Cara Pemberian Infus

12
Pemberian cairan melalui infus Persiapan alat/bahan 1. Standart infuse 2. Infuse set 3. Cairan sesuai kebutuhan pasien 4. Jaram infuse dengan ukuran yang sesuai 5. Pengalas 6. Torniket / karet pembendung 7. Kapas alcohol 8. Plester 9. Gunting 10. Kasa steril 11. Betadin 12. Sarungtangan Prosedur pelaksanaan 1) Cuci tangan 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3) Hubungkan cairan dan infuse set dengan menusurkan ke dalam botol infuse(cairan) 4) Isi cairan kedalam infuse set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan udara selang keluar 5) Letakkan pengalas di bawah vena yang akan dilakukan infuse 6) Letakkan pembendung dengan torniket atau karet pembendung 7) Gunakan sarung tangan steril 8) Definisikan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 9) Lakukan penusukan dengan vena dengan poisi jarum mengarah ke atas 10) Cek keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah maka tarik keluar bagian dalam jarum sambil meneruskan tusukan ke vena 11) Setelah jarum infuse bagian dalam di keluarkan ,tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar , dan hubungkan bagianinfus dengan selang infuse

Transcript of Cara Pemberian Infus

Page 1: Cara Pemberian Infus

Pemberian cairan melalui infus

Persiapan alat/bahan

1. Standart infuse2. Infuse set3. Cairan sesuai kebutuhan pasien4. Jaram infuse dengan ukuran yang sesuai5. Pengalas6. Torniket / karet pembendung7. Kapas alcohol8. Plester9. Gunting 10. Kasa steril11. Betadin12. Sarungtangan

Prosedur pelaksanaan

1) Cuci tangan2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan3) Hubungkan cairan dan infuse set dengan menusurkan ke dalam botol infuse(cairan)4) Isi cairan kedalam infuse set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan

tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan udara selang keluar5) Letakkan pengalas di bawah vena yang akan dilakukan infuse6) Letakkan pembendung dengan torniket atau karet pembendung7) Gunakan sarung tangan steril8) Definisikan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol9) Lakukan penusukan dengan vena dengan poisi jarum mengarah ke atas10) Cek keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran

darah maka tarik keluar bagian dalam jarum sambil meneruskan tusukan ke vena11) Setelah jarum infuse bagian dalam di keluarkan ,tahan bagian atas vena dengan

menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar , dan hubungkan bagianinfus dengan selang infuse

12) Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang di berikan13) Lakukan fiksasi dengan kasa steril14) Tulislah tanggal,jam pelaksanan infuspada plester,catat ukuran,tipe jarum,jenis

cairan,letak infuse dan kecepatan aliran15) Lepaskan sarungtangan16) Cuci tangan

Page 2: Cara Pemberian Infus

PROSEDUR TERAPI INTRAVENA (IV)Pengertian

Terapi intravena memberikan cairan tambahan yang mengandung komponen tertentu yang

diperlukan tubuh secara terus menerus selama periode tertentu

Tujuan

Adapun tujuan prosedur ini adalah untuk :

1. Mempert ahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin, protein, kalori dan nitrogen

pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang adekuat melalui mulut.

2. Memulihkan keseimbangan asam-basa.

3. Memulihkan volume darah.

4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan.

Jenis-jenis Cairan Intravena

1. Cairan bisa bersifat isotonis (contohnya ; NaCl 0,9 %, Dekstrosa 5 % dalam air, Ringer laktat /

RL, dll)

2. Cairan bisa bersifat hipotonis (contohnya ; NaCl 5 %)

3. Cairan bisa bersifat hipertonis (contohnya ; Dekstrosa 10 % dalam NaCl, Dektrosa 10 %

dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)

A. PERALATAN

Page 3: Cara Pemberian Infus

- Alas plastik dan handuk kecil

- Manset tangan; bisa juga digunakan manset sfigmomanometer

- Kapas alkohol

- Betadine (1-2 % dalam air, 70 % alkohol)

- Kain kasa steril

- Plester dan stiker kosong untuk menulis tanggal pemasangan infus

- Set infus

- Jarum infus (abbocath, wing needle/butterfly)

- Cairan infus

- Sarung tangan steril (jika memasang infus pada klien yang mengalami penyakit menular,

seperti ; hepatitis B, HIV-B, AIDS, dll)

B. PROSEDUR

1. Mencuci tangan

2. Menjelaskan prosedur dan tujuannya (pada klien dan keluarga)

3. Memberikan posisi semi fowler atau terlentang

4. Menggulung lengan baju klien

5. Meletakkan manset 5 cm di atas siku

6. Menghubungkan cairan infus dengan set infus dan gantungkan (periksa label infus sesuai

dengan program terapi cairan yang akan diberikan)

Page 4: Cara Pemberian Infus

7. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap ke atas sehingga udara didalamnya keluar

8. Mengencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan sampai

pemasangan pada tangan disiapkan

9. Mengencangkan manset atau jika menggunakan sfigmomanometer, tekanan ditempatkan

dibawah tekanan sistolik

10. Menganjurkan klien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali, palpasi dan pastikan

vena yang akan ditusuk. (kriteria vena / pembuluh darahnya lihat tabel. 1)

11. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan

menggunakan kasa betadine dan arahnya melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.

12. Menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm diatas tusukan.

13. Memegang jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk perlahan

dan pasti.

14. Merendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan tusukan jarum ke dalam vena sampai

terlihat darah mengalir keluar dari pembuluh darah.

15. Melepaskan tekanan manset

16. Sambungkan slang infus dengan kateter infus (abbocath, wing needle/butterfly) dan buka

klem infus sampai cairan mengalir lancar.

17. Mengolesi dengan salep betadine di atas penusukan

18. Memfiksasi posisi jarum dengan plester, letakkan kasa steril diatasnya. Atur kasa steril pada

lokasi jarum supaya berjendela agar mudah dievaluasi terhadap tanda-tanda inflamasi. Bila ada

gunakan plester steril yang transparan.

19. Mengatur tetesan infus sesuai ketentuan; pasang stiker yang sudah diberi tanggal pada lokasi

yang mudah terlihat.

Page 5: Cara Pemberian Infus

Hal-hal yang perlu diperhatikan ( kewaspadaan)

a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru

b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi

c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain

d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan

e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir

f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus perlahan, periksa

ujung kateter terhadap adanya embolus

g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan memakai

kapas alkohol atau bensin (jika perlu)

20. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan dan tetesan, jumlah cairan yang masuk,

waktu pemeriksaan kateter (terhadap adanya embolus), serta reaksi klien (terhadap cairan yang

telah masuk

q Tempat/ lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan infus

Vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subcutan dan merupakan akses paling

mudah untuk terapi intravena. Vena-vena tersebut diantaranya adalah :

1. Metakarpal

2. Sefalika

3. Basilika

4. Sefalika mediana

5. Basilika mediana

Page 6: Cara Pemberian Infus

6. Antebrakial mediana

Pemilihan Vena

1. Vena tangan paling sering digunakn untuk terapi IV rutin

2. Vena lengan depan : periksa dengan teliti kedua lengan sebelum keputusan dibuat, sering

digunakan untuk terapi rutin

3. Vena lengan atas : juga digunakan untuk terapi IV

4. Vena ekstremitas bawah : digunakan hanya menurut kebijakan institusi dan keinginan dokter

5. Vena kepala : digunakan sesuai dengan kebijakan institusi dan keinginan dokter ; sering

dipilih pada bayi

6. Insisi : dilakukan oleh dokter untuk terapi panjang

7. Vena subklavia : dilakukan oleh dokter untuk terapi jangka panjang atau infus cairan yang

mengiritasi (hipertonik)

8. Jalur vena sentral: digunakan untuk tujuan infus atau mengukur tekanan vena sentral

q Contoh Vena sentral adalah : v. subkalvia, v. jugularis interna/eksterna, v. sefalika atau

v.basilika mediana, v. femoralis, dll.

9. Vena jugularis : biasanya dipasang untuk mengukur tekanan vena sentral atau memberikan

nutrisi parenteral total (NPT) jika melalui vena kava superior.

10. Vena femoralis : biasanya hanya diguakan pada keadaan darurat tetapi dapat digunakan

untuk penempatan kateter sentral untuk pemberian NTP.

11. Pirau arteriovena (Scribner) : implantasi selang palastik antara arteri dan vena untuk dialisis

ginjal

Page 7: Cara Pemberian Infus

12. Tandur (bovine) : anastomoisis arteri karotid yang berubah sifat dari cow ke sistem vena ;

biasanya dilakukan pada lengan atas untuk dialisis ginjal

13. Fistula : anastomoisis bedah dari arteri ke vena baik end atau side to side untuk dialisis ginjal

14. Jalur umbilikal : rute akses yang biasa pada UPI neonatus

Tabel. 1. Pertimbangan dasar dalam pemilihan sisi (vena)

1. Vena Perifer

· Cocok untuk kebanyakan obat dan cairan isotonik

· Cocok untuk terapi jangka pendek

· Biasanya mudah untuk diamankan

· Tidak cocok untuk obat-obatan yang mengiritasi

· Tidak cocok untuk terapi jangka panjang

· Sukar untuk diamankan pada pasien yang agitasi

2. Vena Sentral

· Cocok untuk obat-obatan yang mengiritasi atau cairan hipertonik

· Cocok untuk terapi jangka panjang

· Obat-obatan harus diencerkan

· Resiko komplikasi yang berhubungan dengan pemasangan kateter vena sentral, seperti infeksi,

hemothoraks, pneumothoraks.

· Tidak disukai karena bisa terganggu oleh pasien (namun masih mungkin)

Page 8: Cara Pemberian Infus

q Faktor yang mempengaruhi pemilihan sisi (vena)

1. Umur pasien : misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi adalah sangat penting dan

mempengaruhi berapa lama IV berakhir.

2. Prosedur yang diantisipasi : misalnya jika pasien harus menerima jenis terapi tertentu atau

mengalami beberapa prosedur seperti pembedahan, pilih sisi yang tidak terpengaruh oleh apapun

3. Aktivitas pasien : misalnya gelisah, bergerak, takbergerak, perubahan tingkat kesadaran

4. Jenis IV : jenis larutan dan obat-obatan yang akan diberikan sering memaksa tempat-tempat

yang optimum (mis, hiperalimentasi adalah sangat mengiritasi vena-vena perifer)

5. Durasi terapi IV : terapi jangka panjang memerlukan pengukuran untuk memelihara vena;

pilih vena yang akurat dan baik, rotasi sisi dengan hati-hati, rotasi sisi pungsi dari distal ke

proksimal (mis, mulai di tangan dan pindah ke lengan)

6. Ketersediaan vena perifer bila sangat sedikit vena yang ada ,pemilian sisi dan rotasi yang

berhati – hati menjadi sangat penting ; jika sedikit vena pengganti ( mis ,pemasangan kateter

broviac atau hickman atau pemasangan jalur PICC )

7. Terapi Ivsebelumnya :flebitis sebelumnya membuat vena menjadi tidak baik untuk di gunakan

; kometerapi sering membuat vena menjadi buruk (mis,mudah pecah atau sklerosis )

8. Pembedahan sebelumnya : jangan gunakan ekstremitas yang terkena pada pasien dengan

kelenjar limfe yang telah di angkat (mis, pasien mastektomi ) tanpa izin dari dokter .

9. Sakit sebelumnya :jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien dengan stroke .

10. Kesukaan pasien : jika mungkin ,pertimbangkan kesukaan alami pasien untuk sebelah kiri

atau kanan dan juga sisi .

Perhitungan Tetesan Infus

1. Tetesan Makro : 1cc = 15 tetes

Page 9: Cara Pemberian Infus

· Rumus :

Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)

Lamanya infus (jam) x 4

2. Tetesan Mikro : 1cc = 60 tetes

· Rumus :

Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukkan (cc)

Lamanya infus (jam)

Tabel. 2. Kriteria pemilihan pembuluh darah (vena)

v Gunakan cabang vena distal (vena bagian proksimal yang berukuran lebih besar kan

bermanfaat untuk keadaan darurat)

v Pilihan vena :

- vena metakarpal (memudahkan pergerakan tangan)

- vena basilika / sefalika

- vena fosa antekubital, medianna basilika atau sefalika untuk pemasangan infus yang singkat

saja

v Pada klien dewasa, vena yang terdapat pada ekstremitas bagian bawah hanya digunakan

sebagai pilihan terakhir.