Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

16
Pillar 62 Daftar Isi Manusia: Peta dan Teladan Allah (Part 15) ............................ 1 Meja Redaksi ............................... 2 Pokok Doa .................................. 3 Iman dan Bangku ........................4 Repentance .................................. 6 Partial Repentance ....................... 8 Pertobatan Sejati ....................... 10 Sersan ............................................... 12 KKR Jakarta 2008 ....................... 13 TKB ................................................. 15 Resensi: Arsitek Jiwa II ............................... 16 Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia September 2008 Pemimpin Redaksi: Edward Oei Wakil Pemimpin Redaksi: Ev. Diana Ruth Redaksi Pelaksana: Adhya Kumara Heruarto Salim Desain: Heryanto Tjandra Jacqueline Fondia Salim Redaksi Bahasa: Lukas Yuan Mildred Sebastian Redaksi Umum: Budiman Thia Dharmawan Tjokro Erwan Yesaya Ishak GRII Lippo Bank Cab. Pintu Air Jakarta Acc. 745-30-707000 Sekretariat GRII Jl. Tanah Abang III No.1 Jakarta Pusat Tel. +62 21 3810912 www.buletinpillar.org [email protected] Redaksi: P enasihat: Pdt. Benyamin F. Intan Pdt. Sutjipto Subeno Ev. Alwi Sjaaf Manusia: Peta dan Teladan Allah Part 15: Allah itu Hidup Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong Berita Seputar GRII 1. KKR Jakarta 2008 akan diadakan pada tanggal 19-21 September 2008 pukul 18:30 WIB, bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta dengan pembicara Pdt. Dr. Stephen Tong. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 081-7000-3000, 081-70000-300, 021-7000-3000 atau http://www.jakarta2008.com. 2. Inauguration Concert of The Cathedral of Messiah, GRII, Jakarta, menampilkan karya Mendelssohn, Symphony No. 2 “Lobgesang” dengan dirigen Dr. Jahja Ling, akan diadakan pada hari Kamis, 18 September 2008 pukul 19:30 WIB di John Calvin Auditorium. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 021-381-0912, 021-7000- 3000. 3. Peresmian dan Dedikasi Katedral Mesias, GRII, Jakarta akan diadakan pada tanggal 20 September 2008 pukul 10:00 WIB. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 021-381-0912. T ema ini adalah tema terakhir dalam topik “gambar dan rupa Allah” berdasarkan sifat Allah. Hal ini adalah pencetusan esensi substansi Ilahi yang langsung dikatakan di dalam Alkitab, Tuhan itu hidup dan Tuhan itu sumber hidup. Tuhan itu pencipta hidup dan Tuhan juga pemberi hidup. Yesus Kristus berkata: “Aku datang memberikan hidup; bahkan memberikan hidup yang berkelimpahan” (Yoh. 10:10b). Ini tidak ada pada agama dan filsafat lain. Kita perlu membedah, memisahkan, dan membuat perbedaan kualitatif antara iman Kristen dengan semua pengajaran agama. Kekristenan bukan hanya bicara tentang moral. Semua agama mengajarkan kebaikan, menghentikan kejahatan, dan mengharapkan kita melakukan kebajikan. Semua yang membicarakan tentang baik dan jahat adalah etika. Semua filosofi bicara tentang bijak dan bodoh. Semua pengetahuan bicara tentang benar dan tidak benar. Perdagangan bicara tentang untung atau rugi. Tetapi satu-satunya yang bicara tentang hidup atau mati, itu adalah agama Kristen. “Karena demikian Allah mengasihi isi dunia, sehingga dikaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu, supaya barangsiapa yang percaya kepada Dia jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Iman Kristen berbicara tentang hidup dan mati, tentang hidup kekal dan kebinasaan. Inilah qualitative difference, bukan saja membedakan manusia, tetapi membedakan manusia yang percaya dengan yang tidak. Yesus berkata: “Aku datang memberikan hidup, Aku datang memberikan pengajaran.” Bukan memberikan kebajikan, bukan memberikan keuntungan, tetapi memberikan hidup yang berkelimpahan. Setelah mendapatkan kualitas “hidup” baru ditambahkan kuantitas (mendapat hidup dan bertumbuh pada hidup yang berlimpah). Allah itu hidup adanya; Allah bersubstansi hidup; Allah itu adalah sumber hidup; Allah adalah pencipta hidup; Allah yang memberikan kecukupan kepada semua hidup; Allah adalah yang menopang hidup; Allah adalah pemberi segala berkat untuk membesarkan, mempertumbuhkan, melengkapi, dan menyempurnakan hidup; Allah memberikan hidup yang berkelimpahan. Sebelumnya saya sudah tahu tentang hal-hal ini, tapi semakin sadar, sewaktu saya harus tiga kali masuk rumah sakit karena gegar otak. Pertama kali, setelah 9 bulan baru sembuh total. Yang kedua, kira-kira 31 hari

Transcript of Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Page 1: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar62Daftar Isi

Manusia: Peta dan TeladanAllah (Part 15) ............................ 1

Meja Redaksi ............................... 2

Pokok Doa .................................. 3

Iman dan Bangku ........................4

Repentance .................................. 6

Partial Repentance .......................8

Pertobatan Sejati ....................... 10

Sersan ............................................... 12

KKR Jakarta 2008 ....................... 13

TKB ................................................. 15

Resensi:Arsitek Jiwa II ...............................16

Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia

September 2008

Pemimpin Redaksi: Edward Oei

Wakil Pemimpin Redaksi:Ev. Diana Ruth

Redaksi Pelaksana:Adhya KumaraHeruarto Salim

Desain:Heryanto TjandraJacqueline Fondia Salim

Redaksi Bahasa:Lukas YuanMildred Sebastian

Redaksi Umum:Budiman ThiaDharmawan TjokroErwanYesaya Ishak

GRIILippo BankCab. Pintu Air JakartaAcc. 745-30-707000

Sekretariat GRIIJl. Tanah Abang III No.1Jakarta PusatTel. +62 21 3810912

[email protected]

Redaksi:

Penasihat:Pdt. Benyamin F. IntanPdt. Sutjipto SubenoEv. Alwi Sjaaf

Manusia:Peta dan Teladan Allah

Part 15: Allah itu Hidup

Oleh Pdt. Dr. Stephen Tong

Berita Seputar GRII

1. KKR Jakarta 2008 akan diadakan pada tanggal 19-21 September 2008 pukul 18:30 WIB, bertempat di StadionUtama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta dengan pembicara Pdt. Dr. Stephen Tong. Untuk informasi lebihlanjut dapat menghubungi: 081-7000-3000, 081-70000-300, 021-7000-3000 atau http://www.jakarta2008.com.

2. Inauguration Concert of The Cathedral of Messiah, GRII, Jakarta, menampilkan karya Mendelssohn, SymphonyNo. 2 “Lobgesang” dengan dirigen Dr. Jahja Ling, akan diadakan pada hari Kamis, 18 September 2008 pukul19:30 WIB di John Calvin Auditorium. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 021-381-0912, 021-7000-3000.

3. Peresmian dan Dedikasi Katedral Mesias, GRII, Jakarta akan diadakan pada tanggal 20 September 2008 pukul10:00 WIB. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: 021-381-0912.

Tema ini adalah tema terakhir dalam topik“gambar dan rupa Allah” berdasarkan sifatAl lah . Ha l in i ada lah pencetusan esensi

substansi Ilahi yang langsung dikatakan di dalamAlkitab, Tuhan itu hidup dan Tuhan itu sumber hidup.Tuhan itu pencipta hidup dan Tuhan juga pemberi hidup.Yesus Kristus berkata: “Aku datang memberikan hidup;bahkan memberikan hidup yang berkelimpahan” (Yoh.10:10b). Ini tidak ada pada agama dan filsafat lain. Kitaperlu membedah, memisahkan, dan membuatperbedaan kualitatif antara iman Kristen dengan semuapengajaran agama. Kekristenan bukan hanya bicaratentang moral. Semua agama mengajarkan kebaikan,menghentikan kejahatan, dan mengharapkan kitamelakukan kebajikan. Semua yang membicarakantentang baik dan jahat adalah etika. Semua filosofibicara tentang bijak dan bodoh. Semua pengetahuanbicara tentang benar dan tidak benar. Perdaganganbicara tentang untung atau rugi. Tetapi satu-satunyayang bicara tentang hidup atau mati, itu adalah agamaKristen. “Karena demikian Allah mengasihi isi dunia,sehingga dikaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu,supaya barangsiapa yang percaya kepada Dia janganbinasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh.

3:16). Iman Kristen berbicara tentang hidup dan mati,tentang hidup kekal dan kebinasaan. Inilah qualitativedifference, bukan saja membedakan manusia, tetapimembedakan manusia yang percaya dengan yang tidak.

Yesus berkata: “Aku datang memberikan hidup, Akudatang memberikan pengajaran.” Bukan memberikankebajikan, bukan memberikan keuntungan, tetapimemberikan hidup yang berkelimpahan. Setelahmendapatkan kualitas “hidup” baru ditambahkankuantitas (mendapat hidup dan bertumbuh pada hidupyang berlimpah). Allah itu hidup adanya; Allahbersubstansi hidup; Allah itu adalah sumber hidup;Allah adalah pencipta hidup; Allah yang memberikankecukupan kepada semua hidup; Allah adalah yangmenopang hidup; Allah adalah pemberi segala berkatuntuk membesarkan, mempertumbuhkan, melengkapi,dan menyempurnakan hidup; Allah memberikan hidupyang berkelimpahan.

Sebelumnya saya sudah tahu tentang hal-hal ini, tapisemakin sadar, sewaktu saya harus tiga kali masukrumah sakit karena gegar otak. Pertama kali, setelah 9bulan baru sembuh total. Yang kedua, kira-kira 31 hari

Page 2: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/082

Dari Meja RedaksiDari Meja RedaksiDari Meja RedaksiDari Meja RedaksiDari Meja Redaksi

“ Lihatlah lilin ini yangsedang bercahaya; setiap detik

ketika lilin ini bercahaya,lilin ini menghancurkan

dirinya sedikit demi sedikit...”

Manusia: Peta dan Teladan Allah (Part 15)

baru sembuh. Ketiga kali tinggal 16 hari.Tahun 1965, setelah mengadakan KebaktianKebangunan Rohani berhari-hari, sayamengalami kecelakaan, sehingga gegar otak.Saat itu dokter tidak mengizinkan saya bicara20 menit karena kondisi kesehatan yang tidakmemungkinkan. Tapi saat itu saya berpikir,kalau memang Tuhan mau panggil, mengapasaya tidak berkotbah. Akhirnya sayamemutuskan untuk tetap berkotbah selama1 jam, selama itu kepala seperti diiris olehpisau. Sambil berkhotbah dengan kesakitankarena gegar otak, saya memasang lilin danberkata dalam KKR itu, “Lihatlah lilin iniyang sedang bercahaya; setiap detik ketikalilin ini bercahaya, lilin ini menghancurkandirinya sedikit demi sedikit. Malam itu,banyak pemuda yang dipanggil untukmenyerahkan diri menjadi hamba Tuhan.Tetapi setelah malam itu, saya harusberistirahat dengan tidak boleh gerak cukuplama. Hidup itu dari Tuhan, dan Tuhan SangPencipta hidup, Tuhan juga Sang Pemeliharahidup ditambah lagi hidup yangberkelimpahan. Setelah kejadian itu, sayasadar bedanya hidup dan hidupberkelimpahan. Tuhan memberikan hidup,dan orang Kristen diberikan hidup yang baru.Ada dua macam orang Kristen: Semacamhidup yang cukup untuk mempertahankandiri, yang kedua hidup yang berkelimpahan;bukan saja mengurus diri sendiri, tetapi masihmempunyai kekuatan, kelebihan,kesanggupan untuk menolong orang lain.

Ketika Alkitab mengatakan Allahmenciptakan manusia menurut peta danteladan Allah itu sendiri, bagaimana kitamengaitkan ini dengan Allah itu hidup? Tuhanmau manusia seperti Dia, mempunyaisemacam misteri, rahasia hidup yangberlainan dengan ciptaan lain. Tuhan mulaimenciptakan hidup pada hari ketiga yaitupada waktu Tuhan menciptakan rumput,pohon, tumbuh-tumbuhan hidup. KemudianTuhan menciptakan manusia dengan

kapasitas pertumbuhan yang berbeda secarakualitatif.1. The law of growth. Hidup normal adalah

hidup bertumbuh. Kita ingin bersamaanusia bertambah, kita juga bertumbuh.Bukan berarti Allah bertumbuh, tetapiAllah menjadi sumber pertumbuhan. Iamenjadi sumber hidup yang memberikanhidup yang limpah pada manusia.

2. The law of maturity. Pertumbuhan menujukedewasaan. Hidup harus mencapaikemahiran, kematangan hidup, sehinggahidup bisa mengontrol diri, menopangdiri, dan bergantung pada diri. Allahmenciptakan manusia untuk bertumbuhsampai akhirnya bisa mandiri. Dibandingbinatang, pertumbuhan manusiatergolong lambat. Tetapi manusiabertumbuh dalam banyak aspek, di dalampikiran, karakter, moral, dan bijaksana. Iniadalah misteri sifat Ilahi yang menjadidasar sifat manusia yang dicipta menurutpeta dan teladan-Nya.

3. The law of responsibility. Bertumbuh jugadalam tanggung jawab. Setelah dewasa,kita diberi tugas yang merupakananugerah Allah. Anak yang dewasa adalahanak yang bisa menjalankan apa yang diajanjikan, mengerjakan apa yangdimandatkan kepadanya, dan memeliharabaik apa yang dipercayakan kepadanya.Anak kecil yang mempunyai tanggungjawab lebih dihormati ketimbang orangtua yang tidak bertanggung jawab. Ini

adalah misteri dan suatu keunikan Tuhanmenciptakan hidup. Inilah hidup yangmatang, hidup yang diperkenan olehTuhan.

4. The law of reproductivity. Dalam hidup yangluar biasa, semua makhluk yangbertumbuh diberi kemampuan berbuah.Hidup bertumbuh adalah hidup yangmenghasilkan. Di dalam buah atau bijiterkandung kekuatan yang luar biasauntuk melestarikan diri dan melanjutkankehidupan. Pendeta yang baik harusmenghasilkan pendeta yang baik,penginjil yang baik harus menghasilkanpenginjil yang baik, guru sekolah mingguyang baik harus menghasilkan gurusekolah minggu. Pemuda Kristen yangbaik akan menghasilkan pemuda Kristenlain, karena ia mengikut Tuhan.

Ketika Agustinus meninggal dunia, dia bolehpergi dengan sejahtera, karena dia sudahmempengaruhi 80 uskup untuk melanjutkanpekerjaannya. Seorang tua ditanya: “Siapayang lebih besar? Billy Graham atau D.L.Moody?” Ia menjawab: “Saya tidak tahu BillyGraham kelak akan bagaimana, tetapi sayatahu setelah D.L. Moody meninggal, dia telahmempengaruhi dan menghasilkan hamba-hamba Tuhan yang boleh melangsungkanpekerjaan rohani selama seperempat abad.”Kalimat ini sangat merangsang saya dan sayamemikirkan bahwa seorang hamba Tuhankalau bisa mempengaruhi selama 25 tahundan yang dipengaruhi mempengaruhi 25tahun lagi dan seterusnya, maka setiap abadpaling sedikit akan ada 4 kali kebangunanrohani yang baik. Perhatikan dengan seksamamengapa sekarang gereja di Eropa kosong.Ini karena di abad ke-20 kesempatankebangunan rohani tidak dipegang. Langsungera pasca-Kekristenan mengambil alih posisiGereja dalam sejarah. Ini tidak boleh terjadidalam pelayanan saya. Tuhan sudah membuatbibit ditaruh ke dalam segala jenis, sepertikucing melahirkan kucing, manusia

Halo Pembaca Pillar yang setia,

Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Itulah teriakan dari Yohanes Pembaptis dua ribu tahun yang lalu. Teriakan yang samamasih diteriakkan dan masih akan terus bergema sepanjang anak-anak Tuhan yang setia terus menjalankan peranannya.

Namun betapa pentingnya kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu pertobatan, dan kita harus sudah mengalami pertobatan yangsejati sebelum kita meneriakkan berita pertobatan pada orang lain. Pillar edisi ini membahas tema “Pertobatan” dari berbagai sisi yangakan memperkaya kita sekaligus membuat kita merefleksikan ulang kehidupan kita, yang akan membuahkan keberanian, untuk kembalimeneriakkan Amanat Agung bagi jiwa-jiwa terhilang.

Pembaca setia Pillar, sudah cek Pillar online di www.buletinpillar.org? Bagi yang tidak mendapatkan edisi-edisi yang lalu, kamu bisamembacanya online atau download pdf-nya. Kamu juga bisa mengirimkan masukan, saran, pertanyaan, artikel, ataupun resensi buku keredaksi Pillar di e-mail: [email protected].

Redaksi PILLAR

Page 3: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 3

POKOK DOAPOKOK DOAPOKOK DOAPOKOK DOAPOKOK DOA

Manusia: Peta dan Teladan Allah (Part 15)

1. Berdoa untuk KKR Jakarta 2008 yang akan diadakan pada tanggal 19-21 September 2008 di Stadion Utama Senayan. Berdoa untuk setiappanitia yang terlibat di dalam acara ini, berdoa untuk persiapan akhir dari setiap bidang, kiranya Tuhan memberikan hikmat danbijaksana kepada setiap panitia untuk dapat memberikan yang terbaik di dalam pelayanan masing-masing. Berdoa untuk situasi keamanandan cuaca menjelang acara dan sepanjang acara berlangsung, kiranya Tuhan memberikan yang terbaik bagi penggenapan rencana-Nya.

2. Berdoa juga untuk penatalayan dan paduan suara, kiranya tetap tekun di dalam berlatih baik secara kelompok maupun individu, dankiranya setiap pujian yang dinaikkan pada hari H akan menjadi suatu puji-pujian yang berkenan di hadapan Tuhan dan mempersiapkanpeserta di dalam mendengarkan Firman Tuhan.

3. Berdoa untuk persiapan Pdt. Dr. Stephen Tong yang akan memimpin KKR ini, berdoa kiranya Roh Kudus mengurapi beliau di dalammemberitakan Firman sehingga banyak jiwa menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka dan hanya Tuhan yang dipermuliakandi dalam seluruh rangkaian KKR ini.

4. Berdoa untuk tahap akhir pembangunan Reformed Millennium Center Indonesia. Berdoa untuk setiap orang yang terlibat dalam prosespembangunan ini, kiranya Tuhan menyertai mereka dan memeliharakan keselamatan mereka di dalam menjalankan pekerjaan mereka.Berdoa untuk acara peresmian gereja yang akan dilakasanakan pada tanggal 20 September 2008. Berdoa kiranya melalui peresmiangedung gereja ini, semakin memacu setiap jemaat di dalam memberitakan Injil dan memperkenalkan Kristus kepada mereka yangbelum pernah mendengarkan Injil dan membawa kembali jiwa-jiwa yang terhilang.

melahirkan manusia. Hamba Tuhanmenghasilkan hamba Tuhan, orang Kristenmenghasilkan orang Kristen baru.

Tuhan adalah Tuhan yang meneruskan hidupdan mengirimkan Anak-Nya untukmemberikan hidup kepada kita masingmasing. Tuhan menjadi pencipta hidup danmenjanjikan satu hal yang sangat pentingdalam pengertian theologi yaitu ‘hidup yangkekal’. Alkitab adalah satu-satunya buku yangmengatakan Tuhan itu hidup, memberikanhidup dan satu-satunya yang dijanjikan TuhanAllah adalah hidup yang kekal. Roma 6:23mengatakan “karunia hidup kekal” (band.Yoh. 3:16). Istilah janji artinya belum datangtapi sudah diberitahu. Janji (promise)mempunyai suatu kekuatan untuk manusiamelihat ke depan dan menembusi sejarahuntuk mengetahui apa yang pasti terjadi.

Di dalam kitab suci ada dua macam janji: Janjiyang mengikat dua pihak seperti pernikahandan janji dari satu pihak, seperti: “Aku akanmemberkati engkau”, “Aku akan menyertaiengkau”, “Aku akan menyatakan kehendak-Ku kepadamu”, “Aku akan memberikanhidup kekal kepadamu”, “Aku akanmengirim Kristus, Mesias menjadijuruslamat“. Tuhan kita disebut Tuhan yangberjanji, sehingga nama-Nya adalah Yahwehdan buku-Nya adalah Perjanjian Lama danPerjanjian Baru. Perjanjian Lama mencatatTuhan berjanji dengan satu bangsa, yaituIsrael, memakai materai darah dari binatang.Dalam Perjanjian Baru, Tuhan berjanjikepada umat yang baru, yaitu kaum pilihan,yang disebut gereja yang kudus dan am,melalui Kristus, memakai meterai darahAnak domba, yaitu Yesus Kristus yang matibagi kita.

Hidup kekal lain dengan hidup sementara yangdicipta di dalam taman Eden. Hidup kekaladalah hidup yang dikaruniakan setelah Kristusbangkit daripada kematian, sehingga kita bukanhanya hidup di dalam dunia ini, melainkanhidup yang kekal (1Yoh. 2:25). Jikalau tidakada Allah, jikalau semua hidup itu akan habisdan tidak ada janji hidup kekal, maka manusiatidak memiliki arti hidup sama sekali. Manusiamempunyai pengertian yang begitu besar,bijaksana yang begitu tinggi, mempunyaipotensi yang begitu hebat. Kita mau mengertialam semesta, apa itu sejarah, menganalisa apaitu waktu, sesuatu yang tidak terbatas di dalamruang, kita mau menerobos. Tapi hanyalahhidup kekal yang menjadi jaminan semuanyaini menjadi berarti. Puji Tuhan!

Alkitab mengatakan: “Aku menjanjikan(promise) hidup yang kekal padamu,” yangmelampaui ilmu pengetahuan, etika, filsafat,pendidikan, psikologi, bahkan agama.Bayangkan, kita masih ada setelah meninggal,setelah dunia lenyap kita masih ada, setelahwaktu berhenti kita masih terus, terlepas dariketerbatasan ruang dan waktu yang mengikatkita, kita menuju kepada kekekalan. Di dalamkekekalan kita bertemu dengan yang berjanji,Tuhan Allah: Pemberi dan Penjanji.

Dalam bahasa Latin, promise terkumpul daridua istilah ‘pre’ dan ‘mission’. Betapa indahnya“janji” ini. Sebelum engkau mengerjakannya,ada visi yang diberikan padamu. Seperti Musaboleh melihat tanah perjanjian, tanah yangTuhan janjikan. Hai, semua pemuda danpemudi, jikalau Tuhan Allah sudahmemberikan janji, janganlah takut! Tidak usahtakut dan jangan gentar. Banyak orang yangmengerjakan banyak hal bukan tanpahalangan, tapi dikarenakan memiliki mata

yang menembus rintangan dan halangan, yangmemegang janji Allah: hidup yang kekal.

Saya pernah memberikan nasihat kepadaseorang yang baru diangkat menjadi rektor darisebuah sekolah theologi. Saya mengenalnya darikecil dan ia memiliki mentalitas penakut, makasaya memperingatkan dia supaya berhati-hatimendidik murid, jangan hanya mengusahakanmengerjakan yang bisa saja. Sifat ini janganditurunkan kepada semua murid. Bedanyapendeta Protestan dan Kharismatik adalahpendeta Protestan banyak mengerti, tetapikurang berani mengerjakan sesuatu,sedangkan pendeta Kharismatik tidak banyaktahu, tetapi sembrono, memiliki keberanianbesar.

Biarlah kiranya hidup yang kita terima dariTuhan bukan hidup yang berhenti, tetapihidup yang bertumbuh, berbuah, berbiji,bereproduktivitas, berkembang, dan hidupyang menurut janji Tuhan menuju kepadahidup yang kekal. Kita mengembangkanpotensi, aktualisasi, realisasi semua yang adadi dalam diri kita yang melampaui segalaketerbatasan demi menggenapkan rencana-Nya. Dicipta menurut gambar dan rupaAllah adalah mau serupa Allah. Kita memilikisasaran, hidup seperti Tuhan, harusberkembang sesuai dengan yang Tuhanjanjikan. Menerobos keterbatasan karenapotensi yang ada di dalam dan ‘pro-missi’ yangada di luar. Semua yang mungkin dicapaisudah ditanam oleh Tuhan, sudah dijanjikan.Potensi dan Pro-missi bertemu menjadirealisasi dan inilah ‘mandat’. Amin.

Page 4: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/084

Setiap manusia pasti memiliki iman. Itubukanlah sekedar pernyataan, tetapimerupakan suatu kenyataan. Mengapa

saya bisa berkata seperti itu? Karena setiapmanusia di bumi ini pasti mempunyai suatuiman yang sadar atau tidak sadar mereka miliki.Saya mengambil satu contoh sederhana, yaitududuk. Setiap hari kita pasti duduk, entah itudi sofa rumah, di kursi kantor, di bangkukampus, di bangku sekolah, di kursi ruangtunggu dokter, di kursi restoran, dansebagainya. Bagaimana kita bisa yakin bahwasofa, kursi, atau bangku yang akan kita dudukitersebut tidak akan roboh atau patah saat kitamendudukinya? Mungkin kalau kursi itu kitabeli sendiri, kita dapat melakukan quality checkterlebih dulu terhadap kursi itu. Tetapibagaimana bila kursi yang akan kita dudukitersebut sudah tersedia dan kita tidak tahusiapa yang membelinya? Kita tidak tahu apakahyang membeli kursi itu telah melakukan qualitycheck terhadap kursi itu seteliti seperti yangakan kita lakukan sendiri, atau bahkan orangyang membeli kursi tersebut bukan saja tidakmau repot-repot mengecek kekuatan kursi itu,bahkan untuk menghemat biaya dia membelikursi yang murah dan memang mutunya tidakbagus. Dan lebih jauh lagi, apakah kita percayakalau orang yang telah membuat kursi itubenar-benar telah membuat kursi tersebutsesuai dengan prosedur dan dengan penuhtanggung jawab? Atau orang yang membuatkursi itu malah korupsi dengan hanyamemasang 4 sekrup di mana seharusnyadibutuhkan 5 sekrup? Kalau pemikiran dasarseperti itu selalu ada di dalam benak kita,apakah kita akan menolak untuk duduk disemua kursi kecuali kursi yang ada di rumahkita yang kita percayai mutunya (yangsebenarnya juga belum tentu mutunya baikkarena kita tidak tahu siapa yang membuatkursi itu)? Tentu tidak demikian, bukan?

Mau tidak mau, kita ‘terpaksa’ mempercayaiorang-orang yang membuat kursi-kursitersebut dan juga orang-orang yang telahmembelinya. Saat itu pun kita sudahmenganggap diri kita percaya kepada merekadan menaruh seluruh kekuatan tubuh kitadalam tangan mereka (karena kursi itu adalahbuatan dan pilihan orang-orang yang membuatdan membelinya). Dari hal yang sangat biasaini, saya bisa mengambil kesimpulan bahwasetiap orang perlu dan pasti memiliki imanuntuk dapat terus hidup di dalam dunia ini.Sebab, kalau tidak, kita akan membuat dirikita sendiri menjadi gila dengan kekhawatiran

yang tidak ada habis-habisnya, bahkan kepadakekhawatiran itu sendiri pun diperlukan imanbahwa kekhawatiran kita riil adanya. Tapimasalahnya sekarang adalah iman kepada siapadan iman yang seperti apa yang kita miliki?

Beriman artinya percaya. Dan melalui gambarandi atas kita ‘terpaksa’ percaya kepada orang-orang yang tidak kita kenal dan tidak pernahkita temui, bahkan mungkin tidak akan kitatemui seumur hidup kita. Lalu, bagaimanamungkin kita bisa percaya kepada merekakalau kita tidak tahu siapa mereka? Apakahsejujur-jujurnya kita bisa menaruhkepercayaan penuh kepada seseorang yangtidak kita kenal, bahkan menaruh sebagiandari hidup kita (dalam ilustrasi di atas adalahbeban tubuh kita) ke dalam tangan mereka?Saya rasa tidak!

Allah adalah pencipta kita, dan di dalamrencana kekal-Nya Allah telah memilih kitasebelum dunia dijadikan. (Baca artikel‘Election’ dalam Pillar edisi lalu mengenai fiveReformed perspective, yaitu: Election –Creation – Fall – Redemption – Glorification).Dia yang telah menciptakan kita pastimengenal diri kita lebih daripada kita mengenaldiri kita sendiri. Tetapi kenapa lebih mudahbagi kita untuk ‘terpaksa’ percaya danmenaruh sebagian dari hidup kita ke dalamtangan orang-orang yang tidak kita kenal?Sedangkan sangat sulit untuk ‘terpaksa’percaya kepada Allah yang telah menciptakankita dan merencanakan keselamatan bagi umatpilihan-Nya sejak sebelum kejatuhan manusiake dalam dosa, bahkan sebelum Diamenciptakan dunia dan segala isinya, termasukmanusia itu sendiri?

Jawaban dari pertanyaan di atas sebenarnyasangat sederhana, namun sayangnya sangattidak kita sukai. Mungkin banyak dari kita yangsudah tahu jawabannya, tapi kita lebihmemilih untuk tidak mau tahu. Percaya kepadaTuhan berarti kita harus menyerahkan seluruhhidup dan keberadaan kita ke dalam tangan-Nya. Walaupun hal itu adalah sesuatu yangsangat wajar karena Dia yang telahmemberikan kita hidup, sehingga sudahseharusnyalah kita hidup untuk Dia. Namun,dengan menyerahkan seluruh hidup kitakepada-Nya itu berarti kita harus bertobat,meninggalkan dosa-dosa kita, menyangkal diri,dan membuang seluruh kehendak dan nafsudiri kita. Dan bukan itu saja, kita harusmensinkronkan semua kehendak kita dengan

kehendak Allah yang kudus. Dengan percayaatau beriman kepada Tuhan, ‘ke-aku-an’ dirikita akan menjadi semakin kecil dan Diri Allahakan semakin besar; dengan percaya kepadaTuhan berarti kita harus mencintai Tuhan kitadi atas segala-galanya, termasuk diri dankeluarga kita. Tapi… tunggu dulu…sesungguhnya diri kita yang telah rusak olehdosa inilah yang tidak mau kita lepaskan. Kitamau terus hidup di dalam keinginan-keinginankita untuk memuaskan diri kita sendiri. Kitatidak mau dan tidak rela membesarkan Tuhandan memenuhi keinginan-keinginan Tuhan didalam hidup kita. Diri kita, hidup kita, dankeinginan kita sajalah yang terpenting buatkita. Kita tahu Tuhan itu ada, kita tahu Tuhanyang menciptakan dan memilih kita untukmenjadi anak-anak-Nya, kita bahkan tahusegala sesuatu yang kita miliki itu adalahpemberian (anugerah) Tuhan. Tetapi bukankahlebih enak kalau kita anggap Dia tidak ada? Kitatidak perlu Dia, kita tidak perlu berimankepada Dia. Kalau Dia tidak ada, kita bisa lebih‘bebas’ (baca: terikat dalam belenggu dosa)menikmati dunia ini dan segala isinya untukmemenuhi segala keinginan kita yang segudangini. Jadi daripada percaya kepada Tuhandengan konsekuensi kita harus kehilangankeinginan diri dan segala kenikmatan dunia,lebih baik kita percaya kepada ‘sesuatu’ yangtidak kita ketahui saja, dan lebih baik kita‘terpaksa’ mempercayakan sebagian dari hidupkita kepada orang-orang yang tidak kita kenalsaja. Toh ‘siapa’ atau ‘apa’ yang kita percayaitu bisa kita buat sesuai dengan keinginan kitasendiri.

Sebagai ciptaan yang telah jatuh ke dalamdosa, kita mengalami keterputusan denganAllah yang mengakibatkan kita tidak lagi bisamengetahui dan mengerti kehendak Allah.Tetapi di dalam kondisi kejatuhan (fall) ini, didalam lubuk hati yang terdalam, kita juga selalusadar bahwa ada ‘sesuatu’ (‘apa’ atau ‘siapa’)yang lebih tinggi dan berkuasa daripada dirikita yang terbatas ini. Kita sadar ada ‘sesuatu’yang mengontrol hidup kita, karena kita tidakbisa mengontrol hidup kita sendiri (padahalsebenarnya kita ingin bisa mengontrol hidupkita sendiri). Di dalam ketidakmautahuanterhadap ‘sesuatu’ ini, kita ‘terpaksa’mempercayakan hidup kita kepada sesama kitadan juga terhadap apapun yang berada di luarkendali kita, misalnya, bencana alam yangterkadang membuat manusia percaya bahwaalam itu melampaui kekuatan manusia, dan lainsebagainya. ‘Terpaksa’ di sini mempunyai arti

Page 5: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 5

keputusasaan dan pasrah karena padadasarnya kita tidak tahu lagi ‘apa’ atau ‘siapa’yang harus kita percaya, sedangkan kita jugatidak mau kalau harus ‘terpaksa’ percayakepada Kristus. Iman semacam ini adalah imanyang pasif, iman yang pasrah. Tetapi percayakepada Allah yang sesungguhnya mempunyaiarti ‘terpaksa’ yang sangat berbeda. Kita‘terpaksa’ percaya kepada Allah karena kitaadalah gambar dan rupa Allah, Allah sendirilahyang menaruh iman itu di dalam diri kita,bukan karena kita yang mencarinya. Allah yangmenciptakan kita, Allah yang memilih kita, Allahyang melahirbarukan kita, Allah yangmengerjakan pertobatan di dalam diri kita,dan Allah juga yang memberikan benih iman didalam hati kita. Kita ‘terpaksa’ percaya kepadaAllah bukanlah dengan suatu sikap putus asaatau pasrah, tetapi kita ‘terpaksa’ percayakarena memang hanya kepada Dialah kita harusmenujukan iman kita, karena iman itu sendiriberasal dari Dia. Kita ‘terpaksa’ percayakepada Allah karena seluruh hidup dankeberadaan kita bergantung mutlak kepada-Nya, dan kita tidak bisa lepas dari Dia. Kita‘terpaksa’ percaya kepada Allah karena tanpaDia hidup kita adalah sia-sia dan tidak adagunanya. Kita ‘terpaksa’ percaya kepada Allahkarena Dialah satu-satunya jalan, kebenaran,dan hidup. Kita ‘terpaksa’ percaya kepada Allahkarena hanya di dalam Dialah kita memperolehpengharapan dan kepastian di dalam hidupkita. Kita ‘terpaksa’ percaya kepada Allahbukan di dalam keadaan ‘dipaksa’ (baca: pistolditodongkan ke kepala kita), melainkan didalam keadaan ‘dibebaskan’ (baca: dibebaskandari belenggu dosa yang mengikat kita).

Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan bahwaanugerah Allah mendahului respon manusia dankeselamatan mendahului iman. Rencanakeselamatan itu bukanlah suatu plan B yangbaru dipikirkan oleh Allah setelah manusiajatuh ke dalam dosa. Allah kita adalah Allah yangmahatahu dan Dia mengetahui segala sesuatusebelum segala sesuatu terjadi. Kalau Allahmerencanakan keselamatan setelah manusiajatuh ke dalam dosa, itu artinya Allah adalahAllah yang reaktif yang bereaksi terhadaptindakan manusia dalam menjalankan rencana-Nya. Atau kemungkinan kedua adalah Allahtahu bahwa setelah manusia diciptakan,manusia akan berbalik melawan Allah, tetapiAllah tetap menjalankan rencana-Nyadengan harapan bahwa manusiatidak akan jatuh ke dalam dosa danmelawan Allah. Kalau hal ini benaradanya, artinya Allah kitabukanlah Allah yang

berdaulat, dan reaksi Allah tergantung kepadatindakan manusia terhadap rencana Allah, yangmengakibatkan rencana Allah bukanlah rencanayang pasti, sempurna, dan kekal.

Iman kita kepada Allah adalah iman yang aktif,artinya kita beriman sebagai respon kitaterhadap anugerah keselamatan yangdikerjakan oleh Allah. Di dalam bukunya “TheChristian Life: A Doctrinal Introduction”,Sinclair B. Ferguson mengatakan bahwa imansejati, iman yang menyelamatkan dan yangpercaya, yang adalah respon kita kepadaanugerah Allah, juga adalah suatu karuniaanugerah Allah. Dan di dalam Efesus 2:8, Paulusberkata, “Sebab karena kasih karunia kamudiselamatkan oleh iman; itu bukan hasilusahamu, tetapi pemberian Allah.” Sinclair B.Ferguson menegaskan bahwa ini jelas-jelasmenyatakan bahwa iman adalah sesuatu yangdikaruniakan oleh Allah. Jadi sebenarnya tidakada sesuatu pun yang bisa kita sombongkanatau khawatirkan karena segala sesuatu yangkita miliki, termasuk iman kita kepada Allah punadalah pemberian (karunia) Allah. Tetapiironisnya, seringkali kita tidak memeliharaiman yang telah Tuhan berikan kepada kita itudengan baik. Bahkan kita cenderungmengingkari iman kita kepada Tuhan, terutamaapabila berhubungan dengan diri kita danmateri. Salah satu contoh adalah kekhawatiranakan masa depan. Apakah kita percaya Tuhanadalah Juruselamat kita satu-satunya dan kitamau mempercayakan seluruh hidup kita didalam tangan-Nya? Kalau kita menjawab ‘ya’,kemudian datang pertanyaan selanjutnya,“Berapa banyak dari kita yang memiliki asuransijiwa atau kesehatan? Hmm… Kalau kitamengaku percaya kepada Tuhan dan maumenyerahkan seluruh hidup kita kepada Dia,kenapa kita perlu berbagai macam asuransijiwa atau kesehatan untuk menjamin hidupkita di saat kita sakit atau hidup keluarga kitadi saat kita meninggal? Apakah kita tidak yakinkalau Tuhan sanggup memelihara kitasepanjang hidup sehingga kita perlu jaminantambahan? Pdt. Stephen Tong pernah berkatabahwa apabila dia meninggal, dia tidak akanmeninggalkan warisan uang untuk anak-anaknya, tetapi yang dia akan wariskan adalahsemangat perjuangan di dalam Kristus.Bagaimanakah dengan kita? Iman sepertiapakah yang kita miliki? Beranikah kitamenyerahkan diri dan hidup kita secara totalkepada Kristus tanpa khawatir akan haridepan kita? Beranikah kita meneladani Paulusyang menyampahkan seluruh dunia ini untukmengikut Kristus? Beranikah kita keluar daricomfort zone kita masing-masing untuk

memperjuangkan kebenaran firmanTuhan ke mana pun Tuhan memanggil

kita? Itu adalah pertanyaan-pertanyaan serius yang harus kitamasing-masing gumulkan danpertanggungjawabkan di hadapanKristus.

Sinclair B. Ferguson jugamengatakan bahwa, “Di dalam InjilSinoptik (Matius, Markus, danLukas) Yesus tidak sekedar berbicara

mengenai ‘iman’. Dia berbicara mengenaimengikut Dia dan memikul salib. Dia melakukanhal ini untuk menekankan apa yang termasukiman. Iman berarti pengakuan secara praktisbahwa Yesus adalah Tuhan atas hidup kita,iman berarti meninggalkan semuanya demi Dia.Iman berarti pengorbanan dan pelayanan.”1 Disini jelas bahwa iman tidak berhenti padamempercayai Kristus sebagai Tuhan danJuruselamat kita, tapi kita juga harussenantiasa memelihara iman kita, menyangkaldiri, mengikut Dia, memikul salib,memperjuangkan kebenaran Firman-Nya, dansenantiasa memuliakan Dia di dalam hidup kita.

Pdt. Stephen Tong pernah mengatakan bahwa,“Hidup ini adalah perjuangan iman.” Saat kitamendengar kata ‘perjuangan’, tentunya yangterlintas di kepala kita bukanlah sesuatu yangenak, nyaman, atau menyenangkan.Perjuangan bukanlah makan enak, shopping dimall, atau jalan-jalan ke luar negeri. Yangnamanya perjuangan itu pasti sulit, sekaligusmenguras tenaga dan pikiran. Jadi, saat kitaberiman kepada Tuhan bukan berarti kita akanmenjadi semakin kaya dan hidup kita menjadisemakin enak dan lancar. Beriman kepadaTuhan bukan berarti kita memperoleh privilege(hak istimewa) untuk goyang-goyang kaki,bersantai ria, dan menikmati dunia ini dansegala isinya. Iman yang Tuhan karuniakankepada kita bukanlah iman yang dapat kitapergunakan dengan sembarangan atau sesukahati kita, namun iman itu harus kitapertanggungjawabkan kembali kepada Tuhan.Iman adalah anugerah yang sangat berharga,dan kita harus senantiasa siap berjuang untukmempertahankan anugerah itu di dalamkebenaran firman Tuhan. Namun, di atas semuaitu, kita tidak perlu takut, karena melalui imankita juga, Dia sendirilah yang akan memberikankita kekuatan dan keberanian untuk berjuangdi dalam dunia yang semakin lama semakinbobrok ini. Jadi, maukah kita bersama-samabelajar untuk hidup di dalam iman yangsesungguhnya di dalam Kristus? Maukah kitasenantiasa memelihara iman kita di dalam Dia?Sehingga saat kita sampai pada garis finish yangditentukan Tuhan untuk kita, seperti Paulusdalam 2 Timotius 4:7, pada akhirnya kita jugadapat berkata, “Aku telah mengakhiripertandingan yang baik, aku telah mencapaigaris akhir, dan aku telah memelihara iman.”Soli Deo Gloria!

Mildred SebastianRedaksi Bahasa PILLAR

Endnotes1 Ferguson, Sinclair B. Kehidupan Kristen: Sebuah

Pengantar Doktrinal. Surabaya: Momentum,2007.

Referensi1. Tong, Stephen. Dari Iman kepada Iman.

Surabaya: Momentum, 2004.2. Tong, Stephen. Iman, Rasio, dan Kebenaran.

Surabaya: Momentum, 2008.3. Tong, Stephen. Iman Dalam Masa Krisis.

Surabaya: Momentum, 2007.

Page 6: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/086

Suasana kebaktian penyegaran rohanidi har i Sabtu malam itu begitumengharukan. Song leader dan singer

di panggung terlihat benar-benar menghayatipujian yang dipimpinnya, melodi dari pujiantersebut pun begitu lembut dan menggetarkanhati setiap orang yang hadir yang membawamereka untuk merasakan cinta Tuhan Yesusyang besar kepada mereka. Dan ketikapengkhotbah maju ke depan, beliaumenegaskan bahwa setiap orang harusmenghadap pengadilan Tuhan. Ketika ibadahtelah mencapai klimaks dan tantangandiberikan oleh hamba Tuhan di depan, hati takdapat lagi menolak dan dengan air mata yangbercucuran, Bobby pun bangkit berdiri daritempat duduknya, dan ia maju ke depan untukdidoakan.

Tiga tahun telah berlalu sejak kejadian itu, danBobby sekarang telah menduduki bangkukuliah di sebuah universitas terkemuka diSingapura. Dan tak disangka-sangka, di hariSabtu siang yang cerah, di bus nomor 179 yangbiasa dinaikinya untuk menuju ke stasiun MRTterdekat, ia bertemu dengan teman lamanya,Iwan.

Bobby : “Wah, elu kok bisa di sini, Wan? Guakira elu kerja di Indonesia?

Iwan : “Eh Bobby, ngga sangka bisa ketemuelu di sini. Gua lagi kunjungin adik gua. Diakuliah di sini. Mumpung kerjaan di kantor nggagitu banyak, gua pikir gua cuti aja untuk lihatgimana kehidupan adik gua di sini.”

Bobby : “Oh gitu. Kebetulan juga yah kita bisaketemu di sini. By the way, elu kayaknya tadilagi asyik baca buku, gua ngga ganggu kan?…Lagi baca buku apa?”

Iwan : “Oh gua lagi baca satu buku yangcukup bagus, judulnya Repentance.”

Bobby : “Repentance? Hmm... Pertobatan yahmaksudnya? Memang elu Kristen? Wah, gua jugatuh.”

Iwan : “Oya? Gua ngga pernah tau elu sudahpercaya Kristus. Gimana ceritanya elu bisabertobat?”

Bobby : “Hmm… gua ngga pernah bener-benermikirin tentang itu sih. Yang gua tahu persis…kejadiannya pas tiga tahun yang lalu, gua

bener-bener tersentuh sama kebaktianpenyegaran rohani yang gua ikutin. Kayaknyawaktu itu gua bertobat deh.”

Iwan : “Oh gitu yah. Semoga elu nggatersinggung kalo gua tanya lebih detail tentangcerita elu tadi. Jadi menurut elu, elu bertobatwaktu kebaktian itu yah? Apa sih yang bikinelu yakin elu sudah bertobat?”

Bobby : “Waduh, pertanyaan elu dalem jugayah! Tapi gua yakin banget kok. Waktu dikebaktian itu, gua merasa takut banget kalonanti gua masuk neraka and gua nangis habis-habisan di sana, terus gua dipimpinpendetanya untuk berdoa terima Tuhan, sejaksaat itu gua jadi Kristen deh. Gua pergi kegereja yang dipimpin sama pendeta itu sampaisekarang. Gua termasuk pengurus lho… dibidang musik, elu kalau ada waktu dateng ajake gereja gua. Deket sini kok.”

Iwan : “Ohh I see... sori yah, bukannya guameragukan elu. Cuma gua tersentak aja waktubaca buku ini. Gua baru tahu kita seringkalipunya pengertian yang salah atau dangkalmengenai pertobatan. Dan gua pikirmenyedihkan sekali kalau orang yangsebenarnya belum bertobat mengira dirinyasudah bertobat. Dia akan sangat kaget kalaunanti Tuhan bilang di zaman akhir nanti, ‘Padawaktu itulah Aku akan berterus terang kepadamereka dan berkata: Aku tidak pernahmengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamusekalian pembuat kejahatan!’. Ngeri kan yah?”

Bobby : “Wah memangnya selama ini orangpada umumnya gimana salah mengertimengenai pertobatan? Gua jadi penasaran nih.”

Iwan : “Elu beneran mau tahu? Begini lho...banyak orang menganggap gampang sekalipertobatan itu. Bahkan ada orang yangsembarangan kutip dan tafsir Roma 10:9 danklaim asal orang pernah doa mengakui terimaTuhan, maka orang itu pasti diselamatkan. Itukan betul-betul menganggap entengpertobatan. Sampai waktu itu ada temen jugapaksa-paksa gua untuk saat itu ikutin dia untukberdoa terima Tuhan supaya gua selamat,padahal waktu itu gua ngga ngerti apa-apa.”

Bobby : “Wah… iya juga yah... terus gimana…?”

Iwan :“Iya, buku ini juga membahas macam-macam mitos yang salah tentang pertobatan.

Banyak orang yang salah mengaitkan antaradukacita dan pertobatan. Memang ngga bisadipungkiri kalau di dalam pertobatan yangsejati pasti ada dukacita yang disebabkankarena adanya kesadaran kalau selama ini diasudah menjadi orang yang berdosa danmelawan Tuhan. Tapi juga bukanlah nggamungkin kalau seseorang dipenuhi olehkesedihan dan menangis begitu rupa, tapi diangga pernah mengalami pertobatan samasekali. Kadang orang bisa sedih luar biasakarena ketangkap basah berdosa atau merasasangat guilty feeling, tapi itu hanyalahdukacita dunia.”

Bobby : “Wah ternyata ada bedanya yah antaradukacita yang sesungguhnya dengan dukacitadunia?”

Iwan : “Iya, makanya Tuhan Yesus pernahmenegaskan, ‘Bukan orang-orang yangmemanggil ‘Tuhan, Tuhan’ akan masuk kedalamkerajaan sorga.’ Banyak orang yang mengiramereka sudah cukup religious denganbanyaknya pelayanan yang mereka lakukanatau terlibat dalam perdebatan theologis yanglumayan dalam, ataupun begitu antusias dalammemuji Tuhan, tapi sebenarnya mereka masihterhilang. Itu sangat menyedihkan kan?”

Bobby : “Iya…” (dengan suara pelan) “Hmm…I’ve never thought about that. Kalau gitu sulitjuga yah. Memangnya apa sih cirri-ciripertobatan yang sejati? Kok kayaknya jadirumit banget?”

Iwan : “Sebenarnya ngga rumit kok.Pertobatan yang sejati bisa terjadi cumakarena anugerah Tuhan, bukan karenapekerjaan atau usaha manusia sendiri. ThomasWatson, seorang bapa gereja, pernah bahastentang doktrin pertobatan ini dengan sangatkomprehensif dan dia membagi repentance inidalam enam ciri.”

Bobby : “Apa aja tuh?”

Iwan : “Ciri yang paling pertama itu adalahkesadaran akan dosa, di mana seseorangmencapai suatu titik di mana dia diiluminasikanakan dosa-dosanya dan dia melihat dirinyasebagai seorang pendosa. Tanpa kesadaranakan adanya dosa, ngga akan mungkin terjadipertobatan. Sebab gimana mungkin seseorangbisa merasakan dia butuh pertobatan kalau diasendiri ngga tahu seberapa serius dosa-

Page 7: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 7

dosanya?”

Bobby : “Hmm…”

Iwan : “Iya, gua lanjutin dulu yah. Ketika diasadar kalau dia cuma seorang pendosa dihadapan Tuhan, dia pasti akan berduka citaakan dosa-dosanya. Seperti yang gua bilangtadi, dukacitanya itu berbeda dengan dukacitadunia. Dukacitanya bukan superficial karenatakut akan penghukuman Tuhan, tetapi diabener-bener mengalami dukacita yang dalamdi hatinya. Orang-orang yang berdukacitasecara superficial mungkin pinter dalammengubah raut wajahnya, tapi kesedihanmereka cuma kesedihan yang dangkal, dan nggaterjadi di dalam hati mereka yang terdalam.Kesedihan mereka seperti embun yang cumamembasahi daun tetapi tidak masuk ke dalamakar1. Beda halnya dengan dukacita yang sejati.Dukacita yang sejati masuk ke dalam hatiterdalam, di mana orang yang bertobat bisamerasakan seakan-akan hatinya berdarah-darah karena dosanya. Bukan itu aja yangmembedakan dukacita superficial dan dukacitasejati. Dukacita sejati adalah dukacita yangterjadi karena ‘offence’ yang dia lakukanbukan karena takut akan ‘punishment’. Orangyang bertobat begitu sedih karena dia sadardia sudah kembali mendukakan Tuhan, danmengkhianati cinta-Nya yang tak pernahberubah. Orang yang belum sungguh-sungguhmengerti tentang pertobatan yangsesungguhnya mungkin cuma merasa sedihatau menyesal, seperti seorang pencuri yangmerasa menyesal ketika dia tertangkap, bukanmenyesal karena sadar bahwa mencuri adalahperbuatan yang keji di hadapan Tuhan, tapimenyesal karena harus membayar penalti.Orang-orang munafik hanya bersedih karenatakut akan konsekuensi dari dosa-dosa yangmereka lakukan, hingga mereka akan banyakmeneteskan air mata, hanya kalaupenghakiman Tuhan sudah dekat. Seperticontoh dalam Kitab Suci, Firaun lebih takutdan khawatir karena katak-katak dan sungaiyang mengalirkan darah di Mesir lebih daripadadosa-dosanya. Beda dengan dukacita yangsejati, Thomas Watson pernah menegaskan,andai kata, jikalau, tak ada neraka untukmenghukum dosa-dosanya, jiwa orang yangbertobat akan tetap bersedih karena ia sadardirinya telah memberontak dan melawanTuhan. By the way, elu ngga bosen kandengerin ginian?”

Bobby : “Engga, Wan. Ini pertama kalinya guangomongin ginian. Terus terang aja gua nggapernah bener-bener mikirin tentang ini samasekali. Gua kira gua selama ini Kristen karenagua aktif banget di gereja, ternyata hal yangsepenting ini aja gua ngga tahu. Mending elulanjut dulu. Gua ngga mau lewatin hal yangpenting ini.”

Iwan : “Ok. Iya sesudah orang tersebutmenyadari akan dosa-dosanya dan berdukaakan hal itu, maka perlu adanya pengakuan dosaatau confession of sin. Tapi pengakuan dosaini ngga boleh seperti cerita gua tadi di manaorang dipaksa-paksa untuk doa terima Tuhan,

tapi ini harus dilakukan secara voluntary, dimana orang tersebut mengakui akan dosanyadari hatinya yang terdalam. Dan untuk orangyang bener-bener bertobat, pengakuan dosaini akan mengalir dengan sewajarnya, sepertidalam Lukas 15:18, ketika si bungsu telahmenyadari akan dosanya, dengan spontan iamengaku, ‘Aku telah berdosa terhadap sorgadan kepada Bapa.’ Dilakukan dengan spontan,tapi bukan berarti dengan tidak tulus. Ketikaorang bertobat mengakui akan dosa-dosanya,hatinya pun harus selaras dengan pengakuanitu. Itu yang membedakan orang yang bertobatsungguh-sungguh dengan orang yang munafik.Orang munafik ‘mengakui’ dosa mereka denganmulut mereka, tapi sebenarnya hati merekamasih mencintai dosa-dosa mereka, sepertipencuri yang mengakui dengan mulutnyakepada polisi kalau mereka telah mencuriperhiasan. Tapi pengakuan mereka hanya dimulut, karena di dalam hatinya mereka masihsuka mencuri. Pengakuan dosa adalah ciri yangpenting dalam pertobatan. Karena dalampengakuan dosa, orang tersebut direndahkanhatinya untuk kembali diingatkan, ia tak punyaapa-apa yang harus dibanggakan dari dirinyakarena ia hanyalah pendosa yang layak ditimpahukuman kekal.

Bobby : “Gua ngga pernah tahu kalau dosa itubener-bener sesuatu yang serius danmengerikan selama ini lho...”

Iwan : “Wah itu yang bahaya, Bob. Kalau kitabener-bener sudah bertobat, kita pasti akanmalu dan benci akan dosa-dosa yang selamaini telah kita perbuat. Masih inget cerita sianak yang hilang? Ketika dia kembali kepadabapanya, dia benar-benar merasa malu akandosa-dosa yang pernah diperbuatnya, hinggadia mengatakan bahwa dia tak layak dipanggilsebagai anak oleh Bapanya (Luk. 15:21). Bukanhanya sampai di tahap malu, kita yang sudahbertobat pun pasti membenci dosa-dosatersebut. Dosa sangat dibenci oleh Allah. Danorang yang bertobat pasti juga harusmembenci apa yang dibenci oleh Allah.”

Bobby : “Malu dan benci yah. Gua kayaknyangga pernah bener-bener ngalamin ini. Gua kiraselama ini bertobat itu yah berarti hidup baik-baik, percaya Tuhan Yesus aja, dan ke gerejadengan aktif. Ternyata gua udah salah selamaini.”

Iwan : “Masih belum terlambat kok Bob untukmerefleksi kehidupan elu selama ini. Gua yakingua ketemu elu hari ini bukan kebetulan, tapipasti ada kehendak Tuhan yang perlu digenapi.Oya, gua selesaiin yah dengan ciri terakhirpertobatan yang sejati dari Thomas Watson.Yang terakhir itu adalah berbalik dari dosa.Tentu saja kalau kita sungguh-sungguhbertobat, menyadari akan dosa kita yangmenjijikkan di mata Tuhan, kita ngga akan mauberkajang terlalu lama lagi di dalam dosa itu.Kita mau berbalik untuk meninggalkankehidupan yang penuh dengan dosa menujupada hidup di dalam kehendak dan rencanaAllah. Berpaling dari dosa akan mengakibatkanperubahan hati hidup kita secara total.”

Bobby : “Yang elu jelasin hari ini adalahsesuatu yang berharga untuk gua, Wan. Guamerasa selama ini udah salah ngerti tentangpertobatan. Gua bersyukur ketemu elu hari ini.Kalo ngga, seumur hidup gua akan kira gua udahsungguh-sungguh bertobat tapi ternyata guatuh cuma orang Kristen nominal, yang mungkinbelum sungguh-sungguh mengenal diri danTuhan. Semua yang elu jelasin tadi, gua belumsungguh-sungguh melakukannya ataupunmengalaminya. Tiga tahun lalu gua nangiskayaknya cuma terbawa suasana aja.”

Iwan : “Kok elu jadi ragu-ragu gitu, Bob?”

Bobby : “Soalnya gua merasa gua yang sekarangitu ngga gitu beda jauh sama gua sebelum jadiKristen. Bedanya cuma secara fenomena. Guasih sekarang memang ngga ke diskotek lagi danjauh dari mabok-mabokan, gua juga udahjarang bohong ke orang-orang, dan guasekarang memang lebih sering hang out samaanak anak gereja, soalnya gua pikir mendingantemen-temen gua itu dari lingkungan baik-baik. Tapi secara hati gua yang terdalam, guangga pernah tuh bener-bener bergumulmengenai dosa dan fight untuk hidup bagiTuhan. Gua juga ngga pernah bener-benerberduka karena dosa-dosa gua, gua pikir guacukup baik di hadapan Tuhan. Tapi gua barusadar, yang gua pikir and rasa selama ini salahtotal. Thanks a lot untuk sharing yang sangatberharga ini. Gua akan renungkan baik-baik.”

Iwan : “Sama-sama, Bob. Gua juga udah harusturun sebentar lagi. Gua bakal doain elu, Bob,supaya elu juga bisa bener-bener bertemudengan Tuhan dan mengalami hidupberkelimpahan di dalam Dia.”

Yenny DjohanPemudi GRII Singapura

Endnote1. Watson, T. The Doctrine of Repentance.

Page 8: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/088

“Saya bertobat di KKR waktu berusia 20tahun.”“Saya harus bertobat dan tidak lagimelakukan kebiasaan buruk saya.”

Pada waktu kita menggunakan ataumendengar kata pertobatan, seringkali yangada di pikiran kita yang namanya pertobatanadalah seperti yang diutarakan oleh kalimat-kalimat di atas. Sebenarnya pengertiantersebut bukan merupakan pengertian yangsalah secara total mengenai pertobatan,namun lebih tepat dikatakan sebagai langkahawal pertobatan, yang berarti pada suatumoment kita menyadari dosa kita,membencinya, dan ingin meninggalkannya. Halini merupakan satu langkah yang sangat pentingdi awal kehidupan kita sebagai seorangKristen, sebab esensi dari pertobatan memangadalah berbalik dari dosa dan kembali menujukepada Allah. Namun, bukanlah hal yang benarjika kita berpuas diri dengan mengertipertobatan seperti demikian saja. Bahkan jikapengertian kita tidak bertumbuh sesuaidengan pertumbuhan rohani kita, kita akanmenghadapi banyak masalah yang sulit.Pertobatan tidak boleh dilihat sebagai eventyang terjadi hanya sekali seumur hidup padawaktu kita percaya, atau dimengerti sebagaihanya sekedar meninggalkan satu kelakuanyang salah seperti yang dicontohkan duakalimat di atas.

Ada seorang tokoh dalam Perjanjian Lama yangdapat kita analisis untuk memperjelaspengertian kita mengenai pentingnyapengertian yang tidak sempit mengenaipertobatan. Tokoh yang dimaksud adalahYunus. Yunus adalah seseorang yang takut akanAllah. Dalam konteks Pillar beberapa bulan ini,kita dapat mengatakan ia adalah orang yangdipilih, dipanggil, dan dilahirbarukan. Namunternyata ia belum mati terhadap manusialamanya. Hal ini dapat kita lihat ketika Yunusdiperintahkan Allah untuk berkhotbah kepadakota Niniwe. Dalam penilaian Yunus, perintahini tidak dapat dijalankan. Baginya, Niniweadalah kota yang sangat jahat dan tidak pantasdiselamatkan, maka ia menolak perintah Tuhandan pergi ke arah yang berlawanan yaitu kekota Tarsis dengan menggunakan sebuah kapal.Dalam hal ini, ia lebih membenarkanpenilaiannya sendiri daripada penilaian Allah.Yunus adalah orang percaya, namun pada saatia dihadapkan pada kehendak Allah yangbertentangan dengan keinginannya, dan ia

harus melayani orang-orang yang tidakdapat ia kasihi, ia menolak.

Di tengah perjalanan, Tuhan menegur Yunusdengan memberikan angin ribut dan badaibesar. Sebagai seseorang yang sudah dipilih dandiregenerasikan, dapat diharapkan bahwarespon Yunus adalah segera bertobat danmenaati Tuhan. Tetapi heran, ternyata Yunusjustru berkata demikian kepada penumpangkapal yang lain, ”Angkatlah aku, campakkanlahaku ke dalam laut, maka laut akan menjadi redadan tidak menyerang kamu lagi. Sebab akutahu, bahwa karena akulah badai besar inimenyerang kamu” (Yun. 1:12). Jika Yunus sudahmenyadari bahwa badai besar ini adalahhukuman Tuhan karena ketidaktaatannya,bukankah seharusnya ia menyesaliperbuatannya dan memilih untuk taat?Bukankah ini adalah waktu yang tepat bagiYunus untuk meminta pengampunan danpertolongan dari Tuhan seperti yang kemudiandilakukannya pada saat ia di perut ikan? Yunusbukan orang yang tidak mengerti sifat Allahyang berdaulat dan juga maha pengampun. Iamengenal karakter Allah dengan cukup baik,tetapi mengapa ia tidak berdoa kepada Allahpada saat seperti ini? Saat ini ia memilikipilihan untuk berubah mengikuti kehendakAllah dan bukan kehendak dirinya, dan iamengerti hal inilah yang memang seharusnyaia lakukan. Ia sadar bahwa ia tidak dapatmelawan kehendak Allah dan tidak mungkinhidup dalam pemberontakan melawan Allah.Tetapi reaksi Yunus adalah mengeraskan hatiuntuk tidak mau berubah dan bahkan memilihuntuk dilemparkan ke laut saja. Ia tidak maumengubah pendiriannya, dan lebih memilihuntuk mati daripada harus pergi ke Niniwe. Ialebih memilih mati daripada menaati kehendakTuhan yang menuntut penyangkalan diri dankerelaan untuk mau berubah mengikutikehendak Tuhan.

Sebagaimana perubahan sikap dan kehendakmenjadi begitu sulit bagi Yunus meskipun iamenyadari bahwa sebenarnya ia tidak memilikipilihan, maka perubahan juga dapat menjadisatu hal yang begitu sulit pada waktu kitadihadapkan dengan diri kita, segala kebiasaanburuk kita, konsep kebenaran yang selama inikita pegang, dan kecenderungan hati kita yangberdosa. Terkadang kita sudah dengan sangatjelas mengetahui bahwa yang kita lakukanadalah salah, namun kenyataannya setelahberulang kali berusaha, kita tetap tidak

dapat mengubah kelakuan kita. Kita tahujika kita mau menjalankan apa yang Tuhankehendaki, kita harus berubah, namun halitu begitu sulit dijalankan. Kadang-kadangkemudian kita justru mulai mencaripembenaran bahwa memang setiap orangmemiliki sifat dasar, yang mungkin adaburuknya tapi ada baiknya. Lalu denganalasan itu kita mempertahankan kebiasaanburuk kita yang kita anggap sebagai sifatdasar yang tak perlu diubah. Dalam hal inimisalnya seseorang yang pemalu dan tidaksuka berdebat: ia dapat mengatakankelemahannya ini sekaligus merupakankelebihannya, karena melalui sifatnya initidak terjadi banyak pertentangan atauperselisihan. Tetapi ini tidak boleh menjadialasan ia mempertahankan sifatnya itu danmengatakan, “Memang saya adalah orangyang seperti ini.” Dengan demikian iamembenarkan diri jika pada waktu-waktutertentu ia tidak berani mengkonfrontasikesalahan orang lain hanya dengan alasanbahwa ia bukan tipe orang yangkonfrontatif. Seringkali dengan perkataan,“Setiap orang kan beda-beda!” maka kitamerasa dapat menghindarkan diri darikeharusan untuk berubah. Padahal kitasemua dipanggil untuk menjadi sepertiKristus. Dan untuk menjadi seperti Kristuskenyataannya kita harus menyangkal diri,yang artinya mencakup segala sifat dasaryang kita miliki. Jika sifat itu memang tidakbaik atau tidak sesuai dengan ajaranAlkitab, maka itu harus dibuang.

Sayangnya respon kita sebagai orang percayaterhadap keharusan untuk berubah itu adalahrespon seperti Yunus. Kita mungkin pernahberpikir seperti ini: “Saya tidak dapat berubahdari kesalahan saya,” yang dengan kata lain kitamemilih diam (seperti ikan mati yang dibawaarus) daripada berjuang untuk melawan danmematikan manusia lama kita untuk dapatmenyesuaikan diri dengan kehendak Allah.Yang lebih buruk lagi, ketika kita terus-menerus dituntut untuk berubah oleh firmanTuhan, mungkin kita mulai merasa kesal dengangangguan yang tak henti-hentinya menuntutkita sebagai umat pilihan dan kemudian kitamulai menggerutu. Kita mulai berpikir mungkinbahkan lebih baik jika kita bukan orang yangdipilih sehingga kita tidak perlu menghadapibenturan dan tekanan yang begitu besar.Respon seperti demikian sebenarnya sangatmirip dengan apa yang dilakukan Yunus.

Page 9: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 9

Kita lebih memilih mati dalam kemalasandan kestatisan kita daripada harus berubahterus-menerus mengikuti perintah Tuhan.

Tuhan tidak pernah menghendaki kematianatau penderitaan kita, Ia menghendaki kitauntuk bertobat. Yunus dalam kedegilanhatinya tetap tidak dibiarkan mati karenakebodohannya. Ketika Yunus yang beradadalam perut ikan kemudian menyadarikesalahannya dan mau taat kepada Tuhan,Tuhan menyelamatkannya dan bahkanmemberikannya kesempatan kedua untuktetap melayani Dia. Respon Yunus terhadapperintah Tuhan kali ini bertolak belakangdengan responnya terhadap perintah yangpertama kali. Hal inilah yang lebih sering kitalihat sebagai pertobatan. Dari tidak taatmenjadi taat, arah perjalanannya ke kotaTarsis, dibalikkan 180 derajat menuju ke kotaNiniwe. Namun pertobatan bukan hanyaperubahan perilaku dari taat menjadi tidaktaat, tetapi kembalinya seluruh pikiran, emosi,dan kehendak manusia kepada pikiran, emosi,dan kehendak Allah. Inilah yang tidak dialamiYunus, ia hanya mengubah perilakunya, namunpikirannya tetap tidak sinkron dengan rencanaTuhan, emosinya tidak sesuai dengan emosiTuhan, dan keinginannya tetap bertentangandengan keinginan Tuhan. Kita bisa lebih jelasmelihat hal ini jika kita membaca Yunus 4:3. Disitu tertulis bahwa pada saat Yunus melihatpertobatan kota Niniwe ia berkata: “Jadisekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku,karena lebih baik aku mati daripada hidup.”Jadi setelah Yunus “bertobat” dan taatmengerjakan perintah Tuhan, ada sesuatu yangtidak berubah dalam dirinya. Ia tetap tidakmengerti rencana Allah, tetap tidak sinkrondengan emosi Allah, ia tidak mengasihi orangNiniwe sebagaimana Allah mengasihi mereka,dan tetap tidak memiliki kerelaan untukmelakukan kehendak Tuhan. Ia bahkan tetapmengatakan kalimat yang esensinya samadengan kalimatnya kepada awak kapal. Iamenyatakan bahwa ia lebih memilih matidaripada melihat pekerjaan Tuhan digenapi.

Kisah ini seharusnya dapat menjadi cermin bagikita, untuk mengoreksi pertobatan kitasendiri. Seberapa sering kita melakukanpekerjaan Tuhan karena terpaksa atau ikutarus, bukan karena kita sungguh-sungguhmengasihi orang yang kita layani? Sudah berapalama kita melakukan pelayanan dalam gerejaTuhan namun tidak pernah mengerti apa yangsesungguhnya Tuhan kehendaki? Apakah hal inidapat kita sebut sebagai pertobatan yangbenar? Dalam Perjanjian Baru, salah satu katayang sering dipakai untuk pertobatan adalahmetanoia. Kata benda ini merupakan gabungandari meta dan nous. Meta menunjukkanperubahan, nous berarti pikiran, sikap dasar,karakter, atau kesadaran moral. Maka metanoiaberarti perubahan pikiran atau hati. Metanoiamencakup lebih banyak aspek daripada sekadarpenyesalan atas dosa, juga lebih dari sekedarperubahan intelektual. Metanoia mencakupsuatu perubahan dari satu pribadi secarautuh, yang nyata di dalam kehidupan

pribadi tersebut. Pertobatan bukan hanyamencakup sisi negatif yaitu penyesalanterhadap dosa dan rasa bersalah yangmengubah cara kita bertindak. Sangatpenting bagi kita untuk mengertipertobatan dalam sisi positif yaituperubahan seluruh diri kita yang menujukepada Tuhan. Kita harus berjuang untukdapat berpikir, merasa, dan berkehendakseperti yang diinginkan Tuhan.

Jikalau kita sudah melihat contoh dariYunus, bagaimana dengan kita sendiri?Mungkinkah saat terlibat dalam pelayanansesungguhnya kita juga hanya berubah didalam tindakan kita saja? Ataukah kitamengalami perubahan itu dalam seluruhpribadi kita? Bulan ini kita akan kembalimelihat pekerjaan Tuhan yang besar didalam KKR Jakarta 2008. Saya percayasebagian besar pembaca Pillar di Jakartasudah mengambil bagian dalam pelayanandi KKR ini. Namun mari kita memikirkansebentar, apa respon kita yangsesungguhnya terhadap event ini? Kitadapat menjadi kolektan, tanpa pernahmemikirkan apa sesungguhnya kehendakTuhan dalam KKR ini. Kita dapat menjadikonselor tanpa memiliki belas kasihanterhadap orang-orang yang terhilang, dantanpa memiliki sukacita melihat orang-orangdiselamatkan. Kita dapat menjadi anggotapaduan suara tanpa keinginan yang sungguhuntuk melayani Tuhan. Apakah dengandemikian kita boleh dengan beranimenyatakan diri kita sebagai seorang yangsudah bertobat?

Pertobatan juga tidak pernah dapatdipisahkan dari iman, yang adalahpenerimaan dan penyandaran diri kepadaKristus. Manusia harus menjadi ciptaanbaru, dan dikonversikan dari “kebenaran”dirinya sendiri kepada kebenaran Kristus.Kita harus berhenti dari penilaian diri yangberdasarkan standar kebenaran kita danmengalihkannya kepada standar kebenaranAllah. Selanjutnya, jika kita mau menariklebih luas lagi mengenai kaitan pertobatandengan karya penebusan Kristus secarautuh, maka kita mendapatkan bahwaseharusnya sebagaimana penebusan Kristusberefek pada seluruh ciptaan,pertobatan manusia sebagaimahkota ciptaan juga seharusnyademikian. Pertobatan bukan hanyamenjadi urusan pribadi kita denganTuhan saja, namun harus jugaterjadi pada seluruh umatpilihan, danm e n y e b a b k a npemulihan padaseluruh ciptaan.Tidak heran jikaYohanes Pembaptism e n u n t u t :“Hasilkanlah buah-buah yang sesuaid e n g a np e r t o b a t a n . ”

Pertobatan bukanlah domain individu saja,namun harus mempengaruhi orang lain danlingkungan kita.

Dari pembahasan ini kita dapat melihat lebihjelas bahwa pengertian pertobatan bukanhanya seperti yang digambarkan dua kalimatpembuka di atas. Dari beberapa contoh diatas kita mulai melihat betapa pentingnyauntuk mengerti kaitan satu aspek dengankeseluruhannya. Inilah kelimpahan yang harusterus kita gali dalam anugerah Tuhan yangbegitu kaya. Pertobatan memang memiliki satukarakteristik khusus yang membedakannyadengan aspek-aspek penebusan lainnya,namun kita tetap harus melihatnya sebagaisuatu keseluruhan yang terkait erat. Hal inimungkin dapat dicontohkan denganpengenalan kita akan seseorang, sebut saja X.Pada waktu kita baru mengenal X selama 1minggu, mungkin kita hanya dapat melihatsifatnya yang menonjol, misalnya cerewet. Lalukita dapat mengatakan, X adalah seorang yangcerewet. Pernyataan ini tidak salah. Namunjika kita sudah berteman dengan X selama 10tahun, sudah seharusnya pengenalan kitaterhadap X akan bertambah. Mungkin kitakemudian mengetahui bahwa ia suka membaca,mudah tersinggung, atau sifat-sifat lainnya.Kita tidak boleh mereduksi seseorang hanyadalam satu karakteristik yang menonjol dantidak ambil peduli dengan sifat-sifat ataukarakter lainnya. Pengenalan yangkomprehensif inilah yang harus kita miliki jikakita mau mengatakan bahwa kita sungguh-sungguh mengenal seseorang. Demikian pulaketika kita mau sungguh-sungguh mengertisatu istilah yang begitu sederhana, yang seringkita sebut yaitu pertobatan. Kita pun perlumengerti secara komprehensif danmembandingkan dari berbagai aspek, dan tidakmelepaskannya dari keseluruhan. Kiranya dalammengerti pertobatan (dan seluruh anugerahkeselamatan) kita dapat semakin memilikikedewasaan untuk mengetahui begitu banyakaspek yang terkait di dalamnya. Amin.

DorothyPemudi GRII Pusat

Page 10: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/0810

“Saya menyesal sekali kenapa saya harusmelakukan hal ini.”“Sekiranya saya dapat membalikkan waktu,saya tidak akan melakukannya.”

Kita sering mendengar perkataan seperti initatkala keadaan tidak seperti yang kitaharapkan. Tetapi bagaimana dengan apa yangkita harapkan dan terjadi, apakah kita pernahmengatakan kalimat serupa di atas? Kita jugatidak jarang mendengar kalimat seperti dibawah ini:

“Untung tidak ketahuan.”“Hampir-hampir saja tidak lolos.”

Bagaimana dengan kalimat di atas, bukankahkita sering bersyukur jika kesalahan yang kitalakukan tidak ketahuan dan tidak perludipertanggungjawabkan. Penyesalan kitasering terjadi karena kita “ketahuan” ataukarena kita harus mempertanggungjawabkandan menghadapi konsekuensi dari perbuatanyang sudah kita perbuat. Kita menyesal akandosa yang kita lakukan harusdipertanggungjawabkan karena sudah“tertangkap basah”, “terlanjur salah”, dankita juga terpaksa harus menerima segalakonsekuensi yang ditetapkan. Kemudian apayang kita lakukan setelah berhadapan dengankonsekuensinya:

“Ya mau gimana lagi, pasrah saja.”“Nasi sudah menjadi bubur. Saya terima segalakonsekuensinya.”

Benarkah kita dengan berani menerimakonsekuensinya atau kita hanya “terpaksa”karena sudah tidak ada jalan keluar? Sekiranyaada jalan keluar apakah kita akan berusahamencari alternatif lain untuk mengelak segalakonsekuensi yang ada? Dan setelah menerimakonsekuensinya, apakah kita masih akanmelakukan kesalahan yang sama? Jika jawabanuntuk dua pertanyaan di atas adalah “ya”,maka dapat disimpulkan bahwa itu bukanlahpenyesalan yang memimpin kepada pertobatansejati.

Banyak penyesalan hanya dilatarbelakangi olehketidakrelaan perbuatan salah “dibongkar”dan dinyatakan secara terang-terangan danmenanggung konsekuensi yang ada. Penyesalanlebih disebabkan takut hukuman atau takutkonsekuensi.

Di dalam Alkitab dibahas dua tokoh yang kisahhidupnya ditulis di dalam Kitab yang sama, 1 &2 Samuel; dari bangsa yang sama, Israel; diurapioleh nabi yang sama, Samuel (1Sam. 10:1;16:13); memiliki status yang sama, Raja; dansama-sama memiliki perawakan yang menarik(1Sam. 9:2; 16:12). Kedua tokoh itu adalah Sauldan Daud. Keduanya memiliki banyakkesamaan, tetapi keduanya juga memilikiperbedaan yang sangat mencolok.

Kita akan melihat perbedaan Saul dan Daudseperti yang dicatat di dalam kitab 1 & 2Samuel. Mari kita membahas Saul terlebih dulu.Raja Saul, ketika diperhadapkan denganpasukan Filistin yang sudah mengepung danrakyat yang mulai meninggalkannya, menjaditakut dan mengambil inisiatif untukmempersembahkan korban bakaran dan korbankeselamatan. Korban bakaran dan korbankeselamatan seharusnya dilakukan oleh seorangimam. Dalam hal ini Saul tidak sabar menungguSamuel yang sedikit tertunda kedatangannyadan memberanikan diri mengambil posisi imammempersembahkan korban menggantikanSamuel. Saul melanggar perintah Tuhan denganmengambil ahli tugas Samuel dan tidak berimankepada Tuhan tatkala kesulitan menimpa (1Sam.13:9-14).

Pada kejadian lain, Saul juga tidak taat padaperintah Allah untuk menumpas habis semualaki-laki, perempuan, anak-anak, maupunternak. Saul dengan sengaja menyisakan Agag,raja orang Amalek beserta kambing, domba,lembu, dan anak domba. Supaya kelihatanberibadah kepada Tuhan, dia menggunakanalasan mengatakan jarahan itu adalah untukdipersembahkan sebagai korban kepada Tuhan.Untuk menutupi kesalahannya, Saul juga menipuSamuel mengatakan bahwa dia terpaksa“melangkahi” titah Tuhan karena rakyat yangmengambil jarahan tersebut dan bahwa diatakut kepada rakyat (1Sam. 15:8-23).

Setelah ditegur oleh Samuel: “Aku tidak akankembali bersama-sama dengan engkau, sebabengkau telah menolak firman TUHAN; sebab ituTUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atasIsrael.” Saul menyesal dengan sangat, memohonsupaya Samuel jangan meninggalkan dia. Tetapialasan penyesalannya adalah karena dosanyaketahuan dan karena dia kehilangan muka dihadapan tua-tua dan orang-orang Israel. Jadisesungguhya Saul lebih takut kehilangan muka

dan wibawa di hadapan manusia daripadadibuang oleh Tuhan. Penyesalannya bukanlahpenyesalan karena sudah melanggar firmanTuhan, melainkan karena takut dosanyadiketahui orang dan harus kehilangan reputasiyang sudah dibangunnya selama ini (1Sam.15:24-30).

Pada pasal-pasal berikutnya juga dicatatbagaimana Saul semakin terpuruk dalamdosanya dan tidak bertobat sungguh-sungguh.Dia mengerti benar bahwa dia sudah ditolakoleh Tuhan, dan Tuhan sudah memilih Daudmenggantikan posisinya sebagai raja. Hal itumembuat Saul menjadi sangat iri dan bencikepada Daud dan berulang kali ingin membunuhDaud (1Sam. 18:24; 19:10; 20:30; 23:8; 26:2),tetapi selalu tidak berhasil karena tanganTuhan menghalangi niat jahatnya (1Sam. 18:28-29; 19:10; 23:28; 24:22; 26:13), serta berulangkali menyesal mengenai niat jahatnya, ketikaDaud menunjukkan belas kasihan kepadanyadan tidak membunuhnya (1Sam. 24:16-21;26:21). Penyesalannya yang mendalam didasarikarena Daud tidak membunuhnya dan bukankarena dia benar-benar mau bertobat untukmengikuti perintah Tuhan atau dengan rela maumenyerahkan kedudukannya kepada Daudsebagai orang yang diurapi Tuhan untukmenggantikan dia sebagai raja. Penyesalan Saulmerupakan penyesalan yang sementara dantidak membawa kepada resolusi pertobatanyang sejati. Dia hanya menyesal, kenapa tidakberhasil membunuh Daud dan bahkan justrutidak dibunuh oleh Daud.

Tuhan sudah melarang segala praktekpertenungan dan penyembahan ilah-ilah.Awalnya Saul sendiri juga melarang segalapraktek pertenungan (1Sam. 28:9), tetapitatkala menghadapi peperangan dengan orangFilistin, Saul menjadi takut dan memintapetunjuk kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidakmenjawab. Dia kehilangan arah, diaberkompromi untuk mencari jawaban dengancaranya sendiri yaitu melalui pertenungan,maka dengan menyamar dia meminta petunjukdari seorang wanita penenung. Ketika didengarnubuatan Samuel mengenai hukuman yang akanTuhan timpakan kepadanya, dia tidak bisaberbuat apa-apa. Dia hanya pasrah harusmenerima kenyataan yang sangat pahit bahwaDia dan anak-anaknya akan mati di tanganorang Filistin.

Page 11: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 11

Penyesalan demi penyesalan Saul lalui, tetapipenyesalan bukan pertobatan. Dia menyesalimengapa dia ditolak oleh Tuhan, tetapi tidakmau segera sadar dan mengikuti apa yang Tuhaninginkan yaitu dengan rela menyerahkan takhtakerajaannya kepada Daud. Dia berusaha denganusaha sendiri menghalangi Tuhan menaikkanDaud ke atas takhta Israel dengan segala caramembunuh Daud. Bahkan sampai pada titikterakhir kehidupannya, dia mencari jalansendiri untuk berusaha melawan orang Filistin,tetapi waktu Tuhan untuknya sudah berakhir.Kesempatan pertobatan sudah tidak ada lagi,dia dan anak-anaknya akan terbunuh di dalampertempuran dan tampuk pemerintahannyaakan diserahkan Tuhan kepada Daud.

Sedangkan di sisi yang lain, Daud ketika menjadiraja menggantikan Saul, juga tidak luput darikejatuhan. Saat melihat Batsyeba dari atassotoh istana, timbul niat Daud untukmemilikinya, padahal Batsyeba sudah bersuami.Daud merencanakan kematian Uria, suamiBatsyeba di dalam pertempuran denganmengirim pesan kepada Yoab: “TempatkanlahUria di barisan depan dalam pertempuran yangpaling hebat, kemudian kamu mengundurkandiri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.”Setelah Uria terbunuh di dalam peperangan,Daud mengambil Batsyeba menjadi istri (2Sam.11).

Hal ini adalah jahat di mata Tuhan, maka nabiNatan diutus oleh Tuhan untuk menegur Daud.Daud sangat menyesali dosanya. Kesedihan yangsangat dalam tertuang di dalam Mazmur yangdikarangnya: “Kasihanilah aku, ya Allah,menurut kasih setia-Mu, hapuskanlahpelanggaranku menurut rahmat-Mu yangbesar!” Daud sangat bersedih hati, dia takutkepada Tuhan dan sungguh menyesali dosa yangdiperbuatnya dan meminta dengan sangatkepada Tuhan supaya dosanya disucikan dantidak dibuang oleh Tuhan. Daud mengerti akansignifikasi Roh Allah menaungi seseorang. Olehkarena dia sendiri menyaksikan bagaimana Roh

Allah meninggalkan Saul, sehingga Daud memintasupaya Roh Allah jangan diambil daripadanya(Mzm. 51:13).

Daud mengerti dosa yang diperbuatnya adalahdosa terhadap Tuhan, sehingga Daudmengatakan: “Terhadap Engkau, terhadapEngkau sajalah aku telah berdosa danmelakukan apa yang Kauanggap jahat, supayaternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersihdalam penghukuman-Mu” (Mzm. 51:6). Daudmengerti bahwa dosa membunuh Uria bukanmerupakan dosa kepada Uria, melainkan dosakepada Tuhan sendiri. Di sini jelas bahwa Daudmengerti dari sudut pandang Allah sendiri (relasivertikal) dan bukan kepada manusia (relasihorizontal). Hal serupa juga dapat kita temuidalam teladan Yusuf, yang melihat perzinahandengan istri Potifar jika dilakukan makaperbuatan itu adalah “perbuatan dosaterhadap Allah” (Kej. 39:9). Kesadaran inimenjadi titik pertobatan Daud, karena berdosakepada Tuhan maka tidak ada cara lain kecualikita kembali kepada Tuhan untuk memintapengampunan dan belas kasihan dari Tuhan.

Setelah penyesalan itu, Daud tidakmeninggalkan Tuhan. Daud bertobat dari segalapelanggarannya. Daud sadar dan menerimakonsekuensi yang akan ditanggungnya sepertiyang diucapkan oleh Nabi Natan: “Oleh sebabitu, pedang tidak akan menyingkir dariketurunanmu sampai selamanya, karenaengkau telah menghina Aku dan mengambil isteriUria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu.Beginilah firman TUHAN: Bahwasanyamalapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yangdatang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akanmengambil isteri-isterimu di depan matamu danmemberikannya kepada orang lain; orang ituakan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.”Konsekuensinya dapat kita lihat saat Tamardiperkosa oleh Amnon; Absalom membunuhAmnon, karena Amnon sudah mencemari adikkandungnya, Tamar; Absalom berkonspirasiuntuk menggulingkan ayahnya, Daud; Daudharus melarikan diri terhadap Absalom. Di dalammenghadapi hal tersebut dia sadar itumerupakan akibat ketidaktaatannya kepadaTuhan. Daud tidak berusaha menggunakanusaha sendiri menghentikan hukuman Tuhanterhadap dirinya, tetapi dengan kesadaranbahwa dia harus kembali berharap kepadaTuhan.

Ketika di dalam pelarian terhadap Absalom,Daud belajar bergantung kepada Tuhan,walaupun di dalam keadaan terjepit, dan orang-orang mengatakan bahwa dia tidak ada jalankeluar dan Allah tidak akan menolongnya. Daudtidak terpengaruh oleh perkataan manusia dantidak terpengaruh oleh keadaan, melainkanmenulis mazmur pengharapan kepada Allah:”Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yangmelindungi aku, Engkaulah kemuliaanku danyang mengangkat kepalaku” (Mzm. 3:4). Daudyakin akan perlindungan Tuhan dan berimankepada Tuhan sepenuhnya.

Daud terus mengandalkan Tuhan, meskipun

demikian Daud tidak luput dari dosa. Selain dosaberzinah pada masa mudanya, pada masakejayaannya Daud melakukan sensus untukmenyatakan kemuliaan yang sudah dicapainya,dan hal itu dipandang jahat di mata Tuhan makadia segera sadar. Alkitab menggunakan kata“berdebar-debarlah hati Daud”, suara hatinyamenegurnya karena Daud semakin peka akansuara Tuhan. Daud segera insaf dan memohonsupaya hukuman ditimpakan kepada dirinya dankaum keluarganya dan bukan kepada bangsaIsrael. Ada suatu pertobatan sejati di dalamdiri Daud, di mana dia berani meninggalkandosa, dan menerima konsekuensi, serta kembalimelangkah mengikut Tuhan. Daud tidakberhenti hanya mengetahui kesalahan danmenerima konsekuensi, tapi dia juga kembalikepada Tuhan setiap kali dia insaf darikesalahannya.

Secara fenomena, Saul dan Daud sama-samamenyesali akan dosa mereka, dan merekamenangisi dosa mereka. Tetapi apa yangmembedakan Saul dan Daud? Saul menyesaltetapi tidak bertobat, berbeda dengan Daudyang menyesal dan bertobat sungguh-sungguh.Saul tidak sungguh-sungguh melepaskan dosanyadan berbalik kepada yang benar. SedangkanDaud meninggalkan dosanya dan kembali ke jalanyang benar. Bagaimana kita tahu akanpertobatan yang sesungguhnya? Penyesalansecara lahiriah bisa kelihatan sama, karenasuatu kesedihan yang sangat mendalamterhadap pelanggaran. Tetapi apa yangmenyebabkan penyesalan itu harus kitapertanyakan. Mengapa kita menyesal? Kitamenyesal karena takut hukuman? Tidak akandisertai Tuhan? Rugi materi atau tidak sehatlagi?

Saul berusaha menjaga muka di hadapan tua-tua dan orang Israel, sebenarnya menunjukkanbahwa dia lebih takut dilihat kelakuannya dihadapan manusia daripada ditolak oleh Tuhan.Daud segera sadar bahwa dia melanggarkekudusan Tuhan dan berdosa hanya kepadaTuhan.Melalui kasus Saul dan Daud, kita dapatmempelajari mengenai penyesalan danpertobatan. Apakah penyesalan saja sudahcukup, tetapi tidak ada tindakan nyata untukmemperbaiki kesalahan? Tidak. Penyesalan sajatidak berarti apa-apa, hanya menunjukankesedihan terhadap kesalahan yang kitalakukan. Jika penyesalan tidak disertaipertobatan, maka setiap kali menyesal,penyesalan kita akan membawa kita kembalikepada dosa yang sama dan kemudian menyesallagi, dan akan terjadi demikian terus-menerus.Berbeda dengan pertobatan sejati, orang yangmelakukan dosa akan menyesal, kemudian akanmeninggalkan dosa tersebut, dan melangkahkepada yang benar. Dan bagaimana kita bisameninggalkan dosa dan melangkah kepada yangbenar, jika kita tidak mempunyai kekuatanuntuk meninggalkan dosa dan tidak mengetahuiapa yang benar? Tentunya kita sebagai manusiayang sudah jatuh ke dalam dosa, tidak akanmempunyai kekuatan untuk terlepas dari dosa,dan tidak akan mengetahui apa yang benar

Page 12: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/0812

Halo pembaca yang setia,

Kolom SerSan kembali bulan ini dengan mengetes pengetahuan kalian tentang karya lukisan yang bertemakan Repentance.Bisakah teman-teman mencocokkan 2 tokoh seniman di bawah dengan judul dan karya lukisan yang dihasilkan.

1. Michelangelo Buonarroti a. The Conversion of Saul2. Rembrandt Harmenszoon van Rijn b. The Return of The Prodigal Son

sebelum kita dilahirbarukan oleh Roh Kudus.

Tatkala kita sudah dilahirbarukan oleh RohKudus, kita diberi hati yang baru (Yeh. 36:26).Dan kita juga diberi status baru sebagai anak-anak Allah (Yoh. 1:12), kita yang dulunya tidakberdaya oleh dosa yang mengikat kita, mulaidisadarkan akan kesalahan kita di masa lalu.Firman Tuhan yang diberitakan menjadi cerminyang menyadarkan akan rupa buruk kita, segalausaha yang kita tempuh, segala cita-cita yangkita dambakan adalah tidak sesuai dengankehendak hati Tuhan, segala yang kita perbuatsemata-mata adalah jahat di mata Tuhan. Kitatidak bisa dan tidak mampu dengan kekuatansendiri untuk melepaskan diri dari murka Allah.

Ketika kita dilahirbarukan, kita diberikankemampuan untuk hidup sesuai dengan firmanTuhan, serta dimampukan untuk lepas darisegala dosa-dosa kita. Maka kita tidak dapatmengatakan kita hanya mau beriman kepada

Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapitidak mau meninggalkan si ‘aku’ yang lama,karena kita tidak sanggup memasuki kekudusantanpa melepaskan segala yang najis. Samahalnya kita juga tidak dapat mengatakan sayamau bertobat, tetapi tidak mau beriman kepadaYesus, karena kita sama sekali tidak adakekuatan untuk menerobos kuasa dosa yangmengikat. Karena itu, bertobat (conversion)dan beriman (faith) berjalan berdampingan dantidak dapat dipisahkan.

Selain itu masa pertobatan kita juga adabatasnya. Selagi kita masih hidup di dunia ini,kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan untukbertobat. Akan tiba waktunya di manakesempatan tersebut telah lewat karena kitasudah berada di hadapan takhta pengadilanAllah untuk memberi pertanggungjawabankepada Allah (Ibr. 4:12). Kiranya kita selalumemiliki suatu hati yang selalu terbuka di

hadapan Tuhan seperti Daud, seorang yangmencari perkenanan Tuhan dan siap untukdikoreksi oleh frman Tuhan yang memimpinkepada pertobatan yang sejati.

Budiman ThiaPemuda GRII Singapura

Endnotes1. Berkhof, L. Systematic Theology. Eerdmans.

2. Hendriksen, W. Survey of the Bible: A Treasury ofBible Information. Baker Books.

Kalau sudah tahu, segera kirimkan jawaban kalian melalui SMS ke +6281511402588 sebelum 20 Sept 2008. Untuk sementara, SerSan hanyadapat diikuti oleh Jemaat GRII/MRII/PRII di Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.

Contoh menjawab: Nyile, GRII Singapura, 1-b-Z

Pemenang SerSan Aug 2008 adalah: - Devind, MRII Sidoarjo, +628523096XXXX- Alvin Steviro, GRII Pusat, +62898802XXXX

Jawaban SerSan Aug 2008: bulan, tudung Nikodemus, lubang di baju Yesus, motif baju bagian kaki Nikodemus, kalung Nikodemus

Page 13: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 13

INTERVIEW

Menjelang KKR Jakarta 2008, kali iniPillar berkesempatan untukmemperkenalkan KKR Jakarta 2008

yang disharingkan oleh Pdt. Stephen Tongkepada para tokoh-tokoh Kristen diJakarta. Pillar juga berkesempatan untukmeng-interview Ev. Maria Mazo yangmenjabat sebagai ketua umum KKR Jakarta2008.

Sharing Visi Misi oleh Pdt. Dr. StephenTong9 Januari 1957, hari itu pergumulan jiwasaya begitu berat. Menentukan apakahsaya seumur hidup akan menyerahkan dirimenjadi penginjil atau tidak. Lima tahunsebelum itu saya sudah menyerahkan diri.Waktu itu saya berumur 12 tahun, danberkata, “Seumur hidup saya mau menjadihamba-Mu, dan tugas utamaku adalahmemberitakan Injil di dalam sejarahmanusia untuk memenangkan jiwa kembalike Kerajaan Tuhan.” Lima tahun kemudian,secara perlahan saya mulai tertarik olehKomunisme, Atheisme, Evolusionisme,Dialektika Materialisme, dan filsafat-filsafatyang paling modern, di mana orang sebayasaya banyak yang tidak tertarik. Sayasangat tertarik dan mulai terkontaminasi.Dan akhirnya, saya mulai membuang imanKristen. Saat itu ada seorang pendeta yang unikdatang ke Indonesia. Pendeta itu seumurhidupnya memanggil orang menjadi hambaTuhan. Saya menghadiri retreat yangdipimpin oleh pendeta tersebut untukmenyenangkan hati mama saya. Hari itumenjadi pergumulan paling berat selamatujuh belas tahun saya hidup di dunia.Meskipun khotbah pendeta itu menyentuh,namun iman Kristen sudah saya buang.Hanya mama saya, yang sejak saya berumurtiga tahun telah menjadi janda, tetap setiamendoakan saya. Apakah saya haruskembali kepada iman yang menurut sayasaat itu sudah kuno, sudah digugurkan olehilmu, sudah ditolak oleh orang modern.Saya tidak berani dan malu berdoa di kamar,karena banyak orang ikut camp. Maka sayaberlutut di kamar mandi, di atas ubin yangbasah. Saya berdoa, “Tuhan, kalau malamini ternyata Engkau hidup, panggil sayadengan kuasa-Mu. Jika saya tidak sanggupmelawan-Mu, maka saya akan seumur hidupsetia sampai mati. Jikalau tidak adapanggilan jelas dan ternyata Engkau tidak

bicara pada saya, saya akan lolos danseumur hidup tidak lagi mengenal Engkau.”Dengan air mata saya bergumul kepadaTuhan. Lalu malam itu saya ikut kebaktian.Ada peserta yang bicara, tertawa, namunsaya diam, tenang, dan serius. Saya maumelihat bagaimana Tuhan bekerja. Kursiterasa lebih keras dari biasanya, suasanalebih dingin dari biasanya, waktu lewatlebih pelan dari biasanya. Atheisme-kahatau Theisme?, Pagan-kah atau Christian?,Komunisme-kah atau Kristen?, Evolusi-kahatau Creation? Ini adalah saat penentu. Disatu sisi ada orang-orang Kristen yangmencintai Tuhan, yang hidupnya sangatsaya kagumi. Di sisi lain, fakta mengenaifilsafat-filsafat mutakhir juga tidak bisa sayatolak. Pendeta yang berkhotbah bagi sayaberteriak-teriak mewakili teriakan terakhirsebelum Kristen mati. Teriakan yangmewakili status sebagai antek-antekImperialisme yang merampas kebebasanmanusia berpikir dan mempelopori racunBarat untuk membuka jalan bagi meriamImperialisme. Dengan mata yang miring sayamelihat dia dan dengan sikap pertarungandalam hati untuk menentukan nasib sayaseumur hidup. Khotbah hari itu adalahmengenai lima suara, Suara pertama adalah suara Allah Bapa.“Siapa yang boleh aku utus,” Firman-Nya.Lalu jawaban dari Yesaya, “Di sini saya,utuslah saya.” Jawaban dari Tuhan Allah,“Saya akan mengirim engkau untukmemberitakan Firman yang tidak diterimaoleh orang lain. Saya akan mengirim engkaupergi kepada bangsa-bangsa yang kerashati.” Wah ini paradoks sekali, tetapikelihatan ada makna tertentu yang sayaperlu pelajari lagi. Suara kedua adalah suara Anak Allah, yangberkata, “Tuaian sudah masak, pergilahmenuai sebelum waktu lewat dan pergi keseluruh dunia kabarkan Injil jadikan segalabangsa muridku.” Ini adalah suara dari anakAllah. Suara ketiga adalah suara Roh Kudus,diambil dari Wahyu mengenai barangsiapayang rela meminum air hidup akandiperanakkan pula, karena Injil adalah kuasaAllah untuk menyelamatkan setiap orangyang percaya.

Suara keempat adalah suara Rasul. “Jikalauaku tidak mengabar Injil, celakalah aku,”kata Paulus. karena beban ini sudahdiberikan kepada aku dan jika aku denganrela mengerjakannya ada pahala bagiku,rela, terpaksa, terpaksa, rela, aku harusrela memaksa diriku untuk melayani Injilatau aku harus memaksa diri untuk relamelayani? Ini paradoks lagi. Suara kelima adalah suara dari Neraka.Ini yang membuat saya sangat terkejut. Sayatidak pernah mendengar ada suarapekabaran Injil dari neraka. Siapapunpendeta tidak mengkhotbahkan dari nerakaada orang memanggil manusia mengabarInjil. Dia mengambil ayat dari Lukas 16.Abraham disuruh mengirim orang pergimemberitakan Injil kepada saudara orangkaya yang dihukum, supaya mereka tidakdatang ke neraka. Abraham mengatakanbahwa hal itu tidak bisa. Yang kayamengatakan kalau Abraham memintaLazarus yang pergi, mereka akan percaya.Ini adalah strategi penginjilan dari neraka.Saran neraka, suara neraka, strategi nerakapakai mujizat orang akan percaya. Sekarangdi dalam kekristenan ada dua arus; yangmenekankan Firman dalam penginjilan, danyang menekankan mujizat. Banyak pendetasudah jatuh dalam takhyul, tanpa pakaimujizat tidak akan ada orang yang menerimafirman Tuhan. Abraham diminta mengirimLazarus, kalau kirim Billy Graham percuma,mereka tidak ada mujizat. Kalau Lazarusyang berkhotbah karena dia sudah bangkitdaripada kematian, maka lima saudarakumenjadi percaya. Saran ini terlihat amatbagus, namun bukan strategi Tuhan.Kesulitan sekarang adalah pemimpin gerejatidak peka lagi strategi dari Tuhan. Ide yangdisarankan dari neraka ditolak olehAbraham, karena sudah ada Firman dalamdunia. Dialog berhenti, diskusi strategiantara neraka dan surga berhenti disitu,Alkitab tidak meneruskan lagi. Lalu kitamelihat selama 2000 tahun penginjilandilakukan ke seluruh dunia, melalui apa?Strategi surga atau nereka? Mujizat terbesar adalah melalui percayakepada Yesus Kristus, orang berdosabertobat, orang yang mati rohani dapathidup kembali dan menjadi anak Tuhan yangjujur dan setia. Setelah mendengarkhotbah itu, Roh Kudus bekerja dalam hatisaya. Saya mulai bereaksi. Man is not what

Page 14: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/0814

Kita harus sedih, karenagereja yang mengabarkanInjil murni, Yesus Juru

selamat, Kristus penanggungdosa, khotbah seperti ini sudah

hampir hilang.

KKR Jakarta 2008: SIAPAKAH KRISTUS?

he thinks, man is not what he feels, manis not what he behaves, itu semua psikologidunia yang kosong. Man is equal to whathe reacts before God. You will be countedin eternity as what you react to God, whenyou’re living in this earth. Saya harusbagaimana bereaksi kepada Tuhan, akhirnyadapat suatu suara yang sangat dahsyatdalam hati. Kalau engkau tidakmengabarkan Injil, maka engkau lebih kalahdari orang di dalam neraka, orang yangjatuh di dalam neraka masih mengharapkansaudaranya diselamatkan. Meskipunstrateginya salah, tetapi keinginan dancinta mereka supaya saudara sekandungmereka diselamatkan lebih besar daripadaengkau yang tidak mengabarkan Injil.Teguran yang dahsyat ini membuat sayasadar, dan akhirnya air mata mengalir terus,sampai pakaian depan semua basah kuyup.Saya berkata,” Tuhan, hari ini saya janji,seumur hidup menjadi hamba-Mu,mengabarkan Injil, dan setelah Tuhanmenjawab semua pertanyaan saya,mengenai Evolusi, Atheisme, DialekticalMaterialisme, Komunisme, saya akan keseluruh dunia menjawab pertanyaan dankesulitan yang menghambat orang lainmenjadi orang Kristen. Apologetika yangmelayani penginjilan, dan theologiReformed yang solid, menjadi satu senjatadi dalam tangan saya untuk pergimenjelajah.

Sekarang setelah 51 tahun, saya sudahpernah berkhotbah kepada kira-kira 30juta manusia di dalam lebih dari 29.000 kalikebaktian. Menjelajah kira-kira 600 kotadi dalam 51 tahun. Dalam usia 68, saya masihnaik kapal terbang satu tahun 300 kali,berkhotbah 500 kali, dan di antaranya kira-kira 40 hari minggu di Indonesia, negarayang saya cintai. Bagaimana berat pun, sayatetap harus menginjili. Kekristenan harusmalu, karena bioskop mainkan cerita fiksi,namun tiap hari terus main. Gereja yangmenyatakan kebenaran, tidak tiap harimengabarkan Injil. Kepada Tuhan kitamenyembah, kepada sesama salingmengasihi, kepada dunia kita menginjili.Jikalau gereja tidak menginjili lagi, makafungsi eksistensinya berhenti dalam duniaini. Itu sebabnya gerakan Reformed Injilidiadakan, untuk memberitakan Firman yangberbobot, berkualitas, dan yang setiakepada Alkitab ke dalam, sertamengabarkan Injil yang murni dan setiakeluar.

Apakah hari ini kita masih berbeban untukpenginjilan? Waktu di London tahun 1977,saya melihat sebuah iklan di muka sebuahbioskop mengenai pertunjukan berjudul“Jesus Christ Superstar”. Tertulis dibawahnya pertunjukan itu sudah tahunketujuh, dan tiap hari dipentaskan. Satutahun 365 hari, tujuh tahun berturut-turutmelawan Yesus dengan nama “Jesus ChristSuperstar”. Pementasan yang memfitnahYesus adalah homoseks, maka semuamuridnya laki-laki. Akhirnya seorang muridyang paling cinta pada Dia dan tidak

berhasil mendapat cinta-Nya, menjual Diadengan 30 uang perak. Film yang begiturusak, yang demikian memfitnahkekristenan, bisa main selama tujuh tahundan setiap hari ada penonton. Adakahgereja yang berani mengatakan, “JesusChrist is the true saviour of the Lord,”setiap hari mengabarkan Injil selama tujuhtahun?

Kita harus sedih, karena gereja yangmengabarkan Injil murni, YesusJuruselamat, Kristus penanggung dosa,khotbah seperti ini sudah hampir hilang.Diganti dengan siapa percaya Tuhan akanmendapat mujizat, siapa percaya Tuhanakan mendapatkan kesembuhan, siapapercaya Tuhan akan menjadi kaya. Iniadalah theologi sukses, theologi berhasil,theologi makmur yang merajalela. Sedangtheologi salib, theologi kebangkitan,

theologi Kristus menjalankan hukumanmengganti manusia sudah hilang. Kita masihberani menamakan diri Kristen, pengikutKristus, orang Injili, Alkitabiah.

Begitu banyak pemuda-pemudi yang kitapanggil, kemudian mereka mulaimengabarkan Injil. Namun setelah lulus darisekolah theologi mereka menjadi tidakmengabarkan Injil. Saya sudah meneriakkanini di benua-benua yang lain berapa besarhukuman yang akan ditimpakan padarektor-rektor dan dosen-dosen theologiyang menjadikan orang yang sukamengabarkan Injil setelah belajar empattahun menjadi tidak suka mengabarkan Injil,jangan melarikan diri dari teguran sepertiini karena orang yang menegur seperti ini,seperti apa yang kamu dengar hari ini sudahsemakin sedikit. Kita mengutamakan yangbukan diutamakan oleh Tuhan, dan kitatidak mengutamakan yang diutamakan olehTuhan.

Saya harap dalam 10 tahun, Jakartabertambah 3.000 gereja. Dan satu gerejakalau ada 1.000 orang, 3.000 gereja baru 3juta orang, sedangkan PBB menghitungIndonesia, ibukotanya setiap tahun palingsedikit 700.000 hingga 1.000.000 manusiabertambah, di dalam 10 tahun Indonesiadengan ibukota yang kira-kira 15 jutamanusia, sampai 20 juta manusia, berartiorang yang bertambah di Jakarta sampai2025 bisa 30 juta, kalau 10 tahun tambah 3juta, kita masih hutang, tetapi pendeta-

pendeta di gereja tidak hitung, merekahanya hitung di gereja saya dulu 300sekarang 500 orang. Puji Tuhan, berartisudah bertumbuh. Pertumbuhan itudihitung persentasi, itu membuktikan kitamasih belum mengerti kehendak Tuhan.Kita melihat, kalau bankir-bankir melihatperkembangannya mengikuti pasaranberapa persen dia tahu, tapi pemimpinKristen tidak sadar. Pendeta-pendetamenggembalakan satu juta orang Kristendi Indonesia, sudah 20 tahun, seluruhnyadigabung tambah 200.000 sudah senang,tapi penduduk tambah 10 juta. Yangmenginjili tidak banyak, pertumbuhanmakin merosot, inikah kekristenan?Penginjilan yang dilakukan oleh sayasekarang mungkin mendapat tantanganlebih banyak, karena saya sudah mendirikangereja. Namun dukungan tidak pernah darimanusia, dukungan selalu dari Tuhan. KKRyang saya pimpin tidak pernah menaruhalamat gereja saya, tak pernah umumkankebaktian saya, karena penginjilan adalahuntuk sekota. Dan setelah selesai, masing-masing bebas pergi kemana saja, karenapenginjilan bukan bermotivasi menambahanggota gereja saya. Kita menginjili zamankita, kota kita, bukan untukmemperkembangkan diri kita.

Saudara-saudara, saya harap selama sayamasih hidup, saya boleh terusmemberitakan Yesus Kristus sungguh-sungguh Juruselamat. Dia betul-betul AnakAllah yang diwahyukan dan dinubuatkanoleh para nabi Perjanjian Lama. Dia yangmenggenapi semua janji bagi umatmanusia, dan satu-satunya penanggungdosa manusia. Dia satu-satunya yang matibukan karena dosa sendiri, namun untukmenanggung dosa manusia. Dia satu-satunya yang bangkit dari antara orangmati, karena kuasa-Nya melampaui kuasamaut dan kuasa dosa. Selain Dia, tidak adajuruselamat yang lain. Terakhir kali kitamengadakan KKR di Stadion Utama adalahtahun 2003. Saya mengundang Bapak AgusLai menjadi ketua. Saat itu saya diteguroleh Tuhan, karena sebelumnya dua kalitema KKR saya adalah “Apakah Ini MaknaHidupku?” dan sebagainya. Akhirnya suatuteguran dari Tuhan, kenapa tidak beranilangsung katakan Yesus Juruselamat?Kenapa engkau harus pakai cara supayamenarik lebih banyak orang? Maka tahun2003 saya mengatakan, temanya adalah“Yesus Kristus Juruselamat Dunia”.Saudara-saudara, biarlah Injil terusdikabarkan, saya hanya mau kita berdoabersama supaya kehendak Tuhan yang jadi,nama-Nya dipermuliakan, kerajaan-Nya tiba,kehendak-Nya terjadi, karena semua kuasa,kerajaan, dan kemuliaan hanya dimiliki olehTuhan. Amin.

(Ditranskrip dari sharing visi Pdt. StephenTong dengan para tokoh Kristen padatanggal 07 Juni 2008 dan diambil darihttp://www.jakarta2008.com)

Page 15: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/08 15

Sharing dari Ketua Umum KKR Jakarta2008

Seperti banyak dari kita telah mengenalseorang hamba Tuhan yang sering dipanggilIbu Maria. Beliau adalah istri dari Pdt.Romeo Mazo dan saat ini sedang melayanidi GRII Singapura. Mari kita simak sharingbeliau mengenai pergumulan KKR Jakarta2008.

Dear Redaksi Pillar,

Pak Tong meminta saya menjadi ketua umumKKR Jakarta 2008. Walaupun secara waktudan jarak saya tidak mungkin maksimalkarena setelah Pdt. Amin Tjung dipanggilTuhan, saya diminta kembali melayanisebagai asisten gembala di GRII Singapurasejak Juli 2007. Bapak John Prawiromarutosebagai Ketua Pelaksana yang lebih banyakmenangani day-to-day activity dari KKRJakarta 2008 ini. Saya bukan dari keluarga Kristen tetapidisekolahkan di Sekolah Kristen Ketapangdan pada waktu kelas SMP kelas 1 mengikutiKKR Siswa yang diadakan oleh sekolah danKKR tersebut dipimpin oleh Ev. StephenTong. Dalam kesempatan tersebut sayamenerima Kristus sebagai Tuhan danJuruselamat. Saya kemudian berjemaat,bertumbuh, dan melayani di Gereja KristusKetapang dan terlibat sebagai panitia SPIKI tahun 1984 dan seterusnya sampaisekarang. Mulai dari SPIK tahun 1984, sayamulai sadar, mengenal, dan belajar theologiReformed sampai saya menyerahkan dirisecara full melayani Tuhan di dalamGerakan Reformed Injili. Mengapa saya mau meninggalkanpekerjaan dan mau terjun ke dalamgerakan Reformed Injili? Karena kesadaranyang Tuhan beri dan melalui belajar didalam mengikuti SPIK dari tahun pertamadan terjadinya perubahan nilai (proses yangtidak mudah karena perubahan haluan). Tuhan memberikan harta yang kekal kepadagereja, yaitu Injil keselamatan, oleh karenaitulah maka kita harus memberitakan-Nya.Allah menyelamatkan manusia melalui

Kristus. Injil diberitakan kepada anak-anak/siswa, guru-guru (KKR Regional), umum(KKR umum, baik di Istora dan Gelora BungKarno), dan juga kepada pribadi (personalevangelism) dalam hidup kita sehari-harikarena berita baik atau anugerah yang kitatelah terima menjadi anugerah yang haruskita bagikan. KKR diadakan dengan nama STEMI karenaKKR bersifat interdenominasi dan harusmenjangkau kalangan umum baik sekolah,gereja, yayasan sosial misalnya pantiasuhan, pusat rehabilitasi, tempat kursusbahasa, kursus musik, pusat pelatihan olahraga, lembaga pendidikan umum (college/universitas) dan sebagainya. SedangkanGereja bersifat denominasi.

Kami mengharapkan melalui KKR ini banyakorang di Jabodetabek mendengar,menerima Kristus sebagai Tuhan danJuruselamat dan melalui media massa beritaini dapat diteruskan dan kiranya Tuhanmemberikan kebangunan rohani yang sejatimelalui pengertian Firman yang benar yangmanusia terima sehingga kita dapatberespon kepada Tuhan dengan benar danbertumbuh. Bagi orang yang sudahpercaya, maka kita akan diteguhkan imandan jemaat- jemaat/Gereja akan sangat

dikuatkan dan lebih mengasihi Tuhan, lebihgiat melayani Tuhan dan akan bertumbuhdalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Kitapatut bersyukur kepada Tuhan bahwa padazaman ini, Tuhan menyediakan hamba-Nya,Pdt. Stephen Tong, yang memiliki bebanpenginjilan dan mempunyai strukturtheologi yang kuat, untuk memimpin KKRJakarta 2008.

Pdt. Stephen Tong telah melayanipemberitaan Injil sebagai penginjil jauhsebelum beliau memulai Gereja ReformedInjili, bukan sebaliknya. STEMI sudah adalebih dulu, baru GRII didirikan pada tahun1990. Saya menyarankan bagi pembacaPillar agar kita dapat mengerti visi GerakanReformed Injili yang telah Pdt. StephenTong uraikan secara detil di BuletinMomentum sehingga kita bisa mengertikeunikan antara STEMI dan GRII. Keduanyaadalah wadah dari Gerakan Reformed Injili.Baik GRII maupun STEMI didirikan oleh Pdt.Stephen Tong karena keunikannya, yaituReformed Theology (yang menjadi fondasi)dan Penginjilan (dinamika/perjuangan/fighting spirit memenangkan jiwa bagiTuhan).

Redaksi Pillar

KKR Jakarta 2008: SIAPAKAH KRISTUS?

Salah satu penyebab terjadinya Skisma (Perpecahan) Timur-Barat (East-West Schism) antara GerejaOrtodoks Timur (gereja Timur) dan Gereja Katolik Roma (gereja Barat) pada masa abad pertengahan(Medieval) adalah mengenai istilah Filioque. Filioque adalah bahasa Latin yang berarti “dan Anak”.Istilah ini disisipkan di dalam Pengakuan Nicea setelah kalimat: “And in the Holy Ghost, the Lord andGiver of life, who proceedeth from the Father and the Son” (Et in Spíritum Sanctum, Dóminum etvivificántem: qui ex Patre Filióque procédit). Istilah ini pertama kali muncul pada Konsili ketiga diToledo, Spanyol, pada tahun 589 untuk menghadapi bidat Arius yang tidak mengakui kesetaraan AllahAnak dan Allah Bapa. Istilah ini dipermasalahkan oleh Phontius, Patriach dari Konstantinopel pada abadke-10 didalam konflik dengan Paus Nicholas I. Phontius menggunakan istilah ini sebagai bahan konflikdengan Paus yang menghentikan dia dari jabatannya, sehingga hal ini memperuncing isu doktrinalantara Timur dan Barat. Sebenarnya istilah ini sudah ada di dalam Alkitab, di mana Roh Kudus disebutjuga “Roh Anak”, “Roh Kristus”, “Roh Yesus Kristus” (Gal. 4:6, Rm. 8:9 dan Flp. 1:19) dan di dalam InjilYohanes yang menyatakan Roh Kudus diutus oleh Yesus (Yoh. 14:16, 15:26, 16:7).

http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf214.ix.iv.html; http://en.wikipedia.org/wiki/Filioque; http://en.wikipedia.org/wiki/Nicene_Creed

Page 16: Buletin Pillar GRII No.62 September 2008

Pillar No.62/September/0816

Judul : Arsitek Jiwa IIPenulis : Pdt. Dr. Stephen TongPenerbit : Lembaga Reformed Injili IndonesiaTebal : 137 halamanCetakan : Kedua, Agustus 1995

ARSITEK JIWA IIARSITEK JIWA IIARSITEK JIWA IIARSITEK JIWA IIARSITEK JIWA II

B agaimanakah menjad i seorangpendidik yang baik? Apa yangmenjadi keunikan kekristenan dalam

pendidikan? Buku ini merupakan pelengkapbuku “Arsitek Jiwa 1” yang lebih difokuskandalam metode pendidikan anak. Pembacadapat membaca buku yang pertama dandilanjutkan dengan buku ini untukmendapatkan pengajaran yang lebihkomprehensif dari kedua serial “Arsitek Jiwa”yang dibahas oleh Pdt. Dr. Stephen Tong.

Menyambung dari buku pertama yangmenekankan bahwa pendidikan Kristen adalahmenegakkan karakter keKristenan yangbertanggung jawab, maka buku ini lebihmenekankan tentang rahasia kesuksesan dalampendidikan Kristen, yaitu guru itu sendiri. Padabab pertama, Pak Tong membahas tentangkualitas dan relasi antara guru dan murid, yangdiawali dengan perbandingan antara guruagama dan guru lainnya, yaitu dalam tujuanyang bersifat Theocentric danAnthropocentric. Menjadi guru merupakanpanggilan yang sangat mulia, karena di dalamYakobus 3:1 dikatakan bahwa: “Janganlahbanyak orang di antara kamu mau menjadi gurusebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akandihakimi menurut ukuran yang lebih berat.”Kalimat ini memiliki makna yang begitu dalam,dan ayat ini diberikan agar kita tidaksembarangan ingin menjadi guru, karenamenjadi guru menyangkut hidup orang lain,khususnya hidup orang yang dididik. Sebagaiguru Kristen, seseorang juga harus dituntutsudah dilahirkan kembali; dilahirkan kembalioleh Roh Kudus, dilahirkan kembali oleh Allah,dilahirkan kembali dalam Firman, dan dilahirkankembali dari Injil. Selain itu, prinsip-prinsippenting yang perlu diperhatikan dalampembentukan karakter seorang murid adalahkasih, keadilan, bijaksana, dan kebajikan.Menjadi guru yang baik juga harus didukungoleh sistem pendidikan yang baik pula, yangmemiliki urutan sebagai berikut: Guru yangbermutu, bahan pelajaran yang sangatbermutu, murid-murid yang bisa dididik, danfasilitas yang memadai. Urutan ini tidak bolehdiputarbalikkan. Bab ini juga membahastentang tuntutan dasar yang harus dimilikioleh seorang guru Kristen, dan cara pandangseorang guru kepada murid sebagai suatupribadi, bukan sebagai suatu objek profit.Karena kalau kita memandang manusia sebagaialat untuk mendapatkan keuntungan diri, makakita sebagai manusia tidak menjalankan tugaskita sebagai wadah kebenaran.

Setelah kita mengerti peranan seorang guru,khususnya guru Kristen, di dalam bab 2 PakTong membahas tentang metode pendidikanKristen, yang diawali dengan peranan RohKudus dalam pendidikan. Mazmur 78:72mengatakan bahwa: “Ia menggembalakanmereka dengan hati yang tulus dan menuntunmereka dengan cara yang bijaksana.” Hati yang

tulus bersifat di dalam dan bijaksana bersifatdi luar. Ini merupakan lukisan bagi seorang guruatau pengajar. Seorang pemimpin yang baikharus memiliki kebenaran, ketulusan, dankejujuran sebagai dasar motivasi dankelincahan, kebijaksanaan, keterampilan dalamteknik kepemimpinan. Alkitab juga mengatakanbahwa kita harus senantiasa dipenuhi oleh RohKudus. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran dankebenaran Firman adalah Firman yang kudus.Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar adalahmenurunkan Firman dari surga ke dunia. Firmanmenjadi tulisan dan Firman menjadi Daging.Mendidik di dalam kebenaran adalah implikasidari hidup di dalam kepenuhan Roh Kudus.Wadah yang kepenuhan air akan mengalirkanair itu keluar dan menjadi berkat untuk oranglain. Cara mengalirkan air tersebut bisadimiringkan ataupun dibocorkan, tetapi kitasebagai wadah kebenaran biarlah terisi secaraalami oleh kebenaran dan menjadi berkatuntuk orang lain dengan tidak dibuat-buat.Dalam bab ini Pak Tong juga membahas tentangklasifikasi proses belajar yang menurut sayaadalah salah satu teknik belajar yang sangatbaik, karena proses belajar yang dipaparkansangat komprehensif dan relevan, yaitu prosesbelajar melalui indra, respon jiwa, imajinasi,penganalisisan rasio, penemuan fakta-faktayang berlawanan, praktek, dan mencontoh.Ketika kita ingin mengajar, kita harusmengajarkan kebenaran. Kita harus sudahmenyadari bahwa kita adalah murid kebenaran.Salah satu bahan peraga adalah diri kita sendiri.Maka tahapan pendidikan yang penting jugadibahas dalam buku ini mencakup informasi,iluminasi, inspirasi, improvisasi, dan inquiry.Tentu saja, kita juga tidak akan pernah lepasdari pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yangbaik adalah pertanyaan yang bersifatmengkonsolidasi pikiran murid dan bersifatkonstruktif, guru yang baik akan bertanyakepada muridnya bukan dengan tujuan sengajauntuk merusak pemikiran mereka, melainkanuntuk menuntun murid agar dapat berpikirlebih ke depan dan dengan tujuan agar muridtersebut dapat maju.

Setelah kita mengerti tentang kualitas guru,relasi antara guru dan murid, serta metodependidikan Kristen yang berdasar dari prinsipfirman Tuhan, Pak Tong juga membahastentang otoritas seorang guru. Sebelumnyakita harus mengerti apakah itu ordo otoritasyang dijelaskan di dalam Alkitab. Yang pertama,Pak Tong memberikan penjelasan ordo dalamaspek theologis yang menempatkan Tuhansebagai otoritas tertinggi, manusia sebagaiwakil Allah, dan alam itu sendiri. Ordo ini tidakboleh diputarbalikkan demi kelancaran suatusistem yang diberikan Allah, manusia pernahmencoba mengubah ini ketika Hawa terpikatoleh godaan ular dan mempengaruhi Adamuntuk memakannya pula. Maka timbullahkekacauan/chaos yang menyebabkan manusia“mati” di hadapan Allah, dan ketika Yesus

Kristus datang untuk pertama kalinya (Firmanmenjadi Daging), maka tugas-Nya adalah untukmemperbaiki ordo otoritas agar kembali ketempatnya dengan baik seperti semula.Pentingnya ordo dalam relasi pendidikan punharus memiliki dasar pemikiran seperti ordoyang terdapat dalam Alkitab, agar dapatmenjadi suatu sistem pembelajaran yang baikdan bertanggung jawab. Setelah dilihat dariaspek theologis, maka yang berikutnya PakTong menjelaskan otoritas seseorang dariaspek praksis/praktek sehari-hari. Seorangguru yang agung memiliki sifat selalu maumenjadi murid kebenaran. Menjadi muridkebenaran yaitu menjadi murid yang selaluingin menjadi wadah kebenaran. Tetapi yangkadang menjadi kesulitan adalah menjadiequilibrium antara keadilan dan cinta kasih.Harmonisasi antara keadilan dan cinta kasihakan menjadikan guru tersebut memiliki sifatbijaksana yang sangat tinggi. Adapun dibahastentang sikap guru yang terlalu keras kepadamuridnya atau terlalu lembut kepada muridnyaakan berdampak buruk bagi murid tersebut,karena kita sebagai guru seharusnya memilikisifat bijaksana. Di sini juga diberikan beberapakasus praktis, seperti kita juga harusmemperhatikan kondisi kelas kita agar terjadiproses belajar dan mengajar yang baik. Jangansalahkan murid ketika mereka ribut karenaadanya ventilasi buruk, tempat duduk yangtidak memadai, dan ruangan yang terlalu padat.Hal praktis juga harus diperhatikan. Pada akhirbab 3 ditekankan sekali lagi bahwa tugas kitasebagai guru adalah membawa orang kepadaotoritas Allah melalui otoritas kita yang sudahterlebih dahulu ditundukkan di bawah otoritasAllah, baru kemudian melalui kebenaran, cintakasih, dan keadilan Allah kita menaklukkanorang lain.

Setelah tuntas membahas tentang otoritasseorang guru pada bab 3, juga diberikan FAQ(Frequently Asked Question) pada babtambahan. Pada bab ini banyak sekali jawaban-jawaban yang sangat memberikan inspirasi dansangat kental aspek pendidikan. Kiranya bukuini dapat memberikan pengertian yang lebihmendalam dan komprehensif di dalampendidikan Kristen.

Hans Yulizar SebastianPemuda GRII Pusat