BVBG 20100206

8
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk) KEJADIAN GERAKAN TANAH DI INDONESIA PERIODE APRIL – JULI 2010 Y. ARIFIANTI, W.I. RETNONINGTYAS Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi SARI Pada periode bulan April hingga Juli 2010, di Indonesia telah terjadi gerakan tanah sebanyak 45 kali. Periode ini merupakan periode akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Gerakan tanah yang terjadi adalah gerakan tanah jenis longsoran bahan rombakan sebanyak 25 kali, retakan sebanyak 12 kali, nendatan sebanyak 3 kali, banjir bandang sebanyak 4 kali dan sebagian kecil jatuhan batuan sebanyak 1 kali. Pendahuluan Pada bulan April - Mei 2010 yang merupakan periode akhir musim penghujan, gerakan tanah masih banyak terjadi. Intensitas curah hujan yang rendah mulai terjadi di bulan Juni – Juli 2010. Pada periode tersebut umumnya tingkat kejenuhan tanah sudah berkurang karena sudah terjadi evaporasi sehingga gerakan tanah tidak banyak terjadi. Jika terjadi gerakan tanah umumnya rayapan dalam skala besar atau longsoran dalam skala kecil. Potensi debris flow dan flash flood (aliran bahan rombakan/banjir bandang) sudah berkurang kecuali untuk daerah-daerah yang masih mempunyai intensitas curah hujan yang tinggi di Indonesia bagian timur. Kejadian Gerakan Tanah Gerakan tanah yang terjadi bulan April - Juli 2010 umumnya jenis longsoran bahan rombakan, retakan dan nendatan. Potensi banjir bandang cukup tinggi untuk daerah-daerah yang mempunyai intensitas curah hujan yang tinggi. Kejadian gerakan tanah di Indonesia selengkapnya selama bulan April hingga Juli 2010, dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kejadian Gerakan Tanah April – Juli 2010 Lokasi Kejadian Gerakan Tanah No. Kecamatan Kabupaten/ Kota Provinsi Waktu Kejadian Dampak (Korban/Kerusakan) 1. Pulung Ponorogo Jawa Timur 08-04-10 30 rumah retak-retak dan terancam longsor 2. Cisewu Garut Jawa Barat 02-04-10 Jalur jalan Garut – Bandung tertutup longsoran, panjang 20 m, lebar 5 m 3. Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat 02-04-10 3 rumah rusak berat, Puluhan rumah terancam, Jalan antardesa terputus 4. Sayur Mattingi Tapanuli Selatan Sumatera Utara 03-04-10 3 orang meninggal dunia,4 rumah hancur, 4 rumah dan 1 surau rusak Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 34-41 Hal :34

description

bvbg

Transcript of BVBG 20100206

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    KEJADIAN GERAKAN TANAH DI INDONESIA PERIODE APRIL JULI 2010

    Y. ARIFIANTI, W.I. RETNONINGTYAS

    Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

    Badan Geologi

    SARI Pada periode bulan April hingga Juli 2010, di Indonesia telah terjadi gerakan tanah sebanyak 45

    kali. Periode ini merupakan periode akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Gerakan tanah yang terjadi adalah gerakan tanah jenis longsoran bahan rombakan sebanyak 25 kali, retakan sebanyak 12 kali, nendatan sebanyak 3 kali, banjir bandang sebanyak 4 kali dan sebagian kecil jatuhan batuan sebanyak 1 kali. Pendahuluan

    Pada bulan April - Mei 2010 yang merupakan periode akhir musim penghujan, gerakan tanah masih banyak terjadi. Intensitas curah hujan yang rendah mulai terjadi di bulan Juni Juli 2010. Pada periode tersebut umumnya tingkat kejenuhan tanah sudah berkurang karena sudah terjadi evaporasi sehingga gerakan tanah tidak banyak terjadi. Jika terjadi gerakan tanah umumnya rayapan dalam skala besar atau longsoran dalam skala kecil. Potensi debris flow dan flash flood (aliran bahan rombakan/banjir bandang) sudah

    berkurang kecuali untuk daerah-daerah yang masih mempunyai intensitas curah hujan yang tinggi di Indonesia bagian timur. Kejadian Gerakan Tanah

    Gerakan tanah yang terjadi bulan April - Juli 2010 umumnya jenis longsoran bahan rombakan, retakan dan nendatan. Potensi banjir bandang cukup tinggi untuk daerah-daerah yang mempunyai intensitas curah hujan yang tinggi. Kejadian gerakan tanah di Indonesia selengkapnya selama bulan April hingga Juli 2010, dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Kejadian Gerakan Tanah April Juli 2010

    Lokasi Kejadian Gerakan Tanah No.

    Kecamatan Kabupaten/ Kota Provinsi Waktu

    Kejadian Dampak

    (Korban/Kerusakan)

    1. Pulung Ponorogo Jawa Timur 08-04-10 30 rumah retak-retak dan terancam longsor

    2. Cisewu Garut Jawa Barat 02-04-10 Jalur jalan Garut Bandung tertutup longsoran, panjang 20 m, lebar 5 m

    3. Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat 02-04-10 3 rumah rusak berat, Puluhan rumah terancam, Jalan antardesa terputus

    4. Sayur Mattingi Tapanuli Selatan

    Sumatera Utara 03-04-10

    3 orang meninggal dunia,4 rumah hancur, 4 rumah dan 1 surau rusak

    Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 34-41 Hal :34

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Lokasi Kejadian Gerakan Tanah No.

    Kecamatan Kabupaten/ Kota Provinsi Waktu

    Kejadian Dampak

    (Korban/Kerusakan)

    5. Tanjung Raya Agam Sumatera Barat 04-04-10 3 rumah rusak berat, 6 KK mengungsi, Akses jalan antar jorong terputus

    6. Ngadirejo Temanggung Jawa Tengah 05-04-10 2 orang meninggal dunia, 1 rumah rusak

    7. Parompong Bandung Barat Jawa Barat 05-04-10 3 orang luka-luka, badan jalan Cimahi - Parongpong tertimbun material longsoran

    8. Anreapi Polewali Mandar Sulawesi

    Barat 06-04-10 Ruas jalan Polman Mamasa tertimbun longsoran setinggi 5 m

    9. Tanjung Kerta Sumedang Jawa Barat 09-04-10 100 rumah terancam longsoran

    10. Panggul Trenggalek Jawa Timur 11-04-10 Jalur Trenggalek Kab. Pacitan di Km 82 terputus

    11. Windusari Magelang Jawa Tengah 12-04-10 jalur penghubung Windusari dan Wonoroto terputus, beberapa rumah terancam

    12. Mojo Kediri Jawa Timur 13-04-10 jalan di kawasan wisata Air Terjun Dolo tertutup longsoran

    13. Talaga Majalengka Jawa Barat 13-04-10 5 rumah rusak berat, 25 rumah rusak ringan

    14. Banjarwangi Garut Jawa Barat 16-04-10 9 rumah terancam longsoran, 1 rumah rusak

    15. Pacet Mojokerto Jawa Timur 16-04-10 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka, jalur Pacet Kec. Cangar terputus

    16. Lembeh Selatan Kota Bitung Sulawesi

    Utara 17-04-10 15 rumah rusak ringan dan 5 (lima) rumah rusak berat

    17. Tomo Sumedang Jawa Barat 17-04-10 Ruas jalan kabupaten terputus total, 2 rumah terancam longsor susulan

    18. Cikalongkulon Cianjur Jawa Barat 18-04-10 57 rumah terancam longsor

    19. Abang Karangasem Bali 18-04-10 1 orang meninggal dunia, 2 orang luka-luka

    20. Cikoneng Ciamis Jawa Barat 20-04-10 1 rumah, 1 kolam hancur, 3 rumah terancam longsor susulan

    21. Sindangkasih Ciamis Jawa Barat 22-04-10 5 rumah rusak, 1 rumah terancam, badan jalan desa tertimbun longsoran

    22. Cibadak Sukabumi Jawa Barat Sejak 2007

    Badan jalan desa tertimbun longsoran, puluhan rumah terancam longsoran

    23. Tanjung Raya Agam Sumatera Barat 25-04-10 3 rumah rusak berat, 6 KK mengungsi

    Hal :35 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 35-41

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Lokasi Kejadian Gerakan Tanah

    No. Kecamatan Kabupaten/ Kota Provinsi

    Waktu Kejadian

    Dampak (Korban/Kerusakan)

    24. Wlingi Blitar Jawa Timur 27-04-10 2 rumah rusak

    25. Sitiotio Samosir Sumatera Utara 29-04-10 2 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 7 rumah hancur, 2 rumah rusak ringan

    26. Tikala Manado Sulawesi Utara 05-05-10 2 orang meninggal dunia, 1 rumah rusak, 1 orang luka-luka

    27. Pogalan Trenggalek Jawa Timur 05-05-10

    4 orang meninggal dunia, 2 orang luka, 5 rumah hancur, 1 jembatan putus, 7 KK terancam banjir bandang susulan

    28. Ciniru Kuningan Jawa Barat 13-05-10 1 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, 16 rumah terancam longsor

    29. Maleber Kuningan Jawa Barat 13-05-10 4 rumah rusak ringan

    30. Sumedang Sumedang Jawa Barat 14-05-10 Jalan Cadas Pangeran Sumedang tertimbun longsoran

    31. Ciater Subang Jawa Barat 19-05-10

    16 rumah rusak, 2 jalan desa rusak,1 orang luka-luka, 1 masjid rusak, 3 kios hancur, 1 aula hancur, 1 gedung kantor rusak berat

    32. Pageur-ageung Tasikmalaya Jawa Barat 20-05-10 200 KK terancam, jalan desa di beberapa titik ambles 1 meter

    33. Cibatu Garut Jawa Barat 26-05-10 350 KK terancam longsoran, 3 ha lahan pertanian tertutup material longsoran

    34. Cikalong Wetan Bandung

    Barat Jawa Barat 27-05-10

    Jalan Cisomang Cipada terputus tertimbun longsoran 15 m, tebal 10 cm, lahan persawahan retak-retak

    35. Kalibawang Kulon Progo DI. Yogyakarta 29-05-10 400 KK terisolir akibat jalan Desa terputus, 3 rumah rusak

    36. Tambaksari Ciamis Jawa Barat 01-06-10 42 rumah rusak berat, 51 rumah rusak sedang, 165 rumah rusak ringan

    37. Sirimau Ambon Maluku 12-06-10 2 orang meninggal dunia, 10 rumah rusak, 3 jembatan rusak

    38. Nusaniwe Ambon Maluku 16-06-10 8 orang meninggal, 5 orang luka, 3 rumah hancur, 4 rumah rusak,10 rumah terancam

    Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 36-41 Hal :36

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Lokasi Kejadian Gerakan Tanah No.

    Kecamatan Kabupaten/ Kota Provinsi Waktu

    Kejadian Dampak

    (Korban/Kerusakan)

    39. Amanatun Selatan

    Timor Tengah Selatan

    Nusa Tenggara

    Timur

    03-07-2010

    29 rumah rusak, 32 rumah terancam, amblesan, nendatan panjang 700 m, lebar 100 m, retakan panjang 50 m, lebar 1 cm.

    40. Sinjai Tengah Sinjai Sulawesi Selatan 04-07-2010

    Jalan yang menghubungkan Makasar dengan Sinjai terputus

    41. Enrekang Enrekang Sulawesi Selatan 04-07-2010

    Jalan sepanjang 75 meter di Dusun Kumandang, Desa Karueng ambles

    42. Tellu Limpoe Bone Sulawesi Selatan 08-07-2010

    Badan jalan Tellu Limpoe Kec. Lappa Riaja terputus, tertutup longsoran 10 m

    43. Sukatani Purwakarta Jawa Barat 21-07-2010

    4 rumah, 1 mushola, dan 1 kolam rusak, badan jalan desa tertutup longsor sepanjang 200 meter

    44. Tarakan Barat Kota Tarakan Kalimantan

    Timur 24-07-2010

    3 orang meninggal dunia, 1 rumah hancur

    45. Waesama Buru Selatan Maluku 24-07-2010 18 orang meninggal dunia, 7 orang luka berat dan ringan.

    Berikut ringkasan tulisan beberapa penelitian kejadian bencana gerakan tanah pada periode ini yang menyebabkan korban meninggal dunia dan kerusakan harta benda: 1. Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan

    Sitiotio, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

    Gerakan tanah terjadi di Desa Sabulan pada koordinat 022554 BT, 0984650 LS dan Desa Buntu Mauli pada koordinat 022836 BT, 098489 LS, Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, pada hari Kamis, 29 April 2010, pukul 20.00 WIB. Gerakan tanah ini mengakibatkan 2 (dua) orang meninggal dunia, dan 3 (tiga) orang hilang, 7 (tujuh) rumah hancur dan 2 (dua) rumah rusak ringan.

    Gerakan tanah yang disertai banjir bandang di Desa Sabulan dengan panjang longsoran sekitar 300 m dan lebar 30 m serta terjadi aliran

    bahan rombakan dengan panjang sekitar 925 m. Gerakan tanah yang disertai banjir bandang di Desa Buntu Mauli dengan panjang longsoran sekitar 200 m dan lebar 25 m serta terjadi aliran bahan rombakan dengan panjang sekitar 1205 m. Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Pulau Samosir dan sekitarnya (Djadja, dkk, 2006), daerah tersebut termasuk zona kerentanan gerakan tanah tinggi (Suranta, dkk, 2010).

    Hal :37 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 37-41

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Foto 1. Rumah-rumah di Kec. Sitiotio yang hancur terlanda material banjir bandang terletak di lembah mulut alur sungai

    2. Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan

    Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

    Gerakan tanah terjadi di Kampung Kayujaran, Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, terletak pada koordinat 08 05 02,1 BT dan 111 45 35,9 LS pada hari Rabu, 5 Mei 2010, pukul 17.00 WIB. Gerakan tanah ini mengakibatkan 4 (empat) orang meninggal dunia, 2 (dua) orang luka, dan 5 (lima) rumah hancur, 1 (satu) jembatan putus, dan 7 (tujuh) rumah terancam.

    Jenis gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan yang menimpa permukiman. Arah longsoran N 275 E, kemiringan tebing yang longsor 60, panjang longsoran 75 m, dan lebar mahkota longsoran 30 m. Pada Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Jawa Timur bulan Mei 2010, daerah tersebut termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah tinggi. (Agoes D., dkk., 2010)

    Foto 2. Memperlihatkan rumah di Kp. Kayujaran yang rusak berat akibat banjir bandang. Rumah yang terletak di bantaran sungai ini sudah tidak layak huni karena dapat terancam banjir bandang susulan. 3. Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan

    Ciniru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

    Gerakan tanah terjadi di Kp. Sukamukti dan Kp. Baru, Desa Cipedes, Kec. Ciniru, serta di Kp. Seklok, Desa Cipakem, Kec. Maleber, Kab. Kuningan, Jawa Barat pada hari Kamis, 13 Mei 2010. Gerakan tanah ini mengakibatkan 20 KK di Kp Sukamukti dan 70 KK di Kp Baru, Desa Cipedes, serta 40 KK di Kp Seklok, Desa Cipakem terancam longsoran.

    Gerakan tanah di Kp. Sukamukti berupa longsoran tebing pada permukiman karena pemotongan tebing yang tegak tanpa penahan lereng. Panjang longsoran 5 m, lebar 8 m. Pada bagian bawah lereng gerakan tanah tipe nendatan dan retakan, membentuk tapal kuda panjang 120 m, lebar 1 3 cm, tinggi penurunan 0.2 0.6 m, mengarah ke barat daya utara. Di Kp. Baru gerakan tanah berupa longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan. Longsoran panjang 60 m, lebar 7 m. Di Kp. Seklok gerakan tanah berupa longsoran tebing pada permukiman karena lereng yang terjal. Bidang longsoran membentuk tapal kuda dengan panjang 80 meter dan lebar 25 meter (Sumaryono, dkk, 2010).

    Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 38-41 Hal :38

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Foto 3. Longsoran di tebing S. Cisetra di Kampung Baru (atas); Gerakan tanah tipe rayapan yang merusak konstruksi bangunan di Kp. Sukamukti

    (bawah) 4. Bencana Gerakan Tanah Di Kecamatan

    Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku. Gerakan tanah terjadi di Kampung

    Batugantung RT 05/ RW 03, Kelurahan Kuda Mati, Kecamatan Nusawine, Kota Ambon, Provinsi Maluku pada hari Rabu, tanggal 16 Juni 2010, pukul 21.00 WIT. Secara geografis terletak pada koordinat 128 10 43 BT dan 3 42 31 LS. Gerakan tanah ini mengakibatkan 8 (delapan) orang meninggal dunia, 5 (lima) orang luka berat dan ringan, 3 (tiga) rumah hancur, (empat) 4 rumah rusak, dan 10 rumah terancam.

    Gerakan tanah yang terjadi berupa jatuhan batuan (rock fall) pada tebing yang menimpa permukiman di bawahnya. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Maluku pada Bulan Juni 2010, daerah bencana terletak pada zona potensi

    terjadi gerakan tanah menengah sampai tinggi (Jojon S., dkk, 2010)

    Foto 4. Jenis longsor Jatuhan Batuan yang menimpa permukiman di Kp. Batugantung ini dengan diameter 5 meter. 5. Bencana Gerakan Tanah Di Kecamatan

    Waesama, Kota Ambon, Maluku Gerakan tanah terjadi di Dusun Batukasah,

    Desa Waelikut, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku pada hari Jumat, tanggal 23 Juli 2010, pukul 10.00 WIT, setelah hujan lebat sejak hari Kamis sore. Secara geografis terletak pada koordinat 127 02 09,4 BT dan 3 40 41,5 LS. Gerakan tanah ini mengakibatkan 18 orang meninggal dunia, 7 (tujuh) orang luka luka berat dan ringan, 8 (delapan) rumah hancur, (empat) 4 rumah rusak, dan 10 rumah terancam.

    Jenis gerakan tanah berupa translasi (longsoran bahan rombakan), lebar mahkota longsoran 20 m, panjang 100 m, sudut kemiringan lereng tebing longsoran 80 dengan arah longsoran N 270E dan masih berpotensi terjadi longsoran susulan. Volume material longsoran berupa campuran tanah, lumpur dan batang pohon. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Maluku pada Bulan Juli 2010, daerah bencana terletak pada zona potensi terjadi gerakan tanah menengah sampai tinggi (Agoes D., dkk., 2010).

    Hal :39 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 39-41

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Foto 5. Memperlihatkan mahkota longsoran di lereng atas. Tampak sebagian material longsoran di lereng bawah yang masih berpotensi terjadi longsoran susulan. Upaya Penanggulangan Bencana Gerakan Tanah

    Berikut rangkuman rekomendasi atau upaya penanggulangan bencana gerakan tanah pada periode April Juli 2010: Penduduk yang bermukim pada bawah

    lereng yang terjal di dekat daerah sekitar longsoran harap waspada pada saat dan sesudah hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama karena daerah tersebut masih berpotensi untuk terjadinya gerakan tanah susulan. Dan segera melaporkan kepada aparat setempat apabila melihat gejala-gejala gerakan tanah (longsoran-longsoran) baru yang muncul di daerahnya.

    Daerah yang terkena retakan dan nendatan agar segera ditutup dengan tanah lempung/liat yang dipadatkan, agar air hujan tidak masuk ke dalam tanah yang dapat menyebabkan terjadinya longsor susulan.

    Memperbaiki drainase lereng agar air tidak masuk ke dalam tanah dengan cara membuat saluran pengelak dan pembuang air yang baik.

    Perlu penanaman kembali pohon yang berakar kuat dan dalam di daerah lereng atas pada daerah yang rentan gerakan tanah. Merubah pola penggunaan lahan dari persawahan basah dengan tanaman palawija lainnya yang tidak banyak memerlukan air.

    Perlu diwaspadai terjadinya tanggul alam yang berada di kawasan hulu sungai, jika menjumpai terdapat adanya tanggul alam atau kantong air (genangan air) akibat longsoran segera dilakukan pembobolan agar tidak terjadi banjir bandang.

    Rumah-rumah yang berada di tepi/sekitar bantaran aliran sungai yang berpotensi banjir bandang umumnya tidak layak huni, agar dipindahkan menjauhi aliran sungai.

    Rumah-rumah yang rusak parah akibat longsoran serta permukiman yang tanahnya mengalami retakan yang terus berkembang sebaiknya direlokasikan ke daerah yang aman dari bencana gerakan tanah. Penentuan relokasi ini setelah ada penyelidikan lanjut dari Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

    Perlu kewaspadaan pada daerah jalur jalan yang rentan gerakan tanah, antara lain dengan pemasangan rambu lalu lintas peringatan bahaya longsor agar masyarakat pengguna jalan berhati-hati. Pembuatan dinding penahan untuk memperkuat kaki lereng bukit.

    Pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi tentang ancaman bencana gerakan tanah dan tata cara penanggulangannya.

    Kesimpulan :

    Gerakan tanah yang terjadi adalah jenis longsoran bahan rombakan, jatuhan batuan dan aliran bahan rombakan/banjir bandang (gerakan tanah tipe longsoran/cepat) dan retakan, nendatan (gerakan tanah tipe rayapan/ lambat). Bencana gerakan tanah di lokasi lokasi di atas umumnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain curah hujan yang tinggi dan lama, kemiringan lereng yang terjal, kurangnya tanaman (vegetasi) berakar kuat dan dalam yang dapat menguatkan lereng serta tanah pelapukan pada lereng yang labil dan jenuh air. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah per Provinsi bulanan (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010), daerah-daerah bencana umumnya terletak pada zona potensi terjadi gerakan tanah Menengah sampai

    Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 40-41 Hal :40

  • Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)

    Tinggi, artinya pada daerah daerah tersebut dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

    Bencana gerakan tanah pada bulan April hingga Juli 2010 yang terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 20 kejadian. Bencana gerakan tanah pada periode ini umumnya terjadi pada bulan April, yang intensitas hujannya masih tinggi. Bencana gerakan tanah periode April hingga Juli 2010 telah mengakibatkan 46 orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, ratusan rumah rusak dan terancam longsoran, puluhan jalur jalan terputus akibat tertimbun material longsoran, beberapa hektar sawah tertutup longsoran, serta ratusan Kepala Keluarga (KK) mengungsi.

    Daftar Pustaka Darsoatmodjo, Agoes, dkk., Laporan Singkat

    Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit.

    Darsoatmodjo, Agoes, dkk., Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit.

    Djadja, dkk., Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah P. Samosir dan Sekitarnya, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2006.

    Jojon S., dkk, Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit.

    Sumaryono, dkk, Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit

    Suranta, dkk, Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit.

    Hal :41 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 41-41

    Waktu KejadianWaktu KejadianWaktu KejadianWaktu Kejadian