Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

38
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, Februari 2013 Penyusun

Transcript of Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini

disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini membahas

mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan terima kasih

kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan

askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan

senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

askep ini.

Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang,

khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.

Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima

kasih.

Raha, Februari 2013

Penyusun

Page 2: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar belakang.......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan....................................................................... 1

C. Metode Penulisan...................................................................... 2

D. Ruang Lingkup.......................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................... 3

A.KONSEP PENYAKIT

1 Pengertian................................................................................. 3

2 Klasifikasi…………………………………………………….. 3

3 Etiologi...................................................................................... 4

4 Patofisiologi dan penyimpangan KDM...........………………………………………………….. 6

5 Manifestasi Klinis...................................................................... 6

6 Komplikasi…………………..................................................... 7

7 Prosedur Diagnostik............................................................. 7

8 Manajemen Medik.............................................................. 8

B.KONSEP ASKEP

1. Pengkajian.................................................................................. 9

2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 15

3. Intervensi Keperawatan............................................................. 22

BAB III: KESIMPULAN................................................................................ 23

A. Kesimpulan................................................................................ 23

B. Saran ......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan

wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita dibandingkan

pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum kematian

akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien kanker paru mengalami

penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Beberapa bukti

menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di tempat jaringan perut sebelumnya

(tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru mengacu pada lapisan epithelium saluran

napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di paru dan kebanyakan kasus kanker paru dapat

dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan.

Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang

mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru

dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi,

di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia

menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor

paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun, karena sistem

pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan

paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria

(65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam

mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan

informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Kanker Paru”.

Page 4: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

C. Metode Penulisan

Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,

penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi

dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk

mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.

D. Ruang Lingkup

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan

rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas

pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis kanker paru (pengertian, anatomi fisiologi, etiologi,

manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan medis)

serta konsep askep kanker paru (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan dan evaluasi).

Page 5: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian

Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru

( underwood, patologi, 2000 ).

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan

paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu

Penyakit Dalam, 2001).

2.    Klasifikasi

Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :

1. Karsinoma Bronkogenik.

a.       Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel

termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas

mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam

bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan

cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan

mediastinum.

b.      Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tumor ini

timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk

dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.

Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan

penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

Page 6: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

c.      Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

           Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat

mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan

kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan

fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan

limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala

sampai terjadinya metastasis yang jauh.

d.       Karsinoma sel besar.

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk

dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini

cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan

penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh

e.       Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.

f.        Lain – lain.

1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).

2). Tumor kelenjar bronchial.

3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.

4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma

5). Sarkoma

6). Tak terklasifikasi.

7). Mesotelioma.

8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).

3.     Etiologi

Page 7: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa

faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru:

1. Merokok

Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah

ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma

bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih besar dari pada

perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan

kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun.

Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan

pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2. Iradiasi

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan

penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan

dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi

operatif.

3. Kanker paru akibat kerja

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur

nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan

orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan

insiden.

4. Polusi udara

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada

mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan

uap diesel dalam atmosfer di kota.

( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).

5. Genetik

Page 8: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :

            a. Proton oncogen.

            b. Tumor suppressor gene.

            c. Gene encoding enzyme.

6. Diet

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin menyebabkan

tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).

4.    Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM

Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingk

Page 9: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor.

Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang

permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan

untuk memicu timbulnya penyakit tumor.

Initiati agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi

langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya

diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan

terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.

Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat

tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel

kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa

dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar

dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel

besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk.

Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk

kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan

sel ini lambat.

5.     Manifestasi Klinis

1.   Gejala awal

Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.

          2. Gejala umum

Page 10: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

a. Batuk

Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai

sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik

dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi

sekunder.

b. Hemoptisis

Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami

ulserasi.

c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

6.     Komplikasi

Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah :

- Hematorak

- Pneumotorak

- Empiema

- Endokarditis

- Abses paru

- Atelektasis

7. Pemeriksaan Diagnostik

- Bronskopi untuk memperoleh sampel besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat

- Analisa sputum, pleural, atau nodus limfe untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker

atau mengkaji adanya/tahap karsinoma

- Media stinoskopi untuk pertahapan karsinoma

- Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru pada nidus skeln, nodus limfe halus

atau pleura untuk membuat diagnose.

8.    Penatalaksanaan Medis

Page 11: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Penatalaksanaan ca.paru terbagi atas :

a.       Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang

bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5

tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada

pneumonektomi.

b.       Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa

dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya

menyembuhklan sedikit diantaranya.

c.       Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local

d.      Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai

denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas.

e.    Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan

gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan.

f.        Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid

membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.

B. KONSEP ASKEP

1. PENGKAJIAN

a. Biodata

Identitas Klien

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Page 12: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Pekerjaan :

Pendapatan :

Alamat :

Identitas penanggung jawab

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Pendapatan :

Hub. dengan Klien :

Alamat :

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama : sesak

2. Riwayat penyakit dahulu

Kaji apakah pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri koroner,

dll.

3. Riwayat penyakit keluarga

Kaji apakah ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri

koroner,dll.

c. Pemeriksaan Fisik

a.  Aktivitas/ istirahat.

Page 13: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,

dispnea karena aktivitas.

Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).

b.    Sirkulasi.

Gejala : JVD (obstruksi vena kava).

Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).

Takikardi/ disritmia.

c.     Integritas ego.

Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/

potensi keganasan.

Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.

d.   Eliminasi.

Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).

Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal,

tumor epidermoid)

e.   Makanan/ cairan.

Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan

makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.

Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)

Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/

periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)

Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).

f.   Nyeri/ kenyamanan.

Page 14: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu

pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan

posisi.

Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)

Nyeri abdomen hilang timbul.

g.  Pernafasan.

Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau

produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu

industry,Serak, paralysis pita suara.

Riwayat merokok

Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil (menunjukkan

konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran

udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area yang

mengalami lesi).

h.  Keamanan.

Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit

pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)

i.  Seksualitas.

Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel

besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel

kecil).

Klasifikasi Data

Data Subjektif

Klien mengatakan batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau

sputum

Page 15: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung

Kien mengatakan lemah

Klien mengatakan kurang nafsu makan

Klien mengatakan sering BAK

Klien mengatakan merasa takut

Data objektif

Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi

Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung

Adanya penurunan intoleransi aktifitas

BB klien menurun

Peningkatan frekuensi/jumlah urine

Klien nampak gelisah

Analisa data

No Symptom Etiologi Problem

1. DS : Klien batuk ringan atau

perubahan pola batuk dari

biasanya dan atau sputum

DO : Krekels/mengi pada saat

inspirasi dan ekspirasi

Adanya pembesaran tumor

paru

Menggeser dan menekan

organ paru

Sebagian bronkus tertutup

oleh oleh luasan tumor

Gangguan pertukaran gas

Gangguan pola napas

Gangguan pola nafas

2. DS : Klien mengatakan nyeri

pada dada, bahu,

Adanya pembesaran Nyeri

Page 16: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

tulang/sendi,punggung

DO : Adanya edema pada

dada,bahu,tulang/sendi,punggun

g

karsinoma paru

Menekan organ sekitarnya

Terjadi iritasi jaringan

sekitar

Mengeluarkan mediator

kimia histamine,

bradikinin, dan

prostaglandin

Merangsang saraf-saraf

perifer sekitarnya

Korteks serebral

Nyeri dipersepsikan

3. DS : Kien mengatakan lemah

DO:Adanya penurunan intoleransi

aktifitas

Adanya pembesaran

karsinoma paru

Menggeser dan menekan

organ disekitarnya

sebagian bronkus

Terhalang oleh masa tumor

Pertukaran CO2 DAN O2

tidak efektif

Intoleransi aktivitas

Page 17: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

Sesak nafas/dispnea

Anoreksia

Intake nutrisi kurang dari

kebutuhan kurang

Energy yang terbentuk

kurang

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

4. DS : Klien mengatakan merasa

takut

DO : Klien nampak gelisah

Perubahan status kesehatan

Klien terdiagnosa Ca. Paru

Kurang terpapar informasi

tentang penyakit dan

penatalaksanaan

Kurang pengetahuan

Ansietas

Ansietas

Prioritas Masalah

1. Gangguan pola napas

2. Nyeri

3. Intoleransi aktivitas

4. Ansietas

Page 18: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru,

ditandai dengan:

DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau sputum

DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi

2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru, ditandai dengan:

DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung

DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan:

DS : Kien mengatakan lemah

DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas

4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan, ditandai dengan:

DS : Kien mengatakan lemah

DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas

3. RENCANA KEPERAWATAN

N

o

Rencana Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. TUPAN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 1

minggu,

gangguan

pertukaran gas

normal

1. Pantau:

Status pernafasan

(Apendiks A) tiap 8

jam.

Hasil pemeriksaan fungsi

paru – paru dan AGD

2. Ketika terjadi episode

dispnea:

1. Untuk mengidentifikasi

perkembangan dan

penyimpangan dari

hasil yang diharapkan.

2. Pemberian oksigen

tambahan membantu

Page 19: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 2 hari,

gangguan

pertukaran gas

berangsur-angsur

membaik, dengan

kriteria hasil:

AGD dalam

batas normal

warna kulit

normal

frekuensi nafas

12-24x/menit

bunyi paru

bersih

tidak ada

hemoptoe, tidak

menggunakan

otot sensori

untuk bernafas.

Berikan oksigen lembab

tambahan

Implementasikan

tindakan untuk

menurunkan tingkat

ansietas dengan

membantu pasien agar

merasa dalam keadaan

terkontrol.

Tetaplah melakykan

pendekatan dengan

tenang dan penuh

percaya diri . temani

pasien dan instruksikan

pasien untuk bernafas

perlahan dan dalam

Pertahankan posisi tegak

3. Kkonsul kedokter untuk

rujukan kebagian terapi

pernapasan untuk tindakan

nobulizer atau pernafasan

positif intermiten ( PTPI)

bila kongesti paru menetap.

4. Siapkanb pasien untuk

menurunannya upaya

untuk napas dengan

meningkatkan jumlah

oksigen yang tersedia

kejaringan . perasan

tercekik seringkali

muncul ketika terjadi

periode dispneu. Hal

tersebut dapat

mencetuskan ansietas

dan ansietas dapat

diturunkan jika pasien

merasa terkontrol dan

berinteraksi dengan

pemberi perawatan

yang tenang dan

meyakinkan . posisi

tegak memungkinkan

ekspansi paru lebih

penuh dengan

nenurunkan tekanan

abdomen pada

diafragma.

3. Ahli terapi pernafasan

adalah spesialis adalah

spesialis dalam

pemeriksaan fungsi

paru dan modalitas

ferapi

4. teransitesis dilakukan

Page 20: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

teransitesis jika dipesankan

sesuai dengan kebijakan

dan prosedur pelayanan

yang ada.

5. Siapkan pasien untuk bedah

paru sesuai pesanan , pre

off.

6. Jika mobilitas terganggu ,

implementasi tindakan

untuk mencegah komplikasi

harusnya masuk di

intolerasikasn ansietas.

oleh dokter . teransitesis

meliputi memasukan

jarum dengan diameter

besar keruang pleura ,

untuk mengeluarkan

kelebihan cairan di

rongga pleura sehingga

memungkinkan

pengembangan paru

lebih baik.

5. Pneumonektomi atau

labektomi dapat

dilakukan untuk

melokalisasi kanker

seperti stadium I dan II.

Bedah reaksi tidak

digunakan untuk

kanker stadium II dan

IV atau karsinoma sel-

selkecil (seloat) karena

metastase luas lebih

terjadi pada saat

diagnose ditegakan .

6. Pasien dengan kanker

mempunyai daya tahan

tubuh yang rendah

karena terapi modalitas

( kemoterapi, terapi

radiasi dan opersi

redikal ) infeksi

nasokomial dapat

Page 21: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

7. Pertahankan cairan

sedikitnya 2-3 liter/ hari

kecuali jika ada kontra

indikasi.

8. Berikan dokter jika gejala-

gejala distress pernafasan

menetap atau memburuk.

meluas melalui petugas

kesehatan.

7. Untuk membantu

mengencerkansekresi

paru- paru dan

memudahkan pasien

untuk batuk dan

mengeluarkan secret

tersebut.

8. Hal tersebut merupakan

tanda berkembangnya

infeksi saluran

pernafasan at5au

bertambah luasnya

jaringan paru yang

terkena.

2. TUPAN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 1

minggu nyeri

hilang.

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

selama 3 hari

nyeri berkurang

1. Berikan analgesic dan

keefektifanya. Konsul

dokter jika anal yang

diberikan tidak efektif

untuk mengontrol nyeri.

2. Untuk meminimalkan nyeri

tulang :

Membalik dengan hati-

hati dan beri dukungan

Hindari menarik

ekstremitas

1. Rasa nyaman

merupakan prioritas

dalam memberikan

perawatan kepada

pasien dengan kanker

2. Metastase ketulang

menyebabkan nyeri

hebat. Pada banyak

pasien, bahkan hanya

sentuhan ringan dapat

menimbulkan rasa

Page 22: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

dengan kriteria:

Ekspresi

wajah rileks.

Pengembang

an paru

penuh

Peningkatan

tingkat

aktifitas

Berikan matras yang

lembut

Ubah posisi setiap 2

jam.

3. Untuk meminimalkan nyeri

pleuretik:

Instruksikan pasien

untuk menahan dada

dengan kedua

tangannya/dengan

bantal saat batuk

Dorong pasien untuk

berhenti merokok

Berikan humidifier

(pelembab) udara

sesuai pesanan

Berikan obat antitusif

bila diresepkan

nyeri

3. Nafas dalam dan batuk

kuat meregangkan

membrane pleura dan

menimbulkan nyeri dan

dada pleuretik. Nikotin

dari produk tembakau

dapat mengakibatkan

kontriksi bronchial dan

menurunkan gerakan

silia yang melapisi

saluran pernapasan

bagian bawah. Anti

batuk menekan pusat

batuk diotak.

3. TUPAN : Setelah

diberikan tindakan

keperawatan selama 2

hari intoleransi aktivitas

teratasi

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan keperawatan

selama 1 hari intoleransi

aktivitas berangsur-

angsur membaik dengan

kriteria:

Klien sudah bisa

melakukan

1. Evaluasi respon pasien

terhadap aktivitas

kehidupan sehari-hari.

Berikan bantuan dalam

pelaksanaan aktivitas

kehidupan sehari-hari

sesuai kebutuhan. Ajarkan

pasien bagaimana

menghadapi aktivitas untuk

menghindari kelelahan.

Berikan periode istirahat

tampa gangguan diantara

aktivitas.

1. Melakukan aktivitas

dapat membantu daya

tahan. Belajar

bagaimana

meningkatkan rasa

terkontrol dan mandiri

dengan kondisi kronis

dan ketidakmampuan

membantu

meningkatkan harga

diri. Istirahat

memungkinkan tubuh

memperbaiki enerrgi

Page 23: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

aktivitas ringan

Tidak lelah lagi

2. Berikan lingkungan yang

hangat, tenang selama

periode istirahat.

3. Bantu pasien dalam

mengidentifikasi aktivitas

menyenangkan yang

memerlukan penggunaan

energy minimal yang dapat

dimasukkan kedalam pola

hidup (membaca, m,enulis,

permainan). Jelaskan bahwa

kunci menikmati aktivitas

tanpa menjadi sangat lelah

adalah periode istirahat

yang sering selama

aktivitas.

yang digunakan selama

aktivitas.

2. Untuk meningkatkan

istirahat.

3. Berlanjutnya menikmati

hidup seluas-luasnya

seperti yang diterima

individu membantu

memudahkan koping.

4. TUPAN : Setelah

diberikan tindakan

keperawatan selama 3

hari ansietas teratasi

TUPEN: Setelah diberikan

tindakan keperawatan

selama 1 hari ansietas

berangsur-angsur

membaik dengan kriteria:

Klien tidak lagi

menanyakan

tentang

penyakitnya.

1. Berikan informasi tentang:

a. Sifat penyakit. Jelaskan

jumlah darah disputum

tidak terlalu

mengidentifikasi

beratnya penyakit dan

bagaimana

meminimalkannya.

b. Tindakan yang

diprogramkan,

meliputikemungkinan

efek samping.

c. Pemeriksaan diagnostic

1. Mengetahui apayang

diharapkan dari

tindakan medis dapat

membantu kepatuhan

pasien dan membantu

menurunkan ansietas

yang berhubungan

dengan tindakan medis.

Page 24: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

meliputi:

- Tujuan

- Gambaran singkat

- Persiapan sebelum

pemeriksaan

- Perawatan setelah

pemeriksaan

2. Persiapkan control nyeri

yang efektif

3. Ikut sertakan orang-orang

yang berarti bagi pasien

setiap tahap penyuluhan

kesehatan dan dorong

dukungan mereka terhadap

pasien.

2. Nyeri dapat

mencetusakan ansietas

yang akan

meningkatkan rasa

nyeri.

3. Sistem pendukung yang

kuat penting dalam

membantu individu

secara efektif

mengatasi masalah

dengan penyakit kronis

atau penyakit terminal.

BAB III

Page 25: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan

paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok. Diagnosa

keperawatan yang pada ca.paru adalah:

1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru.

2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru.

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan.

B. Saran

Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi

yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen

pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan

askep ini kedepannya.

Page 26: Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA

DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan, Penerbit

Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.

Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga, Alih

Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku Kedokteran

EGC, 2000.

Satriaperwira. Wordpress. com/kanker paru