Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya

2

Click here to load reader

description

Sebuah karya untuk mengukir sejarah dengan tulisan...tentang jejak PNPM Mandiri Perdesaan

Transcript of Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya

Page 1: Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya

Contoh kondisi tempat BAB di

atas kolam di Kec.Cibalong

KRIPIK SINGKONG RENYAH ALA’ PNPM

idak hanya membangun sarana/prasarana fisik, PNPM di Kab.

Tasikmalaya juga ikut berperan dalam mendorong partisipasi

dan kemandirian perempuan dalam pembangunan. Hal tersebut

misalnya melalui bantuan modal pinjaman bergulir (Simpan Pinjam

Kelompok Perempuan) dan Peningkatan kapasitas usaha ekonomi

produktif. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan misalnya melalui pengadaan/hibah sarana produksi dan

pelatihan mutu kripik singkong yang dilaksanakan di Desa Cimanuk Kec. Cikalong (16-17 Okt 2013).

Berikut disajikan sebagain materi yang diperoleh peserta hasil pelatihan tersebut:

Laporan Perkembangan Pinjaman Bergulir Per Oktober 2013 Jenis

Pinjaman

Jml

Kelompok

Jml

Anggota

Alokasi Pinjaman Persentase

Pengembalian

SPP

UEP

BERKAT PNPM : DARI DOLBON MENJADI DOLBAN olbon merupakan istilah orang Sunda yang

digunakan untuk masyarakat yang masih

memiliki kebiasaan buruk berupa buang air

besar sembarang tempat terutama di kebon.

Perilaku tersebut masih satu kategori dengan yang

melakukannya di tempat terbuka atau pada jamban yang tidak

memenuhi aspek kesehatan. Perilaku dolbon dan sejenisnya

diakui berbagai pihak dapat berkontribusi negatif terhadap

timbulnya persoalan sanitasi. Gara-gara masih loba nu dolbon,

saat ini bahkan Indonesia disebut-sebut masih menempati

posisi terendah ketiga di tingkat ASEAN. Akibat penyakit

menular melalui air yang tidak bersih berdasar data WHO

mencapai tiga juta kematian per tahun. Selain itu, akibat

kurang sehatnya lingkungan dan BAB sembarangan disebut-

sebut bahkan telah membunuh 100 ribu balita di Indonesia dan

60 %-nya terjadi di Jawa Barat. Beu….

Memang

sebagai provinsi dengan

jumlah penduduk gendut

tentu akan besar pula

volume tinja yang

dihasilkan. Setiap

manusia umumnya

mengeluarkan 125-250

gram limbah hitam (tinja

dan air kencing) per hari. Dengan jumlah penduduk Jabar

yang mencapai tidak kurang dari 49.153.773 jiwa, berarti

pula tidak kurang dari 12.000 ton/hari limbah bilogis yang

dihasilkan.

Persoalan sanitasi dan air bersih juga masih menjadi ancaman serius termasuk di

Kabupaten Tasikmalaya. Data Program Perlindungan Sosial (PPLS 2011) menyebutkan, dari

total 175.444 Rumah Tangga Sasaran, masih terdapat 64.033 (36,5%) yang tidak memiliki

jamban, baik milik sendiri maupun jamban umum. Selain itu, tercatat pula jumlah RTS yang

sumber air minum rumah

T

D

Edisi Oktober 2013

Pengantar Redaksi

Alhamdulilah edisi Oktober 2013 Buletin Harewos Galunggung (Bu Harga) telah dicetak. Khusus

pada edisi ini Bu Harga menampilkan rangkuman hasil-hasil kegiatan PNPM-MPd terkait sarana

kesehatan air bersih di Kab. Tasikmalaya. Semoga media kecil ini bermanfaat banyak.

e-mail :[email protected]; website : www.pnpmtasikmalaya.blogspot.com

CP : Daniel 081214614303, Kuswan 085223939876

No Pengalaman Peserta Best Practice (Hasil Pelatihan)

1 Singkong diiris dengan serutan

(gasrokan=alat manual tradisional)

berbentuk parut. Kelemahannya

ketebalan hasil irisan tidak rata, proses

lebih lama, limbah singkong yang

tidak terpotong lebih banyak

Singkong diiris dengan dengan cara memutar

piringan pisau iris (alat manual semi moderen).

Hasilnya ketebalan hasil irisan relatif rata, proses

lebih cepat, rendemen sisa potongan lebih sedikit

2 Proses : Singkong dikupas, lendir

dibersihkan, diiris, direndam air,

digoreng

Singkong dikupas, diiris, digoreng. Hasilnya kripik

lebih gurih, lebih bergizi dan tampilan warna lebih

menarik.

3 Seluruh bahan diiris kemudian

digoreng

Bahan diiris untuk sekali penggorengan, pengirisan

dilanjutkan setelah proses penggorengan

sebelumnya selesai. Atau dengan kata lain, bahan

segera digoreng (tidak ada jeda lama) setelah proses

pengirisan

4 Menggunakan bumbu basah

dicampurkan ke minyak panas.

Kelemahannya minyak cepat

gosong/menghitam

Menggunakan bumbu kering aneka rasa ditabur ke

kripik

5 Ketika menggoreng, wajan diisi irisan

singkong sampai penuh menutupi

seluruh minyak

Wajan diisi irisan singkong disesuaikan dengan

kekuatan panas minyak.

6 Irisan singkong tenggelam di dalam

minyak, proses menggoreng cukup

lama. Hal ini menandakan minyak

kurang panas karena perapian lemah.

Minyak sangat panas dengan perapian yang kuat

sehingga irisan singkong ketika menyentuh minyak

langsung terdorong mengambang ke permukaan dan

merekah. Proses menggoreng tidak lebih dari tiga

menit

7 Hampir tidak ada jeda antara

penggorengan pertama dengan

penggorengan berikutnya

Sebelum dilanjutkan ke proses penggorengan

berikutnya, minyak dibiarkan kosong tanpa ada

irisan singkong beberapa saat. Tujuannya adalah

untuk memastikan minyak benar-benar dalam

keadaan sangat panas

8 Hasilnya kripik keras Hasilnya keripik lebih renyah

Page 2: Buletin PNPM Mandiri Perdesaan Tasikmalaya

Contoh kondisi tempat wudhu

dan mandi warga di Kecamatan

Cikalong dari mata air tak

terlindung dan nampak kotor

tangganya berasal dari sumber tidak terlindung, yaitu sebanyak 110.738 (63,11%). Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan, sebagai program open menu juga sangat menyadari

adanya persoalan Open Defecation (Buang Air Besar Sembarangan) dan sanitasi air tersebut. Selain

membangun jalan, Tembok Penahan Tanah, Jembatan, Irigasi, Gedung Kesehatan, Gedung

Pendidikan, pasar dst, bersama masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya juga membuat jamban dan

sarana air bersih untuk mengurangi perilaku dolbon tersebut.

Sarana MCK

Tinja harus dikelola dengan dengan baik dan benar dengan cara dibuang pada tempat yang

mampu mencegah pencemaran lingkungan melalui pembangunan sarana MCK.. Data mengenai

sebaran MCK PNPM-MP di Kabupaten Tasikmalaya setidaknya tersaji seperti pada tabel berikut.

Tahun/Kecamatan Jml Unit

BLM PNPM Swadaya

Tahun 2009 di 9 kecamatan 30 542.475.500 98.946.600

Tahun 2010 di 6 kecamatan 23 543.435.350 67.981.100

Tahun 2011 di 7 kecamatan 30 542.475.500 98.946.600

Tahun 2012 di 3 kecamatan 13 354,914,000 27,136,250 Tahun 2013 di 3 kecamatan (dalam proses) 9 279,927,450 22,007,250

Keberadaan MCK yang dibangun melalui PNPM-MP ini dirasa sangat sejalan dengan salah

satu dasar rumusan isu strategis pemerintah kabupaten, misalnya yaitu pembangunan Infrastruktur

Perdesaan/Perkotaan serta Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman; dan peningkatan

Derajat Kesehatan Masyarakat melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam menerapkan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pembanguna MCK ini oleh masyarakat ini sejalan dengan

kebijakan peningkatan kemandirian masyarakat dalam kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat.

Sehingga secara perlahan, berkat adanya PNPM (berikut program lainnya) ini, perilaku dolbon

berubah menjadi perilaku dolban (BAB di jamban).

Terdapat contoh desa yang juga berhasil memelihara dan mengembangkan prasarana

terkait kesehatan lingkungan pemukiman tersebut. Desa tersebut misalnya Desa Singajaya

Kecamatan Cibalong. Di Dusun Singarancap pada tahun 2009 mendapatkan alokasi BLM

PNPM-MPd untuk membangun MCK. Dalam rangka kegiatan pemeliharaan, tim pengelola

mengumpulkan uang iuran pemeliharaan yang oleh masyarakat lokal disebut “kencleng”.

Singkat cerita, dari hasil pengumpulan kencleng tersebut pada tahun 2011 ditambah dengan

swadaya berhasil menambah satu unit MCK baru. Penanaman nilai positif yang salah satunya

diwariskan melalui PNPM-MP seperti pada contoh di atas juga dirasa sangat sejalan dengan

target pemerintah pusat yang mentargetkan Indonesia menjadi negara bebas buang air besar

sembarang tempat tahun 2014.

2. Pembangunan Sarana Air Bersih (Program Basah untuk yang Dahaga

Ketersediaan Air)

Air adalah kebutuhan dasar, namun

permasalahannya adalah adanya keterbatasan

masyarakat dalam akses air bersih. Hal ini dikarenakan

kondisi geografis desa yang tidak memiliki sumber air

atau jauhnya sumber mata air dari pemukiman

penduduk. Secara umum, prinsipnya air itu gratis

tetapi untuk mengkonsumsi dalam jumlah yang

cukup dan dekat dibutuhkan biaya. Mendekatkan air

dengan pemukiman membutuhkan dana untuk

pembangunan dan pemeliharaan sehingga air dinilai

mempunyai nilai sosial dan ekonomi. Sebagai contoh,

tidak sedikit anak-anak kehilangan/kekurangan waktu

untuk sekolah. Kaum wanita juga tidak memiliki cukup

waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa

menghasilkan uang, karena waktu kedua kelompok

umur ini banyak tersita untuk mengambil air.

Persoalan-persoalan tersebut juga banyak dikeluhkan warga terutama kelompok ibu-

ibu saat Musyawarah Khusus Perempuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, melalui

PNPM-MPd, masyarakat secara proaktif menjadi penggagas, perencana, pelaksana, pemilik,

pemantau, pengoperasi dan pemelihara dalam upaya penyediaan air bersih. Dalam kurun

waktu lima tahun (2009-2012) setidaknya telah dibangun 37.322 m sarana air bersih

pipanisasi dan pembuatan bangunan air bersih, bak air, sumur bor, dll seperti pada tabel

berikut. Tahun/n Kecamatan

Volume BLM Swadaya

2009 di 10 kecamatan

17 paket bangunan/sarana air bersih dengan meliputi 30.127 m perpipaan

1.358.390.569 197.527.250

2010 di 2 kecamatan

3 paket bangunan/sarana air bersih dengan meliputi 3.795 m perpipaan

218.379.600 65.379.200

2011 di 4 kecamatan

7 paket bangunan/sarana air bersih dengan meliputi 3.400 m perpipaan

327.253.200 37.897.150

2012 di 2 kecamatan

4 paket bangunan/sarana air

bersih 89,880,700 14,640,600

MCK PNPM-MP Kec. Sariwangi Sarana Air Bersih PNPM-MP Kec. Cibalong TAHUN 2012 KAB.

TASIKMALAYA MENDAPAT

PENGHARGAAN SI KOMPAK

AWARD BIDANG

PERENCANAAN PARTISIPATIF

DESA