C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

29
KATA PENGANTAR Tiada kata syukur yang pantas disampaikan selain kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berkeyakinan bahwa hanya dengan izin dan ridho-Nya makalah yang berjudul “Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran di SD/MI” dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan semester 2. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahmat Mulyono, M. Psi, selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan ataupun kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memenuhi persyaratan nilai yang diajukan oleh dosen pembimbing dan dapat diterima oleh masyarakat. Tangerang Selatan, 28 Mei 2014 1

description

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga adalah kebutuhan peserta didik. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD/MI dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD/MI, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa seperti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri, Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri.

Transcript of C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

Page 1: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

KATA PENGANTAR

Tiada kata syukur yang pantas disampaikan selain kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Penulis berkeyakinan bahwa hanya dengan izin dan ridho-Nya

makalah yang berjudul “Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran di

SD/MI” dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi Pendidikan semester 2.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahmat Mulyono, M. Psi, selaku dosen

pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat

kesalahan ataupun kekurangan  dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi

penyempurnaan makalah di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memenuhi persyaratan nilai

yang diajukan oleh dosen pembimbing dan dapat diterima oleh masyarakat.

Tangerang Selatan, 28 Mei 2014

Penulis

1

Page 2: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................1

DAFTAR ISI .......................................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................3

A. Latar Belakang ..........................................................................................3

B. Rumusan Masalah ....................................................................................3

C. Tujuan .......................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................................5

A. Pengertian Karakter dan Karakteristik .....................................................5

B. Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar ..................................6

C. Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI ......................9

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik

Belajar Usia SD/MI ..................................................................................13

BAB III. PENUTUP ...........................................................................................18

A. Kesimpulan ...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................19

2

Page 3: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan

peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan

keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik mengetahui

karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga

adalah kebutuhan peserta didik. Pemahaman terhadap karakteristik peserta

didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD/MI dapat dijadikan titik awal

untuk menentukan tujuan pendidikan di SD/MI, dan untuk menentukan waktu

yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan

perkembangan anak itu sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian

perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogiyanya dapat menyediakan

dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian

perkembangan diri siswa seperti Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis,

Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang

atau Penerimaan, Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri, Pemenuhan Kebutuhan

Akatualisasi Diri.

B.       Rumusan Masalah

1. Apa pengertian karakter dan karakteristik?

2. Apa saja perkembangan anak selama masa sekolah dasar?

3. Bagaimana bentuk-bentuk implikasi karakteristik anak dalam

pembelajaran SD/MI?   

4. Faktor - faktor apa sajakah yang mempengaruhi karakteristik?

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian karakter dan karakteristik.

3

Page 4: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

2. Mengetahui bentuk-bentuk implikasi karakteristik anak dalam

pembelajaran SD/MI.

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik.

4

Page 5: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Karakter dan Karakteristik

Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,

watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,

bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008),

karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),

motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa

Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana

mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku,

sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya

dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai

dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Sedangkan

karakteristik  diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya

mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.

Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa

karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang

memiliki pengertian di antaranya:

1.  Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat

dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek,

suatu kejadian.

2.  Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas

atau kesatuan.

3.  Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau

moral.

Jadi di antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Chaplin, dapat kami simpulkan bahwa karakteristik itu

adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek.

5

Page 6: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

B. Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar

Menurut Carnegie Corporation of Newyork (1996), Anak-anak yang

memasuki kelas satu berada dalam periode transisi dari pertumbuhan pesat masa

anak-anak awal ke tahap perkembangan yang lebih bertahap. Perubahan

perkembangan mental maupun sosial menjadi ciri khas masa sekolah awal.

Beberapa tahun kemudian, ketika anak-anak mencapai kelas-kelas sekolah dasar

yang lebih tinggi, mereka mendekati akhir masa kanak-kanak dan memasuki

praremaja. Pernyataan ini melihat bahwa keberhasilan di masa sekolah dasar

sangat berperan karena pada kelas-kelas di sekolah dasar lah mereka

mendefinisikan diri sebagai siswa.

Kemudian, ada beberapa perkembangan yang terjadi pada anak masa

sekolah dasar :

1. Perkembangan fisik

Ketika anak-anak melewati kelas-kelas sekolah dasar, perkembangan fisik

mereka mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan masa anak-anak

awal. Mereka mengalami perubahan pertumbuhan yang relatif sedikit

selama masa sekolah dasar, contohnya adalah pasti anak laki-laki

tubuhnya lebih besar dari anak perempuan nya. Lazimnya anak perempuan

pasti tubuhnya lebih pendek dan ringan daripada laki-laki sampai sekitar

umur 9 tahun, kira-kira sampai perkembangan tubuhnya sesuai dengan

perkembangan untuk laki-laki atau perempuan. Dan saat masa ini juga

anak-anak mengalami growing pains atau rasa sakit anak-anak yang

sedang mengalami pertumbuhan, karena saat itu perkembangan otot

dikalahkan dengan perkembangan tulang dan kerangka. Seperti yang di

kemukakan oleh Pellegrini dan Bohn (2005) otot yang sedang tumbuh

membutuhkan banyak olahraga, sehingga dapat disimpulkan bahwa

umunya anak SD memiliki sikap yang tidak bisa berdiam diri dalam waktu

yang lama. Pada saat sudah memasuki masa sekolah dasar anak-anak

sudah mengembangkan banyak kemampuan motorik dasar yang mereka

butuhkan untuk menyeimbangkan badan berlari, melompat dan melempar.

Ketika masa kelas empat di sekolah dasar, banyak anak perempuan

memulai dorongan pertumbuhan utama nya dan tidak akan berhenti hingga

6

Page 7: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

memasuki masa pubertas. Dorongan pertumbuhan utamanya meliputi

lengan dan kaki, bagian dada belum menyertai sehingga hasilnya adalah

penampilan kurus atau yang seluruhnya terdiri atas lengan dan kaki.

Karena pertumbuhan tulang ini terjadi sebelum perkembangan otot dan

tulang rawan terkait, anak-anak pada tahap pertumbuhan ini sementara

kehilangan koordinasi dan kekuatan.

Pada awal kelas lima, hampir semua anak perempuan telah memulai

dorongan pertumbuhan mereka. Selain itu, pertumbuhan otot dan tulang

rawan anggota tubuh mulai terjadi dalam diri wanita yang mengalami

kedewasaan dini lebih dini, dan mereka mendapatkan kekuatan dan

koordinasi tubuh mereka. Pada akhir kelas lima, anak perempuan biasanya

akan lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat daripada anak laki-laki. Pria

berada 12 hingga 18 bulan di belakang wanita dalam pertumbuhan fisik,

sehingga anak laki-laki mengalami kedewasaan dini sekalipun tidak

memulai dorongan pertumbuhan mereka hingga usia 11 tahun. Karena itu,

pada awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan akan mendekati

puncakmdorngan pertumbuhan mereka, dan semua anak laki-laki yang

mengalami kedewasaan dini akan melanjutkan pertumbuhan mereka, dan

semua anak laki-laki yang mengalami kedewasaan dini akan melanjutkan

pertumbuhan yang lambat dan menetap masa anak-anak akhir. Anak

perempuan biasanya akan memulai periode menstruasi mereka pada usia

13 tahun. Bagi anak laki-laki, akhir masa praremaja dan permulaan masa

remaja awal diukur oleh ejakulasi pertama, yang terjadi antara usia 13 dan

16 tahun.

2. Perkembangan kognisi

Siegler (1998) mengemukakan antara usia 5 dan 7 tahun proses pemikiran

anak-anak mengalami perubahan penting. Ini adalah periode peralihan dari

tahap pemikiran praoperasi ke tahap operasi konkret. Perubahan ini

memungkinkan anak-anak melakukan secara mental sesuatu yang

sebelumnya dilakukan secara fisik. Tidak semua anak mengalami

peralihan ini pada usia yang sama, dan tidak satupun anak berubah dari

tahap satu ke tahap berikut dengan cepat. Anak-anak sering melakukan

kognisi yang merupakan ciri khas dua tahapp perkembangan pada saat

7

Page 8: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

yang sama. Ketika masing-masing melangkah dari satu tahap ke tapa

berikut, karakteristik sebelumnya di pertahankan ketika perilaku kognisi

tahap yang lebih tinggi berkembang.

Selain memasuki tahap operasi konkret, anak-anak usia sekolah dasar

dengan pesat mengembangkan kemampuan daya ingat dan kognisi,

termasuk kemampuan meta-kognisi, yaitu kemampuan memikirkan

pemikiran mereka sendiri dan memelajari cara belajar.

3. Perkembangan sosioemosi

Pada saat anak-anak memasuki sekolah dasar, mereka telah

mengembangkan kemampuan pemikiran, tindakan dan pengaruh sosial

yang lebih rumit. Hingga saat ini, anak-anak pada dasarnya bersikap

egosentris dan dunia mereka adalah dunia rumah, keluarga dan mungin

prasekolah dan pusat penitipan anak. Menurut Erikson (1963), masa

sekolah dasar biasanya akan dihabiskan untuk tahap pengembangan

kepercayaan dan pengalaman mereka pada saat masa prasekolah,

pengalaman anak tersebut digunakan sebagai pembuktian dari beberapa

pekerjaan yang berhasil mereka lakukan sendiri. Hasil penelitian McHale,

Dariotis & Kauh (2003) pada tahap ini mereka akan mulai membuktikan

bahwa mereka sudah “tumbuh dewasa” dicontohkan dari beberapa

pekerjaan yang mereka pikir saya-bisa-mengerjakan-sendiri. Ketika

kekuatan konsentrasi mereka tumbuh, anak-anak bisa mengerjakan banyak

hal atau tugas lebih banyak. Tahap ini juga meliputi perumbuhan tindakan

mandiri, kerja sama dengan kelompok, dan tampil dengan cara yang dapat

diterima secara sosial dengan perhatian pada tindakan yang adil.

Selanjutnya, menurut Swann, Chang-Schneider & McClarty (2007)

bidang-bidang perkembangan pribadi dan sosial yang penting bagi anak-

anak sekolah dasar adalah konsep diri dan harga diri. Konsep ini sangat

dipengaruhi oleh lingkungannya dan konsep ini meliputi cara memahami

kekuatan, kelemahan, kemampuan, sikap dan nilai. Dan kemudian ini

merujuk ke proses evaluasi keterampilan dan kemampuan terhadap harga

diri. Kemudian ketika usia makin bertambah menurut Borg (1998) mereka

mulai mengevauasi kemampuan mereka sendiri menggunakan

8

Page 9: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

perbandingan sosial. Contohnya seperti ketika anak pra sekolah

mengatakan “aku suka bola “maka, setaun kemudian dia akan mengatakan

dengan agak berbeda “ aku suka bola lebih daripada rani “ .

C. Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

Secara umum karakteristik anak adalah keseluruhan ciri – ciri tingkah laku

siswa yang meliputi, kecerdasan, kecakapan, pengetahuan, sikap, minat.

(Jalaludin, 1998). Sedangkan menurut (Uno, 2007) karakteristik anak adalah

aspek – aspek dan kualitas anak seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang

telah dimiliki, karakteristik anak bisa mempengaruhi pemelihan strategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian materi pembelajaran. Hal itu karena

anak memiliki ciri khas masing – masing. Disamping itu karakteristik anak usia

MI memiliki ciri khas tersendiri yangsecara umum masih relatif sederhana

Dalam proses pembelajaran karakteristik anak perlu diperhitungkan karena

dapat mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran siswa yang

bersangkutan karena anak memiliki pemahaman yang berbeda terhadap

pengetahuan dan perspektif yang dipakai dalam menggiatkan prestasinya.

Pemahaman karakteristik anak akan membantu dalam mencari serta menilai

aktifitas siswa.

Dalam rangka mencapai keberhasilan pembentukan kepibadian anak agar

berkembang sesuai engan karakteristiknya, maka proses pembelajaran salah

satunya harus di dukung oleh unsur keteladanan dari orang tua dan guru.

Penyelenggaraan pembelajaran anak merupakan pilar penting dalam upaya

peningkatan derajat kemanuasiaan dan pemajuan peradapan manusia dalam islam

disebut dengan hifdul Aql (peliharaan akal).

Sabda Nabi Muhammad SAW: ajarkanlah kebaikan kepada anak –

anakmu dan keluargamu dan didiklah mereka (HR. Abdur Rozaaq Dan Said Bin

Mansur). Untuk tujuan tersebut guru MI dapat mengembangkan strategi

pembelajaran secara bertahap dan menyusun program kegiatan seperti program

kegiatan rutinitas, program kegiatan terintegrasi dan program kegiatan khusus.

Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan harian yang dilaksanakan secara

terus menerusnamun terrogram dengan pasti. Kegiatan terintegrasi adalah

9

Page 10: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

kegiatan pengembangan pembelajaran yang melalui pengembangan bidang

kemampuan dasar yang terintegrasi dengan semua kegiatan pembelajaran.

Kegiatan khusus merupakan program kegiatan yang pelaksanaannya tidak

dimasukkan atau tidak harus dikaitkan dengan pengembangan bidang kemampuan

dasar lainnya, sehingga membutukan waktu dan penanganan khusus.

Pola pembelajaran anak MI diharapkan dapat mempertimbangkan

karakteriistik pembelajaran anak MI yang secara garis besar pembelajarannya

harus memiliki sifat berikut:

a. Aplikatif: materi pemelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan

kegiatan rutin anak sehari – hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan

aktivitas anak serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.

b. Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu

membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias.

c. Mudah ditiru: materi yang disajikan dapatdipraktekan sesuai dengan

kemampuan fisik dan karakter lahirlah anak.

1. Senang Bermain

Menurut (Hasan, 2006) bermain merupakan hal yang penting bagi anak –

anak karena dengan bermain, mereka dapat mempelajari banyak hal melalui

permainan. Disamping itu, anak juga akan melatih kemampuan motorik untuk

menguasai keterampilan fisik yang mereka butuhkan sehingga mereka dapat

belajar memecahkan masalah serta mereka dapat belajar bersosialisasi dalam

memahami aturan sosial dalam permainan bersama dengan teman – temannya.

Karakteristik ini menuntut guru MI untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang bermuatan permainan yang secara khususu melatih aspek

perkembangan fisik, intelektual, dan kemampuan emosional sebagai bekal

pengembangan keterampilan di masa yang akan datang.

Pola pembelajaran yang dilakukan oleh guru MI hendaknya dirancang

dengan model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di

dalamnya sehingga anak – anak merasa senang dalam belajar enjoyable learning

atau dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana learning by

10

Page 11: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

doing. Guru harus menghindari materi pelajaran yang lebih menekankan pada

teori karena akan membosankan dan anak cendeerung merasa kelelahan dan

hilang konsentrasinya.

2. Senang Bergerak

Suasana pembelajaran yang monoton dapat membuat siswa jenuh dan

bosan terutama pada anak usia MI, karena pada umumnya anak MI dapat duduk

dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya

merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak dapat berpindah atau

bergerak yang memungkinkan ia dapat berinteraksi dengan temannya.

Diam atau duduk dalam waktu yang lama bagi anak MI merupakan

siksaan dan membosankan. Dalam konteks pembelajaran proses pembelajaran

tdak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi dapat juga melakukan di luar kelas,

sehingga anak lebih tertarik dalam menerima pelajaran terutama materi

pembelajaran yang ada kaitannya dengan alam.

3. Anak Senang Bekerja dalam Kelompok

Kecenderungan anak usia MI dalam proses pembelajarannya lebih senang

berkumpul dengan kelompok sebaya (peer group), dalam pembelajaran ini, anak

belajar aspek – aspek yang penting dalam proses sosialisasi, sepeti: belajar

menemukan aturan – aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak

bergantung kepada orang dewasa, belajar bekerjasama, mempelaari perilaku yang

dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tanggungjawab, belajar

bersaing dengan orang lain secara sehat (spotif), mempelajari olahaga dan

permainan kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.

Pada tahap perkembangan ini anak MI dituntut untuk belajar memberi dan

menerima dalam kehdupan sosial di antara teman sebaya, belajar berteman dan

bekerja dalam kelompok (peeer group) dalam rangka mengembangkan

kepribadian sosial, termasuk kesanggupan anak dalam menyesuaikan diri sendiri

(egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau

memperhatikan kepentingan orang lain).

Langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam tahap perkembangan ini

anak harus memiliki keterampilan fisik dan penampilan fisik yang diterima teman

11

Page 12: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

sebaya mereka karena pada masa anak usia MI, anak – anak mulai keluar dari

lingkungan keluarga dan mulai memasuki dunia teman sebaya.

Proses pembelajaran dalm memasuki kelompok sebaya merupakan proses

pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya pada saati ni anak – anak

belajar cara – cara mendekati orang asing, malu – malu atau berani, menjauhkan

diri atau bersahabat dengan teman sebayanya. Anak beajar bagaimana

memperlakukan teman – teman. Ia belajar apa yang disebut bermain jujur (play

fair) dalam permainan.

Oleh karena itu, perilaku sosial anak usia 9 atau 10 tahun akan

menggambarkan perilaku sosial yang akan dilakukan pada usia 50 tahun yang

akan datang. Guru MI hendaknya terampil dalam mempelajari dan memahami

budaya teman sebaya pada lingkungan madrasah dan masyarakat. Guru dapat

menggunakan sosiometri untuk mempelajari struktur sodial di kelas tertentu.

Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap

penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Madrasah merupakan tempat yang

kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama

dengan teman sebaya. Oleh karena itu, guru MI harus memperhatikan

perkembangan ini.

Pola ini mengharuskan Guru MI untuk merancang model pembelajaran

yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat

memintta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3 – 4 orang

untuk mempelajari atau menyelesaikan suau secara kelompok.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara belajar dalam satu kelompok

setiap anggota kelompok memiliki ketergantungan dalam proses belajar untuk

penyelesaian tugas kelompok. Kegiatan ini mengharuskan semua anggota

kelompok bekerja sama, masing – masing siswa bertanggung jawab terhadap

tugas yang disepakati. Untuk kepentingan peyelesaian tugas, setiap siswa harus

belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.

4. Senang Merasakan/Melakukan Sesuatu Secara Langsung

Sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa anak

usia MI, perkembangan intelektualnya cukup pesat, mereka mempunyai kempuan

12

Page 13: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

yang memungkinkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan

ilmu tersebut dalam kehidupan lingkugan mereka dan memanfaatkannya untuk

memecahkan masalah – masalah yang timbul, karena pada masa ini anak MI

memasuk tahap operasi konkret.

Bagi anak MI, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih

dipahami jka anak melaksanakan sendiri atau disebut dengan belajar mandiri,

artinya secara berkala siswa diminta merefleksikan hal – hal yang telah dipelajari,

termasuk membuat contoh terhadap materi yang dianjarkan oleh guru.

Peran guru MI diharapkan mampu merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak terlibat dalam proses pembelajaran, misalnya guru

menyuruh siswa untuk mmbedakan akhlak yang baik dan buruk dalam kehidupan

sehari – hari.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Belajar Usia SD/MI

1.         Faktor Internal

“Factor internal ini dipengaruhi oleh unsur kognitif dan fisiologis

otak. Kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang

membimbing tingkah laku anak. Asfek kognitif merupakan sisi internal

yang bertanggungjawab atas proses pembelajaran. Dengan kemampuan

kognitif ini anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun

sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.

a.    Karakteristik anak usia MI secara umum

Piaget memandang, bahwa anak memainkan peran aktif dalam

menyusun pengetahuan dan pemahamannya mengenai realitas. Anak

yang lebih berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang

diperoleh melalui pengalaman. Piaget percaya bahwa pemikiran anak-

anak berkembang berdasarkan priode-priode yang terus bertambah

kompleks. Menurut tahapan piaget, setiap individu akan melalui

serangkaian perubahan kualitatif. Perubahan ini terjadi karena tekanan

biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya

pengorganisasian struktur berfikir.

13

Page 14: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

                    Perkembangan kognisi atau intelektual anak berjalan secara

gradual, bertahap dan berkelanjutan seiring bertambahnya umur.

Walaupun dalam perkembangan kognisi pada usia-usia tertentu

memiliki pola umum, tetap ada peluang bahwa sebagian anak

menunjukkan perkembangan lebih awal dari pola umum tersebut. Rata-

rata umumnya perkembangan kognisi anak usia MI berkisar antara 6-13

tahun mulai dari kelas satu sampai 6. Masa ini diidentifikasi oleh piaget

sebagai period ke-3 dari empat periode schemata kognisi. Keempat

priode tersebut adalah:

a. Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)

b. Periode praoperasional (usia 2-7 tahun)

c. Periode operasional konkrit (usia 7-11 tahun)

d. Periode operasional formal (usia 11 tahun smpai dewasa)

Periode inilah yang dekat dan identik dengan usia MI. Pada usia

ini siswa mapu menggunakan logika yang memadai. Kemampuan

logika yang mereka kuasai berupa pemikiran operasional konkrit, yang

meliputi:

a. Pengurutan

b. Klasifikasi

c. Decentering (pelebaran perspektif)

d. Reversibility (mengembalikan bentuk semula)

e. Konservasi

b.    Karakteristik Siswa dari Sisi Fisiologis Otak

“Konsep baru tentang intelegensi dikembangkan oleh Gardner

(1998) yang dikenal dengan multiple intelligences (beragam

kecerdasan). Berkenaan dengan hal tersebut, Gardner menjelaskan

bahwa intelegensi itu merupakan proses mengoperasikan sejumlah

komponen dalam inteligensi yang memungkinkan individu mampu

memecahkan masalah, menciptakan produk dan menemukan

pengetahuan baru dalam rentang yang cukup luas.”

14

Page 15: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

Komponen-komponen inteligensi (multiple intelligences) yang

dimaksud Howard Gardner yaitu:

a. Verbal linguistic

b. Logika/ matematik

c. Musical

d. Spasial

e. Kinestetik

f. Naturalis

g. Interpersonal

h. Intrapersonal

Selain delapan kecerdasan baru itu, ada satu lagi kecerdasan

yang berhasil ditemukan dalam diri manusia, yaitu kecerdasan spiritual

yang dikenalkan oleh Danah Johar dan Ian Marshall. Kecerdasan

spiritual adalah kemampuan manusia untuk mengenali potensi fitrah

dalam dirinya serta kemampuan seseorang mengenali tuhannya yang

telah menciptakannya, sehingga dimanapun berada merasa dalam

pengawasan tuhannya.

2.    Factor Eksternal

Factor external ini bisa berupa stimuli dari luar dirinya. “Menurut

Bandura, anak usia tingkat MI cenderung belajar dengan cara modeling,

yaitu mencontoh perilaku orang lain. Melalui interaksi social anak dapat

belajar melalui pengamatan (observation learning).” Maka teori ini dikenal

dengan nama Operant Conditioning.

               Ada empat elemen penting yang menurut Bandura perlu

diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan yaitu:

a. Atensi

b. Retensi

c. Reproduksi

d. Motivasi

15

Page 16: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

Masa sekolah tingkat SD/MI bisa dibagi menjai dua fase, yaitu:

a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah sekitar enam

tahun sampai dengan usia sekitar delapan tahun.

b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yaitu kira-kira sembilan sampai

kira-kira usia dua belas.

Pada masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-

masing. Masa-masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai

berikut:

a. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

pertumbuhan jasmani dengan prestasi rohani.

b. Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan

permainan yang tradisional.

c. Ada kecenderungan memuji diri sendiri dan masih ada sifat egosentris.

d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain untuk untuk

meremehkan anak lain.

e. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya

tidak penting.

f. Pada masa ini anak menghendaki nilai dan angka rapor yang baik tanpa

mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

g. Kemampuan mengingat dan berbahasa berkembang sangat cepat dan

mengagumkan.

h. Hal-hal yang bersifat konkrit lebih mudah dipahami daripada yang

abstrak.

i. Kehidupan adalah bermain.

Dibawah ini merupakan karakteristik afektif umum anak pada fase

kelas tinggi, dari kelas tiga sampai kelas enam di sekolah dasar yaitu:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.

b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.

c. Ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus.

d. Anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk

menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya.

16

Page 17: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

e. Pada masa ini anak memandang nilai, terutama angka rapor sebagai

ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya.

f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya.

g. Peran manusia idola sangat penting.

Karakteristik umum siswa usia MI di atas tidak menutup adanya

perbedaan-perbedaan tingkat kualitas dan kuantitas kepribadian siswa.

Perbedaan-perbedaan yang biasa ditemui dikelas antara lain:

a. Achievement: prestasi, kinerja skolastik.

b. Anatomy: tinggi, berat, dan warna kulit.

c. Emotion: stabilitas, percaya diri, kebijaksanaan dan ketekunan.

d. Interest: hobi, sahabat dan aktivitas.

e. Physiology: kemampuan menyimak, aktivitas visual, dan ketahanan.

f. Pcychology: kecepatan reaksi, kecepatan asosiasi dan koordinasi.

g. Social perspectives: suku, politik, agama, dan sikap ekonomi.

17

Page 18: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati,

jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,

temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,

berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun

Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap

(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan

(skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau

menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan

dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. karakteristik adalah suatu sifat

yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek.

Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik yaitu, Senang

bermain, Senang bergerak, anak senang bekerja dalam kelompok, senang

merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi karakteristik siswa MI yaitu

Faktor internal dan faktor eksternal.

18

Page 19: C.Implikasi Karakteristik Anak dalam Pembelajaran SD/MI

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya. 2010

Fauzi, Ahmad dkk, Perkembangan Peserta Didik edisi pertama. Jakarta. Learning

Assistence Program for Islamic Schools pendidikan guru madrasah ibtidaiyah.

2008

Hanafi M. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta. Direktorat Jendral

Pendidikan Islam. 2009

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta. Indeks. 2009

Sumantri, Suryani. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Universitas Terbuka.

2010

Anonim. www.google.co.id/http.perkembangan karakteristik anak.com .

Diakses pada tanggal 20 maret 2014 pukul 10.25 WIB

Anonim. http://www.sekolahdasar.net/2011/05/karakteristik-dan-kebutuhan-an

Diakses pada tanggal 20 maret 2014 pukul 11.02 WIB

19