Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

16
Jakarta InfoCenter NOMOR 12-15, AGUST-NOV 1994 Buletin Purna Paskibraka 1978 ini diterbitkan untuk menggalang kembali rasa persaudaraan (brotherhood) sesama teman seangkatan. Purna Paskibraka angkatan lain yang membutuhkan dapat mengutip, memperbanyak atau membagikan buletin ini, sebagian atau secara keseluruhan. Terbit atas inisiatif Purna Paskibraka 1978 yang kini berada di Jakarta yaitu: Syaiful Azram (SumUt), Rita Sudradjat (JaBar), Sonny Jwarson Parahiyanto (JaTim), Budiharjo lalu. Dalam hati memang tak puas dan ada keinginan lebih yang ingin direng- kuh: mengapa tidak seluruh 31 teman yang telah ditemukan bisa ikut berkum- pul? Sahabat-sahabat Paskibraka 1978, Panitia di Jakarta memang telah beru- saha keras untuk menghadirkan kalian semua di Jakarta. Bahkan, berapa pun jumlah kalian yang hadir, kami sudah siap untuk menyambutnya, menyedi- akan penginapan, akomodasi dan undangan masuk ke Istana Merdeka. Sayang, kondisi kita memang tidak lagi seperti dulu. Kita semua tidak mungkin Winarno (Yogya), Tatiana Shinta (Lampung), Chelly Urai Sri Ranau (KalBar), Saraswati (Jakarta), Amir Mansyur (Jakarta), I Gde Amithaba (Bali), Budi Saddewo (JaTeng), Sambusir (SumSel) dan Yadi Muyadi (JaBar). Surat-surat dapat dialamatkan ke: RITA SUDRADJAT, Jalan Mandar 14, Blok DD3 No 3 Bintaro Jaya Sektor 3A, Jakarta 12330. SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V), Blok E4 No. 1, Sukamaju, Sukmajaya, Depok 16415. KISAH SUKSES KERJA SETAHUN istimewa NOSTALGIA - Menginjak halaman Istana Merdeka memang sesuatu yang baru bagi mereka yang belum pernah. Tapi, bagi Purna Paskibraka 1978, hadir mengikuti Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-49, 17 Agustus 1994 adalah luar biasa. Kebahagiaan terlihat dari wajah-wajah ini. Dari kiri: Syaiful, Budi Winarno, Sambusir, Sonny, Amir, Aida, Ikbal, Salamah, Halidja, Fridhany, Yadi, Rita, Gde dan Herdeman. bisa menyisihkan wak- tu semudah dulu, kare- na tugas yang demikian banyak. Tak apalah, meski kalian tidak bisa ikut bergabung dengan ka- mi dalam reuni, yang je- las suara 18 orang kami rasa sudah cukup untuk menyatukan sikap kita semua. Meski di antara kalian tidak bisa ikut, kami akan mencoba me- nyampaikan semua yang kami hasilkan di Jakarta kepada kalian dalam buletin edisi khusus yang tebalnya mungkin lebih banyak dibanding nomor-no- mor sebelum ini. Cuma maaf, kahadirannya ter- lambat. Yang pasti, reuni kecil kita sudah berlangsung sukses. Ada satu pel- ajaran penting yang dapat kita ambil dari reuni pertama kita. Bahwa persaudaraan yang ter- jalin selama latihan tidak hilang begitu saja, dan kita semua sepakat untuk meneruskan amanat yang telah di- embankan sebagai Paskibraka. Seperti yang sering diingatkan para pembina, tidak satu jalan untuk menu- larkan apa yang diperoleh selama lati- han. Bukan cuma melalui wadah or- ganisasi, tapi yang lebih penting adalah tanggung jawab pribadi yang dapat dilaksanakan minimal dalam lingkungan kecil di kehidupan sehari- hari: yakni keluarga! K ALAU dipikir-pikir, setahun bu kanlah waktu yang sebentar. Tapi, bagi sebuah pekerjaan besar, persiapan waktu setahun memang jauh dari cukup. Waktu terasa demikian cepat berjalan, sehingga tahu-tahu... 18 sahabat telah berkum- pul di Jakarta. Saling pandang seolah tidak percaya, kalau yang di hadapan- nya adalah orang yang sudah demiki- an lama dirindukan. Itulah ungkapan yang patut dike- mukakan sebagai catatan khusus Reuni Purna Paskibraka 1978 yang baru saja berlangsung 16-19 Agustus

Transcript of Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Page 1: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Jakarta InfoCenter NOMOR 12-15, AGUST-NOV 1994

Buletin Purna Paskibraka 1978 ini diterbitkan untukmenggalang kembali rasa persaudaraan (brotherhood)sesama teman seangkatan. Purna Paskibraka angkatanlain yang membutuhkan dapat mengutip, memperbanyakatau membagikan buletin ini, sebagian atau secarakeseluruhan.Terbit atas inisiatif Purna Paskibraka 1978 yang kini beradadi Jakarta yaitu: Syaiful Azram (SumUt), Rita Sudradjat(JaBar), Sonny Jwarson Parahiyanto (JaTim), Budiharjo

lalu. Dalam hati memang tak puas danada keinginan lebih yang ingin direng-kuh: mengapa tidak seluruh 31 temanyang telah ditemukan bisa ikut berkum-pul?

Sahabat-sahabat Paskibraka 1978,Panitia di Jakarta memang telah beru-

saha keras untuk menghadirkan kaliansemua di Jakarta. Bahkan, berapa punjumlah kalian yang hadir, kami sudahsiap untuk menyambutnya, menyedi-akan penginapan, akomodasi danundangan masuk ke Istana Merdeka.Sayang, kondisi kita memang tidak lagiseperti dulu. Kita semua tidak mungkin

Winarno (Yogya), Tatiana Shinta (Lampung), Chelly UraiSri Ranau (KalBar), Saraswati (Jakarta), Amir Mansyur(Jakarta), I Gde Amithaba (Bali), Budi Saddewo (JaTeng),Sambusir (SumSel) dan Yadi Muyadi (JaBar).Surat-surat dapat dialamatkan ke:RITA SUDRADJAT, Jalan Mandar 14, Blok DD3 No 3Bintaro Jaya Sektor 3A, Jakarta 12330.SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V), BlokE4 No. 1, Sukamaju, Sukmajaya, Depok 16415.

KISAH SUKSES KERJA SETAHUN

isti

me

wa

NOSTALGIA - Menginjak halaman Istana Merdeka memang sesuatu yang baru bagi mereka yang belum pernah.Tapi, bagi Purna Paskibraka 1978, hadir mengikuti Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi KemerdekaanRI ke-49, 17 Agustus 1994 adalah luar biasa. Kebahagiaan terlihat dari wajah-wajah ini. Dari kiri: Syaiful, BudiWinarno, Sambusir, Sonny, Amir, Aida, Ikbal, Salamah, Halidja, Fridhany, Yadi, Rita, Gde dan Herdeman.

bisa menyisihkan wak-tu semudah dulu, kare-na tugas yang demikianbanyak.

Tak apalah, meskikalian tidak bisa ikutbergabung dengan ka-mi dalam reuni, yang je-las suara 18 orang kamirasa sudah cukup untukmenyatukan sikap kitasemua. Meski di antarakalian tidak bisa ikut,kami akan mencoba me-nyampaikan semuayang kami hasilkan diJakarta kepada kaliandalam buletin edisikhusus yang tebalnyamungkin lebih banyakdibanding nomor-no-mor sebelum ini. Cumamaaf, kahadirannya ter-lambat.

Yang pasti, reuni kecilkita sudah berlangsungsukses. Ada satu pel-ajaran penting yang

dapat kita ambil dari reuni pertamakita. Bahwa persaudaraan yang ter-jalin selama latihan tidak hilang begitusaja, dan kita semua sepakat untukmeneruskan amanat yang telah di-embankan sebagai Paskibraka.

Seperti yang sering diingatkan parapembina, tidak satu jalan untuk menu-larkan apa yang diperoleh selama lati-han. Bukan cuma melalui wadah or-ganisasi, tapi yang lebih pentingadalah tanggung jawab pribadi yangdapat dilaksanakan minimal dalamlingkungan kecil di kehidupan sehari-hari: yakni keluarga!

KALAU dipikir-pikir, setahun bukanlah waktu yang sebentar.Tapi, bagi sebuah pekerjaan

besar, persiapan waktu setahunmemang jauh dari cukup. Waktu terasademikian cepat berjalan, sehinggatahu-tahu... 18 sahabat telah berkum-pul di Jakarta. Saling pandang seolahtidak percaya, kalau yang di hadapan-nya adalah orang yang sudah demiki-an lama dirindukan.

Itulah ungkapan yang patut dike-mukakan sebagai catatan khususReuni Purna Paskibraka 1978 yangbaru saja berlangsung 16-19 Agustus

Page 2: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 2 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

Makna Besar Sebuah Reuni Kecil

tujuan murninya semula.Mencapai tujuan itu memang harus

tan-pa embel-embel menumpangkankeingin-an dan kepentingan pribadi.Apalagi, diser-tai upaya-upaya politick-ing yang bukan memperbaiki, malahmemperburuk kea-daan, padahal Pur-na Paskibraka Indonesia memangbukan organisasi politik. Kedua ken-dala itu masih saja terlihat sampai saatini, ditandai dengan apa yang terungkapdalam pertemuan Rakernas Paskibra-ka yang diadakan bersamaan denganpenyertaan Purna Paskiraka dalamtugas keprotokol-an di Istana Merdeka.

Diskusi bukan mempersoalkan hal-hal yang prinsip untuk mempersatu-kan suara Paskibraka yang selamaini cenderung terpecah entah karenaalasan apa. Tapi, cuma mempersoal-kan hal-hal teknis yang cuma kulit-kulitnya. Mirip dengan persoal-an dikebanyakan organisasi pemuda lain,yang cuma berkutat pada persoalan“jaket dan baret”, soal porsi ketua danpengurus, bukan soal program kerja.

Tak salah, kalau sesepuh kita sepertiKak Husain Mutahar cenderung men-gam-bil sikap diam selama setahunini. Di benak-nya ada setumpukgagasan yang seharusnya bisa dilak-

sanakan, tapi para Purna sendiri yangmasih berkutat pada persoal-an kecilmenyangkut status keanggotaan dalamwadah PPI, di mana MusyawarahNasional (Munas) akan dilaksanakan,siapa yang pantas datang dan diduduk-kan dalam kepengurusan, dan seter-usnya.

Artinya, persoalan di lapis bawah ter-nyata belum tuntas. Padahal, Kak Mutmenganggap kita bukan lagi anak kecilyang harus dituntun dan dibantu untuk“membangun sebuah rumah”. Moralforce yang ada pada kita dianggapsudah cukup besar, sehingga ia berpikirhanya akan membantu dalam soal “me-lengkapi arsitektur” atau “menata in-terior”.

Kak Mut sebagai orang yang per-tama kali mencetuskan gagasanPaskibraka, sebe-narnya tetap pedulipada kita. Itu terbukti dengan kese-diaannya untuk datang dalam upacara“Ulang Janji” Paskibraka 1978 padatanggal 18 Agustus malam. Denganpikiran yang cerdas, kita bisa membuatpertanyaan sederhana: fenomena apayang menyebabkan Kak Mut maudatang sendiri? “Karena kalian adalahmoral force!” katanya singkat malamitu.

Meski Direktur PGM Kakak DrsSuwoyo S Adi tidak bisa ikut dalamsatu pun kesempatan Reuni Paski-braka 1978, ke-hadiran Kasubdit Bimb-ingan Organisasi Pemuda (BOP)Kakak Drs Syahrir Ilyas menunjukkandukungan terhadap kita. Ha-sil reunidan ulang janji Paskibraka meru-pakansebuah fenomena baru yang dilihatnyabernilai positif. “Apakah benar, untukmembangkitkan kembali semangatyang sudah lama terpendam itu setiapPas-kibraka harus mengulangi janjin-ya?” ung-kap Kak Syahrir spontan.

Yang terpenting dilakukan sekarangadalah: bagaimana agar potensi se-luruh Purna Paskibraka dapat terako-modasi, lalu membuat program kerjayang jelas dan sesuai dengan misiPaskibraka. Namun, dua hal ini salingberkaitan erat. Potensi tidak akanterpadu sebagai sebuah kekuat-an danprogram kerja matang tidak bisadihasilkan, bila “manusia-manusia”potensialnya sendiri belum dicari dandikumpulkan. Sementara programkerja yang he-batpun, tidak akan ter-laksana bila potensi orang-orangnyamasih sangat minim.

Karena itu, adalah pantas bila kitase-karang bersikap sangat akomoda-

SEPERTI yang telah kami sampaikan pada buletin sebelumnya, Reu-ni Purna Paskibraka

1978 memang menghadapi banyaktantangan. Sikap pro dan kontra ter-hadap upaya berlatar bela-kang alter-natif jalan keluar memecahkan ke-bekuan aktivitas itu, nuansanya sangatterasa. Ada yang menyebut reuni ituseba-gai tindakan pengucilan diriterhadap Pur-na yang lain, bahkan adayang jelas-jelas menuding sebagaitindakan di luar garis organisasi yangditetapkan.

Tapi, mereka yang lebih jeli dan arif,tentu akan bisa memandang lain.Mereka bisa menangkap fenomenayang kita hadir-kan sebagai sebuahsikap kepedulian ter-hadap nasib danmasa depan keberadaan Paskibrakadi masa depan. Sikap mereka ini tentusaja identik dengan pemikiran kita sejakawal, bahwa terobosan-terobosan ba-ru perlu dilakukan untuk lebih menun-juk-kan eksistensi yang sebenarnyasangat potensial.

Sikap pro dan kontra itu tetap adasam-pai detik ini, meski ke-18 PurnaPaskibraka yang mengadakan reunisudah menunjukkan bukti tidak adasedikitpun tujuan bu-ruk, apalagi inginmengotak-ngotakkan diri dari semuaPurna Paskibraka yang ada. Kita hanyaingin menunjukkan, sebenarnya Pask-ibraka itu bisa bersatu, mandiri danberbuat lebih banyak asal ingat pada

DESA BAHAGIA : Kesempatan berkunjung ke Wisma PHI Cempaka Putih seusai dari IstanaMerdeka adalah bagian lain yang mengingatkan akan Desa Bahagia. Mereka berfoto bersamadi depan papan nama Wisma PHI. Jongkok dari kiri: Gde, Ikbal, Amir, Yadi, Sambusir, Herdemandan Sonny. Berdiri dari kiri: Budi Winarno, Aida, Rita, Halidja, Fridhany, Chelly, Salamah danSyaiful.

sya

ifu

l a

zra

m

Catatan dariJakarta

Page 3: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 3 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

inginan setiap Purna.2. Paskibraka 1978 hanya bisa mem-

per-kenalkan sebuah konsep danmetode baru menyatukan PurnaPaskibraka un-tuk berkumpul danbersama-sama du-duk berdampin-gan agar bisa berbicara secara ter-buka dalam suasana persaudaraan.

3. Sudah waktunya Purna Paskibrakame-lakukan upaya-upaya penega-kan citra yang lebih intensif sesuaidengan salur-an yang ada, selan-jutnya mengambil peran lebih aktifdalam lingkup tang-gung jawabyang diembannya. Situasi yang terusberubah dan berkembang, memak-sa kita untuk lebih luwes dalammenerjemahkan prinsip sepi ingpamrih, rame ing gawe seperti yangsering dipesankan para pembina.

4. Tanpa teramat menggantungkan diripada wadah yang sampai saat inibelum terwujud dengan mantap,setiap Purna Paskibraka dapatmencoba melakukan aktivitas apasaja yang berhubungan denganmisinya. Kita yakin, bila waktunyatiba kelak, aktivitas-aktivitas itu akan

tif terha-dap upaya apa saja yang ber-tujuan ke sana. Kita hanya bisa menun-jukkan con-toh-contoh hasil karya nyata,dengan ha-rapan bisa dilirik, direnung-kan, dan diam-bil nilai positifnya. Apayang kita lakukan selama setahun iniadalah contoh kecil yang dapat dia-dopsi dalam skala lebih besar.

Semua keinginan tetap mungkin di-wujudkan, karena pengalaman kitamenunjukkan bahwa semua pihakselalu bersikap terbuka dan menduku-ng setiap upaya Pur-na Paskibraka,apakah itu Direktorat Pembinaan Gen-erasi Muda (PGM), pihak Istana Kepres-idenan, sponsor, donatur dan seter-usnya.

Seperti yang dapat kalian baca dalamhasil reuni di halaman lain buletin ini,kita mempunyai sikap yang jelas, yakni:1. Pada prinsipnya, Paskibraka 1978

tidak menunjukkan sikap kontraterhadap keberadaan PPI. Yang kitasesalkan adalah sikap pengurus PPIyang tidak mampu melihat kondisiobjektif Paskibraka saat ini dengankacamata lebih realistis, sehinggamampu mengakomodasikan ke-

MEJENG: Keakraban wanita memang agakbeda dengan pria. Lihat saja ketika Firdhany,Halidja, Salamah dan Rita sedang mejeng...

SELAIN acara kangen-kangenan,diskusi dan bernostalgia ketempat-tempat yang pernah

tercatat dalam kenangan 16 tahun lalu,salah satu event penting dalam ReuniPurna Paskibraka 1978 adalah “UlangJanji” dan kenaikan grade dari PerintisPemuda —yang umurnya sudah ter-lalu tua bagi kita.

Upacara khusus itu dipersiapkan diakhir reuni, 18 Agustus malam, tepatseusai pelaporan hasil-hasil reuni ke-pada Direktorat PGM. Diharapkan,kedua kegiatan khusus yang men-yangkut keberadaan lembaga GladianSentra Nasional itu dapat kembalimembangkitkan semangat yang sudahlama “tidur” karena dibuai waktu dankesibukan pribadi.

Sesuai dengan biodata yang sudahdiserahkan, Kak Dhar menjanjikanakan menentukan siapa-siapa yangakan dinaikkan grade-nya sampai ketingkat tertentu. Sayang, niat itu tidakterlaksana seluruhnya, karena KakDhar harus mendampingi adik-adikPaskibraka 1994 dalam acara denganMendikbud Wardiman Djojonegoro diHotel Kartika Plaza, padahal Kak HusainMutahar sudah muncul di Pusdika tepatlima menit sebelum acara dilaksan-akan, pukul 21.00 WIB.

Atas prakarsa Kak Mut sendiri, acarakhidmat itu tetap dilaksanakan dan iasegera “mengambil-alih” peran KakDhar sebagai Pembina. “Saya punyaradar dan yakin Dharminto pasti ter-lambat. Karena itu, laksanakan sajadan saya akan memimpin langsung,”kata Kak Mut tandas.

Disaksikan Kasubdit Bimbingan Or-ganisasi Pemuda (BOP) DirektoratPGM, Drs Syahrir Ilyas dan puluhanPurna Paskibraka lain yang ikut dalamLatihan Keprotokolan dan Rakernas,tanpa teks “Pengantar Pengukuhan”terbaru seperti yang lazim dan telahdisusun rapi oleh GSN, Kak Mut mulaimemimpin upacara itu dengan “Pen-gantar” yang tak kurang bobotnya.Dengan pemahamannya yang —tentusaja— lebih dari siapapun tentangPaskibraka (karena ia adalah pence-tusnya), Kak Mut memaparkan latarbelakang latihan dan tujuannya.

“Kalian adalah moral force. Sayaminta janji yang akan kalian janji yangkalian akan ulangi pengucapannya initidak hanya sekadar janji seperti yangdiucapkan kebanyakan orang. Bukanjanji yang diucapkan di bawah sumpah“demi Allah” dan Kitab Suci yangkemudian dibuang ke lubang sampahsetelah diucapkan,” ujar Kak Mut

mengingatkan sebelum mengajakPurna Paskibraka 1978 mengucapkan“Ikrar Putra Indonesia”.

Dimulai dengan pengucapan “IkrarPutra Indonesia” —versi lama karenaingin seperti 16 tahun lalu— acara ituditeruskan dengan penyematan len-cana MPG (merah-putih-garuda) dankendit berdasar kuning. Itu berartitingkatan Perintis Pemuda telah resmidinaikkan menjadi Pendamping Pe-muda oleh lembaga Gladian SetraNasional (GSN).

Ketika bendera merah putih kembalidicium diiringi lagu Padamu Negeri,terasa kembali nuansa dan bau khas16 tahun lalu yang samar-samar mun-cul di dalam ingatan. Tak tertahan, airmata pun kembali menetes dan isaktangis haru terdengar satu-satu. KakMut didampingi Bunda Bunakim terusmenyematkan MPG dan kendit satupersatu sampai kami semua menda-patkannya.

Seusai upacara khidmat itu, kamimeminta Kak Mut, Bunda, Kak Syahrirdan seluruh Purna Paskibraka lainuntuk bergandengan tangan sambilmenyanyikan lagu Syukur. Kami inginmenggambarkan bahwa dalam kea-daan apapun, seluruh Purna Paskibra-ka dan Pembina harus saling bergan-deng tangan, bersatu dan terus begitu.

Kak Mut meninggalkan Pusdikahampir pukul 24.00, ketika Kak Dhar

Apakah Perlu Seluruh PurnaPaskibraka ”Ulang Janji”?

LANJUTANNYA ..... LIHAT HALAMAN 16

dapat menyumbangkan banyak halkepada kemandirian organisasi.�

Page 4: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 4 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

membuat kalian tidak bisa berkutik,meski semangat untuk datang keJakarta demikian membara.

Kami betul-betul baru tahu siapa-siapa yang datang setelah tanggal 16Agustus siang satu demi satu merekamuncul di Pusdika Cibubur. Beberapateman yang kebetulan punya fasilitas“bicara jarak jauh” memang sudahmemberitahukan kedatangan mereka.Bahkan Halidja, Fridhany dan AidaSumarni sudah datang beberapa harisebelum itu.

Rita dan Tetty yang menunggu diPusdika mulai mencatat kehadiranmereka yang tentu saja sebagian justrutidak terduga. Contohnya Herdemanyang nekat datang dari Kalimantan danMuhammad Ikbal dari Jambi. Kekag-etan dan kejutan lain datang tiba-tibadari Yadi Mulyadi yang dengan mis-terius menghubungi warga JIC tanggal16 Agustus pagi lewat telepon. Asaltahu saja, Yadi ternyata ada di Jakartadan menjadi Kepala Gerbang Tol JasaMarga di Tangerang.

Sampai usai maghrib, di pengina-pan tercatatlah 18 orang Purna Pask-ibraka 1978 yang berkumpul, terma-suk Salamah . Dari warga JIC ada Rita,Chelly, Tetty, Syaiful, Budi Winarno,

Sonny, Sambusir, Budi Saddewo, GdeAmithaba dan Amir Mansur . Sebagiananggota membawa serta keluarganya,sementara Saraswati yang kebetulansedang sakit juga datang agak malamdiantar suami tercinta. Suasana per-temuan pertama, terutama bagi merekayang tidak pernah bertemu selama 16tahun jadi unik, lucu dan mengharu-kan.

Malam itu, pembukaan reuni dilaku-kan dengan sangat sederhana olehKetua Panitia Budi Winarno. Tak adaruangan yang megah, sound systemyang membahana, tak ada tamu un-dangan, ataupun pembina dan stafDirektorat PGM. Kebetulan, malam ber-sejarah menjelang peringatan Detik-Detik Proklamasi esok harinya mem-buat para pembina sibuk dan tidak bisamenyisihkan waktunya.

Detik-Detik ProklamasiSeperti yang sudah dijadwalkan

semula, pagi hari 17 Agustus 1994,kami semua sepakat untuk mengha-diri peringatan Detik-Detik ProklamasiKemerdekaan RI ke-49 di IstanaMerdeka. Dengan modal tujuh lembarundangan, 14 orang berhasil masukke Istana. Sementara Sambusir yangketinggalan (harus pulang ke rumahmalamnya karena anaknya sakit)menyusul dan menerobos masuk ketribun D tanpa undangan dengankepiawaiannya sendiri.

Kunjungan ke PHIDari Istana Merdeka, siang hari kami

langsung menuju Wisma PHI Cem-paka Putih. Meski tidak dengan acarakhusus, kunjungan ke tempat kita dulumenjalani hari-hari penuh kenanganitu sungguh menyenangkan. Bentukbangunan lama PHI yang tidak jauhberubah dengan kondisi tahun 1978,membuat kenangan itu muncul satu-satu. Dari halaman, pagar, kamarpenginapan dan lapangan badmintontempat kita setiap hari senam, masihtetap seperti dulu.

Lihatlah betapa kami mengabadi-kan sudut-sudut PHI yang dulu jaditempat kita bersenda gurau. Terassamping penginapan dijepret danmenggambarkan betapa jendela ka-mar bawah (tempat penginapan putra)masih juga jendela yang dulu. Bahkan,salah seorang staf PHI mengaku masih

DARI awal, kami ingin memberitahukan pada teman-teman,bahwa untuk menggambarkan

secara utuh jalannya “Reuni PurnaPaskibraka 1978” bukanlah sesuatuyang mudah. Banyak kejadian danperasaan yang tidak bisa diungkapkandengan kalimat biasa. Karena itu,sengaja buletin ini menyiapkan hala-man khusus yang berisi rekamankamera selama reuni, dengan hara-pan bisa bercerita lebih banyak.

Kami cuma bisa menceritakan apayang terjadi detik demi detik, maaf kalauada yang tertinggal. Teman-teman yangikut juga sudah diminta ikut menulis,dan hasilnya bisa kalian baca di kesan-kesan pribadi mereka.

Kami di Jakarta memang sudahmemperkirakan dari 30 Purna Pask-ibraka yang diketahui alamatnya, pal-ing-paling hanya separuh yang bisahadir dalam reuni. Tapi, mengingat 10orang di antaranya berada di Jakarta,keyakinan kami jadi berubah, palingtidak akan ada 20 orang yang datang.

Perkiraan kami ternyata agak me-leset, karena beberapa dari kalian tidakbisa menyesuaikan jadwal cuti den-gan pekerjaan. Kami tahu, tugas-tugasmendadak, apalagi dinas luar kota

TRIBUNE B -- Dengan modal undangan yang diperoleh dari Protokol Istana, Purna Paskibrakamendapat tempat duduk di Tribune B yang kelasnya setingkat ”Kolonel”. Datang pagi-pagi,mereka bebas memilih tempat yang paling nyaman. Depan dari kiri: Rita, Salamah, Gde,Fridhany, Sonny, Amir, Halidja dan Syaiful. Belakang: Ikbal. Herdeman, Chelly, Yadi, Aida,Budi.

sya

ifu

l a

zra

m

Detik Demi Detik Reuni Paskibraka 1978

Page 5: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 5 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

ingat kepada kita, karena ia bekerjasejak tahun 1974 sampai sekarang.

Melihat UpacaraPenurunan Bendera

Dengan modal undangan yang cukupdari hasil lobby dengan Kepala RumahTangga Istana, sore hari kami jugakembali ke Istana Merdeka untukmenyaksikan penurunan benderapusaka. Warga JIC yang paginya tidaksempat ke Istana (tidak tahu pasti akanjadi berangkat karena undangan masihkurang), bertugas menemani teman-teman dari daerah sore harinya.

Tapi, akhirnya 15 orang pergi pulake Istana, sehingga tinggal Syaiful, Budidan Gde yang tinggal di penginapan.Budi dan Syaiful sengaja tinggal untukmempersiapkan bahan-bahan disku-si, karena kalau ikut juga, mereka takyakin diskusi malam harinya akanmulus tanpa konsep.

Pada mereka yang pergi ke Istanasudah dipesankan agar segera pu-lang, karena waktu untuk diskusi akansangat sempit kalau terus diulur-ulur.Tapi dasar “Kamso”, mereka tetap sajabaru pulang ke Cibubur agak lambat.Alasannya, “Maklum, perlu sedikit jalan-jalan.. Kan tidak pasti setiap tahun bisajalan-jalan di Jakarta dengan sahabatlama...”

Diskusi PanasKalau siang 17 Agustus, semua

teman-teman yang ikut reuni tak maumenyia-nyiakan kesempatan berkan-gen-kangenan sehingga seolah rugiuntuk waktu harus disisihkan untukdiskusi yang serius-serius, ternyatadugaan mereka keliru. Begitu detikdiskusi dimulai pada pukul 20.00 WIBlebih sedikit, suasana berubah men-jadi lain.

Budi dan Syaiful yang sudah meng-ingatkan agar penyamaan persepsidicapai lebih dulu sebelum diskusimenghangat jadi agak pusing tujuhkeliling. Mengapa? Karena ternyata,masa berpisah yang 16 tahun telahmembentuk karakter-karakter yangbeda dengan dulu. Kesenjangan in-formasi tentang ke-Paskibraka-an punharus dijembatani dengan susah payah,sebelum satu persepsi itu sampai.

Tapi, malam itu, bahkan sampaidiskusi-diskusi selanjutnya, persepsiitu tetap saja belum 100 persen sama.Cara melihat persoalan tetap berbeda,begitu juga tingkat pemahaman,apalagi soal emosi. Sehingga, Bundapun perlu ikut nimbrung menjelangtengah malam, dengan harapansuasana diskusi jadi lebih adem.

Nyatanya, seperti juga emosi yangmuncul dari hati teman-teman ketikaseluruh perkembangan Paskibraka

serunya, diskusi itu “terpaksa” men-capai kata sepakat, meski titik temupersepsi sebenarnya masih perlu satulangkah lagi. Tapi tak apa, sepakat untukkebaikan dan merelakan sebagiangagasan tidak tertampung adalah halyang biasa dalam sebuah diskusi. Yangpenting, siang itu semua sepakat untuktetap bergandeng tangan dan melaku-kan sesuatu untuk kebaikan Paskibra-ka di masa datang.

Makan di KuringSeusai diskusi, semua kembali ke

mobil. Chelly memimpin rombonganke sebuah “kuring” di Cibubur untukmakan siang. Panitia sudah sepakatuntuk menyervis peserta reuni denganmenu yang lebih baik ketimbang diPusdika, dengan harapan bisa men-gubur seluruh perdebatan sengit se-lama diskusi.

Niat itu tak salah, karena dalamsuasana yang nyaman, makan siangdi dangau yang berada di atas air kolampenuh ikan itu terasa lain. Desir anginsemilir membuat semuanya menga-ntuk setelah selesai makan, sehinggamereka masih dibiarkan di kuring itusampai sore.

Sayang, sore itu Halidja harus kemba-li ke Jakarta karena akan segera terbangkembali ke Ambon. Dia harus rela tidakmengikuti penutupan reuni dan “UlangJanji”, karena bila terlambat akanmendapat teguran dari kantornya.Dengan ucapan selamat jalan, Halidjadilepas oleh teman-teman dengan janjidan niat keras akan ketemu lagi tahundepan.

Penutupan dan Ulang JanjiSore hari, Syaiful dan Budi kelihatan

ngotot di depan layar komputer untukmenyiapkan hasil-hasil kesepakatanyang dibahas dalam reuni. SementaraChelly yang jadi seksi sibuk memper-siapkan aula, makan malam dan “tetek-

dipaparkan gamblang, Bunda pun taklepas dari itu. Bedanya, kami hanyamelihat persoalan dari luar sedangkanBunda ikut berkiprah langsung didalamnya. Bunda menyerahkan kes-impulan pada kami setelah ia jugamengungkapkan apa yang jadi uneg-unegnya selama ini.

Malam yang dingin itu dilewati dengandiskusi yang hawanya justru “panas”.Tapi, ketika mata mulai mengantuk dantubuh terasa lemah, diskusi harusdiputus untuk dilanjutkan esok harin-ya...

Joget DangdutPagi 18 Agustus, rencananya acara

akan dilanjutkan dengan rekreasi keTaman Mini Indonesia Indah (TMII).Hitung-hitung, sambil bernostalgia bisapula melanjutkan diskusi di sana. Tapi,mengingat belum klopnya persepsipada diskusi malamnya dan waktu yangterasa begitu sempit, akhirnya dipu-tuskan untuk mendinginkan situasi ketempat yang dekat saja, tapi suasan-anya tak kalah segar.

Diputuskanlah untuk berekreasi keTaman Bunga Wiladatika Cibubur yangjaraknya hanya 300 meter dari pengi-napan. Di antara pohoh-pohon rindangdan bunga-bunga yang mekar, denganmengambil salah satu teras terbuka,kami pun mulai melepaskan hobi.Begitu lagu dangdut diputar, maka ber-goyanglah para ibu-ibu yang lepas darianak-anaknya itu.

Saking keenakan berjoget, sampai-sampai mereka hampir lupa kalaudiskusi masih harus dilanjutkan untukmencapai kata akhir. Pukul 08.00 joget-berjoget itu dimulai, dan pukul 10.00terpaksa haru distop. Diskusi dimulailagi, meski sebagian masih ada yangterus menggoyang-goyangkanbadannya, terutama Chelly dan Aida.

Dengan suasana yang tak kalah

MERTUA -- Meski hanya mertua Izziah, Purna Paskibraka'78 menganggap Menpangan/Kabulog Ibrahim Hasan dan Ibu Ibrahim Hasan seolah-olah mertua mereka sendiri...

Page 6: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 6 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

bengek” acara bersama Rita. Yang lainpun bersiap-siap untuk untuk mengiku-ti acara yang nantinya ternyata palingberkesan di antara semua programreuni.

Panitia sempat bingung untuk me-netapkan waktu acara penutupan. KakSyahrir yang diminta mewakili DirekturPGM dalam penutupan harus lebih dulumenutup acara Rakernas dan LatihanKeprotokolan di Graha Wisata Cibuburpukul 20.00. Sementara Kak Dharmintoyang berjanji akan memimpin “UlangJanji” masih harus ikut rombonganPaskibraka 1994 untuk acara khususramah tamah dengan Mendikbud ProfDr-Ing Wardiman Djojonegoro.

Akhirnya, diputuskan acara penut-upan dan penyampaian hasil reuni padapukul 21.00. Kak Mutahar yang sudahmenyatakan akan hadir terpaksa ditele-pon untuk memberitahukan peruba-han itu. Memang benar, acara barubisa dimulai pukul 21.00 saat KakSyahrir datang, begitu pula Kak Mutpada pukul 20.55.

Namun, persoalan lain muncul,karena selain 18 Purna Paskibraka1978, tidak ada lagi yang akan men-yaksikan acara itu. Gde dan Yadi segeramengambil inisiatif menjemput teman-teman Purna Paskibraka lain yang barusaja mengikuti upacara penutupanLatihan Keprotokolan, karena kehad-iran mereka dianggap sangat penting.Awal acara masih harus tertunda sekitar20 menit menunggu mereka datang.

Setelah Kak Mut menyatakan siapmenggantikan Kak Dhar dalammemimpin Ulang Janji, acara pundimulai. Rita yang jadi MC kagetanmengatur jalannya acara, dan Budisebagai Ketua Panitia Reuni menyam-paikan hasil-hasil reuni kepada Direk-torat PGM. Usai itu, acara diserahkanke Kak Mut yang dengan caranya sendirimemimpin Ulang Janji dalam suasa-na sangat khidmat.

Malam itu, sebagian Purna Pask-ibraka 1978 menyatakan ulang “IkrarPutera Indonesia”, diikuti denganmencium bendera merah putih sertapenyematan lencana MPG dan kendit“Ibu Indonesia Ber-Pancasila” berdasarkuning. Kak Mut setuju untuk melantikkami menjadi Pendamping Pemuda.

Ketika acara usai, Kak Dhar barupulang. Dia segera menemui Kak Mutdan meminta maaf. Kak Mut hanyatersenyum dan tenang-tenang sajakarena merasa persoalan Ulang Janjibukanlah sesuatu yang perlu dibikinpusing. “Semua sudah aku beresi.Kalau kamu marah, aku pulang saja...,”ujar Kak Mut setengah bercanda.

Seusai acara dan Kak Mut sudah

SAAT-SAAT terakhir runi akan berlang-sung, rasa penasaran untuk memburubeberapa rekan yang seharusnya ter-tangkap semakin kuat. Tapi, bagi NengRita yang selama ini kehilangan ”suami”,perasaan gembira jelas membuncah ketikatanda-tanda akan ditemukannya lagi YadiMulyadi mulai kelihatan.

Awalnya datang begitu saja, ketikaAdang (Paskibraka 1980 dari Jabar) tiba-tiba menyodorkan alamat Yadi ketikabertemu di Cibubur. Kegigihan Sarasakhirnya berbuah, karena lewat telepondapat melacak posisi mantan Lurah DesaBahagia 1978 itu. Begitu muncul di Cibuburdalam pakaian seragam Jasa Marga, Yaditernyata masih gagah dan enerjik. Palingtidak, selama reuni ia masih kuat untukmengangkat satu kardus Aqua sebelumdan seusai diskusi plus rekreasi di TamanBunga Wiladatika !

Bertemu dengan Purna Paskibraka lain

yang datang ke Jakarta dalam latihanKeprotokolan juga ada hikmahnya. Denganbantuan rekan dari NTB, kita mendapatkankembali alamat ibu Angan alias Maskay-angan . Kini, ibu dari sekian anak itu sibukmengurusi du salon kecantikan miliknyadi Ampenan, Lombok. Saras sudah men-gontaknya lewat telepon. Dengan tak sabar,Angan menyatakan ingin segera ke Jakarta,untung saja dilarang karena belum tentuwaktunya cocok untuk bisa bertemu denganteman-teman. Mungkin bisa diatur lagi, agarrencana bertemu teman-teman bisa lebihakurat. Soalnya, kita di Jakarta ini susahBu Angan... Semuanya sibuk dan susahmengatur waktu !

Dengan ditemukannya dua lagi, Yaditercatat sebagai ”Anak Hilang yang Dite-mukan Lagi” nomor 31, sementara Angannomor 32. Siapa yang akan jadi nomor33 dan seterusnya? Kerja keras kita dibu-tuhkan untuk itu. ����� SONNY JWARSON

SETELAH Salamah dan Herdemanberangkat sama-sama ke Surabaya, sayatak sangka masih ada yang ketinggalandi Jakarta. Aida menelepon dan meng-ajak kumpul di sebuah kuring di Jalan Ra-den Saleh Jakarta. Berlima (Rita, Yadi,Gde, Sonny dan Aida) mengadakan farewelparty sederhana. Teman lain tak bisa ikutbegitu juga ketika esoknya mengantarAida ke airport.

Lain lagi dengan Mahruzal ”Poh” yangkembali ke Indonesia setelah 6 bulan diJepang. Setibanya di Jakarta ia ”ngerjai”

Sambusir lewat telepon. Sayang, kehadir-an Poh di Jakarta juga tidak menguntung-kan dalam soal waktu, karena tak semuarekan bisa menemui, termasuk Sambusiryang sudah dikerjai.

Saya cuma bis amenceritakan pada Zalapa yang terjadi selama Reuni. Yang bisadiceritakan, selama di Jepang Zal taksempat cukur jenggot dan makannya mieinstant melulu, karena makanan Jepangharganya selangit. Pokoknya, wajahnyaketika itu memang sudah mirip dengan mieinstant-lah. ����� SONNY JWARSON

Farewell Party & Mie Instan

Berburu Anak Hilang

minta diri, kami menyempatkan dirimeminta Kak Dhar, Kak Syahrir danBunda untuk sekadar berdiskusi.Tujuannya memperjelas persoalantentang Gladian Sentra Nasional danpemberian serta pemakaian lencanaMPG. Diskusi itu akhirnya tidak cumapanjang, tapi juga menarik sehinggabaru usai pukul 02.30 dinihari, Jumat19 Agustus.

Pagi yang cerah 19 Agustus sebe-narnya menyambut hari baru yangindah. Tapi, keindahan itu tidak bisadinikmati sepenuhnya karena teman-teman dari luar daerah akan segerapulang. Mata yang berat karena tidurterlambat terpaksa segera dibukalebar-lebar, sekadar untuk melihatwajah-wajah kuyu yang tak bakal dilihatlagi beberapa waktu mendatang.

Fridhany akan menuju ke Surabayamengambil sesuatu di rumah saudara-

nya ditemani Herdeman dan untuk se-lanjutnya mereka berdua akan bersa-ma-sama kembali ke Kalimantan. Aidadijemput saudaranya dan akan mem-bali ke Medan. Sementara Ikbal jugadijemput saudaranya untuk mampir dirumah kakaknya di Jakarta, seterusnyakembali ke Jambi.

Tinggallah para warga JIC yang men-jaga gawang dan membereskan se-mua urusan yang berkaitan denganreuni, sebelum pulang ke rumah ma-sing-masing di Jakarta dan sekitarnya.

Tahun ini kita bisa mengumpulkan18 orang. Apakah tahun depan kitasepakat untuk berkumpul lebih banyaklagi? Hanya waktulah yang akanmenentukan. Selamat bertemu danberpisah, semoga Tuhan mengizinkankita untuk kumpul-kumpul lagi di tahun1995.***

Page 7: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 7 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

Pantaskah Lencana MPG yang Kita Pakai?MENJELANG tengah malam, setelah usai “Ulang

Janji” dan upacara kenaikan grade 18 orang PurnaPaskibraka 1978, kami sengaja mengundang Kak

Dhar, Bunda Bunakim dan Kak Syahrir untuk sedikitberdiskusi tentang lembaga GSN, tugas-tugas yang di-embannya dan penggunaan atribut-atribut “Latihan Kepe-mudaan”, termasuk lencana MPG.

Dalam penjelasan selannjutnya, Kak Dhar memaparkansecara rinci tentang tingkatan-tingkatan dalam latihankepemudaan di GSN. Ia menilai, sampai saat ini masihbanyak penyimpangan yang terjadi dalam pemakaian atributdan persepsi tentang keberadaan lembaga GSN/GSD(Gladian Sentra Daerah).

GSN, menurut Kak Dhar adalah sebuah lembaga tersendiriyang bertanggung-jawab pada setiap latihan dan pem-berian atribut kepada alumni latihan. Lembaga itu bersifatindependen, namun pengawasannya secara struktural di-kaitkan ke Direktorat PGM. Jadi, seperti yang tercantumdalam setiap sertifikat latihan, para pembina/penaya yangmenandatangani sementara Direktur PGM mengetahui.

”Sayang, lembaga ini memang sepertinya tidak terlalujelas eksistensinya di mata para peserta latihan sendiri,termasuk para Purna Paskibraka. Karena itu, kami sedangberusaha bersama Direktorat untuk ‘menghidupkannya’lagi sesuai tujuan semula.”

Tingkatan LatihanWarna dasar lencana MPG dan kendit yang diberikan

GSN/GSD sesuai dengan tingkatan latihan yang diberikan.Dijelaskan Kak Dhar, warna dasar dan tingkatan itu adalahsebagai berikut:1. Hijau untuk Perintis Pemuda, usia minimal 17 tahun.2. Merah untuk Pemuka Pemuda, usia minimal 22 tahun.3. Kuning untuk Pendamping Pemuda, usia minimal 26

tahun.4. Ungu muda untuk Pembina, usia minimal 32 tahun.5. Ungu tua untuk Penaya, usia minimal 32 tahun.Selain itu ada warna dasar lain yang diberikan kepada

orang-orang tententu, yakni:6. Coklat untuk aktivis pemuda di Karang Taruna.7. Putih untuk tanda Kehormatan kepada orang-orang yang

banyak berjasa dalam pembinaan generasi muda.Untuk memperoleh tanda gladian itu, seseorang harus

mele-wati tahap-tahap latihan dengan kurikulum yang sudahtertentu. Selain itu faktor kemampuan/pengalaman danusia sangat menentukan grade yang diberikan. Yang lebihpenting adalah dengan memakai grade tertentu makakemampuan, sikap, pengabdian dan kemampuan lainnyaakan secara langsung dinilai oleh masyarakat tentang pantastidaknya seseorang menggunakan warna yang dipakai.

Penentuan grade tidak bisa seenaknya sendiri. Semuaharus dikontrol oleh para Pembina di GSN/GSD, sehinggatidak bisa setiap orang menaikkan grade sesuka hati,meskipun menjadi pengurus organisasi alumni ProgramPGM. Kenaikan tingkat harus melalui ujian, pengamatanserta penilaian yang teliti dari para Pembina dalam waktuyang tidak sebentar.

Setelah dipandang mampu barulah bisa naik gradedengan ketentuan yang berlaku. Sampai saat ini GSN untukPaskibraka yang ditangani oleh para Pembina yang terdiridari Kak Mutahar, Kak Idik S, Kak Dharminto S, BundaBunakim. “Setahu saya, sampai saat ini GSN belum pernahmengeluarkan tanda gladian ungu atau Pembina kepadaPurna Paskibraka,” jelas Kak Dhar.

Dengan penjelasan Kak Dhar itu, tahulah kita bahwaPurna Paskibraka yang menggunakan lencana MPGberdasar ungu sebenarnya tidak melewati proses dan

PANAS -- Mulanya ogah-ogahan diajak diskusi, tapi begitu dimulai... suasananya jadi panas.Begitulah sulitnya menyatukan persepsi setelah 16 tahun tak bertemu. Bunda hadir di bagianpenghujung diskusi ikut menyumbangkan buah pikiran yang membuat hati adem di tengah malamyang sebenarnya sudah dingin.

tahapan yang ditentukan GSN/GSD.Keabsahannya perlu dipertanyakandan dibuktikan dengan data-dataotentik serta dari Pembina yangmana ia memperolehnya.

Yang pasti, yang berhak melantikseseorang menjadi Pembi-naharuslah pemegang tanda gladianungu tua (Penaya) dan apa yangdilakukannya harus dilaporkankepada GSN, sehingga meleceh-kan keberadaan lembaga GSN/GSD. Tanda gladian ter-tentu men-gandung konsekuensi moral yangtertentu pula. Ma-kin tinggi gradeyang dicapai maka semakin beratbeban moral yang harus disandan-gnya.

Kita hanya meminta pada Direk-torat PGM untuk kembali mem-benahi lembaga GSN/GSD danmengakuratkan data ten-tang sia-pa-siapa yang pernah naik gradebeserta tingkatannya. Hal itu pent-ing, untuk tidak membuka peluangorang-orang ter-tentu memanfaat-kan kehormatan itu untuk kepent-ingan dirinya sendiri.

� SYAIFUL/BUDI WINARNO

Page 8: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 8 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

KOL POL DRS ADRIAN DANIELRumah: Jalan Veteran No.2 Palem-bang, Telp. (0711) 345397; Kantor: Kadit Pers - Polda Sumbagsel,Jl.Sudirman Km 4 Palembang, Telp.(0711) 311751LETKOL POL JUSUF MUCHARAMRumah: Jalan Wahid Hasyim No.1LMedan, Telp. (061) 327152; Kantor:Kadit Samapta Polda Sumut, Jl. ZainulArifin 7 Medan, Telp. (061) 321441.

LETKOL PNB. SUTRISNORumah : Jalan Rajawali Baru No.10 Halim Perdanakusuma (Depan RSAngkatan Udara) Jakarta Timur, Telp.(021) 8019512.

LETKOL ALBERT INKIRIWANGRumah: Jl. Masjid I/8 PejomponganJakarta Pusat, Telp. (021) 5706340;Kantor: Komando Brigade 17 KodamV Brawijaya, Jl. Tugu Malang 65000

Medan, 6 September 1994Sahabatku Syaiful Azram dan rekan-rekan Paskibraka’78,

Bagaimana memulainya atau apakah surat ini enak dibaca,Ida juga tidak tahu. Ida hanya mengabarkan, bahwa Idasudah ngumpul lagi dengan suami dan anak-anak tercintadi Medan untuk meneruskan kewajiban keluarga.

Meski terasa tempat kita saling berjauhan, keakrabanyang begitu harmonis telah membuahkan kedekatan hatikita selama bertemu di bulan Agustus. Semoga pertemuanitu menjadi sweet memory untuk diceritakan kelak kepadaanak cucu kita. Marilah kita berdoa agar anak-anak kitakelak, meski pun hanya satu, dapat meneruskan jejak kitamenjadi anggota Paskibraka sekaligus meneruskan apayang kita rintis. (Siapa tahu pula, ada di antara anak-anakkita yang jadi menteri... ha.. ha..ha..)

”Ke Jakarta aku kan kembali....” begitu kata syair laguKoes Plus, seakan-akan menjadi pendorong bagi kita untukmengadakan reuni lagi kapan-kapan dan dihadiri lebihlengkap daripada yang kemarin. Kerinduan yang dalammenyertai tulisan ini, seiring mohon maaf bila ada sesuatuyang kurang sreg tersisa dalam kenangan reuni. Mudah-mudahan segera tersingkir dari ingatan kita.

Bertemu dan saling berkomunikasi adalah satu-satunyacara untuk kita bisa berbagi rasa, saling meringankan bebansatu sama lain. Hendaknya, kekeluargaan yang telah kitajalin tetap kita pertahankan.Rekan-rekan tercinta,

Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari reuni keluargabesar Paskibraka'78 yang lalu. Paling tidak, kita bisa men-syukuri kebesaran Tuhan yang bisa mempertemukan kitalagi setelah sekian lama berpisah. Ida cuma bsa berdoa,semoga kita sukses dalam menempuh karir dan kehidupan,agar jarak kita tak lagi jauh, agar kapan saja kita bisabertemu.

Salam Ida dan keluarga di Medan kepada semua anggota”gerombolan '78”. Ida akan terus kirim surat lagi, asal kaliantidak bosan.

Wassalam,� AIDA SUMARNI

BERITA KEPADA KAWAN...

DENGAN ikhlas, kami memang akan menanganipenerbitan dan pengiriman buletin ini setiap bulandengan dana yang ada pada kami bersepuluh diJakarta. Tapi, tentu saja tidak adil kalau kita semuatak ikut andil. Kami cuma bisa mengimbau, kalauada kelebihan ”uang dapur”, ya kami-kami dibantu.Berapa aja deh.... pokok-nya asal ada.

Kalau ada, silakan kirim atau transfer lewat rekening:SYAIFUL AZRAM :

Tahapan BCA No. 071-100-27158-8(Cabang Blok A, Cipete) , atauTaplus BNI No. 022.78009964.6

(Cab. Kebayoran Baru, Blok M)Jangan lupa kirimkan resinya agar bisa diketahui

setelah masuk.

***) BCA online di 23 kota: Medan, Pekanbaru, Batam,Palembang, Jabotabek, Karawang, Depok, Cilegon,Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Klaten,Salatiga, Solo, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasardan Kuta. Sementara BNI rasanya ada di setiapibukota kabupaten/kodya seluruh Indonesia.

Ringan Sama Dijinjing KOMANDAN, PEMBINA, PELATIHBUNDA BUNAKIMJalan Tarian Raya Timur W-20Kompleks AD - Kelapa GadingJakarta 14240DRS IDIK SULAEMANJalan Budaya No. 2 KemanggisanJakarta 11480, Tel. (021) 5480217

DARMINTO SURAPATHYJalan Bandengan Utara 1 RT 005/011 No. 11 Jakarta Barat 11240

HUSEIN MUTAHARJalan Dharmawangsa XII (PrapancaBuntu) No. 119 RT 101/01 JakartaSelatan 12160 Telp. (021) 715044-7390699BUNDA FATMAWATIJalan Raya Malaka Blok 2 No.94Perumnas Klender Jakarta Timur

Jogyakarta, 18 Agustus 1994Salam Paskibraka !!

Kabar baik dari kami sekeluarga di Kota Gudeg, semogademikian pula halnya seluruh kerabat JIC beserta keluarga.

JIC yang semakin okey, bagaimana kabar-kabur kalian semua?Semoga okey terus dan semakin asoii....

Oh... ya, dengan surat ini kami sekelurga mohon maaf yangsebesar-besarnya diserta penyesalan sedalam-dalamnyabahwa kami sekeluarga tak dapat datang pada acara yangsangat kami nantikan kemarin. Hal itu dikarenakan jadwal cutiyang telah kami ajukan pada awal tahun tidak dapat teralisirkarena pada beberapa waktu terakhir ini kesivukan jawdwalin training sangat padat.

Endang harus menjalankan training itu 1-10 Agustus di Cisarua(Puncak-Bogor). Saat itu Endang berusaha untuk menghubungiRita di Kuningan tapi tak ketemu. Kemudian, 18 Agustus harusberangkat ke Surabaya (Tretes). Tadinya, kami telah men-gusahakan untuk tetap datang ke Jakarta, dengan mencaritiket pesawat Yogya-Jakarta pp tanggal 17 Agustus. Tapiapa daya, ternyata tiket pesawat tidak tersedia.

Endang pun sangat kangen dengan kalian semua, namunkangen itu tetap belum terobati sampai tahun ini. Secara kebe-tulan, suami Endang juga baru pergi dinas ke luar kota selamasebulan. Untuk itu, sekali lagi mohon maaf. Kami berjanji ta-hun depan harus terealisir dan Insya Allah kami datang. (Itukalau kita reuni lagi..ha.. ha.. ha.. , Red)

Rekan-rekan di JIC yang sangat berbahagia. Endang di Yogyayakin bahwa kalian sukses dalam menyelenggarakan reunike-marin. Bagaimana ceritanya? Tentu asyik sekali dan meng-harukan. Endang nggak bisa membayangkan betapa bahagi-anya... Oh ya, bagaimana buletinnya kok ngumpet? Semogananti terbit dengan cerita-cerita yang menggembirakan.

Demikian surat dari Endang. Tak lupa salam kangen buatsemua Purna Paskibraka.... dan jayalah Paskibraka !!

� ENDANG RAHAYU PUROHATU

Page 9: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 9 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

YANG TELAHDITEMUKAN

INFO ALAMAT

Catatan : Alamat terbaru setelah pin-dah atau alamat yang baru ditemukan.

Auzar Hasfat (Riau); Jl. Tasykurun 44 Pe-kanbaru (alamat lama)Suhartini (Riau); Jl. Pembangunan 2 SelatPanjang - Riau (alamat lama)Ellyawaty (Jambi); Jln. Merdeka 43 KualaTungkal, Jambi (alamat lama)Nilawati (Sumsel); Jl Telaga Jawa RT VNo. 5 Lubuk Linggau (alamat lama)Iskandar Rama (Bengkulu); Jalan MH Tham-rin 32 Curup Bengkulu (alamat lama)Ernawati (Bengkulu); Depan Lap. Dwi Tung-gal Curup, Bengkulu (alamat lama)Akrom Faisal (Lampung); ????Mazhur (NTB): ????Wendalinus Nahak (NTT); (alamat terbarutidak diketahui, setelah pindah dari GejayanGg. Alamanda 12A Yogyakarta)”Ice” Trice De Bora Bria (NTT); Jl. HattaTanah Merah, Atambua, Timor (alamat lamadan tidak jelas)Frederick (Kaltim); Asrama Don Bosco,Jalan Sudirman 59 Samarinda (alamat lama)Rahmawaty Siddik (Kaltim); Jalan Jend.Sudirman RT I SD 1/37 Tenggarong (alamatlama)Daniel Pakasi (Sulut); Jl KS Tubun 6 Manado(alamat lama)Deetje Saroinsong (Sulut); Jl. Dua Mei,Teling, Manado (alamat lama yang tidak jelas)Sinyo Mokodompit (Sulteng); Jl. Pana-sakan Dalam 179 Toli-Toli (alamat lama)Diah Palupi (Sulteng): ????Ridwan (Sulsel); ????Hafsah Dahlan (Sulsel); Jl. Baji Minasa 17HJaneponto (alamat lama)M Ilham R. Rauf (Sultra); Jl. Pattimura 67Kendari (alamat lama)Patty Nehemia (Maluku), Jl Pancasila 40Ambon (alamat lama)Johny Ronsumbre (Irja); Ardipura 1 Jaya-pura (alamat lama)Sipriano Magno (Timtim); (alamat terbarutidak diketahui setelah pindah dari Yogya)Maria Loerensa de Rosario Sarmento(Timtim); Jl Franssico Machado, Dilli (alamatlama)

Mahruzal MY (Aceh); Rumah: Jl Alkindi 25Unsyiah Darusalam Banda Aceh, Telp.34013Kantor: Bappeda Tk. l Aceh, Jl. T. Nyak AriefBanda Aceh, Telp. (0651) 23230.

Izziah (Aceh); Sekarang menjadi menantuMenten Negara Unusan Pangan/Kabulog dansedang belajar di Amerika Serikat. Alamat: d/a Prof Dr Ibrahim Hasan, Jalan Kristal BlokH-8, Kompleks Permata Hijau, JakartaSelatan 12210, Telp. 5480914

Syaiful Azram (Sumut); Rumah: Jalan KramatBatu 20 RT 002/05 Gandaria Selatan,Cilandak, Jakarta Selatan 12420; Kantor:Redaksi Harian Pelita, Jl. Blora 37 Jakarta10310, Telp. 021-391410,390-1404,3901405,Fax. 390-1411, 390-1412

Aida Sumarni Batubara (Sumut); Rumah1:Jl. Halat Ujung Gg Kelinci No.1 Medan.Rumah2: Cok Simbara, Jl. Tebet Barat Dalam5A No.35 Jakarta 12810, Telp. 021-8301260.

Masril Syarif (Sumbar); Perumnas PT Se-men Padang, d/a Syahrul Syarif, BagianHumas PT Semen Padang, Indarung -Padang

Azmiyati Aziz (Sumbar); Jl. Letjen SoepraptoNo.22 (Depan STM Bumi Nyiur) Palu,Sulawesi Tengah.

Muhammad Ikbal (Jambi); Rumah: JalanKepodang 8 No. 132 Kota Baru - Jambi;Kantor: PT Bank Dagang Negara (persero)Cabang Jambi, Jalan KH Wahid Hasyim 812Jambi, Telp (0741) 24339 - 26883

Sambusir (Sumsel); Rumah 1: Jl BagusKuning Lr. Kartini RT 29 No. 1090 PlajuPalembang; Rumah 2: Jl Pramuka CompertaNo.330B Prabumulih - Sumsel (semua alamatlama)

Tatiana Shinta ( Lampung); Rumah/Kantor :PT Adhykarya Ciptapratama; Jl Masjid 39Kemang, RT 05/07, Jatiwaringin, Pd. Gede,Bekasi 17411; Telp. (021) 8464430 - (082)121624 (cell. phone), Pager. 8800222,8800333 pes. 6216

Amir Mansur (DKI Jakarta); Rumah: JalanS. Brantas RT 07/01 No. 235, Cilincing JakartaUtara 14120; Kantor: SD Negeri 12 Cilincing,Jakarta Utara. Telp. 4400952

Saraswati (DKI Jakarta); Rumah: Kompl.Sarana Indah Permai, Jl. Arumdalu Blok A7No.12, Kedaung, Ciputat, Tangerang; Kantor

PT Nugra Santana, Bank Pacific Bulding, 3rdFloor, Jl. Sudirman Kav, 7-8 Jakarta 10220;Tel. 021-5702040, 5704893, 5704895,5704897, Fax. 021-5705109

Yadi Muly adi (Jabar): Rumah/Kantor:Gerbang Tol Tangerang, Telp. (021) 5523904.

Arita P Sudradjat (Jabar); Rumah: Jl Mandar14 Blok DD3 No.3 Sektor 3A JakartaSel.12330, Kantor: PT Procter & Gamble In-donesia, TlFA Building, 8th Floor, Jl KuninganBarat 26 Jakarta 12710, Tel. (021) 520-0333,Fax. (021) 520-0093

Budiharjo Winarno (Yogya); Rumah: BintaroMelati Raya JJ-3, Bumi Bintaro Permai,Jakarta Selatan 12320, Tel. 021-7364642;Kantor: PT Asuransi Jiwa Sewu New York Life,Chase Plaza Tower 10th Floor, Jalan Jend.Sudirman Kav. 21, Jakarta Selatan 12920, Telp.021-5208408, 5208444, 5700202, Fax. 021-5208440

Endang Rahayu (Yogya); Rumah: JalanJlagran 115 Yogyakarta, Telp. 0254-2281

Salamah Wahyu (Jateng); Rumah: Jl WismaBungurasih Il/36 Waru, Surabaya, Pager. 511-111 pest 80844; Kantor: P Gatot Stariadi SH 8Associates, Lantai lll, Darmoka1i 5C,Surabaya 60241, Tel. (031) 574445, Fax.(031) 583990

Sonny Jwar son (Jatim); Rumah: PondokSurya Mandala G-1 No.14 Jakamulya -Bekasi Selatan; Kantor: Sekolah TinggiManajemen Prasetya Mulya, Jl RayaJagorawi, Cilandak, Jakarta12430, PO.Box7130/JKSCL,Jakarta 12071, Tel. (021)7697247, 7500463, 7511140, 7511143, Fax.021-7501460, 7500461

Rahmaniyah Yusuf (Jatim): Rumah: Jl. SriRejeki II No. 17 Semarang 51040, Telp. 024-607724. Kantor: SMA Ronggolawe, Jl.Damarwulan II/53 Semarang.

Maskayangan (NTB) Jalan Asahan Raya 23,Perumnas Tanjung Karang, Ampenan,Lombok Telp. (0364) 36230.

Gde Amithaba (Bali); Rumah: Jl. Citra Gar-den II Blok B9 No.12 Cengkareng, JakartaBarat, Telp. 021-5404962. Kantor: PT DeltaDjakarta, Jl. Bandengan Selatan 43 JakartaUtara 14450, Tel. 021-6690708, 6680688.

Oka Saraswati (Bali); Jalan Seruni 4C,Denpasar Tel. (0361) 226130

Syarbaini (Kalbar); Jl. Kom Laut Yos Sudarso,Perumnas II Gg Matan II No. 18, RT 03/XXXIIIPontianak 78113

"Chelly" Urai Sri Ranau Wiatna (Kalbar);Rumah: Antilop Maju, Jabbening I, Jl. Merapi116 Kalimalang, Jakarta Timur; Kantor: DPPKNPI, Jl Rasuna Said, Kuningan JakartaSelatan, Tel. (021) 512811.

Fridhany (Kalteng); Jalan HM Arsyad XXXVIBlok D No. 7 Sampit, telp. 0531- 22256.

Herdeman (Kalteng); Jl. Ci Bangas GangDikari No. 1 Palangkaraya 73111.

Nunung Restuwanti (Kalsel) Jl. KampungBaru RT XV/74 Murung Pudak 71571,Kalimantan Selatan, Tel. 0516-21275.

Halidja Husein (Maluku); Rumah: KompleksPelayaran Ammada No. 36, OSM, Ambon,Kantor: Biro Ekonomi Kantor Gubemur KDHTk I Maluku, Jalan Raya Pattimura, Ambon.Tel. (0911 ) 43409.

YANG MASIHHILANG

Page 10: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 10 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

Catatan dari”Rakernas”

Purna Paskibraka

Munas, Atribut dan Kulit Luarpara senior/perwakilan angkatan tidakperlu diundang karena mereka tidakberhak dan tidak diperlukan di Munas.Deddy dari Jabar berteriak paling kerassoal ini, dan ironisnya didukung pulaoleh beberapa peserta.

Adi Nugroho Ketua PPI terlihat beru-saha menekan perasaan dan bersikapsabar. Berkali-kali dia mengajak peser-ta Rakernas untuk bersikap arif bahwakehadiran para senior bukan berartiakan mengkudeta Munas atau tidakmemberi kesempatan pada yang mu-da-muda. “Perlu dipahami, PPI terben-tuk atas andil para senior yang telahmerintis jalan. Mereka mengerti betultentang jiwa Paskibraka dan tahu apakendala yang dihadapi PPI selama ini,”ujarnya.

Adi juga menekankan, kehadiranpara senior diperlukan untuk sumbangsaran sehingga tidak ada buruknyamendengarkan aspirasi mereka, de-ngan harapan putusan Munas tidakmenyimpang dari jalur pembinaan Pas-kibraka. “Keputusan yang tidak bisaditerima seluruh Purna akan berdam-pak kurang baik terhadap gerak lang-kah organisasi secara keseluruhan,”tambah Adi lagi.

Karena cenderung buntu, akhirnyakeputusan ini juga diambangkan lalukembali diserahkan pada pengurusPPI dan Direktorat. Namun, mengenaiStruktur Organisasi PPI nantinya, dise-pakati bahwa struktur itu akan lebihdisempurnakan sementara konsepbarunya akan disiapkan oleh SteeringCommittee dan Organizing Commit-tee yang akan dibentuk. Dengan pe-rubahan itu, nantinya Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPIjelas akan berubah.

Para peserta Rakernas juga sep-akat bahwa organisasi PPI harusdidaftarkan di Direktoral Sosial Politik(Ditsospol) Depdagri agar eksistensin-ya sebagai ormas diakui.

Soal AtributSalah satu agenda yang juga menjadi

perdebatan sengit adalah soal serag-am anggota PPI yang sampai saat inimasih belum seragam (atau bolehdibilang sama sekali belum ada untukukuran PPI daerah). Namun, sesuaidengan keputusan Munas sebelum-nya, seragam harian anggota PPI ada-lah kemeja lengan pendek dan celana/rok berwarna krem agak kecoklatan.

Pengadaan seragam itu diserahkankepada masing-masing daerah sesuai

SEPERTI yang telah direncanakan semula, 30 Purna Paskibraka yang dihadirkan di Jakar-

ta untuk mengikuti Latihan Kepro-tokolan dalam rangka HUT-RI ke-49juga dimaksudkan sebagai utusandaerah dalam Rapat Kerja NasionalPurna Paskibraka Indonesia (Raker-nas PPI). Direktorat PGM tidak meng-ingkari janjinya, karena Minggu 14Agustus 1994 mereka dikumpulkandan diajak berdiskusi dalam sebuahforum yang bertujuan mencari masu-kan dalam mempersiapkan Musyawa-rah Nasional (Munas) PPI.

Arena diskusi dan pembahasan itujadi sangat menarik, karena selain 30utusan daerah, hadir pula di sana 6Purna Paskibraka 1976, 3 Purna Pas-kibraka 1978 (Sonny, Budi Winarno danSambusir), sementara Jawa Baratmengusung Paskibraka 1969, EndangSarwoto. Adi Nugroho sebagai KetuaUmum PPI dipercaya memimpin dis-kusi dan didampingi pembina kakSyahrir Ilyas dari Direktorat PGM.

Pada awalnya, forum membuka ke-sempatan tiap daerah memberikanlaporan mengenai aktivitas dan ken-dala-kendala yang dihadapi. Semuamasukan itu akan dipakai sebagaibahan acara Munas. Dari laporan-laporan itu, dapat ditarik kesimpulanbahwa beberapa daerah yang organ-isasinya sudah mapan tidak meng-hadapi kendala didalam melakukanaktivitasnya.

Sedang beberapa daerah yang ma-sih mencari-cari aktivitas untuk menun-jukkan eksistensinya. Di dalam pem-binaan calon anggota Paskibraka didaerah terlihat pula belum seragam-nya pola yang digunakan. Ada yangsudah menggunakan sistem asramatetapi banyak juga yang belum me-nerapkannya.

Sayangnya, banyak di antara utusandaerah yang kurang memenuhi hara-pan Rakernas. Mereka belum bisamenjelaskan sepenuhnya apa dan ba-gaimana PPI di daerahnya, maklumyang dikirim adalah Purna Paskibrakajunior dan tidak aktif dalam kepengu-rusan daerah. Bahkan, ada yang mengi-rim Purna Paskibraka 1993.

Kapan dan di Mana Munas?Diskusi menjadi lebih seru ketika

pembahasan mulai memasuki usu-lan-usulan tentang pelaksanaan MunasPPI. Jabar yang membawa delegasi

khusus tampak berambisi untuk meng-golkan diri menjadi tuan rumah Munas.Bahkan, mereka menawarkan iming-iming akan mampu menutup kekurang-an dana yang dibutuhkan dan menye-diakan fasilitas menarik untuk parapeserta.

Keinginan Jabar itu didukung olehLafran Paradisi (Paskibraka PropinsiSumsel 1984) yang menjadi utusanprovinsi Sumsel dan telah melakukanlobby ke beberapa Purna Paskibrakasejak pembukaan latihan Paskibraka1994 di Pusdika Cibubur. Ada juga se-bagian Purna lain yang menginginkanMunas diadakan di Jakarta, karena tohyang akan dibicarakan program kerjanasional dan pemilihan PengurusPusat PPI.

Dalam situasi perbedaan pendapatitu, beberapa peserta daerah yang be-lum mapan terpaksa mengikuti “arahangin” yang bertiup dan menyerahkankeputusan kembali kepada DirektoratPGM. Kak Syahrir lalu mengambil alihpimpinan sidang dan mengajak selu-ruh Purna untuk mengambil kesepa-katan, bukan mempersoalkan hal-halyang tidak penting.

Dari sana, akhirnya disepakati bahwaMunas akan diselenggarakan padaminggu kedua bulan Desember 1994,sementara tempatnya masih dipilihJakarta dan Bandung. Kepastian tem-pat itu baru akan diketahui setelahmenunggu pertimbangan sekaliguspersetujuan dari Direktorat.

Siapa yang Berhak Ikut Munas?Masalah kedua yang diperdebatkan

dalam Rakernas adalah siapa yangbisa hadir dalam Munas, lalu berapaorang utusan daerah yang akan jadipeserta. Saat seorang Purna Paskibra1976 mengusulkan agar para senioratau minimal perwakilan setiap angka-tan diundang hadir dalam Munas, tang-gapan beragam dan seru berdatangandari para peserta Rakernas.

Ada beberapa daerah yang ngototbahwa yang bisa hadir di Munas hanya-lah pengurus/perwakilan daerah. Jadi,

Page 11: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 11 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

menyediakan dana untuk pembinaanpara Purna Program PGM setiap tahundi pusat dan daerah. Tapi, jumlah itusangat kecil dibanding apa yang se-harusnya dilakukan. Belum lagi soalpengaturan administrasi yang kadangsangat rumit karena jenis kegiatan danpos-pos pengeluarannya telah diten-tukan sesuai dengan DIP (Daftar IsisnProyek).

Bidang PGM di daerah, kadang jugasangat kaku dalam menentukan jeniskegiatan, sehingga akhirnya para PurnaPaskibraka hanya menjadi penontonatau objek. Dana yang kecil itu, se-harusnya bukan diberikan dengankonsep “ikan goreng yang siap dis-antap” tapi “kail yang bisa dipakaimenangkap ikan”.

Namun, lepas dari ada tidaknya danaitu pun, seharusnya PPI bisa melaku-kan sesuatu, asal menjalankan prin-sip mandiri dengan perwujudan sikapkreatif. Tidak sedikit orang lain yangmau dan bisa membantu, asal ban-tuan yang diberikan juga dimanfaatkansesuai dengan misinya. Tidak ada danapun, kita tetap bisa melakukan aktivitasdengan konsep yang lebih profesional

Renungan dari Rakernas PPIDari hasil rekaman utuh selama

mengikuti jalannya Rakernas, JIC dapatmenyampaikan beberapa catatan lainkepada seluruh teman-teman PurnaPaskibraka 1978 bahwa ada laporan-laporan menarik yang agaknya perludirenungkan bersama. Tujuannya, agarkalau ada persepsi yang salah, tidakditangkap sebagai sesuatu yang lum-rah, namun perlu diprihatinkan.

Yang pertama, utusan Sulsel sem-pat menuding organisasi PPI tidakmenjanjikan masa depan yang baikkepada anggotanya. Kita pun lantasjadi heran, apa benar dalam “IkrarPutera Indonesia” tersebut bahwadengan menjadi Paskibraka masadepan kita akan terjamin?

Persepsi yang menyimpang itu, kitaanggap sebagai sikap belum mema-hami sepenuhnya jiwa Paskibraka darianggota Paskibraka, terlebih sebagaipengurus PPI. Jiwa merah-putih men-gamanatkan pada kita agar menganutsemangat pengabdian dengan filsafatSepi ing pamrih, rame ing gawe.

Sikap kemandirian yang sangat dite-kankan, membuat kita harus tetap tegar,kreatif dan berdiri di atas kaki sendiridalam menghasilkan karya nyatasekecil apapun bentuknya. Tidak meng-harap balas jasa, karena kita yakin benihbernas yang ditanam dengan baik pastiakan menghasilkan penen yang baikpula.

Bagaimana bisa kita menularkan apayang kita peroleh kepada orang lainkalau urusan sendiri juga masih harusbergantung pada orang lain?

Kita juga tahu, Direktorat memang

TIDAK ADA BOS - Tak peduliapakah di kantornya jadi bos,yang pasti dalam reuni statuskembali tak berbeda. Yadiharus mengangkat kardusAqua (atas), begitu pula Gdedan Ikbal (bawah). Yangcewek, bolehlah santai tanpabeban ketika pulang rekreasidari Taman Bunga Wiladatika,Cibubur.

karena yang dibutuhkan hanya ke-mauan dan kerja keras.

Contoh nyata kegagalan aktivitashanya karena urusan dana, terlihattahun lalu (1993) ketika “Reuni AkbarPaskibraka” bertepatan dengan ulangtahun perak (25 tahun) tidak jaditerlaksana. Koordinasi dan sistem kerjayang tidak baik menyebabkankekecewaan bagi sekian banyak PurnaPaskibraka yang susah-susah danmembuang biaya jutaan untuk hadirdi Jakarta.

Kita pantas mengucapkan alham-dulillah dan syukur ke hadirat TuhanYang Maha Esa, karena “Reuni PurnaPaskibraka 1978” bulan Agustus laludapat terselenggara dengan baik tanpatergantung pada siapa pun juga.

Kegiatan kita telah menunjukkanbahwa sikap mandiri dan swadayapenuh adalah modal utama, meskipunbagi sebagian orang reuni kita adalahkegiatan yang sangat-sangat kecilartinya karena hanya mendatangkan18 orang. Berbanggalah dan teruslahbersyukur atas karunia Tuhan itu,karena di hari-hari mendatang, tantan-gan itu lebih besar lagi di depan kita.***

situasi dan kondisi setempat. Namun,lagi-lagi muncul pendapat agak “aneh”bahwa seragam yang belum tentu bisadipenuhi oleh masing-masing pengu-rus daerah itu justru harus dipakai saatmengikuti Munas.

Bagi sebuah organisasi, pakaian se-ragam memang bisa membuat ikatankorps semakin kuat. Tetapi, kalau gara-gara seragam lalu orang yang seharus-nya punya hak lalu tidak diizinkan ikutdalam Munas, jelas itu sebuah sikapyang “lupa daratan” dan membuat PPIsama saja dengan organisasi lain yanghanya memikirkan soal “jaket danbaret”. Padahal seragam hanyalah kulitluar dan jauh lebih penting dari ituadalah persatuan dan kesatuan harusdidasarkan pada ikatan moral diantaraanggotanya. ����� BUDI WINARNO

Page 12: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 12 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

T

syaifu

l a

zram

REKAMAN KAMERA DARIREUNI PASKIBRAKA’78

MENPERA - Di halaman Istana, sempat juga ”menangkap” MenperaAkbar Tanjung untuk diajak foto bersama...

KEAKRABAN DAN KEBERSAMAAN -- Pembina, Purna Paskibraka '78dan Purna angkatan lain bergandengan tangan bersama seusai”Ulang Janji”,

MORAL FORCE -- Kak Mutahar datang sekaligus memimpin sendiri”Ulang Janji” Paskibraka '78. ”Kalian adalah moral force," ujarnya...

DI SAUNG -- Capek bergoyang-ria di Taman Bunga Cibubur, Chellymengajak kawan-kawan makan siang di sebuah saung. Lahap bangetkelihatannya.

WOMEN BUSINESS -- Apa yang dikerjakan wanita kalau berkumpul?Tak lain ”ngerumpi” dan ketika kamera lewat ya kembali mejeng... Yah..sekadar pamer kalau mereka sekarang sudah gemuk dan hidupsenang...

APA BEDANYA? -- Atas dan bawah, Wisma PHI masih terlihat sama.Bedanya, yang atas ”Kamso” yang bawah sudah keren pake dasi danjas.

SERIUS ATAU NGANTUK? -- Tak jelas, apakah mereka ini serius ataungantuk ketika diskusi yang tadinya panas sudah melewati klimaks.Tapi,bagaimana pun pembahasan harus tuntas agar bisa sepakat.

Page 13: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 13 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

1. PendahuluanReuni I Purna Paskibraka 1978 diselenggarakan sebagai wujud rasa kebersamaan,

senasib sepenanggungan dan persaudaraan sesama teman seangkatan. Gagasan initercetus sejak Agustus 1993, seusai beberapa Purna Paskibraka 1978 meninjau pel-aksanaan latihan Paskibraka 1994, sekaligus ingin ikut serta dalam rencana Reuni Besar25 Tahun Paskibraka.

Sejak itu, dengan tekad ingin menggalang kembali brotherhood, kami melakukan berbagaiupaya antara lain mendata ulang seluruh Purna Paskibraka 1978 yang telah berpisahselama 15 tahun dan menerbitkan media komunikasi interen berupa buletin kecil. Upayaselama setahun telah mendapatkan hasil berupa terlacaknya kembali 30 Purna Paskibrakadari 54 yang ada.

Kami berkeyakinan, upaya yang kami lakukan itu tidak sia-sia dan akan memberikanmasukan yang bermanfaat bagi Direktorat PGM. Karena itu, selain bertemu untuk melepaskangen, kesempatan reuni juga kami manfaatkan untuk bertukar pikiran dan saling berbagiinformasi sesuai dengan pengalaman masing-masing.

Tidak ada sedikitpun terlintas di benak kami untuk melakukan kegiatan sendiri ataumengucilkan diri. Kami memang berkeinginan agar reuni ini dikembangkan menjadi reunidengan lingkup yang lebih besar. Tapi setelah kami mengukur kemampuan diri, ternyatakami hanya mampu mengumpulkan teman-teman seangkatan.

Langkah kecil yang kami lakukan ternyata membuahkan hasil yang bagi kami sangattidak ternilai harganya. Kami hanya berharap, upaya yang telah kami lakukan itu bisamenjadi sebuah langkah awal yang mampu menggugah dan memacu Purna Paskibrakalain untuk “segera bangkit dari tidur” dan bergandengan tangan dalam memikirkan apayang terbaik untuk korps kita di masa mendatang.

Reuni I Purna Paskibraka 1978 yang dihadiri 18 Purna Paskibraka 1978 utusan dari13 propinsi ini telah menghasilkan beberapa butir masukan yang ingin kami teruskankepada Direktorat PGM dan pihak-pihak yang berkaitan. Harapan kami, minimal butir-butir kecil ini dapat menjadi bahan perenungan dan diwujudkan seperti apa yang kamibayangkan dan impikan.

tasikan kepada pihak Direktorat PembinaanGenerasi Muda. (Draft “Buku Panduan CalonAnggota Paskibraka” terlampir).

2.2. Ratio Pelatih terhadapAnggota Paskibraka

Menurut hasil observasi kami selamabeberapa tahun terakhir, dan denganmempertimbangkan faktor efisiensi sertaadanya kekhawatiran akan terganggunyaproses pentahapan latihan Paskibraka, kamimenilai jumlah pelatih yang ada sekarangini terlalu banyak.

Pada dasarnya, upaya meningkatkankualitas hasil pelaksanaan tugas utama (baris-berbaris dan formasi) tidak identik denganpenambahan jumlah pelatih. Di sisi lain, makinbanyaknya pelatih justru akan memperlam-bat proses penyamaan persepsi di antarapara pelatih sendiri, apalagi dengan materipelatih yang tidak sama kualitasnya. Hal iniakan berdampak kurang baik terhadap tingkatpenyerapan materi latihan, sehingga pen-tahapan sesuai dengan jadwal waktu yangsingkat akan mengandung risiko tinggi.

Karena kemampuan baris-berbaris calonanggota Paskibraka rata-rata telah memenu-

hi standar PBB yang baku, maka menuruthemat kami rasio jumlah pelatih terhadapjumlah anggota Paskibraka yang ideal adalah1:8 (1 pelatih menangani 8 anggota Pask-ibraka).

Dengan demikian, jumlah pelatih Paski-braka cukup 7 (tujuh) orang dengan per-incian: 4 pelatih senior (yang sudah ber-pengalaman beberapa tahun), 2 pelatih juniordan 1 Koordinator Palatih. Komposisi itu jugasudah menjamin hasil optimal dan prosespengkaderan pelatih baru.

2.3. Komandan Pasukan

Jumlah calon Dan Pas sebenarnya cukup2 (dua) sejak awal. Seleksi untuk Dan Passebaiknya tidak dilaksanakan bersamaandengan latihan Paskibraka (bisa dilaksan-akan terpisah oleh pihak Garnizun).

Tujuannya agar penyeleksian Dan Pastidak menjadi bagian khusus yang memer-lukan perhatian tersendiri, dan jadwal waktuyang ditetapkan untuk latihan dapat lebihdifokuskan pada penggemblengan anggotaPaskibraka. Di sisi lain, calon Dan Pas yangtidak terpilih (seperti yang terjadi sekarangini), secara psikologis tidak perlu merasa“tidak mampu” atau “malu” di hadapan anggotaPaskibraka yang telah akrab selama latihan.

2.4. Pembakuan Job DiscriptionPelatih dan Pembina

Kami berpendapat, memang sudah saat-nya seluruh pedoman penyelenggaraan“Latihan Persiapan Paskibraka” dibakukan.Bukan saja soal job pelatih dan pembina,tapi tugas masing-masing anggota panitiajuga harus digariskan dengan tegas. Jangansampai terjadi lagi kasus orang yang tidaktidak tahu menahu atau tidak ditugaskan,melakukan tindakan berlebihan di luar we-wenangnya.

Penetapan “garis demarkasi” bagi tiap-tiap anggota panitia dan penentuan siapasaja yang boleh “melintasi garis” sesuaidengan wewenang, kemampuan danpengalamannya, kami anggap sangatmendesak. Pelatih tidak boleh mencampuriurusan pembinaan di luar lapangan latihanbaris-berbaris, sementara para pembina tidakberhak mencampuri urusan lapangan tanpamandat dan wewenang yang ditetapkan.

Direktorat PGM bisa menyusun bukupedoman baku yang sifatnya universal (tidaktergantung pada kuantitas orang, waktu atausituasi), sehingga dapat seterusnya di-gunakan setiap tahun tanpa perubahan. Dan

HASIL-HASIL REUNI PURNAPASKIBRAKA 1978

2. Pembinaan Paskibraka2.1. Buku Pedoman Calon

Paskibraka

Untuk membantu para calon anggotaPaskibraka yang akan mengikuti latihan diJakarta, perlu dibuat sebuah buku pedoman.Isinya terutama ditujukan untuk menyiapkanfisik dan mental mereka, selain wawasanyang cukup tentang ke-Paskibraka-an dansegala sesuatu yang sifatnya teknis.

Dengan demikian, diharapkan akan dida-patkan calon anggota yang sudah lebih duludibekali sejak awal, sehingga dalam latihandan pembinaan mereka dapat menyerapseluruh materi sesuai kurikulum. Dari sana,diharapkan akan dihasilkan para anggotaPaskibraka yang siap pakai dan padagilirannya menjadi Purna Paskibraka yangmengerti tentang tugas dan tanggung jawab-nya.

Buku ini akan dicetak dengan edisi yangbaik dan dikirimkan ke calon anggota sebulansebelum berangkat ke Jakarta. Penyusunandan pencetakan buku ini merupakan sum-bangan dari Paskibraka’78 Jakarta Informa-tion Centre, dengan terlebih dulu dikonsul-

Page 14: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 14 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

membosankan.Metode “Desa Bahagia” yang merupakan

perwujudan kehidupan Pancasilais hanyabisa efektif bila para “pamong” bisa men-jabarkannya dalam bentuk kehidupan yangaman dan tentram, namun penuh tepa selira,sedikit unik dan penuh keriang-gembiraan.Direktorat sudah perlu segera mempersiap-kan para “pamong” yang memenuhi kriteriaitu untuk mempertahankan sekaligus men-ingkatkan kualitas anggota Paskibraka di masamendatang.2.7. Materi Ceramah

Kecenderungan yang terjadi beberapatahun terakhir memperlihatkan makin ban-yaknya jadwal pemberian ceramah kepadaanggota Paskibraka. Padahal, menurut hematkami makin banyaknya jumlah materi ce-ramah tidak identik dengan makin banyaknyapengetahuan yang diserap anggota Pask-ibraka. Apalagi, ceramah diterima anggotaPaskibraka dalam keadaan lelah setelahmenjalani latihan fisik siang hari.

Penekanan ceramah-ceramah diharapkanmerujuk kembali pada konsep pembinaanPaskibraka, terutama menyangkut “konsepdasar” tentang nasionalisme, patriotisme danmental/spiritual serta penerapannya dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara. Selain itu, materi tentang ke-paskibrakaan dan tugas serta penjabarankehidupan ber-Pancasila dalam keseharian.

Untuk mencapai hasil yang optimal,penentuan kriteria penceramah juga haruslebih selektif. Penceramah diupayakanmenggunakan metode sesuai dengan iklimyang telah diciptakan di “Desa Bahagia”,bahasa yang sederhana dan mudah dis-erap, disertai dengan contoh-contoh yangmudah dipraktekkan dalam kehidupan se-hari-hari.

Agar lebih memahami dinamika pembinaandi asrama Paskibraka (Gladian SentraNasional), diharapkan para pelatih dapat ikutserta mendengarkan ceramah setiap malam.Sementara Dan Pas yang ikut dikukuhkansebagai “Pendamping Pemuda” diwajibkanmengikuti seluruh ceramah sebagai bagiandari kurikulum latihan “Pandu Ibu IndonesiaBer-Pancasila”.

2.8. Bukti diri PaskibrakaKenyataan telah membuktikan, seringkali

ada oknum-oknum yang mengatasnamakanPaskibraka atau mengaku-aku Paskibrakauntuk menjalankan praktek-praktek tidakterpuji. Praktek-praktek seperti itu dapatmerusak citra dan kehormatan korps Pask-ibraka di mata masyarakat.

Karena itu kami menganggap perlu di-lakukan upaya-upaya antisipasi, salahsatunya memberikan bukti diri yang sahkepada setiap anggota Paskibraka seusaimenjalani latihan. Bukti diri itu antara lain:

- Sertifikat (seperti yang dilakukan selama

ini), yang dilengkapi dengan foto sehinggaterjamin orisinalitasnya.

- Lencana Merah-Putih-Garuda (MPG)yang diberi nomor registrasi dengan kode-kode tertentu. Nomor registrasi akan berlakuseumur hidup, dan tetap terus dicantumkanpada lencana berikutnya bila yang ber-sangkutan naik “grade” menjadi PemukaPemuda, Pendamping, Pembina atau Penaya.

- Memberikan kartu tanda pengenal (reg-istrasi) alumni Paskibraka sesuai dengannomor lencana dan biodata diri yang berlakuseumur hidup. Bentuk, ukuran dan kartudiusahakan tidak gampang ditiru, sehinggaterhindar dari pemalsuan.

2.9. Pelaporan Peserta PaskibrakaUntuk menjaga kelancaran jadwal keg-

iatan latihan, maka:- Peserta wajib melapor ke Direktorat PGM

pada saat kedatangan dan tidak diperkenan-kan untuk langsung menuju lokasi pengi-napan. Hal ini penting untuk menanamkanrasa kebersamaan sejak awal di antaraanggota Paskibraka,

- Peserta harus kembali ke daerah segerasetelah latihan berakhir (tergantung jadwalpemberangkatan sarana transportasi) dantidak dibenarkan menunda kepulangan kedaerah dengan alasan pribadi. Pengawasanitu dapat dilakukan Direktorat PGM dengancara booking tiket dan pengantaran kebandara. Hal ini juga dimaksudkan untukmenjaga citra Paskibraka.

- Peserta wajib lapor ke Bidang PGM didaerahnya sesegera mungkin, untuk menun-jukkan sikap disiplin hasil latihan di Jakarta.

2.10. Pengangkutan BarangBawaan Paskibraka Saat PulangPada saat kembali ke daerah, biasanya

peserta harus membawa setumpuk barang-barang yang diperoleh selama latihan,termasuk perlengkapan maupun hadiah atausouvenir. Pengangkutannya selalu merepot-kan, bahkan sering mengakibatkan everweightdi pesawat, khususnya bagi peserta luarJawa.

Untuk mengatasinya, pengangkutansebagian barang dapat dilakukan melaluikerjasama dengan biro pengiriman barang(cargo) yang ada, misalnya Elteha atau TitipanKilat. Barang yang tidak dipakai/diperlukanselama perjalanan pulang dapat dikirimkanlebih dulu atau bersamaan saat kepulangan,dengan teknis pelaksanaan tersendiri. Pihakkargo berhubungan langsung dengan parapeserta (termasuk urusan biaya pengiriman)di bawah pengawasan Direktorat PGM.

2.11. Penggunaan PakaianSeragam

Seragam PDU (putih-putih dengan atributdan emblem) merupakan identitas utamaPaskibraka. Menurut kami, Direktorat PGM

yang paling penting, Direktorat PGM diharap-kan bisa melakukan pengawasan lebih ketatdalam pelaksanaannya.

2.5. Tata TertibTata tertib yang diberlakukan di dalam

latihan Paskibraka tujuan utamanya adalahdalam rangka pembentukan pribadi (char-acter building). Para peserta latihan diwa-jibkan mematuhi tata tertib yang ditetapkantanpa pilih kasih atau tawar menawar.

Dalam pelaksanaan character buildingitu, anggota Paskibraka tidak bisa sekadardiberi pedoman-pedoman dan tata nilai. Dalamprakteknya, mereka justru akan lebih banyakmenyerapnya dari contoh nyata, yaitu menirusikap dan tindakan dari para pelatih danpembina. Prosesnya akan menghadapikendala bila ternyata orang-orang yangmereka anggap tauladan itu ternyata tidakmampu menunjukkan sikap positif secaraterus menerus.

Persoalan tata tertib, hampir setiap tahunselalu jadi masalah di arena latihan Pask-ibraka. Selalu ada pelanggaran-pelangga-ran tata tertib yang dilakukan para peserta,pelatih dan pembina. Pengambilan tindakanterhadap pelanggaran tata tertib di kalanganpeserta akan lebih mudah, tapi akan se-baliknya bila yang melanggar itu justru pelatihatau pembina.

Untuk itu, sanksi tegas harus diberlakukanterhadap siapa saja yang melanggar tatatertib, tidak peduli apakah itu anggota Pask-ibraka, para pelatih atau pembina. Pelang-garan tata tertib yang dilakukan pelatih danpembina perlu dicatat khusus, dengan tujuanmengevaluasi keikutsertaan yang ber-sangkutan dalam latihan di masa mendatang,atau pemberlakukan sanksi pada saat yangbersamaan.

Pelanggaran tata tertib yang dilakukanoleh peserta dapat ditanggulangi dengancara memberikan “hukuman yang mendidik”bukan “hukuman yang menyakiti”. Di lapan-gan latihan, hukuman ini dapat dijalankanoleh para pelatih, sementara di luar lapangandilakukan oleh para pembina yang ditunjukdan berwenang untuk itu.

Perlu diingat pula, setiap berlangsungnyalatihan Paskibraka, banyak Purna Paskibrakayang datang ke lokasi latihan dan asrama.Tata tertib terhadap kehadiran Purna Pask-ibraka itu juga perlu dibuat, sehingga dapatdihindari hal-hal yang tidak diinginkan danmemperburuk citra Purna Paskibraka sendiridi mata adik-adik atau pihak lain.

2.6. Kualitas PembinaPembinaan Paskibraka di luar lapangan

latihan membutuhkan metode pendekatanyang sangat spesifik. Dibutuhkan di sanaorang-orang yang mempunyai kelebihan danbisa melakukan improvisasi agar kehidupandi asrama tidak kaku, melelahkan dan

Page 15: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 15 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

perlu mengatur tata cara penggunaannyadengan tujuan menjaga citra Paskibraka. Perludihindari terjadinya pemakaian seragam PDUyang tidak pada tempatnya, seperti con-tohnya saat perjalanan pulang.

Di luar tata cara yang ditentukan, Pask-ibraka masih bisa menunjukkan identitasnyadengan seragam lain (seandainya adadiberikan pada saat menjalani latihan).

3. Pembinaan OrganisasiPurna Paskibraka

3.1 Kondisi ObjektifMengingat pengalaman tidak pernah

mapannya organisasi wadah Purna Pask-ibraka selama ini, rasanya perlu dicarikanjalan keluar terbaik sebagai alternatif darikebijaksanaan yang telah dilakukan. Peman-tapan organisasi hanya dengan mengan-dalkan Purna yang dikenal sosoknya, tanpa“melirik” pada Purna lain yang sebenarnyapunya potensi tapi tak diikutsertakan, adalahhal yang sia-sia.

Stelsel pasif yang menjadi acuan organ-isasi Purna Paskibraka mempunyai kelema-han, terutama dalam menarik anggotasebanyak-banyaknya untuk ikut dalam setiapaktivitas, dan memilih calon-calon personilpengurus. Sebabnya, anggota tidak masuksecara sukarela dan memang punya ke-inginan, tapi secara otomatis menjadi anggotabegitu selesai latihan (sebut saja organisasialumni).

Penentuan keanggotaan dan hak men-gajukan pendapat, hak memilih dan dipilihsetiap Purna Paskibraka yang ditetapkansaat ini, menurut kami belum mampumenggambarkan keluwesan itu, apalagidapat mengakomodasikan seluruh potensiPurna Paskibraka. Hal itu juga terbukti daritidak berkembangnya peran dan aktivitasorganisasi setelah berjalan beberapa tahun.

Tanpa bermaksud membeda-bedakan hakatau diskriminasi, menurut kami, ada be-berapa hal penting yang perlu diperhatikandan diatasi, yaitu:

1. Ketentuan keanggotaan serta hak dankewajiban yang lebih akomodatif terhadapseluruh Purna Paskibraka yang ada, se-hingga pengembangan organisasi dapatmenampung seluruh aspirasi anggota sesuaidengan tingkatnya masing-masing.

2. Ketentuan kriteria pengurus yang tepatsesuai dengan:

- job discription yang harus diemban dalamkepengurusan,

- tingkat pelatihan yang pernah dijalani(Gladian Sentra Nasional, Daerah Tk I danDaerah Tk II) secara “proporsional”.

3. Ketentuan pentahapan level keang-gotaan, sebelum diterima menjadi anggotasecara resmi dalam organisasi, misalnyalebih dulu menjadi “Anggota Muda” selama

jangka waktu tertentu. Hal ini penting untukmemberikan kesempatan kepada setiap Purnaagar siap ketika menerima tongkat estafetkepemimpinan dengan lebih dulu belajar daripara seniornya.

3.2. Rencana Jangka Pendek danJangka Panjang

Kondisi tak menggembirakan dalamperkembangan organisasi Purna Paskibrakasaat ini kami nilai bersumber dari tidaktertampungnya seluruh aspirasi Purna yangada. Langkah membentuk organisasi lebihdulu baru kemudian melakukan heregistrasikami anggap kurang tepat dan hanya bersifatpembinaan jangka pendek.

Untuk lebih memantapkan jalannya rodaorganisasi, dianggap perlu untuk lebih dulumengadakan “heregistrasi” secara nasionaldan daerah (Tk I dan Tk II). Setelah aspirasidan potensi seluruh Purna Paskibraka itudapat tertampung melalui kegiatan ataupertemuan lanjutan, baru disusun rencanapembinaan jangka panjang yang dianggappaling tepat.

Dengan kata lain, setelah penyusunanpembinaan jangka panjang itu, bisa jadikeberadaan organisasi yang ada sekarangini masih perlu direvisi lagi.

3.3. Kelompok Kerja PendataanPurna Paskibraka

Untuk melakukan pendataan ulang (hereg-istrasi), perlu dibentuk sebuah KelompokKerja (Pokja) Pendataan Purna PaskibrakaNasional. Pokja di tingkat nasional dibentukmelalui penunjukan dan pemberian mandatoleh Direktorat Pembinaan Generasi Mudakepada beberapa Purna Paskibraka yangberdomisili di Jakarta, sementara untukdaerah dapat ditunjuk Purna PaskibrakaNasional/Daerah yang berdomisi di ibukotadaerah.

4. Pernyataan Kesiapan PurnaPaskibraka 1978

Purna Paskibraka 1978 sebagai salah satubagian kecil dari Purna Paskibraka, merasamengemban tugas dan tanggung jawab yangdalam pembinaan Paskibraka dan PurnaPaskibraka. Karena itu, kami menyadarimasukan-masukan yang kami sampaikanmelalui Hasil Reuni I Purna Paskibraka 1978ini mempunyai konsekwensi yang juga tidakringan dalam pelaksanaannya.

Dengan kesepakatan dan mufakat bulatyang dicetuskan pada peserta reuni, denganini kami menyatakan bahwa Purna Pask-ibraka telah siap untuk membantu DirektoratPembinaan Generasi Muda dalam prosesperwujudannya, sesuai dengan kemampuanyang kami miliki.

Semoga Tuhan memberkati niat suci kamiini dan apa yang kami sampaikan dapatditerima dengan hati yang lapang.

Jakarta, 18 Agustus 1994

Perumus Hasil Reuni PurnaPaskibraka 1978

1. Budiharjo Winarno (DI Yogya) 2. Syaiful Azram (Sumut) 3. Aida Sumarni Batubara (Sumut) 4. Tatiana Shintadewi (Lampung) 5. Amir Mansur (DKI Jakarta) 6. Saraswati (DKI Jakarta) 7. Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim) 8. Arita Sudradjat (Jatim) 9. Yadi Mulyadi (Jabar)10. Urai Sri Ranau (Kalbar)11. Sambusir (Sumsel)12. Budi Saddewa (Jateng)13. Salamah Wahyu (Jateng)14. I Gde Amithaba (Bali)15. Herdeman (Kalteng)16. Fridhany (Kalteng)17. Halidja Husein (Maluku) .18. Muhammad Ikbal (Jambi)

MELEPAS SOBAT - Begitu reuni usai, tak semua rekan yang langsung pulang ke kampungnya.Contohnya, Aida yang kebetulan bebas bolos... Sebelum pulang, dia sempat dijamu olehsobat-sobatnya di sebuah kuring... Dari kiri: Aida, Rita, Gde, Sonny dan Yadi...

Page 16: Bulletin78 12-15 - Agust-Nov 1994

Halaman 16 NO. 12-15, AGUS-NOV 1994Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter

kendit akan kami kembalikan.Kak Dhar menyatakan tegas, pem-

berian itu sah dan sesuai aturan yangberlaku di GSN. “Aturan dan tradisi GSNtelah memberikan kepercayaan kepa-da setiap penaya untuk melantik sese-orang sesuai penilaiannya. Karena KakMut sudah memutuskan, kami (pem-bina dan penaya lainnya, Red) harusmenerima. Tapi, bila suatu saat ter-nyata kalian tak pantas memakainya,kami akan minta pertanggung-jawa-ban Kak Mut,” ujar Kak Dhar tegas.

Kak Syahrir dalam kesempatan itumenyatakan kekagumannya pada KakMut yang mau bersusah payah hadir.“Tadinya saya tidak percaya Kak Mutmau datang. Tapi ternyata, adik-adikmemang mempunyai niat yang baik

dan didukung oleh Kak Mut. Sayaterkesan dan sangat terharu denganapa yang saya saksikan. Apakah benar,seluruh Purna Paskibraka harus kem-bali “Ulang Janji” agar niat dan hatimereka benar-benar kembali bersihseperti pertama kali mereka mengu-capkannya?” tanya Kak Syahrir.

Tak ada seorangpun yang saat itubisa menjawab pertanyaan Kak Syahr-ir. Tapi kami yang hadir di sana yakin,Kak Syahrir telah menemukan sebuahmetode baru untuk membuka “pintumasa depan” Purna Paskibraka yangbebas dari polusi luar, ambisi pribadidan bertujuan untuk kepentingan ber-sama.

Kami bangga, karena gagasan itumuncul dari Purna Paskibraka 1978dan baru pertama kali dilakukan diantara Purna Paskibraka lainnya.

����� SYAIFUL/BUDI WINARNO

dan Paskibraka 1994 kembali dariacara Mendikbud. Kak Mut menyam-paikan pada Kak Dhar bahwa seluruhacara sudah dilaksanakan sesuai ren-cana, dan Kak Dhar diminta menan-gani kelanjutannya. Kami lalu memintaKak Dhar, Bunda dan Kak Syahrir untukberdiskusi tentang apa-apa yang barudilaksanakan agar kenaikan grade itutidak menjadi persoalan di belakanghari.

Kami minta pendapat Kak Dhartentang atribut yang baru saja dise-matkan Kak Mut. Karena tadinya KakDhar yang akan menentukan pembe-rian atribut sesuai biodata yang diter-imanya, kami mengatakan, bila me-mang kami tidak pantas menjadiPendamping Pemuda, lencana dan

Apakah Perlu ......................................................... sambungan dari hal 3

Apakah benar reuni bisa mem-buat lupa diri? Mungkin saja.Lihat saja ketika Aida, Amir,Chelly dan Budi yang sejenakmelupakan rumah, suami, istridan anak saat bergoyang habis-habisan di antara musik dangdutmengalun ”ndut-ndutan”... (gambaratas).Tak ketinggalan Rita, Ikbal danHerdeman yang juga asyikbergoyang (gambar bawah). Entahapa yang dikatakan anak-anakmereka kelak bila melihatkelakuan orangtua mereka.

JIC mengucapkan selamatatas kelahiran anak kedua

SYAIFUL AZRAM, yakniseorang putri yang telah

diberi nama:

SAFIRA AZELYTTApada hari Jumat, 21 Oktober1994 pukul 23.37 WIB di RS

Tria Dipa Jakarta Selatan.Semoga si kecil dan ibunya

berada dalam keadaan sehat-walafiat dan selalu dalam

lindungan Tuhan YME.

=== P’78-JIC ===

SELAMAT !!

LUPA DIRI...