butet tugas mineral isotropik.doc
Transcript of butet tugas mineral isotropik.doc
#Tugas 2
MINERAL OPTIK
MINERAL ISOTROPIK
Disusun Oleh :
NAMA : FEBRIYANTI A.R DUWILA
NIM : 410013155 / 02
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2014
1
DAFTAR ISI
DAFATR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud...................................................................................3
1.2 Tujuan.................................................................................... 3
1.3 Metode................................................................................... 3
BAB II ISI
2.1 Dasar Teori.............................................................................
4
2.2 Mineral Isotropik................................................................... 4
2.2.1 Isotropic Indicatrix................................................. 5
2.3 Contoh Mineral Isotropik......................................................8
2.3.1 Biotite........................................................................8
2.3.2 Hornblende.................................................................9
2.3.3 Olivine .......................................................................10
2.3.4 Quartz........................................................................ 11
2.3.5 Staurolite....................................................................12
2.3.6 Leucite........................................................................
13
BAB III PENUTUP............................................................................. 14
2
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD
Mengetahui sifat-sifat optik mineral.
Mengetahui perbedaan pengamatan sifat optik mineral melalui nikolsejajar
dan nikol bersilang.
Mengetahui nama mineral berdasarkan ciri-ciri sifat optik mineralyang
diamati dengan menggunakan mikroskop polarisasi.
1.2 TUJUAN
Dapat mengetahui sifat-sifat optik mineral.
Dapat mengetahui perbedaan pengamatan sifat optik mineral melaluinikol
sejajar dan nikol bersilang.
Dapat mengetahui nama mineral berdasarkan ciri-ciri sifat optik mineral
yang diamati dengan menggunakan mikroskop polarisasi.
1.3 METODE
Pencarian data pada makalah ini dengan cara browsing
3
BAB II
ISI
2.1 Dasar Teori
Dalam ilmu mineralogi optik, mineral-mineral pada sayatan dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan berdasarkan sifat-sifat optis yang terdapat
pada mineral-mineral tersebut, yaitu mineral isotropik dan mineral anisotropik.
Mineral isotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal isometrik.
Pada mineral isotropik tersebut, gelombang-gelombang yang melewati mineral
tersebut bergerak ke setiap arah dengan kecepatan yang sama. Sedangkan mineral
anisotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal selain isometrik.
Mineral anisotropik terbagi menjadi dua golongan, yaitu mineral uniaxial dan
mineral biaxial. Sistem kristal tetragonal, trigonal, dan hexagonal termasuk dalam
mineral uniaxial, sedangkan orthorombik, monoklin, dan triklin termasuk dalam
mineral biaxial.
2.2 Mineral Isotropik
Untuk mengkaji bagaimana cahaya bergerak melalui mineral, baik
isotropik atau anisotropic, menggunakan sebuah indicatrix. Indicatrix adalah
bentuk geometrik 3 dimensi di mana indeks bias untuk mineral dan arah getaran
cahaya perjalanan melalui mineral terkait.
4
2.2.1 Isotropic Indicatrix
Indicatrix dibangun sedemikian rupa sehingga indeks bias diplot pada
garis dari asal yang sejajar dengan arah getaran. Hal ini dimungkinkan untuk
menentukan indeks bias untuk gelombang cahaya orientasi acak bepergian ke
segala arah melalui indicatrix tersebut.
Gelombang normal, dibangun melalui pusat indicatrix yang sepotong
melalui indicatrix tegak lurus terhadap gelombang normal diambil. Gelombang
normal untuk mineral isotropik sejajar dengan arah propagasi sinar cahaya.Indeks
bias sinar cahaya ini adalah radius potongan ini yang sejajar dengan arah getaran
cahaya. Untuk mineral isotropik indicatrix tidak diperlukan untuk mengatakan
bahwa indeks bias adalah sama di semua arah. Indicatrix diperkenalkan untuk
mempersiapkan aplikasi dengan bahan anisotropik.
Membedakan antara kedua kelompok mineral dengan mikroskop dapat
dilakukan dengan cepat dengan melewati polarisator, dengan berikut menjadi
jelas. Semua mineral isotropik akan tampak gelap, dan tetap gelap pada rotasi
panggung. Mineral anisotropik akan memungkinkan cahaya untuk lulus, dan
dengan demikian akan umumnya ringan, kecuali pada orientasi tertentu.
Bentuk sebuah indicatrix isotropik :
Bahan amorf atau kristal isometric adalah (optik) isotropik dengan indicatrix bola.
Bagian melalui pusat sebuah indicatrix ® semua n untuk cahaya merambat
bagian
5
Konvensi:
1) Indicatrix w / pusat di permukaan antarmuka
2) n (vektor radial bagian melingkar dalam hal ini) sama di semua arah getaran
yang mungkin cahaya yang masuk dapat dan akan bergetar dalam arah yang sama
(s) itu sebelum masuk Jika tak terpolarisasi, itu akan tetap demikian.
Dengan zat isotropik (indicatrix bola), saat analisa dimasukkan (=
“crossed-nicols” or “XPL”) tidak ada cahaya melewati ® punah, bahkan ketika
meja objek diputar.
Note : Bidang abu-abu juga harus punah (kaca dan epoxy dari bagian tipis juga
isotropik), tetapi dibiarkan lebih ringan untuk ilustrasi. Cairan, gas, padat amorf
seperti kaca, dan mineral isotropik (sistem kristal isometrik) tetap hitam di semua
orientasi
6
Seperti isotropik
(tidak ada bidang yang mengandung sinar yang unik dan c-axis)
Hanya satu ray (O-ray) dengan n = w (tidak dibagi dua sinar)
Punah dengan analisa dan tetap seperti itu sebagai tahap putar (berperilaku seolah-
olah isotropik), Jika cahaya insiden yang terpolarisasi akan tetap begitu.
Mineral isotropik yang tidak mempengaruhi arah polarisasi cahaya yang
telah melewati polarizer lebih rendah. cahaya yang melewati mineral yang diserap
oleh kutub atas. Mineral anisotropik lakukan mempengaruhi polarisasi cahaya
melewati mereka, sehingga beberapa komponen cahaya mampu melewati kutub
atas. Mineral anisotropik akan tampak gelap atau punah setiap 90 ° rotasi tahap
mikroskop. Setiap butir yang punah akan menjadi cahaya lagi, di bawah polars
menyeberang sebagai panggung diputar sedikit.
Di Isotropic Bahan - kecepatan cahaya adalah sama di semua arah. Ikatan
kimia memegang bahan bersama-sama adalah sama di semua arah, sehingga
cahaya melewati materi melihat lingkungan elektronik yang sama ke segala arah
tanpa arah cahaya mengambil melalui materi.
Bahan isotropik yang menarik termasuk mineral isometrik berikut:
Halit - NaCl
Fluorit - Ca F2
Garnet X3Y2 (SiO4) 3, di mana:
X = Mg, Mn, Fe2 +, Ca
Y = Al, Fe3 +, Cr
7
Periclase - MgO
Jika mineral isometrik adalah cacat atau tegang maka ikatan kimia
memegang mineral bersama-sama akan dilakukan, beberapa akan meregang, yang
lain akan dikompresi. Hasilnya adalah bahwa mineral mungkin tampak
anisotropic.
2.3 CONTOH MINERAL ISOTROPIK
2.3.1 BIOTITE (K2 (Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10)
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Nikol Sejajar
Warna absorbsi : Coklat kekuningan-coklat kemerahan, hijau zaitun / hijau
Bentuk : Kristal euhedral, tabular lamenar dan agak melengkung
Relief : Sedang
Pleokroisme : Kuat
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : Sempurna dalam satu arah (001)
Bias rangkap : Kuat, merah orde-II
Deskripsi Nikol Silang
Kembaran : Kadang-kadang ada
Sudut pemadaman : Parallel dengan belahan, 3º
Orientasi optis : Length Slow
8
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Biotite dibedakan dari phlogopite dengan warna gelap dan
sudut aborsi kuat. Dari hornblende coklat umum dibedakan dengan sudut
pemadaman yang kecil dan perbedaan belahan. Biotite sering teralterasi menjadi
chlorite, juga menjadi vermiculite. Biotite mineral yang tersebar luas dan umum,
terdapat dalam batuan beku hampir seluruh tipe, juga dalam schists dan gneiss dan
zona metamorf kontak. Biotite umum dalam sedimen detrital.
2.3.2 HORNBLENDE (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11 2)
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Nikol Sejajar
Warna absorbsi : Hijau atau coklat
Bentuk : Kristal prismatik
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Kuat
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56ᵒ dan 124ᵒ
Bias rangkap : Sedang, ditengah orede kedua
Deskripsi Nikol Silang
Kembaran : Agak umum
9
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi dari 12ᵒ
sampai 30ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Hornblende berbeda dari augite dalam belahan, pleokronisme dan sudut pemadaman. Hornlende coklat menyerupai biotite mempunyai belahan yang baik (satu arah) dan paralel sudut pemadamannya.Hornblende sangat umum didapatkan dan merupakan mineral yang tersebar luas dalam berbagai tipe batuan beku, juga dalam schist, gneiss dam amphibole.
2.3.3 OLIVINE (Mg,Fe)2 SiO4
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Nikol Sejajar
Warna absorbsi : Tidak berwarna-warna
Bentuk : Anhedral dengan bentuk poligonal dan berupa
Fenokris
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : paralel tidak sempurna (010),pecahan tidak teratur
Bias rangkap : Kuat,orde – II paling atas
Deskripsi Nikol Silang
Kembaran : kadang-kadang dijumpai
10
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif dan negatif
Keterangan: Mineral yang sering membuat kekeliruan dengan olivine adalah diopsida tetapi diopsida mempunyai belahan yang baik ,sudut pemadaman yang miring,dan kadang-kadang bias rangkap lemah.Sedangkan olivine yang kaya oksida besi dinamakan hyalosideri terdiri dari 50% Fe2 SiO4 Biasanya olivin terubah menjadi antigori dan magnetik sekunder pda bagian pecahan.olivine mineral yang umum dalam batuan beku mafik-ultramafik , seperti basa nitedunit dan peridotite.
2.3.4 QUARTZ (SiO2)
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Nikol Sejajar
Warna absorbsi : Tidak berwarna, seringkali terdiri dari inklusi
Bentuk : Kristal prismatik anhedral, butiran dan sebagai
penggantian euhedral, intergroup dengan plagioclase dalam
bentuk vermicular (mymerkite), seringkali terdapat sebagai
intersertal mineral, pseudomorf
Relief : Sangat lemah
Pleokroisme : -
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : Tidak ada, rhombohedral yang tidak sempurna
Bias rangkap : Agak lemah, orde-I
Deskripsi Nikol Silang
11
Kembaran : Umum jarang terlihat
Sudut pemadaman : Paralel dan simetris
Orientasi optis : Length Slow
Sumbu optis : Satu (Uniaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Cordierite sering membuat kekeliruan dengan quartz, tetapi
cordierite biaxial. Quartz adalah mineral ubiquitous, terdapat dalam berbagai tipe
batuan sebagai mineral utama, asesories atau sekunder dan.mineral detrital.
2.3.5 STAUROLITE (2Al2SiO5.Fe(OH)2)
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Nikol Sejajar
Warna absorbsi : Kuning muda
Bentuk : Kristal euhedral atau prismati pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : Paralel dengan (010)
Bias rangkap : Agak lemah, kuning-merah orde-2
Deskripsi Nikol Silang
Kembaran : Umum
Sudut pemadaman : Paralel, simetri
12
Orientasi optis : Length Slow
Sumbu optis : 2 (Biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Warna absorbsi kuning, pleokroisme yang kuat dan inklusi
kuarsa adalah kenampakan yang sangat khas pada staurolite. Staurolite
didapatkan sebagai metacryst dalam batuan metamorf seperti skiss, philite dan
gneiss.
2.3.6 LEUCITE (KAl(SiO3)2)
Nikol Sejajar Nikol Silang
Deskripsi Nikol Sejajar
Warna absorbsi : Tidak berwarna.
Bentuk : Kristal euhedral, trapezohedrone. Sering kali terdiri dari
inklusi.
Relief : Sedang - rendah
Pleokrisme : -
Indeks bias : n.mineral < n.k-balsam
Belahan : -
Bias rangkap : Sangat lemah
Deskripsi Nikol Silang
Kembaran : Polisintetik
Sudut Pemadaman : Kadang bergelombang
13
Orientasi Optis : -
Sumbu Optis : -
Tanda Optis : -
Keterangan : Leucite menyerupai analcime, tetapi analcime bias
rangkapnya lemah, tetapi tidak mempunyai kembaran polisintetik. Sedangkan
leucite mempunyai bias rangkap yang lebih besar dan relief yang rendah. Leucite
terdapat pada fenokris di dalam lava (leucite tephrite, leucitite, leucite basalt,
leucite phonolite) dan berhubungan dengan tuff.
BAB III
PENUTUP
Mineral isotropik adalah mineral-mineral yang memiliki sistem kristal
isometrik. Pada mineral isotropik tersebut, gelombang-gelombang yang
melewati mineral tersebut bergerak ke setiap arah dengan kecepatan yang
sama.
Semua isotropik mineral akan muncul gelap, dan tetap gelap pada rotasi
panggung.
Isotropik mineral lakukan tidak mempengaruhi arah polarisasi cahaya
yang telah melewati polarizer lebih rendah.
Cahaya yang melewati mineral yang diserap oleh kutub atas.
Contoh mineral : biotite, hornblende, olivine, kuarsa, stauroite dan leusite.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.brocku.ca/earthsciences/people/gfinn/optical/isotrop1.htm (sabtu, 10;09;56)
http://www.brocku.ca/earthsciences/people/gfinn/optical/isotrop2.htm (sabtu, 10;11;15)
http://www.brocku.ca/earthsciences/people/gfinn/optical/isotrop3.htm (sabtu,10;22;01)
http://alfonsussimalango.blogspot.com/2010/05/mineral-optik.html (sabtu,15;33;00)
15