Bus Khusus Koridor IX Polisi Pemasok Senjata ke Teroris ... fileraan pribadi tidak menyerobot...

1
7 M EGAPOLITAN JUMAT, 7 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Jalur koridor IX memang rawan terjebak kemacetan. Seperti pada perpotongan arus lalu lintas di putaran, pintu masuk tol, serta sejumlah titik lainnya.’’ TPA RAWA KUCING: Pemulung mencari sampah yang masih bisa dimanfaatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Tangerang. kemarin. TPA Rawa Kucing semestinya merupakan pembuangan sampah akhir masyarakat Kota Tangerang. Namun, sejumlah warga protes terkait adanya pembuangan sampah ilegal yang dilakukan pihak Angkasa Pura II. INTAN JUITA U NTUK menghindari kemacetan parah di jalur yang ber- campur dengan kendaraan lain ( mix traffic ) bus Trans-Jakarta koridor IX Pinang Ranti-Pluit tetap akan dialihkan melewati Jalan Tol Taman Mini. Meskipun sebelumnya Gu- bernur DKI Fauzi Bowo tidak menyetujui Trans-Jakarta me- lewati tol, untuk sementara Di- nas Perhubungan DKI Jakarta masih memilih opsi tersebut hingga memperoleh alternatif yang lebih baik. Koridor IX akan memulai perjalanan dari halte Pinang Ranti menuju halte Taman Mini. Ke mudian masuk Tol Taman Mini dan keluar di Cawang menuju halte UKI. “Arah sebaliknya, setelah me- lewati halte UKI, bus langsung masuk tol dan keluar di Ta- man Mini. Jadi tidak melewati Kramat Jati,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, kemarin. Menurut Pristono, meskipun bus Trans-Jakarta melewati tol, pelayanan tidak akan ter- ganggu karena jalur Kramat Jati telah dilayani koridor VII Kampung Melayu-Kampung Rambutan. Bus Trans-Jakarta yang melewati tol juga memba- yar seperti kendaraan lainnya, tetapi penumpang tidak dibe- bani tambahan biaya tersebut. Penumpang koridor IX dari arah Pluit menuju Pinang Ranti yang hendak meneruskan ke Koridor VII dapat transit di halte BNN, sedangkan untuk koridor X dapat transit di halte Cawang Sutoyo. Pristono menjelaskan, jalur koridor IX memang rawan ter- jebak kemacetan. Seperti pada perpotongan arus lalu lintas di putaran, pintu masuk tol, serta sejumlah titik lainnya. Selain mengalihkan bus koridor IX melalui tol, sterilisasi serta pemberlakuan tilang juga akan kembali diefektifkan. Untuk mempercepat waktu tempuh atau headway Dishub telah melakukan berbagai uji coba hingga mendapatkan headway yang baik. “Kami menggunakan strategi mempercepat waktu tempuh untuk menghindari penumpuk- an penumpang atau overcapaci- ty armada bus.” Pristiono mengatakan, untuk menjaga jalur, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar kenda- raan pribadi tidak menyerobot busway . Diharapkan dalam rentang dua pekan, jalur telah steril dan headway bisa stabil. Menurut Pristiono, kemarin pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan kepala satu- an lalu lintas lima wilayah guna membahas langkah sterilisasi jalur bus khusus di dua koridor baru ini. “Besok, kami akan mulai lakukan tilang kepada ken- daraan bermotor yang menero- bos busway,” ujarnya. Kendati demikian, tilang yang diterapkan besok masih berbentuk uji coba. Secara efektif tilang akan diberlakukan pada pekan depan, tepatnya Senin (10/1). Kapolda tolak penutupan tol Meskipun bus khusus ko- ridor IX akan melewati jalan tol, Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman menentang usulan masyarakat untuk menutup gerbang masuk tol yang dila- lui jalur bus khusus. “Tidak mungkin ditutup, masyarakat yang mau masuk tol gimana?” katanya. Sutarman juga mengaku be- lum berkoordinasi dengan Jasa Marga soal penutupan pintu masuk dan keluar tol sepanjang jalur yang dilewati bus Trans- Jakarta koridor IX dan X. Menurutnya, solusi untuk mengatasi kemacetan akibat pembukaan koridor IX dan X adalah dengan membuat jalur sendiri seperti under pass untuk dilewati Trans-Jakarta. Ia juga mengatakan penge- rahan polisi lalu lintas untuk sterilisasi jalur Trans-Jakarta bersifat situasional atau tergan- tung pada situasi di lapangan. Kalau jalur bus khusus kosong sedangkan jalan macet, tidak mungkin sterilisasi dilakukan. “Kami juga harus melihat situasi. Paling gampang me- mang menutup jalur penuh dan setiap dilewati kendaraan kita tangkap, tetapi kemacetan akan makin parah,” jelas Sutar- man. (*/J-1) [email protected] Bus Khusus Koridor IX Tetap Lewat Tol Meskipun sebelumnya Gubernur DKI tidak setuju, untuk sementara opsi tersebut masih menjadi pilihan hingga memperoleh alternatif yang lebih baik. TITIK terang mulai terlihat dalam penyidikan kasus pen- curian lukisan milik keluarga mantan Wakil Presiden Mo- hammad Hatta. Kepolisian Sektor Menteng, Jakarta Pusat, saat ini sudah mengidentikasi keberadaan lukisan Basoeki Abdullah yang bernilai miliar- an rupiah itu. Walau begitu, polisi masih merahasiakan informasi itu karena khawatir info akan beredar luas dan membuat pelaku kabur. “Jangan diekspos dulu. Nanti pelakunya kabur,” ujar Kapol- sek Menteng AKBP Djuwito Purnomo yang dihubungi Me- dia Indonesia, Kemarin. Pihak kepolisian, ungkap Djuwito, masih belum menge- tahui secara pasti kapan lukisan itu hilang. Pasalnya, pemi- lik lukisan menyadari bahwa lukisannya palsu pada bulan November dan dilaporkan Desember 2010. Dalam 10 hari penyidikan atas kasus ini, pihaknya sudah memeriksa beberapa pembantu rumah tangga di rumah itu. Penghuni rumah pun, yakni Meutia Hatta juga diperiksa kepolisian. “Kami belum mencurigai siapa-siapa. Yang jelas pem- bantunya banyak yang baru di rumah itu,” katanya. Polisi juga belum bisa mendu- ga kalau otak pencurian lukisan itu adalah seorang kolektor. Menurutnya, tidak mudah menguak pencurian lukisan dengan modus penggantian kanvas seperti itu. Menantu Bung Hatta, Sri Edi Swasono, mengatakan pelaku tahu persis keadaan rumah pribadi Muhammad Hatta di Jalan Diponegoro Nomor 57, Menteng itu. Pasalnya, meski dirinya tidak tinggal di rumah itu, Edi tahu bahwa setiap hari para pem- bantulah yang mempunyai intensitas mondar-mandir di ruang tamu itu untuk bersih- bersih. “Pernah, dalam rentang April sampai November, pembantu paling lama Ibu Ati mudik ke Madiun. Nah yang tinggal di rumah pembantu yang baru- baru saja,” ujar Edy. Sebelumnya, pada Maret 2007, sejumlah koleksi perak Bung Hatta juga raib di rumah yang dimiliki Hatta sejak tahun 1943 itu. Kasus ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pihak kepoli- sian. Mengingat hasil analisis dua ahli lukisan, yakni bu- dayawan sekaligus ahli keris dan lukisan Haryono Wuritno dan Agus Dermawan, seorang ahli lukisan sekaligus penerbit buku, harga lukisan mencapai miliaran rupiah. “Berdasarkan dua ahli lukisan, harga lukisan tersebut diperkirakan mencapai Rp6 miliar,” ujar Edy. (*/J-4) Polisi Pemasok Senjata ke Teroris Divonis 10 Tahun PENGADILAN Negeri Jakarta Timur kemarin mengganjar pemasok senjata api ke kelom- pok teroris di Nanggroe Aceh Darussalam selama 10 tahun penjara. Vonis itu lebih ringan 2 tahun daripada tuntutan jaksa. Kedua terdakwa, Tatang Mul yadi dan Abdi Tunggal adalah anggota Polri yang bertugas di bagian logistik di Cipinang, Jakarta Timur. Mereka dinyatakan secara sah dan meyakinkan melaku- kan tindak pidana terorisme berdasarkan Pasal 15 jo Pasal 9 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Majelis hakim yang diketuai Tri Widodo menyatakan Tatang dan Abdi secara sengaja men- jual senjata ke kelompok tero- ris. Tindakan tersebut secara tidak langsung mendukung kegiatan terorisme. Berdasarkan fakta di per- sidangan, Tatang dan Abdi menjual senjata kepada Sofyan Tsauri, eks anggota kepolisian yang terlibat teroris. Pasokan senjata berlangsung selama periode Oktober 2009 sampai Maret 2010. Sofyan menggu- nakan senjata itu untuk latihan militer di Aceh dan melakukan perampokan di Medan. Jenis senjata yang dijual tergolong berbahaya bagi ke- amanan negara. Antara lain jenis AK-47 sebanyak empat unit, M-16 sejumlah 11 unit, M-58 dua unit, revolver enam unit, Remington dua unit, pis- tol Challenger satu unit, dan pistol jenis Browning dua unit, berikut 19.999 peluru. “Sebagai anggota kepolisian seharusnya kedua terdakwa tahu bahwa senjata-senja ta tersebut berbahaya bagi ke- amanan negara,” tandas Tri Widodo. Majelis hakim menolak pernyataan terdakwa dalam pledoi yang menyatakan pen- jualan senjata tersebut murni faktor ekonomi. Sebagai anggota polisi seha- rusnya mereka menjaga citra kepolisian. Namun, justru ber- tindak merusak. (Faw/*/J-1) SIDANG TERORISME ACEH: Tersangka kasus terorisme Ahmad Sutrisno (kiri) duduk bersama dua anggota Polri yang memasok senjata ke kelompok teroris Aceh, Tatang Mulyadi (tengah) dan Abdi Tunggal, menghadiri sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, kemarin. TI da cu m ha Se sa ke A an m ka be pe pe se Pu di D ta it lik lu N D Kasus Pencurian Lukisan Milik Bung Hatta Mulai Terkuak ANTARA/YUDHI MAHATMA MI/JHONI KRISTIAN

Transcript of Bus Khusus Koridor IX Polisi Pemasok Senjata ke Teroris ... fileraan pribadi tidak menyerobot...

Page 1: Bus Khusus Koridor IX Polisi Pemasok Senjata ke Teroris ... fileraan pribadi tidak menyerobot busway. Diharapkan dalam rentang dua pekan, jalur telah steril dan headway bisa stabil.

7MEGAPOLITANJUMAT, 7 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

Jalur koridor IX memang rawan

terjebak kemacetan. Seperti pada perpotongan arus lalu lintas di putaran, pintu masuk tol, serta sejumlah titik lainnya.’’

TPA RAWA KUCING: Pemulung mencari sampah yang masih bisa dimanfaatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Tangerang. kemarin. TPA Rawa Kucing semestinya merupakan pembuangan sampah akhir masyarakat Kota Tangerang. Namun, sejumlah warga protes terkait adanya pembuangan sampah ilegal yang dilakukan pihak Angkasa Pura II.

INTAN JUITA

UNTUK menghindari kemacetan parah di jalur yang ber-campur dengan

kendaraan lain (mix traffic) bus Trans-Jakarta koridor IX Pinang Ranti-Pluit tetap akan dialihkan melewati Jalan Tol Taman Mini.

Meskipun sebelumnya Gu-bernur DKI Fauzi Bowo tidak menyetujui Trans-Jakarta me-lewati tol, untuk sementara Di-nas Perhubungan DKI Jakarta masih memilih opsi tersebut hingga memperoleh alternatif yang lebih baik.

Koridor IX akan memulai perjalanan dari halte Pinang Ranti menuju halte Taman Mini. Ke mudian masuk Tol Taman Mini dan keluar di Cawang menuju halte UKI. “Arah sebaliknya, setelah me-lewati halte UKI, bus langsung masuk tol dan keluar di Ta-man Mini. Jadi tidak melewati Kramat Jati,” ujar Kepala Dinas Perhubung an DKI Jakarta Udar Pristono, kemarin.

Menurut Pristono, meskipun bus Trans-Jakarta melewati tol, pelayanan tidak akan ter-ganggu karena jalur Kramat Jati telah dilayani koridor VII

Kampung Melayu-Kampung Rambutan. Bus Trans-Jakarta yang melewati tol juga memba-yar seperti kendaraan lainnya, tetapi penumpang tidak dibe-bani tambahan biaya tersebut.

Penumpang koridor IX dari arah Pluit menuju Pinang Ranti yang hendak meneruskan ke Koridor VII dapat transit di halte BNN, sedangkan untuk koridor X dapat transit di halte Cawang Sutoyo.

Pristono menjelaskan, jalur koridor IX memang rawan ter-jebak kemacetan. Seperti pada perpotongan arus lalu lintas di putaran, pintu masuk tol, serta sejumlah titik lainnya. Selain mengalihkan bus koridor IX melalui tol, sterilisasi serta pemberlakuan tilang juga akan kembali diefektifkan.

Untuk mempercepat waktu tempuh atau headway Dishub telah melakukan berbagai uji coba hingga mendapatkan headway yang baik.

“Kami menggunakan strategi mempercepat waktu tempuh untuk menghindari penumpuk-an penumpang atau overcapaci-ty armada bus.”

Pristiono mengatakan, untuk menjaga jalur, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar kenda-

raan pribadi tidak menyerobot busway. Diharapkan dalam rentang dua pekan, jalur telah steril dan headway bisa stabil.

Menurut Pristiono, kemarin pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan kepala satu-an lalu lintas lima wilayah guna membahas langkah sterilisasi jalur bus khusus di dua koridor baru ini.

“Besok, kami akan mulai lakukan tilang kepada ken-daraan bermotor yang menero-bos busway,” ujarnya.

Kendati demikian, tilang yang diterapkan besok masih berbentuk uji coba. Secara efektif tilang akan diberlakukan pada pekan depan, tepatnya Senin (10/1).

Kapolda tolak penutupan tolMeskipun bus khusus ko-

ridor IX akan melewati jalan

tol, Kapolda Metro Jaya Irjen Sutarman menentang usulan masyarakat untuk menutup gerbang masuk tol yang dila-lui jalur bus khusus. “Tidak mungkin ditutup, masyarakat yang mau masuk tol gimana?” katanya.

Sutarman juga mengaku be-lum berkoordinasi dengan Jasa Marga soal penutupan pintu masuk dan keluar tol sepanjang jalur yang dilewati bus Trans-Jakarta koridor IX dan X.

Menurutnya, solusi untuk mengatasi kemacetan akibat pembukaan koridor IX dan X adalah dengan membuat jalur sendiri seperti under pass untuk dilewati Trans-Jakarta.

Ia juga mengatakan penge-rah an polisi lalu lintas untuk ste rilisasi jalur Trans-Jakarta bersifat situasional atau tergan-tung pada situasi di lapangan. Kalau jalur bus khusus kosong sedang kan jalan macet, tidak mungkin sterilisasi dilakukan.

“Kami juga harus melihat situasi. Paling gampang me-mang menutup jalur penuh dan setiap dilewati kendaraan kita tangkap, tetapi kemacetan akan makin parah,” jelas Sutar-man. (*/J-1)

[email protected]

Bus Khusus Koridor IXTetap Lewat Tol

Meskipun sebelumnya Gubernur DKI tidak setuju, untuk sementara opsi tersebut masih menjadi pilihan hingga memperoleh alternatif yang lebih baik.

TITIK terang mulai terlihat dalam penyidikan kasus pen-curian lukisan milik keluarga mantan Wakil Presiden Mo-hammad Hatta. Kepolisian Sektor Menteng, Jakarta Pusat, saat ini sudah mengidentifi kasi keberadaan lukisan Basoeki Abdullah yang bernilai miliar-an rupiah itu.

Walau begitu, polisi masih merahasiakan informasi itu karena khawatir info akan beredar luas dan membuat pelaku kabur.

“Jangan diekspos dulu. Nanti pelakunya kabur,” ujar Kapol-sek Menteng AKBP Djuwito Purnomo yang dihubungi Me-dia Indonesia, Kemarin.

Pihak kepolisian, ungkap Djuwito, masih belum menge-tahui secara pasti kapan lukisan itu hilang. Pasalnya, pemi-lik lukisan menyadari bahwa lukisannya palsu pada bulan November dan dilaporkan Desember 2010.

Dalam 10 hari penyidikan atas kasus ini, pihaknya sudah memeriksa beberapa pembantu rumah tangga di rumah itu. Penghuni rumah pun, yakni Meutia Hatta juga diperiksa kepolisian.

“Kami belum mencurigai siapa-siapa. Yang jelas pem-bantunya banyak yang baru di rumah itu,” katanya.

Polisi juga belum bisa mendu-ga kalau otak pencurian lukisan itu adalah seorang kolektor. Menurutnya, tidak mudah menguak pencurian lukisan dengan modus penggantian kanvas seperti itu.

Menantu Bung Hatta, Sri Edi Swasono, mengatakan pelaku tahu persis keadaan rumah pribadi Muhammad Hatta di Jalan Diponegoro Nomor 57, Menteng itu.

Pasalnya, meski dirinya tidak tinggal di rumah itu, Edi tahu bahwa setiap hari para pem-bantulah yang mempunyai

intensitas mondar-mandir di ruang tamu itu untuk bersih-bersih.

“Pernah, dalam rentang April sampai November, pembantu paling lama Ibu Ati mudik ke Madiun. Nah yang tinggal di rumah pembantu yang baru-baru saja,” ujar Edy.

Sebelumnya, pada Maret 2007, sejumlah koleksi perak Bung Hatta juga raib di rumah yang dimiliki Hatta sejak tahun 1943 itu.

Kasus ini menjadi pe kerjaan rumah besar bagi pihak kepoli-sian. Mengingat hasil analisis dua ahli lukisan, yakni bu-dayawan sekaligus ahli keris dan lukisan Haryono Wuritno dan Agus Dermawan, seorang ahli lukisan sekaligus penerbit buku, harga lukisan mencapai miliaran ru piah.

“Berdasarkan dua ahl i lukisan, harga lukisan tersebut diperkirakan mencapai Rp6 miliar,” ujar Edy. (*/J-4)

Polisi Pemasok Senjata ke Teroris Divonis 10 Tahun

PENGADILAN Negeri Jakarta Timur kemarin mengganjar pemasok senjata api ke kelom-pok teroris di Nanggroe Aceh Da russalam selama 10 tahun penjara.

Vonis itu lebih ringan 2 tahun daripada tuntutan jaksa.

Kedua terdakwa, Tatang Mul yadi dan Abdi Tunggal adalah anggota Polri yang bertugas di bagian logistik di Cipinang, Jakarta Timur.

Mereka dinyatakan secara sah dan meyakinkan melaku-kan tindak pidana terorisme berdasarkan Pasal 15 jo Pasal 9 UU Nomor 15 Tahun 2003 ten tang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Majelis hakim yang diketuai

Tri Widodo menyatakan Tatang dan Abdi secara sengaja men-jual senjata ke kelompok tero-ris. Tindakan tersebut secara tidak langsung mendukung kegiatan terorisme.

Berdasarkan fakta di per-sidangan, Tatang dan Abdi menjual senjata kepada Sofyan Tsauri, eks anggota kepolisian yang terlibat teroris. Pasokan senjata berlangsung selama periode Oktober 2009 sampai Maret 2010. Sofyan menggu-nakan senjata itu untuk latihan militer di Aceh dan melakukan perampokan di Medan.

Jenis senjata yang dijual ter golong berbahaya bagi ke-amanan negara. Antara lain jenis AK-47 sebanyak empat

unit, M-16 sejumlah 11 unit, M-58 dua unit, revolver enam unit, Remington dua unit, pis-tol Challenger satu unit, dan pistol jenis Browning dua unit, berikut 19.999 peluru.

“Sebagai anggota kepolisian seharusnya kedua terdak wa tahu bahwa senjata-senja ta tersebut berbahaya bagi ke-amanan negara,” tandas Tri Widodo.

Majelis hakim menolak pernyataan terdakwa dalam pledoi yang menyatakan pen-jualan senjata tersebut murni faktor ekonomi.

Sebagai anggota polisi seha-rusnya mereka menjaga citra kepolisian. Namun, justru ber-tindak merusak. (Faw/*/J-1)

SIDANG TERORISME ACEH: Tersangka kasus terorisme Ahmad Sutrisno (kiri) duduk bersama dua anggota Polri yang memasok senjata ke kelompok teroris Aceh, Tatang Mulyadi (tengah) dan Abdi Tunggal, menghadiri sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, kemarin.

TIdacumhaSesakeAan

mkabepe

pesePudi

DtaitlikluND

Kasus Pencurian Lukisan Milik Bung Hatta Mulai Terkuak

ANTARA/YUDHI MAHATMA

MI/JHONI KRISTIAN