C

14

Transcript of C

PowerPoint Presentation

KAMPUNG NAGAKampung Naga, sebuah pemukiman yang terletak di lembah subur dengan lereng curam sebagai batas alam, di mana seratus sepuluh bangunan beratap ijuk berdiri teratur membentuk sebuah kampung tradisional di tatar sunda.Kampung ini secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Selawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa BaratKAMPUNG NAGA DI TATAR SUNDAMereka bermukim sambil mempertahankan tradisi leluhur dan mengadaptasikannya dengan pengaruh di zaman sekarang ini. Sebuah fenomena yang mempunyai keunikan tersendiri. Sebuah gambaran yang akan membawa kita untuk selalu mengingat kesederhanaan dan kesahajaan dalam hidup.

ciri ekologi yang masih tetap dipertahankan hingga kini:

4Lingkungan hidup biogeofisik kampung tersebut berbeda dengan kampung-kampung masyarakat Sunda di sekitarnya.1Hutan di sekitarnya berfungsi sebagai penyangga ketahanan lereng dan bukit dari kemungkinan terjadinya bencana longsor atau banjir pada musim hujan. Atau sebaliknya, kekeringan pada musim kemarau.2Kawasan yang dijadikan pemukimannya, bentuk , bahan, bahkan arsitektur bangunannya mencerminkan arsitektur tradisonal Sunda.

3Masyarakat Kampung Naga memiliki kekayaan berupa keanekaragaman sumber daya alam hayati.

3A. POLA PEMUKIMAN KAMPUNG NAGABerdasarkan prinsip efisiensi pada Kampung Naga terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu

Kawasan suci adalah kawasan yang tidak boleh diukunjungi oleh sembarang orang.Tempat para leluhur masyarakat Kampung Naga dimakamkan. Selain itu kawasan suci juga digunakan untuk acara adat seperti Upacara Hajat Sasih. Upacara ini dilakukan oleh seluruh warga Kampung Naga. Upacara Hajat Sasih merupakan upacara ziarah dan pembersihan makam para leluhur.Selain itu ada hutam tutupan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman keras yang sudah berumur ratusan taun. Kawasan hutan larangan yang penuh dengan pantangan.

Kawasan Suci

Kawasan bersih adalah tempat permukiman masyarakat Kampung Naga. Selain rumah kawasan ini juga berdiri balai pertemuan, masjid, dan lumbung.

Memiliki ketinggian tanah paling rendah dibandingkan dengan kawasan bersih dan kawasan suci. Kawasan ini dekat dengan Sungai Ciwulan yang merupakan batas dari Kampung Naga. Dikawasan ini umumnya terdapat bangunan penunjang dengan bentuk-bentuk sederhana. Ada pancuran yang digunakan untuk mandi dan cuci, kandang ternak, saung lisung, dan ada juga kolam.

Kawasan Kotor

Kawasan BersihB. BENTUK RUMAH KAMPUNG NAGABentuk rumah masyarakat Kampung Naga harus:Bentuk rumah masyarakat KampungNaga tidak diperbolehkan jika:

Empat persegi panjang dengan model panggungBahan rumah dari bambu dan kayuAtap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang

Lantai rumah dari bambu atau papan kayu manglid.

Rumah harus menghadap ke arah utara atau selatan dengan memanjang ke arah barat-timur.

Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag.

Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni.

Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok.Rumah tidak boleh dilengkapi denganperabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur.

Rumah tidak boleh mempunyai daun pintu di dua arah berlawanan.

1122334456Semua bentuk, ukuran, alat dan bahan bangunan semuanya sama , hal ini menunjukkan adanya keseimbangan dan keselarasan yang ada di daerah tersebut.

Ujung atap bagian atasnya dipasangi gelang-gelang. Tiang gelang-gelang terbuat dari sepasang bambu setinggi kurang lebih setengah meter dari puncak atap sehingga bentuknya menyerupai tanduk atau huruf V. Bambu gelang-gelang itu kemudian dililit tambang ijuk. Karena bentuk gelang-gelang seperti itu maka ada sebagian orang yang menamakannya cagak gunting atau capit hurang.Rumah-rumah di Kampung Naga tertata dengan teraturRumah di Kampung Naga memiliki teritisan rumah yang memanjang sehingga memberikan efek serupa kanopi pada daerah sirkulasi. Efek ini menyebabkan angin mengalir kedalam ruangan serambi dan mendorong udara dalam rumah bergerak kebagian belakang rumah.Hal ini mirip dengan penggunaan kipas hisap (exhaust fan) dalam suatu ruangan untuk mengoptimalkan pergantian udara.

Lorong yang terjadi akibat penempatan massa linierC. PEMBAGIAN RUANG DALAM RUMAHMasyarakat Kampung Naga melihat rumah sebagai hal ritual yang ditata berdasarkan jenis kelamin dan perannya dalam keluarga dalam rumah tersebut. Ruang untuk laki-laki selalu berada di depan, sedangkan ruang untuk wanita berada di belakangnya, karena kaum wanita yang bertugas mengatur keluarga dan menguasai ruang-ruang lainnya seperti dapur. Berikut adalah pembagian ruang-ruang dan fungsinya dalam rumah di Kampung Naga:Tepas, atau beranda berada pada bagian depan rumah yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang transisi antara ruang luar dengan ruang dalam, berfungsi sebagai ruang untuk menenun atau menganyam bambu yang dibentuk menjadi sebuah kerajinan tangan.

1Tengah imah, ialah ruang yang berada di tengah rumah. Tengah imah berfungsi sebagai tempat berkumpul. Anak-anak pun belajar juga di ruang tengah tersebut.2Pangkeng ,ialah tempat tidur. Di dalam pangkeng hanya terdapat kasur dan bantal, tidak ada perlengkapan lainnya, seperti ranjang ataupun dipan.3Dapur dan Goah , dapur dan goah merupakan wilayah kekuasaan kaum perempuan.5Kolong imah merupakan ruang yang berada di antara permukaan tanah dengan bagian permukaan bawah rumah. Kolong imah biasanya digunakan sebagai tempat menyimpan alat pertanian, kayu bakar, dan lainnya. Namun juga bisa dijadikan kandang hewan seperti ayam atau itik. 4D. MATERIAL BANGUNAN RUMAH DI KAMPUNG NAGA

Pondasi, Sistem umpak, berada 50 cm diatas permukaan tanah Terbuat dari batu berukuran 40x40x40 cm . Fungsi : membuat rumah berbentuk rumah panggung dan bebas rayap

Dinding,Dinding rumah terbuat dari gedhek (bilik Sunda)Bahan dasar dinding : kayu albasia atau jaro (bilah-bilah kayu dengan diameter sekitar 5 cm yang didirikan tegak, kemudian dililit dengan tali bambu)Dinding dilapisi dengan kapur putih untuk memberi warna dan melindungi dari serangan rayapSepanjang 23 cm dari lantai (bagian dinding dalam) terdapat sandaran kayu selebar 20 cm agar dinding tidak ambruk sekaligus mencegah kapur terkelupas

Lantai dan AtapLantai rumah terbuat dari kayu albasia/sengonAtapnya terbuat dari dua lapis, daun nipah (bagian bawah) dan ijuk yang dililit dengan tali bambu (bagian atas)Di beberapa bagian atap terdapat kaca yang berfungsi untuk memasukan cahaya ke dalam rumah

Atap rumah kampung naga

Lantai terbuat dari kayu albasia. Penutup atap menggunakan ijukE. SISTEM PENGELOLAAN AIR DI KAMPUNG NAGA

Air untuk kebutuhan Kampung Naga berasal dari dua sumber yang dialirkan melalui buluh bambu. Air dari mata air di selatan kampung digunakan untuk minum dan kebutuhan memasak. Sebagian air permukaan yang melewati sawah dilewatkan ke bak-bak penyaringan untuk dialirkan ke bak air wudlu dan jamban. Di jamban, air ini digunakan untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK).

Kampung Naga menggunakan dua sumber mata air yang dialirkan melalui buluh bambuAir dari mata air di selatan kampung digunakan untuk minum dan kebutuhan memasak, sebagian yang melewati sawah diberikan bak-bak penyaringan untuk dialirkan ke bak air wudhu dan jamban. Di jamban air ini digunakan untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK).Air kotor dari jamban dialirkan ke balong yang berada tepat di bawahnyaAir untuk mengisi balong juga berasal dari pembelokan air permukaan yang mengalir tanpa melalui proses penyaringanBalong digunakan sebagai kolam tempat pemeliharaan ikan sekaligus septic tank alami yang mengendapkan limbah manusiaJamban dan saung lisung diletakkan di tepi balong, untuk pemanfaatan kotoran manusia dan dedak sisa tumbukan menjadi sumber makanan ikan-ikan di balong yang kemudian dapat dikonsumsi manusia

KESIMPULAN1. Keterpaduan arsitektur kampung dengan karakter tapak dan iklim

Pola linier massa dan ruang kampung yang mempertimbangkan karakteristik iklim dan tapak yang ada. Pola aliran udara, drainase dan 13 orientasi matahari pada dasarnya menjadi sistem yang sejalan dengan tatanan massa dan ruang kampung. Orientasi ruang dan massa pada dasarnya mengandung pemahaman yang mendalam akan karakteristik alam setempat. Kondisi ini pada akhirnya menjadi penjelasan bahwa sejak awal karakteristik alam dan iklim dipandang sebagai bagian yang menjadi faktor utama bagi arsitektur kampung.Bentuk rumah panggung mempertimbangkan karakteristik tapak dan iklim setempat. Pola dan hubungan ruang dalam rumah panggung memungkinkan terjadinya optimalisasi kondisi iklim alami dan mengupayakan kenyamanan termal dalam unit bangunan. Dimensi massa serta kesinambungan antara ruang luar dan ruang dalam adalah kualitas fisik sebuah rumah panggung yang lahir dari pemahaman akan karakteristik alam dan iklim setempat.

Bentuk dan lahan permukiman Kampung Naga2. Keterpaduan arsitektur kampung dengan nilai sosial Kampung Naga

Bentuk dan lahan permukiman Kampung Naga Kehidupan sosial di Kampung Naga Suasana yang tercipta dalam tatanan massa dan ruang kampung menunjang sistem nilai dalam hidup bermasyarakat di Kampung Naga yang mengutamakan hidup komunal. Sistem peletakan massa, orientasi dan 14 ruang, hubungan antar ruang, dimensi ruang luar, serta fasilitas publik memacu interaksi penduduk Kampung Naga secara alami dan melarut dalam keseharian hidup. Citra arsitektur hunian yang begitu serasi dengan alam, jelas berangkat dari hakekat hidup manusia Kampung Naga. Pada tingkat kehidupan kampung, setiap unit keluarga tidak hadir sebagai individu namun sebagai bagian dari komunitas kampung. Pada tingkat keluarga, setiap individu tidak hadir sebagai perseorangan, tapi ia hadir sebagai bagian dari sebuah keluarga. Pola tatanan, proporsi dan hirarki yang diterapkan dalam arsitektur kampung maupun hunian merupakan cerminan religi, filosofi dan sikap hidup masyarakat Kampung Naga. Arsitektur sebagai sebuah entitas fisik disadari sebagai sebuah relung atau wadah kegiatan kehidupan. Pemahaman akan konteks yang sedemikian mendalam adalah dasar dan pondasi yang kuat bagi arsitektur Kampung Naga yang ramah lingkungan

Kehidupan Sosial di Kampung Naga