CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul...

15
0 BOTANI TUMBUHAN TINGGI CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN SEHINGGA KEANEKARAGAMAN HAYATI TETAP LESTARI (KAITAN DENGAN TUMPEK WARIGA) Dosen Pengampu : Drs. I MADE SUDIANA,M.Si Disusun Oleh : GUSTI AYU ALIT MIRAH PURNAMI NIM. 14320001 SEMESTER III JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI TABANAN 2015

Transcript of CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul...

Page 1: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

0

BOTANI TUMBUHAN TINGGI CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN

TUMBUHAN SEHINGGA KEANEKARAGAMAN HAYATI TETAP LESTARI

(KAITAN DENGAN TUMPEK WARIGA)

Dosen Pengampu :

Drs. I MADE SUDIANA,M.Si

Disusun Oleh :

GUSTI AYU ALIT MIRAH PURNAMI

NIM. 14320001

SEMESTER III

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SARASWATI

TABANAN 2015

Page 2: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang

Widhi Wasa, karena berkat dan rahmatNya penulis bisa bekerja dan berhasil

menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan

Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan Hayati Tetap Lestari serta Kaitan Dengan

Tumpek Wariga” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan tugas ini sebagai syarat tugas serta mengulas materi yang

berhubungan dengan mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.

Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari pihak lain dalam penyelesaian

tugas ini. Untuk itu, penulis mengucakan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sudiana,M.Si selaku dosen mata kuliah Botani Tumbuhan

Tinggi dan memberikan tugas didalam pembuatan tugas ini.

2. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis buat masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang konstuktif dari pembaca sangat

penulis harapkan demi perbaikan dan pembuatan tugas selanjutnya.

Semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Sebagai akhir kata penulis ucapkan

terimakasih.

Tabanan, 17 September 2015

Ttd,

Penulis

Page 3: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………....1

DAFTAR ISI ……………………………………………….………………….........2

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….......3

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………3

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..............4

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………...................4

1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………5

2.1 Pengertian Dari Tumpek Pengatag atau Tumpek Wariga …………………...5

2.2 Makna Dari Acara Tumpek Wariga ………………………………................7

2.3 Hubungan Antara Tumpek Wariga dengan Pelestarian Alam ....................10

BAB III PENUTUP ………………………………………………………….........13

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………13

3.2 Kritik dan Saran ……………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...14

Page 4: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

1.1 LATAR BELAKANG

Tumpek pengatag atau wariga merupakan salah satu hari raya umat Hindu di Bali yang

diperingati 25 hari sebelum hari raya Galungan yang bertepatan pada hari

kliwon wuku wariga dalam kalender caka (kalender di bali). Tumpek wariga

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh

tumbuhan yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan

makanan dan banyak fungsi dari tumbuh

manusia. Karena itu, Tumpek pengatag ini mesti dijadikan tonggak untuk memelihara

kelestarian lingkungan, khususnya tumbuh

hutan mulai gundul, bahkah kini telah ditebang untuk pemuk

mengganggu ekosistem yang ada.

Tumpek pengatag ini memiliki makna yang sangat mulia. Dimana kita sebagai manusia

harus saling menjaga hubungan baik dengan Tuhan, menjaga hubungan baik dengan

sesama manusia, dan hubungan baik den

dengan ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab keseimbangan alam semesta). Dengan

3

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Tumpek pengatag atau wariga merupakan salah satu hari raya umat Hindu di Bali yang

diperingati 25 hari sebelum hari raya Galungan yang bertepatan pada hari

dalam kalender caka (kalender di bali). Tumpek wariga

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh

tumbuhan yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan

makanan dan banyak fungsi dari tumbuh-tumbuhan yang membantu kehidupan

manusia. Karena itu, Tumpek pengatag ini mesti dijadikan tonggak untuk memelihara

kelestarian lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan. Apalagi, di Bali saat ini hutan

hutan mulai gundul, bahkah kini telah ditebang untuk pemukiman. Ini tentu akan sangat

mengganggu ekosistem yang ada.

Tumpek pengatag ini memiliki makna yang sangat mulia. Dimana kita sebagai manusia

harus saling menjaga hubungan baik dengan Tuhan, menjaga hubungan baik dengan

sesama manusia, dan hubungan baik dengan lingkungan (tumbuh - tumbuhan) sesuai

dengan ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab keseimbangan alam semesta). Dengan

Tumpek pengatag atau wariga merupakan salah satu hari raya umat Hindu di Bali yang

diperingati 25 hari sebelum hari raya Galungan yang bertepatan pada hari saniscara

dalam kalender caka (kalender di bali). Tumpek wariga

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh -

tumbuhan yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan

mbuhan yang membantu kehidupan

manusia. Karena itu, Tumpek pengatag ini mesti dijadikan tonggak untuk memelihara

tumbuhan. Apalagi, di Bali saat ini hutan -

iman. Ini tentu akan sangat

Tumpek pengatag ini memiliki makna yang sangat mulia. Dimana kita sebagai manusia

harus saling menjaga hubungan baik dengan Tuhan, menjaga hubungan baik dengan

tumbuhan) sesuai

dengan ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab keseimbangan alam semesta). Dengan

Page 5: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

4

dilaksanakannya tumpek wariga ini, manusia setidaknya bisa ingat atas jasa - jasa

tumbuhan kepada manusia, sehingga manusia dapat menjaga lingkungan, dan

sebaliknya lingkungan juga dapat menjaga kita sesuai dengan hukum aksi reaksi.

Warisan budaya untuk melestarikan lingkungan seperti contoh setiap ada kayu besar di

Bali kebanyakan diisi saput poleng yang disakralkan oleh umat Hindu untuk dijadikan

tempat pemujaan yang dilestarikan secara rohani dengan jalan setiap hari menghaturkan

sesajen menurut kepercayaan agama Hindu bahwa disana diyakini ada sesuatu yang bisa

membuat kita celaka kalau kita lewat seperti : jin, tonya, banaspatiraja dan sebagainya

agar manusia itu tidak diganggu dalam kehidupannya sehingga menjadi jagadhita dalam

hidupnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun pokok-pokok permasalahan yang ingin diketahui dalam makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari tumpek wariga ?

2. Apa makna dari upacara tumpek wariga ?

3. Bagaimana hubungan upacara tumpek wariga dalam pelestarian alam ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari tumpek wariga.

2. Untuk mengetahui makna dari upacara tumpek wariga.

3. Untuk mengetahui hubungan upacara tumpek wariga dalam pelestarian alam.

1.4 MANFAAT PENULISAN

1. Meningkatkan wawasan pengetahuan mahasiswa.

2. Dapat mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang Upacara tumpek

wariga dalam pelestarian alam.

Page 6: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

2.1 PENGERTIAN DARI TUMPEK PENGATAG ATAU TUMPEK WARIGA

Tumpek pengatag atau wariga merupakan salah satu hari raya umat hindu di bali yang

diperingati 25 hari sebelum hari raya galungan yang bertepatan pada hari

kliwon wuku wariga dalam kalender caka

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh

tumbuhan yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan

makanan dan banyak fungsi dari tumbuh

manusia. Karena itu, Tumpek

kelestarian lingkungan, khususnya tumbuh

hutan mulai gundul, bahkah kini telah ditebang untuk pemukiman. Ini tentu akan sangat

mengganggu ekosistem yang ada.

Pada Tumpek wariga ini manusia memberi penghargaan dan kasih sayang terhadap

tumbuh-tumbuhan agar berbuah banyak, berbunga lebat dan berumbi untuk kepentingan

yadnya persembahan kepada Tuhan pada hari raya Galungan, 25 hari setelah Tumpek

Pengatag. Sang Hyang Sangkara merup

menciptakan tumbuh-tumbuhan, yang dalam pengider

5

BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN DARI TUMPEK PENGATAG ATAU TUMPEK WARIGA

Tumpek pengatag atau wariga merupakan salah satu hari raya umat hindu di bali yang

diperingati 25 hari sebelum hari raya galungan yang bertepatan pada hari

dalam kalender caka (kalender di bali). Tumpek wariga

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh

tumbuhan yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan

makanan dan banyak fungsi dari tumbuh - tumbuhan yang membantu keh

manusia. Karena itu, Tumpek wariga ini mesti dijadikan tonggak untuk memelihara

kelestarian lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan. Apalagi, di Bali saat ini hutan

hutan mulai gundul, bahkah kini telah ditebang untuk pemukiman. Ini tentu akan sangat

mengganggu ekosistem yang ada.

ini manusia memberi penghargaan dan kasih sayang terhadap

tumbuhan agar berbuah banyak, berbunga lebat dan berumbi untuk kepentingan

yadnya persembahan kepada Tuhan pada hari raya Galungan, 25 hari setelah Tumpek

Pengatag. Sang Hyang Sangkara merupakan manifestasi Hyang Widdhi dalam

tumbuhan, yang dalam pengider - ider berwarna hijau, dengan

PENGERTIAN DARI TUMPEK PENGATAG ATAU TUMPEK WARIGA

Tumpek pengatag atau wariga merupakan salah satu hari raya umat hindu di bali yang

diperingati 25 hari sebelum hari raya galungan yang bertepatan pada hari saniscara

(kalender di bali). Tumpek wariga

merupakan hari dimana umat hindu di bali menghaturkan sesajen kepada tumbuh -

tumbuhan yang ada di bumi sebagai rasa syukur manusia atas segala kelimpahan

tumbuhan yang membantu kehidupan

ini mesti dijadikan tonggak untuk memelihara

tumbuhan. Apalagi, di Bali saat ini hutan-

hutan mulai gundul, bahkah kini telah ditebang untuk pemukiman. Ini tentu akan sangat

ini manusia memberi penghargaan dan kasih sayang terhadap

tumbuhan agar berbuah banyak, berbunga lebat dan berumbi untuk kepentingan

yadnya persembahan kepada Tuhan pada hari raya Galungan, 25 hari setelah Tumpek

akan manifestasi Hyang Widdhi dalam

ider berwarna hijau, dengan

Page 7: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

6

arah barat laut. Diantara barat dengan Mahadewa sebagai dewatanya, berwarna kuning,

dan utara dengan Wisnu sebagai dewatanya, berwarna Hitam. Dalam Ganapatti Tattwa

warna Kuning melambangkan tanah, hitam adalah air. Jadi tumbuhan bisa hidup jika

ada pertemuan antara tanah dan air. Demikian pula tanah dan air akan terjaga jika ada

tumbuhan. Karena itu, umat Hindu akan memuja Tuhan sebagai Dewa Sangkara untuk

memohon kekuatan jiwa dan raga dalam mengembangkan tumbuh - tumbuhan. Pada

zaman industri dewasa ini, sungguh tidak mudah mengembangkan upaya agar tumbuh -

tumbuhan dapat berkembang seimbang sesuai dengan hukum ekologi.

2.1.1 Pengertian Dari Upacara Tumpek Wariga

Umat Hindu setiap enam bulan sekali selalu diingatkan betapa pentingnya melestarikan

lingkungan (tumbuh - tumbuhan), melalui perayaan Tumpek Uduh atau Tumpek

Pengatag atau sering juga disebut Tumpek Bubuh dan Tumpek Wariga. Tumpek wariga

merupakan awal dari rentetan hari raya galungan dimana Tumpek Uduh atau Tumpek

Bubuh ini jatuh 25 hari sebelum hari Raya Galungan.

Pada Saat melakukan Upacara ini biasanya umat melantunkan sahe, seperti mantra

tetapi bukan mantra. Bunyinya seperti ini : “ Kaki - kaki buin selai lemeng Galungane

mangde mebuah ngeed, ngeed ngeed “. Seperti itu kira kira yang diucapkan umat saat

menghaturkan sesajen yang berisi bubur di depan tumbuhan. Prosesi upacara ini,

khususnya aplikasinya dalam kehidupan, diyakini umat Hindu memiliki nilai strategis

untuk menjaga kesadaran manusia untuk tidak merusak alam. Hubungan selaras dengan

Tuhan, harmonisasi hubungan dengan sesama dan keharmonisan manusia dengan

lingkungan telah menjadi konsep mendasar dalam menjembatani kehidupan.

Memelihara lingkungan bagi umat Hindu sudah menjadi yadnya. Oleh karena itu dalam

masyarakat Hindu kita mengenal prinsip ”tebang satu, tanam kembali.” Konsep ini

terlihat nyata ketika orang Hindu menebang pohon. Pada bekas tebangan akan

ditancapkan ranting atau dedaunan. Maknanya, bekas tebangan itu wajib ditanami

kembali dengan harapan pohon tadi takkan punah tetapi ada. Tumbuh - tumbuhan yang

dinikmati oleh umat manusia memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup. Karena itu, harus ada timbal balik yang harus diberikan terhadap tumbuh -

Page 8: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

7

tumbuhan itu. Bentuknya, bisa saja dalam wujud upacara atau ritual sebagaimana yang

dilakukan pada saat hari Tumpek Bubuh/Tumpek Wariga/Tumpek Pengatag ini

2.2 MAKNA DARI UPACARA TUMPEK WARIGA

Tumpek wariga atau sering juga disebut tumpek pengatag ini memiliki makna yang

sangat mulia. Dimana kita sebagai manusia harus saling menjaga hubungan baik dengan

Tuhan, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, dan hubungan baik dengan

lingkungan (tumbuh - tumbuhan) sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab

keseimbangan alam semesta). Dengan dilaksanakannya tumpek wariga ini, manusia

setidaknya bisa ingat atas jasa - jasa tumbuhan kepada manusia, sehingga manusia dapat

menjaga lingkungan, dan sebaliknya lingkungan juga dapat menjaga kita sesuai dengan

hukum aksi reaksi.

2.2.1 Makna Upacara Tumpek Wariga Menurut Beberapa Tokoh Agama

1. Dosen Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Drs. Wayan Budi Utama.

Secara filosofi makna dari Tumpek Wariga ini sebagai ungkapan rasa syukur atas

segala karunia Hyang Widhi Wasa berupa berbagai jenis makanan yang dihasilkan

oleh tanam - tanaman. Ritual ini juga disertai harapan agar tanam - tanaman dapat

menghasilkan dengan baik, sebab 25 harinya lagi adalah perayaan hari raya

Galungan. Buah-buahan yang dihasilkan oleh tumbuh - tumbuhan itu akan digunakan

oleh umat untuk kepentingan merayakan Galungan. Upacara ini sesungguhnya

mengingatkan kita bahwa manusia harus merawat alam dan manusia tak akan bisa

hidup dengan baik tanpa didukung oleh lingkungan yang sehat. Lingkungan hidup

yang baik adalah sumber kehidupan bagi manusia. Oleh karena itu agama Hindu

selalu mengingatkan tentang hal ini melalui perayaan Tumpek Wariga atau Tumpek

Pengatag.

2. Hal yang sama dikatakan dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar

Wayan Suadnyana, S.Ag. bahwa perayaan Tumpek Wariga ini mengingatkan umat

manusia agar selalu merawat alam dalam hal ini tumbuh - tumbuhan penghasil

sumber makanan dan sumber oksigen. Melalui perayaan Tumpek Wariga ini umat

Hindu diingatkan untuk selalu menjaga hubungan harmonis dengan palemahan

Page 9: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

8

(alam), selain menjaga hubungan harmonis dengan parahyangan dan pawongan

dalam konsep Tri Hita Karana. Namun, dalam perayaan ini umat hendaknya tidak

hanya berhenti pada tataran ritual, tetapi perlu diikuti dengan tindakan merawat alam

dengan cara melakukan penanaman pohon.

Melalui perayaan Tumpek Wariga ini sejatinya umat diingatkan betapa pentingnya

merawat alam dengan menanam tumbuh - tumbuhan. ”Tak hanya tumbuhan yang

buahnya berguna untuk sumber makanan, tetapi juga pohon - pohon untuk menjaga

keseimbangan alam menghasilkan oksigen dan menyerap polusi udara.

3. Tumpek Wariga atau Tumpek Pengatag harus dijadikan momentum untuk

menyadarkan kita akan betapa pentingnya tanam - tanaman dalam arti luas, sebagai

sumber makanan dan sumber zat asam yang sehat bagi kelangsungan hidup manusia.

Cintailah lingkungan kita demi generasi muda yang sehat dan cerdas. Tindakan nyata

yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan pertanian kita. Tiap orang wajib

menanam dan merawat tanamannya. Terpenting lagi agar tanaman bisa

menghasilkan sumber makanan yang sehat bagi tubuh manusia, kendalikanlah

penggunaan pestisida dan zat kimia lainnya. Kita perlu kembali ke pertanian organik

dalam rangka mengembalikan kesehatan tanah yang pada akhirnya berpengaruh baik

bagi kesehatan manusia.

Perayaan Tumpek Wariga salah satu komponen penting dalam mengajegkan konsep Tri

Hita Karana, yaitu :

1. Perahyangan yaitu hubungan manusia dengan tuhan

2. Pawongan yaitu hubungan manusia dengan manusia

3. Palemahan yaitu hubungan manusia dengan lingkungan

Salah satu unsur penting dalam konsep itu adalah hubungan harmonis antara manusia

dengan lingkungannya dalam kaitan ini hubungan manusia dengan tumbuh - tumbuhan.

Ajaran yang terkandung dalam Tumpek Wariga ini sangat luhur. Umat bukan hanya

mesti menghargai ciptaan Tuhan, tetapi sekaligus melestarikan tumbuh - tumbuhan

yang telah mensejahterakan kehidupannya.

Page 10: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

9

Jika lingkungan khususnya tumbuh - tumbuhan secara kuantitas dan kualitas tidak

sesuai dengan kebutuhan maka manusia akan menjadi sangat menderita. Karena itu,

sangat wajar umat memberikan dukungan sepenuhnya kepada petani. Tumbuh -

tumbuhan telah memberikan banyak manfaat bagi umat manusia. Tumbuh - tumbuhan

memberikan peran berupa oksigen, keteduhan, perlindungan dan sumber makanan bagi

manusia. Bahkan, dalam Canakya Nitisastra dan sumber - sumber lainnya disebutkan,

sesungguhnya hidup manusia dengan lingkungan saling mengisi atau saling melengkapi

yang dikenal dengan istilah simbiosis mutualisme.

Jika lingkungan mengalami disharmoni, tentu akan sangat berpengaruh terhadap

kehidupan manusia. Misalnya, jika hutan yang tersedia mengalami kegundulan akibat

adanya penebangan liar, maka uap air sebagai cikal bakal hujan tidak akan bisa

menghendap. Demikian juga bila terjadi hujan lebat, akan terjadi banjir besar karena

tidak ada pohon yang menahan air. Dikatakan, ditinjau dari nuansa religius spiritual,

tumbuh-tumbuhan adalah evolusi lebih awal dari kehidupan manusia. Hal itu diakui

oleh Darwin dan Maharsi Patanjali. Ditinjau dari kebutuhan manusia akan makanan,

tumbuh-tumbuhan telah memberi penghidupan. Karena itu, Tumpek Wariga ini mesti

dijadikan tonggak untuk memelihara kelestarian lingkungan, khususnya tumbuh -

tumbuhan. Apalagi, di Bali saat ini hutan - hutan mulai gundul, bahkah kini telah

ditebang untuk pemukiman. Ini tentu akan sangat mengganggu ekosistem yang ada.

Dalam konsepsi Hindu, saat Tumpek Pengatag dikenal juga sebagai Tumpek Wariga,

Tumpek Uduh atau Tumpek Bubuh dihaturkan persembahan kepada Ida Sang Hyang

Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Sangkara, Dewa Penguasa Tumbuh - tumbuhan

yang dikonkretkan melalui mengupacarai pepohonan. Memang, menurut tradisi susastra

Bali, yang menyebabkan tumbuh - tumbuhan hidup dan memberikan hasil kepada

manusia adalah Hyang Sangkara. Karenanya, ucapan syukur dan penghormatan kepada

Hyang Sangkara mesti dilakukan manusia dengan mengasihi segala jenis tumbuh

tumbuhan. Dengan demikian, sejatinya, perayaan hari Tumpek Pengatag memberi

isyarat dan makna mendalam agar manusia mengasihi dan menyayangi alam dan

lingkungan yang telah berjasa menopang hidup dan penghidupannya.

Page 11: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

10

Pada Tumpek Wariga, momentum kasih dan sayang kepada alam itu diarahkan kepada

tumbuh - tumbuhan. Betapa besarnya peranan tumbuh - tumbuhan dalam memberi

hidup umat manusia. Hampir seluruh kebutuhan hidup umat manusia bersumber dari

tumbuh - tumbuhan. Mulai dari pangan, sandang hingga papan.

Karena itu pula, tradisi perayaan Tumpek Wariga tidaklah keliru jika disepadankan

sebagai peringatan Hari Bumi ala Bali. Tumpek Pengatag merupakan momentum untuk

merenungi jasa dan budi Ibu Bumi kepada umat manusia. Selanjutnya, dengan

kesadaran diri menimbang - nimbang perilaku tak bersahabat dengan alam yang selama

ini dilakukan dan memulai hari baru untuk tidak lagi merusak lingkungan.

Sampai di sini, dapat disimpulkan bahwa para tetua Bali di masa lalu telah memiliki visi

futuristik untuk menjaga agar Bali tak meradang menjadi tanah gersang dan kering -

kerontang akibat alam lingkungan yang tak terjaga. Bahkan, kesadaran yang tumbuh

telah pula dalam konteks semesta raya, tak semata Bali. Visi dari segala tradisi itu

bukan semata menjaga kelestarian alam dan lingkungan Bali, tetapi juga kelestarian

alam dan lingkungan seluruh dunia. Istimewanya, segala kearifan itu muncul jauh

sebelum manusia modern saat ini berteriak - teriak soal upaya untuk menjaga

kelestarian lingkungan. Jauh sebelum dunia menetapkan Hari Bumi, tradisi - tradisi Bali

telah lebih dulu mewadahinya dengan arif.

2.3 HUBUNGAN ANTARA TUMPEK WARIGA DENGAN PELESTARIAN

ALAM

Sesungguhnya, perayaan Tumpek Wariga salah satu komponen penting dalam

mengajegkan konsep Tri Hita Karana. Salah satu unsur penting dalam konsep itu adalah

hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungannya - dalam kaitan ini hubungan

manusia dengan tumbuh - tumbuhan. Ajaran yang terkandung dalam Tumpek Bubuh ini

sangat luhur. Umat bukan hanya mesti menghargai ciptaan Tuhan, tetapi sekaligus

melestarikan tumbuh - tumbuhan yang telah mensejahterakan kehidupannya.

Upacara Tumpek Wariga itu merupakan media pembelajaran bagi masyarakat untuk

belajar saling menghormati dan saling menyayangi. Baik sesama manusia maupun

terhadap lingkungan. Kenapa dalam hal ini yang dipakai obyek penghormatannya

Page 12: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

11

adalah tumbuh - tumbuhan. Karena tumbuh - tumbuhan telah banyak berjasa terhadap

manusia dengan tulus ikhlas memberikan kesempatan kepada manusia untuk memetik

daunnya, buahnya bahkan sampai batangnyapun ditebang dia rela. Tumbuh - tumbuhan

memiliki rasa kasihan dan rasa peduli kepada yang lainnya walaupun dia tidak

sekelompok speciesnya namun dia mampu memberi makan dan menyediakan

kebutuhan binatang dan manusia untuk keperluan sehari - harinya seperti sayur, buah,

kayu, rasa aman tempat berteduh dan sebagainya.

Tetapi walaupun demikian tumbuh - tumbuhan tidak pernah memiliki rasa benci,

memfitnah, irihati kepada binatang dan manusia, jika binatang dan manusia ingat

memelihara dan melestarikan dirinya. Tetapi jika manusia hanya meminta dan

menyakiti tumbuh - tumbuhan dan tidak pernah menanam, memelihara, melestarikan

serta tidak pernah peduli padanya maka tumbuh - tumbuhan pun bisa mencelakakan

manusia sehingga terjadi bencana seperti : banjir, tanah longsor, gempa, angin ribut

yang mana semuanya akan membuat manusia dan hewan menjadi celaka dan sengsara.

Warisan budaya untuk melestarikan lingkungan seperti contoh setiap ada kayu besar di

Bali kebanyakan diisi saput poleng yang disakralkan oleh umat Hindu untuk dijadikan

tempat pemujaan yang dilestarikan secara rohani dengan jalan setiap hari menghaturkan

sesajen menurut kepercayaan agama Hindu bahwa disana diyakini ada sesuatu yang bisa

membuat kita celaka kalau kita lewat seperti : jin, tonya, banaspatiraja dan sebagainya

agar manusia itu tidak diganggu dalam kehidupannya sehingga menjadi jagadhita dalam

hidupnya. Tetapi jika kita pandang dari segi ilmu bahwa pohon - pohon yang besar

dapat berfungsi menghatur terjadinya sirkulasi air dimana air laut dipanaskan oleh

matahari akan menguap, kemudian dari uap akan berubah menjadi embun, embun

didaerah lembab akan menjadi hujan, air hujan ditahan oleh akar - akar pohon kemudian

dialirkan perlahan - lahan melalui sungai menuju sumbernya (muaranya) lagi yaitu laut.

Maka melalui hari raya Tumpek Wariga atau Tumpek Pengatag ini manusia pada

umumnya dan umat Hindu pada khususnya mulai belajar untuk bisa menanam,

memelihara tumbuh - tumbuhan melalui reboisasi atau penghijauan kembali. Kita

sebagai manusia yang disebut insan Tuhan yang paling sempurna yang memiliki

pikiran, janganlah kita selalu saling memfitnah, menghina dan saling menyalahkan

Page 13: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

12

orang lain, dan kita sendiri harus sadar bahwa yang lewat itu adalah dipakai guru yang

paling berharga untuk belajar menuju yang lebih baik dan sejahtera. Tumpek Wariga

dipakai objek adalah tumbuh - tumbuhan adalah pedoman bagi manusia pada umumnya

dan umat Hindu pada khususnya agar tumbuh dalam pikirannya untuk melestarikan

lingkungannya dengan jalan saling menghormati, saling menyayangi, saling

memelihara, dan saling membantu serta saling menolong diantara semua insan ciptaan

Tuhan.

Page 14: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

3.1 KESIMPULAN

ari uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa Upacara

merupakan suatu

bermanfaat bagi kelestarian lingkungan

khususnya dalam pelestarian tumbuh

Karena memiliki makna yang sangat mulia.

Dimana kita sebagai manusia harus saling

menjaga hubungan baik dengan Tuhan, menjaga

hubungan baik dengan sesama man

hubungan baik dengan lingkungan (tumbuh

tumbuhan) sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana

(tiga penyebab keseimbangan alam semesta).

Dengan dilaksanakannya tumpek wariga ini, manusia setidaknya bisa ingat atas jasa

jasa tumbuhan kepada manusia,

sebaliknya lingkungan juga dapat menjaga kita sesuai dengan hukum aksi reaksi.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Semoga informasi yang penulis sampaikan dapat berguna bagi para pembaca

khususnya. Penulis mengharapkan kiritik

tugas selanjutnya.

D

13

BAB III

PENUTUP

ari uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa Upacara Tumpek Wariga

merupakan suatu upacara yang

bermanfaat bagi kelestarian lingkungan

khususnya dalam pelestarian tumbuh - tumbuhan.

Karena memiliki makna yang sangat mulia.

Dimana kita sebagai manusia harus saling

menjaga hubungan baik dengan Tuhan, menjaga

hubungan baik dengan sesama manusia, dan

hubungan baik dengan lingkungan (tumbuh -

tumbuhan) sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana

(tiga penyebab keseimbangan alam semesta).

Dengan dilaksanakannya tumpek wariga ini, manusia setidaknya bisa ingat atas jasa

jasa tumbuhan kepada manusia, sehingga manusia dapat menjaga lingkungan, dan

sebaliknya lingkungan juga dapat menjaga kita sesuai dengan hukum aksi reaksi.

KRITIK DAN SARAN

Semoga informasi yang penulis sampaikan dapat berguna bagi para pembaca

khususnya. Penulis mengharapkan kiritik dan saran yang membangun untuk pembuatan

Dengan dilaksanakannya tumpek wariga ini, manusia setidaknya bisa ingat atas jasa -

sehingga manusia dapat menjaga lingkungan, dan

sebaliknya lingkungan juga dapat menjaga kita sesuai dengan hukum aksi reaksi.

Semoga informasi yang penulis sampaikan dapat berguna bagi para pembaca

dan saran yang membangun untuk pembuatan

Page 15: CARA MASYARAKAT TRADISIONAL BALI MEMANFAATKAN TUMBUHAN … · menyelesaikan tugas yang berjudul “Cara Masyarakat Tradisional Bali Memanfaatkan Tumbuhan Sehingga Keanekaragamaan

14

DAFTAR PUSTAKA

Juwiantari, Diantari, Putri, dkk. 2015. Makna Upacara Tumpek Wariga dalam

Pelestarian Lingkungan. Dharma Sisya.

Hita Permani, Ni Made dkk. 2015. Tunpek Pengatag Sebagai Pelestarian Lingkungan.

Hindu Dharma. Denpasar