Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

50
Firdaus Pramudita 4151111419

Transcript of Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Page 1: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Firdaus Pramudita4151111419

Page 2: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

PendahuluanKeluarga Berencana (KB) adalah suatu

program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar

Page 3: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Pendahuluan(lanjutan)Banyak wanita harus menentukan pilihan

kontrasepsi yang sulit Faktor budaya, agama

Page 4: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Tujuan KBTujuan utama program KB nasional adalah

untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.

Page 5: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Tujuan KB(lanjutan)Menurut WHO KB adalah suatu usaha

individu untuk :1.mendapatkan objektif tertentu, 2.mengindari kehamilan yang tidak diinginkan,3.mendapatkan kehamilan yang diinginkan,4.mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran

anak5.mengatur kehamilan sesuai usia ibu

Page 6: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Kontrasepsi

Kontra : mencegah atau melawan Konsepsi : pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi : menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Page 7: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Cara kontrasepsi

kontrasepsi Hormonalkontrasepsi nonHormonal

Page 8: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Cara-Cara Kontrasepsi

Page 9: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

KB hormonalPil (kombinasi,progestin/minipil,after mini

pills)Suntik (kombinasi,progestin/minipil)Implan

Page 10: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Pil Kombinasi dan suntikan Kombinasi

Tiap pil dan suntikan kombinasi mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progesteron

Cara kerja ;1. Estrogen• Menekan ovulasi• Mencegah implantasi2. Progesteron• Pengentalan lendir serviks• Gangguan motilitas tuba

Page 11: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Minipil dan Suntikan ProgestinPil tunggal : mengandung dosis kecil bahan

progestin sintetis Cara kerja:1.Mencegah ovulasi2.Atrofi Endometrium3.Pengentalan lendir serviks4.Gangguan motilitas tuba5.Menekan sekresi GnRH dan sintesis steroid

seks di ovarium tidak begitu kuat

Page 12: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Cara pengunaan pil kombinasi dan minipil

Pil diminium setiap hari mengikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya

Sistem 28 dan sistem 22/21

Page 13: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi pil dan PengelolaannyaKomplikasi Pengelolaan

Amenorea PD /tes kehamilan. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50µg, atau dosis

estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi(kombinasi). Jika hamil

intrauterine hentikan pil

Mual,pusing, atau pusing

(kombinasi)

Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Bila tidak hamil sarankan

minum pil saat makan malam atau sebelum tidur.

Perdarah pervaginam /spotting • Tes Kehamilan/pemeriksan Ginekologik.

• Biasa terjadi pada 3 bulan pertama,

• Bila perdarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen

lebih tinggi (50µg), sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal.

Bila perdarahan/ spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50µg.

(kombinasi)

• Ganti dengan metode kontrasepsi lain

Page 14: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

After Mini Pills Dipakai dalam waktu 72 jam setelah coitus.

After Morning pills berisi etinil estradiol 30-50 µg + d-norgestrel 0,5µg.

Cara penggunaan after morning pills yaitu dengan meminum 2 tablet dalam jangka waktu 72 jam (lebih baik 12-24 jam) post coitus lalu 2 tablet 12 jam kemudian

Page 15: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Cara Penggunaan Suntik kombinasi dan Progestin

Suntik kombinasi : 1x/bln, IM, Suntik Progestin: 1.DMPA: 1x/ 3 bulan, IM2.Noristerat: 3 injeksi berikutnya diberikan

setiap 8 minggu,injeksi ke 5 setiap 12 minggu

Page 16: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi suntik dan pengelolaannyaKomplikasi Pengelolaan

Amenorea Jika hamil ratau kehamilan ektopik rujuk.. Tunggu 3-6 bulan

kemudian, bila tidak terjadi perdarahan,rujuk.

Perdarahan/

perdarahan

bercak (spotting)

perdarahan ringan sering dijumpai, jika pasien tidak dapat

menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan,

maka disarankan 2 pilihan pengobatan :

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35µg etinilestradiol),

ibuprofen (sanpai 800mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis

lain. Jelaskan setelah pemberian pil kontrasepsi akan terjadi

perdarahan. Bila terjadi perdarahn banyak selama pemberian

suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi

kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil

kontrasepsi hormonal, atau diberi 50µg etinilestradiol atau 1,25 mg

estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

Meningkatnya/

menurunnya

berat badan

Perhatikan diet pasien jika kenaikan BB mencolok. Jika BB

berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi

lain.(kombinasi)

Page 17: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

ImplantKapsul implant dipasang tepat dibawah kulit

di atas lipat siku, di daerah medial lengan atas. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan pasien yang jarang digunakan.

Jenis-jenis implan1.Norplant,Levonorgestrel,6 batang,5 thn2.Impanon, 3-keto-desogestrel,1 batang 3 thn3.Jadena dan Indoplant,Levonorgestrel,2

batang,3 thn

Page 18: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi Implant dan Pengelolaannya

Komplikasi Pengelolaan

Amenore Jika hamil atau KET rujuk

Perdarahan

bercak

(spotting

ringan)

perdarahan ringan sering dijumpai terutama pada tahun pertama, jika pasien tidak

dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan implant, maka

disarankan 2 pilihan pengobatan :

1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35µg etinilestradiol), ibuprofen (sanpai

800mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan setelah pemberian

pil kontrasepsi akan terjadi perdarahan. Bila terjadi perdaraahn banyak ditangani

dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari

dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50µg

etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.

Page 19: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi Implan dan Pengelolaannya(lanjutan)

Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih

ditempat, dan periksa apakah ada tanda-tanda infeksi di daerah insersi.

Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada di tempatnya, pasang

kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi

cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan lain,

atau anjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain

Infeksi

pada

daerah

insersi

Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau

antiseptic. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Impan jangan

dilepas dan pasien diminta kembali 1 minggu. Apabila tidak membaik,

cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan lain. Apabila

ditemukan abses, berikan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut

implant, lakukan perawatan luka,. dan berikan antibiotik oral selama 7

hari

Berat

badan naik

atau urun

Kenaikan berat badan 1-2 kg adalah normal. Jika kenaikan berat badan

sebanyak 2 kg atau lebih kaji ulang diet pasien. Cari metode lain jika

tidak bisa menerima.

Page 20: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

KB nonHormonalKB alamiahBarierAKDRKontap

Page 21: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

KB AlamiahMetode ovulasi billings (MOB)Metode suhu Basal (MSB)Metode SimtomtermalSenggama TerputusMetode Amenorea Laktasi (MAL)

Page 22: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

MOB/Sistem Kalender

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur.

Pasien harus dapat mengenali masa subur dengan memantau lender serviks yang keluar dari vagina.

Kerugian: kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

Page 23: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

MSBIbu dapat mengenali masa subur ibu dengan

mengukur suhu badan secara teliti dengan thermometer khusus yang bias mencatat perubahan suhu sampai 0,1o c

Page 24: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

METODE SIMTOMTERMALMerupakan gabungan dari MOB dan MSB

sehingga ibu harus mengamati lendir serviks dan suhu tubuh

Page 25: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana trandisional, dimana pria menggeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina oleh karena itu, tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah.

Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.

Page 26: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

METODE MAL (Metode Amenorrhoe Laktasi) / PEMBERIAN ASICara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui

bayi tanpa makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan

menggunakan metoda LAM, bila: 1. Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan,2. ibu sering memberikan ASI, siang dan malam (8x/hari) 3. Ibu belum mendapat haid 4. Umur bayi <6 bulan.5. Efektif sampai 6 bulan

Page 27: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Metode BarierKondomDiafragmaSpermisida

Page 28: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Kondom/Diafragma

Kondom kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.

Kelebihan : mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana, semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat.

Page 29: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi
Page 30: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi
Page 31: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi Kondom serta Pengelolaannya

Komplikasi Pengelolaan

Kondom rusak atau diperkirakan bocor

(sebelum berhubungan)

Buang dan pakai kondom baru atau pakai

spermisida digabung kondom

Kondom bocor atau dicurigai ada curahan

di vagina saat berhubungan

Jika dicurigai ada kebocoran,

pertimbangkan pemberian morning after

pills

Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Jika keluhan menetap berikan kondom

alami (produk hewani:lamb skin atau gut)

atau pilih kontrasepsi lain

Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Anjurkan pemakaian metode lain

Page 32: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi Diafragma dan PengelolaannyaKomplikasi Pengelolaan

Infeksi saluran uretra Antibiotika yang sesuai. Jika diafragma merupakan piliohan utama

dalam ber-KB disarankan untuk mengosongkan kandung kemih setelah

melakukan hubungan seksual, atau sarankan menggunakan

kontrasepsi lain

Dugaan adanya reaksi

alergi diafragma atau

dugaan adanya reaksi

alergi spermisida

Jika ada iritasi vagina terutama pascasenggama,dan tidak mengidap

IMS berikan spermisida yang lain,. atau bantu memilih kontrasepsi

yang lain

Rasa nyeri pada tekanan

terahadap kandung

kemih atau rectum

Pastikan ketepatan letak diafragma. Cobalah dengan ukuran yang lebih

kecil

Timbul cairan vagina dan

berbau jika dibiarkan

lebih dari 24 jam

Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina, jika tidak ada

sarankan pasien melepaskan diafragma setelah berhubungan seksual,

tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah

diafragma diangkat (diafragma harus dicuci dengan hati-hati

menggunakan sabun cair dan air jangan menggunakan bedak tau talk

jika akan disimpan). Jika mengidap IMS lakukan pemrosesan alat

sesuai pencegahan infeksi.

Page 33: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.

entuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria, atau krim.

Cara kerja spermisida adalah menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Page 34: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Cara Penggunaan SpermisidaAerosol : kocok aerosol 20 – 30 menit

sebelum digunakanTablet vaginal/supositoria: menunggu 10 – 15

menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual

Krim: Tidak perlu menunggu kerja krim

Page 35: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi Spermisida dan Pengelolannya

Komplikasi Pemgelolaan

Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika

penyebabnya adalah spermisida, alihkan

ke spermisida lainnya dengan komposisi

kimia berbeda atau bantu pasien memilih

metode lain.

Iritasi penis dan tidak nyaman Periksa IMS. Jika penyebabnya adalah

spermisida, alihkan ke spermisida lainnya

dengan komposisi kimia berbeda atau

bantu pasien memilih metode lain.

Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar.

Yakinkan bahwa rasa hangat adalah

normal. Jika tidak ada perubahan, alihkan

ke spermisida lainnya dengan komposisi

kimia berbeda atau bantu pasien memilih

metode lain.

Page 36: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

AKDR

Prinsip pemasangan AKDR adalah menempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid.

AKDR ada dua yaitu AKDR hormonal/ AKDR Progestin dan nonHormonal

Cara kerja AKDR : menyebabkan reaksi peradangan endometrium yang disertai serbukan sel radang/leukosit yang dapat menghancurkan blastocyst maupun sperma

Page 37: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

AKDR nonHormonalCu-T-380A : AKDR berbentuk T, terbuat dari

bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik

Metode Jangka panjang (10 tahun)

Page 38: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

IUDsLNG IUD20 mcg

levonorgestrel/dayApproved for 5 years’ use

Copper T 380A IUDCopper ionsApproved for 10 years’

use

Page 39: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi
Page 40: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi AKDR serta PengelolaannyaKomplikasi Pengelolaan

Amenorea Pastikan hamil atau tidak. Bila tidak hamil, AKDR tidak perlu dicabut cukup konseling saja.Efek

samping menggunakan AKDR yang mengandung hormone adalah amenorea (20-50%). Jika

pasien tetap menganggap amenore sebagai masalah, maka rujuk pasien. Jika terjadi kehamilan

<13 minggudan benang AKDR terlihat cabut AKDR.Nasehatkan untuk kembali ke klinik jika

terjadi kram, cairan berbau atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak terlihat dah

usia kehamilan >13 minggu. Jika pasien ingin tetap meneruskan hamil tanpa mencabut AKDR-

nya jelaskan kepadanya tentang meningkatnya risiko keguguran,kehamilan preterm, infeksi

dan kehamilannya harus diawasi ketat.

Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kram tidak parah

dan tidak ditemukan penyebabnya cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat

ditemukan dan menderita kram berat, cabut AKDR, kemudian ganti dengan AKDR baru atau

cari metode kontrasepsi lain.

Page 41: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi AKDR dan Pengelolaannya(lanjutan)

Perdarahan

yang tidak

teratur dan

banyak

Sering ditemukan pada 3-6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau

kehamilan ektopik, rujuk jika perlu. Bila ditemukan kelainan patologik dan

perdarahan masih terjadi, dapat diberi ibuprofen 3 x 800mg untuk satu minggu

atau pik kombinasi satu siklus saja. Bila terjadi perdaraahn banyak ditangani

dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari

dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50µg

etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari. Bila

perdarahan berlanjut sampai pasien anemia, cabut AKDR dan bantu pasien

memilih kontrasepsi lain

Benang hilang Periksa apakah pasien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat tidak ada

tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam

rahim, rujuk pasien untuk dilakukan pemeriksaan rontgen atau USG. Bila tidak

ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu dating haid. Jika ditemukan kehamilan

dan benang AKDR tidak kelihatan lihat penanganan amenorea

Cairan vagina

atau dugaan

penyakit

radang

panggul

Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan

pengobatan yang sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan

AKDR tidak perlu dicabut. Bila pasien dengan penyakit radang panggul dan tidak

ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotika selama 2 hari dan baru kemudian

AKDR dicabut dan bantu pasien memilih kontrasepsi lain.

Page 42: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP)

MOW (tubektomi)MOP (vasektomi)

Page 43: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional.

Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.

Sterilisasi sebaiknya tidak dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi.

Keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25--30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

Page 44: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi
Page 45: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi dan Pengelolaanya pada Tubektomi

Komplikasi Pengelolaan

Infeksi luka Obati dengan antibiotic. Bila

terdapat abses, lakukan drainase

dan obati seperti yang terindikasi

Hematoma (subkutan) Gunakan packs yang hangat dan

lembab di tempat tersebut. Amati

hal ini biasanya akan berhenti

dengan berjalannya waktu tetapi

dapat membutuhkan drainase

bila ekstensif

Demam pascaoperasi (>38o C) Obati berdasarkan apa yang

ditemukan

Page 46: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Vasektomi (Sterilisasi pada Pria) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

Page 47: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Vasektomi

Page 48: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

Komplikasi VasektomiKomplikasi yang dapat terjadi saat prosedur

berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan. Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh pengunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testis, epididimitis kongestif, atau peradangan kronik granuloma di tempat insisi.

Page 49: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

KESIMPULANKeluarga Berencana adalah usaha untuk mencegah terjadimya

kehamilan yang bersifat sementara atau menetap.KB dibagi menjadi dua yaitu KB hormonal dan KB non hormonalKB hormonal terdiri dari pil,suntik,implant, dan AKDR progestinKB nonhormonal terdiri dari AKDR,KB alamiah, metode barier,

dan kontapKomplikasi dari penggunaan KB hormonal antara lain

amenorea,mual dan pusing serta perdarahan pervaginamKomplikasi dari penggunaan AKDR non hormonal antara lain

amenorea,kram,perdarahan pervaginam,benang hilang, serta keluarnya cairan dari vagina

Page 50: Cara-cara KB Dan Penanganan Komplikasi

TERIMA KASIH