bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 -...

9
Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 e bulletin KAJIAN STRATEGIS K A S T R A T tahun sejak Indonesia menyatakan kemerdekaannya, sudahkah kemerdekaan menjadi hak setiap rakyatnya? Ketua Redaksi Khairunnisa Penulis Erik Dermawan Veronika Josephine Purek Muhamad Ibnu Haris Michael Gunawan Felicia Evelyn Nadine Oen Alif Hikmah Fikri Editor & Grafis Rr. Getha Fety Dianari Direktorat Jenderal Kajian dan Aksi Strategis Kementerian Luar Negeri Lembaga Kepresidenan Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan 2016/2017 Apa yang terbesit dalam pikiran Anda mengenai kata merdeka”? Umumnya orang akan mengatakan bahwa merdeka adalah soal kebebasan, bebas dari belenggu, bebas dari sebuah ikatan. Bagaimana dengan kemerdekaan Indonesia? Apakah kemerdekaan Indonesia di masa ini sudah mencerminkan sebuah kebebasan? Korupsi masih berserakan, hukum dan keadilan pun sulit ditegakan, yang kuat yang berkuasa dan si kaya selalu jadi pemenang tanpa tahu siapa yang benar, siapa yang salah. Katanya, kita merdeka dari penjajahan bangsa lain, benarkah? Toh nyatanya kita masih bergantung dengan bangsa lain, semua kebutuhan kita impor, bahkan panganan pokok yang seyogyanya dapat kita produksi sendiri dari sumber daya dalam negeri. Perusahaan-perusahaan asing raksasa merajalela menguasai pasar, tegak berdiri di atas tanah pertiwi, mengeksploitasi. Lantas, apa makna 17 Agustus yang selalu diperingati itu? Perayaan sebuah kemerdekaankah atau hanya sebuah syukuran atas lahirnya sebuah negara, Indonesia? Pemuda untuk Indonesia Sebelum kritik ini terlampau jauh, kiranya tepat jika p e m u d a terlebih dahulu yang b e r -introspeksi. Belakangan, kaum muda terlihat semakin terbelenggu dan bangga bergaya dengan barang-barang impor ketimbang lokal. Padahal, jika ditengok dampaknya lebih jauh, impor terus-menerus malah akan melemahkan nilai tukar rupiah dan daya beli dalam negeri terhadap barang asing. Kemerosotan ekonomi ini yang seringkali pemuda teriakan kepada pemerintah, tapi apakah pribadinya sendiri sudah cukup membantu peningkatan daya ekonomi negara? Pemuda tidak seharusnya hanya berteriak memberi tuntutan, melainkan berani bergerak memberi aksi nyata, memulainya dari hal kecil yang barangkali tanpa disadari dapat berpengaruh besar untuk kemajuan bangsa. Oleh Erik Dermawan

Transcript of bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 -...

Page 1: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

Edisi Kemerdekaan Agustus 2016e bulletinKAJIAN STRATEGISK A S T R A T

tahun sejak Indonesia menyatakan kemerdekaannya,

sudahkah kemerdekaan menjadi hak setiap rakyatnya?

Ketua Redaksi Khairunnisa ∙ Penulis Erik Dermawan ∙ Veronika Josephine Purek ∙ Muhamad IbnuHaris ∙ Michael Gunawan ∙ Felicia Evelyn ∙ Nadine Oen ∙ Alif Hikmah Fikri ∙ Editor & Grafis

Rr. Getha Fety Dianari ∙ Direktorat Jenderal Kajian dan Aksi Strategis Kementerian Luar NegeriLembaga Kepresidenan Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan 2016/2017

Apa yang terbesit dalam pikiran Anda mengenai kata

“merdeka”? Umumnya orang akan mengatakan bahwa

merdeka adalah soal kebebasan, bebas dari belenggu,

bebas dari sebuah ikatan. Bagaimana dengan

kemerdekaan Indonesia? Apakah kemerdekaan

Indonesia di masa ini sudah mencerminkan sebuah

kebebasan? Korupsi masih berserakan, hukum dan

keadilan pun sulit ditegakan, yang kuat yang berkuasa

dan si kaya selalu jadi pemenang tanpa tahu siapa

yang benar, siapa yang salah. Katanya, kita merdeka

dari penjajahan bangsa lain, benarkah? Toh nyatanya

kita masih bergantung dengan bangsa lain, semua

kebutuhan kita impor, bahkan panganan pokok yang

seyogyanya dapat kita produksi sendiri dari sumber

daya dalam negeri. Perusahaan-perusahaan asing

raksasa merajalela menguasai pasar, tegak berdiri di

atas tanah pertiwi, mengeksploitasi. Lantas, apa makna

17 Agustus yang selalu diperingati itu? Perayaan

sebuah kemerdekaankah atau hanya sebuah syukuran

atas lahirnya sebuah negara, Indonesia?

Pemuda

untuk

Indonesia

Sebelum kritik ini

terlampau jauh, kiranya

tepat jika p e m u d a

terlebih dahulu yang b e r

-introspeksi. Belakangan,

kaum muda terlihat

semakin terbelenggu dan

bangga bergaya denganbarang-barang impor ketimbang lokal. Padahal, jika

ditengok dampaknya lebih jauh, impor terus-menerus

malah akan melemahkan nilai tukar rupiah dan daya

beli dalam negeri terhadap barang asing. Kemerosotan

ekonomi ini yang seringkali pemuda teriakan kepada

pemerintah, tapi apakah pribadinya sendiri sudah

cukup membantu peningkatan daya ekonomi negara?

Pemuda tidak seharusnya hanya berteriak memberi

tuntutan, melainkan berani bergerak memberi aksi

nyata, memulainya dari hal kecil yang barangkali tanpa

disadari dapat berpengaruh besar untuk kemajuan

bangsa.

Oleh Erik Dermawan

Page 2: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa. Dengan kekayaan alam ini,

seharusnya seluruh penduduk Indonesia dapat menikmati apa yang namanya “kemakmuran”. Akan tetapi, masih

banyak penduduk Indonesia yang hidup dalam kemelaratan. Kejadian ini tidak dapat dikatakan sebagai kesalahan

satu pihak atau terjadi akibat penduduk itu sendiri yang belum mampu mengelola sumber daya secara optimal.

Kejadian seperti ini juga menandakan bahwa pemerintah masih belum mampu secara optimal mengemban fungsi

stabilitas, alokasi dan distribusi. Masyarakat pun ditambah miris dengan berbagai pemberitaan bahwa banyak

pejabat pemerintah yang hidup dalam kemewahan tanpa memerhatikan rakyat. Seiring dengan itu pun,

kesenjangan sosial terjadi dimana-mana yang sebenarnya merupakan salah satu rembetan bentuk ketidak-

merdekaan dalam aspek ekonomi. Bagaimana mungkin bangsa ini merasa telah merdeka tetapi rakyatnya sendiri

masih terhimpit berbagai masalah ekonomi yang berujung pada masalah-masalah sosial lainnya?

Kesenjangan sosial di atas juga merembet pada masalah hukum. Seorang koruptor yang memiliki banyak uang

hasil curian dapat melakukan apa saja untuk bebas dari jeratan hukum, sedangkan kaum kecil yang miskin tidak

dapat berbuat apa-apa ketika dirinya ketahuan memungut jeruk yang terjatuh dari meja penjual. Nurani dan akal

sehat berkata bahwa seharusnya hukuman yang lebih berat dijatuhkan kepada koruptor, namun yang terjadi

malah sebaliknya. Hukum seakan dikontrol oleh orang-orang yang punya kuasa, pernyataan “hukum tidak

memandang kedudukan” seakan telah hilang dan berganti menjadi “hukum berlaku sesuai isi dompet Anda”.

Penyimpangan-penyimpangan sistem seperti inilah yang bertanggung jawab merenggut kemerdekaan sebagian

rakyat.

Kehadiran pemimpin-pemimpin baru di negeri ini seakan memberi harapan bahwa akan datang perubahan.

Namun demikian, mereka membutuhkan kita, segenap bangsa Indonesia. Kita harus mulai baru-membahu

mewujudkan perubahan mendasar, terutama dari diri kita sendiri. Dengan melakukan perubahan seperti ini,

puluhan tahun mendatang Indonesia diharapkan akan mendapatkan kemerdekaan “sejati”, yaitu kemerdekaan

yang benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia hingga kaum terkecil atau terpencil sekalipun tanpa

harus dijajah oleh himpitan ekonomi, ketidakadilan hukum maupun kesenjangan sosial yang memberi batasan

antara satu dengan lainnya, yang seharusnya mendapatkan hak-hak setara sebagai warga Indonesia.

Indonesia dalam konteks

kemerdekaan yang “sejati”

02

Pemerataan pendidikan sebagai perwujudan

nilai-nilai luhur bangsa

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan

adalah proses pembudayaan, yakni suatu usaha untuk

memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam

masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan

tetapi juga dengan maksud memajukan serta

mengembangkan kebudayaan menuju keluhuran hidup

manusia. Jika kita maknai pernyataan tersebut,

pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas

pemerintah untuk tercapainya target-target

pembangunan yang berkelanjutan. Tentu hal ini masih

menjadi tugas besar bagi pemerintah Indonesia,

pasalnya 71 tahun sudah negara ini merdeka namun

pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat belum dapat

dirasakan sepenuhnya.

Oleh Veronika Josephine Purek

Oleh Muhamad Ibnu Haris

Page 3: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

03

Pemerataan pendidikan di Indonesia salah satunya

dapat diamati dari Angka Partisipasi Murni (APM) tiap

provinsi yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS). APM adalah jumlah anak pada kelompok usia

tertentu yang sedang menempuh pendidikan sesuai

dengan jenjang usianya dibandingkan dengan jumlah

seluruh anak pada kelompok usia itu. Data terkini BPS

menunjukan bahwa APM untuk wilayah provinsi bagian

timur cenderung lebih rendah dibandingkan dengan

provinsi-provinsi bagian barat Indonesia. APM di

wilayah Papua 54.21, Papua Barat 68.29, Sulawesi

Barat 68.92, dan Gorontalo 68.71. Sementara itu, APM

untuk wilayah barat Indonesia relatif lebih tinggi, seperti

DKI Jakarta yang memiliki APM sebesar 80.20,

Yogyakarta 82.86, dan Aceh 85.55. Beberapa

penyebab masih rendahnya APM di wilayah Indonesia

timur, khususnya Papua, adalah masih minimnya

akses, mutu dan tata kelola pendidikan. Hal ini pun

tidak terlepas dari persoalan geografis dan kuranganya

tenaga pendidik di daerah tersebut. Padahal, dalam

pembukaan UUD 1945, tercantum salah satu f u n g s i

penting negara, yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa. Pernyataan tersebut tentunya berlaku secara

umum. Pendidikan bukanlah semata-mata hak

sebagian rakyat Indonesia atau golongan tertentu saja,

melainkan merupakan hak bagi seluruh warga

Indonesia tanpa terkecuali.

Oleh karena itu, pemerintah diharapkan semakin

gencar melakukan pembangunan-pembangunan yang

tidak hanya terpusat di wilayah barat Indonesia,

khususnya terkait pembangunan infrastruktur, fasilitas-

fasilitas daerah dan pemberian apresiasi terhadap

tenaga-tenaga pendidik yang mau mengabdikan

jasanya untuk daerah-daerah yang sedang dalam

fokus pembangunan. Pengawasan secara terpadu pun

tidak boleh luput dalam proses pembangunan. Hal ini

semata-mata diupayakan untuk menyelesaikan

persoalan pemerataan pendidikan di Indonesia demi

tercapainya cita-cita luhur yang telah dirumuskan oleh

para pejuang bangsa.

Mahasiswa,

lawan

korupsi!

Oleh Michael Gunawan

Tujuh puluh satu tahun yang lalu, Indonesia dengan bangga menyatakan

kemerdekaannya. Akan tetapi, riuh sorak kemerdekaan nyatanya tidak

mengindikasikan bahwa Indonesia su d a h benar-benar merdeka. T u j u h

puluh satu tahun nampaknya belum menjadi waktu yang cukup untuk bebenah diri menjadi bangsa yang lebih

sejahtera, sebaliknya yang secara kasatmata ditemukan kini adalah praktik yang menjauh dari nilai-nilai

kemerdekaan. Korupsi menjadi salah satunya, salah satu pangkal persoalan yang membelenggu bangsa kita

sendiri dari kemerdekaan yang hakiki.

Korupsi membuat rakyat tidak merasakan nikmatnya kue kemerdekaan namun hanya dikenyangkan dengan

bualan tentang kemerdekaan yang selama ini digaungkan. Ketika rakyat tengah berjerih payah mendapatkan

segenggam beras dengan bekerja keras, bahkan mengemis belas kasih pemerintah, yang muncul ke permukaan

bukanlah usaha menyejahterakan rakyat namun malah praktik haram pendewaan harta kekayaan.

Budaya korupsi merupakan kejahatan paling kasatmata dan sudah dilakukan tanpa rasa malu lagi. Seorang

koruptor yang telah dicokok KPK dapat tersenyum ke arah media bak selebriti, atau barangkali tanpa rasa

bersalah, kendati ia menggunakan rompi oranye menuju tahanan. Entah kemanakah perginya nurani para

koruptor yang menjajah hak-hak rakyat demi kepentingan dirinya sendiri?

Melihat realita ini, rasanya benar jika mengatakan bahwa kita tengah berada pada era kebobrokan moralitas

politikus dan elit bangsa. Banyak kebijakan politik yang tidak berdasar pada kepentingan rakyat, melainkan

kepentingan sektoral dan golongan tertentu. Banyak penuntasan persoalan publik yang tidak menyentuh hasrat

hidup orang banyak yang pada akhirnya membuat kebijakan hanya terkesan sebagai “obat penenang” sesaat

yang tidak berdampak menuntas akar masalah.

Banyak kebijakan politik yang pada hakikatnya baik untuk rakyat, namun dalam implementasi terkontaminasi

korupsi sehingga malah semakin menyengsarakan rakyat. Tentu masih hangat di pikiran soal kasus harga daging

sapi selangit dimana elit-elit politik tertangkap basah bermain di balik itu untuk memperkaya diri dan golongannya.

Page 4: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

04

Mahasiswa sebagai mesin penggerak perubahan

memiliki kewajiban untuk mengubah bangsa ini ke

arah yang lebih baik. Generasi muda menjadi harapan

besar bangsa untuk menciptakan budaya bersih di

mulai dari detik ini karena korupsi yang telah

mengakar membutuhkan kekuatan besar untuk

mencabut dan membuangnya jauh-jauh dari

kebiasaan bangsa.

Perbaikan kualitas integritas sumber daya manusia,

pendidikan moral dan rasa nasionalisme memainkan

peran penting. Dan sejalan dengan itu, mahasiswa

turut bertanggung jawab mendidik dirinya menjadi

seorang sumber daya manusia berintegritas,

berpendidikan moral pantas dan menyimpan rasa

nasionalisme dalam jati diri hingga dapat

diimplementasikan dalam kehidupan. Mahasiswa

sebagai pemuda haruslah memantaskan diri dan

menunjukkan kepada masyarakat bahwa mahasiswa

adalah garda terdepan perjuangan Indonesia yang

dapat diandalkan melawan korupsi.

Memasuki tahun 2016, pada pertengahan Januari tepatnya, Indonesia digoncang serangan bom yang terjadi di

Sarinah, Jakarta. Empat orang tewas dan puluhan luka-luka. Banyak kecaman dilontarkan, banyak pula

dukungan dan peringatan yang diberikan. Kemudian, pada pertengahan tahun, pada bulan Juli, Indonesia

kembali dikejutkan dengan serangan bom yang meledak di halaman Malporesta Solo.

Aksi bom terorisme seperti yang terjadi belakangan memang bukan hal yang baru di tanah air. Memasuki tahun

2000, sebuah bom meledak di Kedubes Filipina dan Kedubes Malaysia, tak ketinggalan pula dengan Bursa Efek

Jakarta. Pada tahun 2002, Indonesia digoncang serangan bom paling mematikan dalam sejarah nasional, yakni

peristiwa Bom Bali I yang menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka. Bahkan dua tahun setelah peristiwa

tersebut pun, serangan bom kembali menyambangi Bali.

Di balik serangan bom atau aksi terorisme yang terjadi selama ini di Indonesia, terdapat tanggung jawab

kelompok-kelompok ekstrimis Islam yang meyakini bahwa apa yang mereka jalani merupakan jihad atau perang

di jalan Allah. Barangkali yang belakangan melekat di telinga adalah ISIS, namun sesungguhnya kelompok Islam

radikal mulai menunjukkan pergerakannya di Indonesia sejak awal tahun 40-an, yaitu kemunculan DI/TII atau

juga dikenal dengan NII (Negara Islam Indonesia). Kehadiran kelompok ini bertujuan untuk menjadikan negara

Indonesia sebagai negara Islam yang berarti negara harus sepenuhnya tunduk pada hukum, ketentuan dan

syariat-syariat Islam. Dengan kata lain, pergerakan ini bermaksud membentuk negara dalam negara. Sekalipun

organisasi ini sempat ditumpas oleh militer, masih ada saja kelompok-kelompok kecil pecahan DI/TII yang

melanjutkan pergerakan dan diyakini eksistensinya hingga hari ini.

Sudah lebih dari tujuh puluh tahun Indonesia berada di bawah bayang-bayang terorisme, di bawah bayang-

bayang agresi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara baru, negara yang barangkali hanya bisa dimiliki

oleh sebagian golongan. Akan tetapi, Indonesia tetap bertahan sampai detik ini sebagai NKRI. Hal ini

membuktikan betapa kuatnya bangsa ini mempertahankan ideologinya, ideologi yang satu, Pancasila.

Kemerdekaan sejati Indonesia ini memang akan selalu dipertahankan, yaitu dengan tidak memerdekakan upaya

kelompok-kelompok pemecah bangsa untuk mendeklarasikan diri.

Terorisme dan IndonesiaOleh Felicia Evelyn

Page 5: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

05

U L A S P E R I S T I W A

13 TAHUN BEREDARNYA

VAKSIN PALSU

Keresahan akibat beredarnya vaksin palsu dan

banyaknya bayi yang meninggal setelah diimunisasi

menyebabkan Niken Rosady membuat sebuah petisi

daring di laman change.org untuk mengajak para

orang tua Indonesia agar menyelidiki kasus ini lebih

lanjut. Niken Rosady yang mengatasnamakan Orang

Tua Sadar Imunisasi Indonesia meminta agar

Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat

dan Makanan untuk menarik vaksin yang sedang

beredar saat ini dan menggantinya dengan vaksin

yang asli guna menjamin kesehatan balita Indonesia.

Kecurigaan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri

diawali oleh banyaknya laporan masyarakat tentang

bayi yang meninggal dunia setelah diimunisasi. Praktik

pembuatan vaksin palsu ini berlangsung kurang lebih

selama 13 tahun. Warga yang telah mengimunisasi

anaknya selama 13 tahun terakhir pun menjadi resah

setelah mengetahui fakta menyedihkan tersebut.

Apa efek sampingnya? Menurut Dr Hindra Irawan dari

Ikatan Dokter Anak Indonesia, efek samping yang

muncul dapat berupa nyeri atau kemerahan di seputar

tempat suntikan, namun kerugian terbesar anak yang

mendapatkan vaksin palsu adalah tidak mendapatkan

kekebalan terhadap penyakit. Vaksin palsu yang

terungkap adalah vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan

Tetanus), Tuberkulin dan Hepatitis B. Apabila anak-

anak tidak mendapatkan kekebalan, maka

kemungkinan melonjaknya jumlah anak yang

terserang DPT cukup besar. Kemungkinan besar, bayi

yang dapat mengalami kesulitan dalam pembekuan

darah serta dapat merusak ginjal. Pemberian vaksin

dengan jarum suntik yang tidak standar juga dapat

berakibat fatal.

Keberadaan vaksin palsu ini terungkap saat ada

pengakuan dari salah satu kelompok 13 tahun yang

lalu, namun belum dapat di konfirmasi. Menurut

bbc.com, investigasi dimulai saat polisi menemukan

kesenjangan harga di pasar dan tindakan

investigasipun diambil. Vaksin dengan harga yang

lebih murah ternyata tak sesuai dengan label dan

bukan berisi vaksin. Menurut Nila Moeloek saat ini

terdapat 37 fasilitas kesehatan, termasuk 14 rumah

sakit yang diduga menggunakan vaksin palsu.

Keuntungan dari praktik vaksin palsu ini diduga

mencapai Rp. 25.000.000 setiap minggunya. Dari 16

orang yang ditahan, lima orang diantaranya a d a l a h

Oleh Nadine Marijke Oen

produsen, dua orang kurir, dua orang menjadi

distributor dan seorang lagi merupakan pencetak label.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri

mengakui ada kelemahan dalam pengawasan atas

beredarnya vaksin palsu yang berlangsung sejak 2003

lalu. Hal itu tentu saja memancing pelaku untuk

meraup keuntungan dengan menjual vaksin palsu

tersebut. Selama ini Badan POM hanya mengawasi

fasilitas kesehatan yang resmi serta memiliki lemari

pendingin khusus untuk menyimpan vaksin.

Keberadaan vaksin palsu merupakan hal yang sangat

mengejutkan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mencari uang bukanlah hal yang mudah tapi bukan

berarti cara singkat yang ditempuh para pelaku

menjadi benar. Tepatnya dimana rasa simpati pelaku

terhadap anak-anak yang menjadi korban?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering

dipertanyakan di masyarakat. Selain merugi akibat

uang yang dikeluarkan untuk vaksin palsu, orangtua

dari anak yang di vaksin 13 tahun belakangan akan

merasa sangat tidak nyaman dan harus memeriksakan

anaknya kembali untuk mengkonfirmasi apakah anak

mereka menjadi korban juga. Meskipun pihak rumah

sakit ingin bertanggung jawab atas kejadian tersebut

dengan memberikan vaksin ulang, namun nasib anak-

anak yang sudah terjangkit penyakit akibat vaksin

palsu patut mendapatkan perhatian.

Sebagai masyarakat, ada baiknya kita memperhatikan

keaslian dari setiap hal yang kita dapatkan.

Pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi

mengenai vaksin mana yang asli dan palsu agar

masyarakat yang belum mengimunisasi buah hati

mereka dapat berjaga-jaga terhadap hal tersebut.

Pengawasan pemerintah terhadap hal seperti ini

seharusnya tidak terjadi lagi karena dngan adanya

kasus vaksin palsu, akan muncul pemikiran di

masyarakat untuk melangkah mundur dari vaksinisasi.

Meskipun tanggung jawab sudah dilakukan dengan

memberikan vaksinisasi ulang secara gratis, peran

pemerintah untuk menghimbau fasilitas kesehatan

agar memeriksa dampak anak-anak yang vaksinisasi

ulang sangat diperlukan.

Page 6: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

06

U L A S P E R I S T I W A

Di era modern yang serba canggih ini banyak sekali

inovasi yang belum pernah terbayangkan menjadi

nyata dan serba mempermudah pekerjaan di berbagai

bidang, baik itu sosial, budaya, politik dan lain

sebagainya. Salah satu yang menjadi pusat perhatian

saat ini adalah dunia game digital, khususnya

Pokemon Go yang mampu menghadirkan fitur menarik

dan menyedot perhatian khalayak. Game berbasis

augmented reality ini membuat penggunanya dapat

berinteraksi langsung dengan dunia sekitarnya dan

menjadi satu keunggulan tersendiri dengan membawa

nama besar Pokemon yang telah muncul sebelum

tahun 2000-an.

Pokemon dalam dunia game sebenarnya sudah

memunculkan beberapa versi bertahap untuk para

penggemarnya, mulai dari generasi pertama di tahun

1996-1999 sampai dengan sekarang yang sudah

menginjak generasi keenam. Didirikan oleh

perusahaan perangkat lunak Niantics Labs dan bekerja

sama dengan Nintendo, Pokemon Go menghadirkan

fitur augmented reality atau disingkat AR yang

berbasis aplikasi Google Maps. Awalnya, Niantic Labs

adalah salah satu anak perusahaan Google dan

pendirinya bernama John Hanke juga merupakan

salah satu eksekutif Google yang berada dibalik

kesuksesan Google Maps, kemudian John diberikan

mandat untuk membentuk Niantic di tahun 2010 dan

memutuskan untuk menjadi unit bisnis mandiri di tahun

2015.

Mulai diluncurkan secara resmi di beberapa negara

pada bulan Juli 2016, Pokemon Go menjadi sangat

fenomenal diiringi dengan banyaknya kasus yang

terjadi berkaitan dengan game ini. Seperti kasus yang

terjadi di Riverton, Australia, seorang pemain

Pokemon Go yang sedang asik mencari monster

malah menemukan mayat yang mengambang disungai

dan langsung melaporkannya ke kepolisian setempat

(10/7). Penemuan mayat juga terjadi saat seorang

gamer Pokemon Go sedang mencari pokestop di

Taman Rotary, Nashua, New Hampshire, AS (15/7) di

danau taman tersebut.

Selain dua contoh kasus di atas, beberapa kasus juga

terjadi dan membuat resah sejumlah pihak. Salah

satunya, banyak pemain Pokemon Go yang malah

memasuki rumah orang lain tanpa seizin pemilik

rumah hanya karena di dalam rumah tersebut terdapat

Pokemon langka ataupun ada pokestop. Ini

merupakan masalah yang harusnya bisa dicegah oleh

developer Pokemon Go, jangan sampai para pemain

hanya terfokus ke layar smartphone mereka dan tidak

peduli dengan sekitar mereka. Akan tetapi, banyak

juga dampak positif dari Pokemon Go yang

menjadikan para pemainnya tidak hanya berkutat di

suatu tempat, melainkan mengaktifkan motorik mereka

dengan bergerak menemui banyak hal baru di

berbagai tempat. Dengan kata lain, users Pokemon

Go secara tidak disadari diajak untuk rajin pergi keluar

rumah untuk ‘berolahraga’, bukan bermalas-malasan

seperti game pada umumnya. Selain itu, melejitnya

popularitas Pokemon Go memberikan keuntungan

tersendiri kepada para pemilik bisnis restoran, kafe,

mall, dan tempat wisata untuk bekerja sama dalam

kepemilikan pokestop di dalam lahan bisnis-bisnis

tersebut.

Begitu pula halnya dengan Indonesia, Juli 2016,

Pokemon Go akhirnya resmi rilis di Indonesia. Hal ini

membawa antusiasme tersendiri bagi para pemain

game ini di Indonesia. Pada sektor pariwisata pun,

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan

Pokemon Go bisa membawa dampak positif untuk

‘menjual’ objek wisata. Namun pengelola tempat

wisata juga harus kreatif dan inovatif. Karena itu,

popularitas dari Pokemon Go sebenarnya bisa

membawa dampak positif dan negatif sekaligus,

pemanfaatan yang tepat dapat berdampak positif bagi

peningkatan output sektor pariwisata atau bahkan

sektor-sektor lainnya. Hanya saja, pemain harus bijak

ketika bermain game, jangan sampai permainan yang

mempermainkan para pemain.

POKEMON GO?

Oleh Alif Hikmah Fikri

Page 7: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

07

H A R U S T A H U

Menteri Koordinator Polhukam

Wiranto

Menteri Keuangan

Sri Mulyani Indrawati

Perombakan Kedua Kabinet Kerja

KABINET KERJA JOKOWI-JK

Pembentukan : 27 Oktober 2014

Reshuffle Jilid I : 12 Agustus 2015

(pergantian 5 menteri)

Reshuffle Jilid II : 27 Juli 2016

(pergantian 13 menteri)

ROMBAKAN MENTERI JILID II KABINET KERJA

Menteri PDTDT

Eko Putro Sandjojo

Menteri Perhubungan

Budi Karya Sumadi

Menteri Dikbud

Muhajir

Menteri Perdagangan

Enggartiasto Lukita

Menteri Perindustrian

Airlangga Hartarto

Menteri ESDM

Arcandra Tahar

Menteri PAN RB

Asman Abnur

Menteri Kemaritiman

Luhut Binsar Panjaitan

Kepala Badan

Pertahanan Nasional

Sofyan Djalil

Kepala Koordinasi

Penanaman Modal

Thomas Lembong

Kepala Bappenas

Bambang Brodjonegoro

?

Pada Senin malam, 15 Agustus 2016, Presiden Jokowi memberhentikan secara hormat Arcandra Tahar sebagai

menteri ESDM yang baru saja dipilih pada momentum reshuffle 27 Juli 2016 lalu. Alasan penyopotan jabatan ini

dikarenakan isu yang beredar mengenai dwikewarganegaraan yang disandang Arcandra Tahar, baik sebagai WNI

dan Warga Negara Amerika Serikat. Akan tetapi, Indonesia sendiri tidak mengakui dwikewarganegaraan secara

hukum. Ketika seseorang sah secara hukum menjadi warga negara asing, orang tersebut berarti melepas

kewarganegaraan Indonesianya. Sementara ini, Luhut Binsar Panjaitan yang juga merupakan menteri kemaritiman

mengemban tanggung jawab pada posisi menteri ESDM. Lantas, siapa yang akan dipilih Presiden Jokowi untuk

mengisi posisi strategis ini?

Page 8: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

08

H A R U S T A H U

Ketentuan Keikutsertaan1. Peserta adalah mahasiswa aktif Universitas Katolik Parahyangan2. Artikel terdiri dari 300-600 kata3. Konten yang diangkat dalam artikel berupa :

• Review isu fenomenal yang terjadi di tahun 2016• Isu publik yang menurut penulis masih menjadi tugas besar bagi

Indonesia• Resolusi untuk Indonesia di tahun 2017

4. Artikel dalam format DOC atau DOCX dan dikirimkan melalui [email protected]

5. Periode pengumpulan artikel adalah 1 September – 31 Oktober 2016

Artikel yang terpilih akan disertakan dalam penerbitan e-bulletin KASTRAT Edisi Tahun Baru Desember 2016 versi cetak dan online

Dunia kerja yang saat ini menuntut mahasiswa menjadi kreatif dan

lebih dari apa yang mereka dapatkan di tempat kuliah, menuntut

pemerintah berkontribusi dengan memberikan wadah bagi

mahasiswa agar menjadi semakin kreatif, yaitu unik dan

bermanfaat. Hal ini melatarbelakangi terwujudnya Program

Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat

Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi

dan Pendidikan Tinggi. PKM yang pertama kali dilaksanakan tahun

2001 bertujuan mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin,

berpikiran kritis, dan mampu mengimplementasikan ilmu yang

didapat. Program Kreatifitas Mahasiswa sendiri sudah banyak

diapresiasi di berbagai universitas. Baru-baru ini, UNPAR

memperkenalkan program tersebut kepada mahasiswa yang

diharapkan kelak akan dapat sukses seperti universitas-universitas

lain yang sudah lebih dulu aktif ikut serta dalam PKM.

Yuk, kenali PKM!

Page 9: bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 - pm.unpar.ac.idpm.unpar.ac.id/wp-content/uploads/2016/08/e-buletin-KASTRAT-Edisi... · Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan

09

H A R U S T A H U

Kategori PKM apa saja yang bisa kamu ikuti?

PKM-PPenelitian

Program penelitian yang diharapkan dapat memberi solusi untuk isu terkini juga dapat berupa penelitian

humaniora dan yang berhubungan dengan kearifan lokal.

PKM-KKewirausahaan

Pengembangan kreatifitas mahasiwa dalam bidang kewirausahaan dengan menjual suatu produk atau

jasa yang semuanya dikelola oleh mahasiwa.

PKM-MPengabdian kepada Masyarakat

Penerapan ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat berguna untuk masyarakat, dengan syarat adanya

komitmen kerjasama tertulis bersama dengan masyarakat yang akan dibantu.

PKM-TPenerapan Teknologi

Program bantuan teknologi atau manajemen untuk industri berskala mikro atau kecil, mahasiswa perlu

berdiskusi dengan mitra pilihan karena ini menyangkut masalah prioritas mitra, yang harus disediakan

surat lampiran kesediaan bekerjasama dari mitra.

PKM-KCKarsacipta

Penerapan ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat berguna untuk masyarakat, dengan syarat adanya

komitmen kerjasama tertulis bersama dengan masyarakat yang akan dibantu.

PKM-AIArtikel Ilmiah

Penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari kegiatan kelompok dalam bidang pendidikan, penelitian

atau pengabdian masyarakat.

PKM-GTGagasan Tertulis

Penulisan artikel yang bersumber dari gagasan visioner kelompok mahasiswa untuk dianalisa dan

diberikan solusi jangka panjang yang dapat diimplementasikan

Mengapa harus mengikuti PKM?

• PKM merupakan program bergengsi dan telah diakui di Indonesia

• Proposal terpilih akan mendapatkan dana dukungan dari DIKTI untuk direalisasikan

• Proposal terpilih berkesempatan untuk di-publish dalam jurnal nasional