C (Bahasa Pemrograman) Dari Wikipedia Bahasa Indonesia,
-
Upload
arjunagitulhoo -
Category
Documents
-
view
1.679 -
download
10
Transcript of C (Bahasa Pemrograman) Dari Wikipedia Bahasa Indonesia,
C (bahasa pemrograman)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa pemrograman C merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer. Dibuat pada tahun 1972 oleh Dennis Ritchie untuk Sistem Operasi Unix di Bell Telephone Laboratories.
Meskipun C dibuat untuk memprogram sistem dan jaringan komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam mengembangkan software aplikasi. C juga banyak dipakai oleh berbagai jenis platform sistem operasi dan arsitektur komputer, bahkan terdapat beberepa compiler yang sangat populer telah tersedia. C secara luar biasa mempengaruhi bahasa populer lainnya, terutama C++ yang merupakan extensi dari C.
Daftar isi [sembunyikan]
1 Filosofi
2 Versi Bahasa C
2.1 C K&R
2.2 ANSI C & ISO C
2.3 C99
3 Pustaka
4 Hello, World!
5 Pranala luar
[sunting]
Filosofi
[sunting]
Versi Bahasa C
[sunting]
C K&R
Pada tahun 1978, Dennis Ritchie dan Brian Kernighan menerbitkan edisi pertama dari buku yang berjudul The C Programming Language. Buku ini hingga sekarang diakui sebagai kitab suci bahasa C dan merupakan referensi utama seorang pemrogram yang ingin mengetahui tentang bahasa C, terutama karena begitu lengkapnya cakupan buku ini tentang bahasa C dan mudahnya program yang dicontohkan dalam buku ini.
Versi bahasa C yang ditampilkan dalam buku ini kemudian dikenal dalam kalangan pemrogram sebagai C K&R. Pada buku The C Programming Language edisi kedua kemudian melingkupi ANSI C yang diperkenalkan belakangan.
[sunting]
ANSI C & ISO C
Pada perkembangannya, muncul versi-versi C lain yang pada akhirnya membuat kebingungan di kalangan pemrogram. Karena itu, pada tahun 1983, American National Standards Institute (ANSI) membuat sebuah komite untuk membuat sebuah versi standar dari bahasa C. Setelah melalui proses yang panjang dan sengit, pada tahun 1989, telah berhasil disahkan standar yang dinamakan ANSI X3.159-1989, versi ini seringkali dinamakan ANSI C, atau kadang-kadang C89.
Pada 1990, versi ANSI C diadopsi oleh Organization for Standardization (ISO) dengan sedikit perubahan dengan nama ISO/IEC 9899:1990. Versi ini seringkali dinamakan ISO C atau C90. Karena versi ANSI C dan ISO C hanya memiliki sedikit perbedaan, pemanggilan C90 dan C89 merujuk pada bahasa yang sama.
[sunting]
C99
Versi C99 dibuat oleh ISO C pada tahun 1999. Versi ini dimaksudkan terutama untuk memperbanyak dukungan kepada pemrograman berorientasi objek, terutama setelah C++, yang dibuat berdasarkan bahasa ini mendapat tempat yang istimewa di kalangan pemrogram
[sunting]
Pustaka
Pustaka (seringkali dirujuk sebagai library), adalah kumpulan fungsi-fungsi yang terkandung dalam satu file, Setiap file pustaka mempunyai satu Header file yang menyimpan cetak biru dari fungsi-fungsi yang terkandung dalam file pustaka.
Bahasa C seringkali dipakai untuk membuat file-file pustaka yang menyimpan fungsi-fungsi tertentu, dikarenakan C dapat dikompile menjadi bahasa mesin yang sangat cepat dan kecil ukurannya, kemudian bahasa pemrograman lain seperti Python yang akan menciptakan antar-muka dari fungsi-fungsi yang dikandungnya.
Pustaka yang paling sering dipakai adalah Pustaka Standar C, yang berisi fungsi-fungsi standar yang berasal dari ANSI C. Pustaka standar ini sekarang telah terkandung dalam hampir setiap kompiler C yang dipakai.
[sunting]
Hello, World!
Berikut ini adalah contoh program sederhana yang akan mencetak kalimat "Hello, World!" dengan menggunakan pustaka stdio.h (ANSI C):
#include <stdio.h>
int main(void) {
printf("Hello, World!\n");
return 0;
}
[sunting]
Pranala luar
(en) Programming C di Wikibooks
(id) Buku Gratis Pemrograman Bahasa C dengan Turbo CBahasa pemrograman (Daftar bahasa pemrngraman)
ALGOL | APL | Ada | BASIC| C | C++ | C# | COBOL | Common Lisp | Eiffel | FORTH | Fortran | Haskell | Java | JavaScript | Jython | LISP | LOGO | Mesa | Modula-2 | Oberon | Ocaml | Objective-C | Perl | PHP | Prolog | PL/I | Pascal | PostScript | Python | Ruby | Scheme | Smalltalk | SQL | Tcl | Visual Basic
Artikel bertopik komputer ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Kategori: Bahasa pemrograman C | Bahasa pemrograman | Bahasa pemrograman prosedural
Halaman Pembicaraan Sunting↑ Versi terdahulu
Coba Beta Masuk log / buat akun
Cari
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh sebagai PDF
Versi cetak
Kotak peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Kutip halaman ini
Bahasa lain
Afrikaans
Alemannisch
አማርኛ
Aragonés
العربية
Asturianu
Azərbaycan
Žemaitėška
Беларуская
Беларуская (тарашкевіца)
Български
বাং��লা�
Brezhoneg
Bosanski
ᨅᨔᨕᨘ�ᨁᨗ�
Català
Mìng-dĕ ̤ng-ngṳ̄
Corsu
Česky
Cymraeg
Dansk
Deutsch
Ελληνικά
English
Esperanto
Español
Eesti
Euskara
فارسی
Suomi
Français
Gaeilge
Galego
עברית
हि�न्दी�
Hrvatski
Magyar
Interlingua
Íslenska
Italiano
日本語
ქართული
Taqbaylit
ភាសាខ្មែ��រ
한국어
Kurdî / كوردی
Latina
Lietuvių
Latviešu
Malagasy
Македонски
മലയാ�ളം�
Монгол
मरा�ठी
Bahasa Melayu
Nederlands
Norsk (nynorsk)
Norsk (bokmål)
Occitan
Polski
Português
Română
Русский
Саха тыла
Srpskohrvatski / Српскохрватски
Simple English
Slovenčina
Slovenščina
Shqip
Српски / Srpski
Svenska
தமி�ழ்
తెలు�గు�
ไทย
Türkçe
Українська
Tiếng Việt
吴语
יִידיש
中文
Bân-lâm-gú
粵語
Halaman ini terakhir diubah pada 04:39, 20 Januari 2010. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan
Please help with the Wikimedia strategic planning process! Discuss the Strategy Task Forces' recommendations. [Hide]
[Help us with translations!]
C (programming language)
From Wikipedia, the free encyclopedia
C
The C Programming Language (aka "K&R"), the seminal book on C
Usual file extensions .h .c
Paradigm Imperative (procedural), structured
Appeared in 1972
Designed by Dennis Ritchie
Developer Dennis Ritchie & Bell Labs
Stable release C99 (March 2000)
Typing discipline Static, weak, manifest
Major implementations Clang, GCC, MSVC, Turbo C, Watcom C
DialectsCyclone, Unified Parallel C, Split-C, Cilk, C*
Influenced by B (BCPL,CPL), ALGOL 68,[1] Assembly, PL/I, FORTRAN
Influenced AWK, csh, C++, C-- , C#, Objective-C, BitC, D, Go, Java, JavaScript, Limbo, Perl, PHP, Pike, Processing, Python
OS Cross-platform (multi-platform)
C is a general-purpose computer programming language developed in 1972 by Dennis Ritchie at the Bell Telephone Laboratories for use with the Unix operating system.[2]
Although C was designed for implementing system software,[3] it is also widely used for developing portable application software.
C is one of the most popular programming languages[4][5] and there are few computer architectures for which a C compiler does not exist. C has greatly influenced many other popular programming languages, most notably C++, which originally began as an extension to C.Contents [hide]
1 Design
1.1 Minimalism
2 Characteristics
2.1 Absent features
2.2 Undefined behavior
3 History
3.1 Early developments
3.2 K&R C
3.3 ANSI C and ISO C
3.4 C99
3.5 C1X
4 Uses
5 Syntax
5.1 Operators
5.1.1 Integer-float conversion and rounding
6 "Hello, world" example
7 Data structures
7.1 Pointers
7.2 Arrays
7.3 Array-pointer interchangeability
8 Memory management
9 Libraries
10 Language tools
11 Related languages
12 See also
13 Footnotes
14 References
15 External links
[edit]
Design
C is an imperative (procedural) systems implementation language. It was designed to be compiled using a relatively straightforward compiler, to provide low-level access to memory, to provide language constructs that map efficiently to machine instructions, and to require minimal run-time support. C was therefore useful for many applications that had formerly been coded in assembly language.
Despite its low-level capabilities, the language was designed to encourage machine-independent programming. A standards-compliant and portably written C program can be compiled for a very wide variety of computer platforms and operating systems with little or no change to its source code. The language has become available on a very wide range of platforms, from embedded microcontrollers to supercomputers.
[edit]
Minimalism
C's design is tied to its intended use as a portable systems implementation language. It provides simple, direct access to any addressable object (for example, memory-mapped device control registers), and its source-code expressions can be translated in a straightforward manner to primitive machine operations in the executable code. Some early C compilers were comfortably implemented (as a few distinct passes communicating via intermediate files) on PDP-11 processors having only 16 address bits. C compilers for several common 8-bit platforms have been implemented as well.
[edit]
Characteristics
Like most imperative languages in the ALGOL tradition, C has facilities for structured programming and allows lexical variable scope and recursion, while a static type system prevents many unintended operations. In C, all executable code is contained within functions. Function parameters are always passed by value. Pass-by-reference is simulated in C by explicitly passing pointer values. Heterogeneous aggregate data types (struct) allow related data elements to be combined and manipulated as a unit. C program source text is free-format, using the semicolon as a statement terminator (not a delimiter).
C also exhibits the following more specific characteristics:
lack of nested function definitions
variables may be hidden in nested blocks
partially weak typing; for instance, characters can be used as integers
low-level access to computer memory by converting machine addresses to typed pointers
function and data pointers supporting ad hoc run-time polymorphism
array indexing as a secondary notion, defined in terms of pointer arithmetic
a preprocessor for macro definition, source code file inclusion, and conditional compilation
complex functionality such as I/O, string manipulation, and mathematical functions consistently delegated to library routines
A relatively small set of reserved keywords
A lexical structure that resembles B more than ALGOL, for example:
{ ... } rather than either of ALGOL 60's begin ... end or ALGOL 68's ( ... )
= is used for assignment (copying), like Fortran, rather than ALGOL's :=
== is used to test for equality (rather than .EQ. in Fortran, or = in BASIC and ALGOL)
&& and || in place of ALGOL's "∧" (AND) and "∨" (OR); note that the doubled-up operators will never evaluate the right operand if the result can be determined from the left alone (this is called short-circuit evaluation), and are semantically distinct from the bit-wise operators & and |
However Unix Version 6 & 7 versions of C indeed did use ALGOL's /\ and \/ ASCII operators, but for determining Infimum and Supremum respectively.[1]
a large number of compound operators, such as +=, ++, etc. (Equivalent to ALGOL 68's +:= and +:=1 operators)
[edit]
Absent features
The relatively low-level nature of the language affords the programmer close control over what the computer does, while allowing special tailoring and aggressive optimization for a particular platform. This allows the code to run efficiently on very limited hardware, such as embedded systems.
C does not have some features that are available in some other programming languages:
No direct assignment of arrays or strings (copying can be done via standard functions; assignment of objects having struct or union type is supported)
No automatic garbage collection
No requirement for bounds checking of arrays
No operations on whole arrays
No syntax for ranges, such as the A..B notation used in several languages
Prior to C99, no separate Boolean type (zero/nonzero is used instead)[6]
No formal closures or functions as parameters (only function and variable pointers)
No generators or coroutines; intra-thread control flow consists of nested function calls, except for the use of the longjmp or setcontext library functions
No exception handling; standard library functions signify error conditions with the global errno variable and/or special return values
Only rudimentary support for modular programming
No compile-time polymorphism in the form of function or operator overloading
Only rudimentary support for generic programming
Very limited support for object-oriented programming with regard to polymorphism and inheritance
Limited support for encapsulation
No native support for multithreading and networking
No standard libraries for computer graphics and several other application programming needs
A number of these features are available as extensions in some compilers, or can be supplied by third-party libraries, or can be simulated by adopting certain coding disciplines.
[edit]
Undefined behavior
Many operations in C that have undefined behavior are not required to be diagnosed at compile time. In the case of C, "undefined behavior" means that the exact behavior which arises is not specified by the standard, and exactly what will happen does not have to be documented by the C implementation. A famous, although misleading, expression in the newsgroups comp.std.c and comp.lang.c is that the program could cause "demons to fly out of your nose."[7] Sometimes in practice what happens for an instance of undefined behavior is a bug that is hard to track down and which may corrupt the contents of memory. Sometimes a particular compiler generates reasonable and well-behaved actions that are completely different from those that would be obtained using a different C compiler. The reason some behavior has been left undefined is to allow compilers for a wide variety of instruction set architectures to generate more efficient executable code for well-defined behavior, which was deemed important for C's primary role as a systems implementation language; thus C makes it the programmer's responsibility to avoid undefined behavior, possibly using tools to find parts of a program whose behavior is undefined. Examples of undefined behavior are:
accessing outside the bounds of an array
overflowing a signed integer
reaching the end of a non-void function without finding a return statement, when the return value is used
reading the value of a variable before initializing it
These operations are all programming errors that could occur using many programming languages; C draws criticism because its standard explicitly identifies numerous cases of undefined behavior, including some where the behavior could have been made well defined, and does not specify any run-time error handling mechanism.
Invoking fflush() on a stream opened for input is an example of a different kind of undefined behavior, not necessarily a programming error but a case for which some conforming implementations may provide well-defined, useful semantics (in this example, presumably discarding input through the next new-line) as an allowed extension. Use of such nonstandard extensions generally limits software portability.
[edit]
History
[edit]
Early developments
The initial development of C occurred at AT&T Bell Labs between 1969 and 1973; according to Ritchie, the most creative period occurred in 1972. It was named "C" because many of its features were derived from an earlier language called "B", which according to Ken Thompson was a stripped-down version of the BCPL programming language.
The origin of C is closely tied to the development of the Unix operating system, originally implemented in assembly language on a PDP-7 by Ritchie and Thompson, incorporating several ideas from colleagues. Eventually they decided to port the operating system to a PDP-11. B's lack of functionality to take advantage of some of the PDP-11's features, notably byte addressability, led to the development of an early version of the C programming language.
The original PDP-11 version of the Unix system was developed in assembly language. By 1973, with the addition of struct types, the C language had become powerful enough that most of the Unix kernel was rewritten in C. This was one of the first operating system kernels implemented in a language other than assembly. (Earlier instances include the Multics system (written in PL/I), and MCP (Master Control Program) for the Burroughs B5000 written in ALGOL in 1961.)
[edit]
K&R C
In 1978, Brian Kernighan and Dennis Ritchie published the first edition of The C Programming Language. This book, known to C programmers as "K&R", served for many years as an informal specification of the language. The version of C that it describes is commonly referred to as K&R C. The second edition of the book covers the later ANSI C standard.
K&R introduced several language features:
standard I/O library
long int data type
unsigned int data type
compound assignment operators of the form =op (such as =-) were changed to the form op= to remove the semantic ambiguity created by such constructs as i=-10, which had been interpreted as i =- 10 instead of the possibly intended i = -10
Even after the publication of the 1989 C standard, for many years K&R C was still considered the "lowest common denominator" to which C programmers restricted themselves when maximum portability was desired, since many older compilers were still in use, and because carefully written K&R C code can be legal Standard C as well.
In early versions of C, only functions that returned a non-integer value needed to be declared if used before the function definition; a function used without any previous declaration was assumed to return an integer, if its value was used.
For example:
long int SomeFunction();
/* int OtherFunction(); */
/* int */ CallingFunction()
{
long int test1;
register /* int */ test2;
test1 = SomeFunction();
if (test1 > 0)
test2 = 0;
else
test2 = OtherFunction();
return test2;
}
All the above commented-out int declarations could be omitted in K&R C.
Since K&R function declarations did not include any information about function arguments, function parameter type checks were not performed, although some compilers would issue a warning message if a local function was called with the wrong number of arguments, or if multiple calls to an external function used different numbers or types of arguments. Separate tools such as Unix's lint utility were developed that (among other things) could check for consistency of function use across multiple source files.
In the years following the publication of K&R C, several unofficial features were added to the language, supported by compilers from AT&T and some other vendors. These included:
void functions
functions returning struct or union types (rather than pointers)
assignment for struct data types
enumerated types
The large number of extensions and lack of agreement on a standard library, together with the language popularity and the fact that not even the Unix compilers precisely implemented the K&R specification, led to the necessity of standardization.
[edit]
ANSI C and ISO C
Main article: ANSI C
During the late 1970s and 1980s, versions of C were implemented for a wide variety of mainframe computers, minicomputers, and microcomputers, including the IBM PC, as its popularity began to increase significantly.
In 1983, the American National Standards Institute (ANSI) formed a committee, X3J11, to establish a standard specification of C. In 1989, the standard was ratified as ANSI X3.159-1989 "Programming Language C." This version of the language is often referred to as ANSI C, Standard C, or sometimes C89.
In 1990, the ANSI C standard (with formatting changes) was adopted by the International Organization for Standardization (ISO) as ISO/IEC 9899:1990, which is sometimes called C90. Therefore, the terms "C89" and "C90" refer to the same programming language.
ANSI, like other national standards bodies, no longer develops the C standard independently, but defers to the ISO C standard. National adoption of updates to the international standard typically occurs within a year of ISO publication.
One of the aims of the C standardization process was to produce a superset of K&R C, incorporating many of the unofficial features subsequently introduced. The standards committee also included several additional features such as function prototypes (borrowed from C++), void pointers, support for international character sets and locales, and preprocessor enhancements. The syntax for parameter declarations was also augmented to include the style used in C++, although the K&R interface continued to be permitted, for compatibility with existing source code.
C89 is supported by current C compilers, and most C code being written nowadays is based on it. Any program written only in Standard C and without any hardware-dependent assumptions will run correctly
on any platform with a conforming C implementation, within its resource limits. Without such precautions, programs may compile only on a certain platform or with a particular compiler, due, for example, to the use of non-standard libraries, such as GUI libraries, or to a reliance on compiler- or platform-specific attributes such as the exact size of data types and byte endianness.
In cases where code must be compilable by either standard-conforming or K&R C-based compilers, the __STDC__ macro can be used to split the code into Standard and K&R sections to take advantage of features available only in Standard C.
[edit]
C99
Main article: C99
After the ANSI/ISO standardization process, the C language specification remained relatively static for some time, whereas C++ continued to evolve, largely during its own standardization effort. In 1995 Normative Amendment 1 to the 1990 C standard was published, to correct some details and to add more extensive support for international character sets. The C standard was further revised in the late 1990s, leading to the publication of ISO/IEC 9899:1999 in 1999, which is commonly referred to as "C99." It has since been amended three times by Technical Corrigenda. The international C standard is maintained by the working group ISO/IEC JTC1/SC22/WG14.
C99 introduced several new features, including inline functions, several new data types (including long long int and a complex type to represent complex numbers), variable-length arrays, support for variadic macros (macros of variable arity) and support for one-line comments beginning with //, as in BCPL or C++. Many of these had already been implemented as extensions in several C compilers.
C99 is for the most part backward compatible with C90, but is stricter in some ways; in particular, a declaration that lacks a type specifier no longer has int implicitly assumed. A standard macro __STDC_VERSION__ is defined with value 199901L to indicate that C99 support is available. GCC, Sun Studio and other C compilers now support many or all of the new features of C99.
[edit]
C1X
Main article: C1X
In 2007, work began in anticipation of another revision of the C standard, informally called "C1X". The C standards committee has adopted guidelines to limit the adoption of new features that have not been tested by existing implementations.
[edit]
Uses
C's primary use is for "system programming", including implementing operating systems and embedded system applications, due to a combination of desirable characteristics such as code portability and efficiency, ability to access specific hardware addresses, ability to "pun" types to match externally imposed data access requirements, and low runtime demand on system resources. C can also be used for website programming using CGI as a "gateway" for information between the Web application, the server, and the browser.[8] Some factors to choose C over Interpreted languages are its speed, stability and less susceptibility to changes in operating environments due to its compiled nature.[9]
One consequence of C's wide acceptance and efficiency is that compilers, libraries, and interpreters of other programming languages are often implemented in C.
C is sometimes used as an intermediate language by implementations of other languages. This approach may be used for portability or convenience; by using C as an intermediate language, it is not necessary to develop machine-specific code generators. Some compilers which use C this way are BitC, Gambit, the Glasgow Haskell Compiler, Squeak, and Vala.
Unfortunately, C was designed as a programming language, not as a compiler target language, and is thus less than ideal for use as an intermediate language. This has led to development of C-based intermediate languages such as C--.
C has also been widely used to implement end-user applications, but as applications became larger, much of that development shifted to other languages.
[edit]
Syntax
Main article: C syntax
See also: C variable types and declarations
Unlike languages such as FORTRAN 77, C source code is free-form which allows arbitrary use of whitespace to format code, rather than column-based or text-line-based restrictions. Comments may appear either between the delimiters /* and */, or (in C99) following // until the end of the line.
Each source file contains declarations and function definitions. Function definitions, in turn, contain declarations and statements. Declarations either define new types using keywords such as struct, union, and enum, or assign types to and perhaps reserve storage for new variables, usually by writing the type followed by the variable name. Keywords such as char and int specify built-in types. Sections of code are enclosed in braces ({ and }, sometimes called "curly brackets") to limit the scope of declarations and to act as a single statement for control structures.
As an imperative language, C uses statements to specify actions. The most common statement is an expression statement, consisting of an expression to be evaluated, followed by a semicolon; as a side effect of the evaluation, functions may be called and variables may be assigned new values. To modify the normal sequential execution of statements, C provides several control-flow statements identified by reserved keywords. Structured programming is supported by if(-else) conditional execution and by do-while, while, and for iterative execution (looping). The for statement has separate initialization, testing, and reinitialization expressions, any or all of which can be omitted. break and continue can be used to leave the innermost enclosing loop statement or skip to its reinitialization. There is also a non-structured goto statement which branches directly to the designated label within the function. switch selects a case to be executed based on the value of an integer expression.
Expressions can use a variety of built-in operators (see below) and may contain function calls. The order in which arguments to functions and operands to most operators are evaluated is unspecified. The evaluations may even be interleaved. However, all side effects (including storage to variables) will occur before the next "sequence point"; sequence points include the end of each expression statement, and the entry to and return from each function call. Sequence points also occur during evaluation of expressions containing certain operators(&&, ||, ?: and the comma operator). This permits a high degree of object code optimization by the compiler, but requires C programmers to take more care to obtain reliable results than is needed for other programming languages.
Although mimicked by many languages because of its widespread familiarity, C's syntax has often been criticized. For example, Kernighan and Ritchie say in the Introduction of The C Programming Language, "C, like any other language, has its blemishes. Some of the operators have the wrong precedence; some parts of the syntax could be better."
Some specific problems worth noting are:
Not checking number and types of arguments when the function declaration has an empty parameter list. (This provides backward compatibility with K&R C, which lacked prototypes.)
Some questionable choices of operator precedence, as mentioned by Kernighan and Ritchie above, such as == binding more tightly than & and | in expressions like x & 1 == 0.
The use of the = operator, used in mathematics for equality, to indicate assignment, following the precedent of Fortran, PL/I, and BASIC, but unlike ALGOL and its derivatives. Ritchie made this syntax design decision consciously, based primarily on the argument that assignment occurs more often than comparison.
Similarity of the assignment and equality operators (= and ==), making it easy to accidentally substitute one for the other. C's weak type system permits each to be used in the context of the other without a compilation error (although some compilers produce warnings). For example, the conditional expression in if (a=b) is only true if a is not zero after the assignment.[10]
A lack of infix operators for complex objects, particularly for string operations, making programs which rely heavily on these operations (implemented as functions instead) somewhat difficult to read.
A declaration syntax that some find unintuitive, particularly for function pointers. (Ritchie's idea was to declare identifiers in contexts resembling their use: "declaration reflects use".)
[edit]
Operators
Main article: Operators in C and C++
C supports a rich set of operators, which are symbols used within an expression to specify the manipulations to be performed while evaluating that expression. C has operators for:
arithmetic (+, -, *, /, %)
equality testing (==, !=)
order relations (<, <=, >, >=)
boolean logic (!, &&, ||)
bitwise logic (~, &, |, ^)
bitwise shifts (<<, >>)
assignment (=, +=, -=, *=, /=, %=, &=, |=, ^=, <<=, >>=)
increment and decrement (++, --)
reference and dereference (&, *, [ ])
conditional evaluation (? :)
member selection (., ->)
type conversion (( ))
object size (sizeof)
function argument collection (( ))
sequencing (,)
subexpression grouping (( ))
C has a formal grammar, specified by the C standard.
[edit]
Integer-float conversion and rounding
The type casting syntax can be used to convert values between an integer type and a floating-point type, or between two integer types or two float types with different sizes; e.g. (long int)sqrt(1000.0), (double)(256*256), or (float)sqrt(1000.0). Conversions are implicit in several contexts, e.g. when assigning a value to a variable or to a function parameter, when using a floating-point value as index to a vector, or in arithmetic operations on operand with different types.
Unlike some other cases of type casting (where the bit encoding of the operands are simply re-interpreted according to the target type), conversions between integers and floating-point values generally change the bit encoding so as to preserve the numerical value of the operand, to the extent possible. In particular, conversion from an integer to a floating-point type will preserve its numeric value
exactly — unless the number of fraction bits in the target type is insufficient, in which case the least-significant bits are lost.
Conversion from a floating-point value to an integer type entails truncation of any fractional part (i.e. the value is rounded "towards zero"). For other kinds of rounding, the C99 standard specifies (in <math.h>) the following functions:
round(): round to nearest integer, halfway away from zero
rint(), nearbyint(): round according to current floating-point rounding direction
ceil(): smallest integral value not less than argument (round up)
floor(): largest integral value (in double representation) not greater than argument (round down)
trunc(): round towards zero (same as typecasting to an int)
All these functions take a double argument and return a double result, which may then be cast to an integer if necessary.
The conversion of a float value to the double type preserves the numerical value exactly, while the opposite conversion rounds the value to fit in the smaller number of fraction bits, usually towards zero. (Since float also has a smaller exponent range, the conversion may yield an infinite value.) Some compilers will silently convert float values to in some contexts, e.g. function parameters declared as float may be actually passed as double.
In machines that comply with the IEEE floating point standard, some rounding events are affected by the current rounding mode (which includes round-to-even, round-down, round-up, and round-to-zero), which may be retrieved and set using the fegetround()/fesetround() functions defined in <fenv.h>.
Integer arithmetic in C assumes the 2's complement internal encoding. In particular, conversion of any integer value to any integer type with nbits preserves the value modulo 2n. Thus, for example, if char is 8 bits wide, then (unsigned char)456 and (unsigned char)(-56) both yield 200; while (signed char)456 and (signed char)(-56) both yield -56. Conversion of a signed integer value to a wider signer integer type entails sign-bit replication; all other integer-to-integer conversions entail discarding bits or padding with zero bits, always at the most significant end.
[edit]
"Hello, world" example
The "hello, world" example which appeared in the first edition of K&R has become the model for an introductory program in most programming textbooks, regardless of programming language. The program prints "hello, world" to the standard output, which is usually a terminal or screen display.
The original version was:
main()
{
printf("hello, world\n");
}
A standard-conforming "hello, world" program is:[11]
#include <stdio.h>
int main(void)
{
printf("hello, world\n");
return 0;
}
The first line of the program contains a preprocessing directive, indicated by #include. This causes the preprocessor — the first tool to examine source code as it is compiled — to substitute the line with the entire text of the stdio.h standard header, which contains declarations for standard input and output functions such as printf. The angle brackets surrounding stdio.h indicate that stdio.h is located using a search strategy that prefers standard headers to other headers having the same name. Double quotes may also be used to include local or project-specific header files.
The next line indicates that a function named main is being defined. The main function serves a special purpose in C programs: The run-time environment calls the main function to begin program execution. The type specifier int indicates that the return value, the value that is returned to the invoker (in this case the run-time environment) as a result of evaluating the main function, is an integer. The keyword void as a parameter list indicates that the main function takes no arguments.[12]
The opening curly brace indicates the beginning of the definition of the main function.
The next line calls (diverts execution to) a function named printf, which was declared in stdio.h and is supplied from a system library. In this call, the printf function is passed (provided with) a single argument, the address of the first character in the string literal "hello, world\n". The string literal is an unnamed array with elements of type char, set up automatically by the compiler with a final 0-valued character to mark the end of the array (printf needs to know this). The \n is an escape sequence that C translates to a newline character, which on output signifies the end of the current line. The return value of the printf function is of type int, but it is silently discarded since it is not used. (A more careful program might test the return value to determine whether or not the printf function succeeded.) The semicolon ; terminates the statement.
The return statement terminates the execution of the main function and causes it to return the integer value 0, which is interpreted by the run-time system as an exit code indicating successful execution.
The closing curly brace indicates the end of the code for the main function.
[edit]
Data structures
C has a static weak typing type system that shares some similarities with that of other ALGOL descendants such as Pascal. There are built-in types for integers of various sizes, both signed and unsigned, floating-point numbers, characters, and enumerated types (enum). C99 added a boolean datatype. There are also derived types including arrays, pointers, records (struct), and untagged unions (union).
C is often used in low-level systems programming where escapes from the type system may be necessary. The compiler attempts to ensure type correctness of most expressions, but the programmer can override the checks in various ways, either by using a type cast to explicitly convert a value from one type to another, or by using pointers or unions to reinterpret the underlying bits of a value in some other way.
[edit]
Pointers
C supports the use of pointers, a very simple type of reference that records, in effect, the address or location of an object or function in memory. Pointers can be dereferenced to access data stored at the address pointed to, or to invoke a pointed-to function. Pointers can be manipulated using assignment and also pointer arithmetic. The run-time representation of a pointer value is typically a raw memory address (perhaps augmented by an offset-within-word field), but since a pointer's type includes the type of the thing pointed to, expressions including pointers can be type-checked at compile time. Pointer arithmetic is automatically scaled by the size of the pointed-to data type. (See Array-pointer interchangeability below.) Pointers are used for many different purposes in C. Text strings are commonly manipulated using pointers into arrays of characters. Dynamic memory allocation, which is described below, is performed using pointers. Many data types, such as trees, are commonly implemented as dynamically allocated struct objects linked together using pointers. Pointers to functions are useful for callbacks from event handlers.
A null pointer is a pointer value that points to no valid location (it is often represented by address zero). Dereferencing a null pointer is therefore meaningless, typically resulting in a run-time error. Null pointers are useful for indicating special cases such as no next pointer in the final node of a linked list, or as an error indication from functions returning pointers.
Void pointers (void *) point to objects of unknown type, and can therefore be used as "generic" data pointers. Since the size and type of the pointed-to object is not known, void pointers cannot be dereferenced, nor is pointer arithmetic on them allowed, although they can easily be (and in many contexts implicitly are) converted to and from any other object pointer type.
Careless use of pointers is potentially dangerous. Because they are typically unchecked, a pointer variable can be made to point to any arbitrary location, which can cause undesirable effects. Although properly-used pointers point to safe places, they can be made to point to unsafe places by using invalid pointer arithmetic; the objects they point to may be deallocated and reused (dangling pointers); they
may be used without having been initialized (wild pointers); or they may be directly assigned an unsafe value using a cast, union, or through another corrupt pointer. In general, C is permissive in allowing manipulation of and conversion between pointer types, although compilers typically provide options for various levels of checking. Some other programming languages address these problems by using more restrictive reference types.
[edit]
Arrays
Array types in C are traditionally of a fixed, static size specified at compile time. (The more recent C99 standard also allows a form of variable-length arrays.) However, it is also possible to allocate a block of memory (of arbitrary size) at run-time, using the standard library's malloc function, and treat it as an array. C's unification of arrays and pointers (see below) means that true arrays and these dynamically-allocated, simulated arrays are virtually interchangeable. Since arrays are always accessed (in effect) via pointers, array accesses are typically not checked against the underlying array size, although the compiler may provide bounds checking as an option. Array bounds violations are therefore possible and rather common in carelessly written code, and can lead to various repercussions, including illegal memory accesses, corruption of data, buffer overruns, and run-time exceptions.
C does not have a special provision for declaring multidimensional arrays, but rather relies on recursion within the type system to declare arrays of arrays, which effectively accomplishes the same thing. The index values of the resulting "multidimensional array" can be thought of as increasing in row-major order.
Although C supports static arrays, it is not required that array indices be validated (bounds checking). For example, one can try to write to the sixth element of an array with five elements, generally yielding undesirable results. This type of bug, called a buffer overflow or buffer overrun, is notorious for causing a number of security problems. Since bounds checking elimination technology was largely nonexistent when C was defined, bounds checking came with a severe performance penalty, particularly in numerical computation. A few years earlier, some Fortran compilers had a switch to toggle bounds checking on or off; however, this would have been much less useful for C, where array arguments are passed as simple pointers.
Multidimensional arrays are commonly used in numerical algorithms (mainly from applied linear algebra) to store matrices. The structure of the C array is well suited to this particular task. However, since arrays are passed merely as pointers, the bounds of the array must be known fixed values or else
explicitly passed to any subroutine that requires them, and dynamically sized arrays of arrays cannot be accessed using double indexing. (A workaround for this is to allocate the array with an additional "row vector" of pointers to the columns.)
C99 introduced "variable-length arrays" which address some, but not all, of the issues with ordinary C arrays.
See also: C string
[edit]
Array-pointer interchangeability
A distinctive (but potentially confusing) feature of C is its treatment of arrays and pointers. The array-subscript notation x[i] can also be used when x is a pointer; the interpretation (using pointer arithmetic) is to access the (i + 1)th object of several adjacent data objects pointed to by x, counting the object that x points to (which is x[0]) as the first element of the array.
Formally, x[i] is equivalent to *(x + i). Since the type of the pointer involved is known to the compiler at compile time, the address that x + i points to is not the address pointed to by x incremented by i bytes, but rather incremented by i multiplied by the size of an element that x points to. The size of these elements can be determined with the operator sizeof by applying it to any dereferenced element of x, as in n = sizeof *x or n = sizeof x[0].
Furthermore, in most expression contexts (a notable exception is sizeof x), the name of an array is automatically converted to a pointer to the array's first element; this implies that an array is never copied as a whole when named as an argument to a function, but rather only the address of its first element is passed. Therefore, although function calls in C use pass-by-value semantics, arrays are in effect passed by reference.
The number of elements in a declared array x can be determined as sizeof x / sizeof x[0].
An interesting demonstration of the interchangeability of pointers and arrays is shown below. The four assignments are equivalent and each is valid C code.
/* x is an array and i is an integer */
x[i] = 1; /* equivalent to *(x + i) */
*(x + i) = 1;
*(i + x) = 1;
i[x] = 1; /* uncommon usage, but correct: i[x] is equivalent to *(i + x) */
Note that the last line contains the uncommon, but semantically correct, expression i[x], which appears to interchange the index variable i with the array variable x. This last line might be found in obfuscated C code, but its use is rare among C programmers.
Despite this apparent equivalence between array and pointer variables, there is still a distinction to be made between them. Even though the name of an array is, in most expression contexts, converted into a pointer (to its first element), this pointer does not itself occupy any storage, unlike a pointer variable. Consequently, what an array "points to" cannot be changed, and it is impossible to assign a value to an array variable. (Array values may be copied, however, e.g., by using the memcpy function.)
[edit]
Memory management
One of the most important functions of a programming language is to provide facilities for managing memory and the objects that are stored in memory. C provides three distinct ways to allocate memory for objects:
Static memory allocation: space for the object is provided in the binary at compile-time; these objects have an extent (or lifetime) as long as the binary which contains them is loaded into memory
Automatic memory allocation: temporary objects can be stored on the stack, and this space is automatically freed and reusable after the block in which they are declared is exited
Dynamic memory allocation: blocks of memory of arbitrary size can be requested at run-time using library functions such as malloc from a region of memory called the heap; these blocks persist until subsequently freed for reuse by calling the library function free
These three approaches are appropriate in different situations and have various tradeoffs. For example, static memory allocation has no allocation overhead, automatic allocation may involve a small amount
of overhead, and dynamic memory allocation can potentially have a great deal of overhead for both allocation and deallocation. On the other hand, stack space is typically much more limited and transient than either static memory or heap space, and dynamic memory allocation allows allocation of objects whose size is known only at run-time. Most C programs make extensive use of all three.
Where possible, automatic or static allocation is usually preferred because the storage is managed by the compiler, freeing the programmer of the potentially error-prone chore of manually allocating and releasing storage. However, many data structures can grow in size at runtime, and since static allocations (and automatic allocations in C89 and C90) must have a fixed size at compile-time, there are many situations in which dynamic allocation must be used. Prior to the C99 standard, variable-sized arrays were a common example of this (see malloc for an example of dynamically allocated arrays).
Automatically and dynamically allocated objects are only initialized if an initial value is explicitly specified; otherwise they initially have indeterminate values (typically, whatever bit pattern happens to be present in the storage, which might not even represent a valid value for that type). If the program attempts to access an uninitialized value, the results are undefined. Many modern compilers try to detect and warn about this problem, but both false positives and false negatives occur.
Another issue is that heap memory allocation has to be manually synchronized with its actual usage in any program in order for it to be reused as much as possible. For example, if the only pointer to a heap memory allocation goes out of scope or has its value overwritten before free() has been called, then that memory cannot be recovered for later reuse and is essentially lost to the program, a phenomenon known as a memory leak. Conversely, it is possible to release memory too soon and continue to access it; however, since the allocation system can re-allocate or itself use the freed memory, unpredictable behavior is likely to occur when the multiple users corrupt each other's data. Typically, the symptoms will appear in a portion of the program far removed from the actual error. Such issues are ameliorated in languages with automatic garbage collection or RAII.
[edit]
Libraries
The C programming language uses libraries as its primary method of extension. In C, a library is a set of functions contained within a single "archive" file. Each library typically has a header file, which contains the prototypes of the functions contained within the library that may be used by a program, and declarations of special data types and macro symbols used with these functions. In order for a program
to use a library, it must include the library's header file, and the library must be linked with the program, which in many cases requires compiler flags (e.g., -lm, shorthand for "math library").
The most common C library is the C standard library, which is specified by the ISO and ANSI C standards and comes with every C implementation (“freestanding” [embedded] C implementations may provide only a subset of the standard library). This library supports stream input and output, memory allocation, mathematics, character strings, and time values.
Another common set of C library functions are those used by applications specifically targeted for Unix and Unix-like systems, especially functions which provide an interface to the kernel. These functions are detailed in various standards such as POSIX and the Single UNIX Specification.
Since many programs have been written in C, there are a wide variety of other libraries available. Libraries are often written in C because C compilers generate efficient object code; programmers then create interfaces to the library so that the routines can be used from higher-level languages like Java, Perl, and Python.
[edit]
Language tools
Tools have been created to help C programmers avoid some of the problems inherent in the language, such as statements with undefined behavior or statements that are not a good practice because they are more likely to result in unintended behavior or run-time errors.
Automated source code checking and auditing are beneficial in any language, and for C many such tools exist, such as Lint. A common practice is to use Lint to detect questionable code when a program is first written. Once a program passes Lint, it is then compiled using the C compiler. Also, many compilers can optionally warn about syntactically valid constructs that are likely to actually be errors. MISRA C is a proprietary set of guidelines to avoid such questionable code, developed for embedded systems.
There are also compilers, libraries and operating system level mechanisms for performing array bounds checking, buffer overflow detection, serialization and automatic garbage collection, that are not a standard part of C.
Tools such as Purify, Valgrind, and linking with libraries containing special versions of the memory allocation functions can help uncover runtime memory errors.
[edit]
Related languages
C has directly or indirectly influenced many later languages such as Java, Perl, PHP, JavaScript, LPC, C# and Unix's C Shell. The most pervasive influence has been syntactical: all of the languages mentioned combine the statement and (more or less recognizably) expression syntax of C with type systems, data models and/or large-scale program structures that differ from those of C, sometimes radically.
When object-oriented languages became popular, C++ and Objective-C were two different extensions of C that provided object-oriented capabilities. Both languages were originally implemented as source-to-source compilers -- source code was translated into C, and then compiled with a C compiler.
Bjarne Stroustrup devised the C++ programming language as one approach to providing object-oriented functionality with C-like syntax. C++ adds greater typing strength, scoping and other tools useful in object-oriented programming and permits generic programming via templates. Nearly a superset of C, C++ now supports most of C, with a few exceptions (see Compatibility of C and C++ for an exhaustive list of differences).
Unlike C++, which maintains nearly complete backwards compatibility with C, the D language makes a clean break with C while maintaining the same general syntax. It abandons a number of features of C which Walter Bright (the designer of D) considered undesirable, including the C preprocessor and trigraphs. Some, but not all, of D's extensions to C overlap with those of C++.
Objective-C was originally a very "thin" layer on top of, and remains a strict superset of, C that permits object-oriented programming using a hybrid dynamic/static typing paradigm. Objective-C derives its syntax from both C and Smalltalk: syntax that involves preprocessing, expressions, function declarations
and function calls is inherited from C, while the syntax for object-oriented features was originally taken from Smalltalk.
Limbo is a language developed by the same team at Bell Labs that was responsible for C and Unix, and while retaining some of the syntax and the general style, introduced garbage collection, CSP based concurrency and other major innovations.[citation needed]
Python has a different sort of C heritage. While the syntax and semantics of Python are radically different from C, the most widely used Python implementation, CPython, is an open source C program. This allows C users to extend Python with C, or embed Python into C programs. This close relationship is one of the key factors leading to Python's success as a general-use dynamic language.
Perl is another example of a popular programming language rooted in C. However, unlike Python, Perl's syntax does closely follow C syntax. The standard Perl implementation is written in C and supports extensions written in C.
[edit]
See also
Augmented assignment
Comparison of programming languages
International Obfuscated C Code Contest
List of articles with C programs
List of compilers
Comparison of Pascal and C
[edit]
Footnotes
^ Dennis M. Ritchie (January 1993). "The Development of the C Language". Retrieved Jan 1 2008. "The scheme of type composition adopted by C owes considerable debt to Algol 68, although it did not, perhaps, emerge in a form that Algol's adherents would approve of."
^ Stewart, Bill (January 7, 2000). "History of the C Programming Language". Living Internet. Retrieved 2006-10-31.
^ Patricia K. Lawlis, c.j. kemp systems, inc. (1997). "Guidelines for Choosing a Computer Language: Support for the Visionary Organization". Ada Information Clearinghouse. Retrieved 2006-07-18.
^ "Programming Language Popularity". 2009. Retrieved 2009-01-16.
^ "TIOBE Programming Community Index". 2009. Retrieved 2009-05-06.
^ C99 added a _Bool type, but it was not retrofitted into the language's existing Boolean contexts. One can simulate a Boolean datatype, e.g. with enum { false, true } bool;, but this does not provide all of the features of a separate Boolean datatype.
^ "Jargon File entry for nasal demons".
^ Dr. Dobb's Sourcebook. U.S.A.: Miller Freeman, Inc.. Nov/Dec 1995 issue.
^ "Using C for CGI Programming". linuxjournal.com. 2005-03-01. Retrieved 2010-01-04.
^ "10 Common Programming Mistakes in C". Cs.ucr.edu. Retrieved 2009-06-26.
^ The original example code will compile on most modern compilers that are not in strict standard compliance mode, but it does not fully conform to the requirements of either C89 or C99. In fact, C99 requires that a diagnostic message be produced.
^ The main function actually has two arguments, int argc and char *argv[], respectively, which can be used to handle command line arguments. The C standard requires that both forms of main be supported, which is special treatment not afforded any other function.
[edit]
References
Brian Kernighan, Dennis Ritchie: The C Programming Language. Also known as K&R — The original book on C.
1st, Prentice Hall 1978; ISBN 0-13-110163-3. Pre-ANSI C.
2nd, Prentice Hall 1988; ISBN 0-13-110362-8. ANSI C.
ISO/IEC 9899. Official C99 documents, including technical corrigenda and a rationale. As of 2007 the latest version of the standard is ISO/IEC 9899:TC3PDF (3.61 MB).
Samuel P. Harbison, Guy L. Steele: C: A Reference Manual. This book is excellent as a definitive reference manual, and for those working on C compilers. The book contains a BNF grammar for C.
5th, Prentice Hall 2002; ISBN 0-13-089592-X.
Derek M. Jones: The New C Standard: A Cultural and Economic Commentary, Addison-Wesley, ISBN 0-201-70917-1, online material
Robert Sedgewick: Algorithms in C, Addison-Wesley, ISBN 0-201-31452-5 (Part 1–4) and ISBN 0-201-31663-3 (Part 5)
William H. Press, Saul A. Teukolsky, William T. Vetterling, Brian P. Flannery: Numerical Recipes in C (The Art of Scientific Computing), ISBN 0-521-43108-5
[edit]
External links Wikibooks has a book on the topic of
C Programming
Wikiversity has learning materials about Topic:C
The current draft Standard (C99 with Technical corrigenda TC1, TC2, and TC3 included)PDF (3.61 MB)
Draft ANSI C Standard (ANSI X3J11/88-090) (May 13, 1988), Third Public Review
Draft ANSI C Rationale (ANSI X3J11/88-151) (Nov 18, 1988)
ISO C Working Group (official Web site)
The Development of the C Language by Dennis M. Ritchie
comp.lang.c Frequently Asked Questions
The C Book by M.Banahan-D.Brady-M.Doran (Addison-Wesley, 2nd ed.) — book for beginning and intermediate students, now out of print and free to download.
The New C Standard: An economic and cultural commentaryPDF (10.0 MB) — An unpublished book about "detailed analysis of the International Standard for the C language."
A New C Compiler paper by Ken Thompson.[show]
v • d • e
Integrated development environments for C and C++
[show]
v • d • e
C programming language
Categories: C programming language | Curly bracket programming languages | Procedural programming languages | American inventions
Article Discussion Edit this page History
Try Beta Log in / create account
Navigation
Main page
Contents
Featured content
Current events
Random article
Search
Interaction
About Wikipedia
Community portal
Recent changes
Contact Wikipedia
Donate to Wikipedia
Help
Toolbox
What links here
Related changes
Upload file
Special pages
Printable version
Permanent link
Cite this page
Languages
Afrikaans
Alemannisch
አማርኛ
العربية
Aragonés
Asturianu
Azərbaycan
বাং��লা�
Bân-lâm-gú
Беларуская
Беларуская (тарашкевіца)
Bosanski
Brezhoneg
Български
Català
Česky
Corsu
Cymraeg
Dansk
Deutsch
Eesti
Ελληνικά
Español
Esperanto
Euskara
فارسی
Français
Gaeilge
Galego
한국어
हि�न्दी�
Hrvatski
Bahasa Indonesia
Interlingua
Íslenska
Italiano
עברית
ქართული
Kurdî / كوردی
Latina
Latviešu
Lietuvių
Magyar
Македонски
Malagasy
മലയാ�ളം�
मरा�ठी
Bahasa Melayu
Mìng-dĕ ̤ng-ngṳ̄
Монгол
Nederlands
日本語
Norsk (bokmål)
Norsk (nynorsk)
Occitan
ភាសាខ្មែ��រ
Polski
Português
Română
Русский
Саха тыла
Shqip
Simple English
Slovenčina
Slovenščina
Српски / Srpski
Srpskohrvatski / Српскохрватски
Suomi
Svenska
தமி�ழ்
Taqbaylit
తెలు�గు�
ไทย
Türkçe
ᨅᨔᨕᨘ�ᨁᨗ�
Українська
Tiếng Việt
吴语
יִידיש
粵語
Žemaitėška
中文
This page was last modified on 28 January 2010 at 15:20. Text is available under the Creative Commons Attribution-ShareAlike License; additional terms may apply. See Terms of Use for details.
Wikipedia® is a registered trademark of the Wikimedia Foundation, Inc., a non-profit organization.Contact us Privacy policy About Wikipedia Disclaimers
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Dari Wikisource Indonesia, perpustakaan bebas berbahasa Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia yang berkaitan dengan Ejaan Yang Disempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16–20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4–6 Maret 1991.Daftar isi:
I. Pemakaian Huruf
A. Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
C. Huruf Konsonan
D. Huruf Diftong
E. Gabungan Huruf Konsonan
F. Pemenggalan Kata
II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
B. Huruf Miring
III. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
B. Kata Turunan
C. Kata Ulang
D. Gabungan Kata
E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
F. Kata Depan di, ke, dan dari
G. Kata si dan sang
H. Partikel
I. Singkatan dan Akronim
J. Angka dan Lambang Bilangan
IV. Penulisan Huruf Serapan
V. Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda Titik
B. Tanda Koma
C. Tanda Titik Koma
D. Tanda Titik Dua
E. Tanda Hubung
F. Tanda Pisah
G. Tanda Elipsis
H. Tanda Tanya
I. Tanda Seru
J. Tanda Kurung
K. Tanda Kurung Siku
L. Tanda Petik
M. Tanda Petik Tunggal
N. Tanda Garis Miring
O. Tanda Penyingkat (Apostrof)
[sunting]
I. Pemakaian Huruf
[sunting]
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A a a J j je S s es
B b be K k ka T t te
C c ce L l el U u u
D d de M m em V v fe
E e e N n en W w we
F f ef O o o X x eks
G g ge P p pe Y y ye
H h ha Q q ki Z z zet
I i i R r er
[sunting]
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.Huruf VokalContoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
emas kena tipe
i itu simpan murni
o oleh kota radio
u ulang bumi ibu
* Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonton film seri (séri).
Pertandingan itu berakhir seri.
[sunting]
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca –
d dua ada abad
f fakir kafir maaf
g guna tiga balig
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa sesak
– rakyat* bapak*
l lekas alas kesal
m maka kami diam
n nama anak daun
p pasang apa siap
q** Quran Furqan –
r raih bara putar
s sampai asli lemas
t tali mata rapat
v varia lava –
w wanita hawa –
x** xenon – –
y yakin payung –
z zeni lazim juz
* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah.
** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
[sunting]
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.Huruf DiftongContoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
ai ain syaitan pandai
au aula saudaraharimau
oi – boikot amboi
[sunting]
E. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.Gabungan
Huruf
Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata
Di Awal Di Tengah Di Akhir
kh khusus akhir tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata hanyut –
sy syarat isyarat arasy
[sunting]
F. Pemenggalan Kata1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah
Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Misalnya: au-la bukan a-u-la
sau-da-ra bukan sa-u-da-ra
am-boi bukan am-bo-i
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya:
man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makh-luk
d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
in-strumen, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trik, ikh-las
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya:
makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah
Catatan: a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
b. Akhiran -i tidak dipenggal.
(Lihat keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 1.)
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut.
Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan kata dapat dilakukan
(1) di antara unsur-unsur itu atau
(2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
Misalnya:
bio-grafi, bi-o-gra-fi
foto-grafi, fo-to-gra-fi
intro-speksi, in-tro-spek-si
kilo-gram, ki-lo-gram
kilo-meter, ki-lo-me-ter
pasca-panen, pas-ca-pa-nen
[sunting]
Keterangan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
[sunting]
II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
[sunting]
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "Dia akan berangkat".
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya: bulan Agustus hari Natal
bulan Maulid Perang Candu
hari Galungan tahun Hijriah
hari Jumat tarikh Masehi
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya: Asia Tenggara Kali Brantas
Banyuwangi Lembah Baliem
Bukit Barisan Ngarai Sianok
CirebonPegunungan Jayawijaya
Danau Toba Selat Lombok
Daratan Tinggi Dieng Tanjung Harapan
Gunung Semeru Teluk Benggala
Jalan Diponegoro Terusan Suez
Jazirah Arab
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menurut undang-undang yang berlaku
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya: Dr. doktor
M.A. master of arts
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
[sunting]
B. Huruf Miring1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'.
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.
[sunting]
III. Penulisan Kata
[sunting]
A. Kata DasarKata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
[sunting]
B. Kata Turunan1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
bergeletar
dikelola
penetapan
menengok
mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya:
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya:
menggarisbawahi
menyebarluaskan
dilipatgandakan
penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: adipati mahasiswa
aerodinamika mancanegara
antarkota multilateral
anumerta narapidana
audiogram nonkolaborasi
awahama Pancasila
bikarbonat panteisme
biokimia paripurna
caturtunggal poligami
dasawarsa pramuniaga
dekameter prasangka
demoralisasi purnawirawan
dwiwarna reinkarnasi
ekawarna saptakrida
ekstrakurikuler semiprofesional
elektroteknik subseksi
infrastruktur swadaya
inkonvensional telepon
introspeksi transmigrasi
kolonialisme tritunggal
kosponsor ultramodern
Catatan:(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
[sunting]
C. Kata UlangBentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, hulubalang-hulubalang, bumiputra-bumiputra
[sunting]
D. Gabungan Kata1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam
[sunting]
E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
[sunting]
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
(Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang?
Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini?
Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
Mari kita berangkat ke pasar.
Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966.
Bawa kemari gambar itu.
Kemarikan buku itu.
Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.
[sunting]
G. Kata si dan sangKata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
[sunting]
H. Partikel1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
[sunting]
I. Singkatan dan Akronim1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
A.S. Kramawijaya
Muh. Yamin
Suman Hs.
Sukanto S.A.
M.B.A. master of business administration
M.Sc. master of science
S.E. sarjana ekonomi
S.Kar. sarjana karawitan
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Bpk. bapak
Sdr. saudara
Kol. kolonel
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara
SMTP Sekolah Menengah Tingkat Pertama
PT Perseroan Terbatas
KTP Kartu Tanda Penduduk
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
sda. sama dengan atas
Yth. (Sdr. Moh. Hasan) Yang terhormat (Sdr. Moh. Hasan)
Tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp (5.000,00) (lima ribu) rupiah
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM Surat Izin Mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil
Misalnya:
pemilu pemilihan umum
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata Indonesia
Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
[sunting]
J. Angka dan Lambang Bilangan1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000)
Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam pasal-pasal yang berikut ini.
2. Angka digunakan untuk menyatakan:
(i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas
Misalnya: 0,5 sentimeter
5 kilogram
4 meter persegi
10 liter 1 jam 20 menit
pukul 15.00
tahun 1928
17 Agustus 1945 Rp5.000,00
US$3.50*
$5.10*
¥100
2.000 rupiah 50 dolar Amerika
10 paun Inggris
100 yen
10 persen
27 orang
* tanda titik di sini merupakan tanda desimal.
3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
Hotel Indonesia, Kamar 169
4. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
5. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
a. Bilangan utuh
Misalnya: dua belas
dua puluh dua
dua ratus dua puluh dua 12
22
222
b. Bilangan pecahan
Misalnya: setengah
tiga perempat
seperenam belas
tiga dua pertiga
seperseratus
satu persen
satu dua persepuluh 1/2
3/4
1/16
3 2/3
1/100
1%
1,2
6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya: Paku Buwono X
pada awal abad XX
dalam kehidupan pada abad ke-20 ini
lihat Bab II, Pasal 5
dalam bab ke-2 buku itu di daerah tingkat II itu
di tingkat kedua gedung itu
di tingkat ke-2 itu
kantornya di tingkat II itu
7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti
Misalnya:
tahun '50-an
uang 5000-an
lima uang 1000-an
(tahun lima puluhan)
(uang lima ribuan)
(lima uang seribuan)
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, sperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempah untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak, 100 bemo.
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.
11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya:
Kantor kami mempunya dua puluh orang pegawai.
DI lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kamu mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.
[sunting]
IV. Penulisan Huruf Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti: reshuffle, shuttle cock, I'exploitation de l'homme par I'homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
[sunting]
Kaidah ejaan
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut.
aa (Belanda) menjadi a
paal
baal
octaaf
pal
bal
oktaf
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe
aerodinamics
aerob
aerodinamika
ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin
haematite
hemoglobin
hematit
ai tetap ai
trailer
caisson
trailer
kaison
au tetap au
audiogram
autotroph
tautomer
hydraulic
caustic
audiogram
autotrof
tautomer
hidraulik
kaustik
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
calomel
construction
cubic
coup
classification
crystal
kalomel
konstruksi
kubik
kup
klasifikasi
kristal
c di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central
cent
cybernetics
circulation
cylinder
coelom
sentral
sen
sibernetika
sirkulasi
silinder
selom
cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accomodation
acculturation
acclimatization
accumulation
acclamation
akomodasi
akulturasi
aklimatisasi
akumulasi
aklamasi
cc di muka e dan i menjadi ks
accent
accessoryv vaccine
aksen
aksesori
vaksin
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin
charisma
cholera
chromosome
technique
sakarin
karisma
kolera
kromosom
teknik
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon
machine
eselon
mesin
ch yang lafalnya c menjadi c
check
China
cek
Cina
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda
çastra
sabda
sastra
e tetap e
effect
description
synthesis
efek
deskripsi
sintesis
ea tetap ea
idealist
habeas
idealis
habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer
systeem
stratosfer
sistem
ei tetap ei
eicosane
eidetic
einsteinium
eikosan
eidetik
einsteinium
eo tetap eo
stereo
geometry
zeolite
stereo
geometri
zeolit
eu tetap eu
neutron
eugenol
europium
neutron
eugenol
europium
f tetap f
fanatic
factor
fossil
fanatik
faktor
fosil
gh menjadi g
sorghum
sorgum
gue menjadi ge
igue
gigue
ige
gige
i pada awal suku kata di muka vokal tetap i
iambus
ion
iota
iambus
ion
iota
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek
riem
politik
rim
ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety
patient
efficient
varietas
pasien
efisien
kh (Arab) tetap kh
khusus
akhir
khusus
akhir
ng tetap ng
contingent
congress
linguistics
kontingen
kongres
linguistik
oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen
oenology
foetus
estrogen
enologi
fetus
oo (Belanda) menjadi o
cartoon
proof
pool
kartun
pruf
pul
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology
coordination
zoologi
koordinasi
ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur
coupon
contour
gubernur
kupon
kontur
ph menjadi f
phase
physiology
spectograph
fase
fisiologi
spektograf
ps tetap ps
pseudo
psychiatry
psychosomatic
pseudo
psikiatri
psikosomatik
pt tetap pt
pterosaur
pteridology
ptyalin
pterosaur
pteridologi
ptialin
q menjadi k
aquarium
frequency
equator
akuarium
frekuensi
ekuator
rh menjadi r
rhapsody
rhombus
rhythm
rhetoric
rapsodi
rombus
ritme
retorika
sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium
scotapia
scutella
sclerosis
scriptie
skandium
skotapia
skutela
sklerosis
skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography
scintillation
scyphistoma
senografi
sintilasi
sifistoma
sch di muka vokal menjadi sk
schema
schizophrenia
scholasticism
skema
skizofrenia
skolastisisme
t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio
action
patient
rasio
aksi
pasien
th menjadi t
theocracy
orthography
thiopental
thrombosis
methode
teokrasi
ortografi
tiopental
trombosis
metode
u tetap u
unit
nucleolus
structure
institute
unit
nukleolus
struktur
institut
ua tetap ua
dualisme
aquarium
dualisme
akuarium
ue tetap ue
suede
duet
sued
duet
ui tetap ui
equinox
conduite
ekuinoks
konduite
uo tetap uo
fluorescein
quorum
quota
fluoresein
kuorum
kuota
uu menjadi u
prematuur
vacuum
prematur
vakum
v tetap v
vitamin
television
cavalry
vitamin
televisi
kavaleri
x pada awal kata tetap x
xanthate
xenon
xylophone
xantat
xenon
xilofon
x pada posisi lain menjadi ks
executive
taxi
exudation
latex
eksekutif
taksi
eksudasi
lateks
xc di muka e dan i menjadi ks
exception
excess
excision
excitation
eksepsi
ekses
eksisi
eksitasi
xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
excavation
excommunication
excursive
exclusive
ekskavasi
ekskomunikasi
ekskursif
eksklusif
y tetap y jika lafalnya y
yakitori
yangonin
yen
yuan
yakitori
yangonin
yen
yuan
y menjadi i jika lafalnya i
yttrium
dynamo
propyl
psychology
itrium
dinamo
propil
psikologi
z tetap z
zenith
zirconium
zodiac
zygote
zenith
zirkonium
zodiak
zigot
[sunting]
Konsonan ganda
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya:gabbro
accu
effect
commision
ferrum
solfeggio gabro
aki
efek
komisi
ferum
solfegio
tetapi:
mass massa
[sunting]
Catatan
Unsur pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi diubah
Misalnya: kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel, hadir.
Sekalipun dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x diterima sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, kedua huruf itu diindonesiakan menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu digunakan dalam penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.
[sunting]
Akhiran asing
Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh.
Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan implemen.
-aat (Belanda) menjadi -at
advokaat
advokat
-age menjadi -ase
percentage
etalage
persentase
etalase
-al, -eel (Belanda) menjadi -al
structural, structureel
formal, formeel
normal, normaal
struktural
formal
normal
-ant menjadi -an
accountant
informant
akuntan
informan
-ary, -air (Belanda) menjadi -er
complementary, complementair
primary, primair
secondary, secundair
komplementer
primer
sekunder
-(a)tion, -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie
publication, publicatie
aksi
publikasi
-eel (Belanda) menjadi -el
ideëel
materieel
moreel
ideel
materiel
morel
-ein tetap -ein
casein
protein
kasein
protein
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi -ik, -ika
logic, logica
phonetics, phonetiek
physics, physica
dialectics, dialektica
technique, techniek
logika
fonetik
fisika
dialektika
teknik
-ic, -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik
electronic, electronisch
mechanic, mechanisch
ballistic, ballistisch
elektronik
mekanik
balistik
-ical, -isch (Belanda) menjadi -is
economical, economisch
practical, practisch
logical, logisch
ekonomis
praktis
logis
-ile, iel menjadi -il
percentile, percentiel
mobile, mobiel
-ism, -isme (Belanda) menjadi -isme
modernism, modernisme
communism, communisme
modernisme
komunisme
-ist menjadi -is
publicist
egoist
publisis
egois
-ive, -ief (Belanda) menjadi -if
descriptive, descriptief
demonstrative, demonstratief
deskriptif
demonstratif
-logue menjadi -log
catalogue
dialogue
katalog
dialog
-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi
technology, technologie
physiology, physiologie
analogy, analogie
teknologi
fisiologi
analogi
-loog (Belanda) menjadi -log
analoog
epiloog
analog
epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
hominoid, hominoide
anthropoid, anthropoide
hominoid
anthropoid
-oir(e) menjadi -oar
trottoir
repertoire
trotoar
repertoar
-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directeur
inspector, inspecteur
amateur
formateur
direktur
inspektur
amatir
formatur
-or tetap -or
dictator
corrector
diktator
korektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universiteit
quality, qualiteit
universitas
kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur
premature, prematuur
struktur
prematur
[sunting]
V. Pemakaian Tanda Baca
[sunting]
A. Tanda Titik (.)1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
Hari ini tanggal 6 April 1973.
Marilah kita mengheningkan cipta.
Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya: a. III. Departemen Dalam Negri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
1.
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misalnya:
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misalnya:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
6a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 5645678.
7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya:
Acara Kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD'45)
Salah Asuhan
8. Tanda titik tidak dipakai di belakang
(1) alamat pengirim dan tanggal surat atau
(2) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
[sunting]
B. Tanda Koma (,)1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
(Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.)
Misalnya:
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
"Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."
7. Tanda koma dipakai di antara
(i) nama dan alamat,
(ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
(Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.)
Misalnya
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
13. Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baca—di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Karim.
"Berdiri lurus-lurus!" perintahnya.
[sunting]
C. Tanda Titik Koma (;)1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
[sunting]
D. Tanda Titik Dua (:)1a.Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
1b. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya: a. Ketua
Sekretaris
Bendahara :
:
: Ahmad Wijaya
S. Handayani
B. Hartawan
b. Tempat Sidang
Pengantar Acara
Hari
Waktu :
:
:
: Ruang 104
Bambang S.
Senin
09.30
3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"
Amir : "Baik, Bu." (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu : "Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di kursi besar)
4. Tanda titik dua dipakai:
(i) di antara jilid atau nomor dan halaman,
(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan Kita?, Djakarta: Eresco, 1968.
[sunting]
E. Tanda Hubung (–)1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak ....
atau
Beberapa pendapat mengenai masalah
itu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak ....
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan ....
Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak ....
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas
(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi
dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:
be-revolusi
dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan
(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
(ii) ke- dengan angka,
(iii) angka dengan -an,
(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
(v) nama jabatan rangkap
Misalnya
se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
[sunting]
F. Tanda Pisah (—)1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah persepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'.
Misalnya:
1910—1945
tanggal 5—10 April 1970
Jakarta—Bandung
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
[sunting]
G. Tanda Elipsis (...)1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
[sunting]
H. Tanda Tanya (?)1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
[sunting]
I. Tanda Seru (!)Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
Merdeka!
[sunting]
J. Tanda Kurung ((...))1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
[sunting]
K. Tanda Kurung Siku ([...])1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
[sunting]
L. Tanda Petik ("...")1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
[sunting]
M. Tanda Petik Tunggal ('...')1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab V, Pasal J.)
Misalnya:
feed-back 'balikan'
[sunting]
N. Tanda Garis Miring (/)1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya: dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut)
harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar)
[sunting]
O. Tanda Penyingkat (Apostrof) (')Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
[sunting]
Pranala luar
Wikipedia: Kata Indonesia yang sering salah dieja
Kategori: Standar dan pedoman
Halaman Pembicaraan Sunting↑ Versi terdahulu
Coba Beta Masuk log / buat akun
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Halaman sembarang
Bantuan
Menyumbang
Warung kopi
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh sebagai PDF
Versi cetak
Cari
Kotak peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Kutip halaman ini
Halaman ini terakhir diubah pada 11:06, 9 Desember 2009. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikisource Penyangkalan