Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB -...

30
Buletin Observatorium Bosscha Observatorium Bosscha, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung No. 4/II/2007, Oktober-Desember 2007 Editorial Buletin Observatorium Bosscha diterbitkan sebagai rekaman dan rangkuman berbagai aktivitas yang berlangsung di Observatorium Bosscha, FMIPA - ITB. Buletin ini ditujukan sebagai media informasi, dengan titik berat pada berita. Buletin ini terbit dengan jadwal triwulan. Redaksi juga menerima sumbangan artikel serta data berupa citra/spektra/kurva untuk ditampilkan pada Gambar Bulan Ini. Artikel dapat berupa ulasan pendahuluan mengenai program penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas Observatorium Bosscha, maupun tentang astronomi secara umum. Gambar Bulan Ini Nebula Lagoon (M8), dipotret tanggal 2 – 3 Agustus 2007 di Observatorium Bosscha, oleh Denny Mandey. Citra ini diperoleh dengan menggunakan Teleskop Celestron Nexstar8 GPS 8’ f/10 (IAO) dan dengan detektor CCD ST-9 XE. Filter yang digunakan adalah RGB dan diambil masing- masing 10 frame. Tiap frame dibuat dengan waktu eksposur 30 detik. Perangkat lunak yang digunakan adalah CCDops untuk pengambilan citra dan IRIS untuk pengolahan citra. Tanggal-tanggal Penting Belum ada pengumuman resmi dari Ditjen Dikti, namun perlu diingatkan bahwa pemasukan proposal untuk Program Hibah Bersaing dan Hibah Pascasarjana adalah sekitar bulan Maret atau April 2007. Berita PBB Mendeklarasikan Tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi International (International Year of Astronomy/IYA2009) Tanggal 20 Desember 2007 yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa, melalui sidang Majelis Umum ke-62, secara resmi mendeklarasikan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional – International Year of Astronomy (IYA2009). Hal ini ditujukan untuk memperingati 400 tahun penggunaan teleskop untuk pertama kalinya bagi keperluan astronomi oleh Galileo Galilei. Resolusi ini merupakan prakarsa dari International Astronomical Union (IAU) dan UNESCO, dan diajukan ke PBB oleh Italia sebagai negara asal dari Galileo. (Tahun 2005, PBB menyatakannya sebagai Tahun Fisika Internasional, untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas khusus oleh Einstein). Perjalanan untuk sampai pada deklarasi resolusi secara resmi ini sendiri sangatlah panjang. Bermula dari ketetapan IAU pada sidang Majelis Umum tanggal 23 Juli 2003 di Sydney, Australia, yang secara aklamasi mengusulkan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional. Berikutnya, usulan ini diajukan ke UNESCO atas prakarsa Italia dan akhirnya diterima oleh Konferensi Umum UNESCO pada sesi ke-33 tahun 2006, dan kemudian direkomendasikan oleh UNESCO ke PBB. Dengan resolusi ini, PBB menetapkan UNESCO sebagai lead agency dan IAU sebagai badan fasilitator untuk IYA2009. Sebagaimana kita ketahui, pengamatan astronomi menggunakan teleskop oleh Galileo menghasilkan penemuan-penemuan astronomi yang fundamental dan telah memicu revolusi saintifik yang mengubah pandangan kita tentang alam semesta secara mendalam. Penemuan bulan-bulan Jupiter oleh Galileo memberikan bukti untuk membantah konsep geosentrik. Kemudian hukum gerak planet memberikan fondasi penting bagi penemuan hukum- hukum mekanika oleh Isaac Newton. Sains moderen kemudian tumbuh sangat pesat. Dewasa ini, teleskop-teleskop, baik landas-bumi maupun landas-

Transcript of Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB -...

Page 1: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

Buletin Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung

No. 4/II/2007, Oktober-Desember 2007

Editorial Buletin Observatorium Bosscha diterbitkan sebagai rekaman dan rangkuman berbagai aktivitas yang berlangsung di Observatorium Bosscha, FMIPA - ITB. Buletin ini ditujukan sebagai media informasi, dengan titik berat pada berita. Buletin ini terbit dengan jadwal triwulan. Redaksi juga menerima sumbangan artikel serta data berupa citra/spektra/kurva untuk ditampilkan pada Gambar Bulan Ini. Artikel dapat berupa ulasan pendahuluan mengenai program penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas Observatorium Bosscha, maupun tentang astronomi secara umum. Gambar Bulan Ini

Nebula Lagoon (M8), dipotret tanggal 2 – 3 Agustus 2007 di Observatorium Bosscha, oleh Denny Mandey. Citra ini

diperoleh dengan menggunakan Teleskop Celestron Nexstar8 GPS 8’ f/10 (IAO) dan dengan detektor CCD ST-9 XE. Filter yang digunakan adalah RGB dan diambil masing-

masing 10 frame. Tiap frame dibuat dengan waktu eksposur 30 detik. Perangkat lunak yang digunakan adalah

CCDops untuk pengambilan citra dan IRIS untuk pengolahan citra.

Tanggal-tanggal Penting

Belum ada pengumuman resmi dari Ditjen Dikti, namun perlu diingatkan bahwa

pemasukan proposal untuk Program Hibah Bersaing dan Hibah Pascasarjana adalah sekitar bulan Maret atau April 2007.

Berita PBB Mendeklarasikan Tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi International (International Year of Astronomy/IYA2009) Tanggal 20 Desember 2007 yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa, melalui sidang Majelis Umum ke-62, secara resmi mendeklarasikan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional – International Year of Astronomy (IYA2009). Hal ini ditujukan untuk memperingati 400 tahun penggunaan teleskop untuk pertama kalinya bagi keperluan astronomi oleh Galileo Galilei. Resolusi ini merupakan prakarsa dari International Astronomical Union (IAU) dan UNESCO, dan diajukan ke PBB oleh Italia sebagai negara asal dari Galileo. (Tahun 2005, PBB menyatakannya sebagai Tahun Fisika Internasional, untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas khusus oleh Einstein). Perjalanan untuk sampai pada deklarasi resolusi secara resmi ini sendiri sangatlah panjang. Bermula dari ketetapan IAU pada sidang Majelis Umum tanggal 23 Juli 2003 di Sydney, Australia, yang secara aklamasi mengusulkan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional. Berikutnya, usulan ini diajukan ke UNESCO atas prakarsa Italia dan akhirnya diterima oleh Konferensi Umum UNESCO pada sesi ke-33 tahun 2006, dan kemudian direkomendasikan oleh UNESCO ke PBB. Dengan resolusi ini, PBB menetapkan UNESCO sebagai lead agency dan IAU sebagai badan fasilitator untuk IYA2009. Sebagaimana kita ketahui, pengamatan astronomi menggunakan teleskop oleh Galileo menghasilkan penemuan-penemuan astronomi yang fundamental dan telah memicu revolusi saintifik yang mengubah pandangan kita tentang alam semesta secara mendalam. Penemuan bulan-bulan Jupiter oleh Galileo memberikan bukti untuk membantah konsep geosentrik. Kemudian hukum gerak planet memberikan fondasi penting bagi penemuan hukum-hukum mekanika oleh Isaac Newton. Sains moderen kemudian tumbuh sangat pesat. Dewasa ini, teleskop-teleskop, baik landas-bumi maupun landas-

Page 2: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

2

layang (di antariksa), terus menyelidiki alam semesta, 24 jam sehari pada seluruh panjang gelombang. IYA2009 menggarisbawahi kerjasama global bagi perdamaian – pencarian asal-usul kita dalam kosmos dan warisan kita bersama yang menghubungkan seluruh warga planet Bumi. Selama ribuan tahun, para astronom telah bekerja bersama-sama menembus semua batas termasuk batas-batas geografis, gender, usia, budaya, dan ras, sesuai dengan piagam PBB. Dalam pengertian ini, astronomi merupakan contoh klasik bagaimana sains dapat berkontribusi untuk memajukan kerjasama internasional. Astronomi merupakan sumber inspirasi tak ternilai bagi kemanusiaan di seluruh bangsa-bangsa. IYA2009, pertama dan utamanya, adalah suatu aktivitas bagi warga planet Bumi, yang ditujukan untuk berbagi pengetahuan fundamental tentang alam semesta dan tempat kita di dalamnya. Sejauh ini sudah terdapat 100 negara dan 14 organisasi yang menyatakan turut serta merayakan IYA2009; termasuk Indonesia. Bangladesh adalah negara ke-100 yang menyatakan partisipasinya pada IYA2009. Berbagai persiapan sedang dilakukan menyongsong perayaan ini, dan di Indonesia kegiatan ini dikoordinasi oleh Observatorium Bosscha. UNAWE – Indonesia Pada tahun 2005, di ESO Headquarter di Garching, Jerman, dibentuk suatu tim kerja internasional untuk memulai sebuah proyek bernama Universe Awareness for Children (UNAWE) yang misinya adalah memperkenalkan keindahan dan luasnya alam semesta pada anak-anak sebagai cara yang menyenangkan untuk mereka belajar sains, mengenal anak dari berbagai bangsa, dan menanamkan rasa cinta damai sejak usia dini. UNAWE sangat memperhatikan secara khusus anak-anak yang kurang beruntung di dunia ini. Indonesia dipilih untuk ikutserta dalam berbagai kegiatan rintisan UNAWE ini. Untuk IYA2009 telah dicanangkan sekitar 10 global cornerstone projects, dan Universe Awareness for Children adalah salah satunya. Setelah melalui proses perkenalan pada berbagai institusi melalui beberapa media dan berbagai ujicoba, tahun ini di Indonesia dibentuk tim kerja perintis yang diberi nama Universe Awareness Indonesia (UNAWE Indonesia), untuk menginisiasi program UNAWE di Indonesia. Pekerjaan UNAWE Indonesia adalah mengembangkan program generik UNAWE ke dalam program yang sesuai untuk anak-

anak Indonesia dan menjalankannya. Anggota tim ini adalah staf pengajar dan beberapa mahasiswa Program Studi Astronomi, beberapa alumni, staf Observatorium Bosscha, guru SD, rekan dari Planetarium Jakarta, dari Himpunan Astronom Amatir Jakarta, dan dari LAPAN. Antara tanggal 28 Desember 2007 – 2 Januari 2008 ini UNAWE Indonesia akan mengunjungi anak-anak di beberapa desa di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai Pilot Project UNAWE Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi: http://www.unawe.org/joomla/ Peresmian Wisma Kerkhoven – Observatorium Bosscha, oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Rektor ITB, 15 Desember 2007 Sebuah gedung yang dulunya disebut Rumah A Observatorium Bosscha, yang merupakan kediaman dinas Direktur Observatorium Bosscha, mulai tanggal 15 Desember 2007, secara resmi telah dialihfungsikan sebagai sarana faculty house, yang tidak lain merupakan gedung pertemuan ilmiah.

Dua orang siswi SD Pancasila-Lembang memberikan bunga kepada Menristek, menyambut kedatangannya. Selain dapat digunakan sebagai ruang rapat dan lokakarya, di ruang utama (dengan sarana multimedia dan internet), sarana ini juga dilengkapi dengan sebuah lounge untuk menerima tamu-tamu penting observatorium serta sebuah museum astronomi. Museum yang ada dalam sarana ini ditujukan untuk menyimpan secara display berbagai barang yang sudah sangat berumur namun tentu sangat berharga, yang dimiliki oleh Observatorium Bosscha. Koleksi yang disimpan antara lain dokumen-dokumen tua yang sangat penting, salah satunya sumbangan dari astronom terkenal Willem de Sitter; alat-alat ukur,

Page 3: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

3

misalnya sextant, mesin hitung, kronometer, jam penera, dan lain-lain; serta beberapa teleskop, misalnya teleskop Secretan keluaran tahun 1884, yang pernah digunakan di Observatorium Bosscha, dan telah diganti dengan teleskop yang lebih moderen.

Dari kanan ke kiri: Prof. Emmy Suparka Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan-ITB, mewakili Rektor ITB; Dr. Kusmayanto Kadiman, Menristek; Arnold van der Zanden, mewakili Dubes Belanda; dan Astronot Malaysia, Dr. Sheikh Muszaphar. Gambar-gambar atau foto-foto yang dipajang juga dimaksudkan untuk menggambarkan sejarah Observatorium Bosscha maupun sejarah astronomi Indonesia secara umum. Belum semua koleksi telah dipajang di sini, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Karena itu, museum ini belum siap dibuka untuk umum. Namun, direncanakan dalam kesempatan-kesempatan tertentu, museum akan dapat dikunjungi secara terbatas.

Kiriman bunga dari Keluarga Kerkhoven.

Sarana yang dinamai Wisma Kerkhoven ini juga memiliki ruang makan, koridor, toilet, dua kamar tidur, ruang santai, dapur, dan ruang-ruang penyimpanan, namun masih belum dilengkapi dengan mebel-mebel

yang diperlukan. Selain itu, sarana ini dikelilingi taman yang luas, yang dapat mendukung kegiatan sejenis lokakarya. Taman ini memerlukan perawatan yang terus menerus.

Dialog interaktif dengan astronot Malaysia merupakan daya tarik tersendiri bagi anak-anak sekolah yang menghadiri acara ini. Renovasi dan alih fungsi Rumah A ini dapat direalisasikan di tahun 2007 berkat perhatian dan bantuan dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, RI. Bantuan dana dapat direalisasikan sebagai dana pendamping dari donasi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda, yang berkunjung ke Observatorium Bosscha, bulan Mei tahun lalu bersama Menristek RI.

Penanaman pohon oleh Menristek. Lima pohon yang lain juga ditanam sebagai simbol peresmian. Menristek RI, Kusmayanto Kadiman, berkenan meresmikan Wisma Kerkhoven pada tanggal 15 Desember 2007 bersama Rektor ITB, yang diwakili oleh Prof. Emmy Suparka, Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan. Hadir sebagai undangan antara lain Duta Besar Kerajaan Belanda, yang diwakili oleh Sekretaris Pertama Kedutaan, Arnold van der Zanden; wakil keluarga Kerhoven, yang

Page 4: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

4

seharusnya diwakili oleh Christopher Devries akhirnya berhalangan hadir, dan diwakili oleh Dwito Hermanadi. Wakil Kedutaan Belanda ini menyampaikan sambutannya dalam Bahasa Indonesia yang fasih.

Pengguntingan pita melati menandai peresmian Wisma

Kerkhoven. Selain itu, Menristek, yang didampingi oleh para staf KNRT, secara khusus juga mengundang astronot Malaysia, Dr. Sheikh Muszaphar (yang mengangkasa bulan Oktober yang lalu), didampingi oleh staf dari Lembaga Angkasa Malaysia; dan para pengelola situs web NetSains, yaitu sebuah media informasi tentang sains. Acara ini dihadiri pula oleh Muspida setempat, serta para guru dan siswa-siswa sekolah di Lembang, Tasikmalaya, Bekasi, dan Jakarta, serta para rekan kerja pendukung Observatorium Bosscha dan alumni astronomi-ITB. Acara talkshow digelar berupa tanya jawab antara Ibu Emmy Suparka, Kepala Observatorium Bosscha, dan astronot Malaysia dengan para siswa-siswa sekolah tersebut. Kehadiran astronot Malaysia ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa, dan banyak pertanyaan seputar bagaimana pengalaman berada di ruang angkasa.

Acara peresmian secara simbolis dilakukan dengan penanaman enam pohon, masing-masing oleh Menristek, Rektor ITB, Dubes Belanda, Astronot Malaysia, Wakil keluarga Kerkhoven, dan Kepala Observatorium Bosscha; kemudian dilanjutkan dengan pengguntingan pita melati memasuki pintu tengah Wisma Kerkhoven.

Menristek dan Astronot Muszaphar duduk di Lounge

Wisma Kerkhoven.

Melihat salah satu koleksi museum: Teropong Secretan 1884. Para tamu kemudian melihat situasi bagian dalam Wisma Kerkhoven serta melihat koleksi museum, dilanjutkan dengan melihat poster-poster ilmiah yang dipamerkan di koridor dan dua ruang dalam Wisma. Mengawali kegiatan pertama setelah peresmian penggunaan Wisma Kerkhoven ini adalah Seminar Sehari Astronomi (lihat rubrik Penelitian pada edisi ini) serta pertemuan alumni astronomi. Tulisan berikut ini dibacakan pada pembukaan peresmian Wisma Kerkhoven sebagai penjelasan dipilihnya nama Kerkhoven.

Page 5: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

5

RUDOLF A1 KERKHOVEN (1879 – 1940) Sekilas, nama Rudolf A. Kerkhoven barangkali kurang begitu dikenal di kalangan umum pemerhati Observatorium Bosscha. Nama Beliau memang tidak muncul dalam publikasi-publikasi ilmiah Observatorium Bosscha, kecuali pada laporan-laporan tahunan aktivitas Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV, Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda), sejak berdirinya tahun 1920 sampai dengan tahun 1940, ketika Beliau wafat. Terkait dengan sejarah Observatorium Bosscha, nama Beliau memang tidak seterkenal nama Karel Albert Rudolf Bosscha, salah seorang tokoh utama pendiri observatorium, ataupun nama G. B. van Albada, salah seorang mantan Direktur Observatorium Bosscha periode 1950-an yang juga guru besar di perguruan tinggi yang kini bernama Institut Teknologi Bandung (ITB).

Siapakah sosok R. A. Kerkhoven? R. A. Kerkhoven adalah putra Belanda yang lahir di perkebunan teh Ardja Sari, Gambung (Bandung Selatan), tanggal 27 Agustus 1879, putra dari pendiri perkebunan teh Malabar, Rudolf Edouard Kerkhoven. Selama hidupnya, R. A. Kerkhoven dikenal sebagai orang yang cerdas, rendah hati, jujur, dan penuh belas kasih. R. A. Kerkhoven kemudian pergi ke Eropa dan menempuh pendidikan tinggi di Politeknik Zurich, Swiss, di bidang teknik elektro. Setelah

1 Dalam NISV Jaarverslag 1939, A adalah Adriaan, sedangkan dalam ”De Bosscha-Sterrenwacht Van thee tot Sterrenkunde”, K. A. Van der Hucht & C. L. M. Kerkhoven, Zenit, 292 (1982), A adalah Albert. Demikian pula dalam Twee illustere theeplanters en het Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds (2006), A adalah Albert. Foto R. A. Kerkhoven di halaman ini diambil dari NISV Jaarverslag 1939.

menyelesaikan studinya sebagai insinyur, Beliau kembali ke Hindia Belanda, tahun 1904, dan kemudian memperoleh kedudukan sebagai asisten administratur perkebunan teh Malabar tahun 1907. Beliau diangkat oleh K. A. R. Bosscha yang tidak lain adalah paman beliau. R. A. Kerkhoven adalah pecinta astronomi dan mendalami banyak bidang ilmu lain. Walaupun tidak memilih astronomi sebagai karir hidupnya, selama studinya di Zurich, beliau memiliki seperangkat teleskop kecil, refractor Zeiss 13cm, untuk meneruskan hobinya sebagai astronom amatir. Peralatan ini kemudian dibawa pulang ke Hindia Belanda. Selain itu, Beliau juga membawa pulang peralatan seismograf-Wiegert seberat 100 kg ke Malabar, yang kemudian disumbangkan ke Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium di Jakarta (KMMO, Dinas Meteorologi dan Magnetik di Jakarta, yang kini menjadi BMG). K. A. R. Bosscha sendiri, atas nasehat ayahnya di tahun 1902, sangat berkeinginan kelak dapat mendirikan sebuah observatorium astronomi di Hindia Belanda. Kehadiran R. A. Kerkhoven, karena itu, semakin memperkuat keinginan mewujudkan cita-cita tersebut. Tahun 1919, Bosscha mendengar dari KMMO bahwa seorang astronom bernama J. Voûte (yang sebenarnya adalah lulusan teknik sipil, namun memiliki banyak pengalaman sebagai pengamat di Observatorium Capetown, Afrika Selatan, dan Leiden), akan diperbantukan di Jakarta, dan dijanjikan bahwa teleskop Merz 19cm akan dikirimkan dari Leiden. Teleskop itu sendiri sebenarnya adalah sumbangan dari keluarga Bosscha. Voûte kemudian diundang oleh Bosscha dan Kerkhoven di Malabar, sekitar awal tahun 1920, untuk membicarakan kemungkinan mendirikan sebuah observatorium di Hindia Belanda. Akhirnya gagasan membentuk sebuah perhimpunan astronomi diajukan, dan berhasil diwujudkan tanggal 12 September 1920. Bosscha sebagai salah seorang tokoh yang berpengaruh mampu menghimpun banyak orang untuk berkumpul di Hotel Savoy-Homann, di Bandung, dan sepakat mendirikan NISV di mana Bosscha dipercaya sebagai ketua organisasi. Statuta organisasi ini disahkan oleh pemerintah tanggal 17 November 1920, di mana dalam salah satu programnya adalah mendirikan sebuah observatorium besar di Hindia Belanda. Bosscha menawarkan pembiayaan teleskop besar yang tidak kalah dari yang ada di Eropa, dan Kerkhoven menawarkan teleskop Zeiss miliknya, jam astronomi Richter, serta pengadaan sebuah teleskop

Page 6: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

6

transit, yang kelak memberikan jasa besar dalam turut menentukan posisi geografis Indonesia. Kerkhoven menjabat sekretaris-bendahara NISV sejak berdirinya sampai tanggal 7 April 1927, ketika Beliau meletakkan jabatan karena kesibukan-kesibukan lain dalam pekerjaannya. Namun tak lama kemudian dia diangkat sebagai anggota Dewan Penyantun melalui surat keputusan rapat umum anggota yang khusus diadakan pada tanggal 20 Agustus 1927, yang mana di dalam Dewan itu beliau ditempatkan selaku wakil presiden Dewan. Setelah wafatnya Bosscha, tanggal 25 November 1928, Kerkhoven segera diangkat menjadi ketua pengurus pusat, pada 7 Desember 1928, bersamaan dengan jabatan sebagai presiden Dewan Penyantun. Kepribadiannya dikenal menyenangkan dan Beliau menjalankan kepemimpinannya dengan arif. Ketika koleksi perpustakaan Observatorium Bosscha semakin meningkat, Kerkhoven kemudian menyumbang pembangunan gedung perpustakaan yang dirancang tahan api dan diselesaikan tahun 1931. Akhir Desember 1934, Kerkhoven meletakkan jabatannya karena alasan kesehatan, dan harus berobat ke Negeri Belanda. Namun selama kepergiannya, tidak sedikitpun perhatiannya terhadap Observatorium Bosscha berkurang. Melalui surat keputusan pengurus pusat tertanggal 20 Mei 1935, sebagai penghargaan dan penghormatan atas semua jasa-jasanya, beliau ditawarkan untuk menerima keanggotaan terhormat NISV. Pembiayaan operasional Observatorium Bosscha juga terjamin berkat donasi yang dia berikan tanpa pamrih dan selalu siap membantu manakala observatorium memerlukan pembiayaan tambahan. Tanggal 6 Februari 1940, Kerkhoven wafat dan NISV mengalami kehilangan yang sangat besar. Sampai saat ini, sebagian hartanya masih digunakan untuk disumbangkan bagi kemajuan ilmu astronomi, terwujud melalui Leids Kerkhoven-Bosscha Fonds, yang juga terus membantu Observatorium Bosscha dan astronomi Indonesia. Kiranya tidaklah berlebihan bahwa Rumah A Observatorium Bosscha, yang dulunya merupakan kediaman resmi Direktur Observatorium Bosscha, dan mulai hari ini dialih fungsikan sebagai sarana Faculty House serta Museum Astronomi Indonesia, didedikasikan dengan nama Wisma Kerkhoven. Dengan sarana baru ini di Observatorium Bosscha dan ITB, generasi baru astronom Indonesia akan

lahir. Astronomi Indonesia akan terus maju dan berkembang.

Lembang, 15 Desember 2007 Pendidikan Partisipasi pada CAP2007 Pertemuan IAU Communicating Astronomy with the Public (CAP2007) tahun ini diadakan di Athena, Yunani. Taufiq Hidayat yang seharusnya mengikuti konferensi ini, batal berangkat karena masalah visa. Namun dari Indonesia yang turut hadir adalah Avivah Yamani. Berikut ini laporannya. CAP Conference: Membawa Astronomi dari Ruang Angkasa Ke Bumi Oleh Avivah Yamani Riyadi2 Jelang akhir tahun 2007, saya mendapat kesempatan untuk turut serat dalam Communicating Astronomy with the Public Conference yang diselenggarakan di Eugenides Foundation, Athena, pada tanggal 8 – 11 Oktober 2007. Communicating Astronomy with the Public merupakan komisi 55 yang berada dalam kelompok kerja IAU. Yang menjadi pokok pembahasan dalam konferensi adalah persiapan memasuki Tahun Astronomi 2009 (International Year of Astronomy/IYA2009) dan bagaimana mengkomunikasikan astronomi di masyarakat yang heterogen melalui media gambar, video, maupun web. Apalagi dengan perkembangan podcast, youtube, my space, blog dan semua fitur dari web 2.0. Web 2.0 sendiri adalah generasi kedua dari web dengan kekuatan pada komunitas yang dibentuk dan jaringan diantara pengguna. Dalam konferensi ini, saya berkesempatan mewakili langitselatan.com untuk menyampaikan presentasi dengan topik pemanfaatan web 2.0 dalam populerisasikan astronomi lewat blog di Indonesia. Selain menyajikan presentasi tentang populerisasi astronomi melalui blog, dalam konferensi ini saya juga membawa poster paper milik Dr. Taufiq Hidayat tentang populerisasi dan upaya memasyarakatkan astronomi di Indonesia yang disertai poster IOAA 2008. Hari pertama, konferensi secara resmi dibuka oleh Catherine Cesarsky, Presiden IAU dengan penjelasan seputar IYA 2009. Menurut Cesarsky, melalui IYA astronomi diharapkan dapat lebih humanis, alam semesta bukan lagi sesuatu yang

2 http://langitselatan.com, http://simplyvie.com

Page 7: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

7

asing dan mengawang-awang tapi dapat disosialisasikan dengan lebih baik di bumi ini. IYA juga bertujuan untuk menginspirasi komunitas-komunitas yang sudah ada maupun menginspirasi terbentuknya komunitas astronomi yang terintegrasi dengan berbagai bidang. Mengenal Astronomi dalam visualisasi gambar-gambar indah diharapkan dapat membawa masyarakat untuk menikmati keindahan alam semesta yang tak terlihat dan tak dapat dipegang.

Para peserta CAP2007.

Konferensi hari pertama sebagian besar memang diisi oleh penjelasan mengenai IYA 2009 dan rencana pelaksanaan IYA di berbagai negara. Korea contohnya, akan membuat acara turn off your light turn on the star selama 1 malam, dan acara tersebut akan dibantu oleh PLN negara tersebut dengan mematikan lampu di Busan. Hal menarik lainnya adalah, bagaimana mempersiapkan penderita tunanetra dalam mengenal keindahan gambar-gambar astronomi. Jadi foto-foto indah alam semesta bukan lagi monopoli mereka yang bisa melihat. Sepanjang sore sampai malam, acara diisi dengan presentasi planetarium, khususnya remote networking antar planetarium di dunia. Acara hari itu diakhiri dengan cocktail reception dan pertunjukan planetarium di dalam Dome. Dalam pertunjukan ini kami diajak untuk belajar mengenal objek langit di musim dingin, merasakan bagaimana mengamat dari Gemini Observatorium, serta menikmati perjalanan dari Bumi sampai ke eksoplanet dan berbagai Galaksi. Pertunjukan diakhiri dengan ikut merasakan perjalanan setiap pesawat menuju Bulan semenjak Kosmonot Rusia, Yuri Gagarin melakukan perjalanan sampai perjalanan yang dilakukan Rusia dan USA pasca Apollo 11. Keberhasilan, kegagalan, ketegangan, dan kekhawatiran selama perjalanan menuju Bulan bisa turut dirasakan dengan menikmati 3D Planetarium Show. Hari kedua, acara dimulai pukul 9 waktu setempat dan diisi dengan presentasi acara IYA 2009 di berbagai negara. Konferensi CAP secara umum memang diisi oleh presentasi mengenai rencana pelaksanaan IYA tahun 2009 di beberapa negara

seperti Serbia, China, Jepang, Amerika, Canada, Chili, Brazil, Ekuador, Australia, Inggris, Afrika Selatan, Yunani, Belanda maupun Belgia. Masing-masing punya rencana yang menarik yang akan melibatkan sekolah, maupun astronom profesional dan amatir.

Berfoto di Acropolis dengan peserta yang lain.

Paparan berbagai rencana kegiatan dilakukan mulai dari pertunjukan planetarium, astrofotografi, star party, ataupun kuliah umum dan pendidikan astronomi ke sekolah-sekolah memang menjadi agenda utama seluruh negara. Namun yang tak kalah menarik, masing-masing negara tampil dengan kekhasannya. Jepang misalnya telah membuat tokoh kartun Galileo sebagai salah satu media populerisasi. Selain Jepang, China juga tampil dengan rencana festival bulan-nya. Bicara tentang seni, Serbia juga akan mengadakan serangkaian acara seni yang terkait dengan astronomi antara lain, Astronomy Poetry (puisi astro) maupun Astronomy inspiration art. Tidak hanya itu, astronomi dalam perangko pun dicanangkan oleh Jepang dan Indonesia. IYA memang menjadi topik utama dalam konferensi ini. Akan tetapi bahasan lainnya mengenai komunikasi astronomi pada publik juga menjadi topik pembicaraan. Imbas sosial yang terjadi sebagai hasil dari populerisasi astronomi maupun metode-metode dalam populerisasi astronomi juga dibahas dan menjadi perhatian dari IAU. Pendidikan astronomi ke sekolah menjadi salah satu cara membangkitkan gairah siswa untuk mengenal dan menyukai sains. Selain pendidikan astronomi ke sekolah, membangun keingintahuan sains lewat astronomi dalam dalam diri anak-anak yang termarjinalkan juga sangat penting. Disini UNAWE mengambil peran untuk membangun keingintahuan tentang langit serta membangun toleransi dan rasa kebersamaan diantara anak-anak

Page 8: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

8

yang ada di seluruh dunia. UNAWE lebih banyak bergerak di negara-negara dunia ketiga dimana anak-anak di negara tersebut memiliki trauma, atau permasalahan sosial yang menyebabkan mereka harus kehilangan masa kanak-kanaknya. Berbagai metode dikembangkan untuk dapat menjangkau anak-anak tersebut, baik melalui pendekatan budaya maupun melalui permainan dan seni. Kesempatan untuk saling mengenal dan menjalin persahabatan antar negara juga dibuka bagi anak-anak tersebut.

Poster yang dipresentasikan.

Metode populerisasi astronomi ini sangat tidak terbatas. Pendekatan budaya melalui dongeng juga menjadi pilihan dalam memperkenalkan benda-benda langit. Imajinasi dalam mitos dibiarkan berkembang dalam diri setiap anak, membawa mereka memiliki rasa ingin tahu yang lebih dalam akan astronomi. Dari kedua tersebut kami tidak hanya diajak untuk berkonferensi saja namun juga melakukan kunjungan ke Acropolis of Athens atau yang juga dikenal sebagai Acropolis. Di Acropolis ada beberapa situs arkeologi, namun dalam kunjungan tersebut kami dibawa ke Parthenon, salah satu situs arkeologi yang dibangun untuk Dewi Athena. Karena alasan keamanan, ternyata kami tidak bisa memasuki Parthenon. Walau kecewa para peserta masih bertekad untuk kembali berkunjung sebelum kembali ke negara masing-masing. Dari Acropolis, kami kemudian diajak megunjungi National Observatory of Athens dan kegiatan hari itu diakhiri dengan Conference Dinner di Roof Garden Resturant, Hotel Acropolis.

Hari ketiga dan keempat, konferensi dilanjutkan pada topik komunikasi astronomi yang lebih luas. Salah satu topik yang menarik adalah pembicaraan mengenai penyajian gambar-gambar astronomi untuk menarik perhatian masyarakat dalam mengenal astronomi. Nah, berbicara tentang gambar astronomi, Malaysia justru mencoba mempopulerkan astronomi lewat motif-motif didalam batik, melalui lomba batik astronomi di negara tersebut. Lain Malaysia, lain pula di Hong Kong. Untuk dapat membawa masyarakat untuk berpikir bintang adalah bintang di langit bukannya Jackie Chan, Andy Lau, Gigi Leung dan sederet artis ternama lainnya, maka diadakanlah Shaw Prize bagi para astronom. Dengan adanya acara tersebut, maka pemberitaan media akan memberi dampak pada masyarakat untuk memahami apa itu astronomi. Selain kedua negara tersebut, topik gambar astronomi tidak selalu mengacu pada foto melainkan juga bagaimana menyajikan film astronomi kepada masyarakat. Media lainnya yang terus menerus menjadi pusat perhatian adalah perkembangan web 2.0 dalam hal ini media blog, podcast, you tube, itunes dll. Melalui media-media tersebut astronomi juga dapat dimasyarakatkan mengikuti perkembangan teknologi dan budaya masyarakat saat ini yang berkembag di berbagai negara. Weblog menjadi salah satu cara menyampaikan informasi astronomi pada masyarakat. Hal inilah yang dipaparkan langitselatan dalam konferensi tersebut. Langitselatan.com menjadi studi kasus dalam konferensi ini untuk populerisasi astronomi melalui blog. Alasan kami memilih blog karena kekuatan jaringan sosial yang terbentuk di internet sangat berpengaruh dalam menyebarkan suatu informasi. Selain itu melalui blog, tercipta komunikasi dua arah antara penyedia informasi dan si penerima. Dari hubungan inilah kita bisa mengetahui seberapa jauh ketertarikan maupun tingkat kemampuan dan pola pikir si pembaca. Dari ruang poster, penyajian kegiatan dan ide komunikasi astronomi dari berbagai negara juga menjadi pusat perhatian dan diskusi hangat sepanjang istirahat minum kopi. Salah satu poster yang menarik perhatian adalah poster milik Dr. Seiichi Sakamoto yang mengusung tema origami, dan poster penyajian gambar astronomi kepada mereka yang tidak bisa melihat. Poster dari Indonesia juga banyak mengundang pertanyaan terutama kaitan dalam IYA 2009 dan pelaksanaan IOAA.

Page 9: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

9

Konferensi CAP 2007 diakhiri dengan diskusi singkat mengenai pelaksanaan populerisasi astronomi pada masyarakat di semua negara dan semua lapisan masyarakat serta persiapan IYA 2009 di seluruh negara. Selain itu dalam konferensi ini panitia IYA 2009 juga membentuk 10 task group dalam 10 cornerstone project (sekarang ada 11 ) yang ada di IYA 2009. Salah satu cornerstone project yang menarik perhatian saya untuk terlibat adalah cosmic diary. Disini astronomi diperkenalkan melalui sebuah blog bersama oleh para astronom yang akan terlibat di dalamnya. Diharapkan masyarakat dunia akan dapat mengenal astronomi dari sisi yang lebih humanis namun juga mengenal keindahan semesta melalui riset yang mereka lakukan. Konferensi CAP memang berakhir namun ide dan kreativitas untuk terus berkarya dalam memasyarakatkan astronomi kepada publik akan terus muncul dan diuji pada berbagai kesempatan. Psikologis masyarakat yang menerima serta problematika yang berbeda di setiap negara hanyalah penghalang yang justru memicu munculnya ide-ide inovatif dari waktu ke waktu. Mahasiswa Tesis dan Tugas Akhir Selain memberikan layanan bagi mahasiswa Program Studi Astronomi tingkat sarjana, magister, dan Doktor, Observatorium Bosscha selama Oktober-Desember 2007 ini juga telah memberikan layanan dan mengakomodasi penelitian bagi mahasiswa dari berbagai bidang ilmu dan universitas lain di luar ITB. Sampai dengan akhir Desember 2007, terdapat daftar mahasiswa sebagai berikut, yang melakukan penelitian terkait dengan Observatorium Bosscha, baik dari aspek arsitektural, media pembelajaran, dan sebagainya:

1. Angra Angreni, dkk dari Jurusan Arsitektur UPI, melakukan penelitian tentang “Media Pembelajaran”.

2. Arief Perdana Putra dari Program Studi Teknik Arsitektur, SAPPK-ITB, melakukan penelitian tentang “Tematik Desain”

3. Dey Irfani Syafei dari FIKOM-UNPAD, melakukan penelitian dengan tema “Pelaporan Mendalam”

4. Mei Nisa Fajria, dkk dari FPTK- UPI, melakukan penelitian tentang “Media Pembelajaran”.

5. Hendy Eka Bramantika, dkk dari FIKOM-UNPAD, melakukan penelitian dengan tema “Feature Elektronik”

6. Tivani M, dkk, dari FISIP-UNPAS, melakukan penelitian tentang “Perkembangan Teknologi Komunikasi”

Penelitian The 7th EAMA East-Asian Network of Astronomy: Research, Education and Popularization Oleh Hakim L. Malasan EAMA, East Asian Astronomy Meeting, merupakan kegiatan yang 17 tahun yang lalu diprakarsai oleh Profs. Norio Kaifu, Y. Kozai dan S. Sato (Japan) dan C.P. Liu (China). Gagasan ini dilandasi semangat Jepang ketika akan membangun Japan National Large Telescope (kemudian diresmikan dengan nama Subaru), dan Cina mulai menggeliat mengembangkan observatorium-observatoriumnya sejalan dengan reformasi ekonomi yang kala itu berlangsung. EAMA merupakan ajang pertemuan dalam rangka promosi kerjasama antar astronom se Asia timur. Keanggotaan inti EAMA meliputi People’s Republic of China, Taiwan, Korea dan Jepang sendiri (dikenal dengan EACOA = East-Asian Core Observatory Association). EAMA ke-7 ini menjadi sangat spesial mengingat adanya pengembangan keorganisasian program yang mengikutsertakan pendidikan dan popularisasi. Awalnya EAMA berorientasi kuat pada riset astronomi dan astrofisika dan pengembangan instrumentasi astronomi. Asia timur, seperti yang kita ketahui, merupakan wilayah dengan aktivitas astronomi dan sains dirgantara yang paling maju, ditopang oleh industri optoelektronika yang berkembang dengan pesat. Jepang membangun teleskop Subaru (diameter 8.2 meter), sedang Cina memiliki sejumlah besar observatorium di sepanjang daratannya. Korea Selatan mengembangkan astronomi dalam berbagai panjang gelombang, serta Taiwan lebih fokus pada pengembangan pusat penelitian astronomi (ASIAA). Hampir semua negara di Asia timur memiliki institusi astronomi: Cina dengan NAOC, Jepang dengan NAOJ, KASI untuk Korea Selatan dan ASIAA untuk Taiwan. Dalam simposium EAMA tahun 1995, Taufiq Widjanarko, lulusan Teknik Fisika yang mengambil tugas akhir tentang karakterisasi kamera CCD di Observatorium Bosscha, menyajikan makalah tentang aktivitas risetnya tersebut. Simposium di Fukuoka Simposium East-Asian Astronomy Meeting yang ke-7 berlangsung di Fukuoka, pulau Kyushu, Jepang. Sebanyak 137 peserta berpartisipasi dalam pertemuan yang berlangsung di International Congress Center dan the Fukuoka Science Museum. Simposium EAMA kali ini mengundang serta negara-negara yang tergabung dalam delegasi SEAAN (South East Asia Astronomy Network) yakni Thailand, Malaysia, the Phillipines, Vietnam dan Indonesia.

Page 10: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

10

Kehadiran delegasi SEAAN menjadikan EAMA unik karena diskusi kolaborasi antar region menjadi sarat dengan berbagai rekomendasi penting untuk disampaikan kepada khalayak ramai di masing-masing region.

Foto bersama 7th EAMA Symposium, Fukuoka International

Congress Center Sebanyak enam sesi yang seluruhnya diisi oleh 79 presentasi, tanya jawab dan diakhiri dengan diskusi terpandu, digelar dalam konferensi ini, antara lain

1. Potret situasi dan kemajuan penelitian astronomi regional

2. Highlight penelitian dan pengembangan astronomi

3. Jejaring penelitian dan prospek ke depan 4. Jejaring penelitian di Asia Timur 5. Jejaring pendidikan dan outreach astronomi 6. Masa depan pendidikan dan outreach

astronomi di Asia Timur Konferensi ini dihiasi pula oleh 63 presentasi poster beserta sesi diskusinya yang intensif sehingga membuat jadwal amat padat. Namun disela-sela acara yang padat ini panitia lokal yang dipimpin oleh Dr. H. Yakamoka (Kyushu University) mengadakan acara tur di Fukuoka Science Museum yang memiliki planetarium mutakhir dan gallery ilmu pengetahuan. Suhardja D. Wiramihardja, Chatief Kunjaya dan Hakim L. Malasan menjadi peserta dalam simposium EAMA ke 7 ini dengan sajian

1. Report on astronomical research and educational Activities in Indonesia

2. Popularization of Astronomy in Indonesia 3. Study of open cluster Lo 807 with Hipparcos,

Tycho-2 and UCAC2 data 4. On-line exams to allow real time watching of

the Astronomy Olympiad 5. Spectroscopy with Bosscha Compact

Spectrograph at Bosscha Osbervatory, ITB, Lembang, Indonesia

Fasilitas, aktivitas dan prospek Asia Timur memiliki jejaring yang kuat dengan teleskop kelas 2 meter (OAO, Jepang; Lulin, Taiwan, Bohyunsan, Korea dan Xinglong, Cina) dan sukses dengan menargetkan pengamatan extrasolar planets memanfaatkan spektroskopi resolusi amat tinggi (Echelle+I2 cell). Jejaring yang dinamakan EAPSNET (East Asian Planet Search Network) ini berambisi untuk mengamati variasi kecepatan radial 600 target. Proyek ini dimasa depan akan dipartisipasi oleh SEAAN melalui teleskop NARIT 2.4 meter yang akan dipasang di Chiang Mai.

Delegasi SEAAN (Dr. Celebre – The Phillipines, Dr. Lan

(Vietnam), Prof. Boonraksaar (Thailand) bersama delegasi dari Cina di Fukuoka Tower

Sementara Jepang memimpin front penelitian dan pengembangan astronomi melalui Observatorium landas bumi (antara lain Subaru, ALMA, VERA, SPICA, ELT) dan landas layang (HAYABUSA, AKARI, HINODE, KAGUYA), Cina tak mau ketinggalan dengan pengembangan LAMOST, diikuti oleh Korea (KVN), Taiwan (SMA, AMiBA, Lulin). Namun ketimbang bekerja sendiri-sendiri tampak jelas bahwa proyek besar seperti ini dilakukan secara kolaboratif. Sebagai contoh proyek masa depan infra-merah (SPICA) merupakan kolaborasi antara Jepang dan Korea. Jepang dan Cina bersama-sama melakukan uji situs untuk mendirikan ELT (Extremely Large Telescope, diameter sekitar 20 meter!) di dataran tinggi Tibet. Tim yang dipimpin oleh Dr. T. Sasaki telah melakukan pemantauan situs selama hampir 3 tahun mempergunakan cloud monitor camera, instrument DIMM (Differential Image Motion Method), all-sky camera, dan lain lain. Di antar generasi muda astronom di Asia Timur, EAMA juga memayungi kegiatan East Asia Young Astronomer Meeting (EAYAM) yang merupakan kombinasi format International School for Young

Page 11: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

11

Astronomer dan Summer School seperti yang dilaksanakan di kebanyakan negara-negara maju lainnya. Ada juga Asian Radio Astronomy Winter School (RAWS) yang dibidani oleh Nobeyama Radio Observatory pada tahun 2007. Kedepan RAWS akan bertransformasi menjadi Asian Winter School yang juga dapat menaungi bidang-bidang inframerah, optic, sinar-X dan teoritis. Subaru East Asia Youth Astronomers Seminar merupakan laporan kegiatn menarik lainnya. Dilaksanakan pada bulan Maret 2006, acara ini bertujuan memperkenalkan teknologi dan peluang observasi dengan teleskop besar sekelas Subaru, bagi astronom muda tidak saja di lingkungan Asia Timur, namun juga di belahan lain benua Asia. Yayan Soegianto, M. Irfan dan S.D. Wiramihardja adalah di antara ratusan peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Sesi menarik yang juga dibawakan secara khusus dalam EAMA 2007 ini adalah sesi IYA (International Year of Astronomy) yang dipimpin oleh Prof. Dr. Norio Kaifu. Mantan Direktur National Astronomical Observatory Japan ini adalah coordinator IYA 2009 dari Jepang dan juga tokoh astronomi yang menggolkan misi pengembangan JNLT yang kelak menjadi Subaru. Salah satu gagasan Beliau adalah “Asia Star Legend and Universe” yang menghimbau Negara-negara di lingkungan Asia Timur dan Tenggara untuk menggali warisan nenek moyang dalam penamaan substansi di langit (rasi, planet, dsb) untuk nantinya dibukukan dan menjadi alat pembelajaran astronomi di lingkungan pendidikan dasar. Dengan demikian, pada masing-masing Negara ada kebanggaan generasi muda akan warisan budaya yang berkaitan dengan astronomi. Prof. Kaifu merencanakan tur ke Indonesia (25-28 Februari 2008), Malaysia dan Thailand, tiga Negara utama dalam SEAAN, dalam rangka melihat fasilitas riset, diskusi kolaborasi dan penyampaian gagasan “Asia Star Legend and Universe” tersebut. IAU SYMPOSIUM No. 248 di Shanghai, China Oleh M. Ikbal Arifyanto Pada tanggal 15 hingga 19 Oktober 2007 lalu, saya mengikuti IAU Symposium No. 248 yang berjudul “A Giant Step: From Milli- to Micro-Arcsecond Astrometry” yang diadakan di Shanghai Astronomical Observatory (SHAO), kota Shanghai China. Simposium ini diadakan sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-10 diluncurkannya katalog bintang dari satelit astrometri Hipparcos milik European Space Agency (ESA) semenjak tahun 1997. Astrometri sendiri merupakan bagian dari keilmuan astronomi sejak lama, yang mempelajari

pengukuran posisi dan jarak dari benda-benda langit seperti planet, asteroid, bintang dan bahkan galaksi. Satelit Hipparcos merupakan suatu batu loncatan bagi astronomi modern, dimana pengukuran jarak bintang-bintang disekitar matahari dapat dilakukan dengan akurasi hingga seperseribu detik busur (1 mili detik busur) untuk bintang-bintang dengan jarak sekitar 200 pc dan magnitudo visual lebih terang dari 7. Jarak yang akurat adalah amat penting untuk studi astrofisika bintang, dimana para astrofisikawan dapat membandingkan model struktur bintang mereka dengan data pengamatan dengan akurasi yang tinggi. Tidaklah heran, setelah 10 tahun katalog Hipparcos dan Tycho diluncurkan lebih dari 2000 paper ilmiah telah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal astronomi terkemuka. Acara simposium yang dihadiri oleh 191 astronom dari seluruh dunia ini, dilaksanakan selama 5 hari dengan 9 tema pembahasan yaitu :

1. Hipparcos Catalogue 2. Highlights of optical astrometry 3. Astrometry with radio inteferometers 4. Space astrometry : status and the future 5. Celestial reference frames 6. Towards reference frame at the micro-

arcsecond level 7. Stellar parameters and Galactic structure &

evolution 8. Astrometric education 9. Astrometry in the age oflarge surveys and

virtual observatories Beberapa hal penting yang dibahas dalam simposium ini diantaranya adalah :

• Koreksi dari katalog Hipparcos yang disampaikan oleh Dr. van Leeuwen dari University of Cambridge, Inggris. Beliau melihat kembali data-data mentah pengukuran Hipparcos, dan menemukan beberapa sistematik error akibat gerak satelit yang tidak seragam yang dapat menyebabkan berkurangnya akurasi pengukuran. Reduksi baru dari data Hipparcos memberikan akurasi yang lebih tinggi dari hasil sebelumnya.

• Lompatan pengetahuan dan teknologi dalam astronomi dapat berarti akurasi yang tinggi dalam observasi objek-objek astronomi. Saat ini sedang dijajaki astrometri dengan akurasi pengukuran hingga mencapai sepersejuta detik busur (1 mikro detik busur) dan telah dicapai dengan teknologi Very Long Baseline Interferometry (VLBI) untuk panjang gelombang radio dan Very Large Telescope Interferometry (VLTI) untuk panjang

Page 12: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

12

gelombang optik. Pengamatan VLBI banyak ditujukan untuk objek-objek di pusat Galaksi dan objek-objek eksotis lainnya, sedangkan VLTI banyak digunakan untuk pencarian ekstrasolar planet.

• Proyek-proyek besar untuk meluncurkan satelit astrometri ke ruang angkasa seperti GAIA (ESA) , SIM Planet Quest (NASA) dan Jasmine (Jepang) turut dipresentasikan. Satelit GAIA yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2012-2018 akan memetakan seluruh bintang di galaksi Bimasakti hingga jarak 10.000 pc dengan akurasi pengukuran hingga 10 mikro detik busur, satelit SIM dari NASA memiliki akurasi pengukuran lebih tinggi hingga 3 mikro detik busur, akan memetakan objek-objek di Local Group hingga jarak 30.000 pc. Sedangkan satelit Jasmine dari Jepang akan memetakan objek-objek di Galactic Bulge pada pnjang gelombang inframerah.

Dari Indonesia rencananya akan hadir Pak Suhardja D. Wiramihardja dan saya sendiri, akan tetapi pak Hardja kemudian telah mendapat undangan dari Simposium East Asia Astronomers Meeting di Fukuoka, Jepang pada waktu yang hampir bersamaan. Judul presentasi poster yang kami bawakan adalah “ The Luminosity Function of Nearby Thick-Disk Subdwarfs” oleh M. Ikbal Arifyanto dan “Study of Open Cluster Loden 807 with Hipparcos and Tycho-2 Data” oleh Suhardja D. Wiramihardja, M. Ikbal Arifyanto dan Yayan Sugianto. Hadir pula astronom Jerman asal Indonesia Dr. Johny Setiawan yang bekerja di Max Planck Institut for Astronomy, di kota Heidelberg, Jeraman. Beliau memberikan presentasi poster yang berjudul “Characterization of target and reference stars for ESPRI” . Kota Shanghai yang merupakan pusat bisnis di China dengan gemerlap lampu-lampu berwarna-warni dan gedung-gedung yang tinggi merupakan daya tarik bagi para wisatawan lokal dan internasional. Berbagai acara kebudayaan diadakan bagi para peserta simposium, salah satu diantaranya adalah melihat keindahan kota Shanghai di waktu malam dengan menggunakan perahu menyusuri Sungai Huangpu, menonton penampilan opera akrobatik cina yang berjudul “Miss Shanghai” merupakan suatu kenangan yang indah dari kota ini. Penelitian Sesar Lembang dan Instalasi Alat Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami oleh Bakosurtanal Seperti pernah dilaporkan pada BOB No. 2/I/2006, Hasanuddin Z. Abidin, Ketua KK Geodesi FITB-ITB, bersama timnya sedang melakukan penelitian sesar

Lembang dengan menggunakan GPS. Salah satu titik yang dipilih adalah di Observatorium Bosscha, dan data diambil secara berkala (lihat foto di bawah ini), sejak tahun lalu.

GPS yang dipasang di titik Tersier II Observatorium Bosscha untuk penelitian tentang sesar Lembang. Selain itu, bekerjasama dengan Bakosurtanal, lokasi Observatorium Bosscha juga dipilih sebagai salah satu titik untuk memonitor kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami. Instalasi alat sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami dipasang di Bosscha mulai bulan November yang lalu, dan direncanakan mulai beroperasi pada bulan Januari 2008 mendatang. Alat ini merupakan salah satu dari 32 peralatan serupa (di 32 lokasi di Indonesia) yang diharapkan dapat membantu mendeteksi kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami.

GPS yang dipasang sebagai salah satu komponen alat sistem deteksi peringatan dini gempa dan tsunami.

Page 13: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

13

Data yang diukur terhubung secara real-time dengan stasiun pusat Bakosurtanal di Bogor. Observatorium Bosscha juga dapat memanfaatkan data tersebut.

Peralatan di simpan dalam kotak, yang juga dilengkapi

dengan sensor cuaca (tampak berupa silinder) Selain itu, peralatan ini juga dilengkapi dengan sensor pengamatan cuaca yang tentu sangat bermanfaat bagi Observatorium Bosscha. Daya listrik dipenuhi dengan menggunakan panel surya, diletakkan di puncak menara. Artikel pada bagian akhir Buletin edisi ini memberikan penjelasan bagaimana prinsip bekerjanya sistem tersebut.

Paket Peralatan Sistem Deteksi Peringatan Dini Gempa

dan Tsunami milik Bakosurtanal di Observatorium Bosscha. Daya listrik dipasok oleh panel surya di atas

menara.

Astronomy One Day Seminar – Wisma Kerkhoven 15 December 2007 Sebagaimana telah disebutkan terdahulu, salah satu tujuan adanya sarana Wisma Kerkhoven adalah penyediaan ruang seminar, yang sebelumnya memang sangat terbatas di Observatorium Bosscha. Telah direncanakan sebelumnya, melalui program PHK-A2 Program Studi Astronomi-ITB, segera setelah peresmian wisma tersebut, diadakan Temu Alumni dan Astronomy One Day Seminar, 15 Desember 2007, untuk mempresentasikan hasil-hasil penelitian dari KK Astronomi dan Observatorium Bosscha-ITB, LAPAN, Planetarium Jakarta, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, serta berbagai komunitas astronomi, baik secara oral maupun poster. Prof. Kam-ching Leung dari University of Nebraska juga hadir dalam seminar ini. Pada rapat alumni astronomi, ketua dan wakil ketua lama (Suryadi Siregar dan Chatief Kunjaya) resmi digantikan oleh Ninok Leksono dan Hakim L. Malasan.

Suasana seminar di Ruang Utama Wisma Kerkhoven, 15 Desember 2007, setelah peresmian pada pagi harinya.

Staf Observatorium Bosscha dan KK Astronomi ITB beserta para mahasiswa Astronomi S1, S2 dan S3 berpartisipasi aktif dalam seminar ini. Kontribusi yang dipaparkan adalah:

1. D. H. Nugroho, P. W. Premadi, Environment and Galaxies in Clusters of Galaxies CL 0024+1654 and RX J0152.7-1357.

2. S.D. Wiramihardja, Y. Sugianto, M. Ikbal Arifyanto, Astrometric Study of Galactic Clusters.

3. Y. Sugianto, S. D. Wiramihardja, P. W. Premadi, Triyanta, Study Morphology of Galaxies at Various Redshifts.

Page 14: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

14

4. D. N. Dawanas, H. L. Malasan, P. Mahasena, M. Irfan, Spectroscopic Monitoring of Southern Be Stars.

5. M. I. Arifyanto, Search for Stellar Streams in the Galactic Thick Disk from Red Clump Giants.

6. D. O. A. Irawan, C. Kunjaya, M. I. Yuliawan, E. I. Akbar, E. Soegiartini, H. L. Malasan, K. Kinugasha, BVRI Light Curves of SS433 Based on CCD Photometry.

7. E. I. Akbar, H. L. Malasan, Expansion Velocity of Low Excitation Planetary Nebulae IC 418.

8. M. I. Arifyanto, Y. Sugianto, K. Anggivirgo, A. Triadi, H. R. T. Wulandari, P. W. Premadi, Study of New Open Clusters in Near Infrared.

9. M. I. Yuliawan, E. I. Akbar, H. L. Malasan, D. O. A. Irawan, C. Kunjaya, E. Soegiartini, K. Kinugasha, Low-resolution spectra of SS433 based on CCD spectroscopy at GAO.

10. P. Mahasena, D. N. Dawanas, H. L. Malasan, M. Irfan, Hα Variability Studies in Five Be-Shell Stars.

11. M. Irfan, D. Mandey, H. Kuncarayakti, CCD Measurements of Visual Double Stars at Bosscha Observatory.

12. M. Raharto, A Study of Optical and Infrared Properties of IR Luminuous Stars.

13. S. Siregar, B. Dermawan, D. Dewantara, On the Potentially Hazardous Asteroids: Origin and Tsunami Phenomenon.

14. B. Dermawan, T. Hidayat, P. Mahasena, M. Irfan, D. Mandey, A. William, D. H. Nugroho, CCD Photometry of Comet 73/P Schwassman-Wachmann 3 during Its 2006 Apparition.

15. A. Fermita, B. Dermawan, Dynamical Evolution of Km-sized Main-belt Asteroids.

16. A. Yamani, R. Satyaningsih, T. Hidayat, B. Dermawan, Modeling of 47 Ursae Majoris Using Planetary System Generator (used to be ACRETE).

17. C. Hakim, B. Dermawan, Close-approach Parameters of Asteroids 1999 AN10, 2000 SG344, and (99942) Apophis.

18. D. Pramesti, T. Hidayat, Y. Rizal, Impact Cratering and Periodicity of Collision on Earth by the Interplanetary Objects.

19. E. S. Mumpuni, Analysis of Sunspot Dynamic Using Proper-Motion Method in Solar Declining Phase - Sunspot Proper Motion Related to Solar Flare.

20. I. Radiman, E. Soegiartini, E. S. Mumpuni,Y. Sugianto, Lorentz’s Kinematics of The Solar Wind.

21. R. Satyaningsih, T. Hidayat, A. Yamani, B. Dermawan, Probability of Finding Terrestrial Planet Within Habitable Zone of Extrasolar Planetary System.

22. N. Sopwan, M. Raharto, A Study on the Changes Parameters of Hilal Visibility in Metonic Cycle: Case Study when the Earth Closed to the Perihelion and the Aphelion.

23. J. A. Utama, D. N. Dawanas, C. Kunjaya, Mobile and Remote Observatory as a Tool of Astronomy Education and Development for Public.

24. T. Hidayat, P. Mahasena, B. Dermawan, Search for New Astronomical Site in Indonesia: I. Global Atmospheric Parameters.

25. D. Herdiwijaya, H. Setyanto, Bosscha-Ganesha Robotic and Networking Telescopes (BaRoN) for Solar Observation.

26. H. Irfianni, P. Mahasena, F. Maulana, Improvement of Goto Telescope Controller: Camera Control.

27. H. Setyanto, J. A. Utama, D. Herdiwijaya, T. Hidayat, Astronomical Monument and Equatorial Tourism.

Ruang Poster. Tampak Prof. Kam-ching Leung dari

University of Nebraska yang turut hadir di seminar ini. 28. M. Irfan, P. Mahasena, B. Dermawan, T.

Hidayat, Search for New Astronomical Site in Indonesia: III. Site Testing in West Timor.

29. T. Hidayat, P. Mahasena, B. Dermawan, D. Herdiwijaya, H. Setyanto, M. Irfan, D. Mandey, M. Raharto, B. Suhardiman, W. Hidayat, A. Bassalamah, S. H. Supangkat, H. Soendjojo, Development of Information System on Lunar Crescent Observations.

30. T. Hidayat, P. Mahasena, B. Dermawan, Search for New Astronomical Site in Indonesia: II. Transparency of Tropical Atmosphere.

Page 15: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

15

31. T. Hidayat, P. Mahasena, D. Herdiwijaya, W. Martokusumo, Indrawanto, Development of Real-time Solar Telescope at Bosscha Observatory.

32. UNAWE Indonesia, Trans-Java Star Party for Children.

Terdapat 32 kontribusi, yang berarti tidak berbeda dengan kontribusi pada ICMNS 2006 yang lalu. Selamat kepada para peneliti atas kerja kerasnya.

Proposal Penelitian yang didanai oleh berbagai sumber Selain dari program penelitian rutin tanpa sumber dana formal, Observatorium Bosscha bersama dengan Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA ITB juga berupaya memperoleh dana penelitian dari berbagai sumber nasional (Ditjen Dikti dan Kementerian Ristek) dan ITB (Program Riset ITB). Dengan berjalannya kembali pendanaan program PHK-A2, maka untuk tahun 2007 akhirnya jumlah dana penelitian bertambah, dan yang berhasil diraih melalui berbagai kompetisi sumber dana oleh staf Astronomi adalah sebesar Rp 374 juta (lihat BOB 3/II/2007). Untuk tahun 2008 mendatang, judul penelitian yang telah memperoleh konfirmasi pendanaan adalah (sebagian yang lain masih menunggu pengumuman):

1. Suhardja. D. Wiramihardja, dkk, Studi Morfologi Galaksi di Gugus Galaksi pada Berbagai Harga Redshift (Program Riset ITB)

2. Taufiq Hidayat, dkk, Menuju Observatorium Multiwavelength di Indonesia (Program Insentif Riset Dasar, Kementerian Riset dan Teknologi), Tahun II

Total dana yang terkumpul untuk tahun 2008 sementara adalah Rp 204 juta, dan melibatkan sebagian besar dosen dan asisten, mahasiswa S3, S2 dan S1 Program Studi Astronomi ITB. Beberapa proposal baru yang sudah diajukan sedang menunggu pengumuman, Pengabdian Masyarakat Statistik Pengunjung Sampai dengan akhir Desember 2007, jumlah pengunjung Observatorium Bosscha melalui kunjungan reguler mencapai 56.831 orang (lihat diagram di bawah ini). Dengan demikian, rata-rata pengunjung per bulan adalah 4735 orang. Jumlah tahun ini mendekati tahun-tahun sebelumnya (4 tahun terakhir) yang mencapai 60.000 orang per tahun. Sehubungan dengan renovasi gedung-gedung

teleskop (terutama gedung Kubah) serta bulan Ramadhan, maka praktis observatorium ditutup untuk kunjungan selama bulan September dan Oktober. Observatorium baru dibuka kembali tanggal 14 November 2007.

6656

4499

7991

6310

7704

9940

4658

1135265 0

3324

4349

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

Jum

lah

Janu

ari

Febr

uar i

Maret

April

MeiJu

ni Juli

Agustu

sSep

tembe

rOkto

ber

Novem

ber

Desem

ber

Pengunjung Observatorium Bosscha 2007

Komposisi asal-usul pengunjung juga ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Sebagian besar pengunjung berasal dari siswa-siswa sekolah maupun guru-guru dengan total mencapai 82,6%, terdiri dari: TK 3,2%, SD 27,3%, SMP 26,4%, SMA 19,9%, Universitas 3,5%, Guru-guru 2,5%. Pengunjung dari kalangan masyarakat umum adalah 17,4%. Komposisi ini tidak banyak bervariasi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu dari kalangan pendidikan sekitar 80%, kecuali bahwa tahun ini jumlah pengunjung siswa SD melebihi siswa-siswa SMP dan SMA.

Kategori Pengunjung

3%

28%

27%

20%

3%2%

17%

TK SD SMP SMA Universitas Guru-guru Umum

Komposisi asal daerah pengunjung ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Setiap tahunnya observatorium dikunjungi siswa-siswa sekolah dari berbagai daerah di Indonesia, dan tahun ini terdapat pengunjung dari 27 propinsi di Indonesia. Pengunjung dari Jawa Barat dan DKI Jakarta selalu menempati jumlah terbanyak.

Page 16: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

16

Asal Pengunjung menurut Propinsi:

NO NAMA PROPINSI JUMLAH1 JAWA BARAT 247482 DKI JAKARTA 187663 JAWA TENGAH 49174 BANTEN 47245 JAWA TIMUR 19296 LAMPUNG 4137 D.I. YOGYAKARTA 3428 SUMATRA SELATAN 1929 NUSA TENGGARA TIMUR 130

10 SULAWESI SELATAN 11511 KALIMANTAN SELATAN 9912 KALIMANTAN TENGAH 8813 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 7814 RIAU 7315 PAPUA 6016 SULAWESI TENGAH 4917 BALI 3418 SUMATRA BARAT 1619 SUMATRA UTARA 1520 KALIMANTAN TIMUR 1021 BENGKULU 722 JAMBI 623 BANGKA BELITUNG 524 GORONTALO 525 SULAWESI UTARA 426 MALUKU 427 KALIMANTAN BARAT 2

Jumlah 56831 Jumlah pengunjung terbanyak adalah pada bulan Juni karena musim libur sekolah. Jika ditambahkan dengan pengunjung Open House Maret 2007, yaitu 14,666, dan pengunjung peristiwa Gerhana Bulan Total tangal 28 Agustus 2007, yaitu 390 orang, dan kunjungan khusus tim pembina olimpiade nasional, dari Depdiknas (10 November 2007), 150 orang, maka selama tahun 2007, Observatorium Bosscha telah dikunjungi oleh 72.037 orang. Pelatihan Persiapan Olimpiade Astronomi Pelatihan Olimpiade serta pelaksanaan penyelenggaraan kini telah menjadi tugas rutin dari staf Astronomi ITB dan Observatorium Bosscha. Selama bulan November, telah dilaksanakan persiapan keikutsertaan pada IOAA ke-1 di Chiang May, Thailand. Laporan berikut ini menggambarkan kerja keras yang telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Persiapan menjadi tuan rumah IOAA yang ke-2 saat ini juga telah giat dikoordinasikan antara panitia di tingkat ITB, Depdiknas, serta Pemda Jabar.

Tim Indonesia pada 12th International Astronomy Olympiad (IAO) 2007, Simeiz, Ukraina Dalam Olimpiade Astronomi Internasional (IAO) ke XII di Simeiz, Ukraina, yang diselenggarakan tanggal 29 September hingga 7 Oktober 2007, Indonesia mengirimkan 5 orang siswa yaitu: Untuk Kelompok Yunior :

1. Zefrizal Nanda Mardani dari SMPN 1, Trenggalek (Jatim)

2. Veena Salim dari SMP Methodist 3 Medan (Sumut)

3. Anas Maulidi Utama dari SMPN 1, Sumenep (Jatim)

Untuk Kelompok Senior : 1. Teguh Sentoso Lembono dari SMA St.

Aloysius, Bandung 2. Hisbullah Abdul Azis Jabbar dari SMAN 1

Yogya. Mereka didampingi oleh dua orang team leader: Suryadi Siregar dan Moedji Raharto, dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA-ITB. Hasil yang diperoleh adalah: satu first prize (emas), oleh Zefrizal Nanda Mardani, dan tiga third prize (perunggu) yang diraih oleh Veena Salim, Anas Mauludi Utama dan Teguh Santoso Lembono. Dalam IAO yang diikuti oleh 23 negara ini, Indonesia menempati peringkat ke-8, dengan Korea sebagai juara umum, disusul oleh Iran dan India. Tim Indonesia membawakan tarian daerah Madura pada acara cultural programs for students. Tim leader dan Kedutaan Besar Indonesia mengumumkan rencana diselenggarakannya International Olympiad on Astronomy and Astrophysics yang ke-2 (IOAA) di Bandung, Agustus 2008.

Tim Indonesia pada 12th IAO – Simeiz-Ukraina, 2007

Dalam acara ekskursi, para siswa berkesempatan mengunjungi Radio Telescope PT22, Crimean Radio Astronomy Observatory (CrAO), Crimean Optical Observatory dan mengunjungi caves stalagmite-

Page 17: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

17

stalagnite di South Coast. Selain itu, mereka juga berkesempatan mengikuti 4 seri perkuliahan yang disampaikan oleh tokoh-tokoh Astronomi internasional tentang tata surya dan galaksi. Selamat kepada tim Nasional yang sudah mengharumkan nama bangsa dan negara. Laporan dari Chiang May, Thailand, mengikuti 1st IOAA Tahun 2007 ini, untuk pertama kalinya diselenggarakan Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika (IOAA) tingkat sekolah menengah di Chiang Mai, Thailand, tanggal 30 November hingga 9 Desember 2007. Organisasi Olimpiade yang baru ini didirikan oleh Thailand, Indonesia, Polandia, Iran dan Hongkong pada tahun 2006. Olimpiade yang diikuti 20 negara ini, diselenggarakan juga untuk memeriahkan ulang tahun ke 80 Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej yang jatuh pada tanggal 5 Desember 2007.

Tim Indonesia pada 1st IOAA – Chiang May, Thailand,

2007, di antara kontingen negara-negara lain. Tim Nasional yang beranggotakan lima siswa SMA, dua team leader dan satu orang observer meraih 1 emas, 2 perak, 1 perunggu dan 1 honorable mention. Selengkapnya perolehan medali Indonesia tersebut adalah:

1. Lorenz VG da Silva dari SMA Semesta, Semarang, Jawa Tengah meraih emas

2. Muhammad Iqbal Bakti Utama dari SMA plus, Pekanbaru, Riau, meraih perak

3. Rizky Rahmayanti, SMA Negri 1 Ponorogo, perak

4. Sulistyowati, SMA Negri 1, Kebumen, Jawa Tengah, perunggu

5. Janu Kusuma, SMA Negri 1, Solo, Jawa Tengah, Honorable Mention

Lorenz V. G. Da Silva, Siswa SMA Semesta Semarang,

yang berhasil meraih medali emas. Mereka didampingi oleh team leader Chatief Kunjaya dan Taufiq Hidayat serta observer Suhardja D. Wiramihardja. Kedua team leader dan observer ini adalah dosen di Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Team leader bertugas ikut menganalisis soal-soal yang akan diujikan, menerjemahkan soal ke dalam bahasa Indonesia, memeriksa hasil pekerjaan siswa Indonesia dan berdebat dengan juri memperjuangkan penilaian yang fair. Observer mempunyai tugas khusus mengamati seluruh rangkaian kegiatan, sebagai bahan pertimbangan pada saat Indonesia membuat rencana kerja penyelenggaraan IOAA yang kedua yang telah ditetapkan akan diselenggarakan di Bandung 19-28 Agustus 2008. Sesuai dengan statuta IOAA, pada olimpiade ini terdiri dari 4 macam pertandingan yaitu ronde teori singkat (short theoretical), uraian (long theoretical), pengamatan (observation) dan praktek pengolahan data (practical). Selain itu para peserta juga mengikuti kegiatan ilmiah lain seperti, ceramah ilmiah, menghadiri ulang tahun raja, wisata ilmiah, out bound dan lain-lain. Dalam International Board Meeting, telah dilakukan pemilihan Presiden dan Sekretaris Jenderal IOAA untuk masa jabatan 5 tahun. Terpilih sebagai presiden IOAA Assoc Prof. Dr. Boonrucksar Soonthornthum dari Thailand dan Sekjen Dr. Chatief Kunjaya dari Indonesia. Untuk selanjutnya IOAA ini akan dilaksanakan sebagai ajang pertandingan rutin tingkat SMA,

Page 18: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

18

setahun sekali, dan diharapkan jumlah negara peserta akan meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah IOAA yang kedua pada bulan Agustus 2008 di Bandung. Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Bambang Sudibyo, sudah menunjuk ITB, satu-satunya perguruan tinggi di Asia Tenggara yang memiliki program studi Astronomi, sebagai pelaksana IOAA yang kedua itu. Ajang itu, selain merupakan kesempatan bagi putra-putri terbaik Indonesia untuk berprestasi, juga akan menjadi kesempatan besar untuk promosi pariwisata Jawa Barat.

The Royal Flora Ratchapruek Garden, salah satu tempat yang dikunjungi, dan tempat perayaan ulang tahun ke-80

Raja Bumhibol di Chiang May. Penyelanggaraan 1st IOAA termasuk sangat berhasil.

Di dalam penentuan calon tuan rumah untuk IOAA ketiga tahun 2009, terjadi persaingan sengit antara Brazil dan Iran untuk memperebutkan posisi terhormat tersebut. Setelah melalui persidangan yang cukup alot akhirnya International Board Meeting memutuskan untuk memberikan prioritas kepada Iran asalkan menteri pendidikan Iran mengirimkan letter of intent kepada Sekjen IOAA sebelum 31 Desember 2007. Jika Iran gagal memenuhi persyaratan itu, kesempatan akan diberikan kepada Brazil, atau Brazil akan menjadi tuan rumah tahun 2011. Untuk tuan rumah IOAA ke empat 2010, sudah ada lamaran dari Yunani dan Korea, namun baru akan diputuskan pada International Board Meeting 2008 di Indonesia. Bolivia juga telah menyatakan minatnya untuk menjadi tuan rumah tahun 2012. Penyelenggaraan di Thailand ini termasuk sangat sukses dan dipuji oleh seluruh peserta. Karena itu, penyelenggaraan untuk tahun depan di Bandung-Lembang, harus lebih baik lagi.

Forthcoming Projects Progress dalam Pembuatan Real-Time Solar Telescope di Observatorium Bosscha Sebagaimana telah dilaporkan pada BOB beberapa edisi yang lalu, Observatorium Bosscha sedang merencanakan membangun teropong matahari, berkat bantuan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Sains Belanda. Desain gedung maupun coleostat telah selesai dibuat, namun target penyelesaian gedung di akhir tahun 2007 tidak dapat terpenuhi oleh beberapa alasan teknis. Berbagai komponen teleskop juga telah berhasil diperoleh. Pekerjaan selanjutnya, antara lain, membuat sistem kontrol otomatis untuk menggerakkan coleostat.

Realisasi coleostat, dibuat oleh Laboratorium Otomasi,

Teknik Mesin, ITB.

Rancangan bagian muka gedung teropong matahari.

Sekalipun demikian, penyelesaian pembangunan gedung diharapkan masih dapat dikejar pada semester pertama tahun 2008 mendatang, mengingat ada beberapa titik terang dalam pendanaan gedung.

Page 19: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

19

Berita Pustaka Dalam periode Oktober hingga Desember 2007 penambahan koleksi buku perpustakaan sebanyak 2 buah. Majalah New Scientist disumbangkan oleh Dr. Hans Nuiwenhuijzen. Buku

Judul Penulis Penerbit A workbook for astronomy

Jerry Waxman

Cambridge: CUP, 1984

Astronomy: a physical perspective

Marc L. Kutner

Cambridge: CUP, 2003

Jurnal

Nama Jurnal Volume Okt-Des 2007

ASTRONOMICAL JOURNAL 134/5 (August–Sept 2007)

ASTRONOMISCHE NACHRICHTEN 328/5-8 (2007) ASTRONOMY & ASTROPHYSICS 472/3 (Sept 2007)

473-475/1-3 (Oct-Dec 2007)

ASTROPHYSICS & SPACE SCIENCE

311/(1-3) 4 , 312/1-2 (2007)

THE ASTROPHYSICAL JOURNAL 667-669/1-2, 670/1 (Oct-Nov 2007) THE ASTROPHYSICAL JOURNAL SUPPLEMENT SERIES

172/1-2, 173/1 (Oct Nov 2007)

BAA JOURNAL 117/5-6 (Oct, Dec 2007)

MONTHLY NOTICES ROYAL ASTRONOMICAL SOCIETY

380/4 , 381/1-4, 382/1-3 (Oct-Dec

(MNRAS) 2007) NATURE 447/7144, 449/7160-

7171 (May, Sep-Nov 2007)

THE OBSERVATORY 127/1200 (Oct 2007) PUBL.OF THE ASTRONOMICAL SOCIETY OF THE JAPAN 59/2, 4-5 (2007) PUBL.OF THE ASTRONOMICAL SOCIETY OF THE PACIFIC 119/858-860 (2007)

SCIENTIFIC AMERICAN 297/4-5 (Oct-Nov 2007)

SKY AND TELESCOPE 114/5-6 (Nov-Dec

2007) 115/1 (Jan 2007)

The Embo Journal 26/17-21 (2007)

Nama Jurnal Volume Okt-Des 2007

New Scientist 190-194 no. 2545-2604 (April –May

2007) THE ASTRONOMICAL HERALD 100/10-11 (2007) REVISTA MEXICANA SERIE DE CONF

30(2007) 43/2 (2007)

JUMLAH 22 vol./129 exp

Lain-lain

Nama Publikasi Volume Okt-Des 2007

AAO Newsletter

112 (Aug 2007)

Apparent Places of Fundamental Stars 2008 Astron. Gesselschaft Mitteilungen 20 (2007) ATNF Newsletter

63/2007

ESO The Messenger 128-129 (2007)

ITB: Berita PPM Agus-Sep, Nov-Des (2007)

IERS Annual Report

2005

Kapteyn Astron Institute 2006 Kiso Observatory Annual report 2006 Nobeyama Radio Obs Report 654-658 (2007) Nordic Annual Report 2006 Observatoire Royal de Belgique Jaarboek 2008 Skalnate Pleso Contribution 37/3 (2007) STScI paper on Milky Way 2007 Tokyo Gakugei University Bulletin 59 (Sept 2007) Alda Ramadhika: Distribusi temporal partikel proton energi tinggi terkait CME dan flare berdasarkan satelit SOHO

Skripsi

Chandra Tri Putra: Solusi masalah Missing Mass pada galaksi spiral NGC 7331 dengan modifikasi hukum gravitasi

Skripsi

Hepi Irfianni: Menulis citra dari kamera SBIG ke dalam format FITS

Skripsi

Soekiyah Permani: Menentukan jarak dan konstanta Hubble (Ho) menggunakan metode Tully-Fisher

Skripsi

Denny Mandey: Analisis Profil Skripsi

Page 20: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

20

Nama Publikasi Volume Okt-Des 2007

pulsar sinar-X Hercules X-1 Moch. Yusuf Margoeto (UNPAS): Astrofotografi Pemotretan Bulan dan Planet Jupiter di Observatorium Bosscha Skripsi

JUMLAH 23 exp/7 Skripsi/ 1 thesis

Pengembangan Komunitas Sebagaimana diberitakan pada BOB No. 3/II/2007, Elyani Sulistialie mendapat nominasi (juara hiburan ke 4) dari tulisannya tentang pembinaan minat baca masyarakat. Tulisan tersebut akan dimuat di majalah “Media Pustakawan” terbitan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Ringkasan dari tulisan tersebut, yang merupakan bagian dari program pengembangan komunitas di sekitar Observatorium Bosscha, ditampilkan dalam lampiran Buletin ini. Kursus Komputer Dalam rangka turut membina komunitas di sekitar Observatorium Bosscha, seperti pernah dibicarakan dalam pertemuan dengan RW sekitar, Observatorium Bosscha telah mengadakan kursus penggunaan komputer bagi siswa SMP dan SMA di lingkungan RW 10 Kampung Bosscha, Desa Lembang, pada bulan Agustus hingga awal Oktober 2007 dan telah diikuti oleh 28 orang.

Suasana kursus yang cukup serius.

Setiap hari Sabtu, Gudang-Garasi Barat telah disulap menjadi ‘laboratorium komputer’ dengan jadwal latihan jam 09:00, 11:00, 14:00 dan 16:00 selama bulan Agustus-September 2007.

Para tutor tidak lain adalah mahasiswa Astronomi yang bertugas menerima kunjungan yaitu: Aditya Harmeigi, Fathonah D.R., Deva Octavian dan Yudho Satrio. Materi yang diberikan meliputi pengenalan Microsoft Word, Microsoft Acess dan Excel serta pemrograman sederhana. Selain pelajar SMP sebanyak 14 orang dan SMA 14 orang, juga ada yang sudah menyelesaikan SMA dan 3 orang siswa SD yang berminat mengikuti kegiatan ini. Berita Keluarga Obituari 1. Telah meninggal dunia Dr. Elsa van Albada-van

Dien, pada tanggal 15 Oktober 2007, di Amsterdam, pada usia 93 tahun. Beliau adalah astronom dan istri dari Almarhum Prof. G. B. van Albada, Mantan Direktur Observatorium Bosscha dan Guru Besar Astronomi-ITB. Keduanya berjasa sangat besar pada rekonstruksi Observatorium Bosscha, pasca perang kemerdekaan, yang rusak akibat perang. Keluarga Besar Observatorium Bosscha menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya dan akan terus mengenang jasa-jasa Beliau (lihat tulisan pada halaman 22).

2. Telah meninggal dunia, Bapak Soenardjo, ayahanda dari Taufiq Hidayat, pada tanggal 21 Desember 2007 di Surabaya, pada usia 85 tahun. Bela sungkawa yang mendalam disampaikan pada keluarga yang ditinggalkan.

Lain-lain Halal bihalal Keluarga Besar Observatorium Bosscha, Staf Astronomi, pegawai dan pensiunan Observatorium Bosscha telah dilaksanakan tanggal 10 November 2007 di Komplek Observatorium Bosscha. Jadwal Pengamatan Musim hujan telah tiba. Pengamatan selama Oktober sampai Desember masih terkonsentrasi sebagian besar pada teleskop-teleskop portabel untuk pengamatan hilal dan praktikum Laboratorium Astronomi. Gedung serta Teleskop Zeiss 60cm dan Bamberg masih dalam renovasi pengecatan, sampai pertengahan November 2007. Motor penggerak Teleskop Goto 45cm pengganti yang rusak telah berhasil dipasang dan diuji selama Oktober-November.

Page 21: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

21

Pengecatan Gedung Kubah Teleskop Zeiss.

Mulai November 2007, BCS dipergunakan di teleskop Goto untuk program pengamatan bintang Be, yang dilakukan oleh Tim Riset Bintang Be (Djoni N. Dawanas, Mahasena Putra, Hakim L. Malasan, dan M. Irfan), dan teleskop Zeiss dapat digunakan kembali untuk Program Double Star yang dilakukan oleh M. Irfan, Denny Mandey, Puji Irawati, dan Nurhasanah.

Redaksi dan Alamat Elyani Sulistialie, Premana W. Premadi, Taufiq Hidayat, Hendro Setyanto, Denny Mandey, M. Ikbal Arifyanto Observatorium Bosscha, Lembang 40391, Telp (022) 278 6027, Fax. (022) 278 6001, Email. [email protected]

Page 22: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

22

Dr. Elsa van Albada-van Dien In Memoriam Oleh Premana W. Premadi Dr. Elsa van Albada-van Dien lahir pada tanggal 12 Juli 1914 di Paramaribo, Suriname. Ayahnya adalah seorang administrator pada perusahaan karet Balata di sana. Keluarga ini mulai bermukim di Negeri Belanda tahun 1923. Sewaktu berada di kelas tiga di sekolah Barlaeus Gymnasium di Amsterdam, Elsa kecil membaca De Wonderbouw der wereld (~Pembentukan Dunia yang Menakjubkan) tulisan Antonie Pannekoek, astronom kenamaan Belanda yang pernah mengunjungi Observatorium Bosscha tahun 1926 itu. Sejak usia sedini itulah ia menetapkan hatinya untuk belajar astronomi. Pada tahun 1939 beliau mulai dibimbing oleh Pannekoek untuk promosinya dalam studi astronomi. Namun perang menghalangi penyelesaian proses promosi itu. Sebelum masuk ke dalam persembunyian bawah tanah pada tahun 1942, beliau sempat mengajar kurang-lebih setahun pada Lyceum Yahudi di Zaandam. Setelah perang beliau mendapatkan kesempatan dan beasiswa untuk meneruskan studi di Amerika Serikat, dan berhasil memperoleh gelar doktor di Harvard (tepatnya: Radcliffe, college terpisah untuk perempuan di Harvard pada era itu) pada tahun 1947 setelah meneliti di Harvard College Observatory dibimbing oleh Donald Menzel.

Dr. Elsa van Albada-van Dien (foto oleh Gerlof

Leistra, Elsevier, 27 Oktober 2007). Segera setelah promosi doktor ini, tahun 1948 Dr. Elsa van Dien ditugaskan ke Observatorium Bosscha di Lembang yang pada saat itu beliau temui dalam keadaan porak-poranda setelah perang. Bersama dengan Hins, beliau membereskan instrumentasi dan

administrasi Observatorium Bosscha hingga berfungsi lagi sebagai observatorium astronomi yang layak. Suatu pekerjaan yang memerlukan dedikasi luar biasa dan visi yang jernih dan tak tergoyahkan. Karakter ini memang yang berkesan betul pada Jan Lubt, sekarang profesor di Universitas Leiden, yang mengenal baik Elsa sebagai seorang perempuan yang sangat cerdas, yang tajam pemikirannya dan seorang pekerja keras, yang juga sangat kompeten dalam bidangnya dengan sejumlah publikasi yang banyak dirujuk komunitas ilmiah yang bersangkutan.

Foto kenangan ketika Beliau masih bekerja di Teropong

Zeiss – Observatorium Bosscha. Pada tahun 1950 beliau menikah dengan Dr. Bruno van Albada yang ketika itu adalah Direktur Observatorium Bosscha. Keduanya, bersama dengan sejumlah staf Observatorium Bosscha saat itu, mengangkat kembali kiprah Observatorium Bosscha di dunia internasional, terutama untuk penelitian bintang ganda. Yang juga sangat penting adalah, karena Dr. Bruno van Albada lalu menjadi guru besar pertama astronomi di Indonesia, peran mereka dalam pendidikan tinggi astronomi sangat krusial. Para rekan astronom senior, bahkan beberapa akademisi senior FMIPA ingat benar bagaimana dedikasi pasangan Bruno van Albada dan Elsa van Albada-van Dien ini pada dunia pendidikan MIPA, khususnya astronomi. Pada tahun 1958, keluarga ini kembali ke Negeri Belanda, dan Profesor van Albada menjadi dosen tetap di sana, sementara Ibu van Albada-van Dien lebih banyak mengurus keluarga, walaupun masih juga menulis artikel dan menghadiri pertemuan-pertemuan ilmiah di seluruh dunia. Setelah Profesor van Albada wafat tahun 1972, Ibu

Page 23: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

23

van Albada-van Dien kembali ke Observatorium Bosscha. Selama beberapa tahun beliau meneruskan penelitian dalam bintang ganda, dan membimbing sejumlah mahasiswa. Pembimbingan dan dukungan pada mahasiswa di Indonesia terus beliau jalankan walaupun setelah kembali ke Belanda. Menurut putra sulungnya, Dick van Albada, yang juga seorang astronom, bagi Ibu van Albada-van Dien, tugas utamanya adalah mengurus keluarga. Namun demikian, beliau masih menyediakan waktu untuk tutorial matematika dan sains di rumahnya, dan bahkan menjadi pekerja sukarela untuk Verbond van Wetenschappelijke Onderzoekers (~Himpunan Peneliti Sains), dan duduk sebagai anggota redaksi sebuah jurnal/majalah Wetenschap & Samenleving (~Sains dan Masyarakat). Minatnya sangat luas. Selain bahasa Belanda, beliau fasih berbahasa Jerman, Perancis, dan Inggris, dan dapat bercakap-cakap dalam bahasa Suriname, Indonesia, dan Hebrew. Beliau juga suka memainkan piano dan menjadi anggota grup paduan suara istri profesor, juga menjadi hadirin setia pada konser Bach Vereniging, walaupun nampaknya lebih senang Schubert dan Beethoven. Menurut putrinya, Lu van Albada, seorang pemusik dan guru fisika, ibunya adalah orang yang sangat berbakat, dan mustinya sudah menjadi seorang profesional yang sangat accomplished. Tetapi baginya, dedikasi pada keluarga dan kemanusiaan jauh lebih penting daripada bakat dan profesi pribadinya. Sejak tahun 1967 beliau mendedikasikan dirinya untuk Humanitisch Verbond untuk membantu warga lanjut usia. Hingga usia 80an, beliau masih menjadi konsultan via telepon. Tak heran jika beliau begitu dicintai banyak orang. Sahabat-sahabatnya tersebar di seluruh dunia. Warga senior Desa Teropong Bintang Lembang mengingat beliau yang selalu penuh perhatian pada warga; yang acapkali datang menjenguk warga ”di kampung”. Kecuali melalui beberapa catatan beliau, yang begitu mengikat saya pada beliau secara spirit, saya sendiri tak banyak mengenal beliau secara langsung. Pada suatu kesempatan beberapa tahun lalu, saya meniatkan benar mengunjungi beliau di apartemennya di Amsterdam, diantar oleh Dick van Albada, dan ditemani oleh Bapak Winardi Sutantyo (alm.). Usianya yang lanjut membuat beliau sudah tak banyak ingat, namun ketika saya tunjukkan foto teropong Zeiss dalam kubah, beliau tersenyum dan memandangnya lekat-lekat, sambil berkata:”Oh, good old Zeiss...”. Dari situ saya melihat langsung kecintaan beliau yang mendalam pada Observatorium Bosscha. Pertemuan satu-satunya yang sungguh mengesankan, dan membuka matahati saya lebih dalam akan arti dedikasi.

Ibu Elsa van Albada meninggal dunia pada hari Senin, tanggal 15 Oktober 2007 di Amsterdam pada usia 93 tahun. Selamat jalan, Ibu. Semoga Ibu mendapatkan istirahat dalam kedamaian yang Sempurna. Sumber utama: Elsevier 27 Oktober 2007. Saya berterimakasih pada Dr. and Mrs. Hans Nieuwenhuijzen yang segera mengirimkan majalah Elsevier ini begitu saya memohon bantuan mereka untuk mendapatkannya.

Page 24: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

24

ARTIKEL Manfaat CORS (Bosscha) Untuk Riset Kebumian Oleh Heri Andreas dan H. Z. Abidin3 Abstrak GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia pada saat ini, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang baik dalam volume maupun jenis aplikasinya. Continuous Operating GPS Reference System (CORS), merupakan perangkat sistem receiver GPS yang di operasikan secara kontinyu, kemudian juga diintegrasikan dengan beberapa sistem lain seperti server, data link, radio komunikasi, dan lain-lain, untuk pengumpulan data, data sharing, pemanfaatan data, dan keperluan lainnya. Istilah CORS sendiri muncul di Amerika, diantaranya melalui CORS Programe yang dikelola oleh National Geodetic Survey, U.S. CORS network oleh National Oceanic & Atmospheric Administration, kemudian berkembang luas, dan dikenal di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia. Pemanfaatan CORS untuk bidang riset kebumian diantaranya (mungkin masih banyak lagi) meliputi penelitian geodinamika (pergerakan lempeng, pergerakan kutub), deformasi (gunungapi, subsidence, landslide), monitoring aktivitas sesar, studi mekanisme gempa bumi (interseismik, co-seismik, post-seismik), studi kandungan uap air di troposfer, dan studi TEC di atmosfer. Di Bosscha Lembang kini telah dibangun satu stasiun CORS, yang merupakan bagian dari komponen jaringan CORS yang dibuat dalam rangka program Ina-TEWS. Nantinya selain fungsi khusus dalam men-support Ina-TEWS, CORS yang terpasang di Bosca ini dapat pula dimanfaatkan untuk riset kebumian seperti untuk beberapa topik yang dipaparkan di atas.

3 Kelompok Keilmuan Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB, LABTEX IXC Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Email: [email protected]

1. Global Postioning System (GPS) Global Positioning System (GPS) adalah teknologi navigasi dan penentuan posisi secara ekstra terestrial yang mulai dikembangkan oleh pihak militer Amerika Serikat (USA) sejak tahun 70-an. Teknologi GPS ini merupakan teknologi yang cukup fenomenal bagi bidang navigasi dan penentuan posisi, karena mampu memberikan informasi mengenai posisi, kecepatan, dan waktu secara real-time dan kontinyu dimana saja di bumi ini tanpa bergantung pada keadaan cuaca [Abidin, 2000]. Pada saat ini GPS merupakan salah satu bentuk teknologi yang paling populer dan paling banyak diaplikasikan di dunia, baik di darat, laut, udara, maupun angkasa. Disamping aplikasi-aplikasi militer, bidang-bidang aplikasi GPS yang cukup marak saat ini antara lain meliputi survai pemetaan, geodinamika, geodesi, geologi, geofisik, transportasi dan navigasi, pemantauan deformasi, pertanian, kehutanan, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi. Di Indonesia sendiri penggunaan GPS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya. 2. Continuous Operating GPS Reference System (CORS) Continuous Operating GPS Reference System (CORS), merupakan perangkat sistem receiver GPS yang di operasikan secara kontinyu, kemudian juga diintegrasikan dengan beberapa sistem lain seperti server, data link, radio komunikasi, dan lain-lain, untuk pengumpulan data, data sharing, pemanfaatan data, dan keperluan lainnya. Istilah CORS sendiri muncul di Amerika, diantaranya melalui CORS Program yang dikelola oleh National Geodetic Survey, U.S. CORS network oleh National Oceanic & Atmospheric Administration (gambar 1), kemudian berkembang luas, dan dikenal di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia. Di Amerika sendiri program CORS merupakan program multi-purpose, yang melibatkan berbagai institusi pemerintahan (130 government), universitas, lembaga penelitian, kalangan swasta, dan pihak-pihak lainnya. Secara tipikal data utama dari CORS berupa data untuk kepentingan post-processing untuk berbagai bidang, kemudian dikembangkan pula untuk kebutuhan real-time seperti sistem DGPS & RTK. Selain CORS, bentuk sistem yang identik atau mirip juga dikenal dengan istilah lain seperti cGPS (Continuous GPS), NDGPS (Nationwide Differential

Page 25: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

25

GPS System), WAAS (Wide Area Augmentation System), International GNSS Service (IGS), Plate Boundary Observatory (PBO), GEONET (Japan), SUGAR Array (Sumatera), dan lain-lain.

Contoh CORS dan CORS Coverage di Amerika Serikat [NOAA] 3. Pemanfaatan CORS untuk Riset Kebumian Pemanfaatan CORS khususnya untuk bidang riset kebumian cukup banyak bentuknya diantaranya (mungkin lebih banyak lagi) meliputi penelitian geodinamika (studi pergerakan lempeng, pergerakan kutub), jaring pemantauan deformasi (gunungapi, subsidence, landslide), monitoring aktivitas sistem sesar, studi mekanisme gempa bumi (interseismik, co-seismik, post-seismik, slow slip event, GPS Seismometer, dst) [Segall et.al 1997, Bock Y, 2005], jaringan Tsunami Early Warning System, studi kandungan uap air (Water Vapour Content) di

troposfer (GPS-Meteorologi ), dan studi TEC (Total Electron Content) di atmosfer. 4. Pembangunan CORS di BOSSCHA Di Bosscha Lembang kini telah dibangun satu stasiun CORS, yang merupakan bagian dari komponen jaringan CORS yang dibuat dalam rangka program Ina-TEWS. Nantinya selain fungsi khusus dalam men-support Ina-TEWS, CORS yang terpasang di Bosca ini dapat pula dimanfaatkan untuk riset kebumian seperti yang dipaparkan di atas. CORS Bosca ini dapat pula diintegrasikan dengan sistem CORS lainnya seperti dengan CORS yang terletak di Kampus ITB (Gedung Labtex IXC), dan CORS di tempat-tempat lainnya di Indonesia. 5. Catatan Penutup Kalau kita melihat CORS coverage di Amerika (gambar 1), telah begitu banyak dan merata pembangunannya di seluruh wilayah Amerika, dan itu belum termasuk jaringan identik atau mirip lainnya seperti PBO, WAAS, GDGPS. Kalau kita melihat di negara kita, sepertinya CORS yang kita punya masih satu berbanding beberapa puluh bahkan ratus bila dibandingkan dengan CORS di Amerika. Namun demikian, dengan dimulainya pembangunan CORS di Boscha, di ITB, Leica Geosystem Jakarta, Jaringan Ina-TEWS, serta rencana dari beberapa instansi pemerintah yang akan membangun CORS, maka diharapkan kedepannya data-data ini banyak dan berguna bagi berbagai bidang aplikasi, termasuk tentunya bagi bidang riset kebumian. Referensi Abidin, H.Z. (2000). Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. P.T. Pradnya Paramita, Jakarta. Edisi ke 2. ISBN 979-408-377-1. 268 pp. Bock Y, (2005). CGPS Network at Plate Boundary-The case for real time high rate Positioning. Advance in GPS Data Processing and Model; UCL Department of Geomatic Engineering Program 2005. London NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Continuously Operating Reference Station (CORS). The U.S. CORS network Programe Segall P., J.L Davis. GPS Application for Geodynamic and Earthquake studies. Annu Rev. Earth Planet Sci. 1997 25 :361-36 Copyright 1997 by Annual Reviews Inc. all right reserved

Page 26: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

26

Learning Society di Kampung Bosscha: Praktek Kepustakawanan di RW 10 Kampung

Bosscha Desa Lembang, Jawa Barat Oleh Elyani Sulistialie Observatorium Bosscha sebagai laboratorium astronomi yang dinaungi FMIPA ITB melaksanakan kegiatan:

1. Penelitian astronomi, kolokium, seminar dan pertemuan internasional.

2. Layanan kunjungan publik. 3. Pelatihan Astronomi. 4. Kerjasama luar negeri. 5. Penulisan dalam jurnal, media massa,

penerbitan buletin serta sharing informasi. 6. Community Development

Kegiatan belajar untuk semua orang dapat dilihat bilamana pegawai yang telah mengikuti pendidikan, kursus atau seminar ditugaskan untuk melaporkan hasilnya baik berupa presentasi kepada rekan-rekan maupun rangkuman. Selain itu, pegawai juga pernah mendapat pelatihan bahasa Inggris dan menggunakan komputer. Untuk menunjang tugas dan pekerjaan Observatorium Bosscha berlangganan majalah “Trubus” dan menyediakan koleksi buku-buku pertanian untuk staf Kebun. Bagi pelajar yang tinggal di sekitar Observatorium, koleksi surat kabar yang dilanggan kantor dapat dipergunakan, jika mereka mendapat tugas dari sekolah untuk membuat kliping. Dalam rangka Community Development, kursus komputer bagi pelajar dilaksanakan setiap hari Sabtu selama bulan Agustus hingga awal Oktober 2007, dengan instruktur mahasiswa Astronomi dan pegawai Observatorium. Hampir semua kegiatan mengarah pada masyarakat belajar atau Learning Society. Jumlah pegawai Obsevatorium Bosscha 17 orang, dua diantaranya berpendidikan S2, dan seorang S1, terdiri dari 14 laki-laki dan 3 perempuan. Semua pegawai disiapkan untuk menjawab pertanyaan publik, baik tentang tata cara berkunjung ke Observatorium Bosscha maupun fenomena alam semesta, baik melalui tilpun maupun bertemu langsung. 1. Kegiatan Belajar pada Masyarakat di Kampung Bosscha Interaksi antara masyarakat dengan civitas academika ITB, khususnya staf astronomi dan pegawai Observatorium Bosscha, selalu terjadi karena kantor ini terletak di Kampung Bosscha. Mahasiswa yang menginap di mess untuk belajar atau melaksanakan pengamatan bintang, dilaporkan

secara tertulis kepada ketua RW, sebagai pemberitahuan. Selain itu masyarakat sering diundang ke Observatorium Bosscha untuk berdialog jika ada permasalahan yang perlu diketahui, misalnya tentang lingkungan atau kegiatan yang akan diselenggarakan. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Kampung Bosscha yang berhubungan dengan upaya menambah pengetahuan adalah:

1. Khotbah Jumat dan Sholat Ied. 2. Les Bahasa Inggris dan Latihan

Menggambar 3. Pengajian Ibu dan Anak. Dilaksanakan setiap

Kamis malam di masjid untuk ibu dan di rumah warga Komplek Bosscha untuk remaja dan Minggu sore di Mushola Kantor untuk siswa SD dan SMP

4. Keterampilan membuat makanan ringan dan kegiatan Ibu-ibu PKK

5. Sepak bola 6. Lomba Menggambar Anak 7. Pembinaan minat baca. Kaum ibu diajak

mengikuti perlombaan Merangkum buku, Mengarang kisah sejati dan Membaca puisi Sunda

2. Pembinaan Minat Baca di Kampung Bosscha Mengutip ungkapan Tantowi Yahya, sebagai Duta Baca Indonesia “Ibuku adalah Perpustakaan Pertamaku”, penting kiranya menggalakkan program membaca pada Ibu sehingga mereka memiliki wawasan luas yang berguna untuk menciptakan generasi muda yang cerdas dan tangguh. Dalam tugas sehari-hari merawat anak dan rumah tangga, ibu perlu meluangkan waktu untuk menambah pengetahuan dengan membaca. Anak akan senang dan merasa diperhatikan, jika dibacakan dongeng oleh ibunya. Anak bagaikan kertas putih, Ibu dan orang dewasalah yang mewarnai kehidupan mereka dan membentuk watak mereka. Kegiatan lomba merangkum buku, mengarang pengalaman pribadi dan membaca puisi Sunda bagi ibu diharapkan menimbulkan dampak positif pada keluarga. Kegiatan ini dikemas dalam acara silaturahmi ibu-ibu RW 10 Kampung Bosscha Lembang yang diselenggarakan tanggal 5 Agustus 2007 di halaman Observatorium Bosscha. Diikuti oleh 28 orang ibu, terkumpul 11 rangkuman buku, 6 karangan pengalaman sejati dan 14 orang ibu yang mengikuti lomba membaca puisi Sunda. Dalam teknis perlombaan, tiap peserta mendapat buku tulis dan pulpen serta fotocopy buku yang akan dirangkum, sejak tanggal 16 Juli 2007. Adapun puisi diambil dari buku pelajaran sekolah, koran dan dari

Page 27: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

27

internet. Peserta berlatih membaca puisi dan menulis rangkuman buku di rumah masing-masing. Pedoman menulis rangkuman disediakan panitia atau dapat mencari sendiri. Rangkuman dan hasil karangan dikumpulkan tanggal 4 Juli 2007 untuk dinilai oleh 3 orarng Juri. Pembacaan puisi dan pengumuman dilaksanakan tanggal 5 Agustus 2007. Terjadi pemandangan yang lain dari biasanya menjelang acara perlombaan. Ibu-ibu muda yang mengantar dan menunggui anaknya sekolah, selama kurang lebih dua minggu, tampak membawa kertas atau buku bacaan. Mereka menghapalkan puisi atau membaca buku untuk dirangkum. Mudah-mudahan kegiatan membaca ibu dapat menjadi kebiasaan, akan menularkan kebiasaan tersebut pada keluarga. Sebagai tindak lanjut dari lomba untuk para ibu ini, kumpulan puisi dan karangan telah dibagikan kepada peserta dalam bentuk buku mungil yang menarik. Sedangkan hasil rangkuman buku akan segera dibagikan kepada semua peserta agar mereka dapat terus membaca dan berdiskusi di antara mereka. Untuk menciptakan masyarakat gemar membaca dan belajar, kiranya perlu diadakan acara lain, misalnya lomba membaca dongeng atau lomba membuat cerita anak, dan lain-lain. Kursus memasak atau belajar bahasa Inggris bagi kaum ibu juga layak dipertimbangkan. Masyarakat harus belajar karena masa depan penuh dengan perubahan yang tak dapat dihindarkan. Tintin Sastraatmadja menyatakan “Dalam upaya menggapai masyarakat Information Literacy, dibutuhkan masyarakat (SDM) kreatif dan inovatif yang hanya dapat diperoleh melalui semangat untuk terus menerus mengikuti pendidikan seumur hidup (long life education) agar proses akumulasi iptek dapat meningkat secara berkelanjutan. Demikian pula belajar sepanjang hayat (long life learning), membaca sepanjang hayat (long life reading) dan long life writing perlu terus dikembangkan”. Perlu adanya pembinaan yang terus menerus agar masyarakat gemar belajar dan membaca. 3. Kesimpulan Praktek kepustakawanan yang dilaksanakan di Kampung Bosscha, terdapat di dua tempat yakni di Observatorium Bosscha yang memiliki perpustakaan astronomi dan dalam masyarakat itu sendiri.. Kegiatan yang dilaksanakan adalah penyediaan informasi dan memfasilitasi kegiatan membaca dan belajar. Praktek kepustakawanan dalam masyarakat di Kampung Bosscha meliputi, bimbingan belajar yakni dengan memberikan pelajaran tambahan bahasa

Inggris dan agama, bimbingan membaca dan rekreatif dari buku-buku, surat kabar, majalah, internet dan lain-lain. Buku-buku agama koleksi mesjid dan perorangan, diharapkan dapat mengisi kekosongan rohani masyarakat sehingga mereka dapat memilah mana yang baik dan buruk. Bimbingan minat baca pada Ibu sangat penting agar mereka berwawasan luas karena tugas mereka berkaitan dengan pembentukan watak generasi penerus. Kegiatan pembinaan minat baca melalui lomba merangkum buku dan mengarang atau yang sejenis perlu terus diadakan agar dapat menimbulkan gairah kaum ibu untuk terus membaca dan belajar. Belajar merupakan kunci untuk mampu menghadapi tantangan masa depan, meski memiliki pendidikan formal yang terbatas. Daftar Pustaka Alwasilah, Chaedar dan Senny Alwasilah “Pokoknya

Menulis”. Bandung: Kiblat Buku Utama 2005 Rika “Masyarakat Indonesia Perlu Menumbuhkan

Reading Society”. Pikiran Rakyat 3 Januari 2007 Sastraatmadja, T. “Kiat Sukes Masyarakat

Menggapai Information Literacy”. Makalah Muscab IPI, 25 Juli 2007

Tim Penyusun Kamus - Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DepDikBud “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai Pustaka, 1989

http://www.bls.gov

Page 28: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

28

Galeri Wisma Kerkhoven Wisma Kerkhoven – Observatorium Bosscha adalah Faculty House yang merupakan sarana pertemuan para akademisi, dengan fasilitas berupa ruang rapat/lokakarya/pertemuan, serta ruang-ruang lain dan VIP guest room, serta taman yang luas. Juga terdapat sebuah museum astronomi di dalamnya. Foto-foto berikut ini adalah karya M. Yusup Margoeto dan M. Irfan.

Wisma Kerkhoven tampak sisi utara (depan) dan Timur

(samping).

Serambi dengan hiasan simbol rasi-rasi zodiak.

Ruang Rapat Utama.

Lounge – Ruang Tamu.

Ruang Makan.

Page 29: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

29

Ruang Koleksi Museum.

Dokumen-dokumen historis.

Mesin ukur.

Jam penera.

Chronograph.

Mesin hitung.

Page 30: Buletin Observatorium Bosscha - Perpustakaan Digital ITB - …digilib.itb.ac.id/files/disk1/571/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08untuk memperingati seabad penemuan teori relativitas

30

Sextant.

Teleskop Secretan 1884.

Koridor.

Wisma Kerkhoven tampak di malam hari.

Selamat Hari Natal Dan Tahun Baru 2008

Damai dan Sukses selalu!