BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN...

45
C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 1 BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi Kawasan Sijuk (Peat Swamp Forest Park), sebagai alternatif Kawasan Wisata Pantai yang sudah ada, diperlukan upaya penataan dan pengembangan yang ada secara terarah dan terpadu; b. bahwa sehubungan dengan hal itu di atas, dan agarpelaksanaannya berlangsung secara serasi dan terpadu, dipandang perlu menetapkan pengaturan pengembangan dan penataan Kawasan Sijuk (Peat Swamp Forest Park), dengan Peraturan Bupati; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Belitung tentang Rencana Tata Bangunan dan LingkunganKawasan Sijuk Kabupaten Belitung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja Di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor SALINAN

Transcript of BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN...

Page 1: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 1

BUPATI BELITUNG

PERATURAN BUPATI BELITUNG

NOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK

KABUPATEN BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan fungsi Kawasan Sijuk (Peat

Swamp Forest Park), sebagai alternatif Kawasan Wisata

Pantai yang sudah ada, diperlukan upaya penataan dan

pengembangan yang ada secara terarah dan terpadu;

b. bahwa sehubungan dengan hal itu di atas, dan

agarpelaksanaannya berlangsung secara serasi dan terpadu,

dipandang perlu menetapkan pengaturan pengembangan

dan penataan Kawasan Sijuk (Peat Swamp Forest Park),

dengan Peraturan Bupati;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Bupati Belitung tentang Rencana Tata Bangunan dan

LingkunganKawasan Sijuk Kabupaten Belitung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja Di Sumatera

Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959

Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

SALINAN

Page 2: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 2

4033);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4247);

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4377);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4966);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5058);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Page 3: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 3

Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010 tentang Bentuk

Dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5160);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Tahun 2010 - 2025(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5262);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5285);

16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

24/PRT/M/2007 tentang Pedomam Teknis Izin Mendirikan

Bangunan Gedung;

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan;

18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

29/PRT/M/2007 tentang Pedomam Umum Persyaratan

Teknis Bangunan Gedung;

19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

Page 4: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 4

05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan;

20. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang

Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada

Bangunan Umum dan Lingkungan;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 18 Tahun

2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Belitung Tahun 2005-2015 (Lembaran Daerah Kabupaten

Belitung Tahun 2005 Nomor 2 Seri E);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 14 Tahun

2008 tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten

Belitung (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Tahun 2008

Nomor 14);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:1. Pemerintah adalah pemerintah pusat.2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.3. Daerah adalah daerah Kabupaten Belitung.4. Bupati adalah Bupati Belitung.5. Kabupaten adalah Kabupaten Belitung yang merupakan

bagian wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung.6. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat

DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenBelitung.

8. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruanglautan, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumisebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhlukhidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan, sertamemelihara kelangsungan hidupnya.

Page 5: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 5

9. Tata Ruang adalah wujud dari struktur dan pola pemanfaatanruang, baik direncanakan maupun tidak direncanakan.

10. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang,pemanfaatan ruang,dan pengendalian ruang.

11. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur danpola pemanfaatan ruang. Adapun yang dimaksud denganstruktur pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsurpembentuk lingkungan secara hirarkis dan salingberhubungan satu dengan lainnya, sedangkan yangdimaksud dengan pola pemanfaatan ruang adalah tata gunatanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya dalamwujud penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah,air, udara, dan sumber daya alam lainnya.

12. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung yangselanjutnya disingkat RTRW Kabupaten Belitung adalaharahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayahkabupaten yang menjadi pedoman bagi penataan ruangwilayah kabupaten yang merupakan dasar dalampenyusunan program pembangunan.

13. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografisbeserta segenap unsur terkait padanya yang batas dansistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif danatau aspek fungsional.

14. Kawasan adalah satuan ruang wilayah yang batas dansistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional sertamemiliki ciri tertentu.

15. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnyadisingkat RTBL adalah panduan rancang bangun suatukawasan/lingkungan yang dimaksudkanuntukmengendalikan pemanfaatan ruang, penataanbangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokokketentuan program bangunan dan lingkungan, rencanaumum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuanpengendalian rencana, dan pedoman pengendalian rencana,dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembanganlingkungan/kawasan.

16. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Sijuk,yang selanjutnya disebut RTBL Kawasan Sijuk adalahpanduan bangunan Kawasan Sijuk yang dimaksudkan untukmengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan danlingkungan, serta membuat materi pokok ketentuan programbangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduanrancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalianrencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaanpengembangan Kawasan Sijuk.

17. Program Bangunan dan Lingkungan adalah penjabaran lebihlanjut dari perencanaan dan peruntukan lahan yang telahditetapkan untuk kurun waktu tertentu yang memuat jenis,jumlah, besaran, dan luasan bangunan gedung serta

Page 6: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 6

kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitassosial, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan dansarana penyehatan lingkungan, baik berupa penataanprasarana dan sarana yang sudah ada maupun baru.

18. Rencana Umum dan Panduan Rancangan adalah ketentuan-ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatulingkungan/kawasan yang memuat rencana peruntukanlahan makro dan mikro, rencana perpetakan, rencana tapak,rencana system pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan,rencana prasarana dan sarana lingkungan, rencana wujudvisual bangunan, dan ruang terbuka hijau.

19. Rencana Investasi adalah rujukan bagi para pemangkukepentingan untuk menghitung kelayakan investasi danpembiayaan suatu penataan, sehingga terjadi kesinambunganpentahapan pelaksanaan pembangunan.

20. Ketentuan Pengendalian Rencana adalah ketentuan-ketentuan yang bertujuan untuk mengendalikan berbagairencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerjapada masa pemberlakuan aturan dalam RTBL danpelaksanaan penataan suatu kawasan.

21. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan adalah pedoman yangdimaksudkan untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaanpenataan bangunan dan kawasan yang berdasarkandokumen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agardapat berkualitas, meningkat, dan berkelanjutan.

22. Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancangkawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaandan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkandalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkanketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.

23. IzinLingkunganadalahizinyangdiberikankepadasetiap orangyangmelakukanUsaha dan/atau Kegiatan yangwajibAmdalatauUKL-UPLdalamrangkaperlindungandanpengelolaanlingkunganhidupsebagaiprasyaratmemperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan.

24. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dandistribusi luas lantai maksimum bangunan terhadaplahan/tapak peruntukannya.

25. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDBadalah angka presentase perbandingan antara luas seluruhlantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luaslahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

26. Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraanbangunan gedung beserta lingkungan sebagai wujudpemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasukpembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dankonfigurasi dari elemen-elemen: blok, kaveling/petsk lshsn,bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan yangdapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas

Page 7: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 7

ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatanyang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruangpublik.

27. Garis Sempadan Bangunan adalah garis pada halamanpekarangan bangunan yang ditarik sejajar dari garis as jalan,tepi sungai atau as pagar dan merupakan batas antarakavling/pekarangan yang boleh dibangun dan yang tidakboleh dibangun.

28. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari permukaantanah, dimana bangunan tersebut didirikan, sampai dengantitik puncak bangunan.

29. Sistim Jaringan Jalan dan Pergerakan adalah rancanganpergerakan yang terkait antara jenis-jenis hiraki/kelas jalanyang tersebar pada kawasan perencanaan (jalanlokal/lingkungan) dan jenis pergerakan yang melalui, baikmasuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluarkaveling.

30. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum adalah rancangan sistemarus pergerakan kendaraan formal, yang dipetakan padahiraki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

31. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pribadi adalah rancangan sistemarus pergerakan bagi kendaraan pribadi sesuai denganhirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

32. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponenrancangan kawasan, yang tidak sekedar terbentuk sebagaielemen tambahan ataupun elemen sisa setelah prosesrancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakansebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas.

33. Tata Kualitas Lingkungan merupakan rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa, sehingga terciptasuatu kawasan atau sub area dengan sistem lingkungan yanginformatife, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.

34. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan adalahkelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yangpengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapatberoperasi dan berfungsi sebagai mana mestinya.

35. Peran Serta Masyarakat adalah keterlibatan masyarakatsecara sukarela di dalam perumusan kebijakan danpelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampaklangsung terhadap kehidupan masyarakat pada setiap tahapkegiatan pembangunan (perencanaan, desain, implementasidan evaluasi).

Bagian Kedua

Maksud, Tujuan, dan Lingkup

Pasal 2

(1) RTBL Kawasan Sijuk dimaksudkan sebagai panduan rancang

bangun lingkungan/kawasan Sijuk guna mengendalikan

Page 8: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 8

pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,

serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan

dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan,

rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan di Sijuk.

(2) RTBL Kawasan Sijuk bertujuanuntuk mewujudkan tata

bangunan dan lingkungan yang layak huni, berjati diri,

produktif, dan berkelanjutan di Kawasan Sijuk, serta sebagai

acuan Pemerintah Daerah dalam penerbitan IMB.

(3) Lingkup RTBL Kawasan Sijuk meliputi pengaturan,

pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan pengembangan

kawasan/lingkungan Kawasan Sijuk.

BAB II

MATERI POKOK RTBL KAWASAN SIJUK

Bagian Kesatu

Sistematika RTBLKawasan Sijuk

Pasal 3

(1) Peraturan Bupati tentang RTBL Kawasan Sijuk disusun

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : KETENTUAN UMUM

BAB II : MATERI POKOK RTBL KAWASAN SIJUK

BAB III : PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

BAB IV : RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

BAB V : RENCANA INVESTASI

BAB VI : KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA

BAB VII : PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN

PENGELOLAAN KAWASAN

BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN

BAB IX : PENUTUP

(2) Peraturan Bupati tentang RTBL Kawasan Sijuk dilengkapi

dengan lampiran, buku album peta, ilustrasi, gambar teknis

dan lain-lain yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Bupati ini.

Page 9: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 9

Bagian Kedua

Batasan Lokasi Kawasan

Pasal 4

(1) Lokasi perencanaan RTBL Kawasan Sijuk terletak di

Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, dengan luas kawasan

72 Ha dansecara geografis terletak antara 107° 20' - 107° 58‘

Bujur Timur dan 02 ° 30‘ – 03 °15‘ Lintang Selatan dengan

batas kawasan perencanaan sebagai berikut:

a. Utara : Lahan Balai Latihan Kerja (BLK);

b. Barat : Lahan Konsorsium Billiton TDC;

c. Selatan : Lahan Masyarakat; dan

d. Timur : Lahan Masyarakat.

(2) Cakupan perencanaan RTBL Kawasan Sijuk selain lokasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kawasan

pariwisata Tanjung Kelayang Desa Keciput dan kawasan

pariwisata Desa Tanjung Binga.

Lihat Gambar 2.1 Batasan Lokasi Kawasan

Gambar 2.1 Batasan Lokasi Kawasan

: Batas Lokasi Kawasan RTBLTM : Tanah Masyarakat

Page 10: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 10

BAB III

PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Bagian Kesatu

Visi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Pasal 5

Kawasan Sijuk di dalam arahan RTRW Kabupaten Belitung

Tahun 2005-2014 merupakan kawasan wisata bahari dimana

kebanyakan tempat wisata yang sudah berkembang

mengandalkan pantai sebagai daya tarik. Kawasan perencanaan

berada pada daerah pantai tersebut, akan tetapi kondisi fisiknya

sangat bertolak belakang karena saat ini belum diolah dan masih

berupa hutan dan rawa. Sesuai dengan arahan sebagai kawasan

wisata dan melihat pada kondisi eksisting kawasan perencanaan,

maka direncanakan ke depan akan ada kawasan wisata alternatif

yang mampu mengkonter pariwisata utama. Kawasan

perencanaan yang berupa hutan dan rawa direncanakan akan

menjadi “Peat Swamp Forest Park”.

Bagian Kedua

Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan

Pasal 6

(1) Dengan direncanakannya RTBL Kawasan Sijuk diharapkan

dapat mengintegrasi ruang, jalan dan fasilitas kawasan

dengan kawasan sekitarnya terutama kawasan pantai

Tanjung Kelayang di sebelah Timur, kawasan wisata milik

Konsorsium Biliton TDC dan akses dari Tourism Main Road di

sebelah Selatan kawasan.

(2) Struktur Kawasan datur sebagai berikut :

a. struktur kawasan mempertimbangkan pelestarian alam

hutan, rawa tepi laut sekaligus mengintegrasikannya ke

dalam ruang kawasan untuk optimalisasi pemanfaatan

lahan fungsi ekonomi, sosial budaya, wisata, ruang

Page 11: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 11

Jalan TanjungKelayang – ROW 6

Jalan BLK– ROW 5

Lahan Pemda±72 Ha

Jalan Buhani Samsudin(Jalan Lokal) – ROW 4

Ke TanjungTinggi

terbuka, ruang hijau dan ekologi hutan, rawa dan laut;

b. pola struktur kawasan direncanakan menyebarkan sebuah

garis yang merangkai beberapa tema wisata yang tersebar

dalam beberapa zona seperti eco hotel and resorts,

playground in island, education and research dan camping

ground; dan

c. beberapa ruas struktur kawasan secara strategis

diposisikan pada ketinggian di atas rawa, lebih dari 80%

(delapan puluh persen) dari rawa-rawa yang ada dapat

dipertahankan dan dinikmati saat bergerak di sepanjang

struktur kawasan tersebut.

Gambar 3.1. Struktur kawasan

Page 12: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 12

Bagian KetigaKonsep Komponen Perancangan Kawasan

Pasal 7(1) Konsep komponen perancangan kawasan perencanaan dapat

dikembangkan dalam beberapa bentuk tematik kawasanwisata dengan tujuan untuk memperkaya pengalamanwisatawan, melalui :a. penyediaan rangkaian perjalanan yang mencerminkan

keragaman wisata yang berbeda dibanding dengankeragaman wisata di daerah laindalam setiap kunjunganwisata; dan

b. pengayaan tawaran wisata yang dalam rangka distribusiwisata yang semakin merata dan terkondisi sesuai minatdan motif wisata.

(2) Guna mendukung konsep komponen perancangan kawasanperencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), temawisata yang ditawarkan setidaknya mencakup:a. Lawn entrance;b. Garden entrance;c. Island and swamp park; dand. Wild life in Forest.

Lihat Gambar 3.2. Tematik Kawasan Wisata

Gambar 3.2 Tematik Kawasan Wisata

Page 13: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 13

Bagian KeempatBlok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya

Pasal 8(1) Pada tema Lawn Entrance dan Garden Entrancesebagaimana

dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a dan huruf b,pengembangan kawasan dan programpenanganannyadilakukan dengan memperhatikan hal-halsebagai berikut :a. akses menuju kawasan didesain sealami mungkin agar

pengunjung merasakan pengalaman yang berbeda dengankawasan wisata pantai yang ada di sekitarnya;

b. pohon yang besar tetap dipertahankan dan ditatasepanjang jalan masuk;

c. jalur mobil berada di tengah dan pedestrian path berada dikanan kirinya; dan

d. gerbang masuk ke kawasan juga didesain alami agarnampak menyatu dengan alam.

(2) Pada tema Island and Swamp Parksebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 ayat (2) huruf c,pengembangan kawasan danprogram penanganannya dilakukan dengan memperhatikanhal-hal sebagai berikut :a. pulau di tengah-tengah danau buatan (embung)

berfungsi untuk wisata permainan;b. fasilitas permainan seperti merry go round, istana anak-

anak, halilintar, kora-kora, kolam renang dan waterboom di letakkan di zona ini;

c. penambahan fasilitas penunjang seperti food court danpasar seni; dan

d. akses ke zona ini melalui jalan khusus pejalan kaki,mobil elektrik, sepeda dan perahu.

(3) Pelaksanaan pembuatan pulau ditengah danau (embung)sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a,sangatmemperhatikan ekosistem yang telah ada dan pohon-pohondan tanaman eksisting dikonservasi, serta penggalianembung menyesuaikan kondisi rawa.

Gambar 3.3 Konsep Konservasi Pohon dan Tanaman

Page 14: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 14

(4) Pada tema Wild Life in Forestsebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (2) huruf d,pengembangan kawasan dan programpenanganannya dilakukan dengan memperhatikan hal-halsebagai berikut :a. hotel dan resort didesain dengan suasana alami untuk

menunjang keseluruhan kawasan wisata sehinggamendukung kemudahan akomodasi;

b. pengunjung akan berada di tengah-tengah hutan alamiyang akan menjadi daya tarik utama;

c. kemudahan akses dari hotel menuju taman playground,camping ground maupun sungai juga menjadi pointersendiri; dan

d. desainhotel disesuaikan dengan tipologi bangunan yangada di Belitung yang berupa rumah panggung.

(5) Kondisi kawasan perencanaan sebagaimana dimaksud padaayat (4) merupakan hutan rawa gambut dan rawa-rawa yangdalam pelaksanaannya hutan dan rawa eksisting sebisamungkin dipertahankan dengan cara perencanaan bangunandengan sistem infill, yaitu bangunan direncanakan disela-selahutan eksisting.

Gambar 3.4 Konsep Konservasi Alam

Page 15: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 15

Gambar 3.5 Konsep Infill Bangunan

(6) Sistem cut and fill diterapkan dalam perancangan kawasanSijuk, danau dan sungai yang ada didalam kawasanperencanaan di cut, kemudian tanah hasil cutting tersebut difill, untuk dijadikan bukit-bukit kecil. Sehingga tidak adaunsur alam yang terbuang.

Gambar 3.6 Konsep Cut and Fill

(7) Architectural type pada kawasan Sijuk ada 3 macam, yaitu :a. bangunan landed di bukit (bangunan yang berdiri diatas

daratan);b. bangunan terapung/floating (bangunan yang berdiri

diatas perairan); danc. bangunan panggung/elevated diatas rawa (bangunan

Page 16: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 16

yang berdiri diatas rawa-rawa).Gambar 3.7 Konsep Tipe Bangunan

BAB IVRENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Bagian KesatuStruktur Peruntukan Lahan

Pasal 9

(1) Peruntukan lahan padaZona Main Entrance, seluas 62,718m², diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi penunjang fungsi

utama kawasan wisata, yang meliputi fungsi komersial,servis dan jasa umum dan fungsi rekreasi serta ruangterbuka pada beberapa lokasi; dan

b. zona Main Entrance diakses dari Jl. Tanjung Kelayangmelalui kawasan Balai Latihan Kerja (BLK) di sebelahUtara yang diapit lahan masyarakat di sebelah Timur,sungai di sebelah Selatan, hotel/resort di sebelah Baratdan lahan Balai Latihan Kerja (BLK) di sebelah Utara.

Gambar 4.1 Zona Main Entrance

Page 17: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 17

(2) Peruntukan lahan padaZona Side Entrance, seluas 23,209 m²,diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi penunjang fungsi

utama kawasan yaitu komersial dan servis; danb. zona Side Entrance ini diapit hotel/resort di sebelah Timur

dan Utara dan lahan masyarakat di sebelah Barat danSelatan.

Gambar 4.2 Zona Side Entrance

(3) Peruntukan lahan padazona Playground in Island, seluas103,147 m², diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi perkembangan fungsi

utama kawasan yaitu komersial dan rekreasi. Fungsiutama zona ini sebagai area permainan dan fungsipendukung sebagai perdagangan dan jasa serta ruangterbuka juga sebagai fungsi pendukung; dan

b. Zona ini diapit oleh sungai di sisi Timur, Selatan, Baratdan Utara.

Gambar 4.3 Zona Playground in Island

Playground in Island

Playgroundin Island

Zona island (playground)

Page 18: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 18

(4) Peruntukan lahan padazona Eco Hotel and Resort, seluas330,657 m², diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi perkembangan fungsi

komersial dan jasa yang dapat dikombinasikan denganfungsi rekreasi di sepanjang jalan loopdengandesainbangunan pada zona ini sesuai tipe landed, floatingdan elevated yang di insert ke dalam hutan dan rawa yangdi konservasi; dan

b. zona Eco Hotel and Resort berada disekeliling kawasanyang membatasi kawasan dengan lahan lain di sisi Timur,Selatan, Barat maupun Utara.

Gambar 4.4 Zona Eco Hotel and Resort

(5) Peruntukan lahan padaZona Flora and Fauna World, seluas22,685 m², diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi perkembangan fungsi

rekreasi dan edukasi; danb. zona ini diapit tersebar di kawasan, sebagian berada di

tengah danau berupa taman bunga dan sebagian lainberbatasan dengan danau si sebelah Barat dan Utara,hotel/resort di Timur dan side entrance di Selatan.

Gambar 4.5 Zona Flora and Fauna World

Eco Hotel and Resort

Hotel and CottageMelayang diatas

Rawa

Hotel and CottageMelayang diatas

Rawa

Hotel and CottageLanded

Hotel and CottageMelayang diatas

Rawa

Hotel and CottageLanded

Hotel and CottageTerapung

Hotel and CottageMelayang diatas

Rawa

Hotel and CottageMelayang diatas

Rawa

Hotel and CottageMelayang diatas

Rawa

Eco Hotel and Resort

TamanBunga

Pemancingan ikan

Flora & Fauna World

Taman Bunga/BuahPemancingan ikan

Page 19: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 19

(6) Peruntukan lahan padaZona Camping Ground, seluas 25,113m², diatur sebagai berikut :a. diperuntukkan bagi perkembangan fungsi edukasi dan

rekreasi yang dapat dikombinasikan dengan fungsikomersial dan tetap menyediakan fasilitas umum di zonayang di desain dengan konsep wild life untuk menunjangfungsi zona ini serta Ruang Terbuka Hijau pada beberapalokasi; dan

b. zona Camping Ground tersebar di 2 (dua) tempat padakawasan, sebagian besar berbatasan dengan hotel/resortdan hutan konservasi.

Gambar 4.6 Zona Camping Ground

(7) Peruntukan lahan padaZona Education and Research, seluas70,126 m², diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi perkembangan fungsi

edukasi dan penelitian, serta fungsi komersial danrekreasi di beberapa lokasi; dan

b. zona diapit sebagian sungai di sebelah Utara, Selatan danBarat serta danau di sebelah Timur.

Gambar 4.7 Zona Education and Research

Camping Ground

CrocodileBreeding

CampingGround

CampingGround

Camping Ground

EducationandResearch(Minapolitan)

ButterflyPark/Museum

Education & Research

Education &Research

Page 20: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 20

(8) Peruntukan lahan padaZona Forest and Swamp, seluas80,074 m², diatur sebagai berikut :a. sebagian besar diperuntukkan bagi fungsi konservasi

dengan beberapa dikombinasikan dengan fungsi rekreasiseperti pada sungai dan danau (lake and river); dan

b. Zona Forest and Swamp ini berada di sebagian besarkawasan dan juga membatasi kawasan dengan lahan lain.

Gambar 4.8 Lake and River

Bagian KeduaRencana Perpetakan

Pasal 10

(1) Rencana perpetakan lahan pada Kawasan perencanaanmembagi bangunan-bangunan menjadi beberapa blok sesuaizonasi kawasan.

(2) Blok di dalam zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terbagi menjadi beberapa kaveling yang tidak dibatasi olehdinding, pondasi atau lainnya melainkan mengikuti bentukdan topografi alam.

Bagian KetigaRencana Tapak

Pasal 11

(1) Rencana tapak pada wilayah perencanaan, secara umumtidak banyak mengalami perubahan, yaitu sebagai kawasanhutan rawa gambut.

(2) Dalam rangka menunjang peranannya sebagai kawasan

Page 21: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 21

wisata (Peat Swamp Forest Park) perlu diciptakan suatukarakter khas pada masing-masing zona perencanaan,dengan melakukan hal sebagai berikut :a. pembuatan danau dan sungai (lake and creek) yang

sekaligus berfungsi sebagai embung dan wisata;b. pembentukan jaringan jalan (jalan kendaraan atau jalan

untuk pedestrian) di beberapa bagian zona, yang dapatmembuka wilayah perencanaan dengan wilayah lain disekitarnya;

c. pembentukan jaringan pedestrian way yangmenghubungkan semua unit perencanaan sehinggatercipta pedestrian freedom;

d. mengupayakan agar tepi sungai bisa menjadi lawn/greenspace;

e. pengaturan jarak bangungan terhadap jalan sedemikianrupa sehingga tercipta building alignment yang serasi;

f. mengarahkan ketinggian bangunan, sehingga akanmenghasilkan roof-line yang berirama dan menghasilkankoridor jalan sebagai ruang closure;

g. untuk memperkuat ‘entrance masuk’ pada kawasandapat dibuat ‘Gerbang’ sebagai focal point untukkawasan melalui pengarahan pohon baru dan hutankonservasi di sisi kiri-kanan jalan, sehingga bisamembentuk image sebagai gerbang, juga dapatdilakukan dengan membuka node yang ada sertamenempatkan landmark berupa sculpture dan sejenisnyapada bundaran jalan (roundabout);dan

h. memberikan link antar bangunan berupa pedestrianshelter/koridor bagi pejalan kaki, sehingga wilayahperencanaan bisa disebut sebagai kawasan yangpedestrian friendly.

Bagian KeempatIntensitas Pemanfaatan lahan

Pasal 12

(1) Ketinggian bangunan pada Zona Main Entrance adalah 1(satu) lantai dengan tinggi puncak bangunan lantai dasartidak melebihi tinggi pohon yang tertinggi pada zona tersebut.

(2) Ketinggian bangunan pada Zona Side Entrance adalah 1 (satu)lantai dengan tinggi puncak bangunan dari lantai dasar tidakmelebihi tinggi pohon yang tertinggi pada zona tersebut.

(3) Ketinggian bangunan pada Zona Playground in Island adalah1 (satu) lantai dengan tinggi puncak bangunan dari lantaidasar tidak melebihi tinggi pohon yang tertinggi pada zonatersebut.

(4) Ketinggian bangunan pada Zona Eco Hotel and Resort adalah1 (satu) lantai dengan tinggi puncak bangunan dari lantaidasar tidak melebihi tinggi pohon yang tertinggi pada zona

Page 22: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 22

tersebut.(5) Ketinggian bangunan pada Zona Flora and Fauna World

adalah 1 (satu) lantai dengan tinggi puncak bangunan darilantai dasar tidak melebihi tinggi pohon yang tertinggi padazona tersebut.

(6) Ketinggian bangunan pada Zona Education and Researchadalah 1 (satu) lantai dengan tinggi puncak bangunan darilantai dasar tidak melebihi tinggi pohon yang tertinggi padazona tersebut.

Pasal 13

(1) Koefisien Lantai Bangunan di Zona Main Entrance ditetapkandengan KLB paling banyak sebesar 0,08 (nol koma noldelapan).

(2) Koefisien Lantai Bangunan di Zona Side Entrance ditetapkandengan KLB paling banyak sebesar 0,04 (nol koma nol empat).

(3) Koefisien Lantai Bangunan di Zona Playground in Islandditetapkan dengan KLB paling banyak sebesar 0,19 (nol komaSembilan belas).

(4) Koefisien Lantai Bangunan di Zona Eco Hotel and Resortditetapkan dengan KLB paling banyak sebesar 0,03 (nol komanol tiga).

(5) Koefisien Lantai Bangunan di Zona Flora and Fauna Worldditetapkan dengan KLB paling banyak sebesar 0,02 (nol komanol dua).

(6) Koefisien Lantai Bangunan di Zona Education and Researchditetapkan dengan KLB paling banyak sebesar 0,19 (nol komaSembilan belas).

Pasal 14

(1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Zona Main Entranceadalah paling banyak 10% (sepuluh perseratus).

(2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Zona Side Entranceadalah paling banyak 10% (sepuluh perseratus).

(3) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Zona Playground inIsland adalah paling banyak 25% (duapuluh lima perseratus).

(4) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Zona Eco Hotel andResort adalah paling banyak 10% (sepuluh perseratus).dankhusus untuk bangunan elevated pada zona ini KDB palingbanyak 5% (lima perseratus).

(5) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Zona Flora and FaunaWorld adalah paling banyak 10% (sepuluh perseratus).

(6) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada Zona Education andResearch adalah paling banyak 20% (dua puluh perseratus).

Bagian KelimaTata Bangunan

Pasal 15Garis sempadan bangunan dan jarak bangunanpada kawasanperencanaan dibebaskan dengan memperhatikan hal-hal sebagai

Page 23: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 23

berikut:a. pohon/vegetasi yang di konservasi, jarak pohon ± 2 (dua)

meter dari bangunan;b. estetika kawasan;c. kenyamanan pejalan kaki; dand. aksesibilitas dan sirkulasi di masing-masing zonasi.

Pasal 16Garis Sempadan Sungai ditentukan sebesar ± 10 (sepuluh)meterdari tepi kiri-kanan tepi sungai, demikian juga untuk garissempadan danaudan garis sempadan pantai ditentukan sebesar100 (seratus) meter dari garis pasang tertinggi kearah daratanuntuk bangunan permanen/bertingkat.

Pasal 17

(1) Elevasi/peil lantai dasar dengan ketinggian 50 cm (lima puluhsentimeter) dari titik tertinggi air danau/sungai ditentukanbagi seluruh bangunan dengan tipe floating dan elevated.Ketentuan ini dibuat untuk kepentingan keamanan daribanjir atau air pasang.

(2) Elevasi/peil lantai dasar dengan ketinggian 25 (dua puluhlima)-50 (lima puluh) cm ditentukan bagi seluruh bangunanyang bertipe landed dengan tujuan agar tercipta pembedaanyang jelas antara ruang dalam dan ruang luar sehinggakonsep privat-publik dapat terjaga dan fungsi bangunandapat berjalan dengan baik.

Pasal 18(1) Orientasi bangunan di semua zona kawasan perencanaan

diatur sebagai berikut :a. ditetapkan ke arah muka, atau tegak lurus menghadap ke

jalan;b. bangunan yang terletak di atas kaveling yang miring

terhadap jalan tetap dianjurkan agar membangun sisimuka yang sejajar jalan; dan

c. untuk bangunan yang berada di sisi persimpangan jalanatau bangunan sudut dianjurkan untuk menghadap kedua arah jalan.

(2) Secara detail rencana orientasi bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :a. bagian belakang bangunan yang berbatasan dengan zona

lain, orientasinya juga harus diarahkan ke zona tersebut.Artinya, pada bagian tersebut harus dibuat rancangandengan akses dan bukaan menghadap ke arah zona dibelakangnya. Tidak diperkenankan membuat tembokmasif atau pagar yang membelakangi zona dibelakangnya;

b. bangunan yang dikelilingi oleh jalan, orientasinyadiarahkan ke masing-masing jalan yang mengelilinginya.

Page 24: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 24

c. bangunan-bangunan yang diarahkan sebagai identitas dipertemuan jalan, orientasi bangunan dan atapbangunannya agar dipertimbangkan terhadap kesatuankomposisi bangunan dan ruang luar di sekitar pertemuanjalan tersebut.

d. arah pandangan suatu orientasi, sedapat mungkinmengarah pada tempat-tempat yang penting atau ramaidikunjungi wisatawan. Jadi, tidak hanya jalan-jalanutama yang terletak di depan bangunan saja yang bisadijadikan arah orientasi, tetapi lokasi lain yang memilikipotensi untuk dijadikan sebagai media orientasi jugadapat digunakan semisal sungai dan danau.

Pasal 19

Bentuk dasar bangunan dipertimbangkan dari berbagai segi, baiksegi kebutuhan ruangnya sendiri ataupun dari ekspresi budayadan nilai-nilai arsitektur setempat menciptakan citra kawasansebagai salah satu pusat wisata di kawasan Tanjung Kelayang,Belitung dengan segala aktivitas pendukungnya, rancanganbangunan di dalam kawasan perencanaan ini menjadi salah satufaktor yang penting yang perlu diperhatikan.

Pasal 20

(1) Penetapan bentuk dan posisi massa bangunan harusmempertimbangkan :a. bahaya banjir dan kebakaran;b. gubahan massa dikonfigurasi dengan unsur alam

sehingga tercipta kawasan yang mempunyai nilai estetikatinggi dan unik.

(2) Rencana tata letak massa bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) meliputi :a. mempunyai jarak antar bangunan ± 5-10 meter agar

mempermudah proses mitigasi dan menghindarimenjalarnya kebakaran antar bangunan;

b. massa bangunan berada pada elevasi 50 cm di ataspermukaan air pasang tertinggi;

c. pengolahan gubahan massa yang menyatu dengan alamd. pengolahan dan perletakan massa diatur untuk

mendapatkan atau merespon “best view”;e. gubahan massa “terapung” yang unik dan tidak

mengganggu water way;f. pengolahan bentang alam dan konfigurasi bangunan,

lansekap, jalan, street furniture memberikan estetikakawasan yang unik;

g. geometri massa ditampilkan secara murni;h. komposisi masa sederhana, tidak mengaburkan

kemurnian geometri;i. dikombinasi dengan masa yang dirancang secara

Page 25: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 25

melayang (floating);j. sculpturistic dari berbagai arah;k. meminimalkan dampak visual dengan menjaga karya

buatan manusia seperti bangunan/infrastrukturramping diupayakan berjarak cukup terpisah;

l. meminimalkan kompetisi visual lingkungan sekitarnyadengan menjaga struktur cahaya; dan

m. meningkatkan transparansi volume massa, danmenggunakan material yang ramah lingkungan sepertibatu alam atau kayu.

Pasal 21

(1) Garis langit (Skyline)merupakan garis titik tertinggi bangunanyang terbentuk oleh perbedaan ketinggian masing-masingbangunan pada tiap-tiap zona yang direncanakan yangbertujuan untuk menciptakan suasana ruang yang menarikdan tidak monoton guna memberi kesan ruangan yangdinamis.

(2) Garis langit (Skyline) bangunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) mengikuti skyline topografi bukit, hutan danmelandai ke arah pantai.

Pasal 22

(1) Rencana arsitektur bangunan mengembangkan langgam (gaya)arsitektural Belitung pada umumnya yang pada setiapbangunan menampilkan ornamen-ornamen Belitung yangdisesuaikan dengan kemajuan teknologi dan mengacu bentuk-bentuk alam dan menggunakan material alam.

(2) Penerapanrencana arsitektur bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat dilakukan seperti pada street furnitures danbangunan-bangunan komersial berupa detail-detail yangbersifat aksentuasi.

Pasal 23(1) Peraturan bangunan berkaitan dengan konsep penggunaan

bahan bangunan untuk Kawasan perencanaan dibuat denganmempertimbangkan rancangan arsitektur yang ramahlingkungan, dengan ketentuan sebagai berikut :a. penghematan sumber daya alam (economy of resources),

memperhatikan aspek pengurangan, pemakaian kembalidan pemakaian ulang berbagai bahan alam yangdigunakan;

b. penghematan penggunaan energi, konservasi air danpenggunaan material bangunan;

c. daur hidup (life cycle design), sebuah material bangunanyang habis masa pakainya akan dapat berubah bentuksebagai material baru dan dengan demikian akan selaludapat dipakai ulang;

Page 26: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 26

d. rancangan yang manusiawi, yaitu prinsip yang fokusterhadap interaksi antara manusia dengan lingkungan;

e. penggunaan bahan bangunan harus mempertimbangkankeawetan dan kesehatan dalam pemanfaatanbangunannya. Bahan bangunan yang dipergunakanharus memenuhi syarat-syarat teknik sesuai denganfungsinya, seperti yang dipersyaratkan dalam StandarNasional Indonesia (SNI) tentang spesifikasi bahanbangunan yang berlaku; dan

f. penggunaan bahan bangunan yang mengandung racunatau bahan kimia yang berbahaya, harus mendapatrekomendasi dari instansi terkait dan dilaksanakan olehahlinya.

(2) Ketentuan dalam pemilihan warna bangunan, apakah alamiwarna bahan bangunan atau warna yang diterapkan cat ataunoda, merupakan pertimbangan penting dengan dampakpada karakter keseluruhan bangunan, diatur sebagai berikut:a. menghindari menggunakan terlalu banyak warna pada

sebuah bangunan;b. pertimbangkan untuk menggunakan warna terang dan

gelap dari warna yang sama;c. bahan dan warna harus dipertimbangkan agar dapat

menyatukan daerah melalui penggunaan palet jelas; dand. warna dan bahan harus dipilih untuk kompatibilitas

dengan daerah.

Pasal 24

Signage atau tanda untuk kawasan perencanaan direncanakansebagai berikut:a. Identitas, sebagai pengenal/karakter lingkungan dan sebagai

titik referensi/orientasi pergerakan pengunjung dapat berupaLandmark. Rancangan tanda untuk identitas lingkungan iniuntuk setiap zona berbeda-beda, namun dapat menjadibagian dari rancangan bangunan;

b. Nama Bangunan, memberi tanda identitas suatu bangunanyang dapat dibarengi dengan petunjuk jenis kegiatan yangada di dalamnya. Jenis ini dapat berupa papan identitas, atautulisan yang ditempel pada selubung bangunan. Tanda untuknama bangunan tidak boleh mengganggu pandanganterhadap kualitas selubung bangunan, tidak bolehmelebihi/mengganggu domain publik;

c. Petunjuk Sirkulasi, sebagai rambu lalu-lintas, sekaligussebagai pengatur dan pengarah dalam pergerakan. Untukrambu-rambu lalu lintas disesuaikan dengan standar bentukdan penempatannya;

d. Komersial/Reklame, sebagai publikasi atas suatu produk,komoditi, jasa, profesi atau pelayanan tertentu. Jenis inidapat berupa papan tiang, ikon, menempel pada bangunan,baliho, spanduk umbul-umbul dan balon. Beberapa

Page 27: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 27

persyaratan yang perlu diperhatikan adalah: Estetis danpemasangannya tidak mengganggu keamanan dankeselamatan serta konstruksinya memenuhi syarat teknis.Pemasangan reklame konstruksinya harus kuat danukurannya tidak merusak selubung bangunan. Pada koridorjalan dan ruang luar lainnya harus estetis, dapat memperkuatidentitas lingkungan dan tidak merusak konsentrasi pemakaijalan. Pada median hanya dipasang reklame yang bersifatsementara pada tiang lampu yang telah disediakan; dan

e. Informasi, sebagai tempat untuk informasi kegiatan atauketerangan-keterangan kondisi/keadaan lingkungan. Papaninformasi yang menerangkan kedudukan kawasan sertainformasi lingkungan diletakkan pada setiap zona berdekatandengan tempat pemberhentian kendaraan/halte. Papaninformasi ini dapat sekaligus digunakan untuk menempelkankoran umum.

Pasal 25

(1) Pengembangan bangunan di kawasan perencanaandirencanakan untuk pengembangan bangunan yangmemenuhi persyaratan bangunan yang memberikankenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan pengelola.

(2) Persyaratan bangunan yang harus dipenuhi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:a. persyaratan kesehatan;b. persyaratan kenyamanan;danc. persyaratan struktur bangunan.

(3) Persyaratan kesehatan bangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a, meliputi :a. ventilasi :

1) setiap bangunan harus memiliki ventilasi;2) ventilasi alami harus terdiri dari bukaan permanen,

jendela, pintu atau sarana lainnya yang dapat dibukasesuai dengan standar teknis yang berlaku;

3) luas ventilasi alami diperhitungkan minimal seluas 5% (lima perseratus) dari luas lantai ruangan yangdiventilasi;

4) sistem ventilasi buatan harus diberikan jika ventilasialami yang ada tidak memenuhi persyaratan.Penempatan fan pada ventilasi buatan harusmemungkinkan pelepasan udara secara maksimaldan masuknya udara segar, atau sebaliknya;

5) bilamana digunakan ventilasi buatan, sistem tersebutharus bekerja terus menerus selama ruang tersebutdihuni; dan

6) penggunaan ventilasi buatan harusmemperhitungkan besarnya pertukaran udara yangdisarankan untuk berbagai fungsi ruang dalambangunan gedung sesuai pedoman dan standar

Page 28: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 28

teknis yang berlaku.b. Pencahayaan;

1) setiap bangunan harus memiliki pencahayaan alamidan/atau buatan sesuai dengan fungsinya;

2) penerangan alami dapat diberikan pada siang hariuntuk rumah dan gedung;

3) untuk penerangan malam hari digunakanpenerangan buatan;dan

4) perencanaan sistem pencahayaan diarahkan denganmenggunakan lampu hemat energi denganmenggunakan kebutuhan dan mempertimbangkanupaya konservasi energi pada bangunan gedung.

(4) Persyaratan kenyamananbangunan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, meliputi :a. Sirkulasi Udara ;

1) setiap bangunan diharuskan untuk memberikanpengaturan udara untuk menjaga suhu udara dankelembaban ruang; dan

2) sistem sirkulasi udara ini bisa diarahkan untukdilakukan di dinding dan atap bangunan.

b. Pandangan ;1) perletakan dan penataan elemen-elemen alam dan

buatan pada bagian bangunan mau pun ruangluarnya untuk tujuan melindungi hak pribadi; dan

2) perletakan bukaan pada bagian-bagian persimpanganjalan agar pengguna jalan saling dapat melihatsebelum tiba pada persimpangan.

c. Kebisingan ;1) konservasi pohon dan tanaman dengan daun lebat,

atau elemen buatan berupa pagar yang tidakmerusak alam dapat mengurangi kebisingan yangditerima oleh penghuni di dalam bangunan terutamapada zona eco hotel dan resort; dan

2) perletakan elemen-elemen alam dan buatan untukmengurangi/meredam kebisingan yang datang dariluar bangunan dan luar lingkungan.

d. Getaran ;1) penggunaan material dan sistem konstruksi

bangunan untuk meredam getaran yang datang daribangunan lain dan dari luar lingkungan; dan

2) bangunan-bangunan konstruksinya harusmemperhitungkan bahaya getaran terhadapkerusakan konstruksi dan elemen bangunan.

(5) Persyaratan struktur bangunan bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi :a. Struktur Landed House ;

1) faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihansistem struktur atas adalah sebagai berikut :a) aspek arsitektural;

Page 29: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 29

b) aspek fungsional;c) aspek kekuatan dan stabilitas struktur;d) aspek ekonomi dan kemudahan pelaksanaan; dane) faktor kemampuan struktur dalam

mengakomodasi sistem layanan bangunan.2) dalam perencanaan struktur beton bertulang kiranya

perlu diperhatikan adanya detail tulangan dansambungan yang baik dan benar.

3) jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi dangkaldan continuous footing batu kali, dengan persyaratansebagai berikut :a) kekuatan dan kapasitas daya dukung; danb) deformasi/penurunan (batas-batas yang

dipersyaratkan dalam struktur).b. Struktur Rumah di Atas Rawa dan di atas Air

1) faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihansistem struktur atas adalah sebagai berikut :a) aspek arsitektural;b) aspek fungsional;c) aspek kekuatan dan stabilitas struktur;d) aspek ekonomi dan kemudahan pelaksanaan; dane) faktor kemampuan struktur dalam

mengakomodasi sistem layanan bangunan.2) struktur rumah panggung digunakan untuk

mengantisipasi banjir akibat pasang surut; dan3) persyaratan pondasi tiang kayu bangunan yang

digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :Uraian Persyaratan

Diameter 8cm s/d 15cmPanjang 3,50m s/d 6,0mKelurusan Cukup lurus, tidak

bercabang dan tidakbengkok

Tegangan Minimum kelas KuatIII untuk mutu APKKI1973

Kekuatan Minimum kelas Kuat IIPKKI 1973

c. Pelantar ;1) alternatif jenis pondasi yang digunakan untuk

pelantar di daerah rawa:a) Tiang kayu; terutama untuk daerah yang banyak

hutan kayu karena mudah untuk memperolehbatang kayu yang panjang dan lurus dengandiameter cukup besar.

b) Kolom beton; material ini relatif mahal dan prosespelaksanaan lebih lama.- Lantai pelantar diutamakan yang ringan seperti

lantai dari kayu papan, karena hanya menahanbeban orang.

Page 30: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 30

d. Jembatan;- Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah sebagai

berikut : Bentuk geometrik jalan. Kemampuan daya dukung tanah bawah. Beban yang bekerja diatas jembatan.

- Alternatif struktur atas jembatan sangat ditentukanoleh beban yang melintas diatas jembatan Jembatan rangka baja; sesuai dengan kelas jalan

Pelaksanaan relatif lama ; terutama untuk betonyang dicor ditempat (cast in place). Bahan aditif bisaditambahkan untuk mempercepat prosespengeringan beton

Jembatan beton bertulang; sesuai dengan kelas jalanPelaksanaan cepat; dengan system pabrikasi off site,waktu dan mutu bisa dijamin lebih terkendali

Jembatan kayu; beban yang melintas maksimaladalah kendaran roda 2Pelaksanaan relatif cepat dan harus memperhatikansistem sambungan antara batang kayu jembatan.

- Pondasi jembatan yang digunakan : Jembatan rangka baja; menggunakan pondasi dalam

(tiang pancang, minipile, sumuran) Jembatan beton bertulang; menggunakan pondasi

dalam (tiang pancang, minipile, sumuran) Jembatan kayu; menggunakan pondasi

tiang/perancah kayu

Persyaratan Kesehatansebagaimana dimaksudpada ayat (2)

Persyaratan

Diameter 8cm s/d 15cmPanjang 3,50m s/d 6,0mKelurusan Cukup lurus, tidak

bercabang dan tidakbengkok

Tegangan Minimum kelas Kuat IIIuntuk mutu A PKKI1973

Kekuatan Minimum kelas Kuat II PKKI1973

e. Pelantar- Alternatif jenis pondasi yang digunakan untuk pelantar

di daerah rawa: Tiang kayu; terutama untuk daerah yang banyak

hutan kayu karena mudah untuk memperolehbatang kayu yang panjang dan lurus dengandiameter cukup besar.

Kolom beton; material ini relatif mahal dan prosespelaksanaan lebih lama.

- Lantai pelantar diutamakan yang ringan seperti lantai

Page 31: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 31

dari kayu papan, karena hanya menahan beban orang.f. Jembatan

- Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah sebagaiberikut : Bentuk geometrik jalan. Kemampuan daya dukung tanah bawah. Beban yang bekerja diatas jembatan.

- Alternatif struktur atas jembatan sangat ditentukanoleh beban yang melintas diatas jembatan Jembatan rangka baja; sesuai dengan kelas jalan

Pelaksanaan relatif lama ; terutama untuk betonyang dicor ditempat (cast in place). Bahan aditif bisaditambahkan untuk mempercepat prosespengeringan beton.

Jembatan beton bertulang; sesuai dengan kelasjalanPelaksanaan cepat; dengan system pabrikasi off site,waktu dan mutu bisa dijamin lebih terkendali.

Jembatan kayu; beban yang melintas maksimaladalah kendaran roda 2Pelaksanaan relatif cepat dan harus memperhatikansistem sambungan antara batang kayu jembatan.

- Pondasi jembatan yang digunakan : Jembatan rangka baja; menggunakan pondasi

dalam (tiang pancang, minipile, sumuran) Jembatan beton bertulang; menggunakan pondasi

dalam (tiang pancang, minipile, sumuran) Jembatan kayu; menggunakan pondasi

tiang/perancah kayu

Bagian KeenamRencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Pasal 26

(1) Sirkulasi pada kawasan perencanaan harus membedakandengan tegas sirkulasi untuk kendaraan dan sirkulasi pejalankaki.

(2) Sirkulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap dalamsatu sistem yang integratif antara sirkulasi internal daneksternal bangunan, antara pemakai (pelaku kegiatan) dansarana transportasinya yang mempertemukan antarakeduanya (pemakai dan alat transportasi) ada pada tempatparkir.

(3) Sirkulasi lalu lintas di kawasan perencanaanmeliputi jalanentrance BLK dan PNPM dengan lebar jalan 6 (enam) meteruntuk 2 (dua) arah, tanpa median jalan dan jalur pedestrian 3(tiga) meter di kedua sisinya.

(4) Jalan utama kawasan meliputi jalan poros tengah denganlebar 6 (enam) meter, tanpa median untuk 2 (dua) arahdengan jalur pedestrian selebar ± 2,3 (dua koma tiga) meter di

Page 32: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 32

kedua sisinya dan jalan loop dengan lebar 6 (enam) meter,tanpa median untuk 1 (satu) arah dengan jalur pedestrianselebar ± 2,3 (dua koma tiga) meter di kedua sisinya.

(5) Sirkulasi jalur kendaraan pribadi atau mobil dapat melaluijalan utama kawasan yang disediakan yaitu jalan loop danjalan poros tengah untuk mencapai tujuan dengan tetapmemperhatikan rambu-rambu lalu-lintas dan kelengkapankendaraan.

(6) Kendaraan pribadi dapat ditempatkan di area parkir yangterdapat di main entrance dan side entrance dan selanjutnyamenggunakan moda transportasi lainnya yang sudahdisediakan menuju zona-zona kawasan.

(7) Sirkulasi mobil elektrik dapat melalui semua jalan kawasanhingga jalan yang menuju masing-masing zona.

(8) Sirkulasi sepeda dan kuda dapat melalui jalan utamakawasan yaitu jalan loop dan jalan poros tengah.

(9) Sirkulasi perahu dapat mengakses jalur perairan kawasandengan satu arah.

(10) Sirkulasi bagi pejalan kaki berada pada dua sisi jalan yangberupa jaringan pedestrian ways, dengan jalur khususpejalan kaki terdapat di poros tengah (sisi barat), jalansetapak, jalan pelantar, tree top walk.

(11) Untuk memberi kenyamanan dan keamanan bagi pelakukegiatan, jalur-jalur sirkulasi dilengkapi dengan elemen-elemen petunjuk jalan (rambu-rambu lalu-lintas), elemen-elemen pengarah, elemen perabot ruang luar serta peneduhpada fasilitas sirkulasi pejalan kaki.

Pasal 27

Jaringan jalan di kawasan perencanaan diatur sebagai berikut :a. Jalan entrance BLK dan PNPM, jaringan jalan untuk sistem

pergerakan kendaraan direncanakan lebar jalan 6 (enam)meter untuk 2 (dua) arah, tanpa median jalan dan jalurpedestrian 3 (tiga) meter di kedua sisinya;

b. Jalan loop, jaringan jalan untuk sistem pergerakan kendaraandirencanakan dengan lebar 6 (enam) meter, tanpa medianuntuk 1 (satu) arah dengan jalur pedestrian selebar ± 2,3 meterdi kedua sisinya;

c. Jalan Poros tengah, jaringan jalan untuk sistem pergerakankendaraan direncanakan dengan lebar 6 (enam) meter, tanpamedian untuk 2 (dua) arah dengan jalur pedestrian selebar ±2,3 meter di kedua sisinya;

d. Jalan pedestrian (poros timur-barat), jaringan jalan untuksistem pergerakan pejalan kaki dan mobil elektrikdirencanakan dengan lebar 4 (empat) meter;

e. Jalan setapak, jaringan jalan untuk sistem pergerakan pejalankaki untuk melayani zona penelitian, hotel dan cottage denganlebar 4-5 meter;

f. Jalan pelantar, jaringan jalan elevated untuk sistempergerakan pejalan kaki untuk melayani zona hotel, cottagedengan lebar ± 1 meter; dan

g. Tree top walk, jaringan jalan elevated untuk sistem pergerakanpejalan kaki dengan lebar 3 meter dilengkapi dengan beberapaposko tree top walk.

Page 33: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 33

Pasal 28

(1) Jalur pejalan kaki harus menerus sepanjang jalan utamakawasan yang meliputi jalan loop dan poros tengah.

(2) Jalur pedestrian di kawasan perencanaan direncanakandapat dilalui oleh penyandang cacat sehingga penggunaantangga diganti atau dilengkapi dengan rampdengankemiringan di bawah 80% (delapan puluh per seratus).

(3) Jalur pejalan kaki harus diteduhi oleh deretan pohonpeneduh di sepanjang jalan dengan ketentuan bahan materialtidak licin, dapat menyerap air, mudah perawatan, kuatdengan motif dan pola yang sesuai dengan nuansa lokal danjuga didukung dengan fasilitas-fasilitas perabot jalan yangmendukung kegiatan pedestrian seperti kursi, dan tempatsampah.

(4) Jalur pejalan kaki pada Kawasan Sijuk ini dirancang dalambentuk:a. jalur pejalan kaki sisi jalan (trotoar) dengan ketentuan

ukuran:1. trotoar dengan lebar 3 (tiga) meter meliputi jalan

entrance BLK dan PNPM; dan2. trotoar dengan lebar 2,3 meter meliputi jalan loop dan

jalan poros tengahb. jalur pejalan kaki (pedestrian way) khusus dengan

ketentuan ukuran :1. jalan pedestrian (poros timur-barat) dengan lebar 4

(empat) meter;2. jalan setapak dengan lebar 4-5 meter melayani zona

penelitian, hotel dan resort;3. jalan pelantar dengan lebar 1 (satu) meter melayani

hotel dan cottage; dan4. tree top walk dengan lebar 3 (tiga) meter yang

mengelilingi kawasan.

Pasal 29(1) Penataan sistem parkir di kawasan direncanakan dengan

penempatan kendaraan pribadi di area parkir yang sudahdisediakan yang berada di main entrance dan side entrance.

(2) Area parkir kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)direncanakan di ruang terbuka.

(3) Pelataran parkir di area terbukaharus menggunakan materialyang dapat menyerap air (impervious cover) dan dilengkapidengan tata vegetasi yang teduh.

Bagian KetujuhSistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan

Pasal 30

(1) Pada tahap awal, sumber listrik menggunakan listrik tenagadiesel (generator set), baik untuk keperluan peneranganbangunan maupun penerangan jalan dengan menggunakanjaringan distribusi kabel udara di sepanjang tepi jalanmaupun yang menyeberangi jalan dengan ketentuan

Page 34: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 34

mempunyai ketinggian minimum 5 (lima) meter di ataspermukaan jalan.

(2) Dalam jangka panjang, direncanakan menggunakan sumberlistrik dari PLN dan listrik tenaga surya dengan menggunakanjaringan distribusi di bawah tanah (underground).

(3) Untuk mempermudah pemeliharaan kabel bawah tanahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) bisa menggunakan shaftkhusus agar tidak sering kali melakukan penggalian danpengurukan yang cukup mengganggu lalu lintas dan keadaanlingkungan yang direncanakan dengan kedalaman 1 (satu)meter mengikuti jaringan jalan yang ada denganmenggunakan pipa PVC berdiameter 8” dengan manholeuntuksetiap jarak 20 (dua puluh) meter.

Pasal 31

(1) Penataan jaringan air bersih di kawasan perencanaanpadatahap awal, diarahkan kepada pembuatan deep well (sumurdalam) dengan jaringan distribusi air dari deep well dialirkanke ground water tank kemudian ke tower air dandidistribusikan ke unit-unit bangunan.

(2) Untuk rencana jangka panjang pengembangan diarahkankepada peningkatan fungsi rawa sebagai sumber air bersih,dengan pembuatan embung dan long storage.

(3) Jaringan distribusi dari sumber air sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dialirkan menuju IPA (Instalasi Pengolahan Air)kemudian didistribusikan ke masing-masing zona.

(4) Guna menjaga dan meminimalkan gangguan pada jaringandistribusi sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2)penempatanjaringan perpipaan air bersih tidak berada dalamderetan yang sama dengan jaringan listrik dan telepon yangmenggunakan jaringan kabel tanah.

Pasal 32

(1) Pelayanan telekomunikasi diarahkan pada tahap awalmenggunakan fasilitas telekomunikasi selular.

(2) Untuk tahap jangka panjang, jika memungkinkanmenggunakan jaringan bersumber dari Telkom dan BTS (BaseTransceiver Station) selular yang tingkat pelayanannyadisesuaikan dengan ketersediaan jaringan yang ada dikawasan dimaksud.

(3) Jaringan kabel telepon menggunakan jaringan kabel bawahtanah.

(4) Jaringan kabel telepon bawah tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (3) direncanakan mengikuti rute sisi jalan gunamencapai pelanggan.

(5) Penempatan jaringan kabel telepon sebagaimana dimaksudpada ayat (3) direncanakan secara terpadu bersamaan dengankabel listrik di dalam pipa PVC berdiameter 8” denganmanholeuntuk setiap 20 (dua puluh) m.

Pasal 33(1) Sampah dikumpulkan dari bin/tempat sampah dengan

kapasitas 0,12 (nol koma dua belas) m3 yang berasal darisumbernya (rumah tangga, pasar, fasiltias umum dan jalan)

Page 35: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 35

menggunakan gerobak dengan kapasitas 1 (satu) m3 dandikumpulkan dalam bak sampah/transito container, yangdiletakkan dengan radius 400-500 m. Sistem organisasi danmanajemen pada tahap ini dikelola oleh internal kawasanSijuk.

(2) Dari container, sampah kemudian diangkut ke TempatPembuangan Sementara (TPS) atau transfer depo dengankapasitas 6 (enam) m3.

(3) Sistem organisasi dan manajemen pengelolaan sampah padatahapsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)dikelola secara internal kawasan Sijuk.

(4) Dari TPS sampah kemudian dibawa ke Tempat PembuanganAkhir (TPA), yang pengelolaannya dikelola oleh pemerintahdaerah.

Pasal 34

(1) Rencana pembuatan saluran-saluran drainase harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut:a. di dalam tiap-tiap bangunan harus menyediakan saluran-

saluran pembuangan air hujan;b. saluran-saluran sebagaimana dimaksud pada huruf a,

harus cukup besar dan cukup mempunyai kemiringanuntuk dapat mengalirkan air hujan dengan baik;

c. air hujan yang jatuh diatas atap harus segera dapatdisalurkan di atas permukaan tanah dengan pipa-pipaatau dengan bahan lain dengan jarak antara sebesar-besarnya 25 (dua puluh lima) meter;

d. curahan hujan yang langsung dari atas atap atau pipatalang bangunan tidak boleh jatuh keluar pekarangan danharus dialirkan ke bak peresapan pada kapling bangunanbersangkutan, dan selebihnya kesaluran umum kota;

e. pemasangan dan perletakan pipa-pipa dilakukansedemikian rupa sehingga tidak akan mengurangikekuatan dan tekanan bangunan;

f. bagian-bagian pipa harus dicegah dari kemungkinantersumbat kotoran; dan

g. pipa-pipa saluran tidak diperkenankan dimasukkan kedalam lubang lift.

(2) Sistem jaringan drainase di kawasan perencanaandirencanakan menggunakan pola aliran gravitasi yang secaradetail ditetapkan sebagai berikut :a. sebagai penampung utama aliran air di kawasan

perencanaan adalah embung dan sungai buatan (longstorage);

b. aliran air limbah dan air hujan dialirkan ke salurandrainase yang kemudian ditampung di wetland (lahanbasah buatan) untuk dilakukan proses penjernihansebelum menuju penampungan utama aliran air; dan

c. pada kawasan perencanaan direncanakan menggunakansaluran terbuka atau tertutup di sepanjang jalan kawasanSijuk dengan tinggi jagaan 0.3 m dan lebar sebesar 0.5 mdan dilengkapi dengan bak kontrol atau bukaan yangsewaktu-waktu dapat dibuka dengan jarak setiap 50 (limapuluh) meter.

Page 36: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 36

Pasal 35

(1) Air limbah di kawasan perencanaan diklasifikasikan terdiriatas :a. air limbah manusia;danb. air limbah hewan.

(2) Air limbah manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, dapat berupa air buangan dari aktivitas manusiaseperti air buangan dari dapur, air bekas cucian serta berasaldari kotoran manusia (tinja).

(3) Sistem pengelolaanAir limbah manusia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, direncanakan denganpenampungan bioseptictank komunal, yang kemudiandilakukan proses sedimentasi dan dialirkan ke wetlandsebelum ke penampungan air utama.

(4) Air limbah hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb, direncanakan dikumpulkan di tempat penampungan yangkemudian dicomposting menjadi pupuk.

Pasal 36

(1) Setiap bangunan gedung harus dilindungi terhadap bahayakebakaran dengan sistem proteksi aktif dan sistem proteksipasif terhadap bahaya kebakaran.

(2) Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dengan sistemproteksi pasif meliputi kemampuan stabilitas struktur danelemennya, konstruksi tahan api, kompartemenisasi danpemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untukmenahan dan membatasi kecepatan menjalarnya api danasap kebakaran.

(3) Sistem proteksi aktif yang merupakan proteksi terhadap hartamilik terhadap bahaya kebakaran berbasis pada penyediaanperalatan yang dapat bekerja baik secara otomatis maupunsecara manual, digunakan oleh penghuni atau petugaspemadam dalam melaksanakan operasi pemadaman.

(4) Setiap zona kawasan harus direncanakan sedemikian rupasehingga tersedia sumber air berupa hidrant halaman,sumur kebakaran atau reservoir air dan saranakomunikasi umum yang memudahkan instansi pemadamkebakaran untuk menggunakannya, sehingga setiap rumahdan bangunan gedung dapat dijangkau oleh pancaran airunit pemadam kebakaran dari jalan di lingkungannya, sertauntuk memudahkan penyampaian informasi kebakaran.

(5) Untuk melakukan proteksi terhadap meluasnya kebakarandan memudahkan operasi pemadaman, maka di dalamlingkungan bangunan gedung harus tersedia jalanlingkungan dengan perkerasan agar dapat dilalui olehkendaraan pemadam kebakaran.

Bagian KedelapanRuang Terbuka dan Tata Hijau

Pasal 37

Ruang Terbuka, terdiri dari :a. ruang terbuka yang ada antara lain square, area parkir (ruang

Page 37: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 37

terbuka berperkerasan atau impervious cover), lawn (ruangterbuka berumput yang luas), camping ground dan taman;

b. Soft & hard material, yang meliputi :1. Square dan area parkir dianjurkan menggunakan hard

material yang rustic/kasar tetapi tetap menyerap air.Jalan dan square dapat dibingkai pepohonan secarafiguratif dan dilengkapi dengan perabot jalan yang tidakmenganggu pejalan kaki.

2. Lawn, camping grounddan taman dianjurkanmenggunakan soft material seperti tanaman rambat ataurumput, dilengkapi dengan perabot jalan dan dibingkaipepohonan.

c. Pile ruang terbuka sebaiknya hampir rata dengan trotoarpedestrian dan jalan utama, bila berada di kemiringantopografi didesain dengan ramp maksimal 7% (tujuhperseratus).

Pasal 38

Tata Hijau dan Bentang Alam, dengan kriteria sebagai berikut :a. sebaiknya tidak menghilangkan karakter bentang alam

setempat (perbukitan, hutan rawa gambut, pantai, batu-batuan dan lautan) dan melestarikan tanaman setempat;

b. dianjurkan untuk menanami pohon dan tanaman hutan rawagambut, pantai dan tropis, pohon besar, pohon pengarah,pohon berbunga dan artistik, perdu hijau dan berbunga,tanaman rambat hijau dan berbunga, serta rumput;

c. perlu mempertimbangkan kemudahan pertumbuhan danperawatan; dan

d. penanaman pohon dan tanaman dapat berpola figuratif,abstrak, tropis/campuran, bergerombol, membentuk titik ditengah lapang, atau lainnya.

Bagian KesembilanTata Informasi dan Wajah Jalan

Pasal 39

(1) Penunjuk nama jalan pada kawasan perencanaan diharuskanditempatkan pada setiap ujung jalan yang terdapat padakawasan perencanaan dengan bentuk yang mencirikankarakter lokal.

(2) Rambu pertandaan jalan maupun rambu untuk jalurpenyelamatan bencana diarahkan terletak pada kawasanyang mudah terlihat, kuat, dan terpelihara.

(3) Tanda-tanda dalam sebuah kawasan dimaksudkan agarpengunjung mengenal kawasan tersebut dan petunjuk bagipengunjung yang baru mengenal tempat tersebut.

(4) Pemasangan dan penempatan rambu jalan dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Penataan reklame pada kawasan perencanaan diarahkandengan ketentuan sebagai berikut :

Page 38: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 38

a. kepentingan penempatan harus mengupayakankeseimbangan, keterkaitan dan keterpaduan dengansemua jenis elemen pembentuk wajah jalan atau perabotjalan lain dalam hal fungsi, estetis dan sosial.

b. penempatan reklame dilakukan hanya pada titik-titiktertentu, tidak mengganggu dan menutupi keberadaanbangunan;

c. titik pemasangan papan reklame diarahkan di sekitarpasar seni, di persimpangan, gazebo dan dapatdimanfaatkan sebagai bidang reklame sesuai denganarahan titik pemasangannya;

d. penempatan reklame harus menciptaan karakterlingkungan kawasan; dan

e. materi reklame komersial yang diperbolehkan, harussesuai visi pengembangan Kawasan Sijuk terwujudnyaalternatif kawasan wisata Peat Swamp Forest Park.

Pasal 40

Wajah jalan pada kawasan perencanaan dibentuk dengan:a. peletakan vegetasi peneduh pada jalur pedestrian;b. peletakan pencahayaan buatan harus mempunyai jarak setiap

titik lampu sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter, sesuaikebutuhan jenis ruang terbuka hijau dan jenis jalan;

c. pencahayaan buatan di ruang terbuka hijau harusmemperhatikan karakter lingkungan, fungsi, dan arsitekturbangunan, estetika amenity dan komponen promosi; dan

d. pembentukan jalur pedestrian dengan permukaan jalur yangnyaman untuk berjalan bagi pejalan kaki maupun penyandangcacat.

Pasal 41

Penataan street furniture di kawasan perencanaan, meliputi:a. gazebo/tempat duduk beratap, sitting group/tempat duduk,

lampu pedestrian, lampu taman, lampu jalan, penanda jalan,papan informasi, papan pengarah jalan, papan namabangunan dan kawasan, tempat sampah, hydrant dan lainnya;

b. letak perabot jalan di lokasi strategis dan mudah dijangkaudari berbagai arah ditentukan :1. pada jalur utama dilengkapi lampu jalan (jarak ± 50

m/unit), jalur pedestrian dilengkapi lampu pedestrian(jarak ± 10 m/unit), taman dan ruang terbuka dilengkapilampu taman;

2. sitting group atau gazebo, tempat sampah dan hydrantsebaiknya dialokasikan di ruang terbuka publik, tamandan jalur pedestrian dengan jarak setidaknya ±100m/unit; dan

3. peletakan TPS/tempat pembuangan sampah akhir tidakboleh mengganggu kepentingan umum.

c. material perabot jalan diarahkan bersifat natural, mudahperawatannya dan awet.

Page 39: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 39

Bagian Kesebelas

Mitigasi Bencana

Pasal 42

(1) Peringatan Dini dan Kesadaran Warga (Early Warning Systemand Community Awarness), meliputi :a. Sistem Peringatan Dini di kawasan perencanaan,

direncanakan menggunakan sistem yang terintegrasiuntuk kawasan yang lebih luas (Kecamatan-Kota); dan

b. Peningkatan Kesadaran warga dibentuk melalui jalurpendidikan formal maupun informal (penyuluhanmasyarakat,dll) serta pelatihan.

(2) Rencana Jalur dan Arah Penyelamatan (Evacuation/EscapeRoutes), terdiri dari :a. Jalur Evakuasi/Penyelamatan, menggunakan jaringan

jalan yang ada; danb. Arah Evakuasi/Penyelamatan, menuju Area

Penyelamatan/Escape Area yang terdiri dari bangunanpenyelamatan untuk menampung korban bencana alamyang dapat diterapkan pada kawasan perencanaanberupa/berbentuk ruang terbuka/taman kota (EscapeArea), maupun gedung penyelamatan (Escape Building)seperti fasilitas peribadatan, gedung penelitian dangedung-gedung lainnya.

(3) Rencana Area Bangunan Penyelamatan yang direncanakanberupa/berbentuk ruang terbuka/taman kota maupungedung penyelamatan seperti fasilitas peribadatan, gedungpenelitian dan gedung-gedung lainnya, namun desainbangunan tersebut harus memiliki kekuatan struktural yanghandal sebagai gedung super kuat (very strong buildings) yangtahan bencana alam.

(4) Dalam hal adanya kerusakan bangunan gedung akibatbencana seperti kebakaran, banjir dan/atau bencana lainnyaatau adanya laporan masyarakat terhadap bangunan gedungyang diindikasikan membahayakan keselamatan masyarakatdan lingkungan sekitarnya, maka Penerbitan Sertifikat LaikFungi (SLF) bangunan gedung harus segera dilaksanakan.

BAB VRENCANA INVESTASI

Pasal 43

(1) Kegiatan pelaksanaan Rencana Tata Bangunan danLingkungan kawasan Sijuk dilakukan oleh PemerintahKabupaten Belitung, Pemerintah Povinsi Kepulauan BangkaBelitung, dan masyarakat Kabupaten Belitung.

(2) Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh PemerintahKabupaten Belitung dan Pemerintah Povinsi KepulauanBangka Belitungsebagaimana dimaksud padaayat (1), harus

Page 40: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 40

mengacu pada panduan Tata Bangunan dan Lingkunganyang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung.

(3) Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakatsebagaimana dimaksud padaayat (1), melalui pembangunanfisik bangunan di dalam lahan yang dikuasainya, termasukpembangunan ruang terbuka hijau, ruang terbuka, dansirkulasi pejalan kaki dengan tetap mengacu pada syarat danketentuan berlaku.

Pasal 44

Skenario rencana investasi yang akan dilakukan di kawasanperencanaan mencangkup 5 (lima) tahapan :a. Tahap I:

Pembentukan struktur kawasan dengan membuat danau dansungai yang berfungsi sebagai embung, jalan masuk dariTanjung Kelayang dan Jalan Kabupaten (tourism main road),jalan loop dan jalan poros.Sarana penunjang juga mulai dikerjakan untuk melakukan awareness kepada wisatawandengan membangun pusat informasi, gerbang kawasan danarea parkir sebagai sarana penunjang.Pasar Seni jugadilaksanakan pada tahap ini sebagai daya tarik awal kegiatanwisata;

b. Tahap II:Masih dalam rangka melakukan awareness, pembangunansarana dan prasarana untuk wisata kawasan, terutamafasilitas wisata restoran, toko souvenir dan termasuk fasilitas-fasilitas yang belum terdapat di kawasan perencanaan sepertijaringan air bersih, pengelolaan persampahan, TPS danlampu penerangan;

c. Tahap III:Peningkatan kualitas lingkungan kawasan untuk mendukungfungsi ruang dengan pemeliharaan, peningkatan danpembangunan sarana dan prasarana yang mendukung fungsiwisata yaitu museum kupu-kupu, crocodile breeding, gazebo,kolam pasir, kolam keceh dan sitting group sertainfrastrukturnya;

d. Tahap IV:Pada tahap ini kawasan Sijuk sudah menjadi alternatif wisataselain wisata yang sudah ada yaitu pantai. Untuk melengkapifasilitas wisata yang ada dibangun gedung pendidikan,penelitian dan minapolitan, tree top walk dan posko sertainfrastruktur. Eco Hotel dan Resort mulai dikerjakan padatahap ini sebagai sarana akomodasi bagi wisatawan yangingin menginap; dan

e. Tahap V:Tahap akhir melengkapi kebutuhan sarana akomodasi yaituEco Hotel dan Resort serta infrastruktur.

Page 41: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 41

Pasal 45

Pemetaan pelaksanaan pembangunan kawasan Sijukdilaksanakan oleh 3 (tiga) pelaku utama, yaitu:a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;b. Lembaga Penelitian; danc. Swasta.

Gambar 5.1 Pemetaan Pembangunan

BAB VI

KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA

Bagian Kesatu

Pasal 46

(1) Adapun Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melaluibeberapa tahapan kegiatan diantaranyamelalui ;penetapanperaturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dandisinsentif, serta pengenaan sanksi.

(2) Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengaturtentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuanpengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zonaperuntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tataruang.

Page 42: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 42

(3) Izin pemanfaatan ruang pelaksanannya sesuai denganketentuan perundang-undangan bidang penataan ruangtermasuk pengenaan sanksi atas pelanggaran ketentuanperizinan.

(4) Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yangbenar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencanatata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah daerahKabupaten Belitung sesuai dengan kewenangannya.

(5) Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upayapenertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatanruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang.

(6) Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan olehPemerintah Kabupaten Belitung sesuai dengan kewenangan.Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tataruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidakmemiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidanapenjara, dan/atau sanksi pidana denda.

(7) Izin lingkungan diatur dan diterbitkan oleh PemerintahKabupaten Belitung sesuai dengan kewenangan.

(8) Pemberian insentif dimaksudkan sebagai upaya untukmemberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yangsejalan dengan rencana tata ruang, baik yang dilakukan olehmasyarakat maupun oleh pemerintah daerah. Bentuk insentiftersebut, antara lain, dapat berupa keringanan pajak,pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur),pemberian kompensasi, kemudahan prosedur perizinan, danpemberian penghargaan.

(9) Disinsentif dimaksudkan sebagai perangkat untuk mencegah,membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatanyang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang antaralain dapat berupa pengenaan pajak yang tinggi, pembatasan,penyediaan prasarana dan sarana, serta pengenaankompensasi dan penalti.

(10) Pemberian insentif dan disinsentif dalam pengendalianpemanfaatan ruang dilakukan supaya pemanfaatan ruangyang dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang yang sudahdi tetapkan.

(11) Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikanimbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan denganrencana tata ruang, berupa:a. keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang,

imbalan, sewa ruang, dan urun saham;b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur;c. kemudahan prosedur perizinan; dan/ataud. pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta

dan/atau pemerintah daerah.(12) Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah,

membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yangtidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:a. pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan

besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasidampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;dan/atau

b. pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan

Page 43: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 43

kompensasi, dan penalty.(13) Insentif dan disinsentif dalam penataan bangunan dan

lingkungan diberikan dengan tetap menghormati hakmasyarakat.

Bagian Kedua

Kajian Lingkungan Hidup

Pasal 47(1) Setiap penyelenggaraan pembangunan gedung atau

pengembangan sub kawasan yang berada pada kawasanperencanaan yang memenuhi kriteria penyusunanAMDAL/UKL/UPL harus mengikuti ketentuan dalamPeraturan Bupati ini.

(2) Setiap penyelenggaraan pembangunan gedung ataupengembangan sub kawasan yang berada pada kawasanperencanaan yang memenuhi kriteria penyusunan AMDALharus dilakukan penyusunan AMDAL/UKL/UPL sesuaiperaturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Partisipasi Masyarakat

Pasal 48

(1) Partisipasi Masyarakat dalam pemanfaatan rencana kawasanmeliputi :a. pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara berdasarkan

peraturan perundang-undangan, agama, adat, ataukebiasaan berlaku;

b. bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan denganpelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan;

c. penyelenggaraan kegiatanpembangunan berdasarkanrencana;

d. konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumberdaya alam lain untuk tercapainya pemanfaatan kawasanyang berkualitas; pemanfaatan ruang sesuai denganrencana;

e. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuaidengan rencana;

f. pemberian usulan dalam penentuan lokasi dan bantuanteknik dalam pemanfaatan ruang; dan

g. kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkankelestarian fungsi lingkungan kawasan.

(2) Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatanrencana, meliputi :a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan,

termaksud pemberian informasi atau laporan pelaksanaanpemanfaatan ruang kawasan; dan

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertibandalam kegiatan pemanfaatan ruang kawasan danpeningkatan kualitas pemanfaatan ruang kawasan.

Page 44: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 44

BAB VII

PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENGELOLAANKAWASAN

Bagian KesatuPengelola Kawasan

Pasal 49

(1) Pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.(2) Dalam melaksanakan pengelolaan kawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) pengelola mempunyai wewenangsebagai berikut :a. membawahi sub-sub pengelola masing-masing zona yang

diberikan kepada pihak ketiga, baik swasta maupunlembaga lain;

b. mengatur dan mengawasi supaya kegiatanpengembangan kawasan yang dilaksanakan subpengelola tetap sesuai pada guidelines yang sudah disahkan; dan

c. melakukan review perencanaan pada jangka waktutertentu supaya kegiatan pengembangan kawasan tetapsesuai dengan perkembangan kondisi terkini.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 50

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka :

a. pembangunan yang telah ada di kawasan pariwisata TanjungKelayang Desa Keciput dan kawasan pariwisata Desa TanjungBinga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)dikecualikan dari ketentuan Rencana Tata Bangunan danLingkungan berdasarkan Peraturan Bupati ini.

b. rencana kegiatan pembangunan di kawasanpariwisata TanjungKelayang Desa Keciput dan kawasan pariwisata Desa TanjungBinga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) yangakandibangun pelaksanaannya disesuaikan dengan Rencana TataBangunan dan Lingkungan berdasarkan Peraturan Bupati ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 51

Ketentuan pelaksanaan sebagai penjabaran dari Peraturan Bupatiini, diatur lebih lanjut oleh Bupati sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan paling lama 1 (satu) tahun sejak berlakunyaPeraturan Bupati ini.

Page 45: BUPATI BELITUNGjdih.belitungkab.go.id/files_peraturan/daerah/... · RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KAWASAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

C:\Users\User\AppData\Local\Temp\01-PERBUP RTBL KEC. SIJUK KABUPATEN BELITUNG - FINAL_89A3C.docx 45