Merton, ”The Ambivalence of Scientist”

Page 31: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

pp. 77-97, dikutip langsung (atau tidak langsung) oleh Maurice N. Richter, Jr, Science as Cultural Process( Cam bridge : Schenkman,1972). P.144.

C. Daftar Pustaka

Sumber informasi yang dicantumkan dalam daftar pustak berupa: 1). Buku 2). Salah satu bab atau bagian dari buku 3). Monografi 4). Artikel dalam majalah 5). Makalah dari suatu pertemuan ilmiah 6). Laporan atau penerbitan resmi suatu badan / instansi 7). Naskah yang sedang dipersiapkan untuk diterbitkan dengan mencantumkan keterangan (sedang dicetak)

Sumber informasi yang dimaksud dalam daftar pustaka harus yang benar-benar dibaca secara langsung oleh penulisanya. Sumber informasi tersebut harus relevan dengan masalah penelitian. Penggunaan abstrak sebagai acuan sedapat mungkin dihindari, bila dianggap perlu benar, maka di akhiri acuan dituliskan keterangan (abstrak).

1. Kelengkapan daftar pustakaJudul daftar pustaka diketik secara centris di batas ats bidang pengetikan, 4 spasi di bawahnya, di batas kiri bidang pengetikan diketik pustaka acuan pertama. Baris kedua dan selanjutnya untuk tiab pustaka acuan dimulai 1 tab kedalam dari batas kiri bidang pengetika, dengan jarak 2 spasi. Pustaka acuan berikutnya dimulai di batas kiri bidang pengetika. Tiap tanda baca diberi jarak 1 ketukan bebas, kecuali antara kependekan nama depan pengarang. Judul buku dan majalah digaris bawahi atau dicetak miring. Sumber informasi dalam daftar pustaka tidak diberi nomor, tetapi dibuat menurut abjad berdasarkan nama akhir pengarang.

Setiap pustaka acuan dalam DAFTAR PUSTAKA sebaiknya dicantumkan data bibligrafi sumber informasinya selengkapnya mungkin Data yang perrlu dicantumkan adalah.1). Nama lengkap penulis, editor atau lembaga yang bertanggung jawab atas penertiban pustaka tersebut.2). Judul buku, artikel, bab dari buku atau makalah3). Data penertiban untuk buku, berikut jilid, edisi, tahun terbit, penerbit, kota dan tebal (jumlah halaman) buku4). Data penertiban untuk majalah adalah judul majalah, volume / tahun, nomor, tahun penerbit dan halaman artikel tersebut.

Dalam daftar pustaka nama penulis dituliskan dengan nama keluarga atau nama akhir mendahului nama kecil atau inisialnya. Seadangkan untuk catatan kaki nama penulis dituliskan seprti tertulis dalam judul. Untuk sumber informasi yang ditulis oleh 2 orang pengarang,maka

Page 32: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

kedua nama pengarang dituliskan dengan menambahkan tanda ampersand ”&” diantar kedua nama pengarang tersebut, untuk menggantikan kata ”dan” atau und”. Sedangkan untuk sumber informasi yang ditulis oleh lebih dari 3 orang pengarang.pada pengutipan pertamakali seluruh nama pengarang ditulis. Sedangkan pada kutipan selanjutnya hanya dituliskan nama pengarang pertama disertai kata ”et al”.Contoh :Pencantuman daftar pustaka untuk buku :Notoatmodjo, S, 1989. Dasar-dasar pendiddikan dan pelatihan. Badan Penrbit Kesehatan Masyaratat Fakultas Univerasitas Indonesia, Jakarta.Phoon, WO & Chen, P.C.Y (eds), 1986. Texbook of Community Medicine in South East Asia. John Wiley & Sons, Chichester.Masri Singarimbun & Sopian Efendi, Metodologi penelitian survey, LP3ES, Jakrta, 1985.

Pencantuman daftar pustaka untuk majalah :

Sjaaf, A.C, 1991. Analisis Biaya Layanan Kesehatan Rumah Sakit Medika, 17 (10).Jamison, D.T & Mosley, W.H, 1991. Desease Control priorities in Developing Countries, Health Policy responses to Epidemiological Change Am. J. Public Health 81 (1).

Catatan :

1. Singkatan nama majalah disesuaikan dengan peraturuan internasional yang berlaku. Ketentuan untuk itu dikemukakan antar lain dalam Cummulated index Medicus, edisi Januari.

2. Nama majalah dicetak miring atau digaris bawahi. Volume majalah dalam majalah Indonesia biasanya dinyatakan dengan tahun, nomor majalah dicetak antara tanda kurung. Bila data volume tidak ada, maka nomor majalah dicetak tanpa tanda kurung.

3. Penulisan nama pengarang

Berikut ini beberapa contoh untuk menentukan cara penulisan nama pengarang :

1. Untuk pengarang Indonesia yang menggunakan lebih dari satu bagian nama selain nama keluarga, maka penulisnya tetap nama akhiranya mendahului nama kecilnya

2. Bagi nama pengarang yang bagian akhir namanya dituliskan dengan inisial dan tidak diketahui kepanjanganya, maka namanya diurutkan pada bagian pertama yang tertulis lengkap.

Page 33: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

3. Nama yang dimulai dengan ” Mac” atau “St”. ditempatkan pada urutan nama dengan ejaan “ Mac” atau Saint “.

4. Sebutan ” Sr” atau ” Jr” atau urutan keturunan dicantumkan setelah nama keluarga pengarang. Contoh: Hamengkubuwono IX, Sri Sultan

5. Nama ganda ditulis berdasarkan nama pertamanya, contoh: Wai-On Phoon menjadi Phoon, W

6. Nama China ditulis berdasarkan nama keluarga yang ditulis lebih dahulu, contoh:Kwik, K.G

Untuk penulisan nama selanjutnya dapat dilihat dari standar penentuan tajuk kumpulan karya, maka acuan menuliskan nama penulis yang karyanya digunakan, disertai keterangan lengkap mengenai himpunan karya yang menjadi asal acuan tersebut.

Contoh:

Pratomo, H, 1991. Pengantar riset kulitatif vs kuantatif Dalam : Jatiputra, S & Yovsyah (eds). Prosiding Lokakarya dan Pelatihan Metodologi Penelitian Kesehatan, 22/3 – 12/4, 1991, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: 54-61

Catatan :Penulisan kata ”Dalam” digarisbawahi atau dicetak miring dan diikuti tanda baca titik dua dan nama editor mendahului judul karya.

Bila sumber informasi yang digunakan tidak mencantumkan nama penulis maupun editor, maka acuan menggunakan nama tim penyusun, atau lembaga yang bertanggung jawab atau yang menerbitkan karya tersebut.

Page 34: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Contoh 1

LOGO K3 STIKes BINAWAN

BAHAYA KESEHATAN KERJA DI PABRIK LPGPERTAMINA PLUMPANG

TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi D IVPada Jurusan Keselamatan dan Keselamatan Kerja ( K 3 )

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes), Binawan, Jakarta

Oleh

Nama :NPM :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN, BINAWANJAKARTA 2008

Page 35: Pedoman Teknis Penyusunan Skripsi

Format Pengetikan contoh 2

BAB I

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

1.2.2. Tujuan Khusus

2. PERMASALAHAN

2.1.

2.2

2.3.

2.3.1. 2.3.2.

1

43

3

3

3