C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005...
Transcript of C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005...
![Page 1: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
245
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
C.1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Penyelenggaraan pemerintahan di daerah merupakan bagian dari
penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan dalam rangka pemberian layanan
publik yang berkualitas untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat
adil, makmur, dan sejahtera. Kebijakan implementasi Otonomi Daerah di Indonesia
memberikan perubahan mendasar bagi restrukturisasi pemerintahan daerah yaitu
dengan adanya pemberian kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah
untuk mengelola daerah sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat masing-
masing daerah.
Pengelolaan keuangan di daerah merupakan bagian dari pengelolaan keuangan
negara, karena pada dasarnya pengelolaan keuangan daerah adalah merupakan
subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara secara keseluruhan dan merupakan
elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk mendukung
tercapainya pengelolaan keuangan yang akuntabel, transparan, serta sinergis dan
terintegrasi antara pusat dan daerah, telah diterbitkan beberapa regulasi peraturan
perundang-undangan terkait pengelolaan keuangan negara dan daerah yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
![Page 2: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/2.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
246
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nmor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
Sebagai tindak lanjut dari peraturan perundangan-undangan tersebut di atas
telah disusun berbagai regulasi sebagai peraturan pelaksanaan yang komprehensif dan
terpadu yang memuat beberapa kebijakan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah dengan maksud
untuk memudahkan dalam pelaksanaan dan tidak menimbulkan multitafsir dalam
penerapannya. Beberapa peraturan pelaksanaan terkait dengan pengelolaan keuangan
daerah dan menjadi pedoman pokok bagi penyelenggara pemerintahan di daerah yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Selain peraturan pokok
tersebut telah pula disusun beberapa peraturan perundangan-undangan yang terkait
dengan pengelolaan keuangan daerah diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu
oleh pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai amanat
dari peraturan perundangan tersebut untuk Kabupaten Gunungkidul telah disusun
beberapa peraturan daerah dan peraturan bupati sebagai peraturan pelaksanaannya.
Dengan telah ditetapkannya peraturan perundangan di bidang pengelolaan
keuangan tersebut maka antara perencanaan dan penganggaran diharapkan dapat
terintegrasi menuju pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien melalui
perencanaan penganggaran yang transparan, akuntabel, dan partisipatif dengan berbasis
kinerja dan berorientasi kepada prestasi kerja dimana antara kebijakan, sasaran,
masukan, keluaran, dan hasil merupakan satu kesatuan yang terpadu. Pelaksanaan
anggaran diformulasikan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
merupakan instrumen yang mengatur mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan di daerah.
Penyusunan anggaran pada dasarnya bertujuan untuk memberikan arah
kebijakan perekonomian yang menyelaraskan antara kebijakan ekonomi makro,
sumberdaya yang tersedia, dan mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai
dengan kebijakan pemerintah dan kewenangan yang diberikan kepada daerah dalam
![Page 3: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/3.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
247
mempersiapkan kondisi pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah secara lebih baik.
Dengan pelaksanaan anggaran yang berpedoman pada prestasi kerja/hasil mengandung
maksud bahwa setiap penyelenggara negara/pemerintahan berkewajiban untuk
bertanggungjawab atas hasil proses dan penggunaan sumber daya, yaitu dari sisi
pendapatan merupakan perkiraan penerimaan yang terukur dan rasional yang dapat
dicapai dari setiap sumber pendapatan. Sedangkan untuk belanja merupakan batas
tertinggi pengeluaran yang harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya
agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dalam rangka pelayanan publik
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belanja daerah dikelompokkan dalam
belanja tidak langsung dan belanja langsung, dimana belanja tidak langsung adalah
belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan atau input yang digunakan tidak secara langsung dapat diukur dengan
outputnya sedangkan belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yaitu input yang digunakan
berkaitan dengan output yang dihasilkan.
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung
jawab, dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Secara tertib adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah dikelola secara tepat
waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Taat pada peraturan perundang-undangan adalah bahwa pengelolaan keuangan
daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
3. Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan
dengan membandingkan keluaran dan hasil.
4. Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu
atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
5. Ekonomis merupakan perolehan masukan dengan kualitas tertentu pada tingkat
harga yang terendah.
6. Transparan adalah merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan daerah.
7. Bertanggung jawab adalah merupakan perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan.
![Page 4: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/4.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
248
8. Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaan dan/atau
keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan objektif.
9. Kepatutan adalah tindakan atau sikap yang dilakukan secara wajar dan
proporsional.
10. Manfaat untuk masyarakat adalah bahwa keuangan daerah diutamakan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas pelayanan publik
dan kesejahteraan masyarakat sejalan dengan adanya kebijakan desentralisasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, penyusunan kebijakan umum pengelolaan
keuangan daerah diarahkan untuk dapat mendukung program-program yang berkaitan
dengan upaya pencapaian visi dan misi penyelenggaraan pemerintahan daerah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015.
Berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah sebagai
pelaksanan RPJMD, setiap tahun disusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Berdasarkan RKPD dan
pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun,
Kepala Daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk dibahas bersama
DPRD menjadi Kesepakatan KUA dan PPAS dan menjadi dasar dalam penyusunan
rancangan APBD.
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012, diuraikan berbagai permasalahan dan
tantangan pokok pembangunan yang masih dihadapi bangsa Indonesia pada tahun
2012. Secara nasional tantangan dan masalah utama yang masih dihadapi pada tahun
2012 yaitu :
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, dalam rangka terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik, tantangan yang dihadapi terkait dengan kelembagaan,
otonomi daerah, sumber daya manusia aparatur, regulasi, sinergi pusat dan daerah,
penegakan hukum, dan data kependudukan.
2. Pendidikan, permasalahannya antara lain: (i) belum optimalnya pendidikan karakter
bangsa; (ii) masih terbatasnya kesempatan memperoleh pendidikan; (iii) rendahnya
kualitas, relevansi, dan masih rendahnya daya saing pendidikan; (iv) masih
rendahnya profesionalisme guru dan belum meratanya distribusi guru; (v)
terbatasnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan; (vi) belum efektifnya
manajemen dan tatakelola pendidikan; dan (vii) belum terwujudnya pembiayaan
pendidikan yang berkeadilan.
![Page 5: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/5.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
249
3. Kesehatan, permasalahan yang masih dihadapi antara lain: (i) masih rendahnya
status kesehatan ibu dan anak; (ii) masih rendah dan tidak signifikannya kenaikan
pemakaian kontrasepsi; (iii) masih rendahnya status gizi masyarakat; (iv) belum
optimalnya upaya pengendalian penyakit; (v) masih terbatasnya jumlah, distribusi
dan kualitas tenaga kesehatan, terutama di daerah tertinggal, perbatasan dan
kepulauan; (vi) masih terbatasnya ketersediaan obat serta belum optimalnya
pengawasan obat dan makanan; (vii) masih terbatasnya pembiayaan kesehatan
untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat, terutama bagi
penduduk miskin dan pekerja sektor informal; (viii) belum optimalnya upaya
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; (ix) masih rendahnya akses
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas; (x) masih
lebarnya kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah dan antar
tingkat sosial ekonomi; (xi) belum efektifnya manajemen pembangunan kesehatan;
serta (xii) masih rendahnya akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi,
persampahan, dan drainase.
4. Penanggulangan Kemiskinan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (i) masih
banyak jumlah penduduk kategori hampir miskin yang sangat rentan terhadap
terjadinya gejolak sosial ekonomi serta bencana alam; (ii) program-program
penanggulangan kemiskinan belum optimal dalam memberikan kesempatan kerja
yang permanen bagi masyarakat miskin untuk bisa keluar dari garis kemiskinan;
(iii) terjadinya perubahan iklim yang berakibat pada gagal panen dan tidak
melautnya nelayan akibat cuaca buruk; (iv) ketimpangan kemiskinan antar daerah;
(v) semakin termarjinalkannya masyarakat miskin di perkotaan; (vi) masih kurang
efektifnya penyelenggaraan bantuan sosial; (vii) keterbatasan jumlah dan kapasitas
sumber daya manusia; (viii) belum optimalnya lembaga pelaksanaan program-
program jaminan sosial untuk menjaga agar masyarakat miskin atau hampir miskin
tidak semakin parah kondisi sosial ekonominya.
5. Ketahanan Pangan, tantangan pembangunan ketahanan pangan terutama terkait
dengan aspek lahan, infrastruktur, penelitian dan pengembangan, investasi dan
pembiayaan, pangan dan gizi, serta adanya perubahan iklim.
6. Infrastruktur, permasalahan pokok yang dihadapi yaitu: (i) terkait dengan
infrastruktur sumber daya air terutama dalam pengendalian banjir; (ii)
pembangunan transportasi; (iii) perumahan; dan (iv) sektor komunikasi dan
informatika.
7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha, permasalahannya antara lain: (i) belum
harmonisnya antar peraturan di tingkat pusat dan belum sinkronnya peraturan pusat
![Page 6: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/6.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
250
dan daerah; (ii) masih banyaknya pungutan dan retribusi yang membebani
pengusaha; dan (iii) masih banyaknya peraturan daerah bermasalah di daerah.
8. Energi, permasalahannya yaitu: (i) ketergantungan energi-ekonomi nasional
terhadap minyak bumi masih tinggi; (ii) tingkat pelayanan infrastruktur energi
masih terbatas; (iii) pemanfaatan gas di dalam negeri masih belum optimal; (iv)
pemanfaatan energi terbarukan masih terbatas karena dibandingkan energi berbasis
fosil, harga energi terbarukan relatif mahal, dan belum diproduksi skala besar; (v)
efisiensi dalam penyediaan dan pemanfaatan energi di Indonesia masih tergolong
rendah; (vi) subsidi energi belum tepat sasaran, sedangkan besarannya cenderung
meningkat.
9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, permasalahan yang dihadapi antara
lain: (i) kecenderungan meningkatnya pencemaran lingkungan; (ii) meningkatnya
luas wilayah yang tercemar dan rusak berat; (iii) masih rendahnya kapasitas sumber
daya manusia dan institusi pengelola; (iv) masih rendahnya kesadaran masyarakat;
(v) belum terpadunya kebijakan pengelolaan keanekaragaman hayati, dan potensi
timbulnya konflik antar daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan; (vi)
bertambahnya lahan kritis dan kerusakan hutan; (vii) perlunya peningkatan
koordinasi dalam pengelolaan hutan dan konservasi; (viii) pengawasan
pemanfaatan ruang; serta (ix) pengelolaan terumbu karang, lamun, dan mangrove
yang perlu terus ditingkatkan.
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik, tantangan dan
permasalahannya ialah rendahnya akses masyarakat terhadap sumberdaya
pendukung kegiatan ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar kesehatan dan
pendidikan, dan air bersih.
11. Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi, permasalahannya adalah
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah membuka peluang terjadinya
interaksi budaya antarbangsa yang dapat berpengaruh positif maupun negatif,
seperti menurunnya penghargaan pada nilai budaya, bahasa, dan nilai solidaritas
sosial.
12. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, di bidang politik, tantangan utama ialah
membentuk KPU yang kredibel, independen, serta tidak menjadi lembaga yang
partisan serta penyelenggaraan pemilu kepala daerah yang lebih baik dan
demokratis. Di bidang keamanan, adalah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat
yang lemah, sehingga sangat mudah diarahkan dan direkrut menjadi anggota
jaringan. Dari sisi penegakan hukum, upaya pemberantasan korupsi terkendala
pada adanya oknum aparat penegak hukum yang berintegritas rendah.
![Page 7: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/7.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
251
13. Bidang Perekonomian, industri pengolahan masih menghadapi berbagai kendala
Permasalahan diplomasi perdagangan internasional, adapun permasalahan dari
lingkungan internal antara lain: (i) kurang tersosialisasinya hasil kesepakatan kerja
sama perdagangan internasional di kalangan para pembuat kebijakan nasional; (ii)
belum memadainya jumlah sumber daya manusia yang mampu mengamankan
kebijakan nasional di bidang investasi dan perdagangan; serta (iii) belum
optimalnya pemanfaatan hasil kesepakatan kerja sama perdagangan internasional
oleh dunia usaha.
14. Bidang Kesejahteraan Rakyat, di bidang pariwisata, permasalahan yang dihadapi
antara lain: (i) daya saing destinasi pariwisata masih rendah; (ii) pemasaran dan
promosi pariwisata yang belum efektif; (iii) terbatasnya daya saing sumber daya
manusia pariwisata. Dari sisi pemuda dan olahraga, belum optimalnya partisipasi
dan peran aktif pemuda serta budaya dan prestasi oahraga. Sedangkan kehidupan
beragama masih dihadapkan pada beberapa permasalahan Pertama, harmoni sosial
dalam kehidupan umat beragama belum sepenuhnya terwujud, Kedua, manajemen
penyelenggaraan haji masih belum optimal.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta pada tahun 2012 sebagaimana tertuang dalam RKPD Tahun 2012 antara
lain:
1. Pariwisata, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Masih kurangnya promosi
wisata yang efektif; (b). Rendahnya aksebilitas wisatawan mancanegara ke DIY;
(c). Masih kurangnya jejaring dan koordinasi antar pelaku pariwisata (stakeholder).
(d). Belum optimalnya keterlibatan masyarakat di sekitar objek wisata.
2. Industri, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Lemahnya pengembangan
desain produk, inovasi teknologi, diversifikasi produk, dan pemasaran produk; (b).
Lemahnya penerapan terhadap standar mutu dan sistem mutu produk; (c). Belum
optimalnya pengembangan industri kreatif; (d). Terbatasnya Kemampuan dalam
mengakses pasar/informasi pasar; (e). Terbatasnya akses permodalan; (f).
Kurangnya jejaring kemitraan dalam usaha pemasaran; (g). Bahan baku untuk
beberapa jenis industri tertentu masih tergantung dari daerah lain; (h). Terbatasnya
Kemampuan SDM dalam menggunakan teknologi; (i). Lemahnya pengetahuan dan
kesadaran tentang pentingnya HaKI.
3. Perdagangan, permasalahan yang dihadapi antara lain: utuk Perdagangan Dalam
Negeri: (a). Kurangnya tingkat kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib
niaga dan perlindungan konsumen; (b). Daya saing produk serta kemampuan dalam
mengakses pasar/informasi/ promosi pasar dalam negeri masih relatif rendah; (c).
Terbatasnya jaringan pasar karena masih kurangnya kemitraan dalam usaha
![Page 8: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/8.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
252
perdagangan; (d). Sarana dan prasarana distribusi kurang memadai.(e). Sistem
distribusi nasional yang belum efisien dan efektif;
Sedangkan untuk permasalahan Perdagangan Luar Negeri: (a). Kurangnya daya
saing produk; (b). Kurangnya jejaring kemitraan dalam usaha pemasaran; (c).
Lemahnya kerjasama perdagangan internasional; (d). Terbatasnya Kemampuan
dalam mengakses pasar/informasi pasar melalui teknologi informasi.
4. Koperasi dan UKM, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Keterbatasan
SDM pengelola koperasi; (b). Belum maksimalnya Realisasi penyaluran kredit
lunak BUMN pembina KUKM DIY; (c). Sulitnya mengakses sumber permodalan
bagi UMKM, karena persyaratan yang sulit dipenuhi oleh UMKM.
5. Investasi, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Kurangnya koordinasi
promosi potensi investasi yang melibatkan antar sektor dan antar Kabupaten/Kota
serta Pusat sehingga berdampak pada ketidaksiapan daerah melayani investor; (b).
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang keuntungan (benefit) dari sebuah
investasi masih rendah, sehingga masyarakat mempunyai kerentanan sosial
terhadap investasi baru di daerahnya; (c). Lemahnya pelayanan terhadap proses dan
panjangnya prosedur perijinan calon investor; (d). Lemahnya kepastian hukum dan
regulasi yang masih belum menentu dalam hal kewenangan pusat dan daerah.
6. Pertanian, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Minimnya kepemilikan
lahan (sempit) dan semakin menurunnya daya dukung lahan; (b). Keterbatasan
akses modal untuk saprodi (permodalan lemah); (c). Masih rendahnya akses
informasi dan penerapan tehnologi di setiap sub sistem agribisnis; (d).
Kelembagaan pertanian belum optimal (petani, penyuluh dan agribisnis); (e).
Masih rendahnya kemampuan sumberdaya manusia pertanian; (f). Pemasaran dan
pengolahan hasil belum memihak petani; (g). Berkurangnya minat generasi muda
untuk menjadi petani/tenaga kerja di sektor pertanian; (h). Pemanfaatan lahan
marginal belum optimal.
7. Ketahanan Pangan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Masih terjadinya
kecenderungan ketergantungan terhadap salah satu sumber karbohidrat yakni beras,
sebagai makanan pokok; (b). Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan
konsumsi pangan (nabati dan hewani) produk import seperti daging, terigu serta
menurunnya konsumsi pangan lokal; (d). Harga bahan pangan pokok masih belum
stabil terutama pada saat musim panen raya, musim paceklik dan menjelang hari
besar nasional; (e). Daya saing produk pertanian masih rendah; (f). Anomali iklim
(kekeringan dan banjir) yang sulit diprediksi.
8. Kehutanan dan Perkebunan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Produksi
dan Produktivitas serta mutu produk komoditas perkebunan belum sesuai dengan
![Page 9: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/9.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
253
standar teknis; (b). Aneka produk perkebunan secara keseluruhan belum memenuhi
standar mutu; (c) Penurunan daya dukung lahan hutan dan kebun (tingkat
kesuburan tanah); (d). Menurunnya tenaga kerja muda di sektor perkebunan; (e)
Sumber Daya Manusia aparatur perkebunan masih terbatas.
9. Kelautan dan Perikanan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Penerapan
teknologi dan manajemen di sub sistem usaha kelautan dan perikanan masih
bersifat tradisional; (b). Rendahnya motivasi generasi muda untuk berkecimpung
dalam usaha di bidang kelautan dan perikanan; (c). Masih adanya pelaku usaha
budidaya ikan, nelayan, pengolah produk dan pemasar dalam kondisi pra sejahtera;
(d). Produksi perikanan dan kelautan lokal DIY belum mampu mengimbangi
kebutuhan ikan masyarakat di Provinsi DIY, sehingga 70% kebutuhan produk
masih didatangkan dari luar daerah; (e). Masih rendahnya kualitas SDM baik
aparatur maupun masyarakat kelautan dan perikanan secara umum.
10. Kependudukan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Meningkatnya angka
pertumbuhan penduduk tanpa disertai kualitas penduduk; (b). Masih kurangnya
pemerataan penyebaran penduduk serta terbatasan daya dukung alam dan daya
tampung lingkungan; (c). Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengurus
administrasi kependudukan; (d). Belum tersedianya database kependudukan yang
selalu terupdate dan akurat.
11. Ketenagakerjaan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Jumlah
pengangguran yang masih banyak; (b). Rendahnya kualitas keterampilan dan
produktivitas tenaga kerja; (c). Terbatasnya kesempatan dan peluang berusaha; (d).
Tenaga kerja yang ada belum sepenuhnya dapat memenuhi permintaan pasar kerja
yang tersedia; (e). Lemahnya perlindungan, pengawasan, dan rendahnya tingkat
kesejahteraan tenaga kerja; (f). Rendahnya investasi sehingga daya serap tenaga
kerja rendah; (g). Pertumbuhan upah tidak diikuti oleh pertumbuhan produktifitas
tenaga kerja.
12. Transmigrasi, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Belum optimalnya kerja
sama dengan daerah tujuan transmigrasi; (b). Animo/ Kesadaran penduduk untuk
mengikuti transmigrasi masih kurang; (c). Budaya “mangan ra pangan ngumpul”;
(d). Kurang akuratnya database tentang transmigrasi; (e). Kurangnya kuantitas dan
kualitas SDM, serta managemen profesionalnya; (f). Tidak terpantaunya kegiatan
transmigran di tempat tujuan; (g). Bekal mental dan bekal material yang masih
kurang.
13. Kesehatan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Munculnya tiga beban
ganda penyakit di DIY yaitu masih tingginya penyakit menular, munculnya
penyakit tidak menular sebagai pembunuh tertinggi serta munculnya penyakit-
![Page 10: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/10.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
254
penyakit baru berpotensi wabah; (b). Meningkatnya tuntutan mutu pelayanan
kesehatan dari pengguna, penyedia pelayanan, pembuat kebijakan, LSM dan
masyarakat umum; (c). Rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat; (d). Kurang meratanya SDM dan mutu pelayanan kesehatan yang
belum optimal.
14. Kesejahteraan Sosial, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Kualitas,
kuantitas dan jenis pelayanan kesejahteraan sosial belum memadai; (b). Koordinasi,
informasi dan sinkronisasi penanganan masalah sosial belum optimal; (c).
Kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat belum optimal; (d). Kurangnya
profesionalisme pekerja sosial fungsional sesuai kompetensi; (e). Terbatasnya
publikasi/sosialisasi program pembangunan Kesos ke masyarakat; (f). Kesulitan
merubah mindset dikarenakan terbentur oleh rutinitas sehingga kreativitas terbatas;
(g). Perlunya regulasi yang mengatasi gelandangan dan pengemis, serta nilai-nilai
kepahlawanan.
15. Kebudayaan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Keadaan sebagian
Kawasan Cagar Budaya dan Benda Cagar Budaya yang menjadi identitas khas DIY
yang rusak berat dan cenderung mengalami keruntuhan yang disebabkan oleh
faktor biotis, chemis, fisik dan mekanis serta terjadi intrusi sosial; (b). SDM di
bidang pelestarian seni budaya, baik yang bersifat modern maupun tradisional
hampir mengalami stagnasi dalam kreatifitas yang disebabkan kurang apresiasi dan
manajemen pasca kreasi, termasuk rendahnya tingkat regenerasi.
16. Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja, permasalahan yang dihadapi antara
lain: (a). Kuatnya budaya patriarkhi dan pemahaman masyarakat terhadap peraturan
perundang-undangan perlindungan perempuan dan anak masih lemah; (b). Belum
ada forum perlindungan perempuan dan anak lintas provinsi; (c). Pengetahuan
masyarakat terhadap keberadaan layanan perlindungan perempuan dan anak relatif
kurang; (d). Kualitas Sumber Daya Manusia pada program keluarga Berencana dan
keluarga Sejahtera belum memadai.
17. Pendidikan, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Belum optimalnya
pemerataan dan aksesibilitas pendidikan; (b). Ketimpangan sumberdaya pendidikan
termasuk teknologi informasi dan kualitas pendidikan antar daerah; (c). Animo
mahasiswa dari luar DIY untuk kuliah di DIY semakin menurun; (d). Daya saing
pendidikan di tingkat nasional/internasional masih belum memadai; (e). Masih
rendahnya minat dan budaya baca masyarakat; (f). Masih terbatasnya penyediaan
fasilitas/ruang publik penunjang pendidikan yang representatif; (g). Belum
sepenuhnya terwujud kondisi lingkungan yang kondusif terhadap pendidikan.
![Page 11: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/11.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
255
18. Pemuda dan Olahraga, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a). Masih
kurangnya kemandirian sosial dan ekonomi pemuda dalam pembangunan; (b).
Masih rendahnya budaya berolahraga di kalangan masyarakat; (c). Masih
kurangnya pembibitan olah raga dan penyediaan fasilitas/ruang publik dengan
biaya terjangkau untuk berolahraga; (d). Masih terbatasnya peranserta pemuda
dalam pembangunan; (e). Masih terbatasnya prestasi olahraga di tingkat nasional.
20. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, permasalahan yang dihadapi antara lain: (a).
Kurang terintegrasinya konvergensi 3 C: Informasi (contents), Teknologi Informasi
(computing/ containers), dan Jaringan Komunikasi (communication) yang secara
bersama-sama mendukung C yang keempat, yaitu: community empowerment dalam
bidang informasi; (b). Belum membudayanya pemanfaatan TI; (c). Rendahnya
akses informasi oleh masyarakat (melalui TI dan non-TI) dalam rangka mendorong
pemberdayaan masyarakat; (d). Pengelolaan informasi publik tidak bisa
sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar.
Selain permasalahan-permasalahan tersebut, juga masih terdapat permasalahan
yang lain yang menyangkut : Keamanan dan ketertiban, Kearsipan, Hukum, Politik,
Struktur dan Pola Ruang, Keciptakaryaan (air minum, perumahan, Air Limbah dan
Sanitasi), Energi dan Sumber Daya Mineral), Transportasi, Komunikasi dan
Informatika, dan Lingkungan Hidup.
Sedangkan permasalahan umum yang dihadapi dalam pembangunan di
Kabupaten Gunungkidul yang masih dihadapi pada tahun 2012 sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 16 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 antara lain:
1. Angka kemiskinan dan pengangguran yang masih cukup tinggi;
2. Belum optimalnya manajemen agribisnis dan akses permodalan yang belum
merata;
3. Belum optimalnya pengeloaan investasi;
4. Rendahnya daya saing produk nasional maupun internasional;
5. Kurangnya kualitas manajemen usaha kecil menengah, inovasi produk, dan belum
optimalnya kemitraan antar pelaku usaha;
6. Belum optimalnya pengembangan industri olahan hasil pertanian;
7. Masih kurangnya partisipasi masyarakat dan pelaku usaha dalam pengembangan
pariwisata;
8. Masih cukup tingginya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS);
9. Belum optimalnya peran perempuan dalam pembangunan;
10. Belum optimal pelayanan kesehatan dan masih adanya ancaman penyakit;
11. Terbatasnya kualifikasi dan kompetensi pendidik dan kurangnya peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan;
![Page 12: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/12.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
256
12. Belum memadainya sarana dan prasarana publik;
13. Masih sangat terbatasnya jumlah dan kualitas prasarana wilayah;
14. Belum optimalnya tataguna dan tatakelola air;
15. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan rencana tata ruang;
16. Kurangnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;
17. Belum optimalnya pengelolaan kekayaan budaya dan penerapan nilai-nilai luhur
budaya;
18. Belum optimalnya pelayanan kepada masyarakat;
19. Belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa dan tata kelola
pemerintahan desa.
Sedangkan permasalahan pembangunan terkait dengan prioritas dan sasaran
pembangunan daerah antara lain:
Tabel 3.48
Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
No Prioritas Sasaran Permasalahan
1 Peningkatan
Kualitas Sumber
Daya Manusia
dan Pendapatan
Masyarakat.
1. Peningkatan kualitas
pelayanan pendidikan
2. Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan
1. Terbatasnya kualifikasi dan
kompetensi pendidik dan
peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
2. Belum optimalnya pelayanan
kesehatan dan masih adanya
ancaman penyakit
2 Peningkatan
Kualitas
Infrastruktur
Perhubungan dan
Peningkatan
Pengelolaan
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan.
1. Mengembangkan
infrastruktur daerah
2. Meningkatkan
perumahan dan
permukiman
3. Pengelolaan Kerusakan
Lahan dan Sumber Air
4. Memelihara dan
Meningkatkan Kualitas
Sarana dan Prasarana
Air Bersih
1. Belum memadainya sarana
dan prasarana publik
2. Masih sangat terbatasnya
jumlah dan kualitas
prasarana wilayah
3. Belum optimalnya tataguna
dan tatakelola air
3 Revitalisasi
Pertanian dalam
arti luas.
1. Optimalisasi
pengelolaan dan
pemasaran produksi
perikanan
2. Peningkatan pemasaran
hasil produksi
pertanian/kehutanan/
perkebunan/peternakan
1. Belum optimalnya
manajemen agribisnis dan
akses permodalan yang
belum merata
2. Belum optimalnya
pengembangan industri
olahan hasil pertanian
![Page 13: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/13.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
257
No Prioritas Sasaran Permasalahan
4 Peningkatan
Upaya
Penanggulangan
Kemiskinan dan
Kesejahteraan
Rakyat.
1. Pemberdayaan fakir
miskin
2. Pelayanan dan
rehabilitasi sosial
3. Pemberdayaan
masyarakat dalam
penanggulangan
kemiskinan
1. Angka kemiskinan dan
pengangguran yang masih
cukup tinggi
2. Masih cukup tingginya
jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS)
5 Peningkatan
Kapasitas dan
Profesionalisme
Birokrasi.
1. Peningkatan pelayanan
publik
2. Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
1. Belum optimalnya pelayanan
kepada masyarakat.
2. Belum optimalnya peran dan
fungsi kelembagaan
masyarakat desa dan
tatakelola pemerintahan
desa.
3. Belum optimalnya
pengelolaan dan pelaporan
keuangan SKPD.
Sedangkan permasalahan yang terkait dengan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 antara lain :
Tabel 3.49
Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
I Urusan Wajib
1 Pendidikan 1. Cakupan pelayanan yang dibutuhkan semakin luas,
harus mempertimbangkan sebaran jumlah penduduk usia
sekolah.
2. Kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan yang
beragam.
3. Kualifikasi tenaga pendidik yang memenuhi persyaratan
sebagai tenaga pendidik belum mencukupi.
4. Terbatasnya dunia usaha dan dunia industri untuk
praktek lapangan.
5. Lulusan belum siap memasuki dan bersaing di pasar
kerja.
2 Kepemudaan
dan Olahraga
1. Sangat terbatasnya sarana dan prasarana olahraga serta
gelanggang pemuda/remaja
2. Kualitas maupun kuantitas SDM yang belum
mencukupi.
3. Kenakalan remaja dan ancaman narkoba di kalangan
pemuda.
4. Minimnya pencapaian prestasi olahraga.
![Page 14: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/14.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
258
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
3 Kesehatan 1. Cakupan penemuaan dan Penanganan Penderita penyakit
TBC-BTA karena terlalu rendah capaian kinerjannya.
2. Adanya kebijakan baru tentang Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) di Puskesmas dengan SDM baru yang
belum terlatih, sehingga mempengaruhi dalam proses
pelaksanaan anggaran.
3. Letak Puskesmas yang berjauhan dan tersebar sehingga
menyebabkan pembinaan dan pemantauan memerlukan
waktu yang relatif lebih lama.
4. Sarana gedung Puskesmas/Pustu/Rumah Dinas
Dokter/Rumah Dinas Paramedis yang cukup banyak,
sehingga kegiatan rehabilitasi gedung kurang maksimal.
5. Biaya untuk konsultan pendampingan, sertifikasi dan
audit Puskesmas ISO mahal.
6. Kejadian kasus KLB tidak dapat diprediksi dan kesiapan
biaya yang belum optimal serta kesiapan jejaring dan
SDM yang belum memadai.
7. Masih sulitnya pemantauan terhadap terjadinya kasus
malaria, karena adanya tambak udang di wilayah pantai,
adanya nelayan yang keluar masuk antar pulau dan
adanya migrasi penduduk antar pulau.
8. Pembayaran retribusi pelayanan kesehatan swasta belum
tertib, dan untuk kedepannya tidak masuk retribusi
daerah.
9. Belum adanya Peraturan Daerah tentang pengawasan
obat dan makanan, dan retribusi laboratorium kesehatan
sehingga dalam melakukan kegiatan tersebut masih
belum maksimal, karena belum adanya payung hukum.
10. Produsen obat (BUMN) belum mampu menyediakan
seluruh jenis obat DOEN untuk PKD pada saat proses
pengadaan dilaksanakan.
11. Masih terbatasnya jumlah sampel pangan yang diperiksa,
karena terbatasnya sumber dana.
4 Lingkungan
Hidup
1. Keterbatasan sumber daya manusia dan sarana dan
prasarana laboratorium lingkungan yang dimiliki
sehingga belum bisa melaksanakan uji kualitas
lingkungan secara mandiri.
2. Fungsi sebagai koordinator upaya pengendalian dampak
lingkungan perlu ditingkatkan.
3. Keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium
lingkungan dan alat uji kualitas lingkungan beserta
analisisnya.
![Page 15: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/15.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
259
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
4. Belum terbitnya peraturan tentang pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten Gunungkidul yang bisa
dijadikan dasar untuk melaksanakan penegakan dan
Penindakan hukum lingkungan.
5. Belum adanya tenaga fungsional di bidang lingkungan
hidup.
6. Kesadaran dan tanggungjawab masyarakat akan
lingkungan bersih dan sehat masih dirasa kurang.
5 Pekerjaan
Umum
1. Kondisi jalan kabupaten, sanitasi RT dan jaringan irigasi
perlu perhatian dalam rangka pemenuhan layanannya,
kecepatan pencapaian kinerja sasaran sangat terhambat
oleh adanya alokasi dana yang terbatas.
2. Pengadaan barang/jasa Penerapan Perpres 54/2010
beserta seluruh perubahannnya tidak membatasi standar
penawaran terendah (wajar responsif ), sehingga
mengakibatkan rekanan menawar dengan tidak
mempertimbangkan rasio tentang kualitas pekerjaan.
Akibatnya pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan
dengan pengawasan yang ketat dan ini menjadikan
beban pengawasan untuk mempertahankan kualitas
pekerjaan menjadi semakin sulit.
3. UPT Kebersihan Pertamanan
Kurangnya sarana prasarana untuk kegiatan kebersihan
baik meliputi kendaraan dump truck, serta personil atau
tenaga operasionalnya berkurang karena beberapa orang
telah diangkat PNS dan ditempatkan di unit kerja yang
berbeda. Hal tersebut tidak sebanding dengan semakin
luasnya area yang harus dijangkau pelayanan kebersihan,
baik permukiman di kota kecamatan maupun pasar di
seluruh Kabupaten Gunungkidul.
4. Lahan baru TPA sudah ada namun belum dimulai
pekerjaan fisik pembangunan atau perluasan TPA serta
belum adanya masterplan yang matang.
5. Prasarana yang ada di lokasi TPA berupa buldozer
umurnya sudah tua dengan tingkat keusangan suku
cadang semakin besar, mengakibatkan alat tersebut
sering rusak tidak dapat dioperasikan, sehingga sampah
yang sudah diturunkan dari dump truck tidak segera
dapat diratakan dan meng halangi jalan untuk
pembuangan sampah berikutnya.
6 Perumahan 1. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga
masih sangat terbatas walaupun selalu diupayakan secara
berkelanjutan.
![Page 16: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/16.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
260
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
2. Keterbatasan alat dan tenaga yang tersedia terutama
dalam pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan
jalan lingkungan perdesaan maupun perkotaan.
7 Perencanaan
Pembangunan
1. Belum adanya sinergitas antar SKPD terhadap dokumen
perencanaan daerah secara optimal.
2. Penetapan APBD yang terlambat sehingga menyebabkan
terlambatnya pencairan dana untuk melaksanakan
program/kegiatan.
3. Ditetapkannya uang persediaan dalam jumlah terbatas
sehingga mengakibatkan kegiatan yang direncanakan,
khususnya pada awal tahun anggaran tidak semuanya
dapat terlaksana sesuai dengan time schedule yang telah
ditetapkan.
4. Prosedur dan persyaratan pencairan dana sebagai salah
satu faktor pendukung dipandang terlalu rumit dalam
proses pengajuannya, sehingga pelaksanaan
program/kegiatan tidak dapat berjalan sesuai rencana
yang ditetapkan semula.
5. Adanya keterlambatan penetapan APBD Perubahan yang
juga mempengaruhi pelaksanaan program/kegiatan,
khususnya yang dianggarkan pada APBD Perubahan.
8 Penataan Ruang 1. Dokumen-dokumen tataruang untuk tahun 2010 akan
berakhir maka perlu kesiapan dalam rangka pemenuhan
dokumen tersebut.
2. Belum optimalnya koordinasi antar pemangku
kepentingan (stakeholders) maupun antar instansi.
3. Terbatasnya informasi tentang tata ruang bagi
masyarakat dan swasta.
4. Terbatasnya perangkat peraturan daerah tentang
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian
pemanfaatan ruang
9 Statistik 1. Belum optimalnya koordinasi antar pemangku
kepentingan (stakeholders) maupun antar instansi dalam
proses pengumpulan data bagi perencanaan
pembangunan.
2. Belum optimalnya dukungan seluruh SKPD yang terkait
dengan proses pembangunan database yang valid dan
akurat.
3. Ketersediaan data yang kurang akurat bagi kepentingan
perencanaan pembangunan.
10 Penanaman
modal
1. Belum lengkapnya profil dan peta investasi daerah
2. Belum optimalnya kerjasama dan promosi invetasi
daerah
3. Kurangnya sarana dan prasarana perhubungan,
ketersediaan listrik, dan belum adanya pelabuhan untuk
mendukung investasi di Kabupaten Gunungkidul
11 Koperasi dan
Usaha Kecil dan
Menengah
1. Koperasi aktif masih belum optimal karena lemahnya
kelembagaan koperasi dan akses pelaku usaha koperasi
dalam memasuki pasar.
![Page 17: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/17.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
261
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
2. Masih kurangnya pengetahuan dan ketrampilan pelaku
usaha kecil dan menengah dalam mengelola usahanya.
3. Keterbatasan modal pelaku usaha koperasi dan usaha
kecil dan menengah mengakibatkan sulitnya pelaku
usaha koperasi dan usaha kecil dan menengah
menjalankan dan mengembangkan usahanya.
4. Lemahnya akses usaha kecil dan menengah dalam
memasuki pasar.
5. Lemahnya UKM.
6. Kurangnya kerja sama pelaku usaha koperasi dan UKM
dalam melakukan kerja sama usaha dengan pihak ketiga.
12 Kependudukan
dan Catatan Sipil
1. Kepemilikan akta kelahiran masih perlu diupayakan
untuk ditingkatkan, karena lemahnya kesadaran,
pemahaman dan kepentingan masyarakat akan akta
kelahiran dimungkinkan karena masalah geografis dan
sosial ekonomi masyarakat.
2. Ada sebagian masyarakat yang sudah menikah akan
tetapi tidak memiliki akta nikah, atau tidak dicatat dalam
buku register nikah di Kantor Urusan Agama (KUA)
yang bersangkutan.
3. Terhambatnya pelaksanaan tugas pada masing-masing
bagian dan seksi, karena penataan dan penempatan
personil yang belum mencerminkan beban kerja masing-
masing.
4. Secara umum data-data kependudukan dan pencatatan
sipil belum valid sehingga hal ini menghambat
pelaksanaan entri data SIAK dan pelayanan pada
masyarakat. Untuk itu dalam rangka validitas data yang
akan mempelancar pelayanan pada masyarakat secara
berkelanjutan senantiasa diupayakan perbaikan.
5. Pelaksanaan SIAK online belum sepenuhnya sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kualitas
dan kuantitas tenaga operator SIAK belum memadai,
sebagian petugas coklit kurang memahami petunjuk
tehnis pemutakhiran data kependudukan, kerusakan
jaringan internet disebabkan gelombang yang digunakan
adalah gelombang radio yang tidak tahan dengan
pengaruh alam dan ketidakstabilan jaringan listrik
mengakibatkan terhambatnya peng-entry-an data.
6. Penyediaan dana, sarana, dan prasarana yang relatif
terbatas sehingga mengakibatkan terhambatnya beberapa
kegiatan dilapangan.
13 Ketenaga
kerjaan
1. TPAK dan prosentase pekerja yang ditempatkan masih
perlu dioptimalkan karena capaiannya masih rendah.
2. Ketrampilan tenaga kerja belum memadai
3. Kurangnya variasi dan jenis pelatihan.
4. Kemampuan finansial masyarakat yang rendah
5. Minimnya pegawai yang mempunyai keahlian tertentu di
bidang ketenagakerjaan.
![Page 18: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/18.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
262
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
6. Sistem informasi ketenagakerjaan yang belum memadai
7. Terbatasnya lapangan kerja disektor formal.
14 Sosial 1. Masih tingginya jumlah penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) yang belum menerima
bantuan dari pemerintah.
2. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia terlantar.
3. Jumlah penduduk miskin masih relatif tinggi.
4. Adanya urbanisasi penduduk usia produktif ke kota –
kota besar.
5. Kurangnya sarana dan prasarana pembangunan
kesejahteraan sosial dengan sistem panti maupun non
panti.
6. Masih terbatas dan rendahnya kualitas SDM di bidang
pelayanan sosial.
7. Tidak adanya tenaga pendampingan / pekerja sosial
sebagai pekerja lapangan
15 Ketahanan
Pangan
1. Sebagai lembaga baru sangat kesulitan untuk
mengkondisikan pelaksanaan kegiatan secara baik,
mengingat keterbatasan tempat, sarana prasarana,
anggaran dan personil.
2. Keterlambatan anggaran untuk kegiatan yang
dilaksanakan pada musim kemarau yang berbentuk
pendampingan dan lain-lain.
3. Dari dana yang dialokasikan ternyata banyak mata
anggaran yang belum terakomodir.
4. Kekosongan Pimpinan Kelembagaan karena
meninggalnya Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan menyebabkan mundurnya
pelaksanaan kegiatan mengingat perubahan-perubahan
Surat Keputusan yang berkaitan dengan Kuasa Pengguna
Anggaran dan lain-lain.
5. Adanya pejabat-pejabat struktural yang berasal dari
pejabat fungsional, masih memerlukan penyesuaian
dengan gerak langkah struktural yang lebih pada
penekanan kebijakan.
16 Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan
Anak
Masih rendahnya partisipasi perempuan di berbagai bidang
dan ditemukannya tindak kekerasan terhadap perempuan
dan anak dalam rumah tangga.
17 Keluarga
Berencana dan
Keluarga
Sejahtera
Jumlah PLKB sangat kurang, ratio dengan jumlah desa 74:
144, idealnya 1 desa 1 PLKB.
18 Permberdayaan
Masyarakat dan
Desa
1. Sebagai program nasional dalam upaya menyediakan
sarana prasarana yang menunjang perekonomian
perdesaan dan pengembangan simpan pinjam bagi usaha
ekonomi produktif, Petunjuk Teknis Operasional
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan kurang memberi peluang kebutuhan
lokal.
![Page 19: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/19.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
263
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
2. Belum semua usulan hasil verifikasi dalam PNPM
Mandiri Perdesaan dapat dipenuhi.
3. Keterbatasan personil yang ada.
19 Perhubungan 1. Jumlah Angkutan umum yang terbatas baik dari segi
jumlah maupun kualitas angkutan.
2. Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai
kualifikasi yang dibutuhkan.
3. Terbatasnya dana penunjang kegiatan untuk mendukung
pelaksanaan proyek yang memerlukan dana besar.
4. Terbatasnya sarana dan prasarana kerja untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas baik rutin
kantor maupun operasional di lapangan.
5. Belum optimal dan meratanya pembangunan di seluruh
wilayah baik menyangkut fisik maupun sistem
manajemen transportasi yang dikembangkan.
6. Masih adanya simpul-simpul transportasi yang sulit
dikembangkan mengingat kondisi geografis yang tidak
mendukung dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
akhir–akhir ini menurun.
7. Kurang tertibnya pengguna jasa transportasi (tingkat
kedisiplinan berlalu-lintas yang relatif masih rendah).
8. Prospek angkutan umum di jalan yang kurang
menguntungkan dari segi perhitungan bisnis karena
pergeseran alternatif moda angkutan dan maraknya
jumlah sepeda motor yang beroperasi di jalan.
20 Komunikasi dan
Informatika
1. Belum tersedianya tenaga fungsional sehingga pelayanan
informasi belum optimal menjangkau seluruh wilayah
pelosok pedesaan.
2. Kondisi geografis Kabupaten Gunungkidul yang
berbukit–bukit, sehingga terdapat wilayah blank spot
(tidak terjangkau melalui media elektronik) dan daya
akses informasi masyarakat yang masih cukup rendah
sebagai akibat masih rendahnya kemampuan di bidang
teknologi informasi.
3. SDM yang menangani Informasi dan Komunikasi masih
dirasakan kurang dalam penguasan teknologi Informasi
4. Belum optimalnya penggunaan jaringan informasi antar
unit kerja.
5. Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
21 Pertanahan 1. Belum tersedianya ketentuan dari Pemerintah Pusat
mengenai Petunjuk Teknis tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, sehingga penyusunan draf final perda izin lokasi
belum dapat dilaksanakan.
2. Harga tanah yang diminta oleh warga masyarakat di
beberapa tempat relatif tinggi di atas plafon anggaran
yang tersedia.
3. Negosiasi harga ganti rugi sangat sulit dan memakan
waktu relatif lama.
![Page 20: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/20.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
264
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
22 Kesatuan Bangsa
dan Politik
dalam Negeri
1. Adanya wilayah kecamatan yang berbatasan dengan
kabupaten lain di zone utara yang rawan dengan bencana
tanah longsor khususnya di musim penghujan.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mensikapi
ancaman bahaya tanah longsor.
3. Kurangnya sarana mobilitas penunjang kelancaran tugas-
tugas operasional khususnya berkaitan dengan
penanggulangan bencana.
4. Keterbatasan jumlah pegawai.
23 Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
Kepegawaian,
dan Persandian
1. Belum optimalnya pelayanan publik di daerah.
2. Masih rendahnya kapasitas aparatur pemerintah daerah.
3. Regulasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
berubah-ubah.
4. Masih rendahnya kapasitas keuangan daerah.
5. Masih kurangnya sarana dan prasarana aparatur
pemerintah daerah untuk mendukung kinerja yang
optimal.
24 Kebudayaan 1. Belum terpenuhinya formasi Pamong Budaya, sehingga
pembinaan dan pengembangan kebudayaan hanya
mengandalkan personil yang tersedia.
2. Belum tersedianya anggaran untuk program pelestarian
benda cagar budaya
25 Kearsipan 1. Terbatasnya tenaga fungsional baik pustakawan maupun
arsiparis berakibat pelayanan kepada masyarakat
maupun kepada SKPD khususnya dalam hal pembinaan
menjadi kurang optimal.
2. Kurangnya pemahaman dan kesadaran aparatur akan
pentingnya pengelolaan arsip
3. Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan
arsip masih kurang.
4. Ketidakpedulian terhadap arsip juga dicerminkan dari
anggaran SKPD yang sering luput mengalokasikan
anggaran untuk sarana pendukung pengelolaan arsip.
5. Belum tersedianya tempat yang memadai untuk
menyimpan arsip daerah yang setiap saat terus
bertambah
6. Belum adanya sistem komputerisasi dalam pengelolaan
arsip maupun bahan pustaka, sehingga segalanya masih
dilaksanakan dengan cara manual.
![Page 21: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/21.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
265
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
26 Perpustakaan 1. Keterbatasan koleksi di perpustakaan daerah.
2. Terbatasnya tenaga fungsional baik pustakawan maupun
arsiparis berakibat pelayanan kepada masyarakat
maupun kepada SKPD khususnya dalam hal pembinaan
menjadi kurang optimal.
3. Pelaksanaan perpustakaan keliling yang diminati
masyarakat belum bisa menjangkau ke wilayah
kecamatan se Kabupaten Gunungkidul , mengingat baru
memiliki satu unit mobil perpustakaan keliling.
4. Belum adanya sistem komputerisasi dalam pengelolaan
arsip maupun bahan pustaka, sehingga segalanya masih
dilaksanakan dengan cara manual.
27 Kelautan dan
Perikanan
1. Faktor alam yang langsung berhadapan dengan
Saumdera Indonesia, gelombang arus laut yang cukup
besar menyebabkan sering terjadinya cuaca yang ekstrim
di laut.
2. Sumber daya manusia kelautan dan perikanan, baik
aparatur dan nelayan kapasitasnya masih kurang.
3. Adanya berbagai kepentingan sosial ekonomi dalam
pembangunan kelautan dan perikanan
4. Rendahnya penguasaan teknologi tepat guna bagi
nelayan
5. Kurangnya permodalan dalam pengembangan usaha di
bidang kelautan dan perikanan.
28 Pertanian 1. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pengadaan dan droping bibit rumput adalah tidak
serentak dengan datangnya musim penghujan di tiap
wilayah serta adanya pedatan hujan. Untuk mengatasi
pedatan hujan dilakukan penundaan droping rumput dan
setelah hujan turun terus-menerus baru diberikan.
2. Isu wabah penyakit utamanya AI diantisipasi dengan
pengawasan kesehatan ternak ayam secara lebih
sungguh-sungguh.
3. Permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan vaksinasi
hewan/ternak, antara lain terbatasnya petugas dan
minimnya informasi masyarakat mengenai macam-
macam penyakit hewan menular.
4. Permasalahan penggemukan sapi belum bisa maksimal
dalam jangka waktu 10 bulan, dikarenakan dana
pinjaman baru dapat direalisasikan pada bulan Maret
padahal bulan Desember harus sudah dikembalikan dan
awal pemeliharaan di musim kemarau sehingga kondisi
ketersediaan pakan kurang.
5. Tenaga medik veteriner dan dokter hewan
Poskeswan/Laboratorium Kesehatan Hewan belum
semua terisi.
6. Keterbatasan keberadaan sapronak karena tergantung
pabrik luar daerah.
![Page 22: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/22.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
266
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
7. Masuknya produk asal ternak dan ternak hidup dari luar
negeri.
8. Tingginya prosentase pemotongan ternak betina
produktif.
9. Lemahnya posisi peternak unggas terhadap penyediaan
sapronak dan pemasaran hasil produksi.
10. Permintaan ternak hidup ke luar daerah meningkat dan
jika tidak diimbangi tingkat kelahiran yang tinggi akan
menyebabkan penurunan populasi.
29 Kehutanan 1. Kondisi musim yang tidak menentu.
2. Kemampuan teknis sumber daya manusia yang ada
masih belum mencukupi untuk mengemban tanggung
jawab tugas pokok dan fungsi.
3. Kelembagaan kelompok tani sebagian besar belum
mantap.
4. Terbatasnya pengetahuan, ketrampilan dan permodalan
sebagian besar petani.
5. Produktivitas hasil produksi kehutanan dan hasil
produksi komoditas perkebunan masih relatif rendah.
6. Kualitas hasil (khususnya perkebunan) masih kurang
kompetitif jika bersaing dengan daerah lain.
7. Sarana dan prasarana yang belum memadahi untuk
mendukung operasional tugas dinas.
30 Energi dan
sumber daya
mineral
1. Usaha pertambangan bahan galian golongan C sebagai
sumber pendapatan utama.
2. Kurangnya kesadaran dan wawasan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya pelestarian kawasan
karst.
3. Masih ditemukannya kegiatan pertambangan rakyat yang
belum berizin.
4. Minimnya pengetahuan masyarakat berkaitan dengan
regulasi mengenai kegiatan penambangan bahan galian
C dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penambangan bahan galian C
5. Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak berwawasan
lingkungan.
6. Minat investor menanamkan modal masih kurang.
31 Pariwisata 1. Pemasaran dan promosi wisata dirasa masih lemah dan
terkendala tiadanya sarana promosi yang memenuhi
syarat dan mengikuti perkembangan teknologi.
2. Minimnya anggaran untuk menata kawasan pantai
3. Masih terbatasnya fasilitas objek wisata yang memadai
antara lain: areal parkir, tempat ibadah, MCK dan kios
cinderamata/cinderarasa serta terbatasnya jaringan
listrik.
4. Belum terpenuhi formasi Pamong Budaya.
5. Belum tersedianya anggaran untuk program pelestaraian
Benda Cagar Budaya.
![Page 23: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/23.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
267
No. Urusan
(Wajib/Pilihan)
Permasalahan
6. Pembebasan lahan untuk investasi destinasi pariwisata.
32 Industri 1. Pangsa pasar produk daerah Kabupaten Gunungkidul
masih terbatas.
2. Terbatasnya pengetahuan pengrajin/pengusaha
mengenai potensi pasar produk daerah, masih rendahnya
daya saing, serta manajemen pengelolaan usaha.
3. Faktor kesadaran pelaku usaha kaitannya dengan
legalitas usaha bidang perdagangan masih rendah.
4. Belum tergalinya seluruh potensi sebagai sumber PAD.
5. Pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak berwawasan
lingkungan.
6. Adanya pengaruh musim terhadap ketersediaan bahan
baku
7. Belum tersedianya infrastruktur yang memadai
8. Minat investor menanamkan modalnya masih kurang
33 Perdagangan 1. Masih ditemukannya peredaran barang kemasan produk
makanan dan minuman yang telah kadaluwarsa.
2. Pangsa pasar produk daerah Kabupaten Gunungkidul
masih terbatas.
3. Terbatasnya pengetahuan pengrajin/pengusaha
mengenai potensi pasar produk daerah, masih rendahnya
daya saing, serta manajemen pengelolaan usaha juga
masih terbatas.
4. Faktor kesadaran pelaku usaha kaitannya dengan
legalitas usaha bidang perdagangan masih rendah.
5. Terbatasnya sarana dan prasarana pasar yang ada,
sehingga belum memenuhi kriteria sebagai pasar
tradisional yang bersih dan sehat.
6. Bertambahnya ritel-ritel modern di beberapa kota
kecamatan berpengaruh terhadap perkembangan pasar
tradisional.
7. Kesadaran pedagang pasar dalam menata dagangan dan
menjaga kebersihan pasar kurang terjaga, sehingga
berpengaruh terhadap kenyamanan konsumen di pasar
tradisional
8. Belum tergalinya seluruh potensi sebagai sumber PAD.
34 Ketransmi
grasian
1. Minat masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi
dengan semangat memperbaiki kehidupan ekonomi
masih relatif rendah
2. Kuota transmigran di daerah tujuan transmigrasi juga
terbatas. Sehingga ketika secara kuantitas calon
transmigran terpenuhi, belum dibarengi dengan kuota
yang tersedia di daerah tujuan transmigrasi.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana permukiman dan
sarana pendukung di lokasi transmigrasi.
![Page 24: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/24.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
268
Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, ditegaskan bahwa
pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional. Dengan demikian tema dan prioritas pembangunan di
kabupaten, selain harus selaras dan mengacu dengan tema dan prioritas pembangunan
nasional juga harus selaras dan mengacu dengan tema dan prioritas pembangunan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tema dan prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2012, yakni : “Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkualitas, Inklusif, dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”
dengan prioritas (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, (2) Pendidikan, (3)
Kesehatan dan Kependudukan, (4) Penanggulangan Kemiskinan, (5) Ketahanan
Pangan, (6) Infrastruktur, (7) Iklim Investasi dan Iklim Usaha, (8) Energi, (9)
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana, (10) Daerah Tertinggal, Terdepan,
Terluar, dan Pasca Konflik, dan (11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi.
Sedangkan Tema RKPD Pemerintah Daerah DIY Tahun 2012 sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 20 Tahun
2011 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2012 yakni : ”Perluasan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kembali akibat bencana guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat”. Untuk mendukung pelaksanaan tema
pembangunan tersebut di atas, telah ditetapkan beberapa prioritas pembangunan
Pemerintah Daerah DIY Tahun 2012 adalah: (1). Pendidikan dan Kebudayaan; (2).
Kesehatan; (3). Pariwisata; (4). Ketahanan Pangan dan Agro Industri; (5). Iklim
Investasi dan Usaha; (6). Infrastruktur; (7). Penanggulangan Kemiskinan; (8).
Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana; (9). Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola;
dan (10). Pengarusutamaan Gender.
Selanjutnya berdasarkan uraian tentang kendala dan permasalahan yang masih
dihadapi dalam upaya pembangunan daerah ke depan, serta sinkronisasi dengan
kebijakan nasional maka Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menetapkan tema
pembangunan daerah tahun 2012 yaitu “Pengembangan Industri, Usaha
Masyarakat, dan Daya Dukung Pariwisata Serta Peningkatan Pelayanan Dasar”.
Dari tema pembangunan di atas, selanjutnya dirumuskan prioritas
pembangunan Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 sebagai berikut:
a. Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).
![Page 25: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/25.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
269
b. Peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
c. Pengembangan daya dukung sektor pariwisata.
d. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam didukung pelestarian lingkungan.
e. Pengembangan pelayanan dasar murah.
f. Peningkatan pembangunan infrastruktur desa dan kabupaten.
g. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Dikaitkan pencapaian sasaran pembangunan dalam RPJM Daerah 2010-2015,
fokus dan kegiatan-kegiatan pokok tersebut merupakan rencana aksi tahunan.
Disamping prioritas nasional, prioritas pembangunan daerah di Kabupaten
Gunungkidul juga memperhatikan upaya pencapaian sasaran 8 (delapan) tujuan
pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015 yang
terdiri dari (1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) menyediakan pelayanan
pendidikan dasar untuk semua; (3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan; (4) menurunkan angka kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu;
(6) memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya; (7) memastikan
keberlanjutan lingkungan; dan (8) membangun kemitraan global dalam pembangunan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
Anggaran 2012 disusun berdasarkan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2012
sesuai dengan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 903/1342 dan
Nomor 16/KPTS/2011 serta pada perubahan anggaran dengan Nota Kesepakatan
Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Nomor 900/1835 dan Nomor 20/KPTS/2012.
Sedangkan untuk Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Nota
Kesepakatan Nomor 903/1343 dan Nomor 17/KPTS/2011 serta untuk perubahan
anggaran dengan Nota Kesepakatan Nomor 900/1836 dan Nomor 21/KPTS/2012.
Kebijakan Umum APBD memuat kebijakan mengenai pendapatan daerah, kebijakan
belanja daerah, dan kebijakan pembiayaan daerah yang memuat komponen-komponen
pelayanan dan tingkat pencapaian yang diharapkan dari setiap bidang kewenangan
yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Untuk PPAS memuat pagu
indikatif sementara berdasarkan urusan wajib dan pilihan serta masing-masing bidang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
Anggaran 2012 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011
dengan rencana Pendapatan Daerah sebesar Rp.1.010.100.099.320,20, Belanja Daerah
Rp.1.075.636.625.331,34, dan Pembiayaan Daerah sebesar Rp.65.536.526.011,14.
Dengan adanya perubahan asumsi dan kondisi perekonomian daerah yang tidak sesuai
![Page 26: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/26.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
270
dengan asumsi kebijakan umum APBD yang telah disusun maka melalui perubahan
anggaran yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 22
Tahun 2012 tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012, maka Pendapatan
Daerah direncanakan menjadi Rp.1.074.073.599.831.33 atau bertambah
Rp.63.973.500.511,13, Belanja Daerah menjadi Rp.1.181.402.067.392.99 atau
bertambah Rp.105.765.442.061.65, serta Pembiayaan Daerah menjadi
Rp.107.328.467.561,66 atau bertambah sebesar Rp.41.791.941.550.52.
C.2. PENGELOLAAN PENDAPATAN
Sumber penerimaan daerah dalam APBD Kabupaten Gunungkidul sebagian
besar berasal dari dana perimbangan. Dengan adanya ketergantungan dana
perimbangan maka untuk mengurangi kesenjangan fiskal, kebijakan yang diambil
adalah dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan
daerah terutama pendapatan asli daerah, menggali potensi bantuan keuangan dari
pemerintah provinsi maupun sumber-sumber lain dari pemerintah pusat seperti dana
tugas pembantuan dan dana dekonsentrasi. Selain itu dilaksanakan pengajuan usulan
program dan kegiatan yang dapat didanai dari pusat melalui kementerian teknis
maupun bantuan keuangan dari Pemerintah DIY.
C.2.1. Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah
Dalam rangka mencapai target pendapatan daerah tahun 2012, guna
membiayai pelaksanaan pembangunan, beberapa upaya ditempuh agar target
yang telah ditentukan dapat tercapai yaitu melalui:
a. Intensifikasi Pendapatan Asli Daerah, dilaksanakan melalui pencermatan dan
pengkajian terhadap objek pendapatan baik berupa pajak maupun retribusi
daerah yang telah ada dan masih memungkinkan untuk ditingkatkan baik
melalui perubahan tarif maupun peningkatan pemungutannya. Kebijakan
dalam bentuk regulasi yang sudah dilakukan dengan mereview dan
menyusun Peraturan Daerah tentang pajak dan retribusi daerah, sosialisasi
Peraturan Daerah kepada masyarakat dan dunia usaha, dan penegakan
pelaksanaan peraturan daerah serta intensifikasi pemungutannya.
b. Ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah, dilaksanakan melalui upaya
penggalian sumber-sumber pendapatan baru yang tidak membebani
masyarakat, dengan cara pengkajian, penyusunan, dan penyesuaian regulasi
(regulation impact assesment) yang terkait dengan pendapatan daerah dan
![Page 27: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/27.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
271
bidang-bidang investasi yang potensial dan mampu meningkatkan
pendapatan daerah, diantaranya MOU dengan Sekolah/Perguruan Tinggi
Kesehatan bagi mahasiswa praktek di Puskesmas dan di RSUD.
c. Penyederhanaan dan modernisasi sistem prosedur administrasi pemungutan
pajak dan retribusi daerah berikut penyusunan Standard Operating
Procedure (SOP) dalam pendataan, penetapan, dan penagihan pajak.
d. Perbaikan pelayanan perizinan di bidang usaha, dengan percepatan proses
pelayanan dan mekanisme jemput bola untuk memudahkan pelayanan
kepada masyarakat.
e. Pendataan aset-aset daerah yang belum dimanfaatkan untuk dapat digunakan
dalam peningkatan PAD.
f. Pemanfaatan dana yang belum digunakan (idle cash) melalui investasi
jangka pendek berupa deposito berjangka (deposito on call).
g. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, serta pihak ketiga (dunia usaha, lembaga swadaya
masyarakat, dan lain-lain) untuk memperoleh sumber-sumber dana
pembangunan;
h. Peningkatan kualitas aparat pemungut dan pengelola pendapatan asli daerah,
penataan personil, dan peningkatan sarana prasarana pemungutan
pendapatan daerah.
Pendapatan daerah untuk Tahun Anggaran 2012 setelah perubahan
anggaran dari rencana Rp.1,074,073,599,831.33 realisasinya mencapai
Rp. 1,076,501,995,407.09 atau telah mencapai 100,23% yang terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah
Rencana Pendapatan Asli Daerah Rp.68.065.973.303,33 realisasinya
mencapai Rp.67.050.781.893.09 atau 98.51 % yang berasal dari:
a. Pajak Daerah dari rencana Rp.9,032,000,000.00 realisasi
Rp.10,728,490,356.00 atau 118.78 % yang terdiri atas :
1) Pajak Hotel dari rencana Rp.30,000,000.00 realisasi
Rp.39,221,677.00 atau 130.74%.
2) Pajak Restoran dari rencana Rp.527,000,000.00 realisasi
Rp.817,454,404.00 atau 155.11%.
3) Pajak Hiburan dari rencana Rp.16,000,000.00 realisasi
Rp.18,435,000.00 atau 115.22%.
![Page 28: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/28.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
272
4) Pajak Reklame dari rencana Rp.565,000,000.00 realisasi
Rp.606,583,500.00 atau 107.36%.
5) Pajak Penerangan Jalan dari rencana Rp.6,480,000,000.00 realisasi
Rp.6,681,935,023.00 atau 103.12%.
6) Pajak Mineral bukan Logam & Batuan dari rencana
Rp.326,000,000.00 realisasi Rp.739,343,585.00 atau 226.79 %.
7) Pajak Parkir dari rencana Rp 12,000,000.00 realisasi
Rp.11,959,220.00 atau 99.66%.
8) Pajak Air Tanah dari rencana Rp.240,000,000.00 realisasi
Rp.300,143,777.00 atau 125.06%.
9) Pajak Sarang Burung Walet dari rencana Rp.6,000,000.00 realisasi
Rp.960,000.00 atau 16.00%.
10) BPHTB dari rencana Rp.830,000,000.00 realisasi
Rp.1,512,454,170.00 atau 182.22%.
b. Retribusi Daerah dari rencana Rp.21,303,082,589.20 realisasi
Rp.19,667,336,377.00 atau 92.32% yang terdiri atas :
1) Retribusi Pelayanan Kesehatan rencana Rp.13,437,241,000.00
realisasi Rp.10,946,370,589.00 atau 81.46%.
2) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan rencana
Rp.215,088,900.00 realisasi Rp.118,957,700.00 atau 55.31%.
3) Retribusi Penggantian Biaya KTP dan Akta Catatan Sipil rencana
Rp.18,025,000.00realisasi Rp.20,535,000.00 atau 113.93%.
4) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum rencana
Rp.292,744,000.00 realisasi Rp.294,850,500.00 atau 100.72%.
5) Retribusi Pelayanan Pasar dari rencana Rp. 1,180,974,789.20
realisasi Rp.1,173,150,725.00 atau 99.34%.
6) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor rencana
Rp.372,960,000.00 realisasi Rp. 47,222,500.00 atau 119.91%.
7) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah rencana Rp.485,780,000.00
realisasi Rp. 456,961,703.00 atau 94.07%.
8) Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan Ikan rencana
Rp.400,000,000.00 realisasi Rp.587,193,100.00 atau 146.80%.
9) Retribusi Jasa Usaha Terminal rencana Rp.199,988,000.00 realisasi
Rp.163,480,200.00 atau 81.75%.
![Page 29: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/29.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
273
10) Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir rencana
Rp.645,455,000.00 realisasi Rp.644,943,500.00 atau 99.92%.
11) Retribusi Jasa Usaha Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa
rencana Rp.37,800,000.00 realisasi Rp.37,700,000.00 atau 99.74%.
12) Retribusi Jasa Usaha Tempat Rekreasi dan Olahraga rencana
Rp.2,861,469,900.00 realisasi Rp.3,665,955,845.00 atau 128.11%.
13) Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah rencana
Rp.764,980,000.00 realisasi Rp.745,185,000.00 atau 97.41%.
14) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) rencana
Rp.132,450,000.00 realisasi Rp.72,652,015.00 atau 54.85%.
15) Retribusi Izin Gangguan/Keamanan rencana Rp.200,000,000.00
realisasi Rp.251,280,000.00 atau 125.64%.
16) Retribusi Izin Trayek rencana Rp.58,126,000.00 realisasi
Rp.40,898,000.0 0atau 70.36%.
c. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dari
rencana Rp.5,329,022,778.10 realisasi Rp.5,329,404,405.12 atau
100.01% yang terdiri dari:
Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank:
1) Perusahaan Daerah Bank Daerah Gunungkidul rencana
Rp.903,284,198.00 realisasi Rp.903,284,198.00 atau 100.00%.
2) Bank Pembangunan Daerah rencana Rp.4,422,627,613.10 realisasi
Rp.4,422,627,613.10 atau 100,00 %.
3) BUKP rencana Rp.3,110,967.00 realisasi Rp.3,492,594.02 atau
112.27%.
d. Lain-lain PAD yang Sah dengan rencana Rp.32,401,867,936.03 dan
realisasi Rp.31,325,550,754.97 atau 96.68%.
1) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan, rencana
Rp.191,000,000.00 realisasi Rp.180,467,050.00 atau 94.49%.
2) Penerimaan Jasa Giro, rencana Rp.1,614,000,000.00 realisasi
Rp.2,270,565,270.00 atau 140.68%.
3) Pendapatan Bunga Deposito, rencana Rp. 5,900,000,000.00 realisasi
Rp. 8,953,554,836.34 atau 151.76%.
![Page 30: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/30.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
274
4) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah, rencana Rp. 1,671,215,023.03
realisasi Rp.1,811,382,737.37 atau 108.39%.
5) Pendapatan Denda atas Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan,
rencana Rp. 0.00 realisasi Rp. 51,791,741.00 atau 0.00%.
6) Pendapatan Hasil Eksekusi Atas Jaminan, rencana Rp.0.00 realisasi
Rp.4,902,000.00 atau 0.00%.
7) Pendapatan Denda Retribusi, rencana Rp.710,173,000.00 realisasi
Rp.892,048,740.00 atau 125.61%.
8) Pendapatan dari Pengembalian, rencana Rp.0.00 realisasi
Rp.366,265,102.42 atau 0.00%.
9) Pendapatan Bunga dari Pinjaman, rencana Rp.15,600,000.00 realisasi
Rp.19,100,801.00 atau 122.44%.
10) Pendapatan dari bagi hasil kerjasama dengan pihak ketiga, rencana
Rp.110,000,000.00 realisasi Rp.43,078,100.00 atau 39.16%.
11) Pendapatan BLUD, rencana Rp.22,089,828,500.00 realisasi
Rp.16,581,327,335.00 atau 75.06%.
12) Pendapatan dari kelebihan pembayaran retribusi, rencana
Rp.25,000.00 realisasi Rp.25,000.00 atau 100.00%.
13) Pendapatan dari pengelolaan BUKP, rencana Rp.65,382,413.00
realisasi Rp.65,382,791.84 atau 100.00%.
14) Penerimaan Penempatan/Perpanjangan Kios dan Los, rencana
Rp.34,644,000.00 realisasi Rp.85,659,250.00 atau 247.26%.
2. Dana Perimbangan
Dari rencana penerimaan Rp.792,658,061,528.00 realisasi mencapai
Rp.799,932,048,514.00 atau 100.92% yang terdiri dari:
a. Bagi Hasil Pajak, rencana Rp.31,891,709,726.00 realisasi
Rp.39,140,930,847.00 atau 122.73%.
b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam, rencana Rp.2,237,442,802.00
realisasi Rp. 2,262,208,667.00 atau 101.11%.
c. Dana Alokasi Umum rencana Rp.687,944,489,000.00 realisasi
Rp.687,944,489,000.00 atau 100.00%.
d. Dana Alokasi Khusus rencana Rp.70,584,420,000.00 realisasi
Rp.70,584,420,000.00 atau 100.00%.
![Page 31: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/31.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
275
3. Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Lain-lain Pendapatan yang Sah rencana Rp.213,349,565,000.00 realisasi
Rp.209,519,165,000.00 atau 98.20% yang terdiri dari :
a. Pendapatan Hibah, rencana Rp.174,000,000.00 realisasi
Rp.174,000,000.00 atau 100,00 %.
b. Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi, rencana Rp.36,406,595,000.00
realisasi Rp.36,406,595,000.00 atau 100,00 %.
c. Dana Penyesuaian rencana sebesar Rp.159,563,905,000.00 realisasi
sebesar Rp.159,563,905,000.00 atau 100,00 %.
d. Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau dari Pemerintah Daerah lainnya
rencana Rp.17,205,065,000.00 realisasi Rp.13,374,665,000.00 atau
77.74%.
C.2.2. Permasalahan dan Solusi
Secara keseluruhan penerimaan daerah pada Tahun Anggaran 2012 dapat
melebihi target, dari target sebesar Rp1.074.073.599.831,33 tercapai sebesar
Rp1.076.501.995.407,09 atau 100,23%. Sektor PAD tidak mencapai target, yaitu
sebesar Rp.67.050.781.893,09 atau 98,51% dari target Rp68.065.973.303,33.
Hal ini disebabkan tidak tercapainya target retribusi pelayanan kesehatan
dikarenakan menurunnya jumlah pasien pada tahun 2011 sebesar 1.349.389
kunjungan turun sebesar 77.714 pada tahun 2012. Selain itu juga Jaminan
persalinan yng mengalami penurunan karena pasien yang banyak di bidan
praktek swasta. Di samping itu, tidak tercapainya pendapatan BLUD pada
RSUD yang hanya 75,06% kerena perhitungan dan pembayaran klaim jaminan
kesehatan yang belum selesai pada tahun berjalan dan akan menjadi pendapatan
tahun berikutnya.
Dana Perimbangan penerimaannya melebihi target yaitu dari target
sebesar Rp.792.658.061.528,00 tercapai sebesar Rp.799.932.048.514,00 atau
100,92%. Untuk bagi hasil pajak melebihi target dengan realisasi sebesar
122,73% yang berasal dari bagi hasil PPh Badan sehubungan dengan
diberlakukannya pembukaan NPWP cabang bagi rekanan yang mengikuti proses
pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul.
Pada pos Lain-lain Pendapatan daerah yang sah tidak mencapai target
yaitu sebesar 77,74% dikarenakan karena Bantuan Keuangan dari Pemda DIY
untuk insentif PTT/GTT belum cair.
![Page 32: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/32.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
276
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang mulai diberlakukan pada tahun 2010, telah
disikapi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan menyelesaikan semua
Peraturan Daerah sebagai payung hukum penarikan pendapatan asli daerah.
C.3. PENGELOLAAN BELANJA
C.3.1. Pengelolaan Belanja Daerah
Pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan kebijakan daerah yang tertuang
dalam program kegiatan sebagaimana dalam rencana kerja dan pendanaannya. Belanja
daerah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan berupa urusan wajib dan urusan
pilihan guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam masyarakat membutuhkan
dana yang tidak sedikit. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas menuntut adanya
penggunaan dana yang selektif untuk membiayai belanja daerah, dengan
memperhatikan skala prioritas penyusunan program dan kegiatan agar pelaksanaannya
berjalan secara efektif dan efisien.
Kebijakan Belanja Daerah
Arah pembangunan Tahun 2012 dengan tema pengembangan industri, usaha
masyarakat dan daya dukung pariwisata serta peningkatan pelayanan dasar.
Implementasi dari arah pembangunan dituangkan dalam 7 (tujuh) program prioritas
yang meliputi (1) Pengembangan industri kecil dan menengah; (2) peningkatan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM); (3) pengembangan daya dukung sektor
pariwisata; (4) peningkatan pengelolaan sumber daya alam didukung pelestarian
alam;(5) pengembangan pelayanan dasar murah; (6) peningkatan pembangunan
infrastruktur desa dan kabupaten; (7) peningkatan kualitas pelayanan publik. Belanja
daerah sebagai pelaksanaan urusan pemerintahan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam melaksanakan ketujuh prioritas
pembangunan dan rencana alokasi anggaran untuk setiap SKPD diupayakan lebih
terukur dan dapat dipertanggungjawabkan yang diikuti dengan peningkatan kinerja
pelayanan dengan mempertimbangkan kapatutan dan kewajaran.
Beberapa kebijakan pemerintah baik yang bersumber dari pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah yang berpengaruh pada besaran alokasi pos belanja daerah
(APBD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 secara umum digunakan untuk:
1. Pemenuhan belanja gaji pegawai dan tunjangan;
2. Memenuhi belanja program dan kegiatan prioritas sebagai pelaksanaan tugas dan
fungsi SKPD;
![Page 33: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/33.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
277
3. Memenuhi belanja daerah dari sumber dana yang telah ditentukan peruntukannya
berdasarkan pedoman yang ada yaitu:
a. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang meliputi: DAK Bidang Pendidikan, DAK
Bidang Kesehatan, DAK Bidang Keluarga Berencana, DAK Bidang
Infrastruktur Air Minum, DAK Bidang Sanitasi, DAK Bidang Infrastruktur
Irigasi, DAK Bidang Infrastruktur Jalan, DAK Bidang Pertanian, DAK
Bidang Kelautan dan Perikanan, DAK Bidang Transportasi Perdesaan, DAK
Bidang Keselamatan Transportasi Darat, DAK Bidang Kehutanan, DAK
Bidang Perdagangan, dan DAK Bidang Lingkungan Hidup, sudah termasuk
dana pendamping 10 (sepuluh) persen. Penempatan belanja yang bersumber
dari DAK tersebut berada pada SKPD yang berkenaan, sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
b. Dana Bagi Hasil (DBH) Cukai Rokok untuk penanggulangan dampak asap
rokok melalui peningkatan kualitas bahan baku dan pembinaan lingkungan
sosial.
4. Pemenuhan Dana Pendampingan (Cost Sharing) diluar DAK yaitu:
a. Dana daerah urusan bersama (DDUB) untuk Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd).
b. Program Pengembangan Sistem Pembangunan Partisipatif (P2SPP) atau
PNPM MPd Integrasi dari Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa Kementerian Dalam Negeri.
5. Pemenuhan persentase penerimaan dana perimbangan keuangan daerah dan
penerimaan pajak dan retribusi daerah yang diberikan kepada desa antara lain
berupa Alokasi Dana Desa (ADD) dan bantuan keuangan kepada pemerintahan
desa lainnya antara lain berupa penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.
6. Belanja dititikberatkan pada upaya pencapaian tema dan prioritas pembangunan
Tahun 2012 sebagai penjabaran atas RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun
2010-2015.
7. Kebijakan alokasi belanja langsung dalam APBD mengutamakan pendanaan
terhadap urusan pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan yang dituangkan dan dirumuskan dalam bentuk program dan kegiatan,
yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik serta mempedomani Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Bidang pendidikan mendapatkan alokasi belanja yang
paling besar karena adanya kebijakan telah memenuhi ketentuan sekurang-
kurangnya 20 persen dari belanja daerah dan untuk Kabupaten Gunungkidul
![Page 34: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/34.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
278
besaran anggaran pendidikan lebih dari 50 %, sesuai amanat peraturan
perundang-undangan.
8. Alokasi belanja diupayakan dapat mendorong dan memberikan stimulasi bantuan
kepada masyarakat dan swasta untuk berperan serta dalam pembangunan.
Belanja Daerah setelah perubahan anggaran dari rencana sebesar
Rp.1,181,402,067,392.99 realisasinya sebesar Rp.1,073,158,313,435.78 atau 90.84%
yang terdiri dari:
a. Belanja Tidak Langsung dari anggaran Rp.799,869,955,786.79 realisasi sebesar
Rp.761,024,018,485.44 atau 95.14%, terdiri dari:
1) Belanja Pegawai dari anggaran Rp.718,745,784,478.39 realisasi
Rp.699,921,655,871.00 atau 97.38%.
2) Belanja Bunga dari anggaran Rp.35,500,000.00 realisasi Rp.35,197,128.00
atau 99.15%.
3) Belanja Hibah dari anggaran Rp.6,136,950,000.00 realisasi
Rp.6,031,450,000.00 atau 98.28%.
4) Belanja Bantuan Sosial dari anggaran Rp.5,800,510,250.00 realisasi
Rp.5,718,670,500.00 atau 98.59%.
5) Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa dari anggaran
Rp.3,797,321,550.00 realisasi Rp.3,797,316,549.00 atau 100,00 %.
6) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa dari anggaran
Rp.46,609,324,000.00 realisasi Rp.45,321,431,437.44 atau 97.24%.
7) Belanja Tidak Terduga dari anggaran Rp.18,744,565,508.40 realisasi
Rp.198,297,000.00 atau 1.06%.
b. Belanja Langsung dari anggaran Rp.381,532,111,606.20 realisasi sebesar
Rp.312,134,294,950.34 atau 81.81% terdiri dari :
1) Belanja Pegawai dari anggaran Rp.39,151,131,502.00 realisasi
Rp.34,472,698,225.00 atau 88.05%.
2) Belanja Barang dan Jasa dari anggaran Rp.133,844,709,958.97 realisasi
Rp.113,294,656,107.61 atau 84.65%.
3) Belanja Modal dari anggaran Rp.208,536,270,145.23 realisasi
Rp.164,366,940,617.73 atau 78.82%.
Rincian Belanja Langsung per SKPD dapat disajikan sebagai berikut:
![Page 35: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/35.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
279
Tabel 3.50
Rincian Belanja Langsung per SKPD Tahun 2012
No Urusan/SKPD Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Selisih (Rp.)
Urusan Wajib
1 Dinas Pendidikan, Pemuda,
dan Olahraga 130,686,925,449.70 89,932,140,873.00 40,754,784,576.70
2 Dinas Kesehatan 30,172,762,360.00 23,907,050,274.00 6,265,712,086.00
3 RSUD Wonosari 26,130,096,500.00 21,708,839,447.00 4,421,257,053.00
4 Dinas Pekerjaan Umum 74,552,633,000.00 69,285,844,998.34 5,266,788,001.66
5 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah 2,574,973,776.00 2,433,081,690.00 141,892,086.00
6 Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan
Informatika
6,456,863,100.00 5,734,892,906.00 721,970,194.00
7 Kantor Pengendalian
Dampak Lingkungan 1,597,240,000.00 1,533,407,706.00 63,832,294.00
8 Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil 4,338,171,150.00 2,866,644,598.00 1,471,526,552.00
9 Dinas Sosial, Tenaga Kerja,
dan Transmigrasi 6,174,776,250.00 5,930,913,842.00 243,862,408.00
10 Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi,
ESDM
2,624,702,000.00 2,402,558,826.00 222,143,174.00
11 Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata 3,480,338,600.00 2,918,835,785.00 561,502,815.00
12 Kantor Kesatuan Bangsa
dan Politik 460,113,000.00 374,824,827.00 85,288,173.00
13 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah 795,559,500.00 692,520,945.00 103,038,555.00
14 Satpol PP 1,278,467,000.00 1,130,064,535.00 148,402,465.00
15 DPRD
16 Kepala daerah dan Wakil
17 Sekretariat Daerah 14,117,899,933.00 12,268,865,771.00 1,849,034,162.00
18 Sekretariat DPRD 11,077,755,900.00 8,964,168,159.00 2,113,587,741.00
![Page 36: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/36.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
280
No Urusan/SKPD Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Selisih (Rp.)
19 DPPKAD 15,431,929,500.00 14,444,822,429.00 987,107,071.00
20 Inspektorat Daerah 1,061,317,500.00 903,695,991.00 157,621,509.00
21 Kecamatan Wonosari 313,081,000.00 288,671,210.00 24,409,790.00
22 Kecamatan Paliyan 276,187,500.00 247,494,953.00 28,692,547.00
23 Kecamatan Panggang 271,924,000.00 250,466,391.00 21,457,609.00
24 Kecamatan Tepus 281,520,000.00 269,108,526.00 12,411,474.00
25 Kecamatan Rongkop 295,130,000.00 273,028,104.00 22,101,896.00
26 Kecamatan Semanu 278,236,000.00 255,597,486.00 22,638,514.00
27 Kecamatan Ponjong 301,400,000.00 269,500,038.00 31,899,962.00
28 Kecamatan Karangmojo 239,321,000.00 226,394,342.00 12,926,658.00
29 Kecamatan Playen 307,413,500.00 302,192,324.00 5,221,176.00
30 Kecamatan Nglipar 251,075,000.00 245,803,153.00 5,271,847.00
31 Kecamatan Ngawen 227,382,500.00 225,316,000.00 2,066,500.00
32 Kecamatan Semin 253,770,000.00 244,509,647.00 9,260,353.00
33 Kecamatan Patuk 290,925,000.00 274,258,701.00 16,666,299.00
34 Kecamatan Saptosari 288,797,000.00 287,581,250.00 1,215,750.00
35 Kecamatan Gedangsari 286,097,000.00 273,309,875.00 12,787,125.00
36 Kecamatan Girisubo 289,575,000.00 281,913,647.00 7,661,353.00
37 Kecamatan Tanjungsari 307,737,500.00 282,398,785.00 25,338,715.00
38 Kecamatan Purwosari 285,307,500.00 273,935,786.00 11,371,714.00
39 Kantor Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu 392,772,000.00 358,867,944.00 33,904,056.00
40 Badan Kepegawaian Daerah 3,540,028,500.00 2,601,609,913.00 938,418,587.00
41 Badan Pelaksana
Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan
1,868,668,000.00 1,739,128,325.00 129,539,675.00
42 Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan,
dan KB
10,344,776,500.00 9,199,371,537.00 1,145,404,963.00
43 Kantor Perpustakaan dan
Arsip Daerah 623,340,000.00 591,827,621.00 31,512,379.00
![Page 37: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/37.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
281
No Urusan/SKPD Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Selisih (Rp.)
Urusan Pilihan
44 Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura 6,651,907,850.00 6,508,659,551.00 143,248,299.00
45 Dinas Peternakan 3,414,492,500.00 3,116,938,307.00 297,554,193.00
46 Dinas Kehutanan dan
Perkebunan 5,044,103,837.50 4,795,164,227.00 248,939,610.50
47 Dinas Kelautan dan
Perikanan 6,679,402,000.00 6,284,920,634.00 394,481,366.00
48 Kantor Pengelolaan Pasar 4,915,216,400.00 4,733,153,071.00 182,063,329.00
JUMLAH 381,532,111,606.20 312,134,294,950.34 69,397,816,655.86
Sumber: DPPKAD Kabupaten Gunungkidul
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan pelaksanaan belanja daerah dari sisi perencanaan yaitu :
a. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah untuk mendanai pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai dengan hasil yang diinginkan/sesuai dengan target
yang akan dicapai.
b. Sebagian besar penerimaan daerah berasal dari dana perimbangan dan sebagian
besar pula digunakan untuk belanja pegawai sehingga pendanaan untuk
program kegiatan pada belanja langsung tergantung pada besarnya dana
perimbangan yang diterima dikurangi dengan belanja pegawai (gaji).
c. Adanya ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang
Desa dimana 10 % dari DAU yang diterima dikurangi belanja gaji pegawai
diberikan sebagai bantuan keuangan kepada pemerintah desa, Permendagri
Nomor 37 tahun 2007 dimana daerah wajib memberikan penghasilan tetap
kepada kepala desa dan perangkat desa sesuai dengan UMR.
d. Petunjuk teknis DAK definitif pada beberapa kementerianbaru diterbitkan pada
akhir tahun anggaran dan diterima serta disosialisasikan pada awal tahun
berjalan sehingga sering terjadi ketidaksesuaian antara juknis definitif dengan
DPA SKPD sehingga memerlukan perubahan anggaran.
e. Untuk DAK Bidang Pendidikan juknis baru terbit pada pertengahan tahun
sehingga tidak cukup waktu untuk pelaksanaannya yang berakibat beberapa
kegiatan tidak dapat dilaksanakan.
![Page 38: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/38.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
282
f. Adanya petunjuk teknis program dan kegiatan dari kementerian terkait yang
kurang sesuai dengan kondisi daerah
g. Masih kurangnya kemempuan personil/kualitas SDM dalam perencanaan
program dan kegiatan sehingga masih terkesan program dan kegiatan yang
diusulkan bersifat rutinitas dan belum sepenuhnya mengakomodasi target-target
dalam RPJMD maupun RKPD
Permasalahan belanja daerah dari sisi pelaksanaan anggaran antara lain:
a. perencanaan anggaran baik obyek belanja maupun anggaran kas yang tidak
sesuai dengan kondisi lapangan sehingga memerlukan penyesuaian lebih lanjut.
b. kurangnya kualitas SDM dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang
berakibat target dan sasaran belum seperti yang diinginkan serta tidak
selesainya program dan kegiatan.
c. Kecenderungan pelaksanaan kegiatan pada akhir tahun anggaran sehingga
pekerjaan dilaksanakan terkesan tergesa-gesa sehingga kualitasnya menjadi
kurang sempurna.
d. Masih terbatasnya SDM yang memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.
Untuk menjawab permasalahan di atas, beberapa langkah/solusi yang
ditempuh antara lain :
a. Peninjauan/penyesuaian setiap tahun terhadap harga satuan dalam Standarisasi
Harga Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
b. Pelaksanaan pengendalian program dan kegiatan melalui monitoring dan
evaluasi terhadap perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dan manfaat atas program dan kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas anggaran
sehingga pelaksanaan pada tahun yang akan dapat lebih baik.
c. peningkatan koordinasi internal SKPD dan antar SKPD serta koorninasi
dengan pemerintah pusat maupun Provinsi;
d. Peningkatan kemampuan SDM melalui pembinaan, pendidikan, serta pelatihan
baik administratif maupun teknis.
e. Peningkatan peran Inspektorat Daerah dalam melakukan pemeriksaan dan
pengawasan atas pelaksanaan program dan kegiatan.
![Page 39: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/39.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
283
C.4. PEMBIAYAAN DAERAH
C.4.1. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah sebagian besar berasal dari SilPA yang akan
dimanfaatkan untuk kegiatan tahun berikutnya. SilPA yang besar akan dapat
menambah pendanaan untuk program dan kegiatan tahun berikutnya namun
demikian jumlah Silpa yang besar dapat diartikan pelaksanaan program dan
kegiatan tidak terencana dengan baik dan pemanfaatan dana yang tidak efisien.
Selain itu pembiayaan daerah digunakan pula untuk kegiatan investasi baik
permanen maupun non permanen serta pembayaran hutang pemerintah daerah.
Investasi permanen digunakan untuk penyertaan modal pada Bank BPD DIY serta
Bank Daerah Gunungkidul. Investasi non permanen digunakan untuk penguatan
modal bergulir kepada kelompok masyarakat/kelompok ekonomi produktif dengan
jangka waktu kurang dari satu tahun anggaran.
Strategi pembiayaan daerah yang ditempuh sebagai berikut:
a. Diupayakan prediksi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SilPA) tahun
sebelumnya mendekati angka riil dan dapat dimanfaatkan untuk tahun anggaran
berikutnya tanpa menunggu perubahan anggaran sehingga waktu pelaksanaan
program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
b. Memanfaatkan pembiayaan neto untuk investasi pada BUMD untuk
meghasilkan pendapatan daerah. Dengan telah ditetapkannya Perda tentang
Penyertaan Modal pada BUMD BPR Bank Daerah Gunungkidul maka ada
kewajiban pemda untuk memenuhi penyertan modal tersebut. Dalam rangka
peningkatan penerimaan daerah maka diambil kebijakan meningkatkan
penyertaan modal pada BUMD sehingga dapat memberikan kontribusi
pendapatan daerah berupa penerimaan deviden dan dana pembangunan.
Manfaat lain bagi masyrakat adalah dengan penyertaan modal pada bank daerah
maka peluang tersedianya dana yang dibutuhkan masyarakat melalui
penyaluran kredit menjadi lebih besar.
c. Melaksanakan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan
sesuai sesuai dengan target dan tolok ukur kinerja.
Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit anggaran atau
memanfaatkan surplus dalam bentuk penerimaan atau pengeluaran daerah.
Pembiayaan daerah juga dimanfaatkan untuk penyertaan modal dan pembayaran
![Page 40: C. AKUNTABILITAS KEUANGAN - gunungkidulkab.go.id 3 KETIGA KEUANGAN LAKIP 2012.pdf · Tahun 2005 tentang SAP, dan peraturan lainnya sebagai pedoman yang harus diacu oleh pemerintah](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022052611/5c8009cb09d3f242188c3c60/html5/thumbnails/40.jpg)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012
284
utang. Pembiayaan daerah setelah perubahan anggaran dari rencana sebesar
Rp.87.208.025.088,20 realisasinya sebesar Rp.87.214.092.674,20 atau 100,01%.
Pembiayaan daerah terdiri dari:
1. Penerimaan Pembiayaan setelah perubahan APBD dari rencana
Rp.115.606.307.971,66 realisasi Rp.115.388.455.170,66 atau 99,81%, yang
terdiri dari:
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
dari rencana Rp.114.190.307.971,66 realisasi Rp. 114.190.307.971,66
atau 100,00 %.
b. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman dari rencana
Rp.1.416.000.000,00 realisasi Rp.1.198.147.199,00 atau 84,61%.
2. Pengeluaran Pembiayaan dari rencana Rp.8.277.840.410,00 realisasi
Rp.7.961.840.410,00 atau 96,18%, yang terdiri dari:
a. Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah dari anggaran
Rp.6.500.000.000,00 realisasi Rp.6.500.000.000,00 atau 100,00 %.
b. Pembayaran Pokok Utang dari anggaran Rp.377.840.410,00 realisasi
Rp.377.840.410,00 atau 100,00 %.
c. Pemberian pinjaman daerah dari anggaran Rp.1.400.000.000,00 realisasi
Rp.1.084.000.000,00 atau 77,43%.
C.4.2. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pembiayaan derah adalah masih tingginya Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran, yang mana hal ini mengindikasikan perencanaan yang
kurang baik karena banyak dana APBD yang tidak terserap namun disisi lain
apabila kenaikan tersebut berasal dari peningkatan pendapatan dan efisiensi
pelaksanaan program kegiatan akan memberi dampak yang positif. Untuk
mengurangi sisa anggaran dari belanja telah dilaksanakan evaluasi dan
pengendalian belanja daerah serta evaluasi pencapaian pendapatan daerah
sehingga kelebihan pendapatan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam
perubahan anggaran.