Cara Membaca Peta

10
Cara Membaca Peta CARA MEMBACA PETA 1. sifat-sifat garis kontur 1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah. 2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan 3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis kontur tersebut berubah- ubah. 4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam mempunyai garis kontur yang rapat. 5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang. 6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi puncak. 7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak. 8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup. 9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua garis yang berurutan. 2. Ketinggian Tempat

description

cara membaca peta

Transcript of Cara Membaca Peta

Page 1: Cara Membaca Peta

Cara Membaca Peta

CARA MEMBACA PETA

1. sifat-sifat garis kontur

1. Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang

lebih tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.

2. Garis kontur tidak akan pernah berpotongan

3. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis

kontur tersebut berubah-ubah.

4. Daerah datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam

mempunyai garis kontur yang rapat.

5. Garis kontur tidak akan pernah bercabang.

6. Punggung gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang

berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi  puncak.

7. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V”

yang ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.

8. Garis kontur berbentuk kurva tertutup.

9. Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua

garis yang berurutan.

2. Ketinggian Tempat

Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan cara melihat interval

kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin diketahui. Memang ada

perkiraan umum yaitu : interval kontur = 1/200 skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak

selalu benar. Beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala

1 : 50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 25.000

dengan kontur interval yang tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya, sering kali

suatu diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur peta tersebut haruslah tetap

dituliskan. Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal (1 : 50.000) membuat garis kontur

tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan

seterusnya) atau setiap selang sepuluh kontur.Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map

Service) yang berskala 1 : 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m.

Misalnya : 100,200,300 m dan seterusnya. Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi

Page 2: Cara Membaca Peta

Bandung tidak seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk menentukan garis kontur

tebal. Bila ketinggian garis kontur tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian

suatu tempat haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Cari dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui (tercantum).

b. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa kontur yang terdapat

diantara keduanya (jangan menghitung garis kontur yang sama harganya bila kedua titik

terpisah oleh lembah).

c. Dengan mengetahui selisih ketinggian  dua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah

kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan

bilangan bulat).

d. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur terdekat itu berada

diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila kontur berada

dibawah maka harganya lebih kecil. Hitung harga kontur terdekat itu yang harus

merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari point (c).

Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin harga yang didapat untuk setiap

kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda (kontur 1000, 1.250,

1,500 dan seterusnya) agar mudah mengingatnya.

3. Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui tingginya suatu tempat dengan

pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut juga titik triangulasi.

Titik triangulasi adalah suatu titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang

menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan

oleh jawatan-jawatan atau topografi untuk  menentukan suatu ketinggian tempat dalam

pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi :

a.  Primer          : P. 14

3120

b.  Sekunder     : S. 75

1750

c.  Tertier         : T. 16

975

d. Quartier      : Q. 20

350

Page 3: Cara Membaca Peta

e.  Antara        : TP. 23

670

Dibilang diatas tanda strip menyatakan nomor registrasi dari kadaster, dan bilangan di

bawah strip adalah tinggi mutlak dari permukaan laut.

4.    Mengenal Tanda Medan

Disamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi, kita bisa

menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan, dan mudah

dikenali di peta, yang akan kita sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda medan

yang dapat kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus

anda cari di lokasi. Beberapa tanda medan yang dapat diperhatikan:

1. Puncak gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua puncak,  dan

bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.

2. Lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing

sungai.

3. Belokan-belokan jalan, jembatan (perpotongan antara sungai dengan jalan), ujung

desa, persimpanga-persimpangan jalan.

4. Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas,

begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau

kecil, delta, dsb.

5. Pada daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan tonjolan permukaan

bumi atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakanlah

belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil.

6. Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing. delta. dsb,

dapat dijadikan sebagai tanda.

Pengertian tanda medan ini mutlak perlu dikuasai, sebab akan berguna sekali, dan akan

digunakan pada uraian selanjutnya mengenai penggunaan “teknik peta dan kompas”.

CARA MEMPEROLEH PETA TOPOGRAFI

Sampai saat ini ada dua instansi yang dapat mengeluarkan peta topografi untuk masyarakat

umum, yaitu:

1. Directorat Geologi, Jl. Diponogoro No. 57 Bandung.

Seri peta yang dikeluarkan:

1.1     Peta buatan Dinas Topografi Belanda, hasil pemetaan sekitar tahun 1920-an

Page 4: Cara Membaca Peta

1.2     Peta Topografi buatan US Army Map Service, hasil pemetaan tahun 1960-an

2. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa

Barat. Bakosurtanal menerbitkan peta Topografi seri tersendiri yang dibuat tahun 1970-an

dan merupakan berwarna.

Teknik Membaca Peta Kontur

Pengertian Kontur

Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang

mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum

tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan

interval vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2

(dua) garis ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya

interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval

kontur selalu dinyatakan secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala

grafis.

Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu

(biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima

(tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan

garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu

pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka

(ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan

diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah

atas (lebih tinggi).

Pada daerah datar yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta

dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada

gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta

berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar.

Page 5: Cara Membaca Peta

Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000

Bentuk Kontur

Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang

sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang

terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai.

Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka

kemiringannya teratur.

Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:

1.  Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada,

tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika

kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal,

karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada

pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan

simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol

tersebut.

2.  Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng

disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika

sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan

memberikan pandangan yang panjang.

3.  Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat

maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi

(bergelombang).

4.  Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang patah-

patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan permukaan

yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada umumnya

penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi yang

dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).

Page 6: Cara Membaca Peta

Berbagai kenampakan kontur

Bagan 1

 Profil permukaan lahan dari potongan garis A-B

Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit

dan lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun

ada bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau

perkebunan). Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan

membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.

Membuat Potongan Profil

Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada

peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik

tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis.

Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah

adalah 80 meter.

Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai

pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur

memotong garis. Berilah label angka tinggi.

Page 7: Cara Membaca Peta

Pemotongan Garis Kontur

Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar

dengan pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala

yang sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang

dipotong oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda

pada setiap garis vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai

dengan tingginya pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu

garis kurva yang halus, memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan

antara kontur-kontur di lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas

milimeter atau grid akan memudahkan penggambaran.

Potongan yang menunjukkan intervisibilitas

Menentukan Gradien Jalan Pada Peta

Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu gradien.

Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2 unit

vertikal untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut

sama pada kedua arah, maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya

(meter atau pun kaki). Gradien tersebut biasanya ditulis sebagai 2/16.

Kemiringan lereng atau slope

Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk mengkonversinya

adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu: 

2/16 x 100% = 1,25%

Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak

horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam

unit yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval

Page 8: Cara Membaca Peta

kontur 10 meter dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang

berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien rata-ratanya antara dua

kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%.

Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di

mana dua kontur yang berturutan saling berdekatan, kemudian ukurlah seperti

prosedur di atas.

Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap

beberapa interval kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada

kemiringan lereng yang konstan pada arah yang sama.

Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu

jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak

antara kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah

pada sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval kontur

dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik mana pun lebih pendek

dari jarak yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya lebih terjal

dari 1/6.

Sumber : http://www.senyawa.com