Captive Portal

40
Disusun Oleh : Fajar Wardani Kelas : XII TKJ B 2011/2012

Transcript of Captive Portal

Page 1: Captive Portal

Disusun Oleh : Fajar Wardani

Kelas : XII TKJ B

2011/2012

Page 2: Captive Portal

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang berjudul “Konfigurasi Captive

Portal pada Mikrotik”.

Penulisan karya tulis ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata pelajaran Admin Server di SMK Negeri 1 Cimahi.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan karya tulis ini.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,

khususnya kepada :

Bapak Dodi Permana selaku guru utama Admin Server yang telah banyak membantu

proses praktek dan teori pembentukkan karya tulis ini.

Bapak Trimans Yogiana selaku guru utama Admin Server yang telah banyak

membantu proses praktek dan teori pembentukkan karya tulis ini.

Rekan-rekan semua di Kelas XII Teknik Komputer dan Jaringan B.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang

telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik

selama mengikuti mata pelajaran maupun dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam penulisan karya tulis ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Page 3: Captive Portal

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I Pendahuluan 3

Latar Belakang 3

Permasalahan 4

Pembatasan Masalah 4

Tujuan Penulisan 5

Tinjauan Teori 5

BAB II Alat dan Bahan 7

Alat 7

Bahan 7

BAB III Langkah Kerja 8

BAB IV Hasil Pengamatan 11

Konfigurasi 12

Hasil Konfigurasi 20

BAB V Kesimpulan 38

BAB VI Penutup 39

Page 4: Captive Portal

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan berkembangnya globalisasi di Indonesia, maka berkembang pula IPTEK

(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) pada zaman globalisasi ini. Seiring dengan

perkembangan globalisasi, internet pun semakin berkembang. Internet saat ini sangat

membantu seluruh pekerjaan yang ada di dunia. Seperti contohnya dalam hal mencari

informasi, komunikasi, social networking, e-mail, berwirausaha, transaksi, pendaftaran

online, dan banyak hal yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Dengan berkembangnya

internet maka perkembangan pengetahuan masyarakat pun akan semakin berkembang.

Semakin berkembangnya zaman, koneksi untuk menggunakan internet sudah dapat

digunakan oleh semua orang. Seperti contohnya melalui warnet, modem, dan wifi yang

ada diberbagai tempat yang disediakan pada perusahaan untuk membuat nyaman

konsumennya.

Dengan adanya wireless di berbagai tempat, tentunya memerlukan pengamanan yang

kuat. Sehingga orang-orang yang menggunakan koneksi tersebut hanya bisa terkoneksi

pada internet dan tidak bisa mengubah peraturan atau bahkan mengambil data orang lain.

Untuk wireless yang bisaa dipakai di universitas bisaanya memakai captive portal

dengan billing hotspot. Fungsinya untuk memberikan authentikasi kepada user sehingga

hanya user yang terdaftar saja yang bisa melakukan login dan akhirnya terkoneksi

dengan internet. Tetapi user diwajibkan untuk membayar seperti voucher yang berguna

untuk membeli kuota saat terkoneksi dengan internet dan voucher itu akan habis jika

kuota dari pemakaian internet itu sudah habis. Dan admin bisa memonitoring pemakaian

kuota tiap user dan kapan saja pemakaiannya.

Dalam hal ini penulis mencoba untuk membuat sebuah captive portal dalam suatu

jaringan sehingga bisa terkoneksi dengan internet. Selain dapat diimplementasikan di

sekolah-sekolah, hal ini juga bisa untuk melatih orang-orang untuk lebih menghargai

kuota saat memakai internet, karena untuk bandwidth Negara Indonesia juga dibatasi.

Page 5: Captive Portal

4

Dalam melakukan konfigurasi captive portal memerlukan beberapa aplikasi

pendukung jika menggunakan sistem operasi seperti ubuntu, mandriva, dan sebagainya.

Terapi penulis mencoba menggunakan sistem operasi mikrotik yang tidak membutuhkan

paket atau aplikasi apapun lagi. Karena untuk mengkonfigurasi captive portal pada

mikrotik sangat sederhana karena sudah ada dalam mikrotik itu sendiri. Kita hanya perlu

mengkonfigurasi seperti ip, routing, dan konfigurasi dasar lainnya. Selain itu karena

mikrotik memang didesain untuk server, sehingga penulis merasa cocok untuk

melakukan konfigurasi pada mikrotik. Maka dari itu penulis mencoba menulis karya

tulis yang berjudul “Konfigurasi Captive Portal pada Mikrotik”.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana cara mengkonfigurasi captive

portal dengan billing hotspot menggunakan sistem operasi Mikrotik.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah :

1. Pengamanan layanan internet pada sebuah topologi jaringan.

2. Captive portal dapat digunakan pada layanan wireless (billing hotspot) dan jaringan

LAN (Local Area Network).

3. Pemakaian kuota oleh user terbatas.

4. IP Address user secara dhcp.

Page 6: Captive Portal

5

1.4 Tujuan Penulisan

1. Siswa dapat memahami materi captive portal baik teori maupun praktek.

2. Siswa dapat mengimplementasikan materi tersebut ke dalam suatu topologi yang

dirancang sendiri dan dalam hal pengkonfigurasiaannya menggunakan teori-teori

dasar konfigurasi captive portal.

3. Siswa dapat menempatkan perangkat yang digunakan dan pas sesuai dengan kondisi

keadaan real topologi.

4. Siswa dapat menggambarkan cara kerja captive portal dengan dibantu billing hotspot

dalam authentikasi sebelum jaringan terkoneksi dengan internet.

5. Siswa dapat membuat suatu konfigurasi yang simple dan tidak membutuhkan banyak

aplikasi pendukung. Misalnya seperti menggunakan Mikrotik.

6. Siswa dapat menggunakan authentikasi dan peraturan-peraturan yang ditetapkan

kepada user, seperti waktu pemakaian, batas pemakaian, dan lain-lain.

1.5 Tinjauan Teori

Captive portal adalah suatu cara untuk mengamankan jaringan yang mengharuskan user

untuk melakukan login pada suatu form dan selanjutnya user diperbolehkan untuk

mendapatkan layanan internet. Dengan captive portal, user dapat diatur kuotanya sesuai

dengan permintaan user yang akan diinputkan oleh administrator. Captive portal bisa

digunakan pada jaringan LAN, tetapi bisaanya diimplementasikan dalam jaringan wireless

dengan billing hotspot. Misalnya di universitas, dimana setiap fakultas atau jurusan memiliki

access point sendiri yang mekanisme keamanannya menggunakan captive portal. Mahasiswa

diharuskan untuk membeli suatu voucher yang dapat memberikan berapa banyak kuota yang

bisa dipakai. Jika kuota dari voucher tersebut habis, bisaanya mahasiswa tidak bisa memakai

layanan internet pada wifi di jurusan/fakultas. Tetapi ada juga yang memakai sistem

unlimited atau tanpa kuota tetapi bisaanya biaya yang dibutuhkan akan lebih mahal. Dengan

menggunakan voucher, maka mahasiswa/user tidak akan seenaknya memakai layanan

internet. Karena bisaanya yang user lakukan pada wifi adalah mendownload lagu atau film

secara berlebihan tanpa melihat kuota yang terpakai. Jadi user bisa lebih menghargai kuota.

Page 7: Captive Portal

6

Captive portal sebenarnya bisa diimplementasikan di semua sistem operasi. Baik itu

server maupun desktop. Hal yang membedakan hanya konfigurasinya. Setiap sistem operasi

memiliki cara tersendiri dalam mengkonfigurasi captive portal. Tentu dengan adanya

aplikasi-aplikasi pendukung captive portal dan billing hotspot akan memudahkan konfigurasi

captive portal.

Dengan menggunakan captive portal, administrator dapat mengatur kapan user dapat

mulai login, kapan user menggunakan layanan internet, waktu yang dipakai oleh user, kuota

yang diberikan kepada user. Dan administrator pun dapat memilih sistem operasi apa yang

akan digunakan sebagai server dan aplikasi-aplikasi apa saja yang akan digunakannya dalam

mendukung captive portal dan billing hotspot. Captive portal hanya memperbolehkan user

yang terdaftar dan login terlebih dahulu untuk menggunakan layanan internet. Sehingga user

bisaa yang belum terdaftar tidak bisa menggunakan layanan internet. Dia harus mendaftarkan

diri terlebih dahulu kepada administrator agar nanti administrator dapat menambah user baru.

Sehingga user baru tidak bisa langsung sign up pada halaman billing hotspot. Jika ada form

sign up, user paling tidak diharuskan untuk memasukkan kode voucher yang ia beli agar

voucher dapat ditambahkan pada accountnya.

Dalam konfigurasi captive portal pada mikrotik sebenarnya sangatlah sederhana. Karena

konfigurasi captive portal itu sendiri sudah ada pada mikrotik dengan menggunakan perintah-

perintah yang ada pada mikrotik itu sendiri. Jika menggunaka sistem operasi lain, dibutuhkan

beberapa paket aplikasi yang mendukung captive portal dan billing hotspot.

Saat melakukan konfigurasi pada mikrotik, maka secara otomatis akan membuat suatu

user baru yang berstatus administrator yang bandwidthnya tidak terbatas. Dan pada saat

menambahkan user baru maka akan diminta untuk memasukkan kuota yang akan diberikan

pada user tersebut. Setelah user login dan melakukan layanan internet maka secara otomatis

kuota user tersebut akan bertambah dan semakin bertambah hingga akhirnya sampai kepada

titik kuota. Saat kuota user habis, maka secara otomatis proses transfer data akan terputus dan

user akan otomatis logout. Saat mencoba login kembali, user tidak akan bisa login karena

kuotanya sudah habis. User bisa login kembali saat kuota telah terisi kembali oleh admin dan

user bisa mendapatkan layanan internet.

Kelebihan memakai mikrotik sebagai server captive portal adalah tidak memerlukan

paket-paket lagi. Karena sudah terdapat pada mikrotik itu sendiri yang memang dedesain

sebagai server oleh vendornya. Kelemahan menggunakan mikrotik adalah mikrotik hanya

mencatat mac address dan ip dari user yang telah login. Tetapi hal ini hanya terjadi pada versi

2.xx ke bawah. Sedangkan saat ini sudah memasuki versi 3.xx ke atas.

Page 8: Captive Portal

7

BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

1. Aplikasi virtualisasi (Oracle VM VirtualBox)

2. Sistem operasi Mikrotik versi 3.xx keatas (server)

3. Sistem operasi Windows XP (host)

4. Koneksi internet

2.2 Bahan

1. Topologi yang akan diimplementasikan

2. Konsep captive portal melalui billing hotspot yang akan diimplementasikan

Page 9: Captive Portal

8

BAB III

LANGKAH KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Koneksikan server dengan internet pada interface 1 dan server dengan jaringan LAN

pada interface 2.

3. Aktifkan virtual machine server dan host beserta koneksi internet.

4. Periksa pada server apakah sudah ada konfigurasi yang dimasukkan atau belum.

Server yang dibutuhkan adalah mikrotik yang belum terdapat konfigurasi sama sekali.

5. Konfigurasi ip address kedua internet pada server

ip address add address=192.168.1.10/24 interface=ether1 (terhubung ke internet)

ip address add address=192.168.2.1/24 interface=ether2 (terhubung ke jaringan

LAN)

6. Konfigurasi gateway pada server

ip route add gateway=192.168.1.1

7. Konfigurasi dhcp-server untuk pembagian ip address jaringan LAN secara dhcp

ip dhcp-server setup

Select interface to run DHCP server on

dhcp server interface : ether2

Select network for DHCP addresses

dhcp address space : 192.168.2.0/24

Select gateway for given network

gateway for shcp network : 192.168.2.1

Select pool of ip addresses given out by DHCP server

addresses to give out : 192.168.2.2-192.168.2.254

Select DNS server

dns servers : 8.8.8.8

Select lease time

lease time : 3d

8. Konfigurasi firewall agar jaringan LAN dapat terkoneksi dengan internet.

ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade out-interface=ether1

9. Cek pada host apakah sudah mendapatkan ip dhcp dari server.

Page 10: Captive Portal

9

10. Lakukan uji koneksi ke router dan internet apakah sudah terkoneksi atau belum

ping 192.168.2.1

ping 192.168.1.1

ping 8.8.8.8

11. Uji coba layanan internet pada web browser. Misalnya membuka www.google.co.id

12. Konfigurasi billing hotspot pada server agar pada host secara otomatis muncul form

login untuk melakukan layanan internet.

ip hotspot setup

Select interface to run HotSpot on

hotspot interface : ether2

Set HotSpot address for interface

local address of network : 192.168.2.1/24

masquerade network : yes

Set pool for HotSpot addresses

address pool of network : 192.168.2.2 – 192.168.2.254

Select hotspot SSL certificate

select certificate : none

Select SMTP server

ip address of SMTP server : 192.168.2.1

Setup DNS configuration

dns servers : 8.8.8.8

DNS name of local hotspot server

dns name : duney-hotpot.com

Create local hotspot user

name of local hotspot user : admin

password for the user : admin

13. Uji coba layanan internet pada host. Misalnya membuka www.google.co.id. Maka

halaman web akan secara otomatis redirect ke halaman login billing hotspot.

14. Masukkan login dan password yang sudah dimasukkan pada konfigurasi sebelumnya.

login : admin

password : admin

15. Login sebagai admin tidak akan terkena kuota, sehingga admin bebas untuk

menggunakan layanan internet.

16. Untuk mengecek status user admin, masuk ke URL duney-hotpspot.com/status

Page 11: Captive Portal

10

17. Dan untuk logout dari user admin, masuk ke URL duney-hostspot.com/logout

18. Untuk mendaftarkan user baru harus disertai kuota dari user tersebut

ip hotspot user add name=duney password=duney limit-bytesin=1024k limit-bytes-

out=2048k

19. Login dengan menggunakan user duney.

20. Kecepatan koneksi internet internet sama dengan user admin, perbedaannya hanya

pada kuota. User admin bebas dari kuota dan user duney terbatas, yaitu 2048k.

Setelah proses transfer data sudah mencapai 2048k, maka secara otomatis user duney

tidak akan bisa menggunakan layanan internet, karena kuota yang dimiliki sudah

habis.

21. Cek pemakaian kuota dan waktu yang digunakan oleh tiap user.

ip hotspot user print

22. Captive portal dan billing hotspot sudah bisa digunakan dengan baik.

Page 12: Captive Portal

11

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Topologi yang akan diimplementasikan captive portal.

Page 13: Captive Portal

12

3.1 Konfigurasi

1. Pengecekan router, router belum terdapat konfigurasi apapun.

Penjelasan

No 1 : untuk mengecek apakah terdapat konfigurasi ip address pada ethernet.

No 2 : untuk mengecek apakah terdapat konfigurasi routing pada router.

No 3 : unutk mengecek apakah terdapat konfigurasi firewall pada router.

No 4 : untuk mengecek apakah terdapat interface pada router.

No 5 : untuk mengecek apakah terdapat konfigurasi dhcp-server pada router.

No 6 : untuk mengecek apakah terdapat konfigurasi captive portal pada router.

No 7 : untuk mengecek apakah terdapat user yang terdaftar dalam billing hotspot.

Page 14: Captive Portal

13

2. Konfigurasi ip address pada tiap interface.

Penjelasan

Ip 192.168.1.10/24 (ether1) terhubung ke internet.

Ip 192.168.2.1/24 (ether2) terhubung ke jaringan LAN yang nantinya akan dibuat

captive portal untuk menggunakan layanan internet.

Page 15: Captive Portal

14

3. Konfigurasi gateway pada router agar dapat terkoneksi dengan internet.

Page 16: Captive Portal

15

4. Konfigurasi dhcp-server untuk jaringan LAN.

Penjelasan

No 1 : untuk akan memberikan ip address secara dhcp untuk jaringan LAN.

No 2 : untuk menentukan interface mana yang akan memberikan ip secara dhcp.

No 3 : untuk menentukan space yang akan akan diberikan ip secara dhcp.

No 4 : untuk mengatur gateway agar terhubung ke router dan internet.

No 5 : untuk menentukan range ip yang akan diberikan. Hal ini bisa seuai netmask.

No 6 : untuk mengatur ip dns agar terkoneksi dengan internet.

No 7 : untuk mengatur waktu yang berlaku dalam pemberian ip secara dhcp.

Page 17: Captive Portal

16

5. Konfigurasi firewall agar host dapat melakukan koneksi ke internet

Penjelasan

Jika tidak dilakukan konfigurasi firewall, host hanya akan bisa melakukan koneksi ke

interface sebelahnya. Untuk ke interface router yang terhubung ke internet tidak akan

bisa. Apalagi untuk melakukan uji koneksi ke internet.

Page 18: Captive Portal

17

6. Konfigurasi captive portal agar setiap host terkoneksi harus melakukan login terlebih

dahulu dan setelah itu bisa menggunakan layanan internet.

Page 19: Captive Portal

18

Penjelasan

No 1 : untuk memberikan captive portal pada jarigan LAN.

No 2 : untuk mengatur interface mana yang akan dikonfigurasi captive portal.

No 3 : untuk mengatur local address jaringan yang akan diberikan captive portal.

No 4 : untuk memilih apakah akan mengaktifkan masquerade network atau tidak.

No 5 : untuk mengatur range network ip yang harus melewati captive portal.

No 6 : untuk memilih apakah akan mengaktifkan sertifikat atau tidak.

No 7 : untuk mengatur ip dari smtp server. Bisaanya ip interface router ke LAN.

No 8 : untuk mengatur ip dns agar dapat terhubung dengan internet.

No 9 : untuk mengatur nama dns yang akan digunakan untuk login, logout, dsb.

No 10 : untuk mengatur username yang berstatus sebagai administrator (tanpa kuota)

No 11 : untuk mengatur password dari user yang berstatus sebagai administrator.

Page 20: Captive Portal

19

7. Konfigurasi untuk menambahkan user baru yang statusnya hanya sebagai user bisaa

dan memiliki kuota yang terbatas.

Penjelasan

Limit-bytes-in adalah kapasitas kuota yang yang digunakan pada saat awal koneksi.

Limit-bytes-out adalah kapasitas maksimum yang dimiliki oleh user. Sehingga jika

proses transfer data sudah mencapai batas tersebut maka secara otomatis user akan

logout dan tidak bisa login kembali sebelum diberikan kuota lagi.

Page 21: Captive Portal

20

3.2 Hasil Konfigurasi

1. Hasil konfigurasi IP Address dan routing pada router.

Page 22: Captive Portal

21

2. Hasil konfigurasi ip dhcp-server pada router.

Page 23: Captive Portal

22

3. Host berhasil mendapatkan ip dhcp.

Page 24: Captive Portal

23

4. Hasil konfigurasi firewall pada router.

Page 25: Captive Portal

24

5. Host dapat melakukan uji koneksi ke gateway, router, dan ip dns.

Page 26: Captive Portal

25

6. Host dapat melakukan layanan internet tanpa melalui captive portal atau form login.

Page 27: Captive Portal

26

7. Hasil konfigurasi captive portal pada router.

Page 28: Captive Portal

27

8. Host melakukan layanan internet dan langsung redirect ke dns server dan harus

melakukan login.

Penjelasan

No 1 : saat membuka www.google.co.id langsung redirect ke dns sever untuk login

No 2 : permintaan login terlebih dahulu untuk menggunakan layanan internet.

No 3 : form login.

No 4 : tanda billing hotspot berjalan yang disediakan oleh Mikrotik.

Page 29: Captive Portal

28

9. Login menggunakan user yang berstatus sebagai administrator.

Penjelasan

Login : admin

Password : admin

Page 30: Captive Portal

29

10. Halaman akan langsung redirect ke permintaan semula yaitu ke www.google.co.id

Page 31: Captive Portal

30

11. Pengecekan kecepatan internet oleh user yang berstatus sebagai administrator.

Penjelasan

Kecepatannya sekitar 40KB/sec.

Page 32: Captive Portal

31

12. Proses logout user yang berstatus sebagai administrator.

Penjelasan

No 1 : username yang digunakan pada saat login.

No 2 : ip address dhcp yang didapat dari router.

No 3 : mac address user

No 4 : waktu yang digunakan untuk layanan internet. Terhitung mulai dari login.

No 5 : kapasitas up/down selama proses transfer data.

No 6 : namadns/logout (duney-hotspot.com/logout)

Page 33: Captive Portal

32

13. Proses penglihatan status yang digunakan oleh user admin.

Penjelasan

No 1 : ip address dhcp yang didapat dari router.

No 2 : kapasitas up/down selama proses transfer data.

No 3 : waktu terkoneksi.

No 4 : waktu untuk refresh.

No 5 : namadns/status (duney-hotspot.com/status)

Page 34: Captive Portal

33

14. Login dengan menggunakan user duney yang kapasitas kuotanya hanya 2048k.

Kecepatan internet sama dengan admin. Perbedaannya hanya terdapat pada kuota.

Penjelasan

Kecepatannya sekitar 40KB/sec.

Page 35: Captive Portal

34

15. Status user duney hampir mencapai batas kuota

Penjelasan

Kuota : 2048, bytes down : 1499.6

Page 36: Captive Portal

35

16. Proses download tiba-tiba berhenti dikarenakan kuota sudah habis.

Penjelasan

Terdapat warning sumber tidak bisa terbaca karena kuota user duney sudah habis.

Page 37: Captive Portal

36

17. User duney otomatis logout pada saat kuota habis. Dan tidak bisa melakukan login.

Page 38: Captive Portal

37

18. Pengecekan user dan lama waktu yang digunakan.

Page 39: Captive Portal

38

BAB V

KESIMPULAN

1. Captive portal berfungsi sebagai authentikasi untuk menggunakan layanan internet.

Sehingga tidak sembarang user bisa menggunakan layanan internet tersebut.

2. Kelemahan menggunakan mikrotik adalah mikrotik hanya mencatat mac address dan

ip dari user yang telah login. Tetapi hal ini hanya terjadi pada versi 2.xx ke bawah.

Sedangkan saat ini sudah memasuki versi 3.xx ke atas. Sehingga tidah akan terjadi hal

demikian. Sama dengan praktek ini, menggunakan versi 3.xx keatas.

3. Dengan menggunakan mikrotik akan lebih membantu karena konfigurasinya yang

tidak rumit dan sama sekali tidak membutuhkan paket apapun. Karena mikrotik itu

sendiri sudah dirancang sebagai server oleh vendornya.

Page 40: Captive Portal

39

BAB VI

PENUTUP

Alhamdulillahi rrabal alamin. Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh

SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis yang

berjudul “Konfigurasi Captive Portal pada Mikrotik”.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan pembuatan karya tulis ini.

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan praktek ini, khususnya

kepada :

Bapak Dodi Permana selaku guru utama Admin Server yang telah banyak membantu

proses praktek dan teori pembentukkan karya tulis ini.

Bapak Trimans Yogiana selaku guru utama Admin Server yang telah banyak

membantu proses praktek dan teori pembentukkan karya tulis ini.

Rekan-rekan semua di Kelas XII Teknik Komputer dan Jaringan B.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang

telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik

selama mengikuti mata pelajaran maupun dalam menyelesaikan karya tulis ini semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan

karya tulis ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.