Cara Bercocok

4
CARA BERCOCOK TANAM Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan tersembunyi dalam tanah. Pada bagian batang inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara memisahkan induknya. Anakan yang layak dijadikan bibit berukuran kira-kira sebesar ibu jari, dengan panjang antara 10 cm – 20 cm. Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 – 8 batang yang berada di sekeliling tanaman. Untuk penanaman dalam jumlah banyak, perlu dilakukan penyiapan kebun bibit yang khusus menghasilkan bibit. Tanaman induk penghasil bibit ini dipelihara secara khusus pada bedengan atau pot-pot agar menghasilkan anakan lebih banyak. Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan pada tempat khusus, berupa bedengan pesemaian maupun polybag. Pendederan (pembibitan) ini dilakukan sampai akar tanaman kuat untuk dipindahkan ke lapangan. Lama pendederan bisa mencapai 3 – 4 minggu. Untuk mendapatkan bibit yang seragam, subur, dan sehat maka anakan harus dipelihara secara khusus, mulai dari penyiraman secara teratur, penyediaan tanah pesemian yang subur, pemupukan secara periodik, serta pengendalian hama dan penyakit secara tepat, agar bibit tidak menjadi penular hama dan penyakit. Tanah pendederan dapat dicampur dengan pupuk kandang atau kompos agar lebih subur dan gembur. Bedengan yang bertanah gembur akan memudahkan pencabutan bibit. Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan. Namun karena berbatang pendek, sulit menjadikannya dalam jumlah banyak. Peremajaan tanaman dilakukan dengan memangkas batang lidah buaya, rata dengan tanah, untuk merangsang pertumbuhan anakan baru yang akan muncul disekitar batang. Selanjutnya, anakan dijadikan tanaman baru atau dipindahkan. Sebelum ditanam, anakan ini ditanam dalam polybag kecil agar akarnya tumbuh banyak dan siap dipindahkan ke lapangan. Setiap polybag cukup di tanami 1 batang anakan sebesar ibu jari. Caranya, padatkan tanah di sekitar polybag agar akar atau bakal akar dapat langsung mengenai tanah. Tanah untuk pembibitan harus gembur. Oleh karena itu, tanah dapat dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos yang bebas cendawa. JARAK TANAM Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang rimbun, sehingga penanamannya dapat menggunakan jarak tanam yang rapat. Jarak tanam yang sering digunakan adalah jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan pemeliharaan dan pemanenan. Jarak tanam yang digunakan secara secara baris tunggal adalah 50 cm x 75 cm, 50 cm x 100 cm. Untuk bedengan lebar dapat digunakan jarak tanam 60 cm x 50 cm, atau seperti gambar berikut. Pengukuran jarak tanam yang baik akan

description

cara bercocok

Transcript of Cara Bercocok

Page 1: Cara Bercocok

C A R A B E R C O C O K   T A N A M

Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan tersembunyi dalam tanah. Pada

bagian batang inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan

ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara memisahkan induknya. Anakan yang layak

dijadikan bibit berukuran kira-kira sebesar ibu jari, dengan panjang antara 10 cm – 20 cm.

Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 – 8 batang yang berada di sekeliling tanaman.

Untuk penanaman dalam jumlah banyak, perlu dilakukan penyiapan kebun bibit yang

khusus menghasilkan bibit.

Tanaman induk penghasil bibit ini dipelihara secara khusus pada bedengan atau

pot-pot agar menghasilkan anakan lebih banyak. Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu

jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan pada tempat khusus, berupa bedengan

pesemaian maupun polybag. Pendederan (pembibitan) ini dilakukan sampai akar tanaman

kuat untuk dipindahkan ke lapangan. Lama pendederan bisa mencapai 3 – 4 minggu.

Untuk mendapatkan bibit yang seragam, subur, dan sehat maka anakan harus

dipelihara secara khusus, mulai dari penyiraman secara teratur, penyediaan tanah pesemian

yang subur, pemupukan secara periodik, serta pengendalian hama dan penyakit secara

tepat, agar bibit tidak menjadi penular hama dan penyakit. Tanah pendederan dapat

dicampur dengan pupuk kandang atau kompos agar lebih subur dan gembur. Bedengan

yang bertanah gembur akan memudahkan pencabutan bibit.

Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan. Namun karena

berbatang pendek, sulit menjadikannya dalam jumlah banyak. Peremajaan tanaman

dilakukan dengan memangkas batang lidah buaya, rata dengan tanah, untuk merangsang

pertumbuhan anakan baru yang akan muncul disekitar batang. Selanjutnya, anakan

dijadikan tanaman baru atau dipindahkan.

Sebelum ditanam, anakan ini ditanam dalam polybag kecil agar akarnya tumbuh

banyak dan siap dipindahkan ke lapangan. Setiap polybag cukup di tanami 1 batang anakan

sebesar ibu jari. Caranya, padatkan tanah di sekitar polybag agar akar atau bakal akar dapat

langsung mengenai tanah.

Tanah untuk pembibitan harus gembur. Oleh karena itu, tanah dapat dicampur

dengan pupuk kandang atau pupuk kompos yang bebas cendawa.

JARAK TANAM

Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang rimbun, sehingga

penanamannya dapat menggunakan jarak tanam yang rapat. Jarak tanam yang sering

digunakan adalah jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan pemeliharaan dan

pemanenan.

Jarak tanam yang digunakan secara secara baris tunggal adalah 50 cm x 75 cm, 50

cm x 100 cm. Untuk bedengan lebar dapat digunakan jarak tanam 60 cm x 50 cm, atau

seperti gambar berikut. Pengukuran jarak tanam yang baik akan memudahkan

pemeliharaan selanjutnya, karena tanaman lidah buaya ini akan dipelihara dalam waktu

yang lama.

PENANAMAN

Page 2: Cara Bercocok

Penanaman lidah buaya sebaiknya menggunakan bibit yang telah dideder agar

tingkat kematiannya rendah. Di samping itu, pemeliharaan tanaman dalam skala kecil (pada

tempat pendederan)  jauh lebih mudah dibanding pemeliharaan tanaman yang sudah

ditanam di lapang. Oleh karena itu, ditempat pendederan tanaman dipelihara secara lebih

intensif guna mendapatkan tanaman yang sehat, subur, dam terseleksi, sehingga tanaman

seragam.

Tanaman lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim, tetapi penanaman yang

baik dapat dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Pada musim hujan

kendalanya adalah tanaman lebih mudah terserang jamur, sedangkan pada musim kering

tanaman terancam mati karena kekeringan. Saat penanaman sebaiknya dipilih pada pagi

atau sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk mengurangi kelayuan.

Bibit tanaman dilepas dari polybag dengan sangat hati-hati agar tidak terlalu

banyak akar yang putus atau tanah tempat pendederan rontok. Penanaman dilakukan

dengan membuat lubang pada bedengan kira-kira sedalam mata cangkul. Selanjutnya, bibit

ditanamkan ke dalam lubang dan tanah di sekitar perakaran dipadatkan agar tanah dederan

menyatu dengan tanah bedengan. Beri perlindungan secara individual pada setiap tanaman

yang baru ditanam dengan gedebok pisang atau daun-daun an agar tanaman muda

terhindar dari kelayuan. Di samping itu, apabila tidak ada hujan, tanaman baru harus

disiram sampai tanaman kuat. Pada waktu itu tanaman dapat dipupuk dengan dosis rendah,

untuk tiap hektar diberikan 100 kg Urea, 100 kg TSP, dan 50 kg KCI.

PEMELIHARAAN

Penyulaman

Sesudah penanaman, yang perlu untuk diperhatikan adalah menjaga kelembapan

agar tanaman tidak kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyiraman secara

kontinu, baik pagi maupun sore hari bila tidak hujan. Penyiraman ini dilakukan sampai akar

tanaman tumbuh, sehingga mampu memenuhi kebutuhan airnya.

Selama dalam pemeliharaan ini apabila ada tanaman yang mati atau

pertumbuhannya tidak baik harus segera diganti dengan tanaman baru.  Agar tanaman baru

tersebut dapat mengejar pertumbuhan tanaman lainnya maka penyulaman harus dilakukan

1 – 3 minggu setelah tanam. Bibit  yang digunakan untuk menyulam berasal dari bibit

pendederan yang sengaja ditinggalkan untuk penyuluman.

Pemupukan

Sebenarnya belum ada rekomendasi yang tepat untuk pemupukan tanaman lidah

buaya. Namun dalam pertumbuhannya diperlukan unsur-unsur nitrogen dan kalium untuk

pembentukan zat hijau daun, pertumbuhan vegetatif tanaman, dan pembentukan jaringan

tanaman. Adapun pemupukan fosfat, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan dan

perkembangan akar. Menurut pengalaman petani, dosis pemupukan dapat mengikuti

petunjuk berikut. 

Untuk memperbaiki struktur tanah, selain diberikan pupuk buatan juga perlu

diberikan pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang berupa kotoran sapi, kambing,

dan ternak unggas. Menurut pengalaman para petani, ternyata pupuk kotoran sapi lebih

baik, karena banyak mengandung unsur hara, terutama nitrogen dan unsur mikro lainnya.

Page 3: Cara Bercocok

Di samping itu, kotoran sapi yang telah matang tidak merangsang pertumbuhan jamur.

Sementara itu, pupuk kotoran unggas sering mengundang penyakit yang bersal jamur.

Pembumbunan

Pada umur 3 bulan  tanaman sudah mulai tumbuh subur. Agar tanaman sudah

mulai menjalar ke sekitar bedengan. Untuk mendekatkan makanan, menggemburkan tanah,

dan memperkokoh berdirinya tanaman, tanaman perlu dibumbun dengan cara menaikkan

tanah di sekitarnya dan dipadatkan ke sekitar batang tanaman.

Pembumbunan biasanya juga diiringi dengan kegiatan pengendalian gulma dan

pemupukan susulan. Pada waktu pembumbunan ini sekaligus juga dilaksanakan

penyobekan tanaman yang sudah menghasilkan anakan. Tanaman yang memiliki terlalu

banyak anak pertumbuhannya akan terhambat. Di samping itu, penyobekan juga berguna

untuk memperoleh anakan yang akan digunakan sebagai bibit.

Penyobekan

Pada umur 5 – 6 bulan tanaman sudah mulai mengeluarkan anakan dari batang

yang terpendam dalam tanah. Anakan ini perlu disobek atau dipisahkan untuk dijadikan

bibit. Selain itu, bila dibiarkan anakan ini akan banyak tumbuh di sekitar induknya sehingga

menjadi beban bagi induknya. Pertumbuhan induk menjadi terhambat, dan tanaman kerdil.

Bila akan dijadikan bibit, saat inilah kita mulai memisahkan anakan untuk kemudian

dideder. Penyobekan atau pemisahaan anakan dari anakan induk ini dilakukan dengan hati-

hati menggunakan pisau yang tajam.

Pengendalian Gulma

Tanaman lidah buaya tidak memiliki daun yang rimbun sehingga tanah di sekitar

pertanaman terbuka. Hal ini mengundang banyak yang tumbuh secara liar, apalagi tanaman

akan dipelihara terus sampai beberapa tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian

gulma secara kontinu, yaitu pada saat gulma nasih kecil pengendaliannya mudah dan

biayanya lebih murah. Pengendaliaan gulma dapat dilakukan dengan dilakukan dengan cara

mencabut secara manual dengan tangan, menggunakan alat cangkul atau koret, mendangir

sambil membumbun, atau menggunakan bahan kimia herbisida.

Beberapa jenis gulma yang merugikan adalah alang-alang (Imperata cylindrica) ,

rumput gerinting (Cynodon dactylon), rumput teki (Cyperus rotundus), krokot (Portuaca

spp.), kangkung (Ipomorea sp.), dan lain-lain. Di daerah yang mempunyai curah hujan

tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun pertumbuhan gulmanya relatif tinggi. Selain itu,

penggunaan pupuk kandang, terutama penggunaan pupuk kandang, terutama kotoran sapi,

juga sering menjadi pembawa bibit rumput. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandang

harus menggunakan pupuk yang sudah masak betul (sudah lapuk) sehingga bibit gulma

yang ada sudah mati.

Selain menjadi saingan dalam perolehan makanan dan sinar matahari bagi tanaman

utama, gulma juga sering menjadi tanaman inang bagi hama dan penyakit.

PANEN

Page 4: Cara Bercocok

Tanaman lidah buaya dimanfaatkan getah lendirnya atau gel daun yang telah

mengental. Oleh karena itu, pemungutan hasil dilakukan setelah produksi gelnya tinggi. Hal

ini ditandai dengan ukuran pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah daun sudah

maksimal, dan daun berwarna hijau tetapi tidak tua. Bila daun telah tua kandungan gelnya

berkurang.

Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman  berumur 8 – 10 bulan, dan

ketebalan daun kira-kira 40 cm – 50 cm, dengan berat 300 g – 600 g. Hal ini tergantung

kepada kesuburan tanaman dan media penanamnya. Apabila ditanam dalam pot, berat

daun ± hanya 1 ons – 2 ons per batang. Panen dapat dilakukan secara berkala 1 – 2 minggu

sekali dengan cara memotong pangkal daun yang dimulai dari pelepah daun bagian bawah,

karena daun bagian bawah ini bila dibiarkan terlalu lama akan meyentuh tanah sehingga

membusuk.

Tiap pelepah dapat mencapai 300 g – 600 g berat basah, sedangkan populasi

tanaman per ha dapat mencapai 40.000 – 60.000 tanaman. Dengan demikian, 1 ha tanah

dapat menghasilkan 12 ton – 36 ton berat basah. Di Pontianak harga lidah buaya yang

masih bekulit Rp 300,00 per kg dan biasanya dijual dalam bentuk cendol lidah buaya untuk

konsumsi. Lidah buaya yang sudah dikupas dan berupa gel siap dikonsumsi dijual dengan

harga Rp 1.200,000 per kg