Bulletin78 16-19 Oktober 2004

8
PASKIBRAKA78 Jakarta Information Center Edisi No. 16 18, Oktober Desember 2004 Diterbitkan untuk menggalang kembali rasa persaudaraan (brotherhood) sesama teman seangkatan, bukan untuk tujuan- tujuan lain. Sebagian atau seluruh isi buletin ini dapat dikutip/ diperbanyak atau dibagikan kepada Purna Paskibraka angkatan lain bila dianggap perlu. Harapan kami, buletin sederhana ini juga dapat menjadi me- dia komunikasi antar Purna Paskibraka meski ruang gerak dan edarnya sangat terbatas. Paling tidak, bisa menjadi salah satu alternatif sebelum ada media komunikasi lain yang mungkin nantinya dapat dilahirkan. Dikelola oleh Purna Paskibraka 1978 yang ada di Jadebotabek: l Budihardjo Winarno (Yogya) l Syaiful Azram (Sumut) l Arita Sudradjat (Jabar) l Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim) l Tatiana Shinta Insamodra (Lampung) l Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar) l Saraswati (Jakarta) l Amir Mansur (Jakarta) l I Gde Amithaba (Bali) l Sambusir (Sumsel) l Budi Saddewo (Jateng) l Halidja Husein (Maluku) lYadi Mulyadi (Jabar) l M. Ilham Radjoeni Rauf (Sultra) l Surat-surat dapat dialamatkan ke: SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V) Blok E4 No. 1 Depok 16415, atau melalui : e-mail : [email protected] Buat Mereka yang Terlalu Lelah M emang terlalu sulit. Entah dari mana saya harus memulai untuk membuka lembaran awal buletin ini. Kata-kata terlalu sulit diucapkan, dan waktu pun sudah terlalu lama terlewat. Saya bongkar arsip buletin terakhir yang pernah kita terbitkan. Ya Tuhan! Saya mene- mukannya bernomor 12-15, edisi Agustus–November 1994. Itu berarti sepuluh tahun yang lalu. Dan itu berarti, sudah 10 tahun pula kita membiarkan buletin ini tertidur. Saya masih ingat, di hari-hari awal tahun 1995 kita disibukkan dengan Munas PPI di Bandung (yang akhirnya membuat kita kece- wa). Akibatnya, kita terlalu sibuk menyumbangkan pikiran dan melupakan buletin ini. Entah angin mana yang mendorong, tiba-tiba Budi Winarno muncul pula di hadapan saya pada suatu hari Minggu di bulan Oktober lalu. Pikiran apa yang merasuk sehingga dia mau menemui sobatnya, saya pun tak tahu. Yang pasti, ham- pir dengan semangatnya yang seperti dulu, dia bercerita pan- jang. Pikirannya terlihat meluncur jauh meninggalkan kata- katanya yang sedang terucap. Semuanya tentang Paskibraka dan tentang kita ”78”. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saya sambar, tangkap lalu mulai kami kerjakan. Banyak sekali ternyata agenda kita yang terbengkalai. Bukan cuma soal silaturahmi kita yang kurang lancar, tapi juga soal amanat para pembina kita yang belum terlaksana. Sementara, orang yang paling kita hormati, Kak Husain Mutahar, telah mendahului kita kembali kepada Al Khalik pada bulan Juni 2004. Tanpa memberitahu atau mengajak kalian semua, saya dan Budi segera bergegas. Kami berdua menemui Kak Idik Sulaeman dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang apa yang belum kita ketahui. Sementara Budi menghubungi Kak Dharminto dan Bunda Boenakim, untuk mendapatkan kembali semangat yang hampir padam. Dari ketiga orang yang sudah terlalu lelah di blantika Paskibraka itu —Kak Idik, Kak Dhar dan Bunda Boen— ternyata kami masih mendapatkan lagi semangat itu. Dengan segala keterbatasan yang ada, kami berdua ingin mewujud- kan apa yang diinginkan oleh ketiga pembina kita itu, dengan dukungan teman-teman lain tentunya. Bagi kami, para pembina kita adalah guru yang mempunyai segudang ilmu. Tak ada ilmu yang dapat diwariskan kepada anak cucu tanpa mengajarkannya langsung kepada mereka. Tapi masih ada cara lain untuk mengabadikan ilmu itu, yakni melalui buku. Karena itulah, kami berniat akan menyempur- nakan buku tentang Paskibraka yang sudah ada dengan bahan yang lebih lengkap. Memang sangat sulit, tapi itulah tantangannya. Tahap pertama, kami sepakat untuk menerbitkan buletin ini lagi. Harapannya hanya satu, kalian dapat mendukung rencana kami, sebelum semuanya tiada lagi. n Syaiful Azram Kak Idik & Ibu, Bunda Boen, Kak Dharminto & Ibu, Kak Jusuf & Nyonya bersama Purna Paskibraka’78, pada 31 Mei 2003.

Transcript of Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Page 1: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

PASKIBRAKA�78Jakarta Information Center Edisi No. 16 �18, Oktober� Desember 2004

Diterbitkan untuk menggalang kembali rasa persaudaraan(brotherhood) sesama teman seangkatan, bukan untuk tujuan-tujuan lain. Sebagian atau seluruh isi buletin ini dapat dikutip/diperbanyak atau dibagikan kepada Purna Paskibraka angkatanlain bila dianggap perlu.

Harapan kami, buletin sederhana ini juga dapat menjadi me-dia komunikasi antar Purna Paskibraka meski ruang gerak danedarnya sangat terbatas. Paling tidak, bisa menjadi salah satualternatif sebelum ada media komunikasi lain yang mungkinnantinya dapat dilahirkan.

Dikelola oleh Purna Paskibraka 1978 yang ada di Jadebotabek:

l Budihardjo Winarno (Yogya) l Syaiful Azram (Sumut) l AritaSudradjat (Jabar) l Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim) l TatianaShinta Insamodra (Lampung) l Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar) lSaraswati (Jakarta) l Amir Mansur (Jakarta) l I Gde Amithaba (Bali)l Sambusir (Sumsel) l Budi Saddewo (Jateng) l Halidja Husein(Maluku) l Yadi Mulyadi (Jabar) l M. Ilham Radjoeni Rauf (Sultra) l

Surat-surat dapat dialamatkan ke:SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V) Blok E4No. 1 Depok 16415, atau melalui :e-mail : [email protected]

Buat Mereka yang Terlalu LelahM emang terlalu sulit. Entah dari mana saya harus

memulai untuk membuka lembaran awal buletinini. Kata-kata terlalu sulit diucapkan, dan waktu pun

sudah terlalu lama terlewat. Saya bongkar arsip buletinterakhir yang pernah kita terbitkan. Ya Tuhan! Saya mene-mukannya bernomor 12-15, edisi Agustus–November 1994.

Itu berarti sepuluh tahun yang lalu. Dan itu berarti, sudah10 tahun pula kita membiarkan buletin ini tertidur. Saya masihingat, di hari-hari awal tahun 1995 kita disibukkan denganMunas PPI di Bandung (yang akhirnya membuat kita kece-wa). Akibatnya, kita terlalu sibuk menyumbangkan pikirandan melupakan buletin ini.

Entah angin mana yang mendorong, tiba-tiba Budi Winarnomuncul pula di hadapan saya pada suatu hari Minggu dibulan Oktober lalu. Pikiran apa yang merasuk sehingga diamau menemui sobatnya, saya pun tak tahu. Yang pasti, ham-pir dengan semangatnya yang seperti dulu, dia bercerita pan-jang. Pikirannya terlihat meluncur jauh meninggalkan kata-katanya yang sedang terucap. Semuanya tentang Paskibrakadan tentang kita ”78”.

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saya sambar,tangkap lalu mulai kami kerjakan. Banyak sekali ternyataagenda kita yang terbengkalai. Bukan cuma soal silaturahmikita yang kurang lancar, tapi juga soal amanat para pembinakita yang belum terlaksana. Sementara, orang yang paling

kita hormati, Kak Husain Mutahar, telah mendahului kitakembali kepada Al Khalik pada bulan Juni 2004.

Tanpa memberitahu atau mengajak kalian semua, sayadan Budi segera bergegas. Kami berdua menemui Kak IdikSulaeman dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentangapa yang belum kita ketahui. Sementara Budi menghubungiKak Dharminto dan Bunda Boenakim, untuk mendapatkankembali semangat yang hampir padam.

Dari ketiga orang yang sudah terlalu lelah di blantikaPaskibraka itu —Kak Idik, Kak Dhar dan Bunda Boen—ternyata kami masih mendapatkan lagi semangat itu. Dengansegala keterbatasan yang ada, kami berdua ingin mewujud-kan apa yang diinginkan oleh ketiga pembina kita itu, dengandukungan teman-teman lain tentunya.

Bagi kami, para pembina kita adalah guru yang mempunyaisegudang ilmu. Tak ada ilmu yang dapat diwariskan kepadaanak cucu tanpa mengajarkannya langsung kepada mereka.Tapi masih ada cara lain untuk mengabadikan ilmu itu, yaknimelalui buku. Karena itulah, kami berniat akan menyempur-nakan buku tentang Paskibraka yang sudah ada denganbahan yang lebih lengkap. Memang sangat sulit, tapi itulahtantangannya.

Tahap pertama, kami sepakat untuk menerbitkan buletinini lagi. Harapannya hanya satu, kalian dapat mendukungrencana kami, sebelum semuanya tiada lagi. n Syaiful Azram

Kak Idik & Ibu, Bunda Boen, Kak Dharminto & Ibu, Kak Jusuf & Nyonya bersama Purna Paskibraka’78, pada 31 Mei 2003.

Page 2: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

2 Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004

Gerakannya sudah tidak selincahdulu, 22 Agustus 1978, ketika de-ngan sigap memasang film 16

mm pada proyektor. Lalu memutar filmPaskibraka untuk ditonton rame-ramedi acara perpisahan. Ketika memulaipembicaraan, kalimat pertama yangmeluncur dari bibirnya cukup pendek,”Saya sudah hampir 72 tahun.”

Kak Idik Sulaeman, memang sudahlama tidak bertemu dengan kita. Seba-gian teman-te-man, barangkalisempat ber temudengan beliau ke-tika hadir dalamacara temu ka-ngen di Bukit Sentul, 31 Mei 2003. Danfoto itu sengaja dipasang di depanbuletin ini.

Tapi itulah Kak Idik, yang meski punmengaku tua tapi masih punya ingatankuat dan dengan sabar melayani kami(Syaiful dan Budi Winarno) mengobroldi hari Sabtu siang itu. Berbagai halsempat kami bicarakan, walaupun se-potong-sepotong. Semuanya masih da-lam tahap awal untuk mendapatkankembali bagian-bagian yang hilang da-lam sejarah Paskibraka. Yang nantinyaakan kami coba untuk diabadikan da-lam sebuah buku, kalau bisa.

Setelah Kak Husain Mutahar kembalimenghadap Tuhan bulan Juni 2004,praktis hampir tidak ada lagi orang yangtahu persis ”jiwa” dan ”konsep” Paski-braka secara utuh. Sebagian besar kon-sep itu ada pada Kak Idik Sulaeman ka-

rena ia bersama Kak Mut menyusunsistem, metode bahkan sampai silabusLatihan Paskibraka. Sebagian lagi adapada Kak Dharminto yang terkenal sa-ngat ahli di lapangan, dan pada BundaBoenakim yang tidak diragukan lagikapabilitasnya di Asrama.

Menurut Kak Idik, rencana mewaris-kan ilmu ke-Paskibraka-an itu melaluibuku memang sudah menjadi keingin-annya sejak lama. Tahun 1990, ia telah

menulis buku ”Tata Upacara Benderadan Tata Krama terhadap Sang MerahPutih” bersama Kak Dharminto. Diikutidengan ”Buku Kenangan 25 TahunPaskibraka” pada tahun 1993, bersamaDrs Susanto Martodihardjo, BundaBoenakim, Kak Dhar dan Budi Winarno.

Karena itulah, ketika kami mengata-kan ingin melengkapi sejarah Paskibra-ka dan menerbitkan buku yang lebihsempurna, Kak Idik menyambutkan de-ngan gembira. Berbagai bahan bacaanyang ia miliki ia coba tawarkan kepadakami, termasuk buku ”6000 Tahun sangMerah–Putih” karangan MohammadYamin, meskipun hanya fotokopinya.

Selain dua buku yang telah diterbit-kan, sebenarnya masih ada satu lagibuku pedoman pelatihan Paskibrakayang telah diterbitkan oleh DirektoratPembinaan Generasi Muda. Buku ber-

sampul biru itu —kebetulan arsip miliksaya dan Budi terselip entah ke mana—pernah rencananya ingin diterbitkandan dilengkapi lagi.

Pihak Direktorat telah mendukungrencana penerbitan buku itu, namun ti-dak secara finansial. ”Dan konon,” kataKak Idik, ”ada seorang Purna yang ber-janji akan membantu penerbitannya.Saya diminta melengkapi bahan-bahanbuku itu dan telah lama saya siapkan.

Tapi, sampai sa-at ini si Purna itutak pernah men-ghubungi saya.”

Maka, tinggal-lah bahan-bahan

penulisan buku itu menumpuk di kamarKak Idik. Sementara si Purna —yangnamanya tidak diingat itu— tetap sajatidak muncul atau menelepon, apalagiminta maaf bila ternyata tidak dapatmenepati janjinya. Mungkin dia sudahlupa dengan ikrarnya sendiri ketika usaimenjalani latihan dulu.

Di ujung percakapan, Kak Idik mengi-ngatkan sebuah pesan Kak Mut sebe-lum meninggal, yang meminta perkum-pulan sosial Padi (Parani DharmaBhakti Indonesia) agar diteruskan. KakIdik akan melaksanakan pertemuanuntuk itu pada Juni 2005, bersamaanperingatan setahun wafatnya Kak Mut.

Sebenarnya kami masih ingin ngobrolsampai puas, tapi kami sadar Kak Idikbukanlah yang dulu lagi. Sepertinya iamembutuhkan istirahat siang dan kamipun segera undur diri. n

Dari cerita singkat pertemuankami selama dua jam denganKak Idik, tidak banyak sebe-

narnya yang diharapkan dari kita.Para pembina hanya berharap, kitadapat menyerap ilmu yang merekamiliki dan meneruskannya kepadagenerasi setelah kita. Mumpung me-reka masih ada, sebaiknya kita ber-gegas untuk melakukan sesuatu.

Dukungan dari teman-teman sa-ngat diharapkan, terutama mengatasidua masalah besar yang sampai saatini belum terpecahkan. Pertama,bagaimana mendapatkan bahan dandata untuk mewujudkan sebuah bukutentang Paskibraka yang lengkapdengan sejarahnya. Kedua, bagai-mana cara menerbitkan buku itu danbuku-buku lain yang bahannya sudahdisiapkan oleh para pembina danmasih terbengkalai sampai saat ini.

Sebagaimana disebutkan Kak Idik,

Saya Sudah Hampir 72 Tahun

Kita Butuh Bahan dan Informasi”Buku Kenangan 25 Tahun Paskibra-ka” sebenarnya ingin dijadikan se-buah buku sejarah. Namun, lemah-nya data telah mengarahkan buku itumenjadi (hanya) sebuah buku ke-nangan, bukan buku sejarah yangdapat dipertanggungjawabkan keab-sahannya.

Tugas kita sekarang adalah me-lengkapi sejarah itu dengan mencarisebanyak-banyaknya cerita tentangPaskibraka dari para Purna, mulaidari tahun 1967 sampai sekarang.Selain itu, perlu pula kisah tentangpengibaran bendera pusaka pra Pas-kibraka, minimal sejak tahun 1950sampai 1966.

Karena itu, Budi telah membuka e-mail (walaupun gratisan) yang dapatmenampung informasi atau ceritadari para Purna Paskibraka selainmelalui surat.

Tentu saja, pertama-tama yang ha-

rus dilakukan adalah mencari danmenghubungi Purna yang dapat di-minta untuk memberikan informasi,cerita atau bahan lainnya seperti foto.

Sebagai salah satu angkatan, seti-daknya kita akan bangga bila nantiada sebuah buku yang bagus tentangPaskibraka yang terbit atas jerih pa-yah kita sendiri, tapi berguna besarbagi banyak orang. Kita yakin bahwakita mampu untuk melakukan itu, me-nyebarluaskan informasi tentangPaskibraka kepada adik-adik kitacalon Paskibaka yang mungkin kelaksalah satunya adalah anak-anak kita.Konsep buku ini telah disiapkan Opul.

Tentang bagaimana cara mener-bitkannya, biarlah kita pendam dulukarena persoalannya lebih sepele,yaitu soal biaya. Bisa jadi ringan biladidukung bersama. Begitupun, bo-lehlah hal ini menjadi agenda untukpertemuan kita berikutnya. n

Page 3: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004 3

Suatu malam di bulan Oktober,Budi Winarno sempat mene-lepon dan ngobrol dengan Kak

Dharminto. Selain kangen-kangenanternyata banyak sekali unek-unekbeliau yang ingin diceritakan, tetapiagak bingung ke mana harus curhat,karena banyak anak didiknya yangsudah hilang dan tidak pernah berko-munikasi lagi dengan beliau. Maka,saat ditelepon beliau sangat senangdan meluncurlah curahan hatinya:

Budi dan teman-teman 78...Saya sekarang sudah semakin tua dan

kondisi saya sudah jauh menurun diban-ding dulu, sebab tahun 2002 saya sempatkena musibah karena jatuh dan pinggulsaya patah. Perlu perawatan cukup lamadan saya harus memakai kruk, memangcukup merepotkan kalau akan jalan ataubepergian.

Tetapi untuk saat ini sudah agak luma-yan karena sudah bisa memakai tongkatuntuk menyangga tubuh saya yang masihsakit ini. Sejak saya jatuh sakit, saya me-mang masih terlibat dalam pembinaanPaskibraka, tetapi tidak langsung di la-pangan lagi, sekarang hanya memberi-kan ceramah dan saran-saran untuk pe-ngibaran.

Soal pembinaan di asrama, saya jaditeringat saat kamu bercerita bahwa pera-saaanmu mengatakan kalau pembinaanPaskibraka dari tahun ke tahun semakinmenurun dan kehilangan roh nya. Dansetelah sekian tahun kita tidak bertemuternyata apa yang kamu dan teman-te-man rasakan dan ceritakan dahulu benar-benar menjadi kenyataan.

Untuk saat ini, seperti apa yang sudahkamu rasakan sejak lama, pembinaanPaskibraka benar-benar sudah hilangroh nya. Bagi yang kurang paham akanpembinaan tentu akan merasakan kesu-litan untuk merasakan apa arti roh ataujiwa pembinaan itu. Hilangnya roh terse-but tentu akan sangat berpengaruh padahasil binaan Paskibraka yang sekarang.

Oleh sebab itu dengan mengembang-kan konsepmu yang tertuang dalam bukuPeringatan 25 Tahun Paskibraka, sertadiskusi kita sekian tahun yang lalu untukmemberikan gambaran tentang Paski-braka kepada calon anggota paskibrakamaka saya sudah membuat buku sakuyang berisi petunjuk-petunjuk bagi calonanggota Paskibraka. Hanya saja, untukpencetakannya aku masih kesulitan siapayang akan menerbitkannya.

Kalau tidak salah, dulu teman-teman 78sudah pernah merintis ide ini untuk men-jadi sumber informasi bagi calon adik-adikmu melalui surat, telepon atau e-mail,kira-kira apakah saat ini masih berminatmerealisasikan ide tersebut?

Saya sangat mengharapkan ide terse-but dapat dilaksanakan angkatan 78 se-bab saya merasa saat ini hanya angkat-anmu saja yang masih kompak dan mem-punyai jiwa pengabdian.

Adik-adikku 78...Sebuah tragedi hampir saja terjadi pa-

da Paskibraka pada tahun 2000. Paski-braka nasional hampir saja menemui ajal-nya dan hilang dari bumi Indonesia. Itukarena seorang presiden RI yang berna-ma KH Abdurrahman Wahid alias GusDur, menganggap bahwa Paskibraka itutidak perlu ada. Kemudian, saat diadakanpertemuan di Istana, saya terpaksa men-ceritakan kembali makna yang terkan-dung dalam Paskibraka.Tentang sejarah merah-putih, tentang bendera pu-saka, tentang Husain Mu-tahar, dan tentang sejarahpanjang 32 tahun Pas-kibraka.

Akhirnya, Paskibrakasaat itu tetap dapat dilak-sanakan akan tetapi olehGus Dur namanya akandiganti menjadi PasukanPengibar Bendera MerahPutih, karena kalau meng-gunakan kata ”pusaka”sepertinya mengandungmakna klenik atau apagitu. Pokoknya, kyai besaritu mengatakan sesuatu yang tidak jelasalasannya.

Tetapi, seusai pertemuan, kepada parawartawan media cetak dan TV saya me-ngatakan bahwa nama pengibar benderadi Istana tetap Paskibraka, karena hal inisudah sesuai dengan peraturan perun-dang-undangan yang ada di Indonesia,tidak bisa seenaknya diubah dan sesuaidengan PP no 40/1958.

Akhirnya, dalam siaran TV dan beritadi media lainnya, nama pengibar benderapusaka tetap disebut Paskibraka, bukanPasukan Pengibar Bendera Merah-Putihseperti keinginan Gus Dur.

Dari pengalaman berharga itu, sayajadi punya bayangan yang sangat me-ngerikan di masa yang akan datang. Jikakami-kami yang tua ini, saya, Kak Idik,Bunda Boenakim, sudah tidak ada lagikarena sudah dipanggil menghadapSang Khalik seperti Kak Mut, dan rohpembinaan Paskibraka sudah hilang, ser-ta tidak ada orang yang meneruskan danbenar-benar mau mengerti tentang pem-binaan dan Paskibraka seutuhnya, sayatidak tahu apa yang terjadi. Mungkin, tidaklama lagi nama Paskibraka akan sirna.

Pada bulan Agustus 2004, SekretariatNegara mengeluarkan buku tentang Me-rah Putih yang dikarang oleh Bondan Wi-narno dan ada pengantar dari Presiden

Megawati, namun isinya banyak dikutipdari buku ”6000 Tahun Sang Merah Putih”karangan Mohammad Yamin dan bebe-rapa literatur lainnya. Buku tersebut dice-tak terbatas, jadi agak sulit untuk men-dapatkannya. Saya tidak dapat banyakcerita tentang buku tersebut, cobalahkamu cari dan pelajari buku tersebut agardapat menambah referensi dalam mema-hami bendera merah putih dengan baik.

Mengenai organisasi PPI sekarang sa-ya tidak dapat berkomentar banyak, te-tapi sekarang saya baru memahami me-ngapa setelah Munas di Lembang, Ban-dung, tahun 1995, kamu menghilang dantidak mau aktif lagi dan berkumpul de-

ngan teman-temanmu. Sa-ya juga mengerti mengapasetelah kamu, ada yanglainnya juga ikut mundurdan memilih tidak aktif lagi.

Memang, saat itu orga-nisasi Paskibraka sangatberkembang menjadi be-sar dan kita akui bersamabahwa sebenarnya kitabelum siap untuk itu. Orga-nisasi Paskibraka berubahmenjadi seperti organisasimassa lainnya, hanya sa-yang eksistensinya masihbelum dapat dirasakanoleh semua Purna Paski-braka. Dengan kata lain,

hanya dijadikan ”tumpangan” bagi seba-gian orang untuk mendapatkan sesuatu,dan setelah tujuannya tercapai merekatak pernah mau tahu lagi dengan yanglain.

Sampai sekarang pun, PPI masih me-nempatkan dirinya seper ti itu, bukan se-bagai wadah yang lebih peduli kepadapembinaan anggotanya sendiri dan pem-binaan calon anggotanya di kancah la-tihan. Kalau semua sudah menyadaribahwa pembinaan di Latihan Paskibrakasudah kehilangan rohnya, adalah lebihbaik bila PPI mau memprakarsai pembi-naan lanjutan untuk para anggotanya.

Karena itu, saya berharap sekali agarpara Purna Paskibraka lebih mengertikedudukannya, bukan seperti sekarang.Karena itu, para pengurusnya pun diha-rapkan lebih peka terhadap kondisi ”Pas-kibraka”, lebih mengerti tentang ”RohPaskibraka” dan berasal dari orang-orangyang pernah mengikuti latihan yang ”be-nar-benar Paskibraka”.

Budi dan adik-adik angkatan 78...Jika ada sesuatu hal yang ingin dita-

nyakan dan saya bisa bantu, jangansegan-segan untuk menghubungi karenaaku ingin agar pembinaan Paskibrakadapat berjalan seperti dulu lagi dan kalauada waktu luang kapan kita bisa bertemudan ngobrol lebih banyak lagi. n

Kisah Kak Dharminto Surapati

Paskibraka Hampir �Mati� pada Tahun 2000

Page 4: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

4 Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004

10 Oktober 2004Kriiiiiiing Kriiiiiiing Kriiiiiiing....Selamat sore, Boenakim di sini.Selamat Sore Bunda apa kabar?Baik-baik saja...Saya juga baik-baik saja Bunda, yang

jelas saya kangen sekali dengan Bundadan walaupun terlambat saya mengucap-kan selamat ulang tahun pada tanggal 5Oktober, semoga Bunda selalu dikaruniaipanjang umur, sehat dan mendapatkanberkah yang melimpah dari Allah yangmaha kuasa, Eh Bunda sekarang ulangtahun yang keberapa yah, dan acaranyaapa?

Ah aku masih muda koq, hanya 88 ta-hun, jadi ya sering lupa. Waktu aku ulangtahun, anakku Nunung dan teman-teman-nya Paskibraka pada datang ke rumah,wah rame tenan, rasanya Bunda sangatbahagia sekali karena rumah jadi sepertiada pesta, padahal yang ulang tahun su-dah tua sekali, he.. he…he…, Terimakasih-terima kasih atas perhatiannya.Tapi sik-sik, iki sopo yo? Aku koq lupa-lupa ingat, Anda siapa?

Ah Bunda pasti lupa dengan saya se-bab hampir 9 tahun kita tidak bertemu,dan pasti saya sudah dicoret dari ingatanBunda.

Sik-sik, kalau dari suaranya aku ingatsekarang, pasti ini anaknya tinggi, hitamdan dari Yogya, kalau nggak salah ini Budiya?

Betul sekali Bunda, ini Budi yang hitamdan lama tidak menghubungi Bunda.

Oowalah Bud... piye kabarmu, Bunda

juga kangen banget, sudah tak cari dantanya teman-temanmu koq pada nggaktahu, kamu ke mana saja dan sekarangada di mana?

Saya baik-baik saja Bunda, masih tetaphitam hanya tambah gendut dan rambutsudah banyak ubannya karena sudahtua, saya masih tetap cari sesuap nasi diJakarta.

Ah kamu ada-ada saja, kalau kamu tualha aku iki piye?

Ya tua sekali dong Bunda, ha… ha…ha… (kami berdua tertawa lepas).

Bud main kesini dong sama keluarga-mu dan harus menginap, aku punya ba-nyak kamar koq, nanti kita kangen-ka-ngenan dan ngobrol sampai malam se-perti dulu lagi. Aku senang kalau kamubisa ke sini walaupun aku tak punya apa-apa yang penting sehat dan selalu dicu-kupi kebutuhan kita dan diberkahi olehGusti yang Maha Agung.

Ah Bunda kalau saya menginap nantirumahku siapa yang nunggu, masakharus dibawa-bawa nanti kaya keongatau kura-kura.

Ah kamu itu ada-ada saja, eh ngo-mong-ngomong bagaimana kabar teman-temanmu 78, koq aku lama sekali tidakmendengar kabar-kabarnya, Bunda ka-ngen sama mereka, sebab waktu ber-temu di Sentul badan mereka dalam ba-hasa jawanya koq SETULEGI atau Sete-ngah Tua Lemu Ginuk-ginuk (SetengahTua Gemuk-gemuk), mungkin sudah pa-da makmur ya bud.

Betul Bunda. Bagaimana nggak ge-

muk, lha Tetty sudah jadi juragan cater-ing, Chelly jadi caleg pengairan Kalima-lang, Rita dan yang lain-lainnya setiap ha-ri menjamu tamu relasinya, tapi ada yangkasihan lho Bunda sebab tetap kuruskarena sakit cacingan, Bunda ingat kandengan Opul, itu si Syaiful yang dariMedan.

Oh yang wartawan itu ya, masih tetaphitam juga ?

Masih Bunda, tapi sekarang sudah tam-bah putih karena jarang kena mataharilagi dan masih jadi wartawan, mudah-mu-dahan segera jadi bos Bunda biar bisagemuk, mohon doa restunya Bunda.

Wah pasti kurestui, sebab aku senangdengan kalian semua karena selalu kom-pak, kapan ada pertemuan lagi, janganlupa Bunda diundang yah?

Kalau diundang itu pasti Bunda, danBunda juga harus datang, tapi Bunda ka-rena kita sudah lama mengobrol dan ka-ngennya sudah agak berkurang maka se-mentara teleponnya sampai disini duluyah, lain kali disambung lagi.

Terima kasih ya Bud, salam buat kelu-argamu dan teman-teman 78.

Ter ima kasih Bunda, wassalamu’alaikum.

Walaikum salam Wr Wb....n

BUNDAKata mereka diriku slalu dimanjaKata mereka diriku slalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiadaDirimu slalu ada di dalam hatiku...

Sebuah Percakapan dengan Bunda Boenakim

Hallo selamat malam...Selamat malam juga, mau cari

siapa? (jawaban dari ujung te-telepon berupa suara anak kecil)

Apakah ini rumah Bapak Gde?Benar ini dari siapa?Dari temannyaPapaa!!! ada telepon dari temannya!

(terdengar teriakan si anak kecil).Hallo selamat malam (suara berat

menggema di seberang sana)Selamat malam juga Pak, apakah

benar ini Bapak Gde?Benar, saya Gde.Bapak Gde yang bekerja di PT. Delta

yang bikin bir itu Pak?Benar, tapi itu dulu, sekarang saya

sudah tidak bekerja di sanaUsaha bapak sekarang apa?Hanya usaha panti pijat dan perma-

inan bilyar di Cibubur. Eh maaf, Bapaksiapa?

Bapak lupa sama teman bapak yangpernah berjumpa di Makro Cibitungsaat Bapak belanja bersama WIL untukkeperluan mancing di Kalimalang?

Sialaaaann!! Budi gila, apa kabar(meledaklah tawa si Gde dari seberangtelepon)

Kamu juga gila, kabar baik dariku,yag jelas aku masih hidup ha.. ha.. ha..

Maka nyerocoslah cerita dari si anakBali yang sableng ini, dari a sampai z.Yang jelas si Gde sekarang mulaimembuka usaha sendiri dan masihbelum mau ngaku usaha apa yangdijalankannya. Dia juga masih belummau gabung dan bertemu dengan te-man-teman yang sudah makmur sebabmerasa masih malu karena hidupnyadirasakan belum mapan.

Padahal menurut data intelijen, diamemiliki perusahaan yang cukupmaju, punya deposito di sejumlah bankdengan nilai sangat besar dan sawahdi Gianyar berpuluh-puluh hektar. Tapiapakah itu punya Gde Amithaba? Ta-nyalah langsung pada yang bersang-kutan atau kepada rumput yang ber-goyang,

Saat seru-serunya ngobrol, eh Gde

minta break dulu sebab mau mandimumpung air dirumahnya mengalir (ka-sihan deh lu mau mandi saja nungguair mengalir), dan telepon langsungdiserahkan kepada istrinya.

Nah, istrinya ternyata sama persisdengan Gde kalau ngomong, sama-sama sableng. Sang isteri cerita kalauanaknya yang tiga orang sekarangsudah besar-besar. Yang paling besarsudah kelihatan kalau cakep sebabkulitnya putih tidak sepertinya bapak-nya, wajahnya lebih banyak ikut ibunya.”Coba kalau ikut bapaknya pastiberantakan,” katanya. Yang nomor duajuga bakalan cakep dan yang bungsumasih suka ngedot sama persis de-ngan bapaknya.

Banyak cerita-cerita lucu lainnyayang tidak dapat diceritakan di sini.Setelah cer ita ngalor ngidul makadapat ditarik kesimpulan kalau Gdesaat ini masih hidup, tetap sableng,tambah gagah dan hitam. Dia barubelajar menjadi boss, dan… tanyasendiri kepada yang bersangkutan. n

Si Gede Masih Hidup dan Tetap Sableng

Page 5: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004 5

Ngumpul, Masih Perlukah?Pasca Reuni 1994 dan peringatan 50 Tahun Indonesia Merdeka

1995, Purna Paskibraka 78 pernah beberapa kali mencobaberkumpul, tapi tidak pernah bisa komplit. Berulang kali dicoba,termasuk tahun lalu, toh masih tetap seperti itu. Kadang, pertanyaanpesimis pun muncul: Apakah memang kita perlu kumpul-kumpul lagi?Kalau perlu, untuk apa?

Menurut ustad Amir, kalau sekadar kumpul dan tidak ada apa-apanya, ya namanya kangen-kangenan. Tanpa harus bertemu jugabisa dilakukan, misalnya melalui telepon. Tapi menurut Chelly, kumpuluntuk kangen-kangenan memang mengasyikkan, syukur-syukurkalau ada hal lainnya yang bermanfaat bagi kita semua. Misalnyaapa ya Chel?

Kalau menurut Opul dan Budi, saling mengunjungi atau ngumpulmemang perlu, terutama kalau memang niatnya ingin mempererattali silaturahmi. Apalagi, ada salah satu di antara kita yang meng-undang. Undangan sunatan anak, kawinan, walimatussafar (mau per-gi haji), ulang tahun, atau naik pangkat (promosi), dst, dst.

Tapi kalau hanya untuk kangen-kangenan dan tidak ada hal pentingyang perlu dibicarakan bersama, ya... ngumpulnya sekali-sekali saja,jangan keseringan. Itupun didahului dengan kesepakatan, lalu kapandan di mana ngumpulnya, bagaimana caranya agar yang kumpulbisa sebanyak-banyaknya. Yang jauh ngumpul dulu di tempat yanglebih dekat, lalu pergi bareng biar meriah. Yang kebetulan sedangkurang sehat bisa disamperin sama yang paling dekat biar tetap bi-sa ikut ngumpul, dst, dst. Begitulah rasanya guyub yang betul,sehingga satu sama lain bisa lebih saling mengerti.

Angkatan 78 pernah dinilai paling kompak, tertib, disiplin danterorganisasi oleh para pembina maupun angkatan lainnya. Apakahsekarang kita masih seperti itu? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak.

”Ya” bila kita mau saling berbagi, saling mengerti dan tepo sliro,saling membantu, saling memberi, saling asah dan asuh sehinggadapat menjadi keluarga besar yang sangat menyenangkan. ”Tidak”bila ada di antara kita, sengaja atau tidak, yang kurang mengindahkanetika dan suka mengabaikan orang lain. Berjalan sendiri-sendiri, mauenak sendiri, mau cari untung sendiri, atau hanya memikirkan dirisendiri, dan lain-lain intinya hanya bertumpu pada dirinya sendiri.

Kejadian ini sudah pernah kita alami di masa lampau. Ada yangmaunya mewarnai teman angkatan yang lain dari dalam, ada yangjeli dan tetap mau di luar, ada yang acuh tak acuh. Yang inginmewarnai akhirnya rontok satu persatu dan kemudian asyik denganaktivitasnya masing-masing, yang di luar menghilang tak ketahuanrimbanya, yang acuh tak acuh tetap santai dan cuek bebek.

Apakah hal-hal seperti ini yang akan kita teruskan?Marilah sekarang kita bersama-sama untuk bersikap lebih sabar,

lebih tenggang rasa, mau saling mendengar dan berbagi di tengahkesibukan mengurus pekerjaaan dan keluarga. Sebagai pemegang”kendit kuning” kita ditantang untuk tetap peduli dalam pembinaanPaskibraka di masa datang, walaupun caranya hanya dengan sum-bang saran melalui Direktorat Kepemudaan Depdiknas.

Marilah kita bersatu saling membantu dan berbagi agar dapatmemberikan kekuatan pada roda gendeng yang kembali akan mulaiberputar.

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih.Suci lahir dan di dalam batinTengoklah ke dalam sebelum bicara,Singkirkan debu yang masih melekatSingkirkan debu yang masih melekat— Ebit G Ade

n Budi Winarno

Suara Kita

SelamatUlang Tahunkepada teman yang kebetulan

dilahirkan antara bulan Oktobersampai Desember. Semoga tetapsehat, makin sukses dalam usaha,

karir dan keluarga, serta tetap beradadalam lindungan Tuhan YME.

Aida Sumarni BatubaraUltah ke-43 pada 10 Oktober 2004

Endang RahayuUltah ke-42 pada 26 Oktober 2004

Rahmaniyah YusufUltah ke-44 pada 11 November 2004

SyarbainiUltah ke-47 pada 16 Desember 2004

Redhany GaffurieUltah ke-44 pada 2 Desember 2004

Nunung RestuwantiUltah ke-43 pada 12 Desember 2004

Saling Menyapa Yuk!Seringkali, tiba-tiba datang rasa kepingin

untuk bertemu dan kalian semua. Apalagi, bagiaku yang tidak pernah bisa hadir dalambeberapa kali pertemuan yang kalian rancang,baik di Menteng, Midori, sampai Bukit Sentul.Bukannya tidak mau datang, tapi kebetulanwaktu dan kesehatan tidak memungkinkan.

Aku sih yakin-yakin aja, kalau kita sebenar-nya bisa berkumpul dalam jumlah yang lebihbanyak, paling tidak 14 orang yang sekarangberdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Asalkan,pertemuan dirancang dengan baik, dalam sua-sana yang penuh kekeluargaan. Soal tempat,mungkin ada salah satu di antara kita yang relarumahnya dipakai, jadi nggak usah menyewatempat atau restoran.

Tapi, meskipun belum bisa bertemu, aku pikirtak ada salahnya mencoba-coba nomor tele-pon yang tercantum di bulletin ini. Apakah ituuntuk ngomong, atau cuma SMS lewat hape.Yang penting sekarang adalah menjaga agarsilaturahmi yang sudah ada tetap terjaga. Yangsatu bisa tahu keadaan yang lain, sehat atausakit, lagi ketiban rejeki atau lagi apes, dst, dst.

Pokoknya, saling menyapalah kita. Ceritayang didapat dari saling menyapa itu bolehdikirimkan kepadaku untuk diteruskan kepadateman-teman yang lain lewat buletin ini. Asaltahu, buletin ini tidak bakal bisa terbit lho, kalaunggak ada yang mengisinya. Salam!

n Syaiful �Opul� Azram

Page 6: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

6 Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004

Rentang Sejarah Sang Merah�PutihJudul buku :

6000 Tahun Sang Merah–PutihPengarang : Mr. Muhammad Yamin

Penerbit : SiguntangPercetakan : Pertjetakan Dharma,

Djakarta.Halaman : VII + 236

Tahun Penerbitan : 1951

Penelitian terhadap sejarah BenderaMerah Putih mungkin tidak begitudiketahui oleh masyarakat umum. Mu-

hammad Yamin, salah seorang tokoh nasi-onal tersebut, benarnya telah melakukanpenelitian (beliau menyebutnya sebagai‘penyelidikan’) terhadap bendera danwarna merah putih. Hal itu dituangkannyadalam buku yang berjudul “6000 TahunSang Merah Putih”. Selain itu beliau jugaberusaha menampilkan arti dan filosofi merah putih itusendiri menurut pemahaman asli bangsa Indonesia.

Buku ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu: Bagian IPenyelidikan sejarah tentang usia Sang MerahPutih; Bagian II Tinjauan Pengetahuan ten-tang Arti Warna Sang Merah Putih; Bagian IIISejarah Warna dan Bendera KebangsaanSang Merah Putih; Bagian IV Arti dan maknayang dikandung Sang Merah Putih sebagaibendera negara Republik Indonesia

Buku ini selain berusaha mengungkapkansejarah keberadaan Bendera Merah Putih diIndonesia juga berusaha untuk menggali ori-sinalitas warna merah putih sebagai paduanwarna yang asli berasal dari Indonesia danmemiliki nilai-nilai luhur.

Pada Bagian I diterangkan tentang caradan tujuan penyelidikan sejarah warna danbendera merah putih, bahan penyelidikanmerah putih sepanjang tiga masa sejarah In-donesia, penetapan tarikh merah putih me-nurut pengetahuan ahli sejarah, serta hasildan kesimpulan penyelidikan sejarah me-ngenai usia warna dan bendera MerahPutih.

Sedangkan Bagian II menerangkan tinjau- an pe-ngetahuan tentang Sang Merah Putih. Hal tersebut dija-barkan menjadi maksud atau arti dari kalimat Merah-Putih,dilihat dari berbagai macam bahasa serta kebudayaantermasuk dari seni lukis, seni pahat, hingga kepada mitologiMerah-Putih.

Pada bagian III (sejarah warnadan bendera Sang Merah Putih) di-terangkan tentang perjalanan SangMerah Putih dari zaman prasejarahhingga Proklamasi KemerdekaanRepublik Indonesia.

Sedangkan terakhir pada bagianIV (arti dan makna yang dikandungwarna Sang Merah-Putih pada ben-dera negara Republik Indonesia)

diterangkan tentang tinjauan filsafat SangMerah-Putih, Arti Sang Merah Putihsebagai bendera dan arti dan makna dwi-warna Merah-Putih pada bendera negaraRepublik Indonesia.

Kelebihan buku ini terletak pada carapenjabarannya yang relatif mendetil,apalagi jika dilihat dari waktu pener-bitannya. Pendekatan yang dilakukan un-tuk menggali sejarah bendera dan warnaMerah Putih sendiri terhitung ilmiah. Wa-laupun hanya sebatas Merah-Putih teta-pi buku ini secara tidak langsung dapatmemberitahukan tentang beragamnyakebudayaan di Indonesia yang pada da-sarnya mempunyai rumpun yang sama.

Sedangkan kekurangannya terletakpada susunan tata bahasa yang relatifsulit untuk dimenger ti oleh pembaca saatini. Selain itu juga terletak pada penggu-naan ejaan lama yang akan menghambat

proses pemahaman pembaca terhadap isi bukuitu sendiri.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, buku inipantas untuk diterbitkan lagi, tentu dengan penyesuaiandi sana sini. Apalagi mengingat bahwa saat ini bangsa In-donesia membutuhkan suatu “penyegaran” untuk mengingatbahwa keberagamannya berasal dari konsep yang samadan hal itu disimbolkan oleh Bendera Merah Putih. n

(sumber: ppijaksel.org)

Selamat Hari Natal 2004dan Tahun Baru 2005

Selamat Hari RayaIdul Fitri 1425 HMohon Maaf Lahir dan Batin

Buku

Page 7: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004 7

Salam PaskibrakaMas Budi, sebagai obat kangen bersama ini saya kirimkan berita

yang dimuat di Kedaulatan Rakyat Yogyakarta tanggal 19 Agustus 2004,saat Gubernur DIY bertatap muka dengan Paskibraka 2004 se-DIY.

Hampir 400 Purna Paskibraka tingkat I dan II hadir dalam acaratersebut. Mudah-mudahan hal ini bisa membuat Mas Budi ingat adik-adik Paskibraka di Yogya dan jika ada kesempatan dapat memberikansedikit wejangan atau cerita-cerita saat masih di Purna Eka PaskibrakaDIY agar pembinaan Paskibraka di Yogyakarta dapat lebih baik lagisetelah ditinggal para senior-seniornya.

Syukur-syukur ada buku petunjuk yang dapat dijadikan peganganpembinaan dan pengembangan Paskibraka di daerah, sehingga dapatlebih baik lagi seperti saat kita bersama-sama di PEP DIY.

Salam dari adik-adik di Yogya, kami kangen dan menunggu kapanmas Budi pulang ke Yogya serta dapat bertemu dengan kami lagi.

n Banowo Setyo SamodraPaskibraka ----- (Yogyakarta)

Sultan Prihatin

”Unggah-ungguh” Semakin LunturKepatihan – Yogyakarta.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkankeprihatinannya terhadap semakin lunturnya budaya unggah-ungguh,sopan santun, dan tepa selira di lingkungan masyarakat dewasa ini.Jangankan untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesa-lahan tersebut, untuk mengucapkan terima kasih kepada orang lainyang telah berbuat baik pun saat ini sepertinya semakin sulit ditemui.

“Saya memang prihatin ya, sekarang ini unggah-ungguh di ma-syarakat kita tidak lagi seperti dulu. Sepertinya unggah-ungguh semakinsulit ditemui. Jangankan untuk minta maaf, untuk mengucapkan terimakasih kepada seseorang yang telah memberi kita sesuatu saja rasa-nya sulit. Contohnya, kalau kita memberikan sesuatu kepada orangyang meminta-minta di jalan, tidak ada lagi ucapan terima kasih darimereka. Unggah-ungguh ini memang perlu kita tekankan, karenamenyangkut peradaban,” ujar Sri Sultan HB X di Bangsal Kepatihan,Rabu (18/8/2004).

Hal itu Sultan sampaikan menjawab pertanyaan Gilang Ramadhan,seorang anggota Paskibraka asal Bantul, saat dilakukan dialog dalamacara ramah tamah Paskibraka se-DIY dengan Gubernur dan MuspidaDIY. Sedang saat ditanya Joko Sudibyo, juga dari Bantul, soal kehidup-an masyarakat sekarang khususnya generasi muda, Sultan menegas-kan pentingnya membedakan westernisasi dan modernisasi. “Moderni-sasi itu beda dengan westernisasi. Harus diingat pula bahwa moderni-sasi tidak identik dengan westernisasi,” ucap Sultan.

Di depan ratusan anggota Paskibraka dan Purna Paskibraka se-DIY,Sultan juga mengatakan, meski di era globalisasi yang membawa sertawestern life-style hampir memasuki seluruh pintu rumah kita, namundi sisi lain terjadi trend balik bangkitnya semangat etnonasionalismeyang menghargai budaya sendiri.

“Dari fenomena global seperti itu, kita sebagai bangsa perlu mening-katkan ketahanan budaya menggunakan nilai-nilai kearifan tradisional,untuk menangkal dampak negatif budaya global,” kata Sultan.

Dibentuknya Paskibraka, lanjut Sultan, dimaksudkan untuk menam-pung mereka dalam kegiatan memupuk semangat kebangsaan, cintatanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplindan berbudi pekerti luhur dalam rangka character dan national build-ing. Artinya, Paskibraka sebagai bagian generasi muda harapan bang-sa, merupakan aset bangsa yang perlu dikembangkan agar menjadiSDM berkualitas yang pantas diandalkan bagi kemajuan bangsa.

Dalam khasanah budaya Jawa, menurut Sultan, hal itu juga tersiratdalam Serat Jaka Lodhang buah karya Ranggawarsita yang mengi-syaratkan generasi muda yang ‘lapang dada’ dan berwawasan luas.Dengan sifat ini, terasa ringan beban dan lenturnya tulang punggung.Maksudnya, yang dirasakan ringan betapapun beratnya tugas, karenaterlatih membanting tulang dan memeras keringat dalam berkarya. n

Berita dari Kawan UNGGAH UNGGUH

Unggah ungguh, tata krama, sopan santunatau etiket adalah kata yang berbeda tetapimempunyai arti yang sama, yaitu aturan-

aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dansudah menjadi adat istiadat yang harus kita patuhi,jalani dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.Apabila kita tidak menjalankannya maka kita akandianggap orang yang aneh, berbeda atau tidakaturan.

Dalam budaya Jawa khususnya di Daerah Isti-mewa Yogyakarta yang sejak berdirinya adalahdaerah kerajaan sampai saat ini, maka tata kramaatau unggah ungguh sudah ada sejak dahulu kaladan selalu diajarkan secara turun temurun olehkakek nenek buyut kita atau bahkan nenek moyangkita yang selalu kita dengar ceritanya sejak kecilsampai saat ini.

Dalam era modern seperti sekarang ini masihbanyak etiket atau tata krama yang harus kitapegang dan junjung tinggi karena memang me-ngandung nilai-nilai luhur yang sangat sulit untukdihilangkan. Tata krama itu ada dalam kehidupankita sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga,sekolah, tetangga, lebih-lebih lingkungan kerja ataubisnis. Setiap langkah kehidupan kita selalu adatata krama nya, misal dalam lingkungan keluargajika kita akan pergi sejak kecil kita dididik untukpamit kepada orang tua atau yang ada di rumah,jika bertamu wajib kulo nuwun dan saat pulangwajib pamit kepada tuan rumah.

Dalam kehidupan sehar-hari kita harus membia-sakan dengan unggah ungguh yang sangat seder-hana yaitu selalu mengucapkan SaToMaTe atauSalam Tolong Maaf dan Terima kasih.

Salam adalah sapaan yang paling awal kitaucapkan kalau kita bertemu dengan seseorangmisal : Assalamu’alakum, Selamat Pagi, Siang atauMalam, Hallo, Apa Kabar dan biasanya disertai de-ngan anggukan kepala, jabat tangan dan yang tidakkalah penting adalah senyum yang tulus.

Maaf harus kita sampaikan jika kita terpaksa ha-rus mengganggu seseorang, misalnya menanya-kan alamat kepada seseorang dijalan. Akan terasalebih sopan dan menghargai bila kita bertanyadengan didahului ucapan, ”Maaf Bapak/Ibu sayaterpaksa mengganggu, apakah Bapak/Ibu menge-tahui alamat yang saya cari ini.” Kita yakin orangyang ditanya akan menjawab dengan ramah danakan menunjukkan alamat yang kita cari.

Tolong adalah suatu ucapan bahwa kita memintatolong kepada seseorang bahwa kita menghargai-nya dan tidak memerintah dengan kasar. Misalnyakita kerumah teman dan tidak bertemu yang ber-sangkutan tetapi hanya ditemui orangtuanya makaakan terasa beradabnya kita jika kita menyam-paikan ucapan, ”Bapak/Ibu, tolong titip pesan un-tuk…....... Sampaikan kalau saya ke sini dan adaperlu dengannya. Jika nanti dia pulang tolongmenghubungi saya.” Maka orangtua teman kitatentu dengan senang hati akan menyampaikanpesan kita kepada anaknya.

Terima kasih adalah ucapan terakhir yang pa-ling sering kita lupakan. Itu terjadi karena ucapanterima kasih harus keluar dari hati nurani kita yangpaling dalam sebagai ungkapan syukur kepada Tu-han maupun orang yang telah menolong ataumembantu kita. Dan, sesuatu yang harus keluardari hati nurani, biasanya memang sangat sulitdiungkapkan. n

Page 8: Bulletin78 16-19 Oktober 2004

Paskibraka �78 Jakarta InfoCenter

8 Edisi No. 16�18, Oktober�Desember 2004

Mahruzal MY (Aceh): Jl. T. Nyak Arief 340 Darussalam,Banda Aceh. Telp. 0651-32242 HP.0811167533–0811683848.Syaiful Azram (Sumut): Pondok Tirta Mandala Blok E4 No.1, Sukamaju, Sukmajaya, Depok 16415. Telp. 021-8741953.HP.08161834318.Aida Sumarni Batubara (Sumut): Jl. Halat Ujung Gg. KelinciNo. 1 Medan 20127. Telp. 061-712047.Masril Syarif (Sumbar): Jl. Rambutan No. 282 RW VII RT 1Padang Besi, Kodya Padang.Telp.0751-202842.Azmiyati Aziz (Sumbar): Jl. Kancil III/Toleransi No.67 Palu.Telp. 0451-21928.Muhammad Iqbal (Jambi): Jalan Kapodang 8 No.132Kotabaru, Jambi. Telp. 0741-42636. HP. 08127860498.Sambusir (Sumsel): Bumi Satria Kencana, Jl. SaddewaRaya Blok 43 No.6/29, Bekasi 17144. Telp. 021-8845215.HP.08568586045.Tatiana Shinta Insamodra (Lampung): Jl. Mesjid No.39Kemang, RT 05/07, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi17411. Telp. 021-8464430. HP.08128119860.Amir Mansur (Jakarta): Jalan S. Brantas RT 07/01 No. 235Cilincing, Jakarta Utara 14130. Telp. 021-4407865. HP.08161854561.Saraswati (Jakarta): PT Nugra Santana, Wisma NugraSantana Lt.3 J. Jendral Sudirman Kav.7–8 Jakarta 10220.Telp. (K) 021-5704893/5/7, Fax. 021-5702040. HP.0811997659.Yadi Mulyadi (Jabar): Jalan Raya Warung Jaud No.14 RT03 RW XI Kaligandu Selatan, Serang 42151. Telp.0254-208301. HP.08129078369.Arita Patriana Sudradjat (Jabar): Jl. Mandar XIV Blok DD3No.1, Bintaro Jaya Sektor 3A, Tangerang 15225. Telp. 021-7359763. HP. 0816933910.Budihar djo Winarno (Yogya): Gema Pesona Blok AM/7Depok 16412. Telp. 021-77822421. HP. 0818866130.Endang Rahayu Tapan (Yogya): Jl. Jlagran No. 115 Yogya-karta. Telp. 0274-583063.Budi Saddewo (Jateng): Jl. Pangandaran Raya 53, BumiBekasi Baru 1 Utara, Bekasi 17115. Telp. 021-8217863.HP.08127116960.Sonny Jwarson (Jatim): Pondok Surya Mandala Blok G1No.14 Jakamulya, Bekasi 17146. Telp. 021-8213430.HP.0818416650.Rahmaniyah Y usuf (Jateng): Jalan Sri Rejeki II No.17Semarang 51040. Telp. 024-607724.I Gde Amithaba (Bali): Jalan Palem Hijau 3 No.19, TamanBeverli Lippo Cikarang 17550. Telp.021-89908203. HP.0816972827.Oka Saraswati (Bali):Jl.Seruni No.4C, Denpasar. Telp. 0361-226130.Maskayangan (NTB): Jl. Panji Tilar Negara 118 Mataram.Telp. 0370-634343. HP. 0817367185.Syarbaini (Kalbar): Jl. Kom. Laut Yos Sudarso, PerumnasII Gg Matan II No.18, RT 03/XXXIII Pontianak 78113.Telp.0561-770270.Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar): Antilop Maju Jatibening I,Jl. Merapi 116, Bekasi 17412. Telp. 021-8471948. HP.08561068417.Fridhany (Kalteng): Jl. HM Arsyad XXXVI Blok D No.7Sampit. Telp. 0351-22256.Herdeman (Kalteng): Jl. Ci Bangas Gang Berdikari No.1Palangkaraya 73111.

Rahmawaty Siddik (Kaltim): Jl. Maduningrat Gg Family RTXX No. 39 Kampung Melayu, Tenggarong.Nunung Restuwanti (Kalsel): Jl. Kampung Baru RT XV/74Murung Pudak, Tabalong 71571. Telp. 0516-21275.Redhany Gaffurie (Kalsel): Jl. Sutoyo Siswomiharjo, Gg.20Komplek Purnasakti Jalur U/8 RT 40 Banjarmasin 70245.M. Ilham Radjoeni Rauf (Sultra): Jalan Sedap Malam No.31, Taman Yasmin Bogor 16310. Telp. 0251-315534.HP.081310559578.Halidja Husein (Maluku): Kompleks Ditjen Perla Blok B/14Kramat Jaya, Jakar ta 10560. Telp. 021-4415269. HP.08161645571.Johny Ronsumbe (Irja): Kompleks SD Inpres Komba. POBOX 292 Sentani Jayapura.Welly Tigtigweria (Irja): d/a Rindam 7 Trikora, Ifar Gunung,Jayapura.

Izziah (Aceh): HP. +61415166923(Alm) Auzar Hasfat (Riau): Jl. Tasykurun 44 Pekanbaru.Suhartini (Riau): Jl. Pembangunan 2 Selat Panjang,Ellyawaty Hasanah (Jambi): Jl. Merdeka 43 Kuala Tungkal.Nilawati (Sumsel): Jl Yos Sudarso, RT V No. 5, Telaga Jawa,Lubuk Linggau.Iskandar Rama (Bengkulu): Jl. MH. Thamrin 32 Curup.Ernawati (Bengkulu): Jl.Dwi Tunggal 30 Curup.Akrom Faisal (Lampung): Kampung Baru, Tanj. KarangSalamah Wahyu (Jateng): HP. 08123130959.Mahzur (NTB): ----Wendalinus Nahak (NTT): l. Yos Sudarso 9/7 Atambua.Trice De Bora Bria (NTT): Kp. Tanah Merah, Atambua.Frederick Bid Lie Pang (Kaltim): Asrama Don Bosco, Jl.Sudirman 59 Samarinda.Daniel Pakasi (Sulut): Jl. KS Tubun 6 Manado.Deetje Saroinsong (Sulut): Jl. Dua Mei Teling, Manado.Sinyo Mokodompit (Sulteng): Jl. Panasakan Dalam 179Toli-toli.Diyah Palupi (Sulteng): Mess Bayangkara No.2 Toli-toli.Sri Diana Saptawati (Sultra): Komp. Sukaraja I WPA E5Lanud Husein Sastranegara, Bandung.Ridwan (Sulsel): Jl. Andi Mallombasang, Sungguminasa.Hafsah Dahlan (Sulsel): Jl. Baji Minasa 17H Janeponto.Patty Nehemia (Maluku): Kudamati SK 29 No.40 Ambon.

Info Alamat

Tolong Cari Mereka...

Idik Sulaeman : Jalan Budaya (Kemanggisan Ilir 5B) No.2Jakarta Barat 11480. Telp. 021-5480217.Dharminto Surapati : Jl. Bandengan Utara I No.11 RT05/11 Jakar ta Barat 11240. Telp. 021-6917588. HP.08129508801Bunda D. Boenakim : Jl. Tarian Raya Timur No. W-20Kelapa Gading, Jakarta 14240. Telp. 021-4517638.Marsda (Purn) Sutrisno SP : Bukit Kencana 3, Blok AV 8Jati Rahayu, Pondok Gede, Bekasi 17414. Telp. 021-84993658. HP. 08129901973.Mayjen TNI Albert Inkiriwang : Jl. Mesjid I/8 Pejompongan,Jakarta Pusat 10210. Telp. 021-5706340.Brigjen (Pol) Drs. Jusuf Mucharam : Telp. 021-7250878.HP. 0811111066.Brigjen (Pol) Drs. Adrian Daniel : (R) Telp. 0736-21591.(K) Kapolda Bengkulu 0736-51041/52087.

Pembina & Danpas