bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 -...
Transcript of bulletin e Edisi Kemerdekaan Agustus 2016 -...
Edisi Kemerdekaan Agustus 2016e bulletinKAJIAN STRATEGISK A S T R A T
tahun sejak Indonesia menyatakan kemerdekaannya,
sudahkah kemerdekaan menjadi hak setiap rakyatnya?
Ketua Redaksi Khairunnisa ∙ Penulis Erik Dermawan ∙ Veronika Josephine Purek ∙ Muhamad IbnuHaris ∙ Michael Gunawan ∙ Felicia Evelyn ∙ Nadine Oen ∙ Alif Hikmah Fikri ∙ Editor & Grafis
Rr. Getha Fety Dianari ∙ Direktorat Jenderal Kajian dan Aksi Strategis Kementerian Luar NegeriLembaga Kepresidenan Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan 2016/2017
Apa yang terbesit dalam pikiran Anda mengenai kata
“merdeka”? Umumnya orang akan mengatakan bahwa
merdeka adalah soal kebebasan, bebas dari belenggu,
bebas dari sebuah ikatan. Bagaimana dengan
kemerdekaan Indonesia? Apakah kemerdekaan
Indonesia di masa ini sudah mencerminkan sebuah
kebebasan? Korupsi masih berserakan, hukum dan
keadilan pun sulit ditegakan, yang kuat yang berkuasa
dan si kaya selalu jadi pemenang tanpa tahu siapa
yang benar, siapa yang salah. Katanya, kita merdeka
dari penjajahan bangsa lain, benarkah? Toh nyatanya
kita masih bergantung dengan bangsa lain, semua
kebutuhan kita impor, bahkan panganan pokok yang
seyogyanya dapat kita produksi sendiri dari sumber
daya dalam negeri. Perusahaan-perusahaan asing
raksasa merajalela menguasai pasar, tegak berdiri di
atas tanah pertiwi, mengeksploitasi. Lantas, apa makna
17 Agustus yang selalu diperingati itu? Perayaan
sebuah kemerdekaankah atau hanya sebuah syukuran
atas lahirnya sebuah negara, Indonesia?
Pemuda
untuk
Indonesia
Sebelum kritik ini
terlampau jauh, kiranya
tepat jika p e m u d a
terlebih dahulu yang b e r
-introspeksi. Belakangan,
kaum muda terlihat
semakin terbelenggu dan
bangga bergaya denganbarang-barang impor ketimbang lokal. Padahal, jika
ditengok dampaknya lebih jauh, impor terus-menerus
malah akan melemahkan nilai tukar rupiah dan daya
beli dalam negeri terhadap barang asing. Kemerosotan
ekonomi ini yang seringkali pemuda teriakan kepada
pemerintah, tapi apakah pribadinya sendiri sudah
cukup membantu peningkatan daya ekonomi negara?
Pemuda tidak seharusnya hanya berteriak memberi
tuntutan, melainkan berani bergerak memberi aksi
nyata, memulainya dari hal kecil yang barangkali tanpa
disadari dapat berpengaruh besar untuk kemajuan
bangsa.
Oleh Erik Dermawan
Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa. Dengan kekayaan alam ini,
seharusnya seluruh penduduk Indonesia dapat menikmati apa yang namanya “kemakmuran”. Akan tetapi, masih
banyak penduduk Indonesia yang hidup dalam kemelaratan. Kejadian ini tidak dapat dikatakan sebagai kesalahan
satu pihak atau terjadi akibat penduduk itu sendiri yang belum mampu mengelola sumber daya secara optimal.
Kejadian seperti ini juga menandakan bahwa pemerintah masih belum mampu secara optimal mengemban fungsi
stabilitas, alokasi dan distribusi. Masyarakat pun ditambah miris dengan berbagai pemberitaan bahwa banyak
pejabat pemerintah yang hidup dalam kemewahan tanpa memerhatikan rakyat. Seiring dengan itu pun,
kesenjangan sosial terjadi dimana-mana yang sebenarnya merupakan salah satu rembetan bentuk ketidak-
merdekaan dalam aspek ekonomi. Bagaimana mungkin bangsa ini merasa telah merdeka tetapi rakyatnya sendiri
masih terhimpit berbagai masalah ekonomi yang berujung pada masalah-masalah sosial lainnya?
Kesenjangan sosial di atas juga merembet pada masalah hukum. Seorang koruptor yang memiliki banyak uang
hasil curian dapat melakukan apa saja untuk bebas dari jeratan hukum, sedangkan kaum kecil yang miskin tidak
dapat berbuat apa-apa ketika dirinya ketahuan memungut jeruk yang terjatuh dari meja penjual. Nurani dan akal
sehat berkata bahwa seharusnya hukuman yang lebih berat dijatuhkan kepada koruptor, namun yang terjadi
malah sebaliknya. Hukum seakan dikontrol oleh orang-orang yang punya kuasa, pernyataan “hukum tidak
memandang kedudukan” seakan telah hilang dan berganti menjadi “hukum berlaku sesuai isi dompet Anda”.
Penyimpangan-penyimpangan sistem seperti inilah yang bertanggung jawab merenggut kemerdekaan sebagian
rakyat.
Kehadiran pemimpin-pemimpin baru di negeri ini seakan memberi harapan bahwa akan datang perubahan.
Namun demikian, mereka membutuhkan kita, segenap bangsa Indonesia. Kita harus mulai baru-membahu
mewujudkan perubahan mendasar, terutama dari diri kita sendiri. Dengan melakukan perubahan seperti ini,
puluhan tahun mendatang Indonesia diharapkan akan mendapatkan kemerdekaan “sejati”, yaitu kemerdekaan
yang benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia hingga kaum terkecil atau terpencil sekalipun tanpa
harus dijajah oleh himpitan ekonomi, ketidakadilan hukum maupun kesenjangan sosial yang memberi batasan
antara satu dengan lainnya, yang seharusnya mendapatkan hak-hak setara sebagai warga Indonesia.
Indonesia dalam konteks
kemerdekaan yang “sejati”
02
Pemerataan pendidikan sebagai perwujudan
nilai-nilai luhur bangsa
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan
adalah proses pembudayaan, yakni suatu usaha untuk
memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam
masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan
tetapi juga dengan maksud memajukan serta
mengembangkan kebudayaan menuju keluhuran hidup
manusia. Jika kita maknai pernyataan tersebut,
pendidikan sudah seharusnya menjadi prioritas
pemerintah untuk tercapainya target-target
pembangunan yang berkelanjutan. Tentu hal ini masih
menjadi tugas besar bagi pemerintah Indonesia,
pasalnya 71 tahun sudah negara ini merdeka namun
pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat belum dapat
dirasakan sepenuhnya.
Oleh Veronika Josephine Purek
Oleh Muhamad Ibnu Haris
03
Pemerataan pendidikan di Indonesia salah satunya
dapat diamati dari Angka Partisipasi Murni (APM) tiap
provinsi yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS). APM adalah jumlah anak pada kelompok usia
tertentu yang sedang menempuh pendidikan sesuai
dengan jenjang usianya dibandingkan dengan jumlah
seluruh anak pada kelompok usia itu. Data terkini BPS
menunjukan bahwa APM untuk wilayah provinsi bagian
timur cenderung lebih rendah dibandingkan dengan
provinsi-provinsi bagian barat Indonesia. APM di
wilayah Papua 54.21, Papua Barat 68.29, Sulawesi
Barat 68.92, dan Gorontalo 68.71. Sementara itu, APM
untuk wilayah barat Indonesia relatif lebih tinggi, seperti
DKI Jakarta yang memiliki APM sebesar 80.20,
Yogyakarta 82.86, dan Aceh 85.55. Beberapa
penyebab masih rendahnya APM di wilayah Indonesia
timur, khususnya Papua, adalah masih minimnya
akses, mutu dan tata kelola pendidikan. Hal ini pun
tidak terlepas dari persoalan geografis dan kuranganya
tenaga pendidik di daerah tersebut. Padahal, dalam
pembukaan UUD 1945, tercantum salah satu f u n g s i
penting negara, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pernyataan tersebut tentunya berlaku secara
umum. Pendidikan bukanlah semata-mata hak
sebagian rakyat Indonesia atau golongan tertentu saja,
melainkan merupakan hak bagi seluruh warga
Indonesia tanpa terkecuali.
Oleh karena itu, pemerintah diharapkan semakin
gencar melakukan pembangunan-pembangunan yang
tidak hanya terpusat di wilayah barat Indonesia,
khususnya terkait pembangunan infrastruktur, fasilitas-
fasilitas daerah dan pemberian apresiasi terhadap
tenaga-tenaga pendidik yang mau mengabdikan
jasanya untuk daerah-daerah yang sedang dalam
fokus pembangunan. Pengawasan secara terpadu pun
tidak boleh luput dalam proses pembangunan. Hal ini
semata-mata diupayakan untuk menyelesaikan
persoalan pemerataan pendidikan di Indonesia demi
tercapainya cita-cita luhur yang telah dirumuskan oleh
para pejuang bangsa.
Mahasiswa,
lawan
korupsi!
Oleh Michael Gunawan
Tujuh puluh satu tahun yang lalu, Indonesia dengan bangga menyatakan
kemerdekaannya. Akan tetapi, riuh sorak kemerdekaan nyatanya tidak
mengindikasikan bahwa Indonesia su d a h benar-benar merdeka. T u j u h
puluh satu tahun nampaknya belum menjadi waktu yang cukup untuk bebenah diri menjadi bangsa yang lebih
sejahtera, sebaliknya yang secara kasatmata ditemukan kini adalah praktik yang menjauh dari nilai-nilai
kemerdekaan. Korupsi menjadi salah satunya, salah satu pangkal persoalan yang membelenggu bangsa kita
sendiri dari kemerdekaan yang hakiki.
Korupsi membuat rakyat tidak merasakan nikmatnya kue kemerdekaan namun hanya dikenyangkan dengan
bualan tentang kemerdekaan yang selama ini digaungkan. Ketika rakyat tengah berjerih payah mendapatkan
segenggam beras dengan bekerja keras, bahkan mengemis belas kasih pemerintah, yang muncul ke permukaan
bukanlah usaha menyejahterakan rakyat namun malah praktik haram pendewaan harta kekayaan.
Budaya korupsi merupakan kejahatan paling kasatmata dan sudah dilakukan tanpa rasa malu lagi. Seorang
koruptor yang telah dicokok KPK dapat tersenyum ke arah media bak selebriti, atau barangkali tanpa rasa
bersalah, kendati ia menggunakan rompi oranye menuju tahanan. Entah kemanakah perginya nurani para
koruptor yang menjajah hak-hak rakyat demi kepentingan dirinya sendiri?
Melihat realita ini, rasanya benar jika mengatakan bahwa kita tengah berada pada era kebobrokan moralitas
politikus dan elit bangsa. Banyak kebijakan politik yang tidak berdasar pada kepentingan rakyat, melainkan
kepentingan sektoral dan golongan tertentu. Banyak penuntasan persoalan publik yang tidak menyentuh hasrat
hidup orang banyak yang pada akhirnya membuat kebijakan hanya terkesan sebagai “obat penenang” sesaat
yang tidak berdampak menuntas akar masalah.
Banyak kebijakan politik yang pada hakikatnya baik untuk rakyat, namun dalam implementasi terkontaminasi
korupsi sehingga malah semakin menyengsarakan rakyat. Tentu masih hangat di pikiran soal kasus harga daging
sapi selangit dimana elit-elit politik tertangkap basah bermain di balik itu untuk memperkaya diri dan golongannya.
04
Mahasiswa sebagai mesin penggerak perubahan
memiliki kewajiban untuk mengubah bangsa ini ke
arah yang lebih baik. Generasi muda menjadi harapan
besar bangsa untuk menciptakan budaya bersih di
mulai dari detik ini karena korupsi yang telah
mengakar membutuhkan kekuatan besar untuk
mencabut dan membuangnya jauh-jauh dari
kebiasaan bangsa.
Perbaikan kualitas integritas sumber daya manusia,
pendidikan moral dan rasa nasionalisme memainkan
peran penting. Dan sejalan dengan itu, mahasiswa
turut bertanggung jawab mendidik dirinya menjadi
seorang sumber daya manusia berintegritas,
berpendidikan moral pantas dan menyimpan rasa
nasionalisme dalam jati diri hingga dapat
diimplementasikan dalam kehidupan. Mahasiswa
sebagai pemuda haruslah memantaskan diri dan
menunjukkan kepada masyarakat bahwa mahasiswa
adalah garda terdepan perjuangan Indonesia yang
dapat diandalkan melawan korupsi.
Memasuki tahun 2016, pada pertengahan Januari tepatnya, Indonesia digoncang serangan bom yang terjadi di
Sarinah, Jakarta. Empat orang tewas dan puluhan luka-luka. Banyak kecaman dilontarkan, banyak pula
dukungan dan peringatan yang diberikan. Kemudian, pada pertengahan tahun, pada bulan Juli, Indonesia
kembali dikejutkan dengan serangan bom yang meledak di halaman Malporesta Solo.
Aksi bom terorisme seperti yang terjadi belakangan memang bukan hal yang baru di tanah air. Memasuki tahun
2000, sebuah bom meledak di Kedubes Filipina dan Kedubes Malaysia, tak ketinggalan pula dengan Bursa Efek
Jakarta. Pada tahun 2002, Indonesia digoncang serangan bom paling mematikan dalam sejarah nasional, yakni
peristiwa Bom Bali I yang menyebabkan ratusan orang tewas dan luka-luka. Bahkan dua tahun setelah peristiwa
tersebut pun, serangan bom kembali menyambangi Bali.
Di balik serangan bom atau aksi terorisme yang terjadi selama ini di Indonesia, terdapat tanggung jawab
kelompok-kelompok ekstrimis Islam yang meyakini bahwa apa yang mereka jalani merupakan jihad atau perang
di jalan Allah. Barangkali yang belakangan melekat di telinga adalah ISIS, namun sesungguhnya kelompok Islam
radikal mulai menunjukkan pergerakannya di Indonesia sejak awal tahun 40-an, yaitu kemunculan DI/TII atau
juga dikenal dengan NII (Negara Islam Indonesia). Kehadiran kelompok ini bertujuan untuk menjadikan negara
Indonesia sebagai negara Islam yang berarti negara harus sepenuhnya tunduk pada hukum, ketentuan dan
syariat-syariat Islam. Dengan kata lain, pergerakan ini bermaksud membentuk negara dalam negara. Sekalipun
organisasi ini sempat ditumpas oleh militer, masih ada saja kelompok-kelompok kecil pecahan DI/TII yang
melanjutkan pergerakan dan diyakini eksistensinya hingga hari ini.
Sudah lebih dari tujuh puluh tahun Indonesia berada di bawah bayang-bayang terorisme, di bawah bayang-
bayang agresi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara baru, negara yang barangkali hanya bisa dimiliki
oleh sebagian golongan. Akan tetapi, Indonesia tetap bertahan sampai detik ini sebagai NKRI. Hal ini
membuktikan betapa kuatnya bangsa ini mempertahankan ideologinya, ideologi yang satu, Pancasila.
Kemerdekaan sejati Indonesia ini memang akan selalu dipertahankan, yaitu dengan tidak memerdekakan upaya
kelompok-kelompok pemecah bangsa untuk mendeklarasikan diri.
Terorisme dan IndonesiaOleh Felicia Evelyn
05
U L A S P E R I S T I W A
13 TAHUN BEREDARNYA
VAKSIN PALSU
Keresahan akibat beredarnya vaksin palsu dan
banyaknya bayi yang meninggal setelah diimunisasi
menyebabkan Niken Rosady membuat sebuah petisi
daring di laman change.org untuk mengajak para
orang tua Indonesia agar menyelidiki kasus ini lebih
lanjut. Niken Rosady yang mengatasnamakan Orang
Tua Sadar Imunisasi Indonesia meminta agar
Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat
dan Makanan untuk menarik vaksin yang sedang
beredar saat ini dan menggantinya dengan vaksin
yang asli guna menjamin kesehatan balita Indonesia.
Kecurigaan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri
diawali oleh banyaknya laporan masyarakat tentang
bayi yang meninggal dunia setelah diimunisasi. Praktik
pembuatan vaksin palsu ini berlangsung kurang lebih
selama 13 tahun. Warga yang telah mengimunisasi
anaknya selama 13 tahun terakhir pun menjadi resah
setelah mengetahui fakta menyedihkan tersebut.
Apa efek sampingnya? Menurut Dr Hindra Irawan dari
Ikatan Dokter Anak Indonesia, efek samping yang
muncul dapat berupa nyeri atau kemerahan di seputar
tempat suntikan, namun kerugian terbesar anak yang
mendapatkan vaksin palsu adalah tidak mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit. Vaksin palsu yang
terungkap adalah vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan
Tetanus), Tuberkulin dan Hepatitis B. Apabila anak-
anak tidak mendapatkan kekebalan, maka
kemungkinan melonjaknya jumlah anak yang
terserang DPT cukup besar. Kemungkinan besar, bayi
yang dapat mengalami kesulitan dalam pembekuan
darah serta dapat merusak ginjal. Pemberian vaksin
dengan jarum suntik yang tidak standar juga dapat
berakibat fatal.
Keberadaan vaksin palsu ini terungkap saat ada
pengakuan dari salah satu kelompok 13 tahun yang
lalu, namun belum dapat di konfirmasi. Menurut
bbc.com, investigasi dimulai saat polisi menemukan
kesenjangan harga di pasar dan tindakan
investigasipun diambil. Vaksin dengan harga yang
lebih murah ternyata tak sesuai dengan label dan
bukan berisi vaksin. Menurut Nila Moeloek saat ini
terdapat 37 fasilitas kesehatan, termasuk 14 rumah
sakit yang diduga menggunakan vaksin palsu.
Keuntungan dari praktik vaksin palsu ini diduga
mencapai Rp. 25.000.000 setiap minggunya. Dari 16
orang yang ditahan, lima orang diantaranya a d a l a h
Oleh Nadine Marijke Oen
produsen, dua orang kurir, dua orang menjadi
distributor dan seorang lagi merupakan pencetak label.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri
mengakui ada kelemahan dalam pengawasan atas
beredarnya vaksin palsu yang berlangsung sejak 2003
lalu. Hal itu tentu saja memancing pelaku untuk
meraup keuntungan dengan menjual vaksin palsu
tersebut. Selama ini Badan POM hanya mengawasi
fasilitas kesehatan yang resmi serta memiliki lemari
pendingin khusus untuk menyimpan vaksin.
Keberadaan vaksin palsu merupakan hal yang sangat
mengejutkan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Mencari uang bukanlah hal yang mudah tapi bukan
berarti cara singkat yang ditempuh para pelaku
menjadi benar. Tepatnya dimana rasa simpati pelaku
terhadap anak-anak yang menjadi korban?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering
dipertanyakan di masyarakat. Selain merugi akibat
uang yang dikeluarkan untuk vaksin palsu, orangtua
dari anak yang di vaksin 13 tahun belakangan akan
merasa sangat tidak nyaman dan harus memeriksakan
anaknya kembali untuk mengkonfirmasi apakah anak
mereka menjadi korban juga. Meskipun pihak rumah
sakit ingin bertanggung jawab atas kejadian tersebut
dengan memberikan vaksin ulang, namun nasib anak-
anak yang sudah terjangkit penyakit akibat vaksin
palsu patut mendapatkan perhatian.
Sebagai masyarakat, ada baiknya kita memperhatikan
keaslian dari setiap hal yang kita dapatkan.
Pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi
mengenai vaksin mana yang asli dan palsu agar
masyarakat yang belum mengimunisasi buah hati
mereka dapat berjaga-jaga terhadap hal tersebut.
Pengawasan pemerintah terhadap hal seperti ini
seharusnya tidak terjadi lagi karena dngan adanya
kasus vaksin palsu, akan muncul pemikiran di
masyarakat untuk melangkah mundur dari vaksinisasi.
Meskipun tanggung jawab sudah dilakukan dengan
memberikan vaksinisasi ulang secara gratis, peran
pemerintah untuk menghimbau fasilitas kesehatan
agar memeriksa dampak anak-anak yang vaksinisasi
ulang sangat diperlukan.
06
U L A S P E R I S T I W A
Di era modern yang serba canggih ini banyak sekali
inovasi yang belum pernah terbayangkan menjadi
nyata dan serba mempermudah pekerjaan di berbagai
bidang, baik itu sosial, budaya, politik dan lain
sebagainya. Salah satu yang menjadi pusat perhatian
saat ini adalah dunia game digital, khususnya
Pokemon Go yang mampu menghadirkan fitur menarik
dan menyedot perhatian khalayak. Game berbasis
augmented reality ini membuat penggunanya dapat
berinteraksi langsung dengan dunia sekitarnya dan
menjadi satu keunggulan tersendiri dengan membawa
nama besar Pokemon yang telah muncul sebelum
tahun 2000-an.
Pokemon dalam dunia game sebenarnya sudah
memunculkan beberapa versi bertahap untuk para
penggemarnya, mulai dari generasi pertama di tahun
1996-1999 sampai dengan sekarang yang sudah
menginjak generasi keenam. Didirikan oleh
perusahaan perangkat lunak Niantics Labs dan bekerja
sama dengan Nintendo, Pokemon Go menghadirkan
fitur augmented reality atau disingkat AR yang
berbasis aplikasi Google Maps. Awalnya, Niantic Labs
adalah salah satu anak perusahaan Google dan
pendirinya bernama John Hanke juga merupakan
salah satu eksekutif Google yang berada dibalik
kesuksesan Google Maps, kemudian John diberikan
mandat untuk membentuk Niantic di tahun 2010 dan
memutuskan untuk menjadi unit bisnis mandiri di tahun
2015.
Mulai diluncurkan secara resmi di beberapa negara
pada bulan Juli 2016, Pokemon Go menjadi sangat
fenomenal diiringi dengan banyaknya kasus yang
terjadi berkaitan dengan game ini. Seperti kasus yang
terjadi di Riverton, Australia, seorang pemain
Pokemon Go yang sedang asik mencari monster
malah menemukan mayat yang mengambang disungai
dan langsung melaporkannya ke kepolisian setempat
(10/7). Penemuan mayat juga terjadi saat seorang
gamer Pokemon Go sedang mencari pokestop di
Taman Rotary, Nashua, New Hampshire, AS (15/7) di
danau taman tersebut.
Selain dua contoh kasus di atas, beberapa kasus juga
terjadi dan membuat resah sejumlah pihak. Salah
satunya, banyak pemain Pokemon Go yang malah
memasuki rumah orang lain tanpa seizin pemilik
rumah hanya karena di dalam rumah tersebut terdapat
Pokemon langka ataupun ada pokestop. Ini
merupakan masalah yang harusnya bisa dicegah oleh
developer Pokemon Go, jangan sampai para pemain
hanya terfokus ke layar smartphone mereka dan tidak
peduli dengan sekitar mereka. Akan tetapi, banyak
juga dampak positif dari Pokemon Go yang
menjadikan para pemainnya tidak hanya berkutat di
suatu tempat, melainkan mengaktifkan motorik mereka
dengan bergerak menemui banyak hal baru di
berbagai tempat. Dengan kata lain, users Pokemon
Go secara tidak disadari diajak untuk rajin pergi keluar
rumah untuk ‘berolahraga’, bukan bermalas-malasan
seperti game pada umumnya. Selain itu, melejitnya
popularitas Pokemon Go memberikan keuntungan
tersendiri kepada para pemilik bisnis restoran, kafe,
mall, dan tempat wisata untuk bekerja sama dalam
kepemilikan pokestop di dalam lahan bisnis-bisnis
tersebut.
Begitu pula halnya dengan Indonesia, Juli 2016,
Pokemon Go akhirnya resmi rilis di Indonesia. Hal ini
membawa antusiasme tersendiri bagi para pemain
game ini di Indonesia. Pada sektor pariwisata pun,
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan
Pokemon Go bisa membawa dampak positif untuk
‘menjual’ objek wisata. Namun pengelola tempat
wisata juga harus kreatif dan inovatif. Karena itu,
popularitas dari Pokemon Go sebenarnya bisa
membawa dampak positif dan negatif sekaligus,
pemanfaatan yang tepat dapat berdampak positif bagi
peningkatan output sektor pariwisata atau bahkan
sektor-sektor lainnya. Hanya saja, pemain harus bijak
ketika bermain game, jangan sampai permainan yang
mempermainkan para pemain.
POKEMON GO?
Oleh Alif Hikmah Fikri
07
H A R U S T A H U
Menteri Koordinator Polhukam
Wiranto
Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati
Perombakan Kedua Kabinet Kerja
KABINET KERJA JOKOWI-JK
Pembentukan : 27 Oktober 2014
Reshuffle Jilid I : 12 Agustus 2015
(pergantian 5 menteri)
Reshuffle Jilid II : 27 Juli 2016
(pergantian 13 menteri)
ROMBAKAN MENTERI JILID II KABINET KERJA
Menteri PDTDT
Eko Putro Sandjojo
Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi
Menteri Dikbud
Muhajir
Menteri Perdagangan
Enggartiasto Lukita
Menteri Perindustrian
Airlangga Hartarto
Menteri ESDM
Arcandra Tahar
Menteri PAN RB
Asman Abnur
Menteri Kemaritiman
Luhut Binsar Panjaitan
Kepala Badan
Pertahanan Nasional
Sofyan Djalil
Kepala Koordinasi
Penanaman Modal
Thomas Lembong
Kepala Bappenas
Bambang Brodjonegoro
?
Pada Senin malam, 15 Agustus 2016, Presiden Jokowi memberhentikan secara hormat Arcandra Tahar sebagai
menteri ESDM yang baru saja dipilih pada momentum reshuffle 27 Juli 2016 lalu. Alasan penyopotan jabatan ini
dikarenakan isu yang beredar mengenai dwikewarganegaraan yang disandang Arcandra Tahar, baik sebagai WNI
dan Warga Negara Amerika Serikat. Akan tetapi, Indonesia sendiri tidak mengakui dwikewarganegaraan secara
hukum. Ketika seseorang sah secara hukum menjadi warga negara asing, orang tersebut berarti melepas
kewarganegaraan Indonesianya. Sementara ini, Luhut Binsar Panjaitan yang juga merupakan menteri kemaritiman
mengemban tanggung jawab pada posisi menteri ESDM. Lantas, siapa yang akan dipilih Presiden Jokowi untuk
mengisi posisi strategis ini?
08
H A R U S T A H U
Ketentuan Keikutsertaan1. Peserta adalah mahasiswa aktif Universitas Katolik Parahyangan2. Artikel terdiri dari 300-600 kata3. Konten yang diangkat dalam artikel berupa :
• Review isu fenomenal yang terjadi di tahun 2016• Isu publik yang menurut penulis masih menjadi tugas besar bagi
Indonesia• Resolusi untuk Indonesia di tahun 2017
4. Artikel dalam format DOC atau DOCX dan dikirimkan melalui [email protected]
5. Periode pengumpulan artikel adalah 1 September – 31 Oktober 2016
Artikel yang terpilih akan disertakan dalam penerbitan e-bulletin KASTRAT Edisi Tahun Baru Desember 2016 versi cetak dan online
Dunia kerja yang saat ini menuntut mahasiswa menjadi kreatif dan
lebih dari apa yang mereka dapatkan di tempat kuliah, menuntut
pemerintah berkontribusi dengan memberikan wadah bagi
mahasiswa agar menjadi semakin kreatif, yaitu unik dan
bermanfaat. Hal ini melatarbelakangi terwujudnya Program
Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat
Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi. PKM yang pertama kali dilaksanakan tahun
2001 bertujuan mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin,
berpikiran kritis, dan mampu mengimplementasikan ilmu yang
didapat. Program Kreatifitas Mahasiswa sendiri sudah banyak
diapresiasi di berbagai universitas. Baru-baru ini, UNPAR
memperkenalkan program tersebut kepada mahasiswa yang
diharapkan kelak akan dapat sukses seperti universitas-universitas
lain yang sudah lebih dulu aktif ikut serta dalam PKM.
Yuk, kenali PKM!
09
H A R U S T A H U
Kategori PKM apa saja yang bisa kamu ikuti?
PKM-PPenelitian
Program penelitian yang diharapkan dapat memberi solusi untuk isu terkini juga dapat berupa penelitian
humaniora dan yang berhubungan dengan kearifan lokal.
PKM-KKewirausahaan
Pengembangan kreatifitas mahasiwa dalam bidang kewirausahaan dengan menjual suatu produk atau
jasa yang semuanya dikelola oleh mahasiwa.
PKM-MPengabdian kepada Masyarakat
Penerapan ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat berguna untuk masyarakat, dengan syarat adanya
komitmen kerjasama tertulis bersama dengan masyarakat yang akan dibantu.
PKM-TPenerapan Teknologi
Program bantuan teknologi atau manajemen untuk industri berskala mikro atau kecil, mahasiswa perlu
berdiskusi dengan mitra pilihan karena ini menyangkut masalah prioritas mitra, yang harus disediakan
surat lampiran kesediaan bekerjasama dari mitra.
PKM-KCKarsacipta
Penerapan ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat berguna untuk masyarakat, dengan syarat adanya
komitmen kerjasama tertulis bersama dengan masyarakat yang akan dibantu.
PKM-AIArtikel Ilmiah
Penulisan artikel ilmiah yang bersumber dari kegiatan kelompok dalam bidang pendidikan, penelitian
atau pengabdian masyarakat.
PKM-GTGagasan Tertulis
Penulisan artikel yang bersumber dari gagasan visioner kelompok mahasiswa untuk dianalisa dan
diberikan solusi jangka panjang yang dapat diimplementasikan
Mengapa harus mengikuti PKM?
• PKM merupakan program bergengsi dan telah diakui di Indonesia
• Proposal terpilih akan mendapatkan dana dukungan dari DIKTI untuk direalisasikan
• Proposal terpilih berkesempatan untuk di-publish dalam jurnal nasional